Anda di halaman 1dari 3

Marina Chimica Acta, Oktober 2002, hal.

13-15
Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Hasanuddin

Vol. 3 No.2
ISSN 1411-2132

PENGGUNAAN 1,10-FENANTROLIN SEBAGAI ZAT PENOPENG


PADA EKSTRAKSI KADMIUM DENGAN DITIZON
Baharuddin Hamzah
Program Studi Kimia FKIP Universitas Tadulako
ABSTRACT
The addition of 1.10-phenanthroline solution in cadmium extraction with dithizone has been
investigated. The influence of pH and concentration of dithizone were studied as variables. The
concentration of cadmium was determined by atomic absorption spectrophotometer after stripping the
organic phase with nitric acid 0.1M. The result showed the optimum pH for extraction is 6,0 and the
optimum concentration of ditizon is 5 x 10-4 M. The extraction constant is Kex = 5,05 x 10-5 . These value
is higher than without addition of 1.10-phenanthroline, Kex = 5.521 x 10-10 . It means that the addition of
1.10-phenanthroline can increase the extraction constant of cadmium with dithizone.
Keywords : Extraction, cadmium , dithizone, 1.10-phenanthroline

log D = log Keks + n log [H2Dz]o + n pH

PENDAHULUAN
Berbagai metode analisis untuk penentuan
logam kadmium telah banyak dilakukan diantaranya
ekstraksi pelarut. Sebelum proses ekstraksi
berlangsung
umumnya
logam-logam
dengan
konsentrasi rendah diubah terlebih dahulu menjadi
suatu senyawa kompleks organik. Salah satu zat
pengkompleks yang mampu bereaksi dengan
beberapa logam adalah ditizon. Reaksinya dengan ion
logam membentuk kompleks logam ditizonat yang
spesifik dan larut dalam pelarut organik. Reaksi yang
terjadi adalah :

dengan D adalah rasio distribusi yaitu perbandingan


konsentrasi logam dalam fasa organik
dengan
konsentrasi logam dalam fasa air (Pecsock, 1976).
Dari persamaan diatas, diketahui bahwa harga
konstanta ekstraksi dipengaruhi oleh pH larutan air
dan konsentrasi ditizon. Keberadaan pelarut organik
pada pengukuran spektrometri serapan atom dapat
mengganggu hasil analisis. Untuk itu perlu dilakukan
ekstraksi balik atau stripping yaitu memindahkan
solut yang telah terekstraksi dalam fasa organik ke
suatu medium yang sesuai. Wiratama melaporkan
hasil ekstraksi Ag dan Au dengan ditizon, kloroform
diuapkan sampai kering kemudian residu didestruksi
dengan air raja dan asam nitrat pekat (Wiratama,
1994). Poedjiastoeti melakukan ekstraksi balik
terhadap timbal ditizonat menggunakan asam nitrat
0,2M (Poedjiastoeti, 1995). Larutan yang biasa
digunakan untuk lucutan atau ekstraksi balik adalah
asam nitrat atau asam klorida (Irving, 1971).
Dalam penelitian ini telah dilakukan penetapan
konstanta ekstraksi kadmium dengan penambahan
larutan 1,10-fenantrolin yang selanjutnya dilakukan
ekstraksi balik, kemudian diukur dengan spektrometri
serapan atom. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat
digunakan sebagai salah satu metode alternatif untuk
penetapan kadmium.

Mn+ + H2O + n H2Dz(O) M(HDz)n(O) + n H3O+


Beberapa logam yang dapat membentuk kompleks
logam ditizonat antara lain Ag, Au, Bi, Cd, Cu, Co,
Fe, Hg, Ni, Pb, Pd, Te dan Zn (Christian, 1998).
Untuk memperbaiki selektivitas reaksi ditizon
dilakukan dengan jalan mengatur pH larutan air,
menambahkan zat pembentuk kompleks untuk
mengurangi gangguan serta mengoksidasi atau
mereduksi logam-logam pengganggu. Adanya
penambahan pereaksi yang mampu membentuk
senyawa kompleks bermuatan dengan ion-ion logam
pengganggu memungkinkan ion-ion logam tersebut
tetap berada dalam fasa air, sedangkan kadmium
dapat terekstrak dengan baik ke fasa organik.
Penambahan larutan 1,10-fenantrolin dimaksudkan
untuk menggantikan kalium sianida sebagai zat
penopeng , mengingat kalium sianida bersifat racun.
Hal ini karena kalium sianida maupun 1,10fenantrolin merupakan ligan kuat serta mampu
membentuk kompleks bermuatan yang cukup stabil
dengan harga konstanta stabilitas kompleks yang
hampir sama. Perhitungan konstanta ekstraksi untuk
reaksi tersebut diatas adalah :

