Antagonis reseptor
adrenergik
-bloker
Penghambat saraf
adrenergic
2-bloker selektif
Efek samping
Efek samping utama adalah hipotensi postural,
sering disertai takikardi dan aritmia lainnya.
Hipotensi yang berat terjadi pada hipovalemia atau
keadaan yang menyebabkan vasodilatasi (obat
vasodilator, latihan fisik, minum alcohol atau makan
banyak).
1. Derivat Imidazolin
Efeknya pada system kardiovaskular mirip sekali dengan
fenoksibenzamin.
Obat-obat ini juga menghambat serotonin, melepaskan histamine
dari sel mast,
merangsang reseptor muskarinik di saluran cerna,
merangsang sekresi asam lambung, saliva, air mata dan keringat.
Alkaloid ergot
Alkaloid ergot
secara klinis tidak berguna sebagai -bloker karena efek ini baru
timbul pada dosis besar yang tidak dapat ditoleransi oleh manusia.
Pada dosis terapi yang terlihat bukan efek akibat blockade reseptor
adrenergik tetapi efek ergot terhadap SSP dan stimulasi langsung
pd berbagai otot polos, termasuk otot polos pembuluh darah dan
uterus.
Ergotamin, ergonovin dan alkaloid ergot lainnya dapat menimbulkan
vasokonstriksi pemb koroner, yang menimbulkan gejala iskemia
seprti nyeri angina pada penderita dengan penyakit jantung koroner
Antagonis reseptor
1-adreno selektif
Derivat Kuinazolin
prazosin sebagai prototype, terazosin, doksazosin, trimazosin dan
bunazosin.
merupakan antagonis kompetitif pada resepor 1 yang sangat selektif
dan sangat poten.
Efeknya utama hasil hambatan pada reseptor 1 pada otot polos
arteriol dan vena adalah menimbulkan vasodilatasi & venodilatasi
sehingga menurunkan resistensi perifer dan alir balik vena.
Efek samping
Efek samping utama adalah pemberiaan dosis pertama yakni
hipotensi postural yang hebat dan sinkop yang terjadi 30-90 menit
disebabkan oleh penurunan tekanan darah yang cepat pada posisi
berdiri akibat onsetnya cepat tanpa disertai reflex takikardi sebagai
kompensasi
diperkuat oleh kerja sentral yang mengurangi aktvitas simpatis,
disamping dosis awal yang terlalu besar.
Efek samping yang sering berupa pusing (hipotensi postural), sakit
kepala, ngantuk, palpitasi, edema perifer dan nausea.
Indikasi
Hipertensi
Gagal jantung kongestif
* 1-bloker menyebabkan dilatasi arteriol dan vena
sehingga mengurangi afterload dan preload.
* Akibatnya curah jantung meningkat dan kongesti
paru berkurang sehingga kemampuan melakukan
kegiatan fisik meningkat
* gejala sesak napas berkurang.
Efek samping
Mungkin menyebabkan pusing, kehilangan tenaga, hidung
tersumbat, sakit kepala, mengantuk dan hipotensi
ortostatik.
Efek hipotensi bertambah bila prazosin diberikan
bersamaan diuretika atau bersama obat penghambat
reseptor adrenergik , sehingga dosis perlu dikurangi.
Antagonis adrenoreseptor
2-bloker selektif
Yohimbin
Yohimbin mudah memasuki SSP dan memblok reseptor 2
adrenergik pascasinaps
menyebabkan peningkatan aktivitas neuron adrenergic sentral
sehingga meningkatkan pelepasan NE dari ujung saraf adrenergic di
perifer.
Akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah dan denyut jantung
serta aktivitas motorik dan juga terjadi tremor.
Efek ini berlawanan dengan efek 2 agonis (klonidin).
Efek-efek Farmakodinamika
Sistem kardiovaskular
Dalam jangka lama akan menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi.
efek pada jantung dan pembuluh darah, system rennin-angiotensin
dan mungkin system saraf pusat.
Obat-obat penghambat reseptor adrenergik sangat penting dalam
penggunaan klinis pengobatan hipertensi.
dosis konvensional dari obat-obat ini biasanya tidak menyebabkan
hipotensi pada orang sehat dengan tekanan darah normal
Antagonis adrenoreseptor meliki efek penting pada jantung. Efekefek inotropik dan kronotropik negatifnya dapat diramalkan dari
peran adrenoreseptor dalam mengatur fungsi-fungsi ini.
