Oleh:
Ivan Choirul Wiza
(210.121.0030)
Pembimbing:
dr. Faishol taufiqi
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada penyusun sehingga Laporan Studi Kasus Stase obgin yang berjudul
Upaya Pendekatan Kedokteran Keluarga terhadap Ny.T dalam Menangani Permasalahan
kista ovarium ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang diharapkan.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai ujian kasus guna memenuhi tugas
Clerkship serta melatih keterampilan klinis dan komunikasi dalam menangani kasus
kedokteran keluarga secara holistik dan komprehensif.
Penyusun menyadari bahwa laporan makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu,
saran dan kritik dari para dosen dan pembaca sangat diharapkan demi perbaikan laporan ini.
Atas saran dan kritik dosen dan pembaca, penyusun ucapkan terima kasih.
Semoga Laporan Studi Kasus ini bermanfaat bagi dosen, penyusun, pembaca serta
rekan-rekan lain yang membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di bidang
kedokteran.
Penyusun
DAFTAR ISI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Judul
Kata Pengantar .................................................................................................1
Daftar Isi ..........................................................................................................2
BAB I : Pendahuluan
Latar Belakang...........................................................................................3
Tujuan........................................................................................................3
Manfaat......................................................................................................4
BAB II : Laporan Kasus
Identitas Penderita......................................................................................4
Anamnesa...................................................................................................4
Anamnesa Sistem.......................................................................................5
Pemeriksaan Fisik......................................................................................5
Pemeriksaan Penunjang.............................................................................7
Resume.......................................................................................................9
Diagnosis Holistik......................................................................................9
Penatalaksanaan Holistik...........................................................................9
Follow Up dan Flow Sheet.......................................................................13
BAB III : Pembahasan Aspek Kedokteran Keluarga
Identifikasi Keluarga................................................................................15
Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan....................20
Daftar Masalah.........................................................................................20
BAB IV : Tinjauan Pustaka
Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Wanita...................................38
Kista Ovarium..........................................................................................34
BAB V : Pembahasan
Dasar Penegakan Diagnosa......................................................................33
Dasar Rencana Penatalaksanaan..............................................................34
BAB VI : Penutup
Kesimpulan Holistik................................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Secara normal sering terjadi kista (kantong yang berisi cairan) dengan ukuran yang kecil
pada kedua indung telur. Pada umumnya kista ini tidak mengganggu dan akan hilang dengan
sendirinya. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista
ovarium atau tumor ovarium.11
Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana saja
dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista ovarium yang
paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama siklus menstruasi
normal. Setiap bulan, ovarium seorang wanita tumbuh kista kecil yang menahan sel
telur.Ketika sebuah sel telur matur, kantung membuka untuk mengeluarkan sel telur, sehingga
dapat berjalan melewati tuba falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung pecah.7, 9,
Kista bisa bervariasi ukurannya serta terdapat berbagai macam jenis kista ovarium.
Kebanyakan kista jinak (bukan kanker), sementara sebagian kecil lainnya bisa berupa kista
yang ganas (kanker).
Kista ovarium akan memicu timbulnya ganggaun lain, tidak menutup kemungkinan kanker
ovarium. Kista ovarium merupakan 6 kasus tumor terbanyak dan merupakan penyebab
kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi kista
ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi)
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mengangkat kasus ini sebagai
pembelajaran dalam upaya pendekatan kedokteran keluarga terhadap penanganan
permasalahan penyakit kista ovarium
1.2 TUJUAN
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk melatih keterampilan klinis dan komunikasi
dalam menangani kasus kehamilan, khususnya kista ovarium yang terjadi pada Ny.T, dengan
upaya pendekatan kedokteran keluarga yang bersifat holistik dan komprehensif.
