Anda di halaman 1dari 60

Transportasi

Fluida
F. Kusnandar, P. Hariyadi dan E. Syamsi
r

Topi
k

Tujuanlnstruksionai Khusus:

Setelah menyelesaikan subtopik 5.1 ini, mahasiswa


diharapkan
dapat
menjelaskan
perbedaan
antara aliran laminar dan
turbulen dan faktor- faktor
yang
menentukan
jenis
aliran fluida didalam pipa,
menjelaskan prin- sip dalam
desain transportasi fluida
dan
parameter-parameter
yang digu- nakan dalam
proses transportasi fluida
(seperti Bilangan Reynold),
dan mendisain jenis aliran
fluida untuk memecahkan
soal-soal aplikasi tentang
aliran fluida (kasus industri
pangan).

V____________________________ s_______________
J
Pendahuluan
Sifat aliran fluida penting
dipahami ketika mendisain proses
pengaliran bahan. Dalam proses
pengolahan pangan, bahan atau
produk cair akan diatirkan dari
satu tahap proses ke tahap
proses lain hingga ke tahap
pengemasan.
Disain
dari
transportasi fluida bahan dari
satu tempat ke tempat lain yang

Topik 5. Transportasi Fluida

meiibatkan pompa, pipa, dan


sambungan-sambungan
pada
pipa, akan sangat dipengaruhi
oleh sifat aliran bahan, Sebagal
contoh,
daya
pompa
untuk
mengalirkan bahan yang kental
(misal
saus)
akan
berbeda
dengan daya pompa untuk bahan
yang cair (misal susu). Memahami
sifat aliran bahan juga sangat
penting dalam mendisain proses
panas untuk proses pasteurisasi
atau sterilisasi produk cair dalam
sistem
sinarnbung
(continue).
Kecukupan proses panas untuk
sterilisasi
atau
pasteurisasi
produk
cair
dalam
sistem
sinarnbung
akan
sangat
ditentukan oleh sebe- rapa lama
bagian bahan yang paling cepat
mengalir berada di holding tube
(pipa
dimana
proses
pasteurisasi/sterilisasi
berlangsung). Dalam hai ini, sifat
aiiran bahan akan memainkan
peranan yang penting.

Di dalam proses pengolahan pangan, bahan


atau produk pangan cair umumnya
ditransportasikan dari satu unit proses ke
unit proses lain metalui pipa dengan bantuan
pompa. Gambar 1 mengilustrasikan
transportasi fluida dalam sistem pasteurisasi
susu, dimana -bahan mengalir dalam
berbagai bentuk dan ukuran pipa. Aliran di
dalam pipa dapat dikelompokkan menjadi 2,
yaitu aliran laminar dan aliran turbulen.
Bagaimana jenis aiiran fluida yang terjadi
didalam pipa, akan dipengaruhi oleh
kecepatan rata-rata aliran bahan dalam pipa
(V), diameter pipa bagian dalam (D), jenis
fluida (Newtonian atau non-Newtonian
)
dan
densitas
bahan
(p).
Keempat
parameter
tersebut
dimasukkan ke dalam mode!

Topik 5. Transportasi Fluida

matematika yang disebut dengan


bilangan Reynolds
Jika pada Topik 4 dipelajari
bagaimana jenis dan sifat aliran
fluida
bahan
pangan,
maka
dalam Sub-topik 5.1 ini akan
dijelaskan tentang jenis dan sifat
aliran fluida dalam pipa (aliran
laminar dan turbulen).
Milk

Vwytj\jrn
Coolinp moclla
Heatino mcf

Fig- if ,9.9 Milk

plant wlm

1 C Homc^nnsf
2 D*eeretof
7- Hiding fui>e
1 Flow controller
Q Qoot*r pump
A S*partor3 vacuum pump & Standsrclrtratksn
unit

Gambar 1. Transportasi
susu dalam proses
pasteurisasi susu

Jenis Pipa
Dalam
perhitungan
transportasi fluida, dimensi pipa
yang periu diketahui adalah
diameter dan panjang pipa.
Diameter
pipa
terdiri
dari
diameter luar (OD) dan diamater
dalam
(ID),
tetapi
yang
digunakan dalam perhitungan
transportasi
fluida
adalah
diamater
pipa
dalam
(ID).
Topik 5. Transportasi Fluida

Terdapat jenis pipa yang sering


digunakan dalam transportasi
fluida, yaitu sanitary pipe dan steel
pipe.
Ukuran
pipa
sering
dinyatakan
daiam
ukuran
nominal atau nominal size (dalam
satuan inci) yang mempunyai
nilai ekuivalen terhadap nilai OD
dan ID. Tabel 1 menunjukkan
ukuran-ukuran
pipa
dalam
nominal size dan ekuivalensinya
dengan OD dan ID (baik satuan in
maupun rn). Sebagai contoh, bila
dinyatakan dimensi pipa 1.0 innominal, berarti diameter dalam
ipa (ID) adalah 1,049 in (0,02664
m) dan diameter luar (OD) 1,315
in (0,03340 m).
Tabel 1. Dimensi pipa untuk steel
Steel pipe ID in. (m1)
OD in. (m)
pipe dan sanitary pipe (Toledo,
1991)
Nomina/
size{ in)
0.5

0.622(0.01579)

0.75

0.824 (0.02093)

1,049 (0,02664)

1.5

1,610 (0,04089)

2.0

2,067 (0,05250)

Nomina/
size (in)
2.5
3.0
4.0

0,840
(0,02134)
1,050
(0,02667)
1,315
(0,03340)
1,900
(0,04826)
2,375
(0,06033)

Steel pipe

Sanitary pipe i
ID in. (m)

OD in. (m) |

0,902
(0,02291)
1,402
(0,03561)
1,870
(0,04749)_!

