Anda di halaman 1dari 18

KLAVUS DAN KALUS

Diterjemahkan dari: Corns and Calluses


Thomas M. Delauro dan Nicole M. Delauro
Dalam Buku: Fitzpatricks Dermatology in General Medicine, Edisi-7, th 2008, bab 97

Oleh:
dr. Azhar Ramadan Nonci
Pembimbing:
dr. I.G.A.A. Dwi Karmila, Sp.KK

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I


BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNUD/RS SANGLAH DENPASAR
2011

KLAVUS DAN KALUS


SEKILAS PANDANG

Klavus dan Kalus terjadi akibat pajanan tekanan atau gesekan


yang berkepanjangan pada kulit dan menimbulkan rasa nyeri

Rentan terjadi pada setiap orang yang harus menumpu berat


badannya

Lesi terjadi pada lokasi-lokasi tertentu pada telapak kaki

Klavus dan Kalus memperlihatkan adanya perubahan pada lapisan


epidermis, dermis dan adipose

Tidak berhubungan dengan kelainan sistemik

Terdapat berbagai terapi yang bervariasi tingkat agresivitasnya

EPIDEMIOLOGI
Setiap orang rentan mengalami klavus dan kalus, kecuali bayi yang belum menumpu
berat badannya, karena kulit merupakan sesuatu bagian dari tubuh yang selalu terpajan
dengan trauma mekanis. Prevalensi dari klavus dan kalus dapat dilihat dari banyaknya jumlah
produk yang dijual bebas yang diyakini dapat menyembuhkan atau mencegah kelainan itu
yang menghasilkan miliaran dolar setiap tahunnya.
Pembahasan paling awal yang diketahui dari lesi ini dapat ditemukan dalam tulisan
Cleopatra, yang menulis buku tentang kosmetik.
Klavus dan kalus pada manusia telah ada sejak dahulu kala, terjadi pada semua
jenjang sosial ekonomi.
Jenis kaki dan daerah-daerah tertentu pada kaki rentan terhadap penebalan kulit yang
disebabkan trauma mekanis.

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Klavus dan kalus terjadi akibat pajanan trauma mekanis atau gesekan yang berlebihan
pada kulit secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Secara teoritis, kondisi
tersebut memicu terjadinya hiperkeratinisasi, yang mengakibatkan penebalan dari stratum
korneum, namun mekanisme terjadinya belum diketahui secara pasti. Jika kondisi itu terjadi
pada permukaan yang luas (misal: lebih dari 1 cm 2) akan terbentuk kalus. Sedangkan klavus,
terjadi pada kondisi yang sama, namun pada lokasi tertentu, dimana lamellae dari stratum
korneum menjadi terkena dampak sehingga membentuk sebuah inti yang keras di tengah,
yang biasa disebut radix atau nucleus (gambar 97-1).

Gambar 97-1 Klavus sederhana dibawah caput metatarsal ke tiga. Perhatikan radix atau
nucleus putih ditengah. Radix ini harus dihilangkan agar tidak menimbulkan nyeri.

GAMBARAN KLINIS
Riwayat
Klavus dan kalus dapat menimbulkan keluhan nyeri, sering digambarkan seperti rasa
terbakar, terutama ketika daerah yang terkena adalah daerah tumpuan berat dan/atau daerah
kaki yang bersentuhan dengan sepatu, Keluhan nyeri ini diduga akibat dari robekan kecil
pada kulit yang menebal dan kaku.

Lesi Kulit
Klavus {sinonim; heloma (jamak: helomata)} dan kalus {sinonim; tyloma (jamak:
tylomata)} secara berurutan adalah suatu papul dan plak keratotik yang muncul pada daerah
dimana terpajan tekanan mekanis atau gesekan yang terus-menurus dalam jangka waktu yang
lama.