1.3 MANFAAT
Manfaat laporan ini adalah sebagai media pembelajaran dan evaluasi dalam penanganan
serta pencegahan kasus kista ovarium serta pencegahan terhadap terjadinya komplikasi yaitu
mengancam keselamatan pasien.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 IDENTITAS PENDERITA
Identitas pribadi :
Nama penderita
: Ny. T
Umur penderita
: 38 tahun
Alamat
Jenis kelamin
; perempuan
Pekerjaan
: swasta
: islam
Suku
: jawa
: Tn. A
Umur
: 50 tahun
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan
: Sarjana
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
2.2 ANAMNESA
1 Keluhan utama
Harapan
Kekhawatiran
Riwayat menstruasi : pasien menstruasi pertama kali usia 14 tahun. Siklus menstruasi
3
4
5
normal 28 hari. Teratur setiap bulan. Sekitar 2 bulan ini menstruasi tidak teratur
Riwayat seksual dan kontrasepsi: sekitar 3 tahun yang lalu menggunakan steril
Riwayat Penyakit Dahulu: hipertensi (-), diabetes mellitus (-)
Riwayat Penyakit Keluarga : saudara perempuan menderita kista ovarium dan telah
6
7
8
2. Kepala
: sakit kepala (-), rombut rontok (-), luka (-), benjolan (-)
3. Mata
: merah (-/-)
4. Hidung
5. Telinga
6. Mulut
7. Tenggorokan
8. Pernafasan
9. Kardiovaskuler
12. Neurologik
13. Psikiatrik
14. Muskolokeletal
: kaku sendi (-), nyeri sendi pinggul (-), nyeri otot (-)
15. Ekstremitas atas : bengkak (-/-), sakit (-/-), telapak pucat (-/-), kebiruan (-/-), luka (-/-)
Ekstremitas bawah : bengkak(-/-), sakit(-/-), telapak pucat (-/-), kebiruan (-/-), luka (-/-)
2.4 PEMERIKSAAN FISIK
1 Keadaan umum
2
10. Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, tidak terlihat cembung
Palpasi : supel, hepar dan lien tdk teraba, turgor baik, nyeri tekan suprapubic (-), nyeri
tekan mc burney (-)
Perkusi : timpani seluruh lapangan perut
Auskultasi : peristaltik (+) normal
11 System Collumna Vertebralis:
Inspeksi : skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)
13. Ekstremitas : palmar eritem (-)
Akral dingin
-
Oedem
fungsi
5
sensorik
motorik
N
Kekuatan
N
N
14 Pemeriksaan
Inspeksi N :
N
tonus
Ref.Fisiologi Ref.Patologis
Gynekologi :
perut bawah tampak normal
N
-
: 14,7 g/dl
Hematokrit
: 43,5 %
Leukosit
: 8.22 ribu/ul
Trombosit
: 249 ribu/ul
Eritrosit
: 5,01 juta/ul
Pdw
: 13,0
Rdw-cw
: 14,6 %
MPV
: mpv 7,74
Pct
: 0,2 %
MCV
: 86,8 FL
MCH
: 29,3 %
MCHC
: 33,7 %
Basofil
: 0,8 %
Eosinofil
: 3,1 %
Limfosit
: 36,3 %
Monosit
: 4,7 %
Netrofil
: 55,1 %
:0,6 %
Atyp. Limfosit
: 0,1 %
:2,98 ribu/ul
Total basofil
: 0,07 ribu/ul
Total monosit
: 0,39 ribu/ul
Total eosinofil
: 0,25 ribu/ul
Total neutrofil
: 4,53 ribu/ul
: 0,05 ribu/ul
: 0,75 ribu/ul
UL :
Warna
: Kuning agak keruh
PH
: 6,1
Albumin
: negatif
Reduksi
: negatif
Bilirubin
: negatif
Urobilinogen
: negatif
Keton
: negatif
Erytrosit
: 73-80
Leukosit
: 5-7
Cristal
: negatif
Bakteri
:+
Homeostatis
Waktu perdarahan : 1 menit
Waktu pembekuan : 2 menit 30 detik
Darah byosintesi A5 spesimen darah
Darah sesaat
: 96 mg/dl
2.6. RESUME
a) Anamnesis :
Pasien mengatakan sekitar 2 bulan yang lalu mengalami menstruasi yang tidak teratur.
Kemudian Pasien memeriksakan keluhan menstruasi
kandungan sekitar 2 minggu yang
didapatkan pembesaran kista dan disarankan untuk dioperasi. Kemudian kemarin terjadi
pendarahan dari jam 11 malam sampai pagi sehingga pasien datang berobat ke Rumah
sakit.
b) Pemeriksaan Fisik :
VT : teraba massa sebesar ( 8cm).
c) Pemeriksaan Penunjang :
USG :
Pada adneksa kanan tampak masa kistik ukuran 14x5,34
2.7 DIAGNOSA HOLISTIK
1. Diagnosis dari segi biologis :
Kista ovarium
Ringer
laktat
menjadi
kurang
disukai
karena
menyebabkan
10
sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena
trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri pada persalinan.
Efek samping: Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik
usus, mual, muntah dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan
kabur,vertigo,dispepsia.
