Anda di halaman 1dari 92

PENGANTAR

KRISTAL MINERAL

Geng'Q File

1.1 Pengantar
Mineralogi adalah ilmu pengetahuan tentang mineral,
yaitu suatu zat padat yang terdapat di alam sebagai
elemen-elemen dan senyawa-senyawa, serta merupakan
penyusun, atau pembentuk bagian padat alam semesta.
Hal tersebut tidak berarti bahwa mineralogi hanya
terbatas pada material-material kerakbumi saja, dan
material-material yang terdapat di bawahnya yang dapat
diindikasi melalui pengukuran geofisika, tetapi meliputi juga
meteorit-meteorit yaitu benda-benda mineral yang berasal
dari luar bumi.

Geng'Q File

Mineralogi adalah cabang dari geologi, karena


mineral adalah pembentuk batuan kerakbumi. Ilmu lain
yang erat hubungannya ialah ilmu kimia dan kristalografi.

Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari bentuk


luar kristal alam. Semula ilmu ini merupakan cabang dari
mineralogi. Sekarang tidak lagi ; kristalografi telah
menjadi ilmu yang berdiri sendiri, karena yang
dipelajarinya tidak saja bentuk luar kristal alam, tetapi
telah meliputi kristal buatan, dan penelitiannya pun tidak
hanya bentuk luar, melainkan termasuk juga struktur
dalamnya.
1.2 Definisi Mineral
Sulit untuk merumuskan dengan tepat definisi
mineral, karena pada kenyataannya tidak ada satu
definisi pun yang disetujui secara umum. Namun, definisi
yang dipilih adalah :
Geng'Q File

MINERAL IALAH SUATU BENDA PADAT HOMO-GEN


YANG TERBENTUK DI ALAM SECARA ANORGA-NIK,
MEMPUNYAI KOMPOSISI KIMIA TERTENTU, DAN SUSUNAN
ATOM YANG TERATUR.
Berdasarkan definisi itu, maka air, batubara, minyak
bumi, dan gas alam, tidak dapat disebut mineral, meskipun
keempatnya terbentuk/terjadi di alam. Hal-hal seperti itulah
yang menyebabkan definisi tersebut di atas mempunyai
kele-mahan-kelemahan, karena beberapa ahli mineralogi
berpen-dapat bahwa keempat hal itu termasuk mineral
juga.
Batasan mineral adalah suatu benda padat
homogen menyatakan : mineral terdiri dari satu fasa
padat, hanya satu macam material, yang tidak dapat
diuraikan lagi men-jadi senyawa-senyawa sederhana oleh
suatu proses fisika.
Geng'Q File

Dengan demikian, cairan-cairan dan gas-gas yang


ter-bentuk/terjadi di alam tidak termasuk mineral.
Batasan yang terbentuk di alam menyatakan :
dise-but mineral jika benda padat itu terbentuk/terjadi di
alam dengan sendirinya.
Dengan demikian, suatu benda padat mirip mineral
yang dapat dibuat di laboratorium, tidak dapat disebut
mineral.
Contoh : jika suatu larutan natrium klorida (NaCl)
diuapkan, terbentuklah kristal-kristal NaCl yang tak dapat
di-bedakan dengan mineral halit. Tetapi, kristal-kristal NaCl
ha-sil buatan di laboratorium tersebut bukan suatu mineral.

Geng'Q File

Batasan suatu benda padat yang terbentuk di alam


secara anorganik menyebabkan : benda-benda padat
ho-mogen yang dihasilkan binatang, atau tumbuhtumbuhan, tidak termasuk mineral.
Karenanya, kulit tiram (kerang) yang tersusun oleh
kalsium karbonat (CaCO3) dan tidak dapat dibedakan
secara kimia dan fisika dengan mineral aragonit, atau
kalsit, tidak dapat disebut mineral.
Batasan bahwa mineral mempunyai komposisi kimia
tertentu, menyatakan : mineral adalah suatu senyawa
kimia yang mempunyai komposisi tertentu dan dinyatakan
oleh suatu rumus. Rumus kimianya dapat sederhana, atau
kompleks, bergantung pada banyaknya elemen yang ada
dan proporsi kombinasinya.

Geng'Q File

Batasan bahwa mineral mempunyai susunan atom


yang teratur, menyatakan : mineral adalah benda padat
kristal. Bentuk kristal tersebut tidak lain adalah ekspresi/kenampakan dari susunan atom yang teratur.
Ada beberapa pengecualian untuk batasan ini, yaitu
bagi mineral metamik, dan mineral yang terbentuk dari
pemadatan koloid disebut juga mineral non-kristal.