Gambaran fisik yang terkait


Lesi terjadi pada lokasi-lokasi tertentu di telapak kaki, sesuai kelainan bentuk struktur
atau kelainan gerak. Kebengkokan pada jari terkecil menyebabkan timbulnya tonjolan pada
sendi interfalang proksimal dan/atau distal. Keratosis dapat terbentuk baik pada bagian dorsal
sendi, diantara jari, pada ujung distal jari, atau pada sebelah lateral dari jari kelingking
dan/atau kuku jari kaki (klavus kuku jari pada bagian lateral juga dikenal dengan Durlachers
corn; lihat gambar 97-1.1 pada edisi on-line) klavus yang terletak diantara jari dapat
mengeras apabila terletak pada sendi-sendi interfalang (lihat gambar 97-1.2 pada edisi online) atau lunak bila terletak pada bagian dasar celah antar jari keempat. Kelunakan pada
klavus yang terakhir disebutkan disebabkan karena keringat yang terjebak, yang
menyebabkan terjadinya maserasi jaringan keratotik (gambar 97-2)

Gambar 97-2 Klavus lunak (juga dikenal dengan heloma molle) terletak pada
dasar celah
jari dengan
keempat.bunions (hallux valgus), kalus biasanya terbentuk pada daerah
Padaantar
pasien
medioplantar dari ibu jari. Pada penderita kelainan ini, fungsi ibu jari tidak maksimal karena
kelainan posisi ibu jari. Kemudian kulit akan terjepit dan membentuk pinch callus (lihat
gambar 97-2.1 pada edisi on-line). Selain itu, tulang metatarsal pertama tidak menumpu berat
seperti sebagaimana mestinya. Oleh karena itu beban akan tertumpu ke tulang metatarsal ke
dua yang lebih lateral, yang biasanya menyebabkan terbentuknya clavus dan callus tambahan
dibawah tulang tersebut.
Lokasi-lokasi lain yang sering terjadi keratosis caput metatarsal inferior termasuk
sebagai berikut:

Dibawah caput metatarsal pertama dan kelima pada kaki jenis cavus

Hanya dibawah caput metatarsal kelima pada penderita tailors bunions (bunionette)

Dibawah caput metatarsal kedua sampai keempat yang terjadi pada multiple hammertoes
atau equinus deformity.

Lokasi yang tidak umum (misal: dibawah caput metatarsal ketiga dan kelima, hanya pada
caput metatarsal ketiga atau keempat, caput metatarsal kedua dan keempat) pada orang
yang memiliki kelainan bentuk seperti brachymetatarsia atau dislokasi sendi
metatarsofalang, pada rheumatoid arthritis atau neuroarthropathy (gambar 97-3)

Gambar 97-3 Kalus besar dibawah caput


metatarsal kelima pada penderita postpoliomyelitis yang mana telah mengalami
kekakuan adductovarus
Jenis klavus lain yang disebut dengan heloma miliare, atau seed corn. Nama ini
diambil dari tampilan klavus ini: multiple guttate keratoses yang gampang dikikis. Ketika
stoking yang terbuat dari bahan nilon sedang tren, garmen ini dianggap sebagai faktor
penyebabnya. Akan tetapi seed corn tetap ada meskipun mereka sudah tidak pernah lagi
memakai stoking tersebut.

HISTOPATOLOGI
Berbeda dengan keratosis yang disebabkan oleh faktor non mekanik, klavus dan kalus
menunjukan adanya perubahan pada lapisan epidermis, dermis, dan adipose. Klavus
memperlihatkan adanya sumbatan parakeratotik pada stratum korneum, dengan hilangnya
stratum granulosum maupun atrofi stratum malfigi yang disebabkan karena adanya tekanan.
Pada dermis nampak adanya fibrosis yang signifikan, dilatasi saluran ekrin dan pembuluh
darah, hipertrofi pembuluh syaraf dan peremajaan jaringan parut pada lapisan subkutan.

Secara keseluruhan, perubahan gambaran histologi tidak nampak jelas pada kalus, terdapat
penebalan stratum korneum akan tetapi tidak ada perubahan pada stratum granulosum.
Karena klavus dan kalus disebabkan hanya oleh karena trauma dan gesekan mekanik
saja, sehingga tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan darah, kimia, serologi atau kelainan
imun histokimia

DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING (kotak 97-1)


Diagnosis banding Klavus dan Kalus
Paling Mungkin
Deformitas

Lokasi Klavus dan Kalus

Pronasi
Kaki jenis Pes planus
Neuro-arthropaty Charcot
Kaki jenis Cavus
Tailors bunions
Hallux Valgus

Tumit medioplantar
Tumit medioplantar
Telapak kaki bagian tengah
Caput submetatarsal ke-1 dan 5
Caput submetatarsal ke-5
Caputsubmetatarsal 2, medioplantar