Kontraindikas Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan
hipersensiti fterhadap asam mefenamat. Pemakaian secara hati-hati pada penderita
penyakit ginjal atau hati dan peradangan saluran cerna.
Menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja isoenzim COX-1 &
COX-2. Kerja Asam mefenamat adalah seperti obat golongan AINS lain yaitu
menghambat
sintesa
Prostaglandin
dengan
menghambat
kerja
enzim
26 july 2015
11
1. Ceftriaxone 1 gr IV
2.Asam mefenamat 3 x 500
3. observasi tensi, nadi, RR
27-july-2015
S : nyeri luka operasi berkurang. Mual (-)
O : T = 110/80 mmHg, N=80, suhu=370c, terpasang infu RD 5, terpasang cateter
A = post histrektomi supra vaginal dan salpingektomi
P=
27-july-2015
S : nyeri luka operasi (+)
O : T = 110/70 mmhg nadi 89, suhu 36,5 0c,
A = post histerektomi supra vaginal dan salpingektomi
P=
12
28-july-2015
S : nyeri luka operasi (+) .buat duduk masih nyeri
O : T = 120/80 mmhg nadi 80, suhu 36,70c, mobilisasi setengah duduk
A = hysterectomy hari ke 1
P=
28-juli-2015
S : nyeri luka operasi (+)
O : T= 110/70
A : post histerektomi supra vaginal dan salpingektomi
P : 1. Asam mefenamat 3x500
2. Sulfus ferous 1x1
3. Besok rawat luka
29-juli-2015
S : nyeri luka operasi masi ada
O : T=110/80 , N=80, Suhu 36,50c, mobilisasi (+) rawat luka (+)
A : Hysterectomy hari ke 2
P : 1. KIE cara minum obat
BAB III
PEMBAHASAN ASPEK KEDOKTERAN KELUARGA
3.1 IDENTIFIKASI KELUARGA
3.1.1 Profil Keluarga
13
: 26-juli-2015
: Tn.A
Alamat
: Jl.Terusan mergan
Bentuk Keluarga
: nuclear family
Nam
Keduduka
L/
Umu
Pendidika
Tn.A
Kepala
50 th
S1
Karyawan
klinik
Tidak
Ny.T
keluarga
Ibu
S1
wiraswasta
Karyawan
Ya
Tidak
Tidak
44 h
Pekerjaan
Pasie
Ket.
An.B
Anak ke-1
24 th
Sarjana
swasta
swasta
An.H
Anak ke-2
18 th
Sma
Pelajar
Kista
ovarium
Kesimpulan
Keadaan rumah
Ny.T tergolong baik
dan sehat. Memiliki
halaman
cukup
yang
luas
dan
pencahayaan serta
ventilasi
yang
14
Tempat bermain : teras depan rumah
Penerangan listrik : lampu @ 25 watt x 10buah lampu = 250 watt
memadai.
15
yang lain, serta penerimaan, dukungan, dan saran dari anggota keluarga yang lain.
Partnership : menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara
anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
Growth : menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
Penilaian :
o Hampir selalu
: 2 poin
o Kadang kadang
: 1 poin
: 0 poin
Penyimpulan :
o Nilai rata-rata < 5
: kurang
: cukup/sedang
: baik
o
Tabel: APGAR score Tn. A (50tahun)
A
P
G
16
P
G
Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya
Patologi
s
Social
Fungsi sosial Ny.S dan keluarga tidak terdapat masalah. Ny.S tinggal
bersama suami di lingkungan perumahan yang padat dan bersih. Ny.S dan
17
Religious
Economic
Educational
Medical
Kesimpulan : Terdapat satu fungsi dalam keluarga Ny.T yang masih dalam keadaan kurang
baik yaitu fungsi edukasional.
D Genogram dalam Keluarga
An.B
Ny. T
An.H
Keterangan:
: hubungan baik
: laki-laki
: pasien
18
: perempuan
Faktor Perilaku
Pengetahuan: Ny. T
& suami mengaku kurang
pengetahuan, pemahaman & pengalaman mengenai
permasalahan yang saat ini dihadapi
Sikap: Sikap keluarga terhadap kondisi Ny.T cukup baik.
Keluarga sangat memperhatikan keluhan yg dirasakan Ny.T.
Keluarga pasien maupun keluarga suami bergiliran menjaga
pasien saat dirawat di RS.
Tindakan: Keluarga Ny.T termasuk cepat tanggap & siaga sat
terjadi pendarahan yang mulai memberat. Keluarga pasien
segera membawa Ny.T ke RSI untuk mendapatkan
penanganan segera.
