Judul
Tujuan
: 1.
Hari/ Tanggal
Tempat
DASAR TEORI
Stereokimia merupakan studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tiga
dimensi, yakni bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditata dalam ruangan
satu relatif terhadap yang lain. Tiga aspek stereokimia yang penting meliputi :
99
gerakan ini, kecuali jika cincin terdiri dari sepuluh atom karbon atau lebih.dalam
senyawa organic cincin yang paling lazim ialah cincin lma atau enam anggota.
Tiap atom karbon dalam cincin sikloheksana terikat pada atom-atom karbon
tetengganya dan juga pada dua atom gugus lainnya. Ikatan pada dua gugus lain ini
dinyatakan oleh garis-garis vertikal (garis pada bidang kertas). Suatu gugus yang
terikat pada ujung - atas garis vertikal dikatakan berada diatas bidang cincin dan
gugus yang terikat pada ujung bawah garis vertikal itu dikatakan berada dibawah
bidang cincin. (Budimarwanti, 2003)
Dalam perlambangan ini atom-atom hidrogen yang terikat pada cincin dan
ikatan-ikatan mereka tak selalu ditunjukkan.
Cara lain untuk menunjukkan bagaimana gugus-gugus terikat pada cincin
ialah dengan menggunakan baji (wegde) patah-patah untuk menunjukkan suatu
gugus dibawah bidang cincin dan suatu ikatan garis tebal atau suatu baji untuk
menyatakan bahwa suatu gugus berada diatasnya
Pemerian substituen sebagai berada diatas bidang atau dibawah bidang
hanya benar untuk representasi suatu struktur. Suatu molekul dapat jungkir balik
dalam ruang dan pemerian itupun harus dibalik.
Suatu hal yang penting ialah bahwa dalam rumus-rumus diatas, gugus
metil dan gugus hidroksil berada dalam sisi sisi yang berlawanan dari bidang
cincin. Bila dua ggugus berada dalam sisi berlawanan dai cincin, mereka adalah
trans; bila mereka berada dalam satu sisi, mereka adalah cis. Penandaan ini
analog langsung cis dan trans dalam alkena. Senyawa cis dan trans adalah isomer
geometrik satu sama lain.
100
Konformer Sikloheksana
Cincin sikloheksana, baik tunggal maupun dalam sistem cincin terpadu
(puset-ringsystem; sistem-sistem cincin yang berkekuatan atom-atom karbon)
merupakan sistem cincin yang paling penting. Suatu cincin sikloheksana dapat
memiliki banyak bentuk, dan molekul sikloheksana tungal mana saja terusmenerus berada dalam keadaan membengkok menjadi aneka ragam bentuk
(model-model molekul sangat berfaedah dalam memperagakan hubungan
berbagai konformasi ini). Sejauh ini baru dikemukakan bentuk kursi (chair form)
sikloheksana. Beberapa bentuk lain yang dapat dimiliki oleh sikloheksana sebagai
berikut:
Model-model molekul dan proyeksi-proyeksi Newman dari bentuk kursi dan biduk sikloheksana
101
Persyaratan
energi
untuk
interkonvensi
(antar-ubahan)
konformasiTerlihat disini
bahwa bentuk kursi mempunyai energi rendah, sementara bentuk setengah - kursi
( yang mempunyai struktur yang hampir datar) mempunyai energi tinggi. Dapapt
diperkirakan bahwa sruktur sikloheksana bebentuk kursi dalam keadaan kapan
saja. Memeng telah dihitung bahwa sekitar 99,9% molekul sikloheksana berada
dalam bentuk kursi pada satu waktu kapan saja. (Pranowo, 2001)
A. Subtituen ekuatorial dan aksial
Tiap karbon cincin ( dari ) sikloheksana mengikar dua atom hidrogen. Ikatan
pada salah satu hidrogen terletak dalam bidang cincin secara kasar. Hidrogen ini
102
disebut hidrogen ekuatorial. Ikatan hidrogen lain, sejajar dengan sumbu tersebut;
hidrogen ini disebut hidrogen aksial ( axial-menyumbu ). Tiap atom karbon
siklohesana memepunyai satu atom hidrogan ekuatorial dan satu atom aksial.
