I . PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2002 tanggal 11 November
2002 dimekarkan dari Kabupaten Jayapura suatu wilayah otonomi baru dengan nama
Kabupaten Keerom. Kabupaten keeroom merupakan salah satu kabupaten yang
terletak di Provinsi Papua
Kabupaten Keerom menjadi salah satu Kabupaten yan baru dibentuk tahun
2002,, diresmikan pada tanggal 12 April 2003 sebagi hasil pemekaran dari Kabupaten
Jayapura, yang wilayahnya terdiri dari 5 (lima) distrik yaitu : Distrik Arso, Distrik
Skanto, Distrik Waris, Distrik Senggi dan Distrik Web; memiliki 48 kampung. Namun
mulai tanggal 24 Oktober 2007, Kabupaten Keerom mengalami pemekaran menjadi 7
(tujuh) distrik yaitu : Distrik Arso; Distrik Skanto; Distrik Waris; Distrik Senggi;
Distrik Web; Distrik Arso Timur dan Distrik Towe;memiliki 61 kampung
melakukan
proses pengolahan
sering dihadapi
masalah dalam
proses penghancuran material baik pada primary crusher maupun pada secondary
crusher, masalah yang timbul bisa berupa kapasitas produksi crusher yang sering
berubah sesuai dengan setingan dari crusher tersebut untuk itu perlu dilakukan
analisa mengenai kapasitas dari crusher tersebut baik primary crusher maupun
secondary crusher.
II . DASAR TEORI
3.1 Pengolahan Bahan Galian
Pengolahan bahan galian adalah suatu proses untuk mengolah (treatmen)
semua jenis endapan mineral atau batuan yang terdapat di alam, sehingga diperoleh
produk (hasil) dengan spesifikasi tertentu yang diinginkan dan telah mempunyai nilai
tambah bila dibanding dengan bahan aslinya. Proses ini terbatas sampai sifat fisik
saja, sehingga tidak merubah sifat aslinya dalam fisik maupun kimianya. (H. L. S.
Tobing)
Dalam pengolahan bahan galian, dalam proses dikenal 2 operasi yang
mendasar yaitu :
1. Comminution ( kominusi ) adalah proses pengecilan ukuran batuan/
mineral secara mekanis, sebagai langkah pertama yang dilakukan dalam
proses pengolahan bahan galian
2. Concecentration ( konsentrasi ) adalah proses pemisahan butiran-butiran
mineral berharga tersebut dari mineral pengotornya
Selain 2 operasi diatas terdapat juga langkah- langkah penting yang lain
seperti sizing ( penyeragaman ukuran butir ) dan dewatering ( pembuangan air ).
Secara garis besar proses pengecilan ukuran ( comminution ) dapat dibedakan dalam
3 tahap :
1. Primary crushing
2. Secondary crushing
3. Fine Grinding
3.2.1 Hopper
Hopper adalah alat untuk menampung material dari area penambangan untuk
diperoses lebih lanjut. Hopper terdiri dari satu unit yang dilengkapi dengan Grizzly
yang terbuat dari baja seperti anyaman dengan ukuran lubang tertentu untuk
mensortasi ukuran material yang masuk ke crusher menuju ke feeder breaker.
3.2.2 Grizzly
Merupakan susunan batang-batang baja yang membentuk ukuran lubang
bukaan tertentu. Grizzly berfungsi untuk menahan ukuran bongkah material yang
diijinkan lolos ke dalam hopper. Anyaman besi siku disusun bersilangan saling
sejajar pada jarak yang ditentukan dan ditempatkan di lubang masuk hopper.
Proses pereduksi ukuran butir ini disebut kominusi. Pereduksi ukuran terdiri
dari primary crushing dan secondary crushing.
3.2.3 Primary Crushing
Merupakan tahap penghancuran tahap pertama dengan umpan yang digunakan
biasanya berasal dari hasil penambangan. Alat-alat yang digunakan pada tahap ini
adalah jaw crusher
1. Jaw Crusher
Jaw crusher terdiri dari 2 plate yang berhadap hadapan membentuk sudut
yang kecil ke arah bawah, yang dapat membuka dan menutup seperti rahang binatang
(jaw). Salah satu jaw diam tertahan pada crusher frame (kerangka jaw crusher)
disebut fixed jaw, sedang yang satu lagi ditahan pada sumbunya dan dapat bergerak
sedikit mendekat dan menjauh dari fixed jaw, disebut swing jaw, material yang masuk
diantara kedua jaw mendekat dan dilepaskan pada saat jaw menjauh.
Gaya pemecah atau penghancur dari jaw crusher adalah sebagai hasil tekanan
terhadap batuan oleh swing jaw kepada fixed jaw. Batuan yang dijepit diantara fixed
jaw dan swing jaw mendapat gaya tekan dan gaya pukulan (compression and impact)
dari kedua jaw yang mendekat. Kedua gaya tersebut dapat memecahkan batuan kalau
melebihi batas elastisitas dari batuan yang mendapatkan tekanan dengan keras.
2. Gyratory Crusher
Gyratory crusher dipakai untuk memecah batuan berbentuk bongkah besar
maupun kecil, yaitu sebagai primary crushing dan secondary crushing,
gyratory
3.4 Comminution
Comminution (pengecilan ukuran) adalah proses industri dalam pemecahan
batuan secara mekanis yang dilakukan dalam dua tahap yang disebut crushing dan
grinding, untuk membedakan keduanya sulit dilakukan kecuali untuk menyatakan
bahwa yang terakhir adalah langkah pemecahan untuk memperoleh hasil yang lebih
halus dari yang pertama.
Klasifikasi
Alat/ Mesin
2.
Secondary
Crushing
Ukuran
Ukuran
Feed
12- 60 inci
Produk
4- 6 inci
12-60 inci
4- 6 inci
6-8 inci
1/ 2 3/ 8 inci
Crusher
1. Gyratory Cone
Crusher
2. Rool Crusher
3. Gravity Stamp
Mill
3
4. Hammer Mill
Tertiary Crushing/ 1. Ball Mill
Fine
2. Tube Mill
Grinding
3. Rod Mill
3 inci
50 200 Mesh
Mouth
Throath
Open Set
Closed set
Throw
Nip Anggle
VI Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, yaitu dimulai pada tanggal 12
Maret sampai dengan selesai pada tanggal 17 April 2010, di PT. Pro Intertech
Indonesia Kelurahan Saoka, Distrik Sorong Barat, Kotamadya Sorong, Provinsi
Papua Barat, dengan jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Rencana Kerja (penelitian)
Jenis Kegiatan
Orientasi Lapangan
Pengumpulan Data Lapangan
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
Keterangan:
= Waktu Pelaksanaan
2. NIM
: 2007 40 028
3. Alamat
: Kristen Protestan
6. Golongan Darah
: B
Asal
Tahun
Sekolah Dasar
Lulus
2001
V Kota Jayapura
SLTP Negeri 1 Kota
2004
Pertama
Sekolah Menengah
Jayapura
SMK Negeri 3 Kota
2007
Kejuruan
Perguruan Tinggi
Jayapura
UNIPA
Jenjang Pendidikan
b. Ibu