Classified File
Classified File
Fluida
F. Kusnandar, P. Hariyadi dan E. Syamsi
r
Topi
k
Tujuanlnstruksionai Khusus:
V____________________________ s_______________
J
Pendahuluan
Sifat aliran fluida penting
dipahami ketika mendisain proses
pengaliran bahan. Dalam proses
pengolahan pangan, bahan atau
produk cair akan diatirkan dari
satu tahap proses ke tahap
proses lain hingga ke tahap
pengemasan.
Disain
dari
transportasi fluida bahan dari
satu tempat ke tempat lain yang
Vwytj\jrn
Coolinp moclla
Heatino mcf
plant wlm
1 C Homc^nnsf
2 D*eeretof
7- Hiding fui>e
1 Flow controller
Q Qoot*r pump
A S*partor3 vacuum pump & Standsrclrtratksn
unit
Gambar 1. Transportasi
susu dalam proses
pasteurisasi susu
Jenis Pipa
Dalam
perhitungan
transportasi fluida, dimensi pipa
yang periu diketahui adalah
diameter dan panjang pipa.
Diameter
pipa
terdiri
dari
diameter luar (OD) dan diamater
dalam
(ID),
tetapi
yang
digunakan dalam perhitungan
transportasi
fluida
adalah
diamater
pipa
dalam
(ID).
Topik 5. Transportasi Fluida
0.622(0.01579)
0.75
0.824 (0.02093)
1,049 (0,02664)
1.5
1,610 (0,04089)
2.0
2,067 (0,05250)
Nomina/
size (in)
2.5
3.0
4.0
0,840
(0,02134)
1,050
(0,02667)
1,315
(0,03340)
1,900
(0,04826)
2,375
(0,06033)
Steel pipe
Sanitary pipe i
ID in. (m)
OD in. (m) |
0,902
(0,02291)
1,402
(0,03561)
1,870
(0,04749)_!
TW(00254)1
1,50(0,0381)
2,00(0,0508)
|
Sanitary pipe
OD in. Cm)
2,50
(0,0635)
3,0 (0,0762)
4/0 (0,1016)
r = R, v =
r=
0,v=vma
0 a-
Aliran Laminar
Aiiran Turbulen
ARAH
ALfRAN
Gambar 2.
A
li
r
a
n
l
a
m
i
n
a
r
d
a
n
t
u
r
b
u
l
e
n
fl
u
i
d
a
y
a
n
g
m
e
n
g
a
li
r
d
a
l
a
m
p
i
p
a
Aliran laminar
(
1
)
y = (P\P2)R2 =
APR2
,
U/i 8
Ljx
oLju
A tiR
Pola kecepatan fluida laminar
di
dalam
pipa
berbentuk
parabola,
dimana
kecepatan
maksimum
aliran
terjadi
di
pertengahan
pipa
dan
yang
paling lam bat di bagian dinding
pipa (lihat Gambar 2). Kecepatan
pada
dinding
pipa
adalah
minimum karena r=R, sehingga
V=0, sedangkan kecepatan alir
pada pertengahan pipa adalah
maksimum
karena
r=0.
Kecepatan
maksimum
aliran
fluida
yang
mengalir
secara
laminar adalah (persamaan 5).
bersifat
nonNewtonian
kecepatan
maksimumnya
tergantung pada indeks tingkah
laku aliran (n) (persamaan 7).
Cairan
Newtonian
aliran laminar ; V^ = 2V
(6)
dalam
(7)
max
(
+1) v '
Aliran turbufen
Aliran
turbulen
terjadi
apabila fluida mengalir dalam
pipa
dengan
gerakan
acak
dimana seolah terjadi proses
pengadukan. Dengan demikian,
kecepatan fluida yang mengalir
secara turbulen lebih seragam
(Gambar
2).
Aliran
turbulen
umumnya terjadi pada fluida
yang bersifat Newtonian.
Bilangan Reynolds
Jenis
aliran
fluida
dipengaru
hi oleh (a)
kecepatan
rata-rata
aliran
bahan
dalam
pipa (K);
(b)
diameter
pipa
bagian
dalam
(D); (c)
jenis
fluida
(Newtonia
n atau
nonNewtonia
n); dan (d)
densitas
bahan (p).
