LAPORAN PKL
LAPORAN PKL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PKL
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya (SDM). Peningkatan kualitas
SDM suatu negara dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
adalah dengan menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Pendidikan di
perguruan tinggi masih berbentuk teori dan latihan kerja dalam skala kecil
dan frekuensi yang relatif sedikit. Untuk dapat terjun langsung di masyarakat
tidak hanya dibutuhkan pendidikan formal yang tinggi dengan nilai
memuaskan, namun diperlukan juga keterampilan (skill) dan pengalaman
sebagai pendukung untuk lebih mengenali bidang pekerjaan yang sesuai
dengan keahlian yang dimiliki sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau pasar
kerja.
Bagi mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan, PKL dilakukan untuk
mendapatkan keterampilan, pengalaman, ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan praktek secara langsung pada perusahaan-perusahaan industri yang
mengolah bahan pangan baik skala kecil, menengah, maupun besar, sehingga
sistem ini sangat penting untuk membekali para mahasiswa dengan suatu
proses pendidikan keahlian profesional yang terpadu secara sistematik antara
program pendidikan di bangku kuliah dengan program penguasaan keahlian
yang diperoleh melalui bekerja langsung secara terarah untuk mencapai
tingkat keahlian profesional tertentu. PKL sangat bermanfaat bagi mahasiswa
Ilmu dan Teknologi Pangan untuk mengetahui teknologi yang diterapkan
pada perusahaan yang mengolah bahan pangan secara umum. Perusahaanperusahaan yang menerapkan teknologi tersebut salah satunya adalah PT. PG.
Candi Baru Sidoarjo. PT. PG. Candi Baru memproduksi Gula Kristal Putih
(GKP).
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi
dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam
bentuk kristal sukrosa padat. Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu,
bit gula atau aren. Proses untuk menghasilkan gula mencakup tahap ekstraksi
(pemerasan) diikuti dengan pemurnian melalui distilasi (penyulingan)
(Sihombing, 2013). Dalam hal ini diharapkan selama kegiatan PKL
berlangsung, akan terjalin hubungan yang baik antara lembaga akademis
dengan perusahaan yang terkait.
B. Maksud dan Tujuan PKL
Adapun maksud dari pelaksanaan PKL ini antara lain:
1. Menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan pada pabrik tempat
mahasiswa melakukan kegiatan PKL.
2. Terbinanya mahasiswa PKL untuk merasakan dunia kerja secara langsung
dalam kurun waktu yang ditentukan.
3. Mencari informasi mengenai bagaimana mendapatkan data dilapangan
untuk diolah dan dikaji kemudian oleh mahasiswa peserta PKL.
4. Terciptanya keharmonisan dan kerja sama antara perusahaan dengan
pihak Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri melalui mahasiswa
peserta PKL.
Adapun tujuan dari pelaksanaan PKL ini antara lain:
Tujuan Umum:
kualitas
layanan
pada
pemangku
kepentingan
(stakeholders)
3. Bagi Perusahaan
a. Realisasi dan adanya misi sebagai fungsi dan tanggung jawab sosial
kelembagaan.
b. Kemungkinan menjalin hubungan yang teratur, sehat dan dinamis
antara instansi/perusahaan dengan Lembaga Perguruan Tinggi.
c. Menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
bagi pihak-pihak yang terlibat.
D. Tempat PKL
PKL ini dilaksanakan di PT. PG. Candi Baru, yang terletak di Desa
Bligo, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, tepatnya
di Jalan Raya Candi Baru Nomor 10 Sidoarjo. Pemilihan perusahaan ini
berdasarkan inisiatif mahasiswa pelaksana PKL untuk mencoba melakukan
praktek kerja lapangan di perusahaan yang memproduksi gula kristal putih.
E. Jadwal PKL
PKL ini dilaksanakan selam 32 hari, terhitung sejak tanggal 10
Agustus 2015 - 10 September 2015. Praktek kerja dilaksanakan setiap hari
Senin sampai Sabtu, mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.00 WIB.