Brakimetatarsia
Dislokasi pada rheumatoid

hallux
Caput submetatarsal 3,5
Caput submetatarsal 3,4 & 2,4

arthritis & kelainan struktur

lainnya
Amputasi transmetatarsal tanpa

Lokasi amputasi

pemanjangan tendon Achilles


Dipertimbangkan

Multiple gutate keratoses


o Heloma milare

Klavus yang menimbulkan nyeri


o Intractable plantar keratoses
o Klavus neurofibrous atau neurovaskuler
o Porokeratosis plantaris discreta

Selalu disingkirkan

Lesi yang tidak berhubungan dengan penonjolan tulang


o Verruca
o Genokeratosis
o Neoplasma kulit

Diagnosis banding Klavus dan Kalus


o Neuroborreliosis

PROGNOSIS DAN PERJALANAN KLINIS


Jika tidak ditangani, klavus dan kalus dapat menimbulkan keluhan nyeri, terjadinya
radang mukosa subhelomal dan bula yang bisa menjadi robek pada permukaan kulit. Karena
dekatnya letak beberapa klavus pada sendi-sendi dan tulang sehingga dapat menyebabkan
artritis septik dan/atau osteomelitis. Trauma mekanis yang menyebabkan klavus dan kalus,
dapat pula menyebabkan robeknya pleksus vaskular subkutan yang bisa mengakibatkan
perdarahan pada jaringan keratotik. Pada orang sehat jarang ditemukan, tetapi pada kasus
yang lain (misal: pada pasien diabetes dan pasien dengan penyakit jaringan lunak), mereka
bisa mangalami ulkus yang luas atau vaskulitis.
Keperluan untuk amputasi pada kaki bagian bawah merupakan suatu ketakutan yang
cukup serius pada pasien diabetes. Tindakan amputasi itu biasanya sering didahului dengan
riwayat ulkus di kaki (lihat bab 152). Meskipun sejumlah ko-morbiditas berkontribusi pada
pengembangan luka (misal: penyakit pembuluh darah perifer, neuropati, dan hambatan gerak
sendi), trauma kecil yang disebabkan tekanan yang berulang merupakan faktor pencetus yang
paling utama. Sebagai tanda dari trauma dan gesekan yang berulang, klavus dan kalus yang
terjadi pada penderita diabetes cukup bermakna. Debridemen sederhana pada lesi
hiperkeratotik mengurangi tekanan pada telapak kaki sampai 26%. Dalam penelitian
retrospektif pada lebih dari 200 pasien dengan ulkus kaki diabetik, pada pasien yang memiliki
klavus dan kalus dilakukan tindakan debridemen secara rutin, secara statistik mengalami
penurunan yang cukup signifikan pada keterjadian ulkus kaki, rawat inap dan tindakan
intervensi bedah. Perdarahan pada klavus dan kalus merupakan suatu tanda khusus yang
buruk, menunjukan rusaknya jaringan subkutan dengan potensi terjadinya ulkus. Oleh karena

itu dalam perawatan luka sebaiknya mencakup pengelupasan lesi kalus. Penggunaan alas kaki
yang tepat pada penderita diabetes maupun yang non-diabetes mungkin juga berperan bukan
hanya untuk mencegah tapi juga mengurangi terjadinya kalus. Sepatu sebaiknya
menggunakan ukuran yang sesuai untuk mengakomodasi lebar dan panjang kaki pasien, dan
tumit sebaiknya dinaikkan sedikit jika benar-benar untuk mencegah kelainan dan rasa nyeri.

PENGOBATAN (kotak 97-2)


Pengobatan
Lini

FISIK
Paring

Debridemen

TOPIKAL
Keratolotika

BEDAH

pertama

Padding

inti tengah

salisilat atau

klavus

40% urea

40% asam

krim
Lini

injeksib

kedua

4% alkohol

Ekstrak lipid

Prosedur

digabung

dengan

tulang

dgn anestesi

bawang

dan/atau

lokal

putihc

jaringan
lunakd

Keratolitik digunakan dengan hati-hati. Penggunaannya merupakan kontra indikasi terhadap

pasien dengan co-morbid neuropati perifer atau penyakit arteri


b

Injeksi baik digunakan pada klavus lunak dan intractable plantar keratoses. Bila dibutuhkan

bisa diberikan hingga 7 kali injeksi. Dengan kondisi lesi yang menghitam dan thrombosis
menunjukkan proses penyembuhan.
c

Terapi baru dalam penelitian. Efek samping termasuk timbul bula, kemerahan, rasa terbakar

dan hiperpigmentasi
d

Prosedur tulang dibuat untuk mendistribusi ulang tekanan tumpuan berat, sedangkan

prosedur jaringan lunak (misal: adipofasciocutaneous flaps) dipakai untuk mengeliminasi


sikatrik (pada jari kelima) sebagai tindakan tambahan setelah padding.

