Anda di halaman 1dari 35

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan pangan merupakan bahan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat guna
mencukupi kebutuhan gizinya. Sifat fisik pada bahan pangan dapat menentukan
mutu dari bahan pangan tersebut. Salah satu dari sifat fisik tersebut adalah warna.
Warna pada bahan pangan dapat menentukan ketertarikan konsumen untuk
mengkonsumsinya. Selain itu, warna juga dapat meningkatkan selera makan pada
anak kecil.
Warna adalah suatu parameter sifat fisik yang sederajat dengan flavor dan
tekstur. Warna dapat muncul karena adanya pantulan dari cahaya yang dapat di
tangkap oleh mata. Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas warna pada
bahan pangan adalah color reader. Color reader adalah alat pengukur warna yang
didesain dengan tiga reseptor sehingga mampu membedakan warna akurat antara
terang dan gelap. Pada color reader terdapat 3 simbol yang dapat menentukan
waran pada bahan pangan yaitu a, b, dan L. Simbol a untuk dimensi kemerahan
dan kehijauan.Simbol b untuk dimensi kekuningan dan kebiruan. Dimensi warna
yang ketiga adalah L (Lightness) atau kecerahan.
Fungsi warna yang terdapat pada bahan pangan adalah dapat menentukan
identitas produk, menarik perhatian konsumen, menghiasi produk. Selain itu,
warna dapat menentukan komposisi dari produk yang dihasilkan. Maka dari itu
perlu dilakukan praktikum analisis warna pada bahan pangan untuk mengetahui
warna pada bahan pangan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan darai praktikum yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui warna pada bahan hasil pertanian dengan adanya
keberagaman warna
2. Untuk mengetahui perbedaan nilai Hue pada masing-masing bahan hasil
pertanian
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Warna dan Hue


Menurut Kamus Bahasa Indonesia, warna adalah kesan yang diperoleh mata
dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya. Pengertian
warna menurut Newton adalah bagian sinar dalam spektrum yang tergantung pada
gelombang cahayanya. Menurut Lenggosari (2008) warna adalah sesuatu yang
diterima oleh manusia dari cahaya atau sinar. Warna adalah unsur yang bisa
menciptakan mood atau suasana ruang (Wulansari, 2007). Menurut Eiseman
(2000) warna merupakan bentuk komunikasi non verbal yang berfungsi sebagai
metode penyampaian pesan dan makna yang paling instan atau menghasilkan
pengaruh dengan seketika.
Warna adalah suatu gelombang atau getaran tertentu yang diterima mata
(retina) karena adanya sinar yang langsung diterima mata. Warna adalah spektrum
tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna ( berwarna putih ).
Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai
contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer. Panjang
gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380780 nanometer (Darmaprawira, 2002).
Warna merupakan sebuah nama yang muncul atas segala aktivitas pada retina
mata. Selain itu, warna adalah hal penting bagi berbagai macam makanan. Warna
juga menunjukkan indikasi adanya perubahan kimia dalam makanan seperti
misalnya browning karamelisasi. Untuk beberapa makanan cair yang jernih
seperti minyak, warna merupakan refleksi dari cahaya (de Man,1999).
Warna dapat didefinisikan secara obyektif atau fisik sebagai sifat cahaya yang
dipancarkan, atau secara subyektif / psikologis sebagai bagian dari pengalaman
indera penglihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang
gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata
merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang
sempit dari gelombang elektromagnetik.

Cahaya yang dapat ditangkap indera manusia mempunyai panjang gelombang


antara 380 - 780 nanometer,ada yang menyebutkan antara 400 700 nanometer.
Cahaya yang berada antara dua jarak nanometer tersebut dapat diurai melalui
prisma kaca menjadi warna-warna pelangi yang disebut spektrum atau warna
cahaya, yang terdiri dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Hue dapat disebut juga dengan nama warna.