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
A. Sejarah Perusahaan
PT. PG. Candi Baru merupakan salah satu perusahaan agroindustri
yang terdapat di Provinsi Jawa Timur, perusahaan ini bergerak dibidang
industri gula. Pabrik Gula Candi Baru berdiri pada tahun 1832 yang terletak
di Desa Bligo, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo. Pabrik ini didirikan
oleh keluarga The Goen Tjing dengan nama N.V. Suiker Fabriek Tjandi.
Pada tanggal 21 Oktober 1911, pabrik tersebut dibeli oleh Kapten Tjoa.
Pengesahannya terdaftar pada Badan Hukum Panitia Pengadilan Negeri di
Surabaya No.12 tanggal 31 Oktober 1911 dengan nama NV. Suiker Fabrik
Tjandi. Ketika itu, pabrik beroperasi dengan kapasitas 750 ton tebu perhari
dan gula yang dihasilkan adalah gula SHS. Gula SHS ini berasal dari bahasa
belanda yaitu Superior Hooft Suiker.
Pada tahun 1941-1950 pabrik tidak beroperasi dan baru beroperasi
kembali pada tahun 1950. Berdasarkan RUPS tanggal 8 Februari 1962 nama
perusahaan diubah menjadi PT. Pabrik Gula Tjandi dan telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No.Y.A.5/112/1 tanggal 14 Oktober 1962. Pada tahun 1972,
seorang bernama H. Wirontono Bakrie membeli pabrik ini dan setiap tahun
kapasitas gilingnya ditingkatkan. Pada tahun 1975, kapasitas gilingnya
ditingkatkan menjadi 1.250 ton tebu perhari dan pada tahun 1981 kapasitas
gilingnya ditingkatkan kembali menjadi 1.500 ton tebu perhari.
Manajemen PT. PG. Tjandi dipegang oleh PT. Rajawali Nusantara
Indonesia (PT. RNI). Tahun 1992, PT. RNI memutuskan untuk mengambil
alih saham PT. PG. Tjandi Baru sebesar 55% dari Wirontono Bakrie dan
memulai masa giling pada tahun 1993 dengan perubahan nama menjadi PT.
PG. Candi Baru, dengan kapasitas giling ditingkatkan menjadi 1.750 ton
perhari. Tahun 2004, saham PT. RNI menjadi 98% dan pada tahun 2006
kapasitas giling ditingkatkan menjadi 2.100 ton perhari dengan gula yang
dihasilkan sebanyak 155 ton perhari dengan investasi difokuskan pada
peningkatan rendemen seperti High Grade Centrifugal, Evaporator dan
Crystalizer.
Tahun
2013,
terjadi
investasi
Cooling
Tower
untuk
bidang industri, antara lain penghargaan RNI Awards 2012 dengan kategori
Best Operating Company, juara 2 kategori Inovasi Teknologi BUMN Terbaik,
penghargaan menteri BUMN dengan kategori Pabrik Gula Bebas Suplemasi
Energi pada tahun 2012 dan penghargaan lingkungan hidup peringkat BIRU.
B. Struktur Organisasi
PT. PG Candi Baru adalah suatu perusahaan Perseroan Terbatas (PT).
Perusahaan dipegang oleh seorang direktur, yang membawahi beberapa
kepala bagian. Masing-masing kepala bagian ini dibantu oleh beberapa orang
staff.. Tanggung jawab masing-masing kepala bagian yang terdapat di PT.
PG. Candi Baru Sidoarjo adalah sebagai berikut :
a) Direktur
Tugas Direktur :
1. Mengadakan rapat kerja dengan kepala bagian dan menetapkan
rencana serta pelaksanaan kerja.
2. Mengontrol semua bidang dan menjelaskan masalah internal dan
eksternal.
3. Memberi instruksi
baik
berupa
teknis
dan
nonteknis
dan
dan
mengawasi
pelaksanaan
10
11
BAB III
PELAKSANAAN PKL
A. Bidang Kerja
A.1. Proses Pengolahan
a. Bahan Baku
PT. PG Candi Baru memperoleh bahan baku tebu dari kelompok tani
di bawah naungan perusahaan. Kelompok tani ini tersebar di beberapa
daerah meliputi Sidoarjo, Pasuruan, Gresik, Malang, Lumajang dan
Mojokerto. PT. PG. Candi Baru Sidoarjo menggunakan dua bahan baku
untuk proses produksi Gula Kristal Putih (GKP), yaitu bahan baku utama
dan bahan baku penunjang.