TW(00254)1
1,50(0,0381)
2,00(0,0508)
|

Sanitary pipe

ID in. (m) f OD in, (m)


ID in. Cm)
2,469 (0,06271) 2,875 (0,07302) 2,370
(0,06019)
3,068 (0,07793) 3,500 (0,08890) 2,870
(0,07289)
4,026 (0,10226) |
3,834
4,500(0,11430)
(0,09739)

OD in. Cm)
2,50
(0,0635)
3,0 (0,0762)
4/0 (0,1016)

Bilangan Reynolds dan Jenis


Aiiran

Topik 5. Transportasi Fluida

Aliran di dalam pipa dapat


dikelompokkan menjadi 2, yaitu
aiiran laminar dan aliran turbulen.
Perbedaan antara kedua aliran
tersebut
diilustrasikan
pada
Gambar 2.

r = R, v =
r=
0,v=vma

0 a-

Aliran Laminar
Aiiran Turbulen

ARAH
ALfRAN
Gambar 2.
A
li
r
a
n
l
a
m
i
n
a
r
d
a
n
t
u
r
b
u
l
e
n
fl
u
i
d
a
y

Topik 5. Transportasi Fluida

a
n
g
m
e
n
g
a
li
r
d
a
l
a
m
p
i
p
a
Aliran laminar

Aliran laminar terjadi pada suatu sistem


fluida dimana partikei fluida berge- rak
dalam pola lurus di sepanjang pipa,
Kecepatan aliran fluida yang mengalir
secara laminar akan berbeda-beda di dalam
pip?, tergantung pada jarak cairan tersebut
terhadap dinding pipa (lihat Gambar 2).
Kecepatan aliran fluida pada titik tertentu
diukur dari dinding pipa dapat ditentukan
Mp

dengan persamaan 1. Rumus tersebut

(
1
)

Kecepatan rata-rata fluida (V) di dalam pipa dihitung


dengan persamaan 2.
Kecepatan rata-rata dari suatu dalam pipa dapat juga dihitung
dari debit aliran Q (volume bahan yang mengalir per satuan
waktu) (persamaan 3) dibagi dengan iuasan pipa bagian dalam
(A) (persamaan 4).

diturunkan sebagaimana pad a viskometer


tabung (lihat kembaJi Kegiatan Belajar 1
tentang penurunan rumus kecepatan aliran
pada viskometer tabung)
.

Topik 5. Transportasi Fluida

y = (P\P2)R2 =
APR2
,
U/i 8
Ljx

oLju

A tiR
Pola kecepatan fluida laminar
di
dalam
pipa
berbentuk
parabola,
dimana
kecepatan
maksimum
aliran
terjadi
di
pertengahan
pipa
dan
yang
paling lam bat di bagian dinding
pipa (lihat Gambar 2). Kecepatan
pada
dinding
pipa
adalah
minimum karena r=R, sehingga
V=0, sedangkan kecepatan alir
pada pertengahan pipa adalah
maksimum
karena
r=0.
Kecepatan
maksimum
aliran
fluida
yang
mengalir
secara
laminar adalah (persamaan 5).

dimana: AP perbedaan tekanan


antara titik awal dan titik akhir
fluida
bergerak
(perbedaan
tekanan
antara
PI
dan
P2
menyebabkan fluida mengalir,
P1>P2),
L
panjang
pipa;
^i=viskositas fluida, R= jari-jari
pipa.
Untuk fluida yang bersifat
Newtonian
kecepatan
maksimumnya adalah dua kati
dari
kecepatan
rata-ratanya
(persamaan 6), sedangkan yang

Topik 5. Transportasi Fluida

bersifat
nonNewtonian
kecepatan
maksimumnya
tergantung pada indeks tingkah
laku aliran (n) (persamaan 7).
Cairan
Newtonian
aliran laminar ; V^ = 2V
(6)

dalam

Cairan non-Newtonian dalam


aliran laminar : Kmv =

(7)
max

(
+1) v '
Aliran turbufen
Aliran
turbulen
terjadi
apabila fluida mengalir dalam
pipa
dengan
gerakan
acak
dimana seolah terjadi proses
pengadukan. Dengan demikian,
kecepatan fluida yang mengalir
secara turbulen lebih seragam
(Gambar
2).
Aliran
turbulen
umumnya terjadi pada fluida
yang bersifat Newtonian.
Bilangan Reynolds

