Anda di halaman 1dari 57

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA

UNTUK MENARIK RESPON SISWA


DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Disusun oleh:
PUTU WENNY PREMASANTHI
NI KOMANG EUGINIA NATALIA
NI KADEK WIRANINGSIH

SMA NEGERI 1 AMLAPURA


KABUPATEN KARANGASEM
TAHUN 2015
1

Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Menarik Respon Siswa Dalam


Pembelajaran Sejarah

Diajukan untuk mengikuti


Lomba Karya Tulis Ilmiah
Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Pendidikan Ganesha

Disusun oleh:
PUTU WENNY PREMASANTHI
NI KOMANG EUGINIA NATALIA
NI KADEK WIRANINGSIH

SMA NEGERI 1 AMLAPURA


KABUPATEN KARANGASEM
TAHUN 2015
i

HALAMAN PENGESAHAN

Tema

Model Pembelajaran Sejarah yang Inovatif

Judul

Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Menarik Respon Siswa


Dalam Pembelajaran Sejarah

Diajukan untuk mengikuti


Lomba Karya Tulis Ilmiah
Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah
Universitas Pendidikan Ganesha

Disusun oleh:
PUTU WENNY PREMASANTHI
NI KOMANG EUGINIA NATALIA
NI KADEK WIRANINGSIH

Mengetahui,

Amlapura, 2 Nopember 2015


Guru Pembina

Komang Ayu Sri Inteni, S.Pd


NIP. 19861004 201101 2005

ii

ABSTRAK

PUTU WENNY PREMASANTHI, NI KOMANG EUGINIA NATALIA, NI


KADEK WIRANINGSIH

Kata Kunci

: Metode Sosiodrama, Respon Siswa, dan Pembelajaran Sejarah

Sosiodrama ialah suatu proses pembelajaran dalam bentuk permainan yang


disesuaikan dalam dunia anak seusianya yang melibatkan interaksi dua siswa atau
lebih tentang suatu topik dimana siswa memainkan peran atau mendramatisasikan
tingkah laku sesuai dengan tokoh yang ia lakoni. Penulis mengangkat topik
tentang penerapan sosiodrama dalam pembelajaran sejarah atas dasar kepedulian
terhadap

persepsi

siswa

tentang

pembelajaran

sejarah

yang

dianggap

membosankan. Sebenarnya, penyebab kebosanan tersebut bukan berasal dari


pelajarannya, melainkan sebagian besar faktor penyebabnya disebabkan oleh cara
penyaluran dan cara mentransfer materi pembelajaran tersebut.Kesimpulan yang
diperoleh dari gagasan ini, yaitu: penulis mengetahui kondisi serta persepsi siswa
terhadap pembelajaran sejarah di sekolah penulis. Oleh karena itu, penulis
mengangkat system pembelajaran sosiodrama untuk diterapkan pad pembelajaran
sejarah. Diharapkan dengan metode ini, dapat meningkatkan motivasi serta respon
siswa terhadap pembelajaran sejarah. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik.

iii

KATA PENGANTAR

Atas karunia Tuhan Yang Maha Esa akhirnya penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah yang berjudul Penerapan Metode Sosiodrama untuk Menarik
Respon Siswa dalam Pembelajaran Sejarah. Karya ilmiah ini merupakan salah
satu hasil pelaksanaan pemikiran sederhana sebagai wujud partisipasi penulis
dalam Lomba Karya Ilmiah Ilmiah Remaja yang diselenggarakan oleh Fakultas
Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Ganesha.
Dalam penulisan karya ilmiah ini, banyak pihak yang memberi bantuan
baik moril maupun material kepada penulis. Oleh karena itu, maka pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terimah kasih kepada:
1. Bapak Wayan Sugiana, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1
Amlapura yang telah memberikan ijin, bimbingan, dan masukan baik
material dan spiritual bagi penulis.
2. Bapak I Made Agus Arya Wijaya Kusuma, S.Pd, selaku koordinator
ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja yang telah banyak memberikan
masukan dalam proses pembuatan karya lmiah ini.
3. Ibu Komang Ayu Sri Inteni, S.Pd, selaku pembimbing pembuatan karya
ilmiah ini
4. Bapak I Dewa Gede Ag. Pratama Putra, selaku pembimbing pembuatan
karya ilmiah ini
5. Teman-teman khususnya teman-teman Kelas XII MIPA 1 SMAN 1
Amlapura yang telah banyak memberikan dukungan agar terselesainya
karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh daripada sempurna.Untuk
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca guna
menyempurnakan karya ilmiah

ini. Namun demikian penulis berharap karya

ilmiah ini bisa bermanfaat bagi pembaca

Amlapura, 2 Nopember 2015

Penulis
iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................... i


Halaman Pengesahan ........................................................................................... ii
Abstrak ............................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................. 3
BAB II. KAJIAN TEORI..................................................................................... 4
2.1 Sosiodrama ........................................................................................ 4
2.2 Pembelajaran Sejarah ........................................................................ 8
2. 3 Respon Siswa ................................................................................. 11
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 14
3.1 Sumber dan Jenis Data .................................................................... 14
3.2 Pengumpulan Data .......................................................................... 14
3.3 Analisis Data ................................................................................... 14
BAB IV. PEMBAHASAN ................................................................................. 17
4.1 Metode Sosiodrama ......................................................................... 17
4.2 Respon Siswa Terhadap Metode Sosiodrama ................................... 19
BAB V. PENUTUP ........................................................................................... 22
5.1 Simpulan ......................................................................................... 22
5.2 Saran-Saran ..................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 23

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Pemberian Skor Respon Siswa ............................................. 15


Tabel 3.2 Pedoman Penggolongan Respon Siswa ............................................... 15

vi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Naskah Drama ............................................................................... 24
Lampiran 2. Angket Respon Siswa .................................................................... 38
Lampiran 3. Proses Pembelajaran Sejarah .......................................................... 42
Lampiran 4. Daftar Riwayat Hidup Penulis ........................................................ 47

vii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di
bangku sekolah, baik di tingkat sekolah dasar maupun sekolah menengah.
Kendatipun demikian, tak jarang ada banyak siswa yang merasa kesulitan untuk
menguasai pelajaran ini. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut,
mulai dari cara penyampaian materi yang kurang tepat sampai kurangnya minat
siswa terhadap pelajaran sejarah. Tidak bisa dipungkiri bahwa selama beberapa
dekade inipendidikan hanya menyuguhkan hafalan terutama untuk pelajaran
Sejarah. Tak jarang juga siswa hanya disuruh mendengarkan guru menerangkan
materi tanpa memiliki kesempatan untuk turut terlibat aktif di dalamnya. Parahnya
lagi, siswa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri ataupun
menunjukkan potensi dirinya dengan maksimal. Sedangkan faktanya, setiap siswa
memiliki karakter dan cara belajar yang berbeda satu sama lainnya. Akhirnya,
bukan rahasia lagi jika Sejarah mendapat cap sebagai pelajaran yang
membosankan dan tidak menarik. Padahal, sebagai mata pelajaran wajib yang
diajarkan sejak di bangku sekolah dasar, sejarah merupakan salah satu materi
yang penting. Karena melalui sejarah kita belajar untuk lebih menghargai diri kita
sendiri maupun lingkungan sekitar kita. Presiden pertama Republik Indonesia, Ir.
Soekarno, pernah mengatakan dalam pidatonya, jika bangsa yang besar adalah
bangsa yang menghargai sejarahnya. Jika generasi muda Indonesia saja merasa
bosan saat mempelajari Sejarah Indonesia, Indonesia tidak akan pernah menjadi
bangsa yang besar seperti cita-cita leluhur kita.
Sebenarnya, faktor kebosanan tersebut bukan dari pelajaran menghafal
atau pelajaran sejarah itu sendiri. Bahkan, penerapan atau pembelajaran
menghafal tersebut tidak harus dihapuskan atau diganti. Sebagian besar faktor
penyebabnya disebabkan oleh cara penyaluran dan cara mentransfer materi
pembelajaran tersebut. Di kehidupan sehari-hari, kita tentu sering melihat inovasiinovasi belajar yang diterapkan oleh guru-guru di sekolah. Mulai dari
1

pembelajaran kelompok, pembelajaran outdoor, sampai melaui pendekatanpendekatan yang dilakukan oleh guru kepada siswa. Semua itu memiliki tujuan
yang sama yaitu agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan dan dapat
menerapkannya dengan baik. Dan dari semua inovasi pembelajaran tersebut tidak
ada yang salah, semuanya benar dan memiliki tujuan yang baik. Namun,
permasalahannya adalah terletak pada kapan dan dimana metode itu bisa
diterapkan. Seorang guru harus bisa melihat potensi dari suatu metode agar bisa
diterapkan dengan maksimal. Masalahnya sekarang adalah metode seperti apa
yang tepat digunakan untuk pembelajaran sejarah. Metode yang akan mengubah
persepsi siswa mengenai pelajaran Sejarah yang mereka cap membosankan.
Melihat

semua

permasalahan

diatas,

mendorong

penulis

untuk

mengungkapkan cara atau metode pembelajaran seperti apa yang diinginkan siswa
agar mereka tidak mudah jenuh dan bosan saat mempelajari Sejarah. Melalui
metodesosiodrama dengan mengambil salah satu materi dari pelajaran Sejarah
yaitu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan melihatrespon siswa terhadap
metode pembelajaran tersebut,penulis membuat sebuah karya ilmiah yang
berjudul Penerapan Metode Sosiodrama untuk Meningkatkan Minat Serta
Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang dijelaskan diatas, penulis dapat mengangkat


beberapa rumusan masalah dari karya ilmiah ini sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan metode sosiodrama?
2. Bagaimakah respon siswa terhadap penerapan metode pembelajaran
sosiodrama dalam pelajaran sejarah?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah diatas, penulis dapat mengangkat tujuan dari
penulisan karya ilmiah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian metode pembelajaran sosiodrama