1) Bahan baku utama
PT. PG Candi Baru menggunakan tebu sebagai bahan baku
utama, dengan kapasitas giling sebanyak 2.700 Ton Cane per Day
(TCD). Tebu yang diterima PT. PG. Candi Baru diklasifikasikan menjadi
:
a. Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI)
TRI adalah tebu yang modal kerjanya dibiayai oleh bank dan
mendapatkan bimbingan teknis budidaya dari PT. PG. Candi Baru.
Cara ini menggunakan sistem bagi hasil (66% untuk Petani dan
34% untuk Pabrik).
b. Tebu Sendiri (TS)
TS adalah tebu milik pabrik dengan sistem menyewa tanah rakyat
dan penggarapannya dibiayai oleh PT. PG. Candi Baru.
c. Tebu Rakyat Mandiri (TRM) atau Tebu Bebas (TRB)
TRM adalah tebu rakyat milik petani disekitar pabrik atau diluar
daerah yang tidak mendapatkan kredit dari pihak bank maupun
pabrik.
12
13
14
didapat dari gula yang tidak masuk standar perusahan pada stasiun
penyelesaian kemudian dileburkan kemudian ditambahkan gelatin,
gliserin, glukosa dan shortening.
g. Soda flake (NaOH)
Penggunaan soda flake bertujuan untuk melunakkan kerakkerak yang ada pada evaporator. Kebutuhan untuk tiap pembersihan
evaporator adalah 150 kg, jumlah tersebut juga tergantung pada
kondisi kerak yang terbentuk.
h. Kaporit (Ca(ClO)2)
Penambahan kaporit bertujuan untuk membunuh bakteri
yang ada pada nira. Nira yang bebas bakteri memiliki kemungkinan
yang lebih kecil untuk mengalami terjadinya inversi Saccharosa
menjadi glukosa dan fruktosa. Kaporit juga digunakan untuk
membunuh bakteri pada pemakaian cane cutter.
i. Tawas (KAl(SO4)212H2O)
Tawas berfungsi untuk mengendapkan kotoran air sungai
yang digunakan sebagai feed water boiler di bak pengendapan air.
j. Bakterisida dan Fungisida
Bakterisida dan fungisida ditambahkan dengan tujuan
mengontrol pertumbuhan bakteri dan jamur dalam nira, serta
menurunkan kehilangan sukrosa yang terjadi karena inversi pada
stasiun gilingan.
b. Uraian Proses Produksi
Proses produksi yang digunakan untuk memproduksi gula SHS- IA di
PT. PG. Candi Baru adalah Sulfitasi Katalis Kontinyu, proses ini melalui
beberapa tahapan yang dilakukan di tujuh stasiun yang berbeda, yaitu:
Air Kondensat
15
Batang Tebu
Penggilingan
(Ekstraksi)
Ampas
Nira Mentah
Penyaringan
(Penjernihan)
Kotoran
Nira
Asam Fosfat
Kapur Tohor
Gas SO2
Accofloc
Pemurnian
(Klarifikasi)
Penguapan
(Evaporasi)
Blotong
Gas SO2
Nira Encer
Air Kondensat
Nira Kental
Pemasakan
(Kristalisasi)
Air Kondensat
Puteran
(Pemisahan)
Tetes / Molasse
Kristal
Udara Panas
Pengeringan
Pengayakan
Gula
Gula Produk
Pengemasan
16
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan bertujuan untuk mempersiapkan tebu sampai
tebu siap giling. Pada Tahap persiapan terdapat tiga pos, yaitu :
a. Pos Penerimaan atau Pos Pantau
Pada pos penerimaan dilakukan pemeriksaan kadar gula
(brix) tebu menggunakan refraktometer dan pemeriksaan pH tebu
menggunakan pH meter.
b. Pos Penimbangan
Pada pos penimbangan, truk yang bermuatan tebu di
timbang terlebih dahulu, setelah muatan truk diturunkan, truk
kemudian ditimbang kembali. Berat muatan yang diperoleh
merupakan selisih dari berat truk bermuatan dan berat truk kosong.
c. Pos Pembongkaran
Pada pos pembongkaran, tebu dari truk dipindahkan ke lori
(kereta pengangkut tebu) tebu menggunakan cane crane kemudian
dipindahkan ke meja tebu sebelum masuk ke dalam stasiun
gilingan. Tempat antrian tebu yang akan digiling disebut dengan
Emplacement
tebu.
