PEMBELAJARAN -2
DAFTAR ISI
Bab
Hal
1
PENDAHULUAN .
1
2
GEOMETRI PELEDAKAN .
2
(1) Geometri Peledakan Jenjang ..
2
(2) Rancangan Menurut R.L. Ash
3
(3) Rancangan Menurut C.J. Konya
8
(4) Rancangan Menurut ICI Explosives
11
3
JUMLAH BAHAN PELEDAKAN ..
13
(1) Batas Waktu Penimbunan Bahan Peledak ..
13
(2) Perhitungan Jumlah Bahan Peledak ..
14
(3) Jumlah Perlengkapan Bahan Peledak
16
REFERENSI
17
1. PENDAHULUAN
2. GEOMETRI PELEDAKAN
Kondisi batuan dari suatu tempat ketempat yang lain akan berbeda
walaupun mungkin jenisnya sama. Hal ini disebabkan oleh proses
genesa batuan yang akan mempengaruhi karakteristik massa batuan
secara fisik maupun mekanik. Perlu diamati pula kenampakan
struktur geologi, misalnya retakan atau rekahan, sisipan (fissure) dari
lempung, bidang diskontinuitas dan sebagainya. Kondisi geologi
semacam itu akan mempengaruhi kemampu-ledakan (blastability).
Tentunya pada batuan yang relatif kompak dan tanpa didominasi
struktur geologi seperti tersebut di atas, jumlah bahan peledak yang
diperlukan akan lebih banyak untuk jumlah produksi tertentu
dibanding batuan yang sudah ada rekahannya. Jumlah bahan peledak
tersebut dinamakan specific charge atau Powder Factor (PF) yaitu
jumlah bahan peledak yang dipakai per m3 atau ton produksi batuan
(kg/m3 atau kg/ton). Dengan demikian makin keras suatu batuan
pada daerah tertentu memerlukan PF yang tinggi agar tegangan
batuan terlampaui oleh kekuatan (strength) bahan peledak.
(1)
3
burden berdasarkan diameter lubang tembak, kondisi batuan
setempat dan jenis bahan peledak. Disamping itu produsen bahan
peledak memberikan cara coba-coba (rule of thumb) untuk menentukan geometri peledakan, diantaranya ICI Explosive, Atlas Powder
Company, Sasol SMX Explosives Engineers Field Guide dan lainlain. Gambar 1 memperlihatkan geometri peledakan dan cara
menghitung dimensi geometri peledakan tersebut diperlihatkan di
bawah ini dan dapat digunakan sebagai acuan.
H
H
L
4
Tabel 1. Burden Standar (KB.std) menurut R.L. Ash
Type of explosives
Soft
(<2 t/m3)
Rock Group
Medium
Hard
(2-2,5 t/m3)
(>2,5 t/m3)
30
25
20
35
30
25
40
35
30
AF 1 =
K B x D(in)
12
KL antara 1,5 4
Subdrilling (J) = KJ x B
Stemming (T) = KT x B
5
w
B
4
B
5
B
6
SEBELUM PELEDAKAN
1,4 B
1,4 B
1,4 B
1,4 B
SETELAH PELEDAKAN
B
5
B
6
SEBELUM PELEDAKAN
5
1,15B
3
5
1,15B
3
1,15B
1,15B
4
6
3
5
2
4
SESUDAH PELEDAKAN
6
c) Bila peledakan dilakukan serentak antar baris, maka ratio spasi
dan burden (S/B) dirancang seperti pada Gambar 4 dan 5
dengan pola bujursangkar (square pattern).
w
B
4
1
B
1.4B
4
2B
1.4B
SEBELUM PELEDAKAN
1,4 B
1,4 B
1
1,4 B
1,4 B
SETELAH PELEDAKAN
B
2
B
1,4B
2
3
3
2B
2
3
2B
2B
2B
SEBELUM PELEDAKAN
1
2
3
SETELAH PELEDAKAN
7
d) Bila peledakan dilakukan pada bidang bebas yang memanjang,
maka sistem penyalaan dan S/B dapat diatur seperti pada
Gambar 6 dan 7.