Dengan mengetahui nama

warna maka identifikasi warna bisa dikenal dengan mudah, karena dengan
namanya warna dapat dibedakan antara satu dengan lainnya. Mata manusia
normal dapat membedakan jutaan warna dalam berbagai tingkat kecerahannya.
Dalam teori lingkaran warna Munsell mengambil tiga warna utama sebagai dasar
yang disebut dengan warna primer yaitu merah dengan kode M, kuning dengan
kode K, dan biru dengan kode B. Apabila dua warna primer masing-masing
dicampur, maka akan menghasilkan warna kedua atau warna sekunder. Bila warna
primer dicampur dengan warna sekunder akan dihasilkan warna tersier. Bila
antara warna tersier dicampur lagi dengan warna primer dan sekunder akan
dihasilkan warna netral (Darmaprawira, 2002).
Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu
warna, seperti merah, biru, dan sebagainya. Berdasarkan hue inilah Prang
menggolongkan warna menjadi lima bagian yaitu warna primer, sekunder, warna
antara (intermediate), warna tersier dan warna kuarter (Lenggosari, 2008).
Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama atau ragam dari
suatu warna. Lebih spesifik, hue adalah warna yang dipantulkan atau
ditransmisikan oleh suatu obyek. Contoh adalah warna yang kita sebut merah,
kuning, biru, hijau dsb. Disebut juga arah warna atau sudut warna (Pile, 2003).
Hue merupakan karakteristik warna berdasar cahaya yang dipantulkan oleh
objek, dalam warna dilihat dari ukurannya mengikuti tingkatan 0 sampai 359.
Sebagai contoh, pada tingkat 0 adalah warna Merah, 60 adalah warna Kuning,
untuk warna Hijau pada tingkatan 120, sedangkan pada 180 adalah warna Cyan.
Untuk tingkat 240 merupakan warna Biru, serta 300 adalah warna Magenta.
2.2 Metode Pengukuran Warna

Pengukuran warna secara objektif penting dilakukan karena pada produk


pangan warna merupakan daya tarik utama sebelum konsumen mengenal dan
menyukai sifat-sifat lainnya. Warna dapat diamati secara kuantitatif dengan
metode Hunter menghasilkan tiga nilai pengukuran yaitu L, a dan b. Nilai L
menunjukkan tingkat kecerahan sampel. Semakincerah sampel yang diukur maka
nilai L mendekati 100. Sebaliknya semakinkusam (gelap), maka nilai L mendekati
0. Nilai a merupakan pengukuran warna kromatik campuran merah-hijau. Nilai b
merupakan pengukuran warna kromatik campuran kuning-biru (Hutching, 1999).
Sistem Hunter merupakan salah satu system warna yang telah luas digunakan
untuk kolorimetri makanan.Dalam system Hunter warna dibedakan menjadi 3
dimensi warna.Simbol a untuk dimensi kemerahan dan kehijauan.Simbol b untuk
dimensi kekuningan dan kebiruan.Dimensi warna yang ketiga adalah L
(Lightness) atau kecerahan.Nilai CIE dapat dikonversi menjadi nilai warna dalam
system Hunter menjadi L,a,b.Begitu pula sebaliknya nilai L,a,b dapat dikonversi
menjadi nilai CIE X%,Y,Z% (de man, 1999).
Cara kerja color reader adalah ditempelkan pada sampel, yang akan diuji
intensitas warnanya, kemudian tombol pengujian ditekan sampai berbunyi atau
lampu menyala dan akan memunculkannya dalam bentuk angka dan kemudian
diukur pada grafik untuk mengetahui spesifikasi warna (de Man,1999).

2.3 Prinsip Alat Pengukur Warna


Color reader adalah alat pengukur warna yang didesain dengan tiga reseptor
sehingga mampu membedakan warna akurat antara terang dan gelap. Pengukuran
warna ini menggunakan color reader dengan seri CR-10, dengan ukuran dan lebar
sinar 360g/12.7oz, gampang digunakan karena hanya menggunakan satu tangan,
dan perbedaan warna dalam bentuk delta (L,a,b), delta (E,a,b) atau delta (L,c,h),
dapat beriluminasi 8/d. Menggunakan stander CIE D65, sumber energi berupa 4
batrai AA atau adapter AC-A12. Dapat mendeteksi dalam 10 detik dengan

temperature operasi 0-40C.Ukrannya 59 x 158 x 85 mm. Beratnya 360 gr tanpa


batrai.Casing standar CR-A68, cap pelindung CR-A72 (Maryanto, dkk, 2004).
Prinsip kerja color reader adalah system pemaparan warna dengan
menggunakan sistem CIE dengan tiga reseptor warna yaitu L, a, b Hunter.
Lambang L menunjukkan tingkat kecerahan berdasarkan warna putih, lambang a
menunjukkan kemerahan atau kehijauan, dan lambang b menunjukkan
kekuningan atau kebiruan (de Man,1999).
Komponen color reader terdiridari :
1. Reseptor : berfungsi sebagai tempat menempelnya sampel yang akan diuji
warnanya yang akan membaca warna sampel tersebut.
2. Penutup reseptor : berfungsi untuk menutup reseptor setelah digunakan.
3. Tombol on/off : berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan color
reader.
4. Tomboltarget : tombol ini ditekan saat sampel ditempelkan pada reseptor.
5. Layarhasil : berfungsi sebagai tempat hasil pembacaan warna oleh
reseptor.
6. Tombol sistem L, a, b dan Lch :metode yang dipakai untuk pembacaan
warna yang diingankan (de Man,1999).
2.4 Hal Yang Mempengaruhi Warna
Menurut Hutching (1999), hal yang mempengaruhi adanya warna adalah:
1. Pigmen yang secara alami terdapat dalam tanaman dan hewan, misalnya
klorofil berwarna hijau, karoten berwarna jingga atau kuning kemerahan
pada wortel dan jagung, mioglobin menyebabkan warna merah pada
daging, likopen memberikan warna merah pada tomat dan semangka,
antosianin memberikan warna biru tua, jingga atau ungu pada bit dan buah
kopi.