sumbu
H ekuatorial (dalam bidang)
aksial
Sebuah gugus metil lebih meruah ( bulkier ) dari pada sebuah atom
hidrogen. Bila gugus metil dalam metilsikloheksana berada dalam posisi aksial,
makak gugus metil itu dan hidrogen- hidrogen aksial pada satu sisi cincin akan
saling menolak. Antaraksi antara gugus-gugus aksial, disebut antaraksi 1,3diaksial. Tolaka- menolak ini minimal bila gugus metil berada dalam posisi
ekuatorial. Jadi konformer dengan metil ekuatorial berenergi lebih rendah. Pada
temperatur kamar sekitar 95% molekul metilsikloheksana berada dalam
konfirmasi dimana gugus metil ekuatorial. (Fessenden, 1982)
103
Bila gugus metil berada dalam posisi ekuatorial, konformasi cincin serupa
konformasi butana dengan gugus metil yang anti.
Hubungan anti dalam metilsikloheksana ekatorial:
Butana anti
104
B. Sikloheksana terdisubstitusi
Dua gugus yang disubstitusiakan pada satu cincin sikloheksana dapat
bersifar cis ataupun trans. Cincin cincin tersubstitusi-cis dan trans adalah
105
isomer-isomer geometrik dan tak dapapt saling-diubah satu menjadi yang lain
pada temperatur kamar ; meskipun demikian masing-masing isomer dapat
memiliki aneka ragam konformasi. Sebagai contoh perhatikan bentuk-bentuk
kursi (dari) cis- 1,2-dimetilsikloheksana.
Beberapa representasi berlainan dari cis-1,2 dimetilsikloheksana:
Karena senyawa ini adalah cis-isomer, maka kedua gugus metil itu harus
terletak pada satu sisi cincin, tanpa harus memperdulikan konformasinya. Dalam
tiap konformasi kursi yang dapat digambar, selalu satu metil aksial dan metil yang
lain ekuatorial. untuk tiap sikloheksana ter-cis 1,2-disubstitusikan, satu substituan
harus aksial dan substituen yang lain harus ekuatorial.
Bila cis-1,2-dimetilsikloheksana berubah dari satu konformer kursi ke
konformer kursi yang lain, kedua gugus metil itu membalik status ekuatorialaksial mereka.energi kedua konformer ini sama karena struktur dan pola
ikatannya identik. Oleh kerena itu , senyawa ini dijumpai terutama dalam dua
konformasi kursi, dengan perbandingan 50: 50.
106
Dalam trans-1,2-dimetilskloheksana, gigiu-gugus metil berada pada sisisisi berlawanan (dari) cincin. Dalam bentuk kursi dalam bentuk trans-isomer , satu
gugus harus terletak pada suatu ikatan teratas , sementara satu gugus lain pada
suatu ikatan terbawah . (Setyopratomo, 2002)
Beberapa representasi berlainan dari trans-1,2 dimetilsikloheksana:
Satu gugus metil tunggal menyukai posisi ekuatorial pada suatu cincin
sikloheksana. Dua gugus metil pada suatu cincin sikloheksana juga menyukai
posisi-posisi
ekuatorial,
jika
dimumgkinkan.
Dalam
trans-1,2-
107
berenergi lebih rendah ( selisih 1,87 kkal/mol ) dibandingkan dengan konformerkonformer senyawa cis, yang harus a,e atau e,a.