2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan metode sosiodrama


dalam pelajaran sejarah

1.4 Manfaat Penulisan


Dari tujuan penulisan diatas penulis dapat mengangkat manfaat penulisan
sebagai berikut.
1. Bagi Penulis
a. Penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah terkait metode pembelajaran
sosiodrama yang diterapkan dalam pelajaran sejarah serta dapat
menambah wawasan tentang metode sosiodrama
b. Penulis dapat mengetahui cara atau metode pembelajaran yang diinginkan
siswa serta mengerti dampak dari metode tersebutterhadap motivasi
belajar siswa
c. Penulis dapat mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran sejarah
yang menerapkan metode sosiodrama
2. Bagi Pembaca
a. Sebagai refrensi tentang metode sosiodrama
b. Pembaca dapat mengungkapkan metode pembelajaran baru yang akan
dicanangkan terhadap pembelajaran Sejarah
c. Pembaca dapat mengungkapkan minatserta respon siswa terhadap
pembelajaran sejarah yang menerapkan metode sosiodrama

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Sosiodrama
2.1.1 Definisi Sosiodrama Menurut para Ahli
Kata sosiodrama berasal dari dua kata, yakni sosio dan drama. Sosio
berasal dari kata social, sedangkan drama ialah metode mengajar yang dalam
pelaksanaannya anak mendapat tugas dari guru untuk mendramatisasikan suatu
situasi sosial yang mengandung suatu problem.
Sedangkan definisi metode sosiodrama menurut beberapa pendapat antara
lain:
1. Menurut Joeslina Aziz (dalam Adya Mubakhit, 2012) metode sosiodrama
adalah cara mengajar yang memberi kesempatan pada anak untuk
melakukan kegiatan memainkan peran tertentu, seperti yang terdapat
dalam kehidupan masyarakat social.
2. Menurut Zakiah, metode sosiodrama semacam drama atau sandiwara,
akan tetapi tidak disiapkan naskahnya terlebih dahulu, tidak pula diadakan
pembagian tugas yang harus mengalami latihan lebih dahulu dengan kata
lain, sosiodrama dilakukan secara spontan dalam kegiatan pembelajaran
setelah siswa mendengarkan penjelasan guru (Adya Mubakhit, 2012).
3. Menurut Aris metode sosiodrama merupakan suatu proses pembelajaran
dalam bentuk permainan yang disesuaikan dalam dunia anak seusianya,
yaitu pemaparan dan pemetaan pikiran anak (Adya Mubakhit, 2012).
4. Menurut pendapat Syaiful Bahri dan Aswan Zain metode sosiodrama
(dalam Adya Mubakhit, 2012) adalah mendramatisasikan tingkahlaku
dalam hubungannya dengan sosial.
5. Menurut Martinis Yamin, metode sosiodrama adalah metode yang
melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau
situasi siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia

lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka melakukan peran terbuka


(Adya Mubakhit, 2012).

2.1.2 Tujuan Metode Sosiodrama


Adapun tujuan serta fungsi dari metode sosiodrama ketika diterapkan
dalam pembelajaran, para ahli memiliki pendapat tersendiri, namun pendapatpendapat tersebut memiliki kesamaan tujuan, berikut akan duraikan beberapa
pendapt ahli pendidikan tentang tujuan dari metode sosiodrama.
Pertama, tujuan metode sosiodrama dalam kegiatan pembelajaran yang
disebutkan oleh Zakiah (dalam Adya Mubakhit, 2012). Adapun tujuan tersebut
yaitu:
1. Agar anak didik mendapatkan keterampilan sosial sehingga diharapkan
nantinya tidak canggung menghadapi situasi sosial dalam kehidupan
sehari-hari
2. Menghilangkan perasaan-perasaan malu dan rendah diri tidak pada
tempatnya, maka dilatih melalui temannya sendiri untuk berani berperan
dalam suatu hal. Hal ini disebabkan karena memang ada anak didik yang
disuruh ke depan kelas saja tidak berani apalagi berbuat sesuatu seperti
berbicara di depan orang dan sebagainya.
3. Mendidik dan mengembangkan kemampuan untuk mengemukakan
pendapat di depan teman sendiri atau orang lain.
4. Membiasakan diri untuk sanggup menerima dan menghargai pendapat
orang lain.
Secara sederhana dapat dipaparkan bahwa sebuah metode pembelajaran
diciptakan untuk meminimalisir hambatan yang terdapat dalam pembelajaran,
begitupun halnya dengan metode sosiodrama yang diciptakan untuk memudahkan
siswa memahami materi ajar yang tidak dapat dipahami dengan metode
konvensional pada umumnya. Dalam metode sosiodrama siswa di ajarkan untuk
berani bergerak di depan kelas dengan menghilangkan rasa malu, siswa juga dapat
melatih

tanggung

jawab.

Lebih

mudahnya

metode

sosiodrama

dapat

digamabarkan sebagai sebuah metode yang mempermudah anak mempelajari


tingkah laku sosial dalam kehidupan bersosialisasi.

2.2.3 Langkah-Langkah Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran Sejarah


6

Langkah-langkah metode sosiodrama sebagai berikut :


1. Guru menyampaikan materi yang sesuai untuk di terapkan metode
sosiodrama.
2. Guru memilih beberapa siswa yang cocok untuk memerankan materi yang
akan di dramakan tersebut. Guru juga membagi pada siswa yang di pilih
untuk memerakan peristiwa tersebut, membagi bagian masing-masing
siswa berperan sebagai apa.
3. Setelah itu siswa diminta untuk maju dan mendramakan peristiwa sejarah
tersebut di depan kelas, sesuai dengan inisiatif siswa sendiri, namun
materi yang di perankan diberikan oleh guru. Siswa diberi kesempatan
untuk mengekspresikan, menggambarkan, mengungkapkan, suatu sikap
yang dipikirkan seandainya ia menjadi tokoh yang diperankannya
ssecara spontan.
4. Setelah drama tersebut berjalan setnagah dari peristiwa tersebut drama d
hentikan ditengah-tengah, guru meminta siswa untuk mendiskusikan atau
menalarkan pengetahuan dari peristiwa tersebut menurut pemahaman
mereka sendiri. Dengan drama di hentikan dan meminta siswa diminta
untuk menyimpulkan sendiri, maka siswa dilatih untuk berfikir kritis.
5. Setelah siswa diminta untuk menyimpulkan sendiri sebagian dari peristiwa
tersebut, kemudian drama di lanjutkan kembali dan diselesikan sampai
habis.
6. Setelah peran drama sudah selesai, maka guru meminta siswa untuk
mendiskusikan kesimpulan dari materi yang di perankan tadi di depan
kelas.

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sosiodrama


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi model sosiodrama menurut
Husniah (dalam Adya Mubakhit, 2012). Di antaranya adalah faktor guru, siswa
dan bahan. Berikut merupakan penjelasan dari faktor-faktor tersebut.
1. Faktor guru
Guru tidak diperkenankan untuk bersifat apriori. Setiap individu (siswa) akan
menghayati dan memahami fenomena sosial dengan caranya sendiri. Apa
7

yang ia lakukan, keputusan apa yang akan dipilih merupakan kebebasan dari
pemeran.
2. Siswa
Dramatisasi ini akan berhasil apabila siswa dapat menjiwai perannya.dapat
bertingkah laku sebagaimana dalam situasi sesungguhnya.
3. Bahan
Sesuatau yang akan didramatisasikan dikatakan bagus apabila terdapat
kesesuaian bahan dengan pemerannya. Kriteria pemilihan bahan harus
disesuaikan antara lain:
1) Bahan harus sesuai dengan perkembangan jiwa siswa
2) Bahan harus memperkaya pengalaman sosial siswa
3) Bahan harus cukup mengandung sikap dan perbuatan yang akan
didramatisasikan siswa
4) Bahan tidak mengandung adegan yang bertentangan dengan nilai
pancasila, agama, dan kepribadian bangsa

2.2 Pembelajaran Sejarah


I Gde Widja (dalam Setianto, 2011) menyatakan bahwa pembelajaran
sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang di dalamnya
mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat kaitannya dengan masa
kini. Pendapat I Gde Widya tersebut dapat disimpulkan jika mata pelajaran
sejarah merupakan bidang studi yang terkait dengan fakta-fakta dalam ilmu
sejarah namun tetap memperhatikan tujuan pendidikan pada umumnya.
Dalam

Seminar

Sejarah

Nasional

di

Yogyakarta

tahun

1957,

Padmopuspito berpendapat bahwa pertama, penyusunan pelajaran sejarah harus


bersifat ilmiah. Kedua, siswa perlu bimbangan dalam berfikir tetapi tafsiran dan
penilaian tidak boleh dipaksakan, karena dapat mematikan daya pikir siswa (Sidi
Gasalba (dalam Setianto, 2011)). Dalam bidang pengajaran sejarah, terdapat tiga
faktor yang harus dipahami tentang materi sejarah. Pertama, hakekat fakta
sejarah. Kedua, hakekat penjelasan dalam sejarah. Ketiga,masalah obyektivitas
sejarah (Setianto, 2011).