Topik 5. Transportasi Fluida

Jenis
aliran
fluida
dipengaru
hi oleh (a)
kecepatan
rata-rata
aliran
bahan
dalam
pipa (K);
(b)
diameter
pipa
bagian
dalam
(D); (c)
jenis
fluida
(Newtonia
n atau
nonNewtonia
n); dan (d)
densitas
bahan (p).
Keempat
parameter
tersebut
dimasukka
n ke
dalam
mode)
matematik
a yang
disebut
dengan
bilangan
Reynolds
(persamaa
n 8).
Bilangan
Reynolds
(Re)
adalah
bilangan
yang tidak
berdimens
i dan
digunakan
untuk
menentuk
an jenis
aliran
fluida di
dalam
pipa. Bila

(
8
)

d
i
m
a
n
a
:
p
=
d
e
n
si
t
a
s
b
a
h
a
n
(
g
/c
m
3

a
t
a
u
k
g
/
m
3
)
;
D
=
d
i
a
m
e

t
e
r
p
i
p
a
b
a
g
i
a
n
d
a
l
a
m
(
c
m
a
t
a
u
m
),
k
e
c
e
p
a
t
a
n
r
a
t
a
r
a
t
a

fl
u
i
d
a
d
i
d
a
l
a
m
p
i
p
a
(
c
m
/
d
e
ti
k
a
t
a
u
m
/
d
e
ti
k
)
d
a
n
n
=
vi
s
k
o
si

t
a
s
(
P
a
).

Se
pe
rti
tel
ah
dij
el
as
ka
n
pa
da
To
pi
k
4,
nil
ai
vi
sk
os
ita
s
fl
ui
da
(v
is
ko
sit
as
a
p
p
ar
e
nt
)

ha
ny
a
tet
ap
un
tu
k
ca
ira
n
ya
ng
be
rsi
fat
N
e
wt
on
ia
n,
se
da
ng
ka
n
un
tu
k
ca
ira
n
ya
ng
be
rsi
fat
no
nN
e
wt
on
ia

n
nil
ai
ny
a
be
ru
ba
h
(te
rg
an
tu
ng
pa
da
nil
ai
s
h
e
ar
st
re
ss

da
n
s
h
e
ar
ra
te

pa
da
sa
at
pe
ng
uk
ur
an
).
D
en

ga
n
de
mi
ki
an
,
pe
rs
am
aa
n
8
di
at
as
ha
ny
a
da
pa
t
di
gu
na
ka
n
un
tu
k
ca
ira
n
ya
ng
be
rsi
fat
N
e
wt
on
ia
n.

U
nt
uk
ca
ira
n
ya
ng
be
rsi
fat
no
nN
e
wt
on
ra
n,
nil
ai
vi
sk
os
ita
s
tid
ak
da
pa
t
di
gu
na
ka
n.
Ol
eh
ka
re
na
itu
,
pe
rs

a
m
aa
n
R
ey
no
ld
s
N
u
m
be
r
da
pa
t
di
m
od
ifi
ka
si
de
ng
an
m
en
gga
nti
nil
ai
vi
sk
os
ita
s
de
ng
an
nil
ai
in
de

ks
tin
gk
ah
la
ku
ali
ra
n
(n
)
da
n
ko
efi
si
en
ke
ke
nt
al
an
(K
)
(p
er
sa
m
aa
n
9).
M
od
el
R
ey
no
ld
s
ya
ng
di
m
od
ifi

ka
si
ini
di
se
bu
t
G
e
n
er
al
iz
e
d
R
e
y
n
ol
d
s
N
u
m
b
er
(R
e
ce
)

8(
F
)1
""
(
R
1m
e
ni
t
L
6
0
5

.
(9
)

)"
p
n

C
o
n
to
h
1:
T
e
n
t
u
k
a
n
bi
la
n
g
a
n
R
e
y
n
ol
d
s
d
a
n
fl
ui
d
a
N
e
w
to
ni
a
n
y

a
n
g
di
p
o
m
p
a
d
e
n
g
a
n
d
e
bi
t
al
ir
a
n
1
0
0
L/
m
e
ni
t
c
ai
ra
n
y
a
n
g
m
e
m
p
u
n
y
ai
d

e
n
si
ta
s
1.
0
2
g/
c
m
3

d
a
n
vi
s
k
o
si
ta
s
1
0
0
c
P
?
C
ai
ra
n
m
e
n
g
al
ir
m
el
al
ui
pi
p
a
t
u
r

u
s
b
er
u
k
u
ra
n
1.
5in
(n
o
m
in
al
)
s
a
ni
ta
ry
pi
p
e
d
e
n
g
a
n
p
a
nj
a
n
g
5
0
m
.
Ja
w
a
b:

D
ar
i
T
a
b
el
1,
u
n
t
u
k
1.
5in
(n
o
m
in
al
),
m
a
k
a

D
~

1,
4
0
2

in

_
0,
0
3
5
6

m
i
nV
=

_
0,
0

= 1,677
'7r/4(0,0356)2
mls
2
w

0
1
6
7

m
s

CP
Karena Newtonian, maka gunakan persamaan 8 untuk
meng'nitung bilangan Reynolds.
Re

_ pW _ (0,0356)(1.677)(1020) _

0,1

6Q9 (|m||na0

Daftar Pustaka
Canovas,G.V.B., Ma,L. Dan Barletta,B. 1997. Food Engineering
Laboratory Manual. Technomic Publishing Co., Inc.
Lancaster.