w
B
4
1.4B
2B
1.4B
SEBELUM PELEDAKAN
1,4 B
1,4 B
1,4 B 1,4 B
1,4 B
1,4 B
1
2
3
SETELAH PELEDAKAN
4
5
5
6
B
6
SEBELUM PELEDAKAN
4
SETELAH PELEDAKAN
1,4 B
6
8
1,4 B 1,4 B
1,4 B
4
6
8
8
(3) RANCANGAN MENURUT C.J. KONYA
Burden dihitung berdasarkan diameter lubang ledak, jenis batuan
dan jenis bahan peledak yang diekspresikan dengan densitasnya.
Rumusnya ialah:
B = 3,15 x D e x e
r
1/3
H + 2B
3
H > 4B S = 2B
; H = tinggi jenjang
; H = tinggi jenjang
H + 7B
8
H > 4B S = 1,4B
Stemming (T):
- Batuan massif, T = B
- Batuan berlapis, T = 0,7B
9
Penentuan diameter lubang dan tinggi jenjang mempertimbangkan 2 aspek, yaitu (1) efek ukuran lubang ledak terhadap
fragmentasi, airblast, flyrock, dan getaran tanah; dan (2) biaya
pengeboran. Tinggi jenjang (H) dan burden (B) sangat erat
hubungannya untuk keberhasilan peledakan dan ratio H/B (yang
dinamakan Stifness Ratio) yang bervariasi memberikan respon
berbeda terhadap fragmentasi, airblast, flyrock, dan getaran tanah
yang hasilnya seperti terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Potensi yang terjadi akibat variasi stiffness ratio
Stifness
Ratio
Fragmentation
Airblasts
Flyrock
Getaran
tanah
Buruk
Besar
Besar
Besar
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Baik
Kurang
Kurang
Kurang
Memuaskan Sangat
kurang
Sangat
kurang
Sangat
kurang
Komentar
Banyak muncul backbreak di bagian toe.
Jangan dilakukan dan
rancang ulang
Bila memungkinkan,
rancang ulang
Kontrol dan
fragmentasi baik
Tidak menambah
keuntungan dengan
Stiffness Ratio di atas 4
10
masing-masing bisa membuat lubang ledak berdiameter 5 inci dan
7
7
inci. Rancang geometrinya agar pembongkaran tebing berhasil.
8
Diameter bahan peledak, inci
2
10
12
10
20
30
40
50
60
1/3
diperoleh
1/3
0,8
diameter bahan peledak, yaitu: 10 = 3,15 x De x
2,65
10
= 4,73 inci
De =
2.1131
11
(4) RANCANGAN MENURUT ICI-EXPLOSIVES
Menyarankan bahwa dalam merancang peledakan jenjang yang
pertama dipertimbangkan adalah tinggi jenjang (H) dan diameter
lubang ledak (D), yaitu :
(1) Tinggi jenjang (H): disesuaikan dengan kondisi batuan setempat,
peraturan yang berlaku dan ukuran dari alat muat yang akan
digunakan. Atau secara empiris H = 60D 140D.
(2) Burden (B) antar baris; B = 25D 40D
(3) Spasi antar lubang ledak sepanjang baris (S); S = 1B 1,5B
(4) Subgrade (J); J = 8D 12D
(5) Stemming (T); T = 20D 30D
(6) Powder Factor (PF);
PF =
Burden dan spasi, butir (2) dan (3), dapat berubah tergantung pada
sekuen penyalaan yang digunakan, yaitu:
i.
ii.
iii.
iv.
12
Start
(Initiation Point)
Face
1. Square, Row by Row.
Drilled: B = S, square.
Instantaneous row
firing is not
recommended by ICI
IP
Face
2. Square, V.
Drilled: B = S, square.
Ratio:
Effective Spacing S e
=
=2
Effective Burden B e
Se
Be
X
6
IP
Face
3. Square, VI.
Drilled: B = S, square.
Ratio: S e = 5
Be
Be
Se
S
B
X
X
X
X
IP
Face
4. Square, VI.
Drilled: B = S, staggered.