Dalam sikloheksana ter- 1,2-disubtitusikan, trans-isomer lebih stabil dari
pada cis-isomer, karena kedua subtituennya dapat berposisi ekuatorial. tetapi bila
kedua substituen itu 1,3 satu terhadap yang lain pada suatu cincin sikloheksana,
maka cic-isomer lebih stabil dari pada trans-isomer, karena kedua isomer dalam
1,3-isomer, dapat berposisi ekuatorial. dalam trans-1,3-isomer, satu gugus
terpaksa berposisi aksial. (Pranowo, 2001)
Cis-1,3-dimetilsikloheksana:
Trans-1,3-dimetilsikloheksana:
108
I.
II.
PROSEDUR KERJA
a. Sikloheksana bentuk kursi dan perahu
1. Membuat sikloheksana bentuk kursi dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
-
Menampilkan table periodic dengan cara klik build pada menu bar
kemudian pilih default element.
109
Kemudian
menghubungkan
titik-titik
tersebut
dengan
cara
mengklik salah satu atom C , tahan dan lepas pada atom C yang
paling dekat dengannya. Begitu seterusnya sampai terbentuk segi
enam.
-
110
Memilih menu edit >> refleks. Kemudian klik kanan pada area
kerja untuk men non-aktifkan selection, dan diperolehlah bentuk
perahu.
111
112
III.
DATA PENGAMATAN
Nama Molekul
Bentuk Molekul
Total energi
Kursi 1
(Kkal/mol)
3,110548
Kursi 2
3,110548
Setengah Kursi 1
16,348375
Setengah Kursi 2
16,348375
Biduk
11,472247
Biduk Terbelit
10,651007
Metil Sikloheksana
3,696970
Ekuator
113
Nama Molekul
Bentuk Molekul
Total energi
(Kkal/mol)
4,973768
Metil Sikloheksana
Aksial
IV.
ANALISIS DATA
1. Sikloheksana bentuk kursi dan perahu.
Dari data pengamatan dapat dilihat bahwa sikloheksana dapat mempunyai
Konformasi Kursi
Konformasi Perahu
114
115
3.11
116
disebut hidrogen ekuatorial. Ikatan ke hidrogen yang lain, sejajar dengan sumbu
tersebut, hidrogen ini disebut hidrogen aksial (axial, menyumbu). Tiap atom
karbon sikloheksana mempunyai satu atom hidrogen ekuatorial dan satu atom
aksial. Dalam proses berubah bentuk dari satu konformer ke konformer lain,
aksial menjadi ekuatorial, dan ekuatorial menjadi aksial. Makin besar gugusgugus yang terikat pada kedua atom karbon, maka akan besar selisih energi antara
konformasi-konformasi molekul itu. Diperlukan lebih banyak energi untuk
mendorong dua gugus besar agar berdekatan daripada gugus kecil. Selisih energi
antara konformasi sikloheksana bentuk ekuatorial dengan aksial adalah sekitar
sebesar 6,5 kkal/mol. Ini menunjukkan bahwa energi yang diperlukan oleh
sikloheksana bentuk ekuatorial berotasi atau berubah menjadi aksial adalah
sebesar 6,5 kkal/mol. Makin meruah suatu gugus maka akan makin besar selisih
energi antara konformer aksial dan ekuatorial. Sehingga substituen besar pada
sikloheksana mempunyai posisi ekuatorial. Ukuran substituen ini mencapai
ukuran t-butil yang selisih energi antara posisi ekuatorial dan aksialnya sebesar
5,6 kkal/mol. Sedangkan pada sikloheksana ini selisih energinya adalah 6,5
kkal/mol. Dilihat dari data bahwa energi konformer dengan metilsikloheksana
ekuatorial lebih rendah daripada energi konformer metilsikloheksana aksialnya.
Hal ini disebabkan karena gugus metil disini lebih meruah daripada sebuah atom
hidrogen. Bila gugus metil berada dalam metilsikloheksana berada dalam posisi
aksial, maka gugus itu dan hidrogen-hidrogen aksial pada satu sisi cincin akan
saling menolak. Antaraksi antara gugusgugus aksial disebut antaraksi 1,3-
117
diaksial. Tolak-menolak ini minimal bila gugus metil berada dalam posisi
ekuatorial.