2. Reaksi karamelisasi yang terjadi apabila gula dipanaskan membentuk


warna coklat, misalnya warna coklat pada kembang gula karamel, atau roti
yang dibakar.
3. Warna gelap yang timbul karena adanya reaksi Maillard, yaitu antara
gugus amino protein, dengan gugus karbonil gula pereduksi, misalnya sate
dibakar.
4. Reaksi antara senyawa organik dengan udara akan menghasilkan warna
coklat gelap. Reaksi oksidasi ini dipercepat oleh adanya logam serta
enzim; misalnya warna gelap permukaan apel atau kentang yang dipotong.
5. Penambahan zat warna, baik zat warna alami maupun zat wrna sintetik,
yang termasuk dalam golongan bahan aditif makanan.

BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1

Alat
1. Color reader

3.1.2 Bahan

1. apel hijau
2. alpukat
3. mangga
4. pir
5. jambu
6. jeruk
7. apel merah
8. kertas putih
3.2 Skema kerja
Kertas putih

Pengamatan L , a, b dengan color reader

Pencatatan hasil L, a, b
Gambar 1. Standarisasi color reader
Buah-buahan

Color reader
Pencatatan dL, da, db
Perhitungan hue
Gambar 2. Perhitungan hue
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
4.1 Data pengamatan
4.1.1 Pengamatan Standart
Tabel 1. Pengamatan Standart
Bahan
Pear 1
Apel merah
Buah Jeruk
Mangga
Apel Hijau

L
51,3
55,8
55,0
55.4
56,3

a
-1,3
-0,6
-0,7
0.9
- 2,1

b
+12,3
+12,8
+13,6
11.9
- 12,6

Alpukat
Pear 2
Apel Merah
Buah Jeruk 2
Pear 3
Alpukat 2

55,8
55,8
56,1
55,8
56,8
55,9

-0,6
-0,6
-0.9
- 1,1
-1,1
-1,0

+13,2
+12,7
+13,1
+ 12,9
+12,8
+12,9

4.1.2 Pengamatan Parameter Warna


Tabel 2. Pengamatan Parameter Warna
Bahan
Pear 1
Apel
merah
Buah
jeruk
Mangga
Apel
hijau

Parameter
dL
da
db
dL
da
db
dL
da
db
dL
da
db
dL
da

1
-9
3,1
20,9
-14,9
+7,7
+18,4
-17,9
-1,5
+16,9
-21.6
-4.2
+15.3
-14,2
-1,8

2
-10,1
3,6
19,1
-15,6
+10,9
+15,5
-18,2
-3,2
+18,5
-22.6
-5.4
+13.8
-12,6
-5,1

Ulangan
3
-11,2
5,1
17,9
-11,8
+2,4
+21,4
-18,3
-2,4
+18,6
-21.8
-4.3
+14.4
-15,1
+1,5

4
-11,6
3,4
18,7
-15,9
+8,9
+15,0
-19,7
-1,5
+17,0
-21.5
-4.2
+15.3
-14,0
-1,1

5
-7,9
1,5
20,8
-21,0
+11,8
+11,6
-19,5
-17,0
+16,6
-20.5
-4.1
+16.5
-12,5
-5,7

Alpukat
Pir 2
Apel
merah
Buah
Jeruk 2
Jambu
merah
Alpukat
2

db
dL
da
db
dL
da
db
dL
da
db
dL
da
db
dL
da
db
dL
da
db

+19,6
-23,4
-4,8
+12,5
-10,2
+0,8
+19,0
-12,1
+5,7
+20,0
19.2
-0.5
18
-10,4
-0,8
+23,8
-24,0

+22,2
-23,6
-4,5
+11,5
-10,4
+2,0
+20,6
-16,4
+9,1
+16,6
-23.2
-0.9
13.2
-11,2
-2,1
+23,5
-25,1

+19,8
-23,2
-4,7
+12,8
-8,4
+1,3
+22,2
-18,9
+9,9
+10,6
-19
-1.5
19.2
-12,8
-1,8
+21,7
-24,4

+20,5
-22,6
-5,9
+13,7
-9,7
+1,1
+22,5
-16,1
+9,0
+17,4
-17.8
-0.7
20.5
-11,8
-0,3
+23,5
-32,4