Ratio: S e = 3,25
Be
Be
Se
X
X
13
(1)
14
Setelah mendapat Surat Izin P2 dari Mabes Polri (biasanya
ditandatangi oleh Direktur Intelijen Polri), maka pembelian bahan
peledak baru ke PT. Dahana atau produsen bahan peledak lainnya
dapat dilakukan.
(2)
= 584.000 bcm/30
= 19.470 bcm/peledakan
15
Dengan menggunakan rumus B = 3.15 x De x e
r
0,85
De, yaitu: 12 = 3,15 x De x
2,5
1/3
diperoleh
1/3
T = B = 12 ft 4 m
; T= 4 m
J = 0,3B = 0,3 x 12 = 4 ft 1 m
;J=1m
L = H + J = 12 + 1 = 13 m
; L = 13 m
PC = L T = 13 4 = 11 m
; PC = 11 m
Spasi ditentukan dengan mempertimbangkan sekuen
peledakan, H dan B dan hasilnya adalah:
H = 12; B = 4 dan 4B = 16; karena H < 4B, maka S =
H + 7B
8
S=5m
d) Jumlah lubang ledak yang harus dibuat:
Vl = B x S x H = 4 x 5 x 12 = 240 bcm/lub.
n=
19470
= 81 lubang
240
11654,28
= 0,60 kg/bcm
19470
16
dapat dikurangi dengan memodifikasi geometri peledakan,
terutama spasi dan burden. Yang menjadi patokan keberhasilan
peledakan pada akhirnya adalah ukuran fragmentasinya yang
harus sesuai dengan proses selanjutnya, antara lain ukuran
mangkok (bucket) alat muat atau sebagai umpan crusher.
g) Misalnya dilakukan modifikasi terhadap S, B dan penghematan
19470
= 46 lubang
420
(3)
6440
= 0,33 kg/bcm
19470
17
lubang ledak atau sekitar 1% dari berat bahan peledak utama
per lubang.
Panjang sumbu api (safety fuse) sesuai keperluan.
Plastic Igniter Cord (PIC) dan konektornya. PIC ada dua jenis,
yaitu (1) Fast PIC dengan kecepatan rambat sekitar 30
cm/detik pasangannya adalah Bean Connector dan (2) Slow
PIC dengan kecepatan rambat hanya 3 cm/detik dengan
pasangan Slotted Connectors.
b) Bila menggunakan detonator listrik
Primer (booster + detonator listrik) minimal sebanyak lubang
yang akan diledakkan dengan jumlah booster sesuai dengan
diameter lubang ledak atau sekitar 1% dari berat bahan peledak
utama per lubang.
Panjang kabel sambungan, yaitu connecting wire.
c) Bila menggunakan detonator nonel
Primer (booster + detonator nonel) minimal sebanyak lubang
yang akan diledakkan dengan jumlah booster sesuai dengan
diameter lubang ledak atau sekitar 1% dari berat bahan peledak
utama per lubang.
Trunkline delay untuk sistem tunda di permukaan (surface
delay).
Lead-in-line tube atau sebuah detonator listrik atau detonator
biasa
d) Bila menggunakan detonating cord
Primer (booster + detonating cord) sebanyak lubang yang akan
diledakkan dengan jumlah booster sesuai dengan diameter
lubang ledak atau sekitar 1% dari berat bahan peledak utama
per lubang.
18
Panjang sumbu ledak (detonating cord) sesuai keperluan.
Sebuah detonator listrik, biasa atau nonel (salah satu saja)
digunakan sebagai pemicu ledak detonating cord.
REFERENSI
1. Ash, R.L., Design of Blasting Round, Surface Mining, B.A.
Kennedy, Editor, Society for Mining, Metallurgy, and
Exploration, Inc, 1990, pp. 565 - 584.
2. , Handbook of Blasting Tables, ICI Explosives Australia
Operations Pty Ltd, Sydney, 1989, 36 pp.