Daubert,C.R., and Foegeding,E.A. 2003. Rheologicat principles


for food analysis. Ch. 30 in Food Analysis, 3rd ed. S.S.
Nielsen (Ed.), Kluwer Academic, New York.
Hariyadj,P.f Purnomo/E.H., Umaryadi,M.E.W. dan Adawiyah,D.R.
1999. Latihan Soal PrinsipTeknik Pangan. Jurusan
Teknologi Pangan dan Gizi, IPB.
Muller, H.G. 1973. An Introduction to Food Rheofogy. William
Heinemann Ltd, London.
Peleg, M. And Bagley, E.B. 1983. Physical Properties of Foods.
AVI Publishing Company,Inc, Wetsport, Connecticut.
Sharma,S.K., Mulvaney,SJ. dan Rizvi,S.S.H. 2000, Food Process
Engineering: Theory and Laboratory Experiments. WileyInterscience, New York.
Singh,R.P. and Heldman,D.R. 2001. Introduction to
Engineering. 3rd ed, Academic Press, San Diego, CA.

Food

Toledo,R.T. 1991. Fundamentals of Food Process Engineering.


Van Nostrand Reinhold, New York.

Wirakartakusumah,M.A., Hermanianto,D., dan Andarwu!


an,N. 1989. Prinsip Teknik Pangan. PAU Pangan dan Gizi,
IPB,Transportasi Fluida Topik

F. Kusnandar, P. Hariyadi dan E.


Syamsir

Setelah menyelesaikan sub-topik 5.2 ini,


mahasiswa diharapkan menjetas- kan
prinsfp dalam desain transportasi fluida
dan
parameter-parameter
yang
digunakan datam proses transportasi
fluida (seperti Bilangan Reynold) serta
mampu menghitung keperluan/ukuran
pompa
yang
diperlukan
untuk
transportasi fluida.

J
Pendahuluan
Pada sub-topik 5.2 ini akan dijelaskan
konsep-konsep
perhitungan
daiam
transportasi fluida didalam sistim perpipaan,
Aliran bahan melalui pipa dipenga- ruhi oleh
banyak faktor, baik dari bahan sendiri,
desain pipa maupun daya pompa.
Faktor bahan yang akan mempengaruhi
adaiah sifat alir bahan (bersifat Newtonian
atau non-Newtonian), dan densitas bahan,
Karakteristik
fluida
yang
berpengaruh
adaiah nilai viskositas (bila bahan bersifat
Newtonian) atau nilai indeks tingkah iaku
aiiran (n) dan koefisien kekentalan (K) (jika

fluida
non-Newtonian
sehingga
tidak'memiliki nilai viskositas yang konstan).
Sedangkan
faktor
pipa
yang
akan
mempengaruhi adaiah jenis pipa (diameter
dalam pipa dan keka- saran/kehalusan
permukaan pipa bagian dalam), ketinggian
pipa dari permukaan tanah, dan gesekan
permukaan pipa dengan fluida akibat
kekasaran pipa, ada- nya penyempitan
(kontraksi), pengembangan (pelebaran), dan
sambungan (fitting). Faktor pompa berarti
berapa daya pompa yang diberikan yang
akan mempengaruhi laju aliran bahan di
dalam pipa. Dalam mendesain pemompaan
bahan
cair
dalam
pipa,
faktor-faktor
tersebut harus dipertimbangkan. Untuk itu
dikembangkan
model-model
matematika
dengan memasukkan parameter-parameter
tersebut.

Model persamaan Bernoulli .dapat digunakan untuk


menghitung kesetim- bangan energi suatu aliran fluida di
dalam pipa, dimana total energi selama proses transportasi
fluida adaiah sama. Energi yang terlibat dalam transportasi
fluida di dalam pipa adaiah energi potensial (oleh adanya
perbedaan tekanan atau ketinggian), energi kinetik, kerja
dan energi karena resistensi (hambatan) oleh gesekan
antara fluida dengan permukaan pipa