Pada temperatur kamar (250C) sekitar 95 % molekul metilsikloheksana
berada dalam konformasi dimana gugus metil ekuatorial. Ini dapat menyatakan
bahwa bentuk konformer metilsikloheksana ekuatorial itu lebih stabil dan lebih
disukai. Bila gugus metil berada dalam posisi aksial (menyumbu), konformasi
cincin akan serupa dengan konformasi butana dengan gugus-gugus metil yang
gauche. Dan bila gugus metil itu berada dalam posisi ekuatorial, konformasi
cincinnya serupa dengan gugus-gugus metil yang anti.
Jadi, konformer dengan metil ekuatorial berenergi lebih rendah. Hal ini
terlihat pada percobaan yang kami lakukan, metilsikloheksana dengan gugus metil
aksial energinya sekitar 6,5 kkal/mol lebih tinggi dibandingkan metilsikloheksana
dengan gugus metil ekuatorial.
tolakan 1,3-diaksial
H
H
H
5
H
4
C
1
H
4
2
1
H
H
Bila gugus berada dalam posisi aksial, konformasi cincin akan serupa
dengan konformasi butana dengan gugus gugus metil yang gauche.
Hubungan gauche dalam metilsikloheksana aksial :
118
gauche
CH3
H
H
CH3
CH3
H3C
3
4
2
gauche
butana gauche
Butana gauche
Bila gugus berada dalam posisi ekuatorial, konformasi cincin serupa
konformasi butana dengan gugus gugus metil yang anti.
anti
H
CH3
ekuatorial :
119
CH3
H
5
6
CH3
3
4
CH3
2
anti
V.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1.
2.
paling stabil.
Energi konformer dengan metil sikloheksana ekuatorial lebih
rendah daripada energi konformer metil sikloheksana aksialnya. Hal ini
120
berarti bentuk konformer metil sikloheksana ekuatorial itu lebih stabil dan
3.
121
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil. 1995. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: UIPress.
Arsyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta:
Gramedia.
Budimarwanti, dkk. 2003. Petunjuk Kimia Organik 1. Yogyakarta: UNY.
Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Pranowo, H.D. 2001. Pemodelan Molekul. Yogyakarta: UGM.
Setyopratomo, P. Dkk. 2002. Permodelan Molekul sikloheksana. Unitas
Syahmani dan Rilia Iriani. 2013. Panduan Praktikum Kimia Organik 1.
Banjarmasin: FKIP UNLAM.
122
LAMPIRAN
Tabel dan Grafik
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
NamaMolekul
Kursi1 Sikloheksana
Setengah kursi 1
Biduk
Biduk terbelit
Biduk
Setengah kursi 2
Kursi 2 sikloheksana
AMBER(Kkal/mol)
3,110548
16,34875
11,472274
10,651007
11,472274
16,34875
3,110548
MM+ (Kkal/mol)
6,553850
13,014227
11,917036
13,014227
6,553850
123
8
6
4
2
0
0
Molekul
6
4
2
0
0
4
Molekul
124
No
.
NamaMolekul
1. Metil Sikloheksana Aksial
2. Metil Sikloheksana Equator
AMBER(Kkal/mol)
MM+ (Kkal/mol)
4,973768
8,670887
3,696970
6,893322
3
2
1
0
0.8
1.2
1.4
1.6
Molekul
125
1.8
2.2
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0.8
1.2
1.4
1.6
1.8
Molekul
126
2.2
LAMPIRAN GAMBAR
SIKLOHEKSANA
1. METODE AMBER
A.1Sikloheksana Kursi 1
A.2Sikloheksana Kursi 2
A.3Sikloheksana Biduk
127
2. METODE MM+
2.1 Sikloheksana Kursi 1
128
129
130