Keempat
parameter
tersebut
dimasukka
n ke
dalam
mode)
matematik
a yang
disebut
dengan
bilangan
Reynolds
(persamaa
n 8).
Bilangan
Reynolds
(Re)
adalah
bilangan
yang tidak
berdimens
i dan
digunakan
untuk
menentuk
an jenis
aliran
fluida di
dalam
pipa. Bila
(
8
)
d
i
m
a
n
a
:
p
=
d
e
n
si
t
a
s
b
a
h
a
n
(
g
/c
m
3
a
t
a
u
k
g
/
m
3
)
;
D
=
d
i
a
m
e
t
e
r
p
i
p
a
b
a
g
i
a
n
d
a
l
a
m
(
c
m
a
t
a
u
m
),
k
e
c
e
p
a
t
a
n
r
a
t
a
r
a
t
a
fl
u
i
d
a
d
i
d
a
l
a
m
p
i
p
a
(
c
m
/
d
e
ti
k
a
t
a
u
m
/
d
e
ti
k
)
d
a
n
n
=
vi
s
k
o
si
t
a
s
(
P
a
).
Se
pe
rti
tel
ah
dij
el
as
ka
n
pa
da
To
pi
k
4,
nil
ai
vi
sk
os
ita
s
fl
ui
da
(v
is
ko
sit
as
a
p
p
ar
e
nt
)
ha
ny
a
tet
ap
un
tu
k
ca
ira
n
ya
ng
be
rsi
fat
N
e
wt
on
ia
n,
se
da
ng
ka
n
un
tu
k
ca
ira
n
ya
ng
be
rsi
fat
no
nN
e
wt
on
ia
n
nil
ai
ny
a
be
ru
ba
h
(te
rg
an
tu
ng
pa
da
nil
ai
s
h
e
ar
st
re
ss
da
n
s
h
e
ar
ra
te
pa
da
sa
at
pe
ng
uk
ur
an
).
D
en
ga
n
de
mi
ki
an
,
pe
rs
am
aa
n
8
di
at
as
ha
ny
a
da
pa
t
di
gu
na
ka
n
un
tu
k
ca
ira
n
ya
ng
be
rsi
fat
N
e
wt
on
ia
n.
U
nt
uk
ca
ira
n
ya
ng
be
rsi
fat
no
nN
e
wt
on
ra
n,
nil
ai
vi
sk
os
ita
s
tid
ak
da
pa
t
di
gu
na
ka
n.
Ol
eh
ka
re
na
itu
,
pe
rs
a
m
aa
n
R
ey
no
ld
s
N
u
m
be
r
da
pa
t
di
m
od
ifi
ka
si
de
ng
an
m
en
gga
nti
nil
ai
vi
sk
os
ita
s
de
ng
an
nil
ai
in
de
ks
tin
gk
ah
la
ku
ali
ra
n
(n
)
da
n
ko
efi
si
en
ke
ke
nt
al
an
(K
)
(p
er
sa
m
aa
n
9).
M
od
el
R
ey
no
ld
s
ya
ng
di
m
od
ifi
ka
si
ini
di
se
bu
t
G
e
n
er
al
iz
e
d
R
e
y
n
ol
d
s
N
u
m
b
er
(R
e
ce
)
8(
F
)1
""
(
R
1m
e
ni
t
L
6
0
5
.
(9
)
)"
p
n
C
o
n
to
h
1:
T
e
n
t
u
k
a
n
bi
la
n
g
a
n
R
e
y
n
ol
d
s
d
a
n
fl
ui
d
a
N
e
w
to
ni
a
n
y
a
n
g
di
p
o
m
p
a
d
e
n
g
a
n
d
e
bi
t
al
ir
a
n
1
0
0
L/
m
e
ni
t
c
ai
ra
n
y
a
n
g
m
e
m
p
u
n
y
ai
d
e
n
si
ta
s
1.
0
2
g/
c
m
3
d
a
n
vi
s
k
o
si
ta
s
1
0
0
c
P
?
C
ai
ra
n
m
e
n
g
al
ir
m
el
al
ui
pi
p
a
t
u
r
u
s
b
er
u
k
u
ra
n
1.