PENCEGAHAN
Klavus dan kalus dapat dicegah hanya dengan mengurangi atau mengeliminasi trauma
mekanis yang bisa mengakibatkan keadaan itu. Biasanya, hal ini memang sulit dilakukan,
jika tidak dianggap mustahil. Gerakan kerja berulang sering tidak dapat dihindari, pasien

biasanya enggan untuk mengubah model sepatu, dan bentuk tulang sudah ditentukan sejak
lahir.

Sinonim untuk klavus termasuk belulang, , klavus , katimumul, heloma, atau lesi
hiperkeratosis. Klavus terbagi dua jenis, yaitu keras (yaitu, durum heloma) atau lunak (yaitu,
heloma molle), dan akan terasa seperti kalus, atau lesi hiperkeratotik difus.2
Gambaran klinis klavus terlihat seperti lesi kulit hiperkeratosis atau menebal.
Maserasi dan infeksi jamur atau bakteri sekunder adalah gambaran umum yang sering
menyertai Molle heloma dan diabetes. Heloma plantar cenderung memiliki plug keratin
pusat, yang bila dikupas, akan tampak jelas, inti sentral. Lokasi yang paling umum untuk
pembentukan klavus adalah kaki, khususnya aspek dorsolateral dari kaki kelima untuk durum
heloma, di interdigital keempat kaki untuk Molle heloma, dan di bawah kepala metatarsal
untuk kalus.
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui mengenai penyakit klavus
meliputi definisi, etiologi, gejala klinis, penatalaksanaan sampai prognosis pada kasus pasien
yang menderita klavus.

Etiologi3,4
Klavus atau katimumul biasanya merupakan sebab dari deformitas yang sudah ada
atau berhubungan dengan perubahan dinamik pada fungsi kaki dan akan menjadi lebih buruk
dengan penggunaan alas kaki yang tidak sesuai.
Terdapat 2 jenis klavus; klavus keras yang timbul pada bagian dorsum ibu jari dan
akan berkurang dengan adaya maserasi dari keringat. Pada klavus keras, permukaan terlihat
mengkilap dan licin, dan saat lapisan paling atas dikelupas, pada inti akan tampak bagian
yang paling tebal dari lesi tersebut. Inti inilah yang menyebabkan rasa tebal/baal atau nyeri
yang menusuk/terasa tajam karena menekan saraf sensorik yang ada disekitarnya. Klavus
timbul pada lokasi yang terkena gesekan atau tekanan, dan bila faktor penyebab tersebut
dihilangkan, klavus dapat hilang secara spontan. Biasanya tonjolan tulang atau eksostosis
ditemukan pada dasar klavus keras atau lunak yang terjadi dalam durasi lama. Eksostosis ini
harus diangkat agar penyembuhan dapat terjadi. Klavus lunak pada sela jari biasanya timbul
pada sela jari ke-4. Eksostosis seringnya ditemukan pada sendi metatarsal-phalang yang
menyebabkan tekanan pada ibu jari. Klavus ini lunak, lembek dan maserasi sehingga tampak
berwarna putih.
Istilah-istilah lain penamaan klavus dimaksudkan untuk Etiologi Spesifik atau Lokasi,
dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Lokasi
Asosiasi
Tabel 1. Istilah Penamaan Klavus Berdasarkan Etiologi dan Lokasi Spesifik
Istilah Vernacular
Jeweler's callus,
cherry pitter's
thumb, cameo
engraver's corn

Ibu jari

Perubahan pada jari, termasuk kalus


yang berhubungan dengan
penggunaan alat perhiasan berulang
yang juga dapat terlihat dengan
pemakaian alat cherry-pitting

Weight lifter's callus

Kalus diatas sendi palmar


metacarpophalangeal

Disebabkan oleh gesekan pada


angkat-beban (Sering terjadi pada
atlet)