PROSEDUR KERJA
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan
erlenmeyer yang dilengkapi pengaduk magnet pada
suhu kamar (25+2)0C . Penetapan konstanta ekstraksi
dilakukan dengan variasi pH larutan dan konsentrasi
ditizon, dengan penambahan 1 mL larutan 1,10fenantrolin 1% . Sebagai pembanding dilakukan juga
13

Baharuddinb Hamzah

Mar. Chim. Acta

ekstraksi terhadap kadmium tanpa penambahan


larutan tersebut. Untuk setiap 10 mL larutan
kadmium 10 ppm ditambah dengan larutan hidroksil
amonium klorida 10%, larutan kalium natrium tartrat
dan dilakukan pengaturan pH. Selanjutnya
ditambahkan ditizon kloroform dengan perbandingan
volume 1 : 1 dan diekstraksi selama 5 menit. Fasa
organik diambil 5 mL dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer dan ditambahkan 10 mL larutan asam
nitrat 0,1M serta dilakukan ekstraksi balik selama 5
menit. Fasa air yang dihasilkan diukur dengan
spektrofotometer serapan atom. Konsentrasi logam
dalam fasa air dapat ditentukan sedangkan
konsentrasi logam yang terekstrak dihitung
berdasarkan selisih konsentrasi awal logam dengan
konsentrasi hasil ekstraksi.

mulai terjadi penurunan persen ekstraksi karena


terjadi reaksi antara ion hidroksida dengan ion
kadmium membentuk kompleks hidrokso.
Hubungan antara perbandingan distribusi
dengan pH larutan ditunjukkan pada Tabel 2 dan
Gambar 2 dibawah ini.
Tabel 2.
Hasil Perhitungan Harga D Pada pH Bervariasi

pH
3
4
5
6

HASIL DAN PEMBAHASAN


Log D

1. Pengaruh pH larutan terhadap persen ekstraksi


kadmium.
Hasil perhitungan persen ekstraksi berdasarkan
variasi pH disajikan pada Tabel 1 dan Gambar 1
berikut.

3
2
1
0
-1
-2
-3
-4

[Cd]a ,
ppm
9,99
9,60
3,67
2,76

3
4
5
6

[Cd]o ,
ppm
0,01
0,40
6,33
7,24

5
pH

Gambar 2.
Kurva hubungan log D dengan pH.

%
Ekstraksi
0,1
4,0
63,3
72,4

Berdasarkan tabel 2 dan gambar 2 serta dengan


menggunakan persamaan garis regresi linier diperoleh
persamaan :
log D = 1,87 pH + 1,87 log[H2Dz] + log Keks
Persamaan diatas menunjukkan harga slope
mendekati 2 dan ini berarti setiap mol kadmium akan
membentuk kadmium ditizonat dengan membebaskan
2 mol H3O+ .

80

% Ekstraksi

Log D
-3
- 1,377
0,238
2,698

y = 1.8709x - 8.7793
R 2 = 0.9881

Tabel 1.
Hasil Perhitungan % Ekstraksi Pada pH Bervariasi

pH

D
0,001
0,042
1,725
499

60
40

2. Pengaruh Konsentrasi Ditizon Terhadap Persen


Ekstraksi Kadmium

20

Tabel dan grafik hubungan antara persen


ekstraksi kadmium pada berbagai variasi konsentrasi
ditizon ditampilkan pada tabel 3 berikut.

0
3

5
pH

Gambar 1.
Kurva Hubungan % Ekstraksi Dengan pH

Tabel 3.
Hasil Perhitungan % Ekstraksi Pada [H2Dz] Bervariasi.