5in
(n
o
m
in
al
)
s
a
ni
ta
ry
pi
p
e
d
e
n
g
a
n
p
a
nj
a
n
g
5
0
m
.
Ja
w
a
b:
D
ar
i
T
a
b
el
1,
u
n
t
u
k
1.
5in
(n
o
m
in
al
),
m
a
k
a
D
~
1,
4
0
2
in
_
0,
0
3
5
6
m
i
nV
=
_
0,
0
= 1,677
'7r/4(0,0356)2
mls
2
w
0
1
6
7
m
s
CP
Karena Newtonian, maka gunakan persamaan 8 untuk
meng'nitung bilangan Reynolds.
Re
_ pW _ (0,0356)(1.677)(1020) _
0,1
6Q9 (|m||na0
Daftar Pustaka
Canovas,G.V.B., Ma,L. Dan Barletta,B. 1997. Food Engineering
Laboratory Manual. Technomic Publishing Co., Inc.
Lancaster.
Food
J
Pendahuluan
Pada sub-topik 5.2 ini akan dijelaskan
konsep-konsep
perhitungan
daiam
transportasi fluida didalam sistim perpipaan,
Aliran bahan melalui pipa dipenga- ruhi oleh
banyak faktor, baik dari bahan sendiri,
desain pipa maupun daya pompa.
Faktor bahan yang akan mempengaruhi
adaiah sifat alir bahan (bersifat Newtonian
atau non-Newtonian), dan densitas bahan,
Karakteristik
fluida
yang
berpengaruh
adaiah nilai viskositas (bila bahan bersifat
Newtonian) atau nilai indeks tingkah iaku
aiiran (n) dan koefisien kekentalan (K) (jika
fluida
non-Newtonian
sehingga
tidak'memiliki nilai viskositas yang konstan).
Sedangkan
faktor
pipa
yang
akan
mempengaruhi adaiah jenis pipa (diameter
dalam pipa dan keka- saran/kehalusan
permukaan pipa bagian dalam), ketinggian
pipa dari permukaan tanah, dan gesekan
permukaan pipa dengan fluida akibat
kekasaran pipa, ada- nya penyempitan
(kontraksi), pengembangan (pelebaran), dan
sambungan (fitting). Faktor pompa berarti
berapa daya pompa yang diberikan yang
akan mempengaruhi laju aliran bahan di
dalam pipa. Dalam mendesain pemompaan
bahan
cair
dalam
pipa,
faktor-faktor
tersebut harus dipertimbangkan. Untuk itu
dikembangkan
model-model
matematika
dengan memasukkan parameter-parameter
tersebut.
Dalam
sub-topik
5.2 ini akan dibahas
desain
transportasi
fluida
dengan
memperhatikan faktorfaktor yang disebutkan
di
atas.
Untuk
memahami
materi
yang dibahas, dalam
topik
ini
diberikan
beberapa
contoh
perhitungan
penerapan
modelmodel
matematika.
Untuk lebih memahami
materi
ini,
Anda
disarankan
untuk
mempelajari juga materi
mekanika fluida dalam
mata
kuliah
Fisika
Dasar,
Prinsip Dasar
Transportasi Fluida
Perhitungan
transportasi
fluida
didasarkan
pada
prinsip kesetimbangan
massa
dan
kesetimbangan energi.
Hal ini berarti selama
proses
transportasi
fluida tidak ada massa
dan
energi
yang
hilang.
Kesetimbangan massa
Fluida
mengalir
apabila
terdapat
perbedaan
tekanan
antara PI dan P2 (AP)
dan
fluida
mengalir
Gam
bar
1.
Prin
sip
alira
n
fluid
a
Kesetimbangan energi
(Hukum Bernoulli')
Kesetimbangan
energi
untuk
aliran
fluida
mengikuti
persamaan
Bernoulli,
dimana total energi
selama
proses
transportasi
fluida
adaiah sama. Energi
yang terlibat dalam
transportasi
fluida.
adaiah
energi
potensial
(karena
perbedaan
tekanan
atau
ketinggian),
energi kinetik, kerja
dan
energi
karena
resistensi (hambatan)
oleh gesekan. Rumus
awal untuk masingmasing
energi
dan
dengan
meggunakan
basis 1 kg {Tabel 1).
