a.
Memperoleh
khasiat
yang
lebih
lama
untuk
memperkecil
1000 1200/ul.
c. Limfosit total < 1000 1200/ dapat diganti dengan CD4 dan
dijumpai tanda-tanda HIV. Hal ini kurang penting pada pasien tanpa
gejala (stadium I menurut WHO) hendaknya jangan dilakukan
pengobatan
karena
belum
ada
petunjuk
tentang
beratnya
penyakit.
d. Pengobatan juga dianjurkan untuk pasien stadium III yang lanjut,
termasuk kambuh, luka pada mulut yang sukar sembuh dan infeksi
pada mulut yang berulang dengan tidak memperhatikan hasil
pemeriksaan CD4 dan limfosit total (Depkes, 2003).
4. Cara memilih obat
Berdasarkan hasil penelitian Europian-Australian DELTA study
thun 1995dan American ACTG 175 study tahun 1996 diketahui bahwa
pemberian ARV kombinasi lebih baik daripada monoterapi (HoffmannRockstroh-Kamps, 2006).
Manfaat penggunaan obat-obatan dalam bentuk kombinasi adalah:
a.
Memperoleh
khasiat
yang
lebih
lama
untuk
memperkecil
akan
makanan
mengalami
tambahan
defisiensi
(New
vitamin
Mexico
AIDS
sehingga
Infonet,
memerlukan
2004
&
Falma
menyebabkan
hilangnya
nafsu
makan
dan
gangguan
beberapa
hal
tersebut,
selain
mengkonsumsi
penting
bagi
tubuh
kita
untuk
(Nursalam
&
Kurniawati, 2013).:
a. Berkembang, mengganti dan memperbaiki sel-sel dan jaringan.
b. Memproduksi energi agar tetap hangat, bergerak dan bekerja.
c. Membawa proses kimia misalnya proses pencernaan makanan.
d.Melindungi, melawan, bertahan terhadap infeksi serta membantu
proses penyembuhan penyakit (FAO-WHO, 2002).
2. Prinsip pemberian nutrisi pada pasien HIV/AIDS, (Nursalam &
Kurniawati, 2013):
Untuk
mengatasi
masalah
nutrisipada
pasien
HIV/AIDS,
Bila
pasien
mendapatkan
terapi
Arv,
pemberian
makanan
Menghindari
makanan
yang
merangsang
alat
penciuman
(mencegah mual).
k. Mengonsumsi makanan rendah serat, makanan lunak/cair, jika ada
gangguan saluran pencernaan.
l. Rendah laktosa dan rendah lemak jika ada diare.
m. Menghindari rokok, alkohol, dan kafein.
n. Sesuaikan syarat diet dengan infeksi penyakit yang menyertai (TB,
diare, sarcoma, kandidiasis oral), jika tidak bisa makan secara oral,
berikan dalam bentuk enteral dan parienteral secara aman (NGT
atau IV).
3. Keamanan bahan makanan dan minuman(Nursalam & Kurniawati,
2013):
a. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap setelah
buang air besar karena banyak kuman disebarkan melalui feses.
b. Menjaga kebersihan diri dengan cara mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah mempersiapkan atau
memegang makanan. Menutup luka agar tidak mengkontaminasi
makanan. Menggunakan air bersih dan aman untuk minum dan
memsask.
c. Menjaga kebersihan dapur dengan membersihkan seluruh dapur,
mencuci sayur dan buah dengan air bersih, menjaga makanan agar
tidak dihinggapi lalat dan debu.
d. Makanan harus dimasak dengan air mendidih dan segera dimakan
setelah masak, karena kuman sangat cepat berkembang biak
dalam air hangat.
e. Masak daging dan ikan hingga matang, cuci peralatan masak, telur
harus direbus pada suhu tinggi (FAO-WHO, 2002).
f. Periksa kemasan makanan/kaleng makanan dan minuman kaleng
sebelum dibuka untuk mengetahui kemungkinan adanya kerusakan
makanan (ciri fisik, aroma, warna), periksa tanggal kadaluawarsa
dan buang makanan yang sudah kadaluwarsa.
g. Hindari mengkonsumsi daging, ikan , telur mentah dan daging
ayam: termasuk unggas lain yang masak setengah matang atau
tidak masak dengan benar.
h. Hindari mengonsumsi sayur-sayuran mentah.