Dalam
sub-topik
5.2 ini akan dibahas
desain
transportasi
fluida
dengan
memperhatikan faktorfaktor yang disebutkan
di
atas.
Untuk
memahami
materi
yang dibahas, dalam
topik
ini
diberikan
beberapa
contoh
perhitungan
penerapan
modelmodel
matematika.
Untuk lebih memahami
materi
ini,
Anda
disarankan
untuk
mempelajari juga materi
mekanika fluida dalam
mata
kuliah
Fisika
Dasar,
Prinsip Dasar
Transportasi Fluida
Perhitungan
transportasi
fluida
didasarkan
pada
prinsip kesetimbangan
massa
dan
kesetimbangan energi.
Hal ini berarti selama
proses
transportasi
fluida tidak ada massa
dan
energi
yang
hilang.
Kesetimbangan massa
Fluida
mengalir
apabila
terdapat
perbedaan
tekanan
antara PI dan P2 (AP)
dan
fluida
mengalir

dalam pipa dari yang


memiliki luasan A1 ke
A2 (Gambar 1). Sesuai
dengan
prinsip
kesetimbangan massa,
maka
aliran
fluida
tidak menye- babkan
adanya
kehilangan
massa.
Dengan
demikian,
volume
fluida yang mele- wati
luasan A1 akan sama
dengan yang melewati
luasan
A2,
Dengan
kata lain, debit aliran
fluida yang melewati
pipa adaiah konstan,
yang dapat dihitung
dari kecepatan aliran
(V) dengan luasan pipa
(A) (persamaan 1).
Q=V1
A1 =
V2 A2
(1)

Gam
bar
1.
Prin
sip
alira
n

fluid
a
Kesetimbangan energi
(Hukum Bernoulli')
Kesetimbangan
energi
untuk
aliran
fluida
mengikuti
persamaan
Bernoulli,
dimana total energi
selama
proses
transportasi
fluida
adaiah sama. Energi
yang terlibat dalam
transportasi
fluida.
adaiah
energi
potensial
(karena
perbedaan
tekanan
atau
ketinggian),
energi kinetik, kerja
dan
energi
karena
resistensi (hambatan)
oleh gesekan. Rumus
awal untuk masingmasing
energi
dan
dengan
meggunakan
basis 1 kg {Tabel 1).
Tabel 1. Energi yang
terlibat dalam
transportasi fluida
di dalam pipa
Energi
Energi karena perbedaan
tekanan
Enerqi karena perbedaan
ketingqian
Enerqi kinetic
Work (input pompa)
Resistensi Gesekan

Secara
persamaan

umum,
Bernoulli

Rumus
Dasar

^MTP/PT

mgh
(1/2) mv2
W
(m APf)/
p

Formula
(basis 1
kg)

Unit

P/P

J/kg

gh

J/kg

(1/2) V2
W
APf/ p = Ef

J/kg
J/kg
J/kg

dinyatakan persamaan
2 (dinyatakan dalam
satuan
J/kg).
Persamaan di sebelah
kiri menunjukkan total
energi pada titik awal
fluida
bergerak,
sedang persamaan di
sebelah
kanan
menunjukkan
total
energi pada titik akhir
fluida bergerak.
P
V2
P
V2 AP(

^ +++
(2) p 2
p2p

APf/p
adaiah
faktor
hambatan
(frictional
resistancej
yang
disebabkan
oleh
adanya
gesekan
antara fluida dengan
pipa. Gesekan antara
fluida
dapat
terjadi
karena
kekasaran
pipa, adanya belokan,
atau
sambungan.
Dengan demikian APf/p
adaiah
nilai
total
hambatan
yang
disebabkan
oieh
faktor-faktor
hambatan
tersebut.
Hambatan-hambatan
yang
terjadi
dalam
pipa dibahas berikut
ini.
H
a
m

b
a
t
a
n

D
a
l
a
m

A
l
i
r
a
n

F
l
u
i
d
a

a
m
b
a
t
a
n

k
a
r
e
n
a

g
e
s
e
k
a
n

p
a
d
a

p
i
p
a

l
u
r
u
s
Struktur
permukaan pipa lurus
bagian
dalam
akan
mempengaruhi aliran
dari fluida, sehingga
memberikan
nilai
hambatan.
Kekasaran
pipa
dapat
bermacam-macam
(Gambar
2).
Untuk
menggambarkan
kekasaran pipa, maka
didefinisikan
kekasaran relatif, yaitu
rasio antara kekasaran
permukaan
pipa
bagian
dalam
(k)
dengan diameter pipa
(D).
Pipa
kasar
memiliki nilai k/D>0,
sedangkan pipa halus
memiliki nilai k/D=Q.
Gesekan melalui pipa
lurus juga dipengaruhi
oleh
sifat
fluida
(Newtonian atau nonNewtonian) dan jenis
aliran fluida (laminar

atau turbulen). Secara


umum, gesekan pada
permukaan dinyatakan
dengan persamaan 3
(disebut
juga
persamaan Fanning).
AP
_2/
(V)
2

p
D
Nilai
/adaiah
fanning friction factoring
nilainya
ditentukan
oleh kekasaran pipa,
karakteristik
fluida
dan
jenis
aliran
sebagai berikut:

a. Cairan
Newtonian/
nonNewtonian
yang
mengalir
secara
laminar
(Re< 2100),
nilai f tidak
dipengaruhi
oleh
kekasaran
pipa,
dimana
/^16/Re.
Ingat!!!
Bila- ngan
Reynolds
(Re) untuk
cairan
Newtonian
dihitung
dengan

menggunak
an
persamaan
8,
sedangkan
untuk nonNewtonian
dengan
persamaan
9 (lihat lagi
Sub-unit
5.1).types
of
roughness

<c>

T
T

& ?