Ny.T
dan
Keluarg
a
BAB IV
19
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Anatomi Ovarium
Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, yang dengan
mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium
adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan
tebal kira-kira 1,5 cm.9
20
Ovarium terdiri atas korteks di sebelah luar dan diliputi oleh epitelium
germinativum yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel primordiial
dan medula sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh darah,
serabut sara dan sedikit otot polos.1
Fungsi ovarium adalah:
Memproduksi ovum
Hormon gonodotrofik dari kelenjar hipofisis bagian anterior mengendalikan (melalui aliran
darah) produksi hormon ovarium. Hormon perangsang folikel (FSH) penting untuk awal
pertumbuhan folikel de graaf, hipofisis mengendalikan pertumbuhan ini melalui Lutenizing
Hormon (LH) dan sekresi luteotrofin dari korpus lutenum.5
21
ovarium. Kista ini disebabkan oleh karena kegagalan folikel untuk pecah atau regresi. 3Secara
umum kista ovarium fisiologis ukurannya kurang dari 6 cm, permukaan rata,dan konsistensi
kistik. Keluhan yang dapat terjadi selain adanya massa di daerah pelvik dapat juga terjadi
haid yang tidak teratur
22
menstimulasi pulsatilitas GnRH dan LH, yang akan mendukung pertumbuhan dan
perkembangan folikel yang dominan. Saat mencapai ukuran preovulasi, aktivitas
steroigenik folikel mencapai puncak dan memproduksi lonjakan estradiol preovulasi.
Lonjakan ini gagal terjadi pada GnRH dan LH atau lonjakan GnRH tertunda. Folikel
dominan tidak mengalami ovulasi berhubungan dengan pulsatilitas LH yang terusmenerus, berlanjut sampai tumbuh menjadi kista.
Gangguan axis hipotalamus-pituitari-gonad dapat disebabkan oleh:
(1) faktor yang mempengaruhi mekanisme umpan balik estradiol dan
release GnRH/LH pada hipotalamus-pituitari
(2) dan/atau oleh penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan folikel
dengan perubahan pada ekspresi reseptor dan steroidogenesis
(3) yang mengarah ke perubahan lonjakan dan umpan balik estradiol.
Fungsi hipotalamus-pituitari dan pertumbuhan/perkembangan folikel mungkin juga
dipengaruhi
oleh
NEB
(Negative
Energy
Balance)
melalui
adaptasi
23
Kehamilan: Pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester kedua,
ketika kadar hCG puncak.
Rokok: Risiko kista ovarium fungsional meningkat dengan merokok, resiko dari
merokok mungkin meningkat lebih lanjut dengan indeks massa tubuh menurun
(BMI).
Ligasi tuba: Kista fungsional telah dikaitkan dengan sterilisasi tubal ligation.1,2
24
25
normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran limit
2,5 cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal
meresorpsi cairan. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik.9
26
Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat
luteinisasi sel-sel teka.Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormone
koriogonadrotropin yang berlebihan.2,9
Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang
berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.
Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti jerami; biasanya
berhubungan dengan tipe lain dari growth indung telur, serta terapi hormon.
27
kista jernih, serous dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak
lapisan epitel kubik. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi
ovarium, akan tetapi jarinngan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara
histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.2,9
b. Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan kistadenoma
musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Kista ini sering ditemukan
bilateral (10-20%) daripada kistadenoma musinosum. Tumor serosa dapat membesar
sehingga memenuhi ruang abnomen, tetapi lebih kecil dibanding dengan ukuran
kistadenoma
musinosum.
Permukaan
tumor
biasanya
licin,
tetapi
dapat
juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur, meskipun
lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan.
Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga
kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning
dan kadang-kadang coklat karena bercampur darah. Tidak jarang, kistanya sendiri
kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma)
28
29
30
31
Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Dapat ditemukan kulit,
rambut kelenjer sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat
(mesodemal) dan mukosa traktus gasttrointotinelis, epitel saluran kista terdapat
produk kelenjer sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan
rambut
Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri mendadak
di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan dinding kista dengan
akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan dari
kista sangat jarang, hanya 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada wanita
lewat menopause.2,9
32
tengah jaringan kolagen. Apabila terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka disebut
kistadenofroma ovarii. Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai tangkai dan
dapat terjadi torsi. Pada tumor ini sering ditemukan sindroma Meigs (tumor ovarii,
ascites, hidrotoraks). 2,7,9
a. Tumor Brenner
Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan,
biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5% dari semua
tumor ovarium. Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang beratnya
beberapa kilogram. Lazimnya tumor ini unilateral. Pada pembelahan berwarna kuning
muda seperti fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang pada tumor ini
temukan sindroma Meigs. Gambar mikroskopis tumor ini sangat khas, terdiri dari 2
elemen, yakni sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel, yang dikelilingi jaringan
ikat yang luas dan padat.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika masih
kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik
ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus tumor ini menunjukkan
keganasan pada histopatologi dan klinisnya.2,7,9
b. Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5-16
cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala maskulinasi, terdiri atas hirsutisme,
pembesaran klitoris, atrofi memmae, dan perubahan suara.
Gejala dan tanda
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri
yang tidak berbahaya.11
Gejala-gejala berikut yang muncul bila anda mempunyai kista ovarium:
dan paha.
Nyeri senggama.
Mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada saat hamil.
KOMPLIKASI
1.
Torsi
33
Torsi terjadi hanya jika pedikel sangat panjang dan tumor tidak terfiksasi pada struktur
yang lain. Tumor yang besar jarang terjadi pemutaran karena tidak memiliki ruang
untuk melakukan pergerakan secara bebas. Komplikasi ini biasanya khusus terjadi pada
kista dermoid dan fibroma, tetapi beberapa ukuran tumor yang moderate yang tidak
mengalami fiksasi dapat juga terjadi torsi. Ketika terjadi torsi, lilitan timbul pertama
kali pada vena , suplai darah pada arteri tetap berlanjut, dan tumor akan berisi darah
yang
kemudian
akan
menjadi
kemerahan
dan
kadang
terjadi
perdarahan
intraperitoneal.10
2. Ruptur
Ruptur spontan dari ovarium dapat timbul. Hal ini disebabkan suplai darah yang tidak
adekuat pada dinding tumor. Kalau ruptur tumor terjadi pada tumor yang kecil maka
nyeri yang ditimbulkan minimal atau tidak ada, tetapi pada tumor yang besar , maka
dapat ditemukan nyeri yang berat disertai dengan muntah dan lebih lanjut dapat terjadi
syok. Pada pemeriksaan abdominal dapat dirasakan nyeri tekan rigiditas, pada
pemeriksaan pelvis akan ditemukan adanya nyeri tekan, tetapi kista yang mengalami
kolaps tidak dapat dirasakan adanya nyeri tekan.10
3. Perdarahan
Perdarahan dapat menyebabkan pembesaran tumor (distensi) sehingga menyebabkan
nyeri perut, kadang perdarahan masif timbul pada tumor ovarium, terutama pada kasus
keganasan, ini menyebabkan nyeri yang serupa dengan torsi.10
4.
Penekanan
Penekanan pada bagian dalam pelvic akan menyebabkan retensio urin, tumor biasanya
akan selalu naik dari rongga pelvic ke rongga abdomen.10
Pemeriksaan penunjang
1. USG
Merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium.Dengan
pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dariuterus, atau
ovarium, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam
rongga perut yang bebas dan tidak. Dapat membantu mengidentifikasi karakteristik kista
ovarium.
2. Foto Roentgen
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya hidrotoraks. Pemeriksaan
pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada kolon dapat untuk menentukan
34
apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya tumor bukan dari ovarium yang
terletak di daerah pelvis seperti tumor kolon sigmoid.
3.Pengukuran serum CA-125
Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, CA-125
diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa ini jinak atau
ganas.
4. Laparoskopi
Perut
diisi
dengan
gas
dan sedikit
insisi
yang
dibuat
untuk
memasukan
35
Prognosis untuk kista jinak baik. Walaupun penanganan dan pengobatan kanker
ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil pengobatannya sampai
sekarang ini belum sangat menggembirakan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat
kanker terkemuka di dunia sekalipun. Angka kelangsungan hidup 5 tahun (5 Years survival
rate) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian
besar penderita 60-70% ditemukan dalam keadaan stadium lanjut sehingga penyakit ini
disebut juga dengan silent killer.11
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Diagnosis Kista Ovarium
Diagnosis
Diagnosis tentang adanya kista di ovarium umumnya ditemukan setelah melakukan
pemeriksaan fisik (pemeriksaan ginekologis) serta pemeriksaan ultrasonografi. Temuan
mengenai adanya kista ovarium baik kista fisiologis maupun patologis kadangkala
merupakan temuan yang tidak disengaja ketika melakukan pemeriksaan ginekologis atau
pemeriksaan ultrasonografi. Adanya kista di ovarium baik yang bersifat fisiologis maupun
patologis pada umumnya tidak disadari oleh seorang wanita, kecuali kista tersebut
36
membesar, menekan organ lain atau melintir (torsi), sehingga menimbulkan berbagai
keluhan.