+22,5
-21,9
-6,2
+13,6
-10,0
+0,3
+19,8
-11,9
+4,8
+19,4
-17.8
3
22.1
-11,9
-0,9
+22,4
-23,2

-4,4

-4,0

-4,1

+0,5

-5,3

+9,9

+10,5

+9,7

+0,6

12,5

4.2 Data Perhitungan


Tabel 3. Perhitungan hue
Bahan
Pear 1
Apel merah
Buah jeruk
Mangga
Apel hijau
Alpukat
Pear 2
Apel merah
Buah Jeruk 2

1
3,11
282, 83
265,87
259,33
263,09
258,11
0,36
278,25
267,04

2
4,19
289,98
263,7
256,23
258,30
258,33
2,41
285,43
265,61

Jambu merah
Alpukat 2

177,03
256,61

8
174,96
267,94

Ulangan hue (o)


3
4
7,17
2,88
273,01
286,62
264,5
265,89
258,78
259,37
268,93
264,45
258,46
256,29
1,15
0,81
290,79
284,87
265,269 266,91
175,19
257,28

6
177,79
267,88

Rata-rata
5
1,35
296,64
263, 36
260,35
257,47
255,6
179,47
276,84
266,892

3,94
285,42
264,664
258,812
262,448
257,36
36,84
283,236
266,367

176,75
256,06

176,34
265,154

BAB 5. PEMBAHASAN
5.1 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
5.1.1 Pengamatan Warna Standart
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan kertas putih yang
kemudian dilakukan pengamatan L, a, b dengan color reader yang fungsinya
untuk melakukan standarisasi color reader sebelum dilakakukan pengamatan dL,
da, db pada bahan. Setelah itu dilakukan pencatatan hasil L, a, b yang dapat
digunakan untuk perhitungan hue.
5.1.2 Pengamatan Warna Hue
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan buah-buahan yang
akan diamati dL, da, db dengan menggunakan color reader. Setelah itu, buahbuahan tersebut diamati dL, da, db dengan menggunakan color reader yang
fungsinya untuk mengetahui nilai hue. Tahap yang terakhir adalah melakukan
perhitungan hue.

5.2 Analisa Data


Praktikum analisis fisik uji warna pada bahan pangan menggunakan bahan
buah-buahan yang terdiri dari buah pear, apel merah, jeruk, mangga, apel hijau,
alpukat, jambu merah. Bahan tersebut diamati intensitas dL, da dan db untuk
mengetahui nilai hue dari bahan tersebut. Sebelum melakukan hal tersebut, color
reader yang digunakan harus dilakukan standarisi terlebih dahulu dengan
mengamati intensitas L, a, dan b pada kertas putih. Setelah itu dapat mengamati
intensitas dL, da, db pada bahan.
Berdasarkan data pengamatan dan perhitungan yang diperoleh dari praktikum
yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai hue pada warna merah adalah
360o, kuning 90o dan hijau 180o. Bahan yang digunakan dapat dikelompokkan
berdasarkan jenis warnanya. Bahan yang berwarna merah adalah apel merah yang
memiliki nilai rata-rata hue adalah 285,42O. Data tersebut menunjukkan bahwa
buah apel merah memiliki nilai hue yang mendekati nilai hue merah atau kurang
dari 360o. Hal tersebut terjadi karena pada buah apel merah terdapat sedikit warna
kuning, sehingga warnya tidak merah merata.
Bahan yang berwarna kuning adalah buah pear dan jambu merah. Pada buah
pear 1 dan 2 memiliki nilai rata-rata hue 3,94 dan 36,84. Pada data nilai rata-rata
hue buah pear dapat menunujukkan bahwa buah pear memiliki nilai hue yang
mendekati nilai hue kuning atau kurang dari 90o. Hal tersebut terjadi karena buah
pear tidak berwarna kuning merata karena masih terdapat campuran warna lain
yaitu warna putih. Sedangkan pada buah jambu merah memiliki nilai rata-rata hue
176,34. Pada data nilai rata-rata hue buah jambu merah dapat menunujukkan
bahwa buah jambu merah memiliki nilai hue yang mendekati nilai hue hijau atau
kurang dari 180o. Hal tersebut karena warna pada buah jambu yang diamati
berwarana hijau kekuningan karena pengaruh kematangan buah serta adanya
pigmen klorofil pada kulit buah jambu yang dapat mempengaruhi warna. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Hutching (1999) yang menyatakan bahwa
warana dapat dipengaruhi karena adanya pigmen klorofil pada buah.
Buah yang berwarna hijau adalah jeruk, alpukat, apel hijau dan mangga. Pada
buah jeruk 1 dan 2 memiliki nilai rata-rata hue 264,664 dan 266,367; alpukat 1

dan 2 memiliki nilai rata-rata hue 257,36 dan 265,154; apel hijau memiliki nilai
rata-rata hue 262,448; mangga memiliki nilai rata-rata hue 258,812. Berdasarkan
data tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hue pada buah jeruk, alpukat,
apel hijau dan mangga melebihi dari batas maksimum derajat intensitas warna
hijau yaitu 180o. Hue menentukan tingkat kejenuhan suatu warna, semakin tinggi
nilai hue maka semakin jenuh, karena Hue adalah perbandingan jarak dari suatu
titik ke titik putih dengan jarak titik putih ke titik luar diagram chromaticity
(Mohsenin, 1984).

BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa:
1. Nilai hue pada warna hijau adalah 180 o, warna kuning 90o, dan warna merah
adalah 360o.
2. Bahan yang berwarna merah adalah apel merah yang memiliki nilai rata-rata
hue adalah 285,42O. Bahan yang berwarna kuning adalah buah pear dan
jambu merah. Pada buah pear 1 dan 2 memiliki nilai rata-rata hue 3,94 dan
36,84;

jambu merah memiliki nilai rata-rata hue 176,34. Buah yang

berwarna hijau adalah jeruk, alpukat, apel hijau dan mangga. Pada buah
jeruk 1 dan 2 memiliki nilai rata-rata hue 264,664 dan 266,367; alpukat 1
dan 2 memiliki nilai rata-rata hue 257,36 dan 265,154; apel hijau memiliki
nilai rata-rata hue 262,448; mangga memiliki nilai rata-rata hue 258,812.
6.2 Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya adalah praktikan harus melakukan


praktikum sesuai dengan prosedur, misalnya pada saat pengamatan intensitas
warna pada buah harus memilih titik atau bagian dari buah tersebut yang
warnanya bersih atau tanpa kotoran, karena hal tersebut dapat mempengaruhi
warna.

LAMPIRAN PERHITUNGAN
Kelompok 1

Hue 1 =

b standart + bd
a standart + da )
o
1
90 tan

+12,3+(+20,9)
1,3+3,1
)
90otan1
33,2
1,8
=
)
o
1
90 tan
o

= 90 tan
=

90

= 3,11

18,44

86,89

Hue 2 =

b standart + bd
a standart + da )
90o tan 1

o
1
= 90 tan (

+12,3+ ( +19,1 )
)
1,3+ 3,6

31,4
2,3
=
)
o
90 tan 1
o
1
= 90 tan
13,65
o

= 90 85,81
= 4,190

Hue 3 =

b standart + bd
a standart + da )
90o tan 1

o
1
= 90 tan (

+12,3+ ( +17,9 )
)
1,3+5,1

7,95
3,8
=
)
o
1
90 tan
o

= 90 tan

7,95

= 90 82,83
= 7,170

Hue 4 =

b standart + bd
a standart + da )
90o tan 1

o
1
= 90 tan (

+12,3+ ( +18,7 )
)
1,3+ 3,4

31
2,1
=
)
o
90 tan 1
o
1
= 90 tan
14,76
o

= 90 86,12
= 3,880

Hue 5 =

b standart + bd
a standart + da )
o
1
90 tan

o
1
= 90 tan (

+12,3+ ( +20,8 )
)
1,3+1,5

33,1
0,2
=
)
o
180 tan1
o

= 180 tan

165,5

= 180 89,65
= 1,350
Rata-rata Hue =

3,11 +4,19+7,17+ 3,88+ 1,35


5

= 3,940
Kelompok 2
1. Warna
Hue 1 = 360 - tan-1
= 360 - tan-1

( 12,8+20,0
0,6+ 7,7 )
( 31,2
7,1 )

= 360 - tan-1 ( 4,39 )


= 282,830
Hue 2 = 360 - tan-1
= 360 - tan-1

12,8+ 15,5
( 0,6
+10,9 )

( 28,3
10,3 )

= 360 - tan-1 ( 2,75 )


= 289,980
Hue 3 = 360 - tan-1
= 360 - tan-1

( 12,8+21,4
0,6 +2,4 )
( 34,2
1,8 )

= 360 - tan-1 ( 19 )
= 273,010
Hue 4 = 360 - tan-1
= 360 - tan

-1

( 12,8+15,0
0,6+8,9 )
( 27,8
8,3 )

= 360 - tan-1 ( 3,35 )


= 286,620
Hue 5 = 360 - tan-1
= 360 - tan-1

12,8+ 11,6
( 0,6
+11,8 )

( 24,4
11,2 )

= 360 - tan-1 ( 2,18 )