Prayer callus

Kalus pada dahi

Disebabkan saat bersujud dengan


telapak tangan di dahi

Cigarette lighters
thumb

Hiperkeratosis pada bagian


radial ibu jari

Disebabkan oleh gerakan korek api


berlebihan pada perokok

Knuckle pads

Hiperkeratosis pada buku jari

Disebabkan oleh latihan meninju

Russell sign

Kalus pada punggung telapak


tangan di sendi
metacarpophalangeal dan
interphalangeal

Disebabkan oleh gesekan pada


bulimia nervosa dengan merangsang
muntah sendiri

Screwdriver
operator's klavus

Pada permukaan telapak tangan

Timbul pada lokasi yang sering


kontak dengan gagang obeng

Spine bumps

Hiperkeratosis pada kolumna


spinalis

Disebabkan oleh menari dengan


gerakan memutar ke punggung
belakang

Hairdresser's hand

Jari pertama pada tangan


dominan

Pembentukan kalus pada lokasi


gesekan oleh gunting di jari pertama
tangan dominan

Sucking calluses

Bibir, tangan, atau kaki bayi


baru lahir

Pembentukan kalus pada lokasi area


suction pada bibir, tangan atau kaki
bayi baru lahir

Vamp disease3

Kaki

Pembentukan klavus karena


pemakaian sepatu hak tinggi yang
terlalu sempit

Epidemiologi2,4
Di Amerika Serikat, klavus adalah gangguan yang sering terjadi karena frekuensi
penggunaan alas kaki oklusi dan partisipasi dalam kegiatan berulang, seperti berlari. Tipe
kaki dan wilayah sangat rentan terhadap terjadinya penebalan kulit tanpa memandang jenis
kelamin, ras dan umur.
Mortalitas / Morbiditas

Luas penebalan kulit dapat mengakibatkan rasa nyeri yang kronis, khususnya di kaki depan,
dalam situasi tertentu, pembentukan ulkus dapat terjadi. Klavus mungkin merupakan tanda
neuropati akibat diabetes atau neuroborreliosis, atau karena cacat dari rheumatoid arthritis.
Dalam kasus neuropati, sebuah klavus dapat menyembunyikan atau menunjukkan ulserasi
neurovasculature abnormal kaki. Dalam kasus rheumatoid arthritis, klavus dapat
meningkatkan rasa sakit sendi yang cacat.
Ras
Orang dari ras apapun dapat menderita klavus.
Jenis Kelamin
Klavus lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria karena penggunaan alas kaki oklusi
dan buruk.
Umur
Siapapun dapat memiliki klavus, tapi kebanyakan individu memperoleh faktor risiko untuk
pembentukan klavus setelah pubertas karena timbulnya menggunakan alas kaki trauma,
cedera gerakan berulang, dan kelainan bentuk kaki progresif.
Patofisiologi 2,4,5
Klavus merupakan akibat dari gerakan secara mekanik atau gaya gesek pada kulit
yang berlebihan dan terjadi dalam jangka waktu yang lama. Pada teorinya dijelaskan bahwa
gaya tersebut mengakibatkan terjadinya hiperkeratinisasi yang menyebabkan terjadinya
penebalan stratum corneum, walaupun mekanisme bagaimana hal tersebut dapat terjadi masih
belum diketahui secara pasti. Jika gaya berlebihan tersebut mengenai area kaki yang luas
(lebih dari 1cm2), maka akan terbentuk kalus. Sedangkan klavus akan terbentuk bila suatu
gaya atau tekanan yang sama dan konstan mengenai suatu lokasi tertentu, sehingga lamella
pada stratum corneum akan membentuk inti sentral yang keras yang dinamakan radix atau
nucleus.
Pada klavus terdapat sumbatan parakeratotik yang tebal pada depresi permukaan
epidermis dengan bentuk cup-shape, biasanya diikuti dengan hilangnya lapisan sel granular.
Pembentukan klavus dipengaruhi oleh bentuk tangan dan kaki. Secara khusus,
tonjolan tulang dari sendi metakarpofalangealis dan metatarsophalangeal sering menimbulkan
gesekan kulit diatasnya, yang mengakibatkan terjadinya pembentukan klavus. Gesekan
terhadap alas kaki juga cenderung menyebabkan hiperkeratosis.
Klinis2,4,5