Peran pendidikan sejarah dalam pembentukan sikap nasionalisme


guna mengantisipasi tantangan global dan berbagai gejolak disintegrasi yang
melanda Indonesia akhir-akhir ini sangat dibutuhkan, hal ini mengingat
pengalaman sejarah membuktikan sikap nasionalisme mampu membangkitkan
dinamika sosial di masa lalu. Sikap nasionalisme yang dimiliki rakyat Indonesia
telah mampu menghantarkan

bangsa menuju kemerdekaan di tengah

keterbelakangan pengetahuan rakyat Indonesia dan kuatnya persenjataan


penjajah, dalam kontek saat itu. Namun saat ini peran pendidikan sejarah
patut dipertanyakan, sikap nasionalisme yang dimiliki bangsa menunjukkan
kerapuhan. Konflik antar suku dan agama karena perbedaan nilai, dan
upaya beberapa daerah yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia merupakan bukti bahwa kesatuan nasional masih rapuh
(Ibnu Hizam (dalam Setianto, 2011).

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor


22 tahun 2006 tentang Standar Isi yang tercantum dalam lampiran Peraturan
Menteri, untuk satuan pendidikan dasar dan menengah dijelaskan terkait materi
dan tujuan dari pembelajaran sejarah maka mata pelajaran Sejarah memiliki arti
strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta
dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air.
Secara umum materi sejarah:
1. Mengandung

nilai-nilai

kepahlawanan,

keteladanan,

kepeloporan,

patriotisme, nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang


mendasari proses pembentukan watak dan kepribadian peserta didik;
2. Memuat

khasanah

peradaban

bangsa

mengenai

peradaban

Indonesia.

Materi

bangsa-bangsa,

tersebut

termasuk

merupakan

bahan

pendidikan yang mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaan


peradaban bangsa Indonesia di masa depan;
3. Menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas untuk
menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa;
4. Sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi
krisis multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari;
5. Berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung
jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup
Atas dasar hal tersebut, maka sejarah diberikan kepada seluruh siswa di
sekolah dari tingkat dasar (SD dan sederajat) sampai tingkat menengah (SMA dan
sederajat) dalam bentuk mata pelajaran. Kedudukannya yang penting dan strategis
dalam pembangunan watak bangsa merupakan fungsi yang tidak bisa digantikan
oleh mata pelajaran lainnya. Meskipun demikian, terkait dengan materi sejarah dri
tingkat dasar sampai menengah, Taufik Abdullah berpendapat agar siswa tidak
bosan menerima materi sejarah, maka jika secara faktual yang disampaikan sama
namun dalam setiap jenjang pendidikan, peristiwa tersebut akan tampil pada
tingkat pengetahuan, pemahaman, serta pemberian keterangan sejarah yang
semakin tinggi dan kompleks. Dengan demikian, setiap tingkatan atau tahap
10

diharapkan bisa memberikan kesegaran dan kematangan intelektual (Setianto,


2011).
Dari pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah
tidak mengkhususkan mempelajari fakta-fakta dalam sejarah sebagai ilmu namun
perpaduan antara sejarah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Meski demikian,
pembelajaran sejarah berusaha menampilkan fakta sejarah secara obyektif
meskipun tetap dalam kerangka fakta sejarah yang sesuai dengan tujuan
pendidikan itu sendiri.

2.3 Respon Siswa


Menurut Gani (2012) respon adalah gambaran pengamatan yang tinggal
dalam pada kesadaran kita sesudah mengamati sesatu objek, makna lainnya
adalah

suatu proses dimana seseorang mengorgansasi dalam pikirannya,

menafsirkan, mengalami, dan mengolah pertanda atau segala sesuatu yang terjadi
dilingkungannya. Beberapa prinsip dasar respon yang perlu diketahui yaitu :
tanggapan itu relative absolute; tanggapan itu selektif; tanggapan itu mempunyai
tataran, tanggapan itu dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan ; dan tanggapan
seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan tanggapan orang atau
kelompok lain sekalipun situasi sama.
Respon juga dapat dimaknai sebagai fungsi jiwa yang pokok, dapat
diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, dalam mana objek yang
diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan. Jadi proses
pengamatan sudah berhasil dan hanya tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa ini
disebut sebagai pengamatan. terdapat kesamaan dari beberapa pernyataan di atas
bahwa respon itu berawal dari adanya pengamatan, dari pengamatan timbul
kesan dalam jiwa dan menjadi isi kesadaran yang dapat dikembangkan dalam
hubunganya dengan konteks pengamatan sekarang serta antisipasi keadaan pada
masa yang akan datang.
Respon dapat dibedakan atas tiga jenis: respon masa lalu (tanggapan
ingatan); respon masa sekarang (tanggapan imaginative) ; respon pada masa yang
akan datang (tanggapan antisipasi). Respon merupakan

salah satu aspek yang

berperan penting bagi siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran.


11

Proses pembelajaran itu dilakukan atas dasar tafsiran yang diperoleh dari suatu
situasi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Menurut pandangan teori
behaviorisme, belajar merupakan latihan pembentukan hubungan antara stimulus
dan respon. Dengan stimulus yang diberikan oleh guru, siswa akan memberikan
respon yang mengakibatkan adanya suatu perubahan tertentu. Respon akan
menimbulkan akibat tertentu dalam belajar, Dalam hal ini akibat yang ditimbulkan
memungkinkan siswa merasa puas sehingga dengan adanya rasa puas tersebut
belajarnya pun akan lebih ditingkatkan sebaliknya, jika siswa tidak merasa puas,
maka ia akan berusaha mencari respon lain sampai mencapai tujuan yang
dikehendakinya, Jika kondisi tersebut tidak memberikan respon positif, maka ada
beberapa kemungkinan yang timbul antara lain kembali pada kegiatan semula,
diam (apatis) atau berusaha mencari bentuk kompetensi yang lain. Respon akan
menimbulkan akibat tertentu pada diri siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran , sehingga respon merupakan factor yang sangat penting dalam
belajar, karena seorang siswa tidak mungkin mengalami perubahan tanpa adanya
respon yang muncul pada dirinya. Berdasarkan alat yang digunakan, respon itu
dapat dibedakan atas beberapa bagian , yaitu : (1) Respon suara atau auditif,
tanggapan yang dihasilkan melalui pengamatan pendengaran, dari sesuatu yang
kita dengar diperoleh tanggapan suara atau tanggapan auditif, yang selanjutnya
terdapat

tanggapan bau dan tanggapan motoris,;(2). Respon visual atau

tanggapan penglihatan, respon ini terjadi melalui pengamatan mata, kemudian


masuk ke otak manusia dan tersimpan ke dalam otak sadar, terus ke ambang sadar
terus ke bawah sadar. Jika terjadi pertautan dengan pengamatan lain, tanggapan
tersebut akan muncul kembali dan jika tidak bertautan mungkin akan masuk ke
alam tidak sadar. Jadi terdapat pula respon yang dibedakan atas jenis alat yang
digunakan untuk menanggapinya, yaitu : alat melihat (mata) disebut respon
penglijhatan (visual), alat pedengar (telinga) disebut respon suara ( auditif), alat
pencium (hidung) disebut respon bau, alat perasa ( lidah) disebut respon perasaan
dan alat penggerak disebut respon motoris. Selanjutnya pembagian respon
menurut alat yang digunakan untuk menerimanya, terdapat pula jenis tanggapan
berdasarkan tempatnya di dalam jiwa yaitu : (1) Respon sadar disebut juga
dengan

tanggapan

visual, apabila tanggapan tersebut


12

disadari,

(2)

Respon bawah sadar adalah tanggapan yang sewaktu-waktu akan muncul kembali
ke kesadaran jika ada perangsang (stimulus) yang relevan atau dapat bersatu
dengan tanggapan baru. (3) Respon tak sadar adalah tanggapan yang ditekan
untuk tidak ditangkap lagi, karena tanggapan tersebut tidak dikehendaki lagi.

13

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sumber dan Jenis Data


Data-data yang dipergunakan dalam karya tulis ini bersumber dari
berbagai referensi dan literatur yang relevan dengan topik permasalahan yang ada.
Relevansi referensi yang digunakan dapat dipertanggung jawabkan. Jenis data
yang diperoleh berupa data yang bersifat kuantitatif.