1_

lb) <d>

Gambar 2. Jenis
kekas
aran
pada
perm
ukaa
n
pipa
sebel
ah
dala
m
b. Cairan
Newtonian/nonNewtonian
yang
mengalir
secara
transisi/turbulen
(Re>2100),
maka

harus
memperhatikan
kekasaran
pipa.
Untuk
permukaan
pipa
yang
halus
(k/D=0),
nilai
/ditentukan
oleh
bilangan Reyno!dsnya
sebagai
berikut:
Bila
3xlQ3<
Re
4
<10 : f= 0.193 (Re)'035
(4)
Bila 104< Re <106 ;
f= 0.048 (Re)-0 20
(5)
c. Untuk
cairan
Newtonian/nonNewtonian
yang
mengalir
secara
transisi/
turbulen
pada pipa dengan
permukaan
kasar
(k/D>0), maka nilai
f
ditentukan
dengan
menggunakan
diagram
Moody
(Gambar 3 untuk
cairan
Newtonian
dan
Gambar
4
untuk
nonNewtonian).
Bilangan Reynolds
diplot pada sumbu
x,
sedangkan
fractional factor (f)
pada
sumbu
y
(sebelah kiri). Pada
sumbu y sebelah
kanan
terdapat
nilai
kekasaran
relatif
(relative
roughness)
(k/D).
Untuk memperoleh
nilai
f,
tentukan

nilai
Re
pada
sumbu x, lalu tarik
garis
vertikal
sehingga
rtiemotong
garis
k/D
(untuk
Newtonian) atau n'
(untuk
nonNewtonian)
yang
bersesuaian. Nilai f
ditarik dari garis
horisontal dari titi
perpotongan
tersebut sehingga
memotong
garis
pada sumbu y.
Contoh 1:
Susu
dengan
viskositas 2 cP dan
densitas 1.01 g/cm3
dipompa melalui pipa
sanitari
lurus
berukuran
1-in
(nominal) dan panjang
1 feet dengan debit
aliran
3
gal/menit.
Hitunglah pressure drop
(AP)
dari
sistem
pemompaan tersebut!
Jawab:
Dari Tabel 1
(sub unit 5.1),
1-in
(nominal),maka
ID = 0,02291 m
L = 1 ft(0.3048)
m/ft = 0.3048
m.

r. 7. ,.
8aJ
3
0.0037854] ot 1 menit
j,
Debit aliran (Q) =
3.-.------------------------------------------------------------------------.-----------------------------------------= 0.00018927 m is
menit gal
60
5

Gambar 3. Fanning
frictional
factor (/)
untuk
cairan
Newtonia
n
(Diagram
Moody)

Friction Factor Char for nonNewtonian Fluid

MODIFIED REYNOLDS NUMBER. M

(GENERALYZED Re)

Gambar 4. Fanning
frictional factor (j)
untuk cairan nonNewtonian (Diagram
Moody)=0.00018927 .
-- = 0,459 mIs
A
(0,02291) m

s%

0,001 Pa^

paJ

cP

= kg/m2

p = 101
m

Rc = _
0^2291(
0,459X1
010) _

p
0,002
531Q

Pressure drop dapat


dihitung
dengan
menggunakan
persamaan 3. Karena
Re>2100/
maka
alirannya
bersifat
turbulen.
Untuk
menghitung AP, perlu
diketahui
nilai
f,
dimana
digunakan
persamaan 4 (karena
Re<104), Pipa sanitari
dianggap halus (tanpa
hambatan).
f= 0,193 (Re)'035 =
0,193(5310)~'35
=0,0095
Nilai AP dihitung
dengan
persamaan 3:

2
f
V
2

L
p
=

2
(
0
,
0
0
9
5
)
(
0
,
4
5
9
)
2

(
0
,
3
0
4
8
X
1
0
1
0
)
_
g
3
??
p
a

0
,
0
2
2
9
1
Contoh 2:
Saus
tomat
dipompa
melalui
sanitary
pipe
berdimensi
1-in
(nominal) dengan flow
rate
5
gal/menit.
Hitungtah
pressure
drop (AP) per meter
panjang
pipa!
Saus
tomat memiliki indeks
tingkah laku aliran (n)
0.45, koefisien kekentalan (K) 125 dynesecn/cm2 dan densitas
1,13 g/cm3.
Jawab:
Karena
fluida
bersifat
nonNewtonian
pseudoplastik,
maka
gunakan persamaan 9
(pada sub topik 5.1)
untuk
menghitung
Reynold
number.
Langkah
pertama
adaiah
mengkonversi
data
yang
ada
ke
satuan SI.
Dari Tabei 1 (sub topik
5.1), D-0.02291
m; R=0.01146 m
n = 0,45 (tanpa
dimensi)

cm dyne
m~
ml- r- 0,0037854] m2, I
menit A/WV,1C/1C 3/
Debit aliran (Q) =
~.----------------------------------------------------------= 0.00031545 mi

is
menit
gal
60 s
- Q 0,00031545 m* is
V = = ---------57
= 0,76d2 mis
A (#)(0,02291)' m
2

l,13g 1000 kg I
kg

= 1130 kg

/ mi
cm3 m3 'lOOOg L

=1m
Karena cairan nonNewtonian, maka
bilangan Reynolds
dihitung dengan
persamaan 9 (sub
topik 5.1)
W^RTj, =
30,39 (laminar)