Pengambilan
pada
emplacement
ini
17
18
19
20
a. Masakan D
Bahan untuk membuat masakan D adalah nira kental
tersulfitir, fondan, leburan gula D2 dan stroop A. Leburan gula D2
dan stroop A berfungsi untuk menaikkan harga kemurnian (HK) dari
nira. Mula-mula nira kental dari bak penampungan nira tersulfitasi
dialirkan menuju pan masakan D untuk dipanaskan dengan suhu
100C, sampai terbentuk benangan dan diusahakan tidak terjadi
21
22
23
24
remisi kurang dari 70. Kriteria gula yang diterapkan telah sesuai dengan
syarat mutu gula kristal putih SNI 3140.3 tahun 2010. Kualitas gula
dapat dilihat pada tabel 1 dan Syarat mutu gula pada tabel 2.
Satuan
Warna Kristal
Warna Larutan (ICUMSA)
Besar Jenis Butir
Susut Pengeringan (b/b)
Polarisasi
Abu (b/b)
SO2
CT
IU
Mm
%
Z
%
mg/kg
Persyaratan
GKP 1
GKP 2
4,0-7,5
7,6-10,0
81-200
201-300
0,8-1,2
0,8-1,2
Maks 0,1
Maks 0,1
Min 99,6
Min 99,5
Maks 0,10
Maks 0,15
Maks 30
Maks 30
Nilai Remisi
>70
>65
>60
25
masing 6.400 ton dan 5.100 ton. Maksimal tumpukan yang digunakan untuk
kemasan kardus adalah 5 tumpukan dan tumpukan karung (stapelan) adalah
40-45 tumpukan.
e. Pemasaran
PT. PG. Candi Baru memasarkan gula yang dihasilkan kepada
konsumen melalui dua jalur. Pertama, melalui Panitia lelang gula, yang
terdiri dari kelompok tani di bawah naungan PT. PG. Candi Baru. Jumlah
produk gula yang dilelang adalah 66% dari gula hasil produksi, gula lelang
ini dikemas dengan karung. Kedua, gula hasil produksi 34% yang dikemas
dengan plastik ditangani langsung oleh anak perusahaan PT. RNI yang
bergerak di bidang perdagangan yaitu PT. Rajawali Nusindo dengan merek
Raja Gula. Gula yang ditangani oleh PT. Rajawali Nusindo, biasanya
dijual secara retail. Gula-gula ini didistribusikan di seluruh Indonesia.
A.2. Mesin dan Peralatan Pengolahan
A.2.1. Pos Pantau
1. Mesin Perah
26
2. Hand Refraktometer
: Untuk mengukur kadar gula (brix) pada sampel nira dari tebu
yang baru diterima.