3.2 Pengumpulan Data


Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan metode studi
pustaka yang didasarkan atas hasil studi terhadap berbagai literatur yang telah
teruji validitasnya, berhubungan satu sama lain, relevan dengan kajian penulisan
serta

mendukung

uraian/analisis

pembahasan.

Selain

itu

penulis

juga

menggunakan metode observasi, dengan langsung ke lapangan dengan mengkaji


informasi-informasi yang mendukung pembahasan karya tulis ini.

3.3 Analisis Data


Respon siswa terhadap penerapan penilaian portofolio pada pembelajaran
sejarah melalui model sosiodrama dikumpulkan dengan kuisioner atau angket.
Angket yang dirancang menggunakan model skala Likert dengan pilihan sangat
setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju
(STS). Untuk item pernyataan negatif pemberian skor terbalik dengan item
pernyataan positif. Pemberian skor untuk tiap item pernyataan respon siswa
seperti pada Tabel 3.1

14

Tabel 3.1 Kriteria Pemberian Skor Respon Siswa


Nilai Item

Alternatif Jawaban

Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif

SS

TS

STS

Skor rata-rata respon siswa di analisis dengan rumus:


__

X =

(Arikunto, 2003:371)

Keterangan :
__

= nilai rerata respon siswa

= jumlah seluruh skor

= jumlah siswa
Data respon siswa dianalisis secara deskriptif berdasarkan skor rata-rata

(X )
Pedoman penggolongan respon siswa selanjutnya dapat dinyatakan seperti
pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Pedoman Penggolongan Respon Siswa
No

Kriteria

Kategori

X < 40,0

SangatKurangPositif

40,0 X < 53,3

KurangPositif

53,3 X < 66,7

CukupPositif

66,7 X < 80,0

Positif

X 80,0

SangatPositif

15

Skor rerata ( X ) yang diperoleh dari perhitungan dibandingkan dengan


kriteria penggolongan yang telah ditetapkan seperti pada Tabel 3.5. Penelitian ini
dikatakan berhasil apabila respon siswa minimal berada padakategori positif.

16

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Metode Sosiodrama


Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain (dalam Wulan Ari Haryanti, 2014)
metode sosiodrama adalah mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya
dengan masalah sosial.
Menurut Roestiyah N. K (dalam Wulan Ari Haryanti, 2014)

metode

sosiodrama (bermain peran) adalah mendramatisasikan tingkah laku, atau


ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antar manusia.
Martinis Yamin, menyatakan metode sosiodrama atau bermain peran
adalah metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu
topik atau situasi siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh
yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka melakukan peran terbuka.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, metode
pembelajaran sosiodrama adalah suatu proses pembelajaran dalam bentuk
permainan yang disesuaikan dalam dunia anak seusianya yang melibatkan
interaksi dua siswa atau lebih tentang suatu topik dimana siswa memainkan peran
atau mendramatisasikan tingkah laku sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, dalam
hubungan sosial antar manusia.
Tujuan dari metode ini adalah selain untuk menjadikan suasana belajar
Sejarah menjadi lebih menyenangkan, juga dapat membantu siswa untuk bisa
bekerja sama dengan teman satu kelompoknya dan lebih bertanggung jawab pada
peran yang diambilnya. Dengan bermain peran, siswa akan ikut terlibat aktif
dalam pembelajaran. Siswa yang bermain peran akan secara otomatis mendalami
dan memahami tokoh yang diperankannya. Dimana, pemahaman adalah salah satu
kunci untuk mencapai kesuksesan belajar. Untuk siswa yang menontonnya pun
akan merasa lebih mudah mengingat materi tersebut karena materi disampaikan
dalam bentuk drama.
Metode ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya, siswa tidak akan
mengantuk selama jam pelajaran dan pelajaran menjadi lebih menyenangkan
17

karena materi disampaikan dalam bentuk drama. Siswa juga mendapat


kesempatan untuk mengembangkan diri dan menunjukkan potensi diri di depan
kelas. Selain itu metode ini mampu mengembangkan kreativitas siswa dan
memupuk keberanian siswa untuk tampil di depan.
Kendatipun demikian metode ini juga memiliki kelemahan, seperti
membutuhkan banyak waktu, dibutuhkan daya kreatifitas yang tinggi, siswa
merasa malu untuk tampil di depan, dan tidak semua materi bisa menggunakan
materi ini. Dan juga apabila metode ini tidak berhasil maka tujuan pembelajaran
tidak akan tersampaikan dengan baik. Agar tujuan pembelajaran dapat
tersampaikan dengan baik dibutuhkan kerjasama yang baik antara siswa yang
bermain peran dengan guru yang menyampaikan materi.
Namun, apabila metode ini bisa diterapkan dengan maksimal dan pada
waktu yang tepat, niscaya tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan baik.
Dan siswa akan memberikan respon positif terhadap pembelajaran sejarah.

18

4.2 Respon Siswa Terhadap Metode Sosiodrama


Respon siswa terhadap pembelajaran sejarah yang menerapkan metode pembelajaran sosiodrama dapat diamati pada tabel 4.1
berikut.
Tabel 4.1
Analisis Respon Siswa Kelas Xii Mipa 1 Terhadap Penerapan Model Sosiodrama Pada Pembelajaran Sejarah
NO.

SKOR ITEM

Jumlah

KATEGORI

85

Sangat Positif

66

Cukup Positif

67

Positif

71

Positif

79

Positif

73

Positif

77

Positif

92

Sangat Positif

89

Sangat Positif

72

Positif

91

Sangat Positif

85

Sangat Positif

81

Sangat Positif

82

Sangat Positif

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

10

11

12

13

14

19

NO.

SKOR ITEM

Jumlah

KATEGORI

79

Positif

84

Sangat Positif

83

Sangat Positif

84

Sangat Positif

87

Sangat Positif

71

Positif

86

Sangat Positif

87

Sangat Positif

75

Positif

88

Sangat Positif

84

Sangat Positif

79

Positif

86

Sangat Positif

83

Sangat Positif

83

Sangat Positif

83

Sangat Positif

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Jumlah

2432

Rata-rata kelas

81.1

Standar Deviasi (SD)

6.9

20

Sangat Positif

Pada tabel diatas, penulis meminta 30 orang siswa yang sebelumnya sudah
mengikuti pembelajaran sejarah yang menggunakan metode sosiodrama untuk
mengisi sebuah angket yang berisi 20 macam pernyataan terkait respon siswa
terhadap pembelajaran sejarah yang menggunakan metode sosiodrama. Hasilnya
adalah dari 30 orang siswa, 19 orang menunjukkan respon yang sangat positif, 10
orang menunjukkan respon positif, dan 1 orang menunjukkan respon cukup
positif. Dimana, setelah dirata-ratakan, dengan hasil rata-rata 81,81, dapat
disimpulkan

bahwa

penerapan

metode

pembelajaran

sosiodrama

pembelajaran sejarah mendapat respon yang sangat positif dari siswa.

21

dalam

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
1. Metode pembelajaran sosiodrama adalah suatu proses pembelajaran dalam
bentuk permainan yang disesuaikan dalam dunia anak seusianya yang
melibatkan interaksi dua siswa atau lebih tentang suatu topik dimana siswa
memainkan peran atau mendramatisasikan tingkah laku sesuai dengan
tokoh yang ia lakoni, dalam hubungan sosial antar manusia.
2. Berdasarkan hasil observasi dan hasil perolehan data angket respon siswa,
dapat disimpulkan

bahwa

siswa

merasa

tertarik

dengan

model

pembelajaran sosiodrama yang diterapkan pada pelajaran sejarah dan


siswa merasa termotivasi untuk lebih aktif dalam pembelajaran sejarah.
Penerapan metode pembelajaran sosiodrama dalam pembelajaran sejarah
khususnya untuk materi Proklamasi Kemerdekaan mendapat renspon yang
positive dari siswa.

5.2 Saran-Saran
1. Dalam penerapan metode ini dibutuhkan kerjasama antara guru dan siswa,
jadi baik siswa maupun guru berperan besar dalam keberhasilan penerapan
metode ini pada pembelajaran sejarah.
2. Dalam pemilihan materi sebaiknya diperhatikan dengan baik karena jika
salah memilih materi, metode ini tidak akan berjalan dengan baik.