i. Mencuci sayur dan buah dengan air bersih dan mengalir untuk
menghindari cemaran pestisida dan bakteri.
j. Hindari susu atau produk susu yang tidak dipasteurisasi.
k. Sebaiknya memanaskan makanan sebelum dimakan.
l. Hindari makanan yang berjamur dan basi.
m. Sebaiknya memisahkan makanan yang belum dimasak dengan
yang sudah dimasak.
n. Selalu minum air yang sudah dimasak atau mineral dalam
kemasan atau boto.
o. Memakai air panas dan sabun untuk membersihkan alat dapur.
p. Sedapat mungkin menghindari jajan, lebih baik makan makanan
yang disiapkan sendiri karena keamanannya lebih terjamin (Dirjen
Pemberantasan Penyakit Menular, 2003).
4. Bahan makanan yang dianjurkan dikonsumsi pasien HIV/AIDS
(Nursalam & Kurniawati, 2013):
Berbagai bahan makanan yang banyak didapatkan di Indonesi
seperti tempe, kelapa, wortel, kembang kol, sayturan dan kacangkacangan dapat diberikan dalam penatalaksanaan gisi pada pasien:
a. Tempe atau produknya mengandung protein dan vitamin B12 untuk
mencukupi kebutuhan pasien dan mengandung bakterisida yang
dapat mengobati dan mencegah diare.
b. Kelapa atau produknya dapat memenuhi kebutuhan lemak
sekaligus sebagai sumber energi karena mengandung medium
chain
trigliserida
(MCT)
yang
mudah
diserap
dan
tidak
daya
tahan
tubuh
dan
sebagai
bahan
ini
akan
tentang
membantu
toleransi
perawat
makanan
dan
dalam
menjawab
berfungsi
sebagai
Masalah
Mual
Lakukan
Jangan lakukan
a. Rekomendasikan
pemberian
a.
Jangan
berikan
makanan minuman
dalam
sering.
b.
zat
Coba
makanan
yang
lunak
padat.
b.
Jangan
sajikan
makanan
tinggi
makan
yang
panggang).
berminyak
atau
menyengat,
memberikan makanan
misalnya keju
bukan
berbaring
Muntah
suhu ruang.
a. Anjurkan pemberian
makanan
dan
a.
minuman
Jangan
sajikan
makanan
tinggi
sering.
makanan
yang
berminyak
atau
b.
Berikan
cairan
yang
waktu makan.
misalnya
keju
Diare
Pasien
harus
makan
secara perlahan.
a. Berikan makanan tinggi
a.
Jangan
berikan
suplemen vitamin C
(misalnya:
dosis
nasi,
bubur
tinggi,
teh
laksatif, makanan
kentang
tanpa
kulit,
yang mengandung
pisang,
apel
yang
dikupas/saus
apel
dan
mangga.
sorbitol (permen
dan
permen karet
tersebut, misalnya
produk susu tinggi lemak.
(misalnya,
jus
buah
dan
Anjurkan
pemberian
tetapi
sering.
berikan
yogurt
Penurunan
kapsul asidofil.
a.
Anjurkan
pemberian a.
Jangan
nafsu
rekomendasikan
makan
makanan
dalam
porsi berat.
telur,
mentega
Seriawan
Mulut
lunak
dan
serta
Jangan
sajikan
lebih
cairan
bersamaan makanan.
b. Bantu higiene yang baik.
berbahan
6.
Disfagia
a.
Lembapkan
produk
yang
berbahan
dasar
cuka.
makanan a.
Jangan
berikan
makanan
lengket
dan
yang
ditelan
sajikan
yang
makanan
lebih
(misalnya,
gandum,
sulit
lunak
(misalnya,
bubur
kacang).
selai
kentang
tumbuk,
puding,
telur
Coba
makanan
yang
kering
misalnya
(roti
panggang,
7.
Penurunan
biskuit
dan
keripik).
a. Berikan makanan pada a.
berat badan
nutrien
dalam
Jangan
makanan
lemak,
unggas,
dan
mentega,
seperti
selai
kacang).
c.
izinkan
misalnya
milk
rendah
tumbuhan
pada
sup.
polong
Tambahkan
protein
pada
shake,
dll.