Brix
: 58-90%
Be
: 38-43
Water
: 12-27%
Akurasi : 0,5%
Min. Div : 0,5% Brix, Be, Water
Suhu
: 10C-30C
Ukuran : 27x40x150 mm
3. pH Meter
27
Merk
: AND
Jenis
Buatan
Tahun
: 2003
Tipe
: Load cell
Jumlah
: 2 buah
28
2. Timbangan Lori
Fungsi
Merk
: Berkel
Jenis
: CW-211/1000 RE-2
Buatan
: Rotherdam
Tahun
: 1965
Tipe
: RE.2.10000
Jumlah
: 1 buah
Kapasitas: 10 ton
3. Timbangan Digital Gantung
Merk
: EHP
Buatan
: Germany
Tipe
: Load cell
Jumlah
: 1 buah
Kapasitas: 10 ton
4. Lori
29
Panjang
: 9,4 m
Lebar
: 5,7 m
Power motor
: 15 kW
Ketinggian
: 2,8 m
Kemiringan
: 30
Kecepatan
: 0,28 m/detik
30
Cane Carrier II
Slat Carrier
1524 m
4m
7m
30 HP
1200 rpm
7. Cane Leveller
Diameter
: 850 mm
Panjang
: 1520 mm
Jumlah pisau
: 562
31
Penggerak
Kecepatan
:
: 730 rpm
: 600 rpm
Tipe
: Roll crusher
Spesifikasi
Produksi
Tahun
Diameter Rol
Panjang Rol
Jumlah Rol
Kecepatan
Daya
Ratio
Tekanan Hidrolik
Gilingan IV
PT. Bima
Bisma Indra
1993
900 mm
1524 mm
4 buah
3500 rpm
250 HP
1:17,21
200 Kg/cm2
32
Pompa Timur
120 m3/jam
25 mka
1455 rpm
20 kW
5 inch
5 inch
33
Panjang
:2m
Lebar
:1m
Jumlah
: 1 buah
Panjang : 2 m
Lebar
: 1,5 m
Tinggi
:2m
Volume : 6,2 m3
Operasi : Kontinyu
Panjang : 2 m
34
Lebar
: 1,5 m
Tinggi
:2m
Tipe
Kapasitas
: 163 m3 /jam
Head
: 30 mka
Kecepatan
: 1455 rpm
Power
: 22 kW
Diameter in/out : 5 in
3.
Juice Heater
Tipe
JH I
JH II
35
No.
LP (m2)
Tahun Pembuatan
Dipakai
n/pp
Keterangan
1
2
120
120
1978
1988
I
I
Bomastork
Srikayamas
3
4
120
120
1979
1979
I
II
Gruno-Sby
Gruno-Sby
5
6
120
120
1978
1979
II
II
Bomastork
BBI Pas
Panjang
Pipa
(mm)
Diameter
pipa in/out
(mm)
3590
33/36
I
3590
33/36
II
3590
33/36
III
3590
33/36
IV
3590
33/36
V
3590
33/36
VI
3590
33/36
VII
(Sumber : Pandreau, dkk., 2014)
Jumlah
Pipa
Luas
pemanas
(m2)
504
180
504
504
180
180
432
504
648
648
120
180
200
200
Jumlah
passes
Tahun
12
12
12
12
12
12
12
2007
2008
2010
1990
1993
2013
2013
4. Reaktor Ca-Sakarat
Diameter
: 500 mm
Volume
: 0,46 m3
Waktu tinggal
: 1-3 detik
36
5. Sulfur tower I
Dimensi
: 1,8 m x 2,5 m
Volume
: 6,98 m3
Waktu tinggal
: 5 menit
6. Flash Tank
Diameter
: 3,5 m
Tinggi
: 2,5 m
Volume
: 24,04 m3
Waktu tinggal
: 15 menit
Diameter cerobong
: 0,15 m
37
: Mengendapkan kotoran/flok
Diameter
:5m
Tinggi
:3m
Volume
: 58,88 m3
Lama tinggal
: 30-40 menit
: 75 m2
: 1 putaran/14 menit
Operasi
: Semi kontinyu
Diameter
: 3,2 m
Tinggi
:3m
Volume
: 24,12 m3
Waktu tinggal
: 15 menit
38
Bahan
: Stainless steel
Operasi
: Kontinyu
Perforasi
: 200 mesh
Diameter : 10 ft
Panjang : 18 ft
Luas
: 40,2 m2
39
Diameter : 1310 mm
Tinggi
: 880 mm
Volume : 1,2 m3
A.2.5. Tahap Penguapan
1. Evaporator
40
Evaporator
Panjang
pipa
(mm)
Diameter
pipa
in/out
(mm)
44/45
I
2300
2300
44/45
II
2300
44/45
III
2300
44/45
IV
2300
44/45
V
2300
44/45
VI
(Sumber : Pandreau, dkk., 2014)
LP
(m2)
Tahun
Tipe
1200
1190
1000
1000
870
870
2010
1992
1977
1998
1984
1985
Robert
Robert
Smith
Smith
Robert
Robert