= 296,640
Rata-rata hue =

282,83+ 289,98+ 273,01+ 286,62+ 294,64


5
= 285,420

Kelompok 3
Ulangan 1

Hue

( bstandard +db )
= 180 - tan-1 (astandard +da)
= 180 - tan

-1

( 13,6+16,9 )
(0,71,5)

( 30,5 )
= 180 - tan-1 (2,2)
= 180 - tan-1 (-13,9)
= 180 - (-85,87)
= 265,87
Ulangan 2
( bstandard +db )
Hue = 180 - tan-1 (astandar d+ da)
= 180 - tan

-1

( 13,6+18,5 )
(0,73,2)

= 180 - tan

-1

( 32,1 )
(3,9)

= 180 - tan-1 (-8,23)


= 180 - (-83,07)
= 263,7
Ulangan 3
( bstandard +db )
Hue = 180 - tan-1 (astandard +da)
= 180 - tan

-1

( 13,6+18,6 )
(0,72,4)

= 180 - tan

-1

( 32,2 )
(3,1)

= 180 - tan-1 (-10,39)


= 180 - (-84,5)
= 264,5
Ulangan 4
( bstandard +db )
Hue = 180 - tan-1 (astandard +da)

( 13,6+17,0 )
= 180 - tan-1 (0,71,5)
= 180 - tan

-1

( 30,6 )
(2,2)

= 180 - tan-1 (-13,9)


= 180 - (-85,89)
= 265,89
Ulangan 5
( bstandard +db )
Hue = 180 - tan-1 (astandard +da)
= 180 - tan-1
= 180 - tan

-1

( 13,6+ 116,6 )
(0,72,6)
( 30,2 )
(3,3)

= 180 - tan-1 (-9,15)


= 180 - (-83,36)
= 263,36

Rata-rata

265,87+ 263,7+264,5+265,89+263,36
5

1323,32
5

= 264,664
Kelompok 4
1. Warna
Hue 1 =

b standart + bd
a standart + da )
180otan 1

11.9+15.3
(0.9)+(4.2) )
o
1
180 tan

27.1
5,1
=
)
o
180 tan1

o
1
= 180 tan
(-5.31)

180o (-79.33)

= 259.330
b standart + bd
+ da )
Hue 2 = a standart
o
180 tan 1
11.9+ 13.8
) )
= 0,9+(5.4
o
1
180 tan

25.7
6.3
=
)
180otan1
o

= 180 tan

(-4.08)

o
= 180 (76.23)

= 256.230

Hue 3 =

b standart + bd
a standart + da )
o
1
180 tan

11.9+ 14.4
= 0.9+(4,3)
)
180otan1
26.3
5.2
=
)
o
1
180 tan
o
1
= 180 tan
(-5.04)
o
= 180 (78,78)

= 258.780

Hue 4 =

b standart + bd
a standart + da )
180otan 1

11.9+ 15.3
= 0.9+(4.2)
)
180 otan1

27.2
5.1
=
)
180otan1
o
1
= 180 tan
(-5.33)
o
= 180 (79.37)

= 259.370

Hue 5 =

b standart + bd
a standart + da )
180otan 1

11.9+ 16.5
= 0.9+(4.1)
)
180 otan1
28.4
5
=
)
180otan1
o
1
= 180 tan
(-5.88)

o
= 180 (80.35)

= 260.350
Rata-rata Hue =

259.33+ 256.23+ 258.78+259.37+260.35


5

= 258.8120

kelompok 5
1. 180-tan-1

b standar +db
)
a standar +da

180-tan-1

+12,6 +19,6
)
2,1+(1,8)

180-tan-1

32,2
)
3,9

180-tan-1(-8,26)
= 263,090
2. 180-tan-1
180-tan

-1

180-tan-1

b standar +db
)
a stan d ar+ da

+ 12,6+22,2
)
2,1+(5,1)

34,8
)
7,2

180-tan-1(-4,83)
= 258,300
3. 180-tan-1

b standar +db
)
a standar +da

180-tan-1

+12,6+ 19,8
)
2,1+1,5

180-tan-1

32,4
)
0,6

180-tan-1(-54)
= 268,930
b standar +db
(
)
4. 180-tan-1 a standar +da

180-tan

-1

180-tan-1

+12,6+ 20,5
)
2,1+(1,1)

33,1
)
3,2

180-tan-1(-10,3)
= 264,450
5. 180-tan-1

b standar +db
)
a standar +da

180-tan-1

+12,6+22,5
)
2,1+(5,7)

180-tan-1

35,1
)
7,8

180-tan-1(-4,5)
= 257,470
Rata-rata hue =

263,09+ 258,30+ 268,93+264,45+257,47


5

= 262,4480
Kelompok 6

Hue 1 =

b standart + bd
a standart + da )
180otan 1
+13,2+(+12,5)
0,6+(4,8) )
o
1
180 tan