22

DAFTAR PUSTAKA
Gani,
Dadang.
2012.
Respon
dalam
Sebuah
Kajian
Teoritis.
(http://dadanggani.blogspot.co.id/2012/11/respon-dalam-sebuah-kajianteoritis.html?m=1 diakses tanggal 31 Oktober 2015)
Adya
Mubakhit,
Abit.
2012.
Model
Pembelajaran
Sosiodrama.
(https://abitadya.wordpress.com/2012/02/28/32/ diakses pada tanggal 27
Oktober 2015)
Setianto, Yudi. 2011. Hakekat Pembelajaran Sejarah dan Permasalahannya.
Laboratorium
IPS
P4TK
PKn
dan
IPS
Batu.
(https://asosiasiwipknips.wordpress.com/2011/09/26/artikel-sejarah/ diakses
tanggal 31 Oktober 2015)
Wulan Ari Haryanti, Dwi. 2014. Penggunaan Metode Sosiodrama Untuk
Meningkatkan Hubungan Sosial Anak Usia Dini Di Bustamul Afhfal
Aisyiyah Tirto 2 Salam Magelang Jawa Tengah Tahun Ajaran 2013-2014.
Makalah. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

23

LAMPIRAN

24

Lampiran 1
NASKAH DRAMA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Narasi: Rengasdengklok adalah nama sebuah kota kecil di Jawa Barat yang
mewakili lahirnya HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Latar belakang
terjadinya peristiwa tersebut ialah adanya perbedaan pendapat antara golongan
muda dan golongan tua. Golongan muda sangat menginginkan Bangsa Indonesia
membangun kemerdekaan sendiri, bersikap mandiri tanpa bantuan dari PPKI
yang merupakan organisasi bentukan Jepang. Namun dilain pihak Golongan Tua
bersikeras bahwa kemerdekaan Bangsa Indonesia harus dilaksanakan melalui
sidang PPKI.
Narasi: Dikediaman Ir.Soekarno dan Moh. Hatta, sebagai perwakilan Golongan
Muda, Sultan Syahrir, menemui Ir.Soekarno dan Moh. Hatta untuk medesak
Soekarno dan Moh. Hatta segera melakukan proklamasi kemerdekaan.
Sultan Syahrir
: Bangsa Indonesia adalah bangsa yang dapat berdiri
sendiri. Kita tidak memerlukan uluran tangan Jepang untuk menyatakan diri
merdeka! (berbicara dengan tegas kepada Ir.Soekarno dan Moh.Hatta)
Ir. Soekarno
: Kami menghargai pendapat kalian, tapi kita tidak boleh
gegabah. Bangsa Indonesia memang dapat berdiri sendiri, namun saat ini Jepang
masih menduduki Indonesia dan mereka bersenjata lengkap, tidak ada cara lain
yang lebih aman selain memproklamasikan kemerdekaan lewat sidang PPKI.
Bersabarlah golongan muda, Bangsa Indonesia pasti merdeka! (dengan nada
bijak)
Drs. Moh Hatta
: Musuh Bangsa Indonesia bukanlah Jepang saja,
melainkan Belanda juga. Kita tidak boleh gegabah dan salah melangkah
(menimpali ucapan Soekarno)
Sultan Syahrir
: PPKI adalah organisasi buatan Jepang! Posisi Jepang kini
semakin terdesak dan Jepang tidak serius menangani soal kemerdekaan Bangsa
Indonesia. Kita harus cepat melakukan proklamasi (berbicara dengan tegas dan
lantang)
Narasi: Akhirnya perundingan tersebut pun berakhir dengan perbedaan pendapat
antara golongan muda dan golongan tua.
Narasi: Rabu, 15 Agustus 1945. Desas-desus mengenai menyerahnya Jepang
terhadap pasukan Sekutu mulai tersebar. Kabar tersebut pun juga sampai ke
telinga para Golongan Muda yang dari awal sudah khawatir dengan nasib
24

proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan terdesaknya Jepang saat ini. tepat


Pukul 20.00 WIB, Chairul Saleh mengundang Golongan Muda untuk mengikuti
rapat malam itu juga di Jl. Pegangsan Timur, Jakarta. Beberapa tokoh yang
hadir saat itu adalah Darwis, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto,
Margono, Aidii Sunyoto, Abubakar, E.Sudewo, Wikana, dan Armansyah.

Chairul Saleh
: (membuka rapat) Saudara-saudara sekalian pasti sudah
mendengar mengenai kabar menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Tujuan saya
mengundang kalian dalam rapat ini adalah untuk membahas masalah nasib
Kemerdekaan Bangsa Indonesia ini! Kemerdekaan bangsa ini ialah milik kita,
milik rakyat Indonesia sendiri! Bukan orang lain sekalipun itu Jepang ataupun
Sekutu! (berbicara dengan nada tegas dan semangat)
Darwis
: Saya setuju dengan pendapat Anda. Apalagi dengan
kabar jika Jepang sudah menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Bisa-bisa bukan
Jepang, tapi Belanda yang akan menjajah negeri ini!
Armansyah
: Tapi bagaimana jika Ir.Soekarno dan Moh.Hatta tetap
bersikeras dengan pendapat mereka? Ini menjadi penghambat dari rencana kita,
lalu bagaimana solusinya? (dengan wajah bingung menatap rekannya yang lain)
Wikana
: (mengelus dagu sambil berpikir) Kita harus
mendesak mereka bagaimanapun caranya agar mereka mau memproklamasikan
kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 1945
Abubakar
: (mengangguk) Saya sangat setuju dengan pendapat
Saudara Wikana. Kita tidak memiliki banyak waktu lagi, kita harus mengadakan
perundingan kembali bersama Ir. Soekarno dan Moh. Hatta
Peserta rapat lainnya : Ya kami setuju
Chairul Saleh
: (mengangguk sambil tersenyum) Baiklah sudah kita
putuskan bersama jika kita akan melakukan perundingan lagi untuk mendesak
Soekarno-Hatta agar memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus
1945. Untuk itu, saya menunjuka Saudara Wikana dan Saudara Darwis untuk
menemui Soekarno dan Hatta untuk menyampaikan hasil rapat kita hari ini
Darwis dan Wikana

: Baiklah, kami mengerti

Chairul Saleh
: Kemerdekaan Indonesia hak dan soal rakyat Indonesia
sendiri, tak dapat digantung-gantungkan pada orang atau kerajaan lain, untuk
menyatakan bahwa Bangsa Indonesia sudah sanggup merdeka dan sudah tiba
saatnya merdeka, baik menurut keadaan maupun apapun itu, Indonesia harus
merdeka! (mengepalkan tangannya ke atas dengan penuh semangat)
25

Narasi: Pukul 22.00 WIB dikediaman Soekarno dan Hatta etikat baik Darwis dan
Wikana menyampaikan hasil perundingan Golongan Muda kemarin.

Wikana
: Ir. Soekarno, berdasarkan hasil rapat kami
memutuskan jika Kemerdekaan Indonesia hak dan soal rakyat Indonesia sendiri,
tak dapat digantung-gantungkan pada orang atau kerajaan lain, untuk
menyatakan bahwa Bangsa Indonesia sudah sanggup merdeka dan sudah tiba
saatnya merdeka, baik menurut keadaan maupun apapun itu, Indonesia harus
merdeka! (berbicara dengan tegas)
Ir.Soekarno
: Saya mengerti maksud Saudara, namun saya tetap pada
pendirian saya. Saya tidak ingin bertindak gegabah, Jepang masih tetap berkuasa
dan bersenjata lengkap, sebab jika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan di
luar PPKI pasti akan dicegah Jepang (berbicara dengan lantang sambil menatap
Wikana dan Darwis)
Darwis
: Kita harus melakukannya di luar sidang PPKI. Jika kita
mengadakan sidang PPKI terlebih dahulu, maka kemerdekaan Indonesia akan
dianggap sebagai ciptaan Jepang dan pasti akan dihancurkan oleh pasukan Sekutu
yang tidak lama lagi pasti akan tiba di Indonesia! Kita tidak bisa menundanya
lagi!
Moh. Hatta
: Tapi tetap itu terlalu berbahaya. Kita tidak boleh
meremehkan pasukan Jepang yang masih di Indonesia. Kita harus mengambil
langkah teraman atau apa yang selama ini kita perjuangkan akan sia-sia
Narasi: Rasa kecewa Darwis dan Wikana tak dapat disembunyikan. Pukul 24.00
pertemuan selesai.
16 Agustus 1945, Golongan Muda mengadakan pertemuan lagi di Asrama
Baperpi, Jl. Cikini No. 71, Jakarta.

Darwis
: Seperti yang sudah saya bilang, baik Soekarno maupun
Moh. Hatta tetap kukuh pada pendapat mereka (menatap Chairul Saleh)
Sukarni
: Kita harus segera bertindak! Kita harus
mengamankan Soekarno dan Moh. Hatta dari pengaruh Jepang. Kita harus
melancarkan taktik penculikan, tidak ada cara lain lagi dan tidak ada waktu untuk
berpikir lagi atau kita akan kehilangan kesempatan untuk merdeka (menatap
Chairul Saleh dengan yakin)
Chairul Saleh
: Baiklah saya mengerti. Kita akan menculik Soekarno dan
Moh. Hatta, kita selamatkan mereka dari tangan Jepang dan laksanakan
proklamasi tanggal 16 Agustu 1945. Untuk itu saya menunjuk Saudara Shoedanco
26

Singgih untuk memimpin rencana penculikan ini bersama dengan Saudara Yusuf
Kunto dan Saudara Sukarni (menatap satu persatu Soedanco, Yusuf Kunto, dan
Sukarni)

Shoedanco Singgih, Yusuf Kunto, dan Sukarni: (serempak berkata) Bangsa


Indonesia harus merdeka. MERDEKA!! (dengan penuh semangat mengepalkan
tangan ke atas
Narasi: Pukul 03.00 WIB Golongan Pemuda Golongan Pemuda mulai
melaksanakan rencana dengan mendesak Soekarno untuk ikut Golongan Pemuda
menyelesaikan tugasnya malam itu.
Soekarno
: Ada apa ini pagi-pagi? (menatap bingung Soedanco
Singgih, Yusuf Kunto, dan Sukarni yang berdiri di depan rumahnya)
(Yusuf Kunto dan Soedanco Singgih langsung memegang kedua tangan
Soekarno)
Ir. Soekarno

: Apa-apaan ini?! (berteriak marah)

Sukarni
: Bung Karno, maaf tapi Anda harus ikut dengan
kami. Kami tidak mempunyai pilihan lain!
Ir. Soekarno

: Jelaskan dulu maksud kalian apa?!