Jumlah
Pipa
3728
4821
2295
2714
2714
2. Sulfur Tower II
Fungsi
Tinggi
: 5170 mm
Diameter
: 1200 mm
Dimensi
: 1,8 m x 2,5 m
Volume
: 6,98 m3
Waktu tinggal
: 5 menit
41
Spesifikasi
Jumlah Pipa
Lebar Pipa
Tahun
Masakan
Volume
Panjang Pipa
Suhu
Kapasitas
Tekanan
Pan I
820 buah
270 m2
2014
D
45 m3
1110 m
100oC
200 HL
65 cmHg
Pan II
854 buah
235 m2
1986
D
40 m3
1110 m
68 oC
400 HL
66 cmHg
Pan III
820 buah
270 m2
2013
D/C
45 m3
1110 m
70 oC
200 HL
58 cmHg
Pan IV
746 buah
240 m2
1994
A
40 m3
1110 m
58 oC
400 HL
65 cmHg
Pan V
860 buah
235 m2
1986
A
40 m3
1110 m
64 oC
400 HL
67 cmHg
2. Peti Tunggu
Pan VI
746 buah
240 m2
2007
A
40 m3
1110 m
58 oC
400 HL
68 cmHg
Pan VII
660 buah
220 m2
1983
A
38 m3
1110 m
122 oC
380 HL
66 cmHg
42
Jumlah
: 14 buah
Jenis/Bentuk
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
U
43
Semi Automatic
WS
0,8 ton
950 rpm
15 kW/400-440 V
1200x1400 mm
Kapasitas
: 1,3 ton
Tebal
: 18 inch
Diameter
: 36 inch
44
Jumlah putaran
: 20 putaran/jam
Volume keranjang
: 1300x1067 mm
Kecepatan maksimal
: 1200 rpm
3. Putaran Gula D
Spesifikasi
Merk
Tipe
Kapasitas
Kecepatan
D2
BMA
K850
3 ton
2275 rpm
4. Putaran Gula C
45
Kapasitas
: 5 ton
Tebal
: 1190 inch
Diameter
: 1200 inch
Jumlah putaran
: 20 putaran/jam
Operasi : Kontinyu
Kapasitas: 1,94112 ton/jam
Tipe
Sudut
: 60
Bahan
2. Sugar Dryer
46
Panjang
: 16 meter
Kapasitas
: 20 ton/jam
Produksi
Tinggi
: 5 meter
Waktu tinggal
: 2,5 menit
3. Bucket Elevator
Kecepatan
: 37 rpm
Diameter gear
: 0,38 m
47
Jumlah
: 2 buah
Operasi
: kontinyu
: 260 ku/jam
Jumlah bucket
: 29 buah
Tahun
: 1921
Jenis rantai
: Jefri
4. Sugar bin
Kapasitas: 40 ton
Tinggi
: 8 meter
Diameter : 4 meter
Material : Plat stainless steel SUS 304 2 mm
5. Ayakan
48
(a)
(b)
Gambar III. 35. Ayakan 8 mesh, panjang 13 M (a), Ayakan 23 mesh,
panjang 8 M (b)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Fungsi
49
kali dalam sehari, sedangkan pada ruang produksi lantai dibersihkan setiap
hari, dalam sehari dilakukan sebanyak 2 kali dari pihak pekerja khusus dan per
shift dari pekerja dalam shift tersebut.
b. Sanitasi Peralatan
Pembersihan alat produksi di PT. PG. Candi Baru menggunakan
metode wet cleaning. Wet cleaning (pembersihan basah), yaitu pembersihan
secara keseluruhan kotoran pada alat dengan menggunakan air atau larutan
tertentu untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada alat. Wet cleaning
dibedakan menjadi dua yaitu : pertama, Cleaning In Place (CIP) Merupakan
pembersihan secara keseluruhan kotoran tanpa pembongkaran alat dan mesin.
Kedua, Cleaning Out Place (COP) Adalah pembersihan secara keseluruhan
kotoran pada alat dengan pembongkaran alat dan mesin.
c. Sanitasi Pekerja
Pencemaran yang ditimbulkan oleh karyawan dapat berupa debu atau
kotoran yang dapat menempel pada karyawan, baik pada pakaian, rambut,
kulit dan kemungkinan cemaran lain yang dapat ditimbulkan oleh karyawan.