Re =
=

0,45

3 + l
K
3(0^452+1 0,45

12.
,5

Un
tu
k
alir
an
la
mi
nar
,
AP
dih
itu
ng
de
ng
an
m
en
gg
un
ak
an
pe
rsa
m
aa
n
3.
30
,
di
m
an
a
f=
16
/R
e.
AP
=

2(16/30,39)(0/7652); (H30)
(1) 0,0229
1Hambatan karena
kontraksi/penyempitan
Hambatan yang disebabkan

= 30,41

kPa/m

oleh kontraksi atau


penyempitan disebabkan
cairan melewati pipa dengan
ukuran diameter besar ke yang
kecil (Gambar 5). Gesekan
akibat kontraksi/penyempitan
dihitung dengan persamaan 6

.FLOW at SUDDEN CONTRACTION of CROSS


SECTION

Direction of flow
C Plane of vena

Coilt I
Gambar 5. Aliran fluida
melalui penyempitan
pipa

(
6
)

pa

Nilai kf ditentukan
sebagai berikut
(persamaan 7 dan 8):

kf = 0.75 (,
1.25

untu
k
,untuk]
IaJ

kf=\QA > 0.715


Hambatan karena
ekspansi/pengembanga
n

Hambatan yang disebabkan


oleh ekspansi atau
pengembangan disebabkan
cairan melewati pipa dengan
ukuran diameter kecil ke yang
besar (Gambar 6).

vA
y

<
0.715

(
(7
)8
)

Gesekan akibat
kontraksi/penyempitan
dihitung dengan persamaan 9
(9)
.

FLOW at SUDDEN ENLARGEMENT Of CROSS


SECTION

or f/ow
Gambar 6. Aliran fluida melalui pelebaran
pipa

Hambatan karena
sambungan (fittings)

Hambatan yang disebabkan


oleh sambungan (fittings)
disebabkan cairan melewati
sambungan pipa, baik berupa
elbow (siku 45 atau 90),
katup (valve), dsb
(Gambar 7). Gesekan
akibat fitting dihitung dengan
persamaan 10
^-k
~

p
aDalam persamaan
10, nilai k? tergantung
pada jenis sambungan.
Untuk sambungan siku
90 (kf = 0.75), belokan
180 (kf = 1.5), gate
valve terbuka (kf =
0.17), dan globe valve
terbuka open (k, =
6.0).
Untuk
sambungan,
dikenal

.
(1
0)

juga nilai equivalent of


fitting
(L'/D),
yaitu
panjang
dari
fitting
dibandingkan dengan
pipa lurus (Tabel 2).
Contoh 3;

L'/D untuk 90 elbow = 35


digunakan untuk
menyambung sanitary pipe
dengan ukuran nominal 2 inci.
Apa artinya

?Gambar 7.Jenis-jenis sambungan


pipa
Tabel 2, Nilai equivalent of
fitting terhadap
dimensi pipa
Fitting

290
negligible
[Dimensi L/D
90 Elbow, std
45 Elbow, std
Tee (sebagai coupling)
Tee (sebagai elbow)
Gate valve, terbuka penuh
Globe valve, terbuka penuh

Coupling dan unio


nToledo, 1991
Jawab:
L'/D = 35 L' = 35 D D???
Dikarenakan sanitary tube
2 inci nominal maka ID 1.870
in, OD 2.000 in sehingga nilai
L' = 35 (1.87) = 65.45 inci. Jadi

1 sambungan (90 elbow) akan


memberikan
tahanan
yang
sama besarnya dengan pipa
(Sanitary tube 2 inci) lurus
dengan panjang 65.45 in.
Contoh 4:
Puree buah mempunyai
kandungan
padatan
11,9%
dlpompakan
melalui
pipa
sanitari
berdimensi
1-in
(nominal) dengan debit aliran
50
gal/menit.
Hitunglah
pressure drop (AP) per meter
pipa. Diketahui pure buah
mempunyai tndeks tingkah
laku aliran 0,35 dan koefisien
kekentatan 72 dyne.sVcm*.

Karena puree buah bersifat nonNewtonian pseudoplastik, maka


gunakan persamaan # untuk menghitung
Reynold number. Langkah pertama
adalah mengkonversi data yang ada ke
satuan S

In = 0,35 (tanpa
dimensl)
K=
12

dynes' I(10)"5 N
^no^2 rn?
cm2 dyne
2

Dari Tabel 1 (sub topik 5.1), D=0.02291


m; R=0.01146

menit

gal

60 5

= 8618 (turbulen)
Untuk
aliran
turbulen,
perlu
diketabui ni!ai f
yang
dapat
dihitung
dengan
persamaan 4.