Klavus memiliki gejala nyeri yang sering dideskripsikan seperti rasa terbakar
khususnya pada area yang dimana sepatu dipakai atau yang menahan beban. Rasa tidak
nyaman ini diperkirakan disebabkan oleh robekan mikro pada pada penebalan atau kulit yang
tidak fleksibel.
Klavus (clavi atau helomata) secara jelas akan tampak papul keratotik dan plak yang
timbul pada area yang menahan gerakan mekanik berlebih atau gerakan gesek. Klinis, semua
varian lesi klavus terlihat seperti kulit hiperkeratosis atau tebal; maserasi dan infeksi jamur
atau bakteri sekunder adalah fitur umum dalam Molle heloma dan diabetes. Helomas plantar
cenderung memiliki plug keratin pusat, yang bila dikupas, tampak dengan jelas, inti sentral.
Lokasi yang paling umum untuk formasi klavus adalah kaki, khususnya aspek dorsolateral
dari kaki kelima untuk durum heloma, di web interdigital keempat kaki untuk Molle heloma,
dan di bawah kepala metatarsal untuk kapalan.
Lesi akan timbul pada pada lokasi pijakan yang sudah diketahui, berhubungan dengan
deformitas struktural dan kelainan biomekanik. Lekukan pada bagian bawah jari kaki
menyebabkan adanya tonjolan ke arah proksimal dan/atau sendi interphalangeal distal.
Sehingga keratosis dalam hal ini dapat terbentuk baik di bagian dorsal dari sendi tersebut,
disela jari kaki, pada bagian ujung distal jari kaki atau pada aspek lateral dari jari kaki kelima
dan/atau kuku jari kaki (klavus lateral kuku jari kaki, juga disebut durlacher's corn). Klavus
sela jari akan lebih keras jika berbatasan dengan sendi-sendi interphalangeal atau lunak jika
timbul pada sela jari keempat bagian dalam. Klavus yang akhirnya menjadi lunak disebabkan
oleh keringat yang terperangkap yang akan mengakibatkan terjadinya maserasi pada jaringan
keratotik.
Jenis lain klavus adalah heloma miliare, atau seed corn yang berasal dari penampakan
klinisnya: gutata keratosis yang multipel yang mudah dilepas. Saat tren mode kaus kaki
dengan bahan nilon, hal ini diperkirakan merupakan faktor kausatif terjadinya klavus jenis
ini. Tetapi pasien akan tetap menderita klavus ini walaupun mereka tidak pernah memakai
kaus kaki berbahan nilon.
Pemeriksaan pasien harus mencakup penilaian jenis alas kaki dipakai, kegiatan yang
dilakukan, kiprah, dan terapi rumah saat ini atau terapi yang ditentukan sebelumnya.

(b)

Gambar 1. (a) Klavus dibawah metatarsal ketiga, tampak radix atau inti sentral berwarna
putih. Radix tersebut harus dikelupas untuk kenyamanan. (b) klavus lunak (heloma molle) terdapat
pada sela jari keempat bagian dalam.
(Sumber : Fitzpatricks Dermatology in General Medicine)

Lesi harus teraba dan dikupas untuk mencari pembuluh darah yang mendasari (titiktitik hitam atau tepat pendarahan), yang terlihat di kutil, dan untuk mencari ulcerations
mendasari, seperti yang terlihat dalam ulcerations neurovaskular (terutama pada pasien
dengan diabetes).
Pengelupasan dari kalus atau klavus, sebagai lawan kutil plantar, harus
mengungkapkan Dermatoglyphics normal. Kalus umumnya lebih menyakitkan dengan
tekanan langsung, sedangkan kutil yang lebih menyakitkan dengan tekanan lateral. Studi
Pedobarographic adalah tekanan penilaian yang dapat digunakan untuk mendeteksi distribusi
tekanan kaki berubah. MRI mungkin menggambarkan masalah kaki diabetik lebih jelas.
Klavus pada plantar harus dibedakan dari kutil plantar dan pada sebagian besar kasus
hal ini hanya dapat dilakukan dengan mengelupaskan permukaan keratin sampai papil
memanjang pada dermal kutil tersebut dan pembuluh darah yang khas atau inti bertanduk
pada klavus dapat dilihat dengan jelas. Sebagai tambahan porokeratosis plantaris discreta
merupakan lesi yang berbatas tajam, berbentuk kerucut dengan lesi elastis yang timbul
dibawah puncak metatarsal. Kadang dapat juga timbul lesi yang multipel. Klavus ini
predominan pada wanita 3 : 1, terasa nyeri dan sering tertukar dengan kutil plantar atau
klavus. Keratosis punctata pada lipatan dapat dilihat pada lipatan jari kaki dimana hal ini
dapat disalahartikan sebagai klavus.
Biopsi dari lesi mengungkapkan hiperkeratosis dan, kadang-kadang, deposisi musin.
Histopatologi4
Berbeda dengan keratosis oleh sebab non-mekanik, pada klavus memperlihatkan
perubahan pada lapisan epidermis, dermis dan adiposa. Pada klavus akan tampak sumbatan
parakeratotic di stratum corneum, dengan tekanan stratum granulosum yang hilang dan atropi
pada stratum malpighii. Pada dermis akan tampak fibrosis yang signifikan, duktus ekrin dan
pembuluh darah yang berdilatasi, nervus hipertrofi dan jaringan luka menggantikan lemak
subkutan.