Yusuf Kunto
: Kami akan menjelaskannya nanti, sudah tidak ada
banyak waktu lagi!
Soedanco Singgih
: Tenang saja Fatmawati dan Guntur akan kami bawa
serta. Ayo pergi! (berjalan dengan sedikit menyeret Soekarno yang maish
berusaha memberontak)
Narasi: Menjelang subuh Pukul 04.00 WIB mereka langsung menuju
Rengasdengklok, pengawalan PETA sangat ketat dimana pengawalan diadakan
saat sahur, kebetulan saat itu bulan puasa. Sampai di Rengasdengklok, Bung
Karno dan Bung Hatta ditempatkan di sebuha cudan (kompi) tentara PETA
pimpinan Cudanco Subeno.
Sukarni
: Begini, sebelumnya maaf kami membawa
saudara sekalian dengan paksa kemari. Kami tak bisa menunggu lebih lama lagi
untuk kemerdekaan Indonesia. Jadi mohon pertimbangkan kembali.
Soekarno
: Mohon bersabar, Bung Sukarni. Kami tahu para golongan muda
tak sabar, namun semua butuh waktu.
27

Moh. Hatta : Benar sekali. Kami akan mengusahakan semuanya dan


secepatnya. Saudara tidak usah khawatir dengan semuanya.
Narasi: Upaya pemuda untuk menekan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta tidak
berhasil. Karena wibawa dan kharismatik keduanya, para pemuda merasa segan
untuk melakukan penekanan.
Akhirnya Ir. Soekarno mengadakan pembicaraan dengan cudanco Singgih
mengenai segeranya proklamasi dilaksanakan.

Soekarno
: Begini, saya akan secepatnya melakukan proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia dengan segera setelah kembali ke Jakarta. Saya
berjanji.
C. Singgih
: Baiklah, saya akan cepat kembali ke Jakarta dan menyampaikan
rencana proklamasi kepada rekan-rekan dan pemimpin yang ada di Jakarta.
Sebelumnya, Terimakasih banyak, Saudara Soekarno.
Di Jakarta Ahmad Subardjo melakukan diskusi dengan Wikana.
Ahmad Subardjo: Bagaimana, saudara Wikana? Apakah saudara setuju
proklamasi tersebut dilaksanakan di Jakarta?
Wikana
: Baiklah, saya setuju. Setelah ini, Jusuf Kunto akan
mengantarkan saudara dan sekretaris pribadi anda pergi ke Rengasdengklok untuk
menjemput Soekarno dan Hatta.
Narasi: Dan sepakatlah para Golongan Tua dan Para pemuda, Proklamasi akan
dilaksanakan di Jakarta. Semula Sukarni menolak pelaksanaan Proklamasi
tersebut di Jakarta, namun setelah Ahmad Subardjo memberikan Jaminan,
Sukarni menyatakan kesetujuannya. Diputuskan pada malam itu juga agar
semuanya kembali ke Jakarta.

28

Perumusan Teks Proklamasi

Narasi: 16 Agustus 1945, rombongan Soekarno-Hatta tiba kembali di Jakarta


sekitar Pukul 23.00 WIB. Semula temoat yang dituju adalah Hotel Des Indes
(Duta Indonesia). Akan tetapi pihak hotel melarang adanya kegiatan di atas jam
23.30 WIB. Pada pagi hari sebelumnya juga telah direncanakan pertemuan
anggota PPKI, tetapi pihak Jepang melarangnya. Dalam keadaan demikian
Ahmad Soebardjo berhasil meminjam tempat seorang perwira angkatan laut
Jepang uang bersimpati kepada Bangsa Indonesia yaitu Laksamana Maeda.
Narasi: Sebelum pertemuan dimulai, terlebih dahulu Soekarno-Hatta menemui
Sumubuco, Mayor Jendral Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai
pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Mereka ditemani oleh
Laksamana Maeda, Shegetada Nishijima, Tomrgoro Yoshizumi, dan Miyoshi
sebagai penerjemah.

Ir. Soekarno
: Kami berencana akan memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 besok. Kami ingin meminta pendapat Anda

Nishimura
: (menatap Soekarno sambil mengerutkan kening) Garis
kebijakan Panglima Tentara ke-16 di Jawa adalah Dengan menyerahnya Jepang
kepada Sekutu berlaku ketentuan bahwa tentara Jepang tidak diperbolehkan lagi
mengubah status quo (status politik Indonesia). Sejak tengah hari sebelumnya,
tentara Jepang semata-mata sudah merupakan alat Sekutu dan diharuskan tunduk
kepada Sekutu. Maka berdasarkan garis keb ijakan tersebut, saya melarang kalian
untuk mengadakan rapat PPKI dalam rangka proklamasi kemerdekaan (berbicara
dengan tegas dan lantang)

Narasi: Hal ini berarti mereka tidak mengijinkan dilaksanakannya Proklamasi


Kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian, yakinlah Soekarno-Hatta bahwa
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus terlepas dari Jepang.

Narasi: Untuk mengadakan persiapan-persiapan proklamasi kemerdekaan


Soekarno-Hatta kembali ke rumah Maeda. Para pemuda Indonesia yang hadir
29

dalam perumusan teks proklamasi berkumpul dalam dua ruangan yaitu ruang
makan dan serambi depan. Ir.Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Soebarjo
berkumpul di ruang makan untuk melaksanakan perumusan. Sebagai tuan rumah,
Maeda tidak ikut campur, ia lebih memilih untuk kembali ke kamarnya. Tiga
exponen pemuda, yaitu Sukarni, Sudiro, dan B.M Diah menyaksikan Soekarno,
Moh. Hatta, dan Ahmad Soebardjo membahas perumusan naskah proklamasi.

Ir. Soekarno
: (memegang pena) Baiklah saudara-saudara, kita mulai
perumusan teks proklamasi ini. Menurut Saudara sekalian apa kalimat pertama
yang tepat? (menatap satu persatu anggota rapat)

Ahmad Subardjo
: Saya ingin mengutip satu kalimat dari Piagam Jakarta
yang berbunyi Atas berkat rahmat Allah, maka rakyat Indonesia dengan ini
menyatakan kemerdekaannya dan saya sempurnakan menjadi Kami Bangsa
Indoensia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia bagaimana? (menatap
peserta rapat yang lain)

B.M Diah

: Ya, saya setuju

Sudiro

: Ya saya juga

Sukarni

: Saya juga setuju

Ir. Soekarno
Soebardjo)

: Baiklah, saya juga setuju (menulis usulan Ahmad

Moh. Hatta
: Lalu bagaimana jika kalimat selanjutnya Hal-hal yang
mengenai perpindahan kekuasaan dll, diselenggarakan dengan cara seksama dan
dalam tempo sesingkat-singkatnya Apa Anda setuju?

Ir. Soekarno
Saudara setuju?

: Ya saya setuju, bagaimana yang lainnya? Apakah

Peserta yang lain

: Ya, kami setuju (mengangguk mengiyakan)

Ir. Soekarno

: (mencatat usulan Moh. Hatta)


30

Narasi: Menjelang pagi pada tanggal 17 Agustus 1945 teks proklamasi berhasil
dirumuskan oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, dan Ahmad Subardjo yang
disaksikan oleh Sukarni, Sayuti Melik, B.M Diah, dan Sudiro. Namun, kini muncul
masalah baru tentang siapa yang akan menandatangani naskah tersebut.

Ir. Soekarno
: Baiklah, sekarang saya akan membacakan naskah
proklamasi yang sudah kita rapatkan
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l. diselenggarakan dengan
tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja

Sudiro

: Lalu siapa yang akan menandatangani naskah ini?

Ir. Soekarno
: Menurut saya, sebaiknya naskah ini ditanda tangani oleh
semua peserta rapat yang hasir sekarang

Moh. Hatta
: Iya, saya setuju. Kita semua akan menandatangani
naskah ini sebagai wakil-wakil bangsa

Sudiro
: Saya tidak setuju. Kami, Golongan Pemuda, tidak ingin
naskah proklamasi ditandatangani oleh anggota PPKI yang hadir di rapat ini.
PPKI adalah organisasi bentukan Jepang! Kami tidak ingin ada campur tangan
Jepang disini! (menatap tegas Soekarno dan Hatta)

Sukarni
: (berdehem) Saya punya usul, bagaimana jika
Bung Karno dan Bung Hatta yang menandatangani naskah ini sebagai wakil-wakil
Bangsa Indonesia? (menatap satu persatu anggota rapat)

Peserta rapat yang lain

: (menatap satu sama lain) Ya kami setuju!