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan luar: dengan melihat, meraba, mengetuk juga mendengar apakah ada
benjolan, nyeri dan ketidaknormalan disekitar organ reproduksi wanita.
Pemeriksaan dalam: pasien diposisikan dalam posisi litotomi. Jari dimasukkan ke dalam
vagina. Bila terdapat tumor, dapat teraba benjolan atau masa dari dalam.
Bila ukuran kista cukup besar (15 cm), benjolan dapat teraba dari luar maupun dari
dalam. Untuk itu, harus dipastikan apakah benjolan tersebut merupakan kista atau bukan
Pemeriksaan Penunjang
B.Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis kista
ovarium adalah pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Pemeriksaan ultrasonografi dapat melihat pencitraan adanya kista pada ovarium. Dengan
pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah tumor berasal dari uterus,
ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan
pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak. Citra kista hasil USG
dapat berupa:
Kista sederhana (simple cyst): hanya berisi cairan tanpa masa yang solid, umumnya
merupakan kista yang jinak seperti kista fisiologis (kista folikel dan kista luteal).
Kista kompleks (compount cyst): kista berisi campuran cairan dan masa solid, perlu
observasi lebih lanjut akan kemungkinan menghilang atau tidak.
Kista solid (solid cyst): kista berisi masa solid tanpa cairan, perlu dievaluasi apakah
merupakan tumor ganas atau tumor jinak.
Diagnosis pasti tidak dapat dilihat dari gejala-gejala saja. Karena banyak penyakit
dengan gejala yang sama pada kista ovarium, adalah :
Mioma uteri dan kanker ovarium.
Mioma uteri adalah Tumor jinak yang tumbuh di uterus, terdiri terutama otot polos dengan
jaringan penunjang, berbatas tegas tapi tidak berkapsul . Pemeriksaan USG pembesaran
uterus. Gambaran sonografi mioma kebiasaanya adalah simetrikal, berbatas tegas,
hypoechoic dan degenerasi kistik menunjukkan anechoic
37
Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) Kanker ovarium sebagian
besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound
di dapatkan dinding tebal dan ireguler.
5.3 DASAR RENCANA PENATALAKSANAAN
Pendekatan wait and see
Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur, tanpa gejala,
dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak memberikan pengobatan apapun
dan menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan secara periodik (selang 2-3 siklus haid)
untuk melihat apakah ukuran kista membesar. Pendekatan ini juga menjadi pilihan bagi
wanita pascamenopause jika kista berisi cairan dan diameternya kurang dari 5 cm.
Pil kontrasepsi
Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan
ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista.
Pembedahan
Jika kista besar (diameter > 5 cm), padat, tumbuh atau tetap selama 2-3 siklus haid,
atau kista yang berbentuk iregular, menyebabkan nyeri atau gejala-gejala berat, maka kista
dapat dihilangkan dengan pembedahan. Jika kista tersebut bukan kanker, dapat dilakukan
tindakan kistektomi untuk menghilangkan kista dengan ovarium masih pada tempatnya. Jika
kista tersebut merupakan kanker, dokter akan menyarankan tindakan histerektomi untuk
pengangkatan ovarium.
BAB VI
PENUTUP
A KESIMPULAN HOLISTIK
Diagnosis dari segi biologis :
Ny.T dengan diagnosa kista ovarium
Diagnosis dari segi psikologis :
Ny.T dan suami merasa sedih atas sakit yang sering dialami Ny.T. Namun setelah
dilakukan operasi pengangkatan kista, diharapkan kondisi Ny.T jauh lebih baik dari
keadaan sbelumnya.
Diagnosis dari segi sosial dan ekonomi :
38
Daftar pustaka
1. Bobak, Lowdermilk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi keempat.
Jakarta:EGC.
2. Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius.
3. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Tumor Ovarium
Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran Jakarta.
4. Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S.2006. Standar Pelayanan Medik
Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia;
5. Pearce, Evelyn C. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis Edisi Barui. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
39
6. Sastrawinata,
Sulaiman.
dkk.
2004.
Ilmu
Kesehatan
Reproduksi:
Obstetri