0,193(Re)-'35 =
0,193(8618) "035=0,0080
9Dengan demikian, AP
adaiah:
AP

=
=

2(0,00809X0,7652)2

= 44,251
kPaim

= 0.0031545
m' is

(1070) (1) 0,0229


1Contoh 5:
Sebuah pompa
digunakan untuk
mengalirkan kecap dari
bagian bawah deaerator. Ketinggian
dearator tersebut 10 m di
atas pompa. Deaerator
dioperasikan pada
tekanan vakum 49 kPa.
Pipa yang digunakan
untuk menghubungkan
pompa ke deaerator
stain/ess steel
sanitary pipe

berdimensi 2.5-in
(nominal) dengan
panjang 8 m dengan satu
buah belokan (90
elbow). Kecap
mempunyai densitas
1130 kg/m3, consistency
index (K) 10.5 Pa.sn dan
flow behavior index (n)
0.45. Jika debit aliran
(flow rate) adaiah 40
L/min, tentukan berapa
tekanan di bagian pompa
untuk dapat
menghasilkan debit
aliran tersebut.
Diketahui tekanan
atmosfir = 101 kPa

.P1 =49 kPa (vacuum) v1 = 0 hi = 10 m

xz
10m
h2 = 0

Q = 40 L/min _ P2? * tf^


8m
Jawab:
Konversi data:
Debit afiran (Q) = 40 L/min. 0.001 m3/L. 1 min/60 sec =
0.0006666 m3/s
Diameter pipa (D): 2.5 in sanitary pipe Dari Tabel 1 (sub topik
5.1) maka: D = 0.06019 atau R = 0.03009 m
Maka luas (A) = ^(0.03009)2 =
0.002845 m2

Vacuum = 49 kPa, maka: PI = tekanan atmosfir - tekanan vakum = 101 - 49 = 52


kPaMaka, V = -J = 0.0006666/0.002845 = 0.2443 m/s
BggWP ^ 8(0,2443)^ (0,03009)^(1130) ^

(|aminar)

0,45

3n + l
K
3(0,45)+! 045

10
,5

nL = panjang pipa + panjang ekuivalen untuk fitting (L 7),


dimana untuk 1 buah 90' elbow L'/D=35
L = 8 + 0.06019(35) = 8 + 2.1 = 10.1 m
Karena aliran bersifat laminar, .maka
menggunakan persamaan 3:

= 16/Re. Dengan

^f 2 f(V)7 L 2(16/8,92)(0,2443)2 (10,1)


= 33.0 JI kg

pD
0,06019
Dengan menggunakan rumus Bernoulli (persamaan 2)

:AP,
P

pip
52.000
1
+ 9,8(10) + 0 + 0 = -~~r + 0 + + 33

1130
1P2 =
/previai'llif
AP.
rlpipa
1130
ss
pelppan

pip
^riuiaa,. terda|pt faktor
KC125.4kPaRingkasan
eR a,
irgfkarenilpistens
ngkan,
yalp gesekan'^esjg^F? n pipa
P
t^
.m
lurus, kontraksi
dan|
iengembangaFfe
m- hambatan pipa
tersebut dinyatakan dengan:

- . ; i;-- --

Daftar Pustaka
Canovas,G.V.B., Ma,L. Dan Barletta.B.
1997. Food Engineering Laboratory
Manual. Technomic Publishing Co.,
Inc. Lancaster.
Daubert,C.R., and Foegeding,E.A. 2003.
Rheologicai principles for food
analysis. Ch. 30 in Food Analysis,
3rd ed. S.S. Nielsen (Ed.), Kluwer
Academic, New York.
Hariyadi,P.,
Pumomo,E.H.,
Umaryadi,M.E.W.
dan
Adawiyah,D.R, 1999. Latihan Soal
Prinsip Teknik Pangan. Jurusan
Teknologi Pangan dan Gizi, IPB.
Muller, H.G. 1973. An Introduction to
Food Rheology. William Heinemann
Ltd, London.

Peleg, M. And Bagley, E.B. 1983.


Physical Properties of Foods. AVI
Publishing Company,Inc, Wetsport,
Connecticut.
Sharma,S.K.,
Mulvaney,SJ.
dan
Rizvi,S.S.H. 2000. Food Process
Engineering:
Theory
and
Laboratory Experiments. WileyInterscience, New York.

Sing^R.P. and Heldman,D.R. 2001. Introduction to


Food Engineering. 3rd ed, Academic Press, San
Diego, CA
.

Toledo,R.T. 1991. Fundamentals of Food


Process Engineering. Van Nostrand
Reinhold, New York.
Wi'rakartakusumah,M.A.,
Hermanianto,D., dan
Andaryvulan,N. 1989. Prinsip
Teknik Pangan. PAL) Pangan dan
Gizi, IPB.1 0.00] w3 1 menit
Debit aliran (Q) = 100.

Anda mungkin juga menyukai