31

Ir. Soekarno
: Baiklah karena sudah disetuji, saya mohon Saudara
Sayuti Melik untuk mengetik naskah ini dengan beberapa perubahannya
(menyodorkan naskah proklamasi yang ditulisnya)

Sayuti Melik
: Baiklah, saya mengerti (menerima naskah tersebut
kemudian mulai mengetik)

Narasi: Terdapat tiga perubahan dalam pengetikan ini. Pertama kata tempoh
diganti menjadi tempo, kedua kata wakil-wakil bangsa Indonesia menjadi
Atas nama Bangsa Indonesia dan yang ketiga adalah penulisan tanggal yaitu
Djakarta 17-8-05 diganti menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen05.
Sesudah ditandatangani oleh Soekarno dan Moh. Hatta, naskah inilah yang
dianggap sebagai naskah autentik (sejati). Perumusan teks peroklamasi baru
selesai pukul 04.00 WIB pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.

Kemudian muncul persoalan mengenai lokasi pelaksanaan proklamasi.

Sukarni
: Saya ingin memberi tahukan bahwa warga
Jakarta dan sekitarnya telah diserukan untuk berkumpul di Lapangan Ikada guna
mendengarkan pembacaan naskah proklamasi (dengan nada serius)

Ir. Soekarno
: Saya tidak setuju, saya khawatir akan timbul bentrokan
antara rakyat dan penguasa militer Jepang. Bagaimana kalau pembacaan
proklamasi dilakukan di halaman rumah saya?

Peserta lainnya
pembacaan proklamasi

: Ya kami setuju demi keamanan dan kenyamanan

Demikianlah usul tersebut disetujui oleh semua peserta rapat yang hadir. Sesuai
kesepakatan, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di Jalan
Pegangsaan Timur No.56, Jakarta pada hari Jumat Pukul 10.00 WIB

32

PROKLAMASI KEMERDEKAAN
Narasi: Pada hari jumat tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Ir. Soekarno, di
Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta diadakan persiapan untuk Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Sejumlah pemuda yang tergabung dalam barisan
pelopor telah memadati halaman rumah. Untuk menjaga keamanan dan
ketertiban jalannya upacara proklamasi, dr. Muwardi meminta Syodanco Latief
Hendraningrat untuk berjaga jaga di sekitar rumah Soekarno.
dr. Muwardi
: Latief, tolong anda jaga tempat ini sebaik baiknya agar
pelaksanaan upacara proklamasi berlangsung tertib dan aman.
Syodanco Latief
melaksanakan amanat dari
dr. Muwardi

: Baiklah Pak Muwardi. Saya akan berusaha


anda ini dengan sebaik baiknya.

: Baik, saya percayakan hal ini pada anda. Permisi.

Syodanco Latief
: Arifin, untuk menjaga jika terjadi kekacauan yang
dibuat Jepang, anda selaku pimpinan pasukan harus selalu siap siaga di dekat
pesawat telepon di rumah Soekarno, sewaktu waktu pasukan ini bisa dihubungi
lewat pesawat telepon.
Arifin Abdurrahman : Baik Latief. Saya akan melaksanakan tugas ini.

Narasi: Sementara itu, persiapan peralatan yang diperlukan dalam pembacaan


teks proklamasi dilakukan oleh Mr. Wilopo setelah mendapat perintah dari
Walikota Jakarta Suwiryo.

Suwiryo
: Mr. Wilopo, saya ingin memberikan suatu tugas yang sangat
penting pada anda.
Mr. Wilopo

: Tugas apa yang ingin anda berikan pada saya Pak Suwiryo?

Suwiryo
: Saya ingin agar anda mempersiapkan segala peralatan yang
dibutuhkan dalam pembacaan teks proklamasi.
Mr. Wilopo

: Baik. Akan saya laksanakan tugas ini.

Setelah itu Mr. Wilopo pergi ke tempat pemilik Toko Radio Satria di Salemba
Tengah 24, Gunawan.
33

Mr. Wilopo : Gunawan saya kemari hendak meminjam mikrofon dan pengeras
suara milikmu, untuk pembacaan teks proklamasi kemerdekaan. Itupun kalau
anda tidak keberatan.
Gunawan
: Oh, tentu saja saya tidak keberatan, kalau untuk pembacaan teks
proklamasi, kenapa tidak? Silakan anda bawa mikrofon beserta pengarah suara
milikku ini. Saya juga akan mengirim salah seorang teknisi untuk membantu.
Mr. Wilopo

: Terima kasih banyak Gunawan. Anda sangat membantu

Gunawan
: Ya, saya akan melakukan apapun untuk membantu proklamasi
kemerdekaan (menatap Mr. Wilopo serius)

Narasi: Dilain pihak Sudiro meminta Suhud (salah seorang tokoh pemuda) untuk
menyiapkan satu tiang bendera.

Sudiro
: Suhud, tolong kau siapkan satu tiang bendera untuk upacara
proklamasi kemerdekaan.
Suhud
: Baik Pak Sudiro, saya akan segera menyiapkan tiang bendera
yang anda minta. (Suhud segera mengambil sebatang bambu, ia membersihkan
dan melubangi bambu itu)

Narasi: Menjelang pukul 10.00 WIB hampir semua tokoh tokoh pejuang telah
hadir di Pegangsaan Timur. Para pemuda yang telah menunggu sejak pagi hari
sudah tidak sabar lagi. Mereka mendesak dr. Muwardi untuk mengingatkan
Soekarno bahwa hari sudah siang.

dr. Muwardi : Bung Karno, hari sudah semakin siang. Kenapa pembacaan
proklamasi tidak segera dilakukan? Bukankah lebih cepat lebih baik? Lagipula
orang orang sudah menunggu sejak tadi pagi untuk menyaksikan pembacaan
proklamasi.
Ir. Soekarno : Karena Hatta belum datang. Pembacaan proklamasi akan
dibacakan kalau Hatta sudah datang. Saya tidak bisa membacakan proklamasi,
kalau Hatta tidak datang mendampingi saya.
34

Narasi: Tepat lima menit sebelum acara dimulai, Bung Hatta datang dan
langsung menemui Ir. Soekarno di kamarnya.

Ir. Soekarno
Drs. Moh Hatta
menunggu.
Ir. Soekarno
dimulai.
Drs. Moh. Hatta
proklamasinya.
Ir. Soekarno

: Hatta! Akhirnya kau datang juga!


: Soekarno, maaf saya telah membuat kalian semua

: Tidak apa apa. Kau datang lima menit sebelum acara

: Kalau begitu, mari kita mulai pembacaan

: Mari.

Narasi: Keduanya kemudian keluar menuju ruang depan dengan langkah yang
tegap dan tegas. Upacara proklamasi kemerdekaan berlangsung tanpa protokol.
Latief Hendraningrat memberi aba aba siap kepada seluruh barisan pemuda.
Semua yang hadir berdiri tegak dengan sikap sempurna. Suasana menjadi sangat
hening. Soekarno mendekati mikrofon. Dengan suaranya yang mantap, Soekarno
mengucapkan pidato pendahuluan sebelum membacakan teks proklamasi.

Soekarno: (berbicara dengan penuh semangat dan wibawa) Saudara saudara


sekalian!
Saya telah minta Saudara hadir di sini untuk menyaksikan suatu peristiwa
maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh puluh tahun kita bangsa Indonesia
telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus ratus
tahun. Gelombang aksi kita untuk mencapai kemedekaan itu ada naiknya ada
turunnya, tetapi kita tetap menuju ke arah cita cita. Juga di dalam jaman Jepang,
usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman
Jepang ini tampaknya saja kita menyandarkan diri pada mereka. Tetapi pada
hakikatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri, tetap kita percaya kepada
kekuatan sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan
sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi malam telah
mengadakan musywarah dengan pemuka pemuka rakyat Indonesia dari seluruh

35

Indonesia, permusyawaratan itu seia sekata berpendapat, bahwa sekaranglah


datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
Saudara saudara!
Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad. Dengarlah proklamasi kami.

36

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia. Halhal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l. diselenggarakan dengan tjara
seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen05


Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno Hatta
Demikianlah Saudara saudara!
Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air
kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun negara kita! Negara merdeka,
negara Republik Indonesia merdeka, kekal dan abadi. Insyaallah, Tuhan
memberkati kemerdekaan kita itu!