Usaha yang dilakukan agar produk tidak tercemar maka setiap karyawan
menggunakan pakain khusus. Di PT. PG. Candi Baru para pekerjanya tidak
menggunakan seragam dan perlindungan terhadap cemaran. Pabrik hanya
menyediakan seragam untuk pekerja yang melakukan pengemasan, akan tetapi
seragam tersebut jarang sekali dipakai. Hal ini disebabkan karena suhu di
50
dalam ruang pengolahan sangat panas, jadi jika para pekerja diwajibkan
menggunakan seragam dikhawatirkan dapat mengganggu kenyamanan
pekerja. Kebersihan dan kesehatan karyawan serta pekerja mempengaruhi
kualitas mutu produk, sehingga kesehatan dan kebersihan pekerja sangat perlu
diperhatikan.
d. Penanganan Limbah
Limbah yang terdapat pada PT. PG. Candi Baru dibagi menjadi 4 yaitu
limbah B3, limbah gas, limbah cair dan limbah padat. Setiap limbah yang
dihasilkan, memiliki cara penanganan yang berbeda-beda, sehingga terdapat
penanganan limbah B3, padat, cair dan gas.
a) Penanganan limbah B3
Sesuai
dengan
Keputusan
Bupati
Sidoarjo
Nomor
51
52
53
a. Inhouse Keeping
Inhouse Keeping merupakan tindakan preventif yang bertujuan
untuk mengurangi debit dan konsentrasi limbah yang dihasilkan.
Hal ini sangat diperlukan untuk meningkatkan efektifitas
produksi dan mengurangi beban sistem pengolahan limbah. Halhal yang dilakukan dalam tahap inhouse keeping, antara lain:
1. Membuat tanggul disekitar pompa dan peti nira untuk
menampung bocoran / tumpahan nira.
2. Membuat
tempat
penampungan
larutan
soda
bekas
54
55
2. Persiapan lahan
Persiapan lahan untuk budidaya tebu dimulai dengan pembuatan
got dan pembuatan juringan. Ukuran got standar, yaitu got keliling
dengan lebar 60 cm dan kedalaman 70 cm, sedangkan got malang
dengan lebar 50 cm dan kedalaman 60 cm. Ukuran standar juringan,
yaitu lebar 50 cm dan kedalaman 30 cm untuk tanah basah, 25 cm untuk
tanah kering. Pada lahan tebu juga dibuat jalan tikus sebagai jalan untuk
mengontrol tebu (Suwarto, dkk., 2014).
56
3. Penanaman
Bibit dipindahkan ke lahan setelah bibit berumur 3 bulan. Bibit
diletakkan pada juringan yang telah dibuat saat persiapan lahan.
57
58
6. Higiene karyawan
Fasilitas higiene karyawan, seperti toilet di PT. PG. Candi Baru telah
banyak tersedia dan memadai. Setiap 6 bulan sekali di PT. PG. Candi
Baru diadakan pemeriksaan untuk semua karyawan, sehingga tidak ada
karyawan sakit yang bekerja. Karyawan PT. PG. Candi Baru kurang
memerhatikan higienitas diri sendiri, sehingga hampir semua karyawan
yang melakukan proses produksi tidak menggunakan masker, baju kerja
dan penutup kepala.
7. Pengendalian proses
Setiap bahan baku yang akan diolah telah melalui pos pemeriksaan
Quality Control (QC), sehingga bahan baku yang akan diolah
merupakan bahan baku terbaik. Namun, PT. PG. Candi Baru kurang
memperhatikan QC untuk produk jadi. PT. PG. Candi Baru telah
menetapkan kemasan dan pelabelan. Disetiap kemasan gula yang
diproduksi
telah
dicantumkan
informasi
yang
diperlukan
oleh
konsumen.