25,7
5,4
=
)
180otan1
o
1
= 180 tan
(-4,75)

180o (-78,11)

= 258,110
b standart + bd
+ da )
Hue 2 = a standart
o
180 tan 1

+13,2+(+11,5)
0,6+(4,5) )
180o tan 1

24,7
5,1
=
)
o
180 tan1
o
1
= 180 tan
(-4,84)
o

= 180 (78,33)
= 258, 330

Hue 3 =

b standart + bd
a standart + da )
180otan 1

+13,2+(+12,8)
= 0,6+(4,7)
)
o
1
180 tan

26
5,3
=
)
180otan1
o

= 180 tan

(-4,9)

= 180 (78,46)
= 258,460

Hue 4 =

b standart + bd
a standart + da )
180otan 1
+13,2+(+13,7)
0,6+(5,9) )
o
1
180 tan

26,9
6,5
=
)
180otan1

o
1
= 180 tan
(-4,1)
o
= 180 (76,29)

= 256, 290

Hue 5 =

b standart + bd
a standart + da )
180otan 1
+13,2+(+13,6)
0,6+(6,2) )
o
1
180 tan

26,8
6,8
=
)
o
180 tan1
o
1
= 180 tan
(-3,9)
o

= 180 (75,62)
= 255, 60
Rata-rata Hue =

258,11 +258,33+258,46+256, 29+255,6


5

= 257,360
Kelompok 7
1

Hue=90tan (

bstandar +db
)
astandar +da

Ulangan 1
Hue=90tan1(

12,7 standar+19
)
0,6 standar+0,8

90tan 1 (

31,7
)
0,2

90tan 1 158,5
0,36

Ulangan 2
1

Hue=90tan (

90tan (

12,7 standar+20,6
)
0,6 standar+2,6

33,3
)
1,4

90tan 1 23,79
2,41

Ulangan 3
1

Hue=90tan (

90tan (

12,7 standar+22,2
)
0,6 standar+1,3

34,9
)
0,7

90tan 1 49,86
1,15

Ulangan 4
Hue=90tan1(

90tan 1 (

35,2
)
0,5

90tan 1 70,4
0,81

12,7 standar+22,5
)
0,6 standar+1,1

Ulangan 5
Hue=90tan1(

90tan 1 (

12,7 standar+19,8
)
0,6 standar+0,3

32,5
)
0,3

90tan 1 (108,3)
179,47

Ratarata=

0,36+2,41+1,15+0,81+179,47
5
36,84

Kelompok 8
1. Warna
Hue

= 360 tan-1

Hue 1 = 360 - tan-1


= 360 - tan

-1

standart +db
( abstandart
+d a)

20,0
( 13,1+
0,9+5,7 )

( 33,1
4,8 )

= 360 - tan-1 ( 6,89 )


= 360 - 81,75
= 278,250
Hue 2 = 360 - tan-1
= 360 - tan-1

( 13,1+16,6
0,9+ 9,1 )
( 29,7
8,2 )

= 360 - tan-1 ( 3,62 )


= 360 - 74,57
= 285,430
Hue 3 = 360 - tan-1
= 360 - tan

-1

( 13,1+10,6
0,9+ 9,9 )
( 23,79 )

= 360 - tan-1 ( 2,63 )


= 360 - 69,21
= 290,790
Hue 4 = 360 - tan-1
= 360 - tan-1

( 13,1+17,4
0,9+9,0 )
( 30,5
8,1 )

= 360 - tan-1 ( 3,77 )


= 360 - 75,13
= 284,870
Hue 5 = 360 - tan-1
= 360 - tan-1

( 13,1+19,4
0,9+4,8 )
( 32,5
3,9 )

= 360 - tan-1 ( 8,33 )


= 360 - 83,16
= 276,840
278,25+ 285,43+ 290,79+284,87+276,84
Rata-rata hue =
5
= 283,2360
Kelompok 9
Hue 1 =180-tan-1

b standar +db
)
a standar +da

180-tan

-1

12,9+18
)
1,1+(0,5)

180-tan

-1

30,9
)
1,6

180-tan-1(-19,3125)
= 267,040
(

Hue 2 = 180-tan-1

b standar +db
)
a standar +da

180-tan

-1

12,9+13,2
)
1,1+(0,9)

180-tan

-1

26,1
)
2

180-tan-1(-13,05)
= 265,6180

Hue 3 = 180-tan-1

b standar +db
)
a standar +da

180-tan-1

12,9+19,2
)
1,1+(1,5)

180-tan-1

32,1
)
2,6

180-tan-1(-12,346)
= 265,2690
(

Hue 4 = 180-tan-1

b standar +db
)
a standar +da

180-tan-1

12,9+20,5
)
1,1+(0,7)