Efek-efek akut dari obat-obat ini bisa menyebabkan naiknya
resistensi perifer sementara pemberian terus menerus menimbulkan
turunnya resistensi perifer pada pasien hipertensi.
Saluran pernapasan
Penghambatan reseptor 2 adrenergik dalam otot polos bronkhus
bisa menimbulkan naiknya resistensi saluran nafas, terutama pada
pasien dengan penyakit saluran nafas (asma, bronkhitis).
Efek pada mata
Beberapa obat penghambat reseptor adrenergik mengurangi
tekanan intraocular (glaucoma). Mekanisme kerjanya adalah dg
menurunkan produksi cairan bola mata
Indikasi
Hipertensi
Penyakit jantung iskemik
Aritmia jantung
Kerusakan kardiovaskular
Glaucoma
Hipertiroidisme
Penyakit neurologis
Efek samping
Gagal jantung
-bloker reseptor adrenergik dapat menyebabkan atau mencetuskan gagal jantung
pada penderita dengan gangguan fungsi otot jantung misalnya gagal jantung yang
masih terkompensasi, infark miokard akut atau kardiomegali.
Bradiaritmia
Bradikardi merupakan respons yang normal terhadap -bloker dan
obat dihentikan hanya pada penderita dengan keluhan. Tetapi bloker dapat menimbulkan disosiasi AV dan henti jantung pada
penderita yang sudah mengalami gangguan konduksi AV.
Karena itu -bloker dikontraindikasikan pada blok AV derajat 2 dan 3
dan dengan perhatian khusus pada pemberian bersama obat yang
dapat mengganggu fungsi SA atau konduksi AV, misalnya verapamil,
digitalis atau berbagai obat antiaritmia.
Bronkospasme
-bloker meningkatkan resistensi jalan napas dan menimbulkan
serangan asma pada penderita dengan riwayat asma, bronchitis
kronik ataupun alergi berat.
Efek metabolic
-bloker non selektif dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dan
meningkatkan kadar trigliserida dalam serum.
Efek sentral
Berupa rasa lelah, gangguan tidur dan depresi.
Efek Lain-lain
Dapat menyebabkan gangguan saluran cerna (nausea, muntah,
diare dan konstipasi) tetapi jarang. Gangguan fungsi seksual,
alopesia, miopati dan artropati juga dapat terjadi. Reaksi alergi
berupa rash, demam dan purpura jarang terjadi.
Diskrasia darah berupa leucopenia, trombositopenia dan agranulosis
telah dilaporkan meskipun jarang terjadi
Propanolol
Prototipe antagonis adrenergic dan menyekat baik reseptor 1 maupun 2.
Kardiovaskular
Mengurangi curah jantung, yang mempunyai efek inotropik dan
kronotropik negative. Obat ini bekerja langsung menekan aktivitas sinoarterio dan atrioventrikular. Akibat timbulnya bradikardia ternyata
membatasi besarnya dosis obat ini.
Vasokonstriksi perifer
Penyekatan reseptor mencegah vasodilatasi perantaraan 2.
Pengurangan curah jantung menyebabkan penurunan tekanan darah.
Hipotensi ini memicu reflex vasokonstriksi tepi yang berakibat
berkurangnya aliran darah ke tepi tubuh. Pada keadaan seimbang, maka
akan terjadi penurunan bertahap baik tekanan sistolik maupun diastolic
pada pasien hipertensi.
Bronkokonstriksi
Penyekatan reseptor 2 paru pada pasien yang peka menimbulkan
kontraksi otot polos bronkiolar. Keadaan ini mengakibatkan krisis respirasi
pada pasien yang mengidap penyakit paru obstruksi menahun atau asma.
Peningkatan retensi Natrium
Penurunan tekanan darah menyebabkan pengurangan perfusi
ginjal, yang mengakibatkan peningkatan Na+ dan volume plasma.
Gangguan metabolisme glukosa
Penyekatan reseptor menimbulkan glikogenolisis dan sekresi glucagon.
Efek terapi
Hipertensi, Glaukoma, Migren, Hipertiroid, Angina pectoris, Infark
miokardial
Reserpin
Menghambat transport dari amin biogenic, norepinefrin,
dopamine dan serotonin tergantung Mg++ ATP dari
sitoplasma ke dalam vesikel penyimpan pada saraf
adrenergic semua jaringan tubuh.
Keadaan ini menimbulkan pengosongan total kadar
norepinefrin pada neuron adrenergik, karena monoamine
oksidase dapat menghancurkan norepinefrin dalam
plasma.