3. Jimeno, C. L., cs, Drilling and Blasting of Rocks, A.A. Balkema,
Nederlands, 1987, pp. 191 216
4. Konya, C.J dan Walter, E.J, Surface Blast Design, Prentice Hall,
New Jersey, U.S.A, pp. 105 217
5. Langefors, U. dan Kihlstrom, B., The Modern Technique of Rock
Blasting, John Wiley & Sons, Sydney, 1978, pp. 117 - 178.
6. , Surface Shot Design and Shot Calculations, Atlas Powder
Company, Texas, U.S.A, 18 pp.
0
Tabel 3. Loading Density lubang ledak dalam kg/m
Diameter
lubang ledak
mm
76
89
102
108
114
121
127
130
140
152
159
165
178
187
203
210
229
251
270
279
286
311
349
381
432
inci
3
3
4
4
4
4
5
1
5 8
5
6
6
6
7
7 38
8
8
9
7
9 8
10 5
11
11
12
13
15
17
0.80
0.85
0.90
1.00
1.10
1.15
1.20
1.25
1.28
1.30
1.35
3.18
4.35
5.72
6.41
7.14
8.05
8.87
3.63
4.98
6.54
7.33
8.17
9.20
10.13
3.86
5.29
6.95
7.79
8.68
9.77
10.77
4.08
5.60
7.35
8.24
9.19
10.35
11.40
4.54
6.22
8.17
9.16
10.21
11.50
12.67
4.99
6.84
8.99
10.08
11.23
12.65
13.93
5.22
7.15
9.40
10.54
11.74
13.22
14.57
5.44
7.47
9.81
10.99
12.25
13.80
15.20
5.67
7.78
10.21
11.45
12.76
14.37
15.83
5.81
7.96
10.46
11.73
13.07
14.72
16.21
5.90
8.09
10.62
11.91
13.27
14.95
16.47
6.12
8.40
11.03
12.37
13.78
15.52
17.10
9.29
10.78
12.70
13.90
14.97
17.42
10.62
12.32
14.52
15.88
17.11
19.91
11.28
13.08
15.42
16.88
18.18
21.15
11.95
13.85
16.33
17.87
19.24
22.40
13.27
15.39
18.15
19.86
21.38
24.88
14.60
16.93
19.96
21.84
23.52
27.37
15.26
17.70
20.87
22.83
24.59
28.62
15.93
18.47
21.78
23.83
25.66
29.86
16.59
19.24
22.68
24.82
26.73
31.11
16.99
19.70
23.23
25.42
27.37
31.85
17.26
20.01
23.59
25.81
27.80
32.35
17.92
20.78
24.50
26.81
28.87
33.59
19.23
22.66
24.25
28.83
21.97
25.89
27.71
32.95
23.34
27.51
29.44
35.01
24.72
29.13
31.17
37.07
27.46
32.37
34.64
41.19
30.21
35.60
38.10
45.31
31.58
37.22
39.83
47.37
32.96
38.84
41.56
49.42
34.33
40.46
43.30
51.48
35.15
41.43
44.33
52.72
35.70
42.08
45.03
53.54
37.08
43.69
46.76
55.60
34.64
39.58
42.06
44.53
49.48
54.43
56.90
59.38
61.85
63.34
64.33
66.80
40.08
42.80
44.97
53.18
66.96
79.81
102.60
45.80
48.91
51.39
60.77
76.53
91.21
117.26
48.67
51.97
54.61
64.57
81.31
96.91
124.59
51.53
55.02
57.82
68.37
86.10
102.61
131.92
57.26
61.14
64.24
75.96
95.66
114.01
146.57
62.98
67.25
70.67
83.56
105.23
125.41
161.23
65.84
70.31
73.88
87.36
110.01
131.11
168.56
68.71
73.36
77.09
91.16
114.79
136.81
175.89
71.57
76.42
80.30
94.96
119.58
142.51
183.22
73.29
78.25
82.23
97.23
122.45
145.93
187.61
74.43
79.48
83.52
98.75
124.36
148.21
190.55
77.29
82.53
86.73
102.55
129.14
153.91
197.88