Tabel 1 dan gambar 1 menunjukkan bahwa


praktis pada pH = 1 sampai pH = 2 logam kadmium
belum terekstraksi karena dalam larutan yang bersifat
asam terjadi protonasi ion ditizonat. Ekstraksi mulai
berlangsung pada pH = 3 dan mencapai hasil
optimum pada pH = 6,0. Pada pH lebih besar dari 6,0

[H2Dz].10-5 M
1
10
50

14

[Cd]a ,
ppm
8,49
1,55
0,20

[Cd]o ,
ppm
1,51
8,45
9,80

%
Ekstraksi
15,1
84,5
98,0

Vol. 3 No. 1

Penggunaan 1,10-Fenantrolin ...

Pada percobaan ini digunakan pH optimum


yang diperoleh pada percobaan sebelumnya yaitu 6,0.
Tabel 3 menunjukkan bahwa bertambahnya
konsentrasi ditizon meningkatkan % ekstraksi pada
pH konstan. Menurut teori kinetika reaksi, makin
besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin besar
pula kemungkinan terjadinya interaksi antar partikel.
Pada konsentrasi ditizon yang lebih tinggi yaitu 5 x
10-4 M memberikan harga % ekstraksi yang konstan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kondisi
optimum ekstraksi kadmium dengan ditizon pada
penambahan larutan 1,10-fenantrolin adalah pada pH
6,0 dengan konsentrasi ditizon sebesar 5 x 10 -4 M.
Jika dari data pada tabel 3 dihitung nilai log
[H2Dz], D, dan log D maka diperoleh hubungan
antara log D dan log [H2Dz] seperti dalam tabel 4 dan
gambar 3 dibawah ini.

Dari persamaan tersebut diatas maka dari


setiap nilai log D diperoleh nilai log Keks , sehingga
dapat dihitung nilai Keks. seperti tabel 5 dibawah ini.
Tabel 5.
Hasil Perhitungan Keks Dari Setiap Nilai log D.
[H2Dz].10-5 M
1
10
50

Log
[H2Dz]
5
4
4,69

Log D

0,17
5,45
49,00

- 0,75
0,74
1,69

log Keks
- 4,19
- 4,39
- 4,33

Keksx10-5
6,46
4,07
4,62

Dari tabel 5 diatas diperoleh rata-rata harga log Keks=


- 4,303 atau konstanta ekstraksi kadmium adalah 5,05
x 10-5 .
Sebagai pembanding harga log Keks kadmium
tanpa penambahan larutan 1,10-fenantrolin adalah
9,258 atau konstanta ekstraksi kadmium sebesar
5,521x10-10 .
Ternyata penambahan larutan 1,10-fenantrolin
yang berfungsi sebagai zat penopeng (masking agent)
dapat meningkatkan konstanta ekstraksi. Ini berarti
larutan 1,10-fenantrolin dapat digunakan untuk
menggantikan KCN sehingga bahaya keracunan dapat
dihindari.

Tabel 4.
Hasil Perhitungan log D dan log [H2Dz]
[H2Dz] x
10-5 M
1
10
50

log D
- 0,77
0,74
1,69

KESIMPULAN
1. Penambahan larutan 1,10-fenantrolin
mening-katkan konstanta ekstraksi.

Dengan menggunakan persamaan garis linier


maka diperoleh persamaan sebagai berikut :

dapat

2. Larutan 1,10-fenantrolin dapat digunakan sebagai


zat penopeng untuk mengatasi gangguan ion logam
lain pada ekstraksi kadmium.

log D = 1,71 log[H2Dz] + 1,71 pH + log Keks

PUSTAKA
Christian, G.D. and OReilly, J.E., 1988, Instrumental Analysis, 2nd.Ed., Allyn and Bacon, Boston.
Pecsock, R.L. et.al., 1976, Modern Methods of Chemical Analysis, 2nd.Ed., John Wiley & Sons Inc., Canada.
Wiratama, I.G.L., 1994, Ekstraksi Emas(III) dan Perak(I) dengan Ditizon Kloroform, Tesis , Program Pasca
Sarjana UGM, Yogyakarta.
Poedjiastoeti, S., 1995, Studi Banding Analisis Timbal Secara Spektrofotometri UV-Tampak dan Spektrometri
Serapan Atom Nyala, Tesis, Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta.
Irving, H.M.N.H. and Nowicka, T., 1971, A Secondary Dithizone Complex Containing Both Silver and Mercury,
Anal. Chim.Acta,54, 55-64.

15

Anda mungkin juga menyukai