Tabel 1. Energi yang
terlibat dalam
transportasi fluida
di dalam pipa
Energi
Energi karena perbedaan
tekanan
Enerqi karena perbedaan
ketingqian
Enerqi kinetic
Work (input pompa)
Resistensi Gesekan
Secara
persamaan
umum,
Bernoulli
Rumus
Dasar
^MTP/PT
mgh
(1/2) mv2
W
(m APf)/
p
Formula
(basis 1
kg)
Unit
P/P
J/kg
gh
J/kg
(1/2) V2
W
APf/ p = Ef
J/kg
J/kg
J/kg
dinyatakan persamaan
2 (dinyatakan dalam
satuan
J/kg).
Persamaan di sebelah
kiri menunjukkan total
energi pada titik awal
fluida
bergerak,
sedang persamaan di
sebelah
kanan
menunjukkan
total
energi pada titik akhir
fluida bergerak.
P
V2
P
V2 AP(
^ +++
(2) p 2
p2p
APf/p
adaiah
faktor
hambatan
(frictional
resistancej
yang
disebabkan
oleh
adanya
gesekan
antara fluida dengan
pipa. Gesekan antara
fluida
dapat
terjadi
karena
kekasaran
pipa, adanya belokan,
atau
sambungan.
Dengan demikian APf/p
adaiah
nilai
total
hambatan
yang
disebabkan
oieh
faktor-faktor
hambatan
tersebut.
Hambatan-hambatan
yang
terjadi
dalam
pipa dibahas berikut
ini.
H
a
m
b
a
t
a
n
D
a
l
a
m
A
l
i
r
a
n
F
l
u
i
d
a
a
m
b
a
t
a
n
k
a
r
e
n
a
g
e
s
e
k
a
n
p
a
d
a
p
i
p
a
l
u
r
u
s
Struktur
permukaan pipa lurus
bagian
dalam
akan
mempengaruhi aliran
dari fluida, sehingga
memberikan
nilai
hambatan.
Kekasaran
pipa
dapat
bermacam-macam
(Gambar
2).
Untuk
menggambarkan
kekasaran pipa, maka
didefinisikan
kekasaran relatif, yaitu
rasio antara kekasaran
permukaan
pipa
bagian
dalam
(k)
dengan diameter pipa
(D).
Pipa
kasar
memiliki nilai k/D>0,
sedangkan pipa halus
memiliki nilai k/D=Q.
Gesekan melalui pipa
lurus juga dipengaruhi
oleh
sifat
fluida
(Newtonian atau nonNewtonian) dan jenis
aliran fluida (laminar
p
D
Nilai
/adaiah
fanning friction factoring
nilainya
ditentukan
oleh kekasaran pipa,
karakteristik
fluida
dan
jenis
aliran
sebagai berikut:
a. Cairan
Newtonian/
nonNewtonian
yang
mengalir
secara
laminar
(Re< 2100),
nilai f tidak
dipengaruhi
oleh
kekasaran
pipa,
dimana
/^16/Re.
Ingat!!!
Bila- ngan
Reynolds
(Re) untuk
cairan
Newtonian
dihitung
dengan
menggunak
an
persamaan
8,
sedangkan
untuk nonNewtonian
dengan
persamaan
9 (lihat lagi
Sub-unit
5.1).types
of
roughness
<c>
T
T
& ?
1_
lb) <d>
Gambar 2. Jenis
kekas
aran
pada
perm
ukaa
n
pipa
sebel
ah
dala
m
b. Cairan
Newtonian/nonNewtonian
yang
mengalir
secara
transisi/turbulen
(Re>2100),
maka
harus
memperhatikan
kekasaran
pipa.
Untuk
permukaan
pipa
yang
halus
(k/D=0),
nilai
/ditentukan
oleh
bilangan Reyno!dsnya
sebagai
berikut:
Bila
3xlQ3<
Re
4
<10 : f= 0.193 (Re)'035
(4)
Bila 104< Re <106 ;
f= 0.048 (Re)-0 20
(5)
c. Untuk
cairan
Newtonian/nonNewtonian
yang
mengalir
secara
transisi/
turbulen
pada pipa dengan
permukaan
kasar
(k/D>0), maka nilai
f
ditentukan
dengan
menggunakan
diagram
Moody
(Gambar 3 untuk
cairan
Newtonian
dan
Gambar
4
untuk
nonNewtonian).
Bilangan Reynolds
diplot pada sumbu
x,
sedangkan
fractional factor (f)
pada
sumbu
y
(sebelah kiri). Pada
sumbu y sebelah
kanan
terdapat
nilai
kekasaran
relatif
(relative
roughness)
(k/D).
Untuk memperoleh
nilai
f,
tentukan
nilai
Re
pada
sumbu x, lalu tarik
garis
vertikal
sehingga
rtiemotong
garis
k/D
(untuk
Newtonian) atau n'
(untuk
nonNewtonian)
yang
bersesuaian. Nilai f
ditarik dari garis
horisontal dari titi
perpotongan
tersebut sehingga
memotong
garis
pada sumbu y.
Contoh 1:
Susu
dengan
viskositas 2 cP dan
densitas 1.01 g/cm3
dipompa melalui pipa
sanitari
lurus
berukuran
1-in
(nominal) dan panjang
1 feet dengan debit
aliran
3
gal/menit.
Hitunglah pressure drop
(AP)
dari
sistem
pemompaan tersebut!
Jawab:
Dari Tabel 1
(sub unit 5.1),
1-in
(nominal),maka
ID = 0,02291 m
L = 1 ft(0.3048)
m/ft = 0.3048
m.
r. 7. ,.
8aJ
3
0.0037854] ot 1 menit
j,
Debit aliran (Q) =
3.-.------------------------------------------------------------------------.-----------------------------------------= 0.00018927 m is
menit gal
60
5
Gambar 3. Fanning
frictional
factor (/)
untuk
cairan
Newtonia
n
(Diagram
Moody)
(GENERALYZED Re)
Gambar 4. Fanning
frictional factor (j)
untuk cairan nonNewtonian (Diagram
Moody)=0.00018927 .
-- = 0,459 mIs
A
(0,02291) m
s%
0,001 Pa^
paJ
cP
= kg/m2
p = 101
m
Rc = _
0^2291(
0,459X1
010) _
p
0,002
531Q
2
f
V
2
L
p
=
2
(
0
,
0
0
9
5
)
(
0
,
4
5
9
)
2
(
0
,
3
0
4
8
X
1
0
1
0
)
_
g
3
??
p
a
0
,
0
2
2
9
1
Contoh 2:
Saus
tomat
dipompa
melalui
sanitary
pipe
berdimensi
1-in
(nominal) dengan flow
rate
5
gal/menit.
Hitungtah
pressure
drop (AP) per meter
panjang
pipa!
Saus
tomat memiliki indeks
tingkah laku aliran (n)
0.45, koefisien kekentalan (K) 125 dynesecn/cm2 dan densitas
1,13 g/cm3.
Jawab:
Karena
fluida
bersifat
nonNewtonian
pseudoplastik,
maka
gunakan persamaan 9
(pada sub topik 5.1)
untuk
menghitung
Reynold
number.
Langkah
pertama
adaiah
mengkonversi
data
yang
ada
ke
satuan SI.
Dari Tabei 1 (sub topik
5.1), D-0.02291
m; R=0.01146 m
n = 0,45 (tanpa
dimensi)
cm dyne
m~
ml- r- 0,0037854] m2, I
menit A/WV,1C/1C 3/
Debit aliran (Q) =
~.----------------------------------------------------------= 0.00031545 mi
is
menit
gal
60 s
- Q 0,00031545 m* is
V = = ---------57
= 0,76d2 mis
A (#)(0,02291)' m
2
l,13g 1000 kg I
kg
= 1130 kg
/ mi
cm3 m3 'lOOOg L
=1m
Karena cairan nonNewtonian, maka
bilangan Reynolds
dihitung dengan
persamaan 9 (sub
topik 5.1)
W^RTj, =
30,39 (laminar)
Re =
=
0,45
3 + l
K
3(0^452+1 0,45
12.
,5
Un
tu
k
alir
an
la
mi
nar
,
AP
dih
itu
ng
de
ng
an
m
en
gg
un
ak
an
pe
rsa
m
aa
n
3.
30
,
di
m
an
a
f=
16
/R
e.
AP
=
2(16/30,39)(0/7652); (H30)
(1) 0,0229
1Hambatan karena
kontraksi/penyempitan
Hambatan yang disebabkan
= 30,41
kPa/m
Direction of flow
C Plane of vena
Coilt I
Gambar 5. Aliran fluida
melalui penyempitan
pipa
(
6
)
pa
Nilai kf ditentukan
sebagai berikut
(persamaan 7 dan 8):
kf = 0.75 (,
1.25
untu
k
,untuk]
IaJ
vA
y
<
0.715
(
(7
)8
)
Gesekan akibat
kontraksi/penyempitan
dihitung dengan persamaan 9
(9)
.
or f/ow
Gambar 6. Aliran fluida melalui pelebaran
pipa
Hambatan karena
sambungan (fittings)
p
aDalam persamaan
10, nilai k? tergantung
pada jenis sambungan.
Untuk sambungan siku
90 (kf = 0.75), belokan
180 (kf = 1.5), gate
valve terbuka (kf =
0.17), dan globe valve
terbuka open (k, =
6.0).
Untuk
sambungan,
dikenal
.
(1
0)
290
negligible
[Dimensi L/D
90 Elbow, std
45 Elbow, std
Tee (sebagai coupling)
Tee (sebagai elbow)
Gate valve, terbuka penuh
Globe valve, terbuka penuh
In = 0,35 (tanpa
dimensl)
K=
12
dynes' I(10)"5 N
^no^2 rn?
cm2 dyne
2
menit
gal
60 5
= 8618 (turbulen)
Untuk
aliran
turbulen,
perlu
diketabui ni!ai f
yang
dapat
dihitung
dengan
persamaan 4.
0,193(Re)-'35 =
0,193(8618) "035=0,0080
9Dengan demikian, AP
adaiah:
AP
=
=
2(0,00809X0,7652)2
= 44,251
kPaim
= 0.0031545
m' is
berdimensi 2.5-in
(nominal) dengan
panjang 8 m dengan satu
buah belokan (90
elbow). Kecap
mempunyai densitas
1130 kg/m3, consistency
index (K) 10.5 Pa.sn dan
flow behavior index (n)
0.45. Jika debit aliran
(flow rate) adaiah 40
L/min, tentukan berapa
tekanan di bagian pompa
untuk dapat
menghasilkan debit
aliran tersebut.
Diketahui tekanan
atmosfir = 101 kPa
xz
10m
h2 = 0
(|aminar)
0,45
3n + l
K
3(0,45)+! 045
10
,5
= 16/Re. Dengan
pD
0,06019
Dengan menggunakan rumus Bernoulli (persamaan 2)
:AP,
P
pip
52.000
1
+ 9,8(10) + 0 + 0 = -~~r + 0 + + 33
1130
1P2 =
/previai'llif
AP.
rlpipa
1130
ss
pelppan
pip
^riuiaa,. terda|pt faktor
KC125.4kPaRingkasan
eR a,
irgfkarenilpistens
ngkan,
yalp gesekan'^esjg^F? n pipa
P
t^
.m
lurus, kontraksi
dan|
iengembangaFfe
m- hambatan pipa
tersebut dinyatakan dengan:
- . ; i;-- --
Daftar Pustaka
Canovas,G.V.B., Ma,L. Dan Barletta.B.
1997. Food Engineering Laboratory
Manual. Technomic Publishing Co.,
Inc. Lancaster.
Daubert,C.R., and Foegeding,E.A. 2003.
Rheologicai principles for food
analysis. Ch. 30 in Food Analysis,
3rd ed. S.S. Nielsen (Ed.), Kluwer
Academic, New York.
Hariyadi,P.,
Pumomo,E.H.,
Umaryadi,M.E.W.
dan
Adawiyah,D.R, 1999. Latihan Soal
Prinsip Teknik Pangan. Jurusan
Teknologi Pangan dan Gizi, IPB.
Muller, H.G. 1973. An Introduction to
Food Rheology. William Heinemann
Ltd, London.