Untuk
meningkatkan kandungan
kalori protein.
e. Gunakan suplemen oral,
misalnya
carnation
mengalami
Penambaha
n
badan
berat
sederhana,
penatalaksanaan
badan
untuk
berat
mencapai
misalnya
permen,
atau
termasuk
yang
asupan kalori
yang
adekuat,
yang
asupan
adekuat,
makanan
seperti kue.
Jangan
lemak
berikan
diet
yang
berlebihan,
terutama
lemak
transdan
lemak
jenuh.
memiliki
sedikit
dengan
lemak
mengukus,
memanggang,
membakar,
atau
merebus,
memasak
microwave
dan
di
bukan
menggorengnya.
c. Lakukan aktivitas fisik.
d.
9.
Dislipidemia
Lihat
tabel
tentang
Program permen,
(NCEP).
1).
makan
Coba
diet
rendah lainnya,
lemak
atau
lemak cookis).
sedang
(kalori
total
Kurangi
asupan
tunggal
(misalnya,
minyak
minyak
canola,
dan
kacang)
sampai
10-15%
dari
asupan
kalori total.
4).
Masukkan
asam
(misalnya
soda,
tinggi
dan
gula
seperti
lemak
omega-3,
misalnya
ikan
berlemak
(contohnya,
salem,
sarden,
dan
atau
bijian
biji-
tertentu
(contohnya,
walnut,
flax seed).
b. Siapkan makanan yang
mengandung
sedikit
lemak
dengan
mengukus,memanggang,
membakar atau merebus
bukan
menggorengnya.
c. Lakukan aktivitas fisik.
d. Lihat Apendiks A untuk
menggambarkan masalah
10 Resistensi
.
asupan lemak.
a. Sajikan makanan tinggi a. Jangan siapkan diet
insulin
serat
(buah,
tumbuhan
polong,
dan
gandum murni).
b. Berikan makanan dengan
indeks
rendah
gandum
glikemik
yang
(misalnya,
murni,
buah,
a.
Lemak
yang
adekuat
(20-35
rendah serat.
protein
yang
Apendiks G.
a. Cuci tangan
Oportunistik
sabun
dan
dengan a.
air
hangat
daging,
secara teratur.
ikan,
13 Dehidrasi
kerang,
mentah
makanan
dan
kurang
matang.
b. Jangan beli produk
yang
dimasak.
d.
unggas,
atau
makanan
sajikan
sayuran segar.
pada
Jangan
susu
yang
tidak
dipasteurisasi.
Dinginkan
makanan
cairan
yang
elektrolit
kaldu,
penuh
(misalnya,
jus
buah,
dan
Batasi
makanan
yang
tinggi natrium.
14 Defisiensi
.
Unsur Hara/
multivitamin
Mikronutrie
setelah
15 Malabsorpsi
.
c. Batasi kafein.
a.
Rekomendasikan -
a.
harian
memeriksakan
dokter umum.
Anjurkan diet
rendah -
lemak
minyak
dengan
trigliserida rantai-medium
(medium-chain).
6. Nutrisi untuk wanita dengan HIV/AIDS (Nursalam & Kurniawati, 2013):
dalam
tubuh.
Namun
dipihak
lain
HIV
raga
yang
dilakukan
secara
teratur
menghasilkan
perubahan pada jaringan, sel, dan protein pada sistem imun menurut
Simon, 1988 dalam Ader 1991 (Nursalam & Kurniawati, 2013).
2. Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Tubuh
a. Perubahan Sistem Sirkulasi
Olah raga meningkatkan cardiac output dari 5 lt menjadi 20
lt/menit
pada
orang
dewasa
sehat,
hal
ini
menyebabkan
b. Sistem Pulmoner
Olah raga meningkatkan frekuensi napas, meningkatkan
pertukaran gas serta pengangkutan oksigen, dan penggunaan
oksigen oleh otot menurut Alder, 1991 (Nursalam & Kurniawati,
2013).
c. Metabolisme
Untuk melakukan olah raga, otot memerlukan energi. Pada
olah raga intensitas rendah sampai sedang, terjadi pemecahan
trigliserida dan jaringan adipose menjadi glikogen dan FFA. Pada
olah raga intensitas tinggi kebutuhan energi meningkat, otot makin
tergantung
glikogen
sehingga
metabolisme
berubah
dari
ambilan
glukosa
darah,
hipoglikemia,
tubuh
meningkatkan
untuk
mencegah
glikogenolisis
dan