8. Manajemen dan pengawasan
PT. PG. Candi Baru telah melakukan pengendalian produksi yang efektif
dan menerapkan manajemen pengendalian mutu sejak tahun 2014 yaitu
ISO 9001 : 2008 dan SNI 3140.3 : 2010
9. Pencatatan dan dokumentasi
PT. PG. Candi Baru telah melakukan pencatatan setiap tahapan
produksi, setiap satu jam sekali dilakukan pengontrolan dan pencatatan
oleh mandor keliling, sehingga setiap permasalahan yang terjadi dapat
ditelusuri sebabnya.
c. Good Handling Product (GHP)
Produk pangan jika tidak ditangani
59
maka perlu dilakukan penanganan produk jadi yang sesuai dengan pedoman
yang memenuhi syarat SNI. Prosedur GHP yang diterapkan di PT. PG. Candi
Baru adalah :
1. Pengemasan yang baik
Pengemasan yang tidak baik dan tidak sesuai dengan produk, akan
menyebabkan produk mudah rusak dan mengurangi umur simpan
produk tersebut. Untuk mengurangi terjadinya penyerapan air berlebih
pada gula, maka untuk kemasan karung terlebih dahulu dilapisi plastik.
Tampak belakang
Tampak depan
Gambar III. 40. Kemasan Gula 1 Kg
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
2. Jumlah tumpukan
Tumpukan setiap
kemasan
produk
harus
diperhatikan,
untuk
60
61
62
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. PT. PG. Candi Baru merupakan pabrik pangan yang mengolah tebu
menjadi gula kristal putih 1A sebagai produk utama dan produk samping
berupa tetes, blotong serta ampas tebu.
2. Pengolahan gula di PT. PG. Candi Baru menggunakan proses sulfitasi
alkalis kontinyu, dengan kriteria besar butir, warna (ICUMSA), kadar abu,
kadar air, nilai remisi dan kadar SO2 yang sesuai dengan SNI 3140.3:2010.
3. Penanganan limbah di PT. PG. Candi Baru telah dilakukan dengan baik.
Limbah B3 dan limbah padat diolah oleh pihak ketiga, sedangkan limbah
cair diolah sendiri oleh pihak pabrik.
4. Penerapan sanitasi di PT. PG. Candi Baru telah dilakukan dengan baik,
terutama sanitasi lingkungan dan peralatan. Untuk sanitasi pekerja belum
dilaksanakan dengan baik, karena suhu di ruan pengolahan sangat panas.
5. PT. PG. Candi Baru telah menerapkan Good Agriculture Practice (GAP),
Good Handling Product (GHP) dengan baik dan penerapan Good
Manufacturing Practice (GMP) belum memenuhi syarat pada aspek
higiene karyawan.
B. Saran-Saran
Perlunya peningkatan kedisiplinan untuk menggunakan alat pelindung
diri (APD) saat bekerja guna meminimalkan resiko kecelakaan kerja. Perlunya
peningkatan sistem Quality Control (QC) pada produk jadi. Perlunya
pengurangan antrian tebu pada stasiun emplacement.
DAFTAR PUSTAKA
Nugraheni, M., 2010. SNI Gula Pasir. http://staff.uny.ac.id [Diakses tanggal 5
Desember 2015].
63
Pandreou, D.R., Alviany, R. dan Pranoto, K.N., 2014. Laporan Kerja Praktek Di
PT. PG. Candi Baru. Universitas Surabaya. Surabaya.
Prasetyo, A., 2015. Good Agricultural. https://www.scribd.com/doc [Diakses
tanggal 1 September 2015].
Prawaningrum, H., 2011. Proses Produksi Gula SHS Di PT. Kebon Agung PG.
Trangkil. IPB. Bogor.
Saragih, R. T. P., 2009. Penentuan Kadar Fosfat pada Air Umpan Recovery
Boiler dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis Di PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk-PORSEA.
Sembiring, S.R., 2009. Transesterifikasi Heterogen Minyak Sawit Mentah dan
Metanol Menggunakan Katalis Padat Kalsium Oksida. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Sihombing, E. S. Y., 2013. Analisa Kandungan Rhodamin B dan Formalin pada
Gula Merah serta Pengetahuan dan Sikap Pedagang Di Pasar Tradisional
Kecamatan Medan Baru. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Suwarto, Octavianty, Y. dan Hermawati, S., 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Zainuri, 2013. Good Manufacturing Practice, Materi Kuliah Pengendalian Mutu.
Universitas Mataram. Mataram.
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76