Narasi: Acara dilanjutkan dengan pengibaran sang saka Merah Putih hasil
jahitan Fatmawati Soekarno. Pengibar bendera adalah Suhud dan Latief
Hendraningrat. Suhud segera mengambil bedera Merah Putih di atas baki yang
sudah disediakan. Ia mengikat bendera tersebut ke tali tiang bendera dengan
bantuan Syodanco Latief Hendraningrat. Secara perlahan lahan mereka
menaikkan bendera Merah Putih.
Secara spontan hadirin mengiringi penaikan bendera dengan menyanyikan lagu
Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman. Hadirin kemudian mendengarkan
pidato dari Wakil Walikota Jakarta Suwiryo dan dr. Muwardi. Usai upacara,
mereka meninggalkan tempat bersejarah itu. Dengan demikian, selesailah
upacara singkat yang berlangsung selama sekitar satu jam.

37

Lampiran 2
ANGKET RESPON SISWA
TERHADAP PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN SOSIODRAMA
Pengantar
Pernyataan-pernyataan berikut menggambarkan respon anda terhadap
penerapan model pembelajaran sosiodrama, yang diterapkan dalam mempelajari
konsep-konsep sejarah khususnya untuk materi Proklamasi Kemerdekaan.
Semua indikator dikemas dalam suatu pernyataan. Tugas anda adalah
memberi tanggapan atau pendapat terhadap pernyataan yang diajukan dengan
memberi tanda rumput () pada salah satu pilihan yang sesuai dengan penilaian
anda tentang kebenaran pernyataan tersebut. Pilihan-pilihan tersebut adalah:
SS

TS

STS

Keterangan:
SS= Sangat Setuju, S = Setuju, RR = Ragu-Ragu, TS = Tidak Setuju, STS =
Sangat Tidak Setuju.
Pilihan-pilihan dalam pernyataan-pernyataan tersebut tidak ada satupun
yang merupakan pilihan benar. Pilihan yang benar adalah pilihan yang sesuai
dengan pendapat anda sendiri, bukan atas pendapat teman anda yang lain. Di
samping itu , jawaban anda tidak akan mempengaruhi prestasi belajar anda di
Sekolah. Oleh sebab itu, anda dimohon membaca setiap pernyataan tersebut
dengan seksama dan mengisi pilihan dengan sejujur-jujurnya.

38

DAFTAR PERNYATAAN RESPON SISWA

No
1

10

Alternatif Jawaban
SS S
RR TS

Daftar Pernyataan
Melalui penerapan model pembelajaran
sosiodrama, saya merasa senang dan
antusias mengikuti pembelajaran sejarah,
karena konsep-konsep dan materi
disajikan dalam bentuk drama
Dengan diterapkannya model
pembelajaran sosidrama, saya merasa
pelajaran sejarah menjadi lebih menarik
dan menyenangkan
Melalui tahap-tahap pembelajaran
sosiodrama, saya merasa terlibat penuh
dalam setiap kegiatan pembelajaran dan
mendapat kesempatan untuk
menunjukkan potensi saya di depan kelas
Melalui model pembelajaran sosiodrama,
sayamerasa lebih menikmati proses
belajar mengajar dan saya tidak merasa
mengantuk selama proses pembelajaran
Melalui penerapan model pembelajaran
sosiodrama, suasana kelas menjadi lebih
menyenangkan dan tidak membosankan
Melalui penerapan model pembelajaran
sosiodrama, saya mampu meraih hasil
belajar yang optimal
Penerapan model pembelajaran
sosiodrama memberi peluang kepada saya
untuk lebih mengembangkan diri sendiri
Melalui model pembelajaran sosiodrama,
saya merasa termotivasi untuk lebih aktif
dalam pembelajaran sejarah
Melalui model pembelajaran sosiodrama
saya merasa lebih mudah memahami dan
mengingat materi yang disampaikan
karena dipaparkan dalam bentuk drama
Melalui penerapan model pembelajaran
sosiodrama, saya merasakan pengalaman
belajar yang lebih menyenangkan dan
tidak membosankan, karena setiap siswa
diberikan kesempatan untuk terlibat
langsung dalam proses pembelajaran

39

STS

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Melalui penerapan model pembelajaran


sosiodrama saya merasa kesulitan untuk
mengikuti pembelajaran, karena saya
merasa segan untuk bermain drama di
depan kelas
Melalui penerapan model pembelajaran
sosiodrama, saya merasa mampu
mengingat detail peristiwa atau materi
yang dipaparkan melalui drama
Melalui penerapan model pembelajaran
sosiodrama, saya merasa lebih optimal
dalam belajar sejarah
Melalui penerapan model pembelajaran
sosiodrama, saya mampu
mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan, karena saya diberikan
kesempatan untuk ikut terlibat langsung
dalam proses pembelajaran melalui
bermain peran/drama
Melalui penerapan model pembelajaran
sosiodrama, saya merasa kesulitan untuk
mengembangkan diri saya sendiri, karena
dengan bermain peran/drama memerlukan
waktu yang lebih lama dan saya kesulitan
menghafal naskah drama
Melalui penerapan model pembelajaran
sosiodrama, saya merasa kesulitan
memahami konsep dan materi yang
dipaparkan
Melalui penerapan model pembelajaran
sosiodrama membuat saya menjadi
kurang percaya diri ketika disuruh
memainkan sebuah peran
Melalui penerapan model pembelajaran
sosiodrama, saya merasa takut, karena
harus bermain peran atau drama di depan
kelas
Melalui penerapan model pembelajaran
sosiodrama, saya merasa mudah membuat
kesimpulan dari konsep dan materi yang
diajarkan
Pembelajaran sejarah selanjutnya
diharapkan menggunakan model
pembelajaran sosiodrama

40

Kritik dan Saran


Tulislah kritik dan saran anda tentang penerapan model pembelajaran
sosiodrama pada pembelajaran sejarah di kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 1
Amlapura.
Kritik

Saran

41

Lampiran 3
GAMBAR PROSES PEMBELAJARAN SEJARAH DENGAN METODE
SOSIODRAMA

Gambar 1. Guru Sejarah sedang menyampaikan materi yang sesuai untuk di


terapkan metode sosiodrama

Gambar 2. Anggota Kelompok 1 memperkenalkan nama-nama tokoh yang mereka


perankan
42

Gambar 3. Narator membacakan narasi yang isinya penjelasan singkat materi


yang akan didramakan

Gambar 4. Rapat Golongan Pemuda pada tanggal 15 Agustus 1945 setelah


mendengar berita kekalahan Jepang kepada Sekutu

43

Gambar 5. Wikana dan Darwis pergi menemui Soekarno-Hatta untuk


menyampaikan hasil rapat Golongan Pemuda

Gambar 6. Rapat Golongan Pemuda yang akhirnya memutuskan untuk menculik


Soekarno-Hatta

44

Gambar 7. Penculikan Soekarno dari kediamannya

Gambar 8. Di Rengasdengklok, Sukarni berusaha membujuk Soekarno-Hatta


untuk segera memproklamasikan kemerdekaan namun belum berhasil

45

Gambar 9. Soekarno memutuskan untuk berbicara dengan C.Singgih dan setuju


akan segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia segera setelah sampai
di Jakarta

Gambar 10. Di Jakarta, Ahmad Soebardjo menemui Wikana dan sepakat akan
segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia segera setelah SoekarnoHatta kembali ke Jakarta
46

Lampiran 4.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. Nama

: Putu Wenny Prema Santhi

Tempat, tanggal lahir : Denpasar, 7 Maret 1999


Umur

: 16 Tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Status

: Pelajar

Alamat rumah

: Desa Macang, Kec. Bebandem, Karangasem

Alamat sekolah

: SMA N 1 Amlapura, Jln. Ngurah Rai, No 56


Amlapura

Nama orang tua


Ayah

: I Komang Kariana

Ibu

: Kadek Wilayani

Pekerjaan
Ayah

: Pegawai Swasta

Ibu

: Ibu Rumah Tangga

Hobi

: Membaca, Menggambar, Menulis

Cita-cita

: Penulis atau Jurnalis

2. Nama

: Ni Komang Euginia Natalia

Tempat, tanggal lahir : Amlapura, 15 Desember 1


Umur

: 17 Tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Status

: Pelajar

Alamat rumah

: Jln.Gajah Mada Amlapura, Banjar Kodok Darsana.

Alamat sekolah

: SMA N 1 Amlapura, Jln. Ngurah Rai, No 56


Amlapura

Nama orang tua


Ayah

: I Nengah Parta

Ibu

: Anna Dami
47

Pekerjaan
Ayah

: POLRI

Ibu

: Ibu Rumah Tangga

Hobi

: Membaca,Menulis

Cita-cita

: Penulis

3. Nama

: Ni Kadek Wiraningsih

Tempat, tanggal lahir : Denpasar, 29 Desember 1998


Umur

: 17 Tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Status

: Pelajar

Alamat rumah

: Desa Bungaya, Kec. Bebandem, Karangasem

Alamat sekolah

: SMA N 1 Amlapura, Jln. Ngurah Rai, No 56


Amlapura

Nama orang tua


Ayah

: I Nengah Sadia

Ibu

: Ni Nengah Asih

Pekerjaan
Ayah

: Buruh

Ibu

: Ibu Rumah Tangga

Hobi

: Membaca novel, nonton

Cita-cita

: Dokter

48

Anda mungkin juga menyukai