Mengingat klavus adalah hanya diakibatkan oleh gesekan atau tekanan, tidak ada
perubahan atau kelainan pada aspek hematologi, kimia, serologi atau immunohistokimia yang
berhubungan.
Diagnosis Banding1
Klavus di kaki akan sulit dibedakan dengan kutil akibat virus, khusunya jika pada lesi
memiliki zona reaktif hiperkeratosis di sekitarnya. Klavus akan lebih nyeri saat ditekan
secara vertikal pada permukaan kulit, sedangkan kutil akan lebih nyeri saat ditekan secara
lateral antara jati telunjuk dan ibu jari. Pada kutil akibat virus, saat dikelupas akan tampak
tanda lapisam abnormal berbatas tegas.
Klavus harus dapat dibedakan dengan kalus. Kalus merupakan hyperkeratosis akibat
gaya gesek atau tekanan pada area yang luas sedangkan klavus terjadi pada area yang sempit
atau terlokalisir. Pada klavus memiliki gambaran yang khas yaitu adanya inti sentral dan rasa
nyeri.
Penatalaksanaan1,2,5
Tujuan penatalaksanaan:
1 Mengatasi gejala simtomatik

2
3
4

Mencari sumber stress mekanik yang abnormal


Menyembuhkan penyebab
Mempertimbangkan tindakan bedah bila upaya penatalaksanaan tersebut tidak

berhasil
Secara singkat, penatalaksanaan pada klavus dibagi menjadi 2, yaitu penatalaksanaan
non-bedah dan penatalaksanaan bedah. Penatalaksanaan non-bedah meliputi mengganti alas
kaki, penggunaan bantalan alas kaki dan injeksi artificial filler seperti silikon, sedangkan
penatalaksanaan bedah berupa pengelupasan klavus dan bedah koreksi jika terdapat
deformitas kaki.
Untuk mengatasi gejala simtomatik yang disebabkan oleh klavus, dapat dilakukan
mengelupasan lapisan secara hari-hati dan rutin. Pengelupasan rutin membantu mengurangi
tekanan yang disebabkan oleh klavus tersebut. Prosedur ini sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan scalpel dan terapi lanjutan dengan alat penggosok. Untuk klavus lunak,
penggunaan pemisah jari kaki (lakan, busa atau silikon) yang akan mempercepat
kesembuhan. Asam salisilat (10-20%) sebagai agen keratolitik dapat membantu, tetapi
perawatan dibutuhkan untuk menghindari terjadi iritasi
Mengurangi tekanan atau gesekan dengan sepatu atau alas kaki yang tepat menjadi
sangat penting. Alas kaki yang baik yaitu alas kaki yang lembut, hak sepatu yang tidak terlalu
tinggi (kurang dari 4 cm) dan ujung alas kaki berbentuk bulat untuk memberi ruang ibu jari