180-tan-1

33,4
)
1,8

180-tan-1(-18,56)
= 266,9160

Hue 5 = 180-tan

-1

b standar +db
)
a standar +da

180-tan-1

12,9+ 22,1
)
1,1+3

180-tan-1

35
)
1,9

180-tan-1(18,421)
= 266,8920
Rata-rata Hue =

267,04 +265,618+265,369+299,916+266,,892
5

= 266,3670
Kelompok 10
Hue 1 =

b standart + db
a standart + da )
o
1
90 tan
+12,8+(+23,8)
1,1+(0,8) )
o
1
90 tan

36,6
1,9
=
)
90o tan 1
o
1
= 90 tan
(-19,26)

90o (-87,03)

= 177,030
b standart + db
+ da )
Hue 2 = a standart
o
1
90 tan

+12,8+(+23,5)
1,1+(2,1) )
90otan1

36,3
3,2
=
)
o
90 tan 1
o
1
= 90 tan
(-11,34)
o

= 90 (84,96)
= 174,960

Hue 3 =

b standart + db
a standart + da )
90otan 1

+12,8+(+21,7)
= 1,1+(1,8)
)
o
1
90 tan

34,5
2,9
=
)
90o tan 1
o

= 90 tan

(-11,89)

= 90 (85,19)
= 175,190

Hue 4 =

b standart + db
a standart + da )
90otan 1
+12,8+(+23,5)
1,1+(0,3) )
o
1
90 tan

36,3
1,4
=
)
90o tan 1

o
1
= 90 tan
(-25,93)
o
= 90 (87,79)

= 177,790

Hue 5 =

b standart + db
a standart + da )
90otan 1
+12,8+(+22,4)
1,1+(0,9) )
o
1
90 tan

35,2
2
=
)
o
90 tan 1
o
1
= 90 tan
(-17,6)
o

= 90 (86,75)
= 176,750
Rata-rata Hue =

177,03+174,96+ 175,19+ 177,79+ 176,75


5

= 176,340
Kelompok 11
1. Warna
Hue

= 180 tan-1

Hue 1 = 180 - tan-1


= 180 - tan-1

+ db
( ba standart
standart + da )
12,9+9,9
( 1,04,4
)
22,8
( 5,4
)

= 180 - tan-1 (4,2 )


= 256,610
Hue 2 = 180 - tan-1
= 180 - tan-1

12,9+ 10,5
( 1,04,0
)
23,4
( 5,0
)

= 180 - tan-1 (4,68 )


= 257,940
Hue 3 = 180 - tan-1
= 180 - tan-1

12,9+ 9,7
( 1,0+
4,1 )
22,6
( 5,1
)

= 180 - tan-1 (4,43 )


= 257,280
Hue 4 = 180 - tan-1
= 180 - tan

-1

12,9+ 0,6
( 1,0+
0,5 )
13,5
( 0,5
)

= 180 - tan-1 (27 )


= 267,880
Hue 5 = 180 - tan-1
= 180 - tan-1

12,5
( 12,9+
1,0+ 5,3 )
25,4
( 6,3
)

= 180 - tan-1 (4,03 )


= 256,060
Rata-rata hue =

256,61+257,94 +257,28+267,88+256,06
5

= 265,1540

LAMPIRAN GAMBAR

DAFTAR PUSTAKA
Darmaprawira, Sulasmi. (2002). Warna dan Kreativitas Penggunaannya.
Bandung: Penerbit ITB.
De Man. J.M. 1999. Principles of Food Chemistry Third edition , Gaithersburg:
An Aspen Publication.
Eiseman, Leatrice. (2000). Pantone: Guide to Communication with Color. Ohio:
Ohio Grafix Press.
Hutchings, JB. (1999). Food Colour and Appearance 2nd edition. Maryand :
Aspen Pub. Di dalam Lutfika, Efrin. (2006). Evaluasi Mutu Gizi dan Indeks
Glikemik Produk Olahan Panggang Berbahan Dasar Tepung Ubi Jalar
(Ipomoea batatas L.) Klon Unggul BB00105.10. Bogor: Skripsi, Institut
Pertanian.
Lenggosari (2008). Panduan Warna Menarik Untuk Rumah. Depok : Penerbit
Swadaya Mudra.
Maryanto, dkk. 2004. Petunjuk PraktikumTeknologi Pertanian. Jember ; FTP
Mohsenin, N. M. 1984.

Electromagnetic Radiation Properties of Food and

Agricultural Products. Gordon and Breach Science Publisher. New York.


Pile, John. (2003). Interior Design. New York: Harry N. Abrams Inc.
Wulansari, Nurul. (2007). Menata Kamar Anak. Jakarta: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai