Anda di halaman 1dari 4

Akuntansi Dana bagi Sektor Publik

Oleh Admin KeuLSM / Jumat 20 Desember 2013 / Tidak ada komentar

Organisasi-organisasi nirlaba dan institusi pemerintah menggunakan akuntansi dana


(fund accounting) untuk mengontrol dana yang terikat atau dibatasi penggunaannya
(restricted fund) sekaligus untuk menjamin adanya ketaatan atas persyaratan yang ada.

Akuntansi Dana bagi Sektor Publik

Sumber dana keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan oleh organisasi nirlaba
atau institusi pemerintah biasanya mempunyai keterbatasan penggunaan, dalam arti, dana-dana
tersebut dibatasi penggunaannya untuk tujuan atau aktivitas tertentu yang terkadang merupakan
syarat dan pihak eksternal yang merupakan penyedia dana.
Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi sektor publik mempunyai tujuantujuan yang spesifik. Dengan latar belakang seperti itu, perusahaan swasta dapat menggunakan
sumber daya yang dimiliki untuk keperluan apapun, yang penting bagi mereka adalah adanya
laba. Berbeda dengan organisasi sektor publik dimana sumber daya yang ada harus digunakan
dengan tujuan tertentu.
Misalkan pemerintah menerima pinjaman dari World Bank (Bank Dunia) sebesar Rp 10 miliar
untuk pembangunan jalan dan jembatan. Maka, tidak ada pilihan lain bagi pemerintah selain
menggunakan dana Rp 10 miliar tersebut untuk pembangunan jembatan dan jalan.
Contoh lain sebuah institusi pendidikan mengandalkan dananya dari para alumninya. Dalam
memberikan sumbangan, para alumni tersebut menghendaki tujuan-tujuan tertentu. Ada yang
meberi sumbangan untuk keperluan pembangunan perpustakaan, ada pula yang meberi
sumbangan khusus untuk beasiswa.

Secara umum, sangat lazim jika dari keseluruhan dana yang dipunyai organisasi sektor publik,
masing-masing mempunyai tujuan tersendiri dalam penggunaannya, baik karena faktor aksternal
(pembatasan eksternal), faktor internal (perencanaan manajemen), maupun karena peraturan.
Adanya keterbatasan penggunaan dana memberikan implikasi akan suatu kewajiban untuk
memberikan pertanggungjawaban kepada pihak penyedia dana (donatur). Oleh sebab itu,
organisasi-organisasi nirlaba dan institusi pemerintah menggunakan akuntansi dana (fund
accounting) untuk mengontrol dana yang terikat atau dibatasi penggunaannya (restricted fund)
tersebut sekaligus untuk menjamin adanya ketaatan atas persyaratan yang ada.

Persamaan Akuntansi Dana


Dalam akuntansi dana dikenal persamaan akuntansi sebagai berikut
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan akuntansi yang kita kenal pada
akuntansi keuangan yang digunakan dalam perusahaan komersial yang berupa
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
Di sini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas. Di perusahaan,
selisih antara aktiva dan utang adalah ekuitas yang menunjukkan adanya kepemilikan pada
perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya. Sementara itu, di organisasi sektor publik,
ekuitas dana tidak menunjukan adanya kepemilikan siapapun karena memang tidak ada
kepemilikan individu dalam suatu organisasi sektor publik.
Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran
Dalam akuntansi dana, dikenal istilah basis akuntansi dan fokus pengukuran (measurement
focus). Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Contoh,
bila organisasi mengadopsi basis akrual penuh, transaksi diakui ketika transaksi tersebut
memiliki dampak ekonomi yang substantif. Kalau yang diadopsi adalah basis kas, transaksi
diakui hanya kalau kas yang berhubungan dengan transaksi tersebut diterima atau dibayarkan.
Fokus pengukuran dari suatu entitas akuntansi menentukan apa yang akan dilaporkan, dengan
kata lain jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan dilaporkan dalam
neraca. Konsep basis akuntansi dan fokus pengukuran ini berhubungan erat dan pemilihan
salah satu akan mengimplikasikan pemilihan yang lain.
Contoh, kalau basis kas yang dipilih, maka fokus pengukurannnya juga atas kas saja, sehingga
implikasinya hanya kativa lancar kas yang dilaporkan dalam neraca. Perubahan dalam aktiva
tetap dan kewajiban jangka panjang tidak diakui. Misalkan sebuah organisasi membeli

kendaraan seharga Rp 200 juta, jurnal yang terjadi kalau menggunakan basis kas dengan fokus
pengukuran sumber daya jangka pendek adalah:
Belanja Kendaraan

200.000.000
Kas
200.000.000

Dengan cara tersebut, pemerintah tidak akan melaporkan kendaraan sebagai aktiva di
neracanya. Pemerintah akan mencatat baik kenaikan maupun penurunan kas di Laporan
Pendapatan dan Belanja Dana (Funds Statement or Revenues and Expenditure) atau laporan
yang sebanding yang menjelaskan perubahan dalam saldo dana. Dampaknya, kendaraan akan
dibebankan seluruhnya pada waktu dibeli, yang nantinya akan ditutup ke ekuitas dana (fund
balance).
Jika suatu entitas mengadopsi basis akrual penuh seperti diharuskan untuk perusahaan, maka
fokus pengukurannya biasanya meliputi semua sumber daya ekonomi dan neracanya akan
melaporkan semua aktiva dan kewajiban, baik lancar maupun tidak lancar. Perubahan dalam
aktiva tetap bersih dan kewajiban jangka panjang diakui sebagai pendapatan atau beban.
Misalnya sebuah organisasi membeli kendaraan seharga Rp 200 juta, jurnal yang terjadi kalau
menggunakan basis akrual penuh adalah:
Kendaraan

200.000.000
Kas

200.000.000

Di banyak lingkungan pemerintahan, basis akuntansi dan fokus pengukuran menjadi


permasalahan tersendiri muncul karena banyak entitas pemerintahan yang menggunakan
anggaran dengan berbasis kas sehingga dibutuhkan data realisasi anggaran yang berbasis kas
pula. Dalam konteks tersebut, dikembangkanlah basis akuntansi berupa basis kas yang akan
menghasilkan informasi yang bersifat jangka pendek. Permasalahan muncul karena entitas
tersebut juga dituntut untuk menyusun neraca yang juga menyajikan informasi yang bersifat
jangka panjang (aktiva tetap dan utang jangka panjang). Dengan kata lain, dalam lingkungan
pemerintahan seperti itu, ada tuntutan untuk menggunakan basis kas dengan fokus pengukuran
jangka panjang. Dari sinilah berkembang basis akuntansi yang disebut dengan basis kas yang
dimodifikasi (cash modified basis).
Dengan basis kas yang dimodifikasi tersebut, transaksi pembelian kendaraan senilai Rp 200 juta
akan dicatat dalam dua kali penjurnalan, yaitu:

Belanja Kendaraan
Kas

200.000.000
200.000.000

Kendaraan

200.000.000
Ekuitas Dana

200.000.000

Jurnal kedua dilakukan untuk memenuhi tuntutan fokus pengukuran jangka panjang.
Terlepas dari apakah suatu entitas melaporkan aktiva dan kewajiban jangka panjang di neraca
dananya, entitas tersebut harus melakukan kontrol akuntansi atas aktiva dan kewajiban tersebut.
Manajemen dan konstituen lain mungkin ingin tahu dengan semua sumber daya dan kewajiban
entitas tersebut dan tidak hanya ingin tahu atas aktiva dan kewajiban yang ada di neraca saja.
Oleh karena itu, entitas wajib membuat catatan akuntansi atas semua aktiva dan kewajiban serta
memasukkan dalam laporan keuangan suatu skedul yang tidak hanya menyatakan mengenai
aktiva dan kewajiban tersebut namun juga menunjukkan perubahannya dalam tahun tersebut.

Anda mungkin juga menyukai