kaki. Penggunaan bantalan alas kaki (insole) juga dapat membantu untuk meratakan tekanan
pada telapak kaki. Walau bagaimanapun langkah ini sendiri saja tidak akan dapat
menyembuhkan lesi. Asam salisil dan asam dikloroasetil merupakan metode terapi favorit
dan akan berhasil bila digunakan dengan seksama dan rutin. Setelah pengelupasan klavus
dengan memberi tekanan saat mengangkat inti sentral, pasang plester asam salisil 40%.
Setelah 48 jam, plester dilepas, kulit maserasi berwarna putih digosok dan plester baru
dipasang. Hal ini dilakukan terus sampai klavus sudah hilang.
Kadang lebih mudah menggunakan asam salisil-asam laktat dalam colodion daripada
plester. Terapi collodion secara hati-hati dioleskan pada lokasi klavus yang dikelupas dan dan
dikeringkan setiap hari sampai sembuh. Merendam kaki selama 30 menit sebelum
mengoleskannya akan mempercepat efek terapi. Terapi ini khususnya efektif pada klavus
lunak di sela jari.
Merendam kaki di air panas dan pengelupasan permukaan dengan pisau skalpel atau
batu apung dapat memperbaiki dan membantu secara simtomatik. Aplikasi pada cincin dari
gumpalan lunak disekitar lokasi klavus dan sering memberikan hasil yang lebih baik. Harus
ditekankan bahwa pengangkatan abnormalitas tulang dalam bentuk apapun, jika ditemukan,
akan mempengaruhi kesembuhan.
Terkadang terapi konvensional dapat tidak efektif dan gagal. Kita juga dapat
melakukan tindakan bedah koreksi pada deformitas jari kaki dan reseksi condile yang
menonjol yang dapat menyebabkan terbentuknya klavus lunak. Tindakan bedah terhadap
kelainan tulang lain harus dilakukan dengan mencermati hasil radiologi dan pedobarografi
oleh ahli bedah ortopedi yang lebih ahli pada bidang tersebut. Tetapi hasil dari tindakan
bedah ini dapat lebih baik tetapi tidak menutup kemungkinan hasilnya bisa mengecewakan.
Prognosis4
Jika klavus tidak ditangani, pasien akan merasakan perasaan nyeri dan juga pada
subheloma bursitis akan menyebabkan permukaan ruptur. Oleh karena beberapa klavus
berdekatan dengan sendi dan tulang, dapat terjadi artritis septik dan/atau osteomyelitis. Gaya
mekanik yang menyebabkan klavus dapat juga menyebabkan ruptur pleksus pembuluh darah
subkutan, yang akan mengakibatkan pendarahan ke dalam jaringan keratotik. Pada pasien
dengan keadaan umum yang baik, hal tersebut sangat jarang ditemukan. Tetapi pada kasus
lain (contohnya pada pasien diabetes dan pasien dengan penyakit jaringan ikat), pasien ini
rentan terkena ulkus kulit yang dalam atau dapat terjadi vaskulitis.
Pencegahan4

Klavus dapat dicegah hanya dengan mengurangi atau menghilangkan gaya mekanik
sebagai penyebabnya. Biasanya hal ini adalah sesuatu yang sulit. Gerakan sehari-hari yang
berulang sering tidak dapat dihindari, pasien biasanya enggan mengganti jenis sepatunya, dan
bentukan tulang sudah merupakan predeterminan herediter.
Kesimpulan
Klavus adalah penebalan kulit berbatas tajam yang timbul pada tonjolan tulang, sering
pada tangan dan kaki, disertai rasa nyeri. Klavus merupakan akibat dari gerakan secara
mekanik atau gaya gesek pada kulit yang berlebihan dan terjadi dalam jangka waktu yang
lama. Pada klavus terdapat sumbatan parakeratotik yang tebal pada depresi permukaan
epidermis dengan bentuk cup-shape, biasanya diikuti dengan hilangnya lapisan sel granular.
penatalaksanaan pada klavus dibagi menjadi 2, yaitu penatalaksanaan non-bedah dan
penatalaksanaan bedah. Penatalaksanaan non-bedah meliputi mengganti alas kaki,
penggunaan bantalan alas kaki dan injeksi artificial filler seperti silikon, sedangkan
penatalaksanaan bedah berupa pengelupasan klavus dan bedah koreksi jika terdapat
deformitas kaki. Klavus dapat dicegah hanya dengan mengurangi atau menghilangkan gaya
mekanik sebagai penyebabnya

DAFTAR PUSTAKA

Kennedy CTC, Burd DAR. Mechanical and Thermal Injury. In: Burns T, Breathnach SM,
Cox N, Griffiths CE, eds. Rook's Textbook of Dermatology. 7th ed. London, England:
Blackwell Science; 2004:22.

2 Singh D, Bentley G, Trevino SG. Callosities, corns, and calluses. BMJ. Jun 1
1996;312(7043):1403-6.

Gibbs RC. "Vamp disease". J Dermatol Surg Oncol. Feb 1979;5(2):92-3

DeLauro TM, DeLauro NM. Corns and Calluses. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,
Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, eds. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine.
7th ed. New York, NY: McGraw-Hill; 2008:97.

James William D, Berger Timothy G, Elston Dirk M. . In: Andrews Disease of The Skin
Clinical Dermatology 10th ed. Elsevier Inc; 2000: 41-42

Anda mungkin juga menyukai