Geng'Q File

Ilmu Kimia Mineral dimulai pada permulaan abad ke19, didasari Hukum Komposisi Tetap Proust (1799, The Law
of Constant Composition), Teori Atom Dalton (1805), dan
ke-majuan-kemajuan dalam metode analisis kimia
kuantitatif.
Analisis kimia kuantitatif bertujuan mengidentifikasi
unsur-unsur yang ada dalam suatu mineral dan
mendeterminasi jumlah relatifnya. Ketelitian suatu analisis
bergantung pada jenis metode yang dipakai, dan
kecakapan/keahlian penganalisis.

Geng'Q File

Hasil
analisis,
jumlahnya
dinyatakan
dalam
persentase berat. Jadi, dalam analisis suatu mineral, jumlah
persentase harus 100. Tetapi, dalam prakteknya, jumlah
100 hanya ke-betulan saja. Umumnya jumlah antara 99,5
100,5 dianggap sudah cukup baik.
Namun demikian, jumlah yang terletak di antara
kedua angka di atas belum tentu menjamin ketelitian suatu
analisis, karena jumlah tsb mungkin dihasilkan oleh :
1. Perimbangan antara kesalahan yang positif dan yang
negatif, atau
2. Kesalahan penganalisis yang tidak melihat atau tidak
dapat
mengidentifikasi satu unsur atau lebih.

Geng'Q File

Contoh :
Tahun 1901 mineral bavenit ditemukan, dan digambarkan
sebagai hidrat kalsium aluminium silikat. Pemeriksaan 30
th kemudian mendapatkan bahwa bavenit ternyata
mengandung berilium (Be).
Pada analisis terdahulu Be tidak terlihat karena terendapkan
dan ditimbang bersama-sama Al. Dengan demikian, rumus
kimia bavenit sesungguhnya adalah : Ca4BeAl2Si9O25(OH)2.

2.1 Interpretasi Analisis


Rumus kimia mineral memperlihatkan unsur-unsur
yang ada dalam mineral itu dan dalam proporsi berapa
unsur-unsur itu berkombinasi.
Misalnya mineral halit yang rumus kimianya NaCl ; rumus itu
menyatakan bahwa dalam halit berkombinasi ion Na dan
ion Cl dalam jumlah yang sama.
Geng'Q File

10

Rumus kimia mineral dapat sederhana, atau


kompleks, bergantung pada jumlah unsur-unsur yang ada
dan cara kom-binasinya. Rumus yang teliti dimungkinkan
oleh analisis kimia yang teliti pula.
Analisis kimia hanya memperlihatkan unsur-unsur
apa yang ada dan berapa banyaknya, tidak menunjukkan
bagai-mana unsur-unsur itu berkombinasi di dalam struktur
mineral.
Hasil analisis kimia mineral dinyatakan dalam
persen-tase berat, dan untuk menentukan rumus kimianya,
persen-tase berat harus dijadikan proporsi atom, yaitu
dengan mem-bagi persentase berat tiap unsur dengan BA
nya.

Geng'Q File

11

Contoh :
Analisis sampel markasit dari Jasper County, Missouri, mem-perlihatkan
hasil sbb :
---------------------------------------------------------------------------------Unsur
% berat
Berat Atom (BA)
Proporsi Atom (PA)
---------------------------------------------------------------------------------Fe
46,55
55,85
0,834 = 1
S
53,05
32,07
1,654 = 1,982
---------------------------------------------------------------------------------Jumlah : 99,60
Penjelasan : Proporsi Atom (PA) = % berat/BA.
0,834/0,834 = 1.
1,654/0,834 = 1,982 2.
Rumus markasit : FeS2 .

Geng'Q File

12

Dengan membalik prosedur di atas, dapat dihitung


persentase komposisi rumus tsb, yaitu :
Fe = 46,54% dan S = 53,46%.
Caranya :
Rumus kimia markasit : FeS2.
BA Fe = 55,85 ; BA S = 32,07.
BM FeS2 = 55,85 + (2 x 32,07) = 119,99. Maka :
Fe = (BA Fe/BM FeS2) x 100%
= (55,85/119,99) x 100% = 46,54% ;
Fe = 46,54%.
S = [(2 x BA S)/BM FeS2] x 100%
= [(s x 32,07)/119,99] x 100% = 53,46% ;
S = 53,46%.

Geng'Q File

13

Perhatikan Tabel 2.1 berikut ini :


Tabel 2.1 Hasil analisis sampel markasit dari berbagai daerah
---------------------------------------------------------------------------------Unsur
1
2
3
4
5
---------------------------------------------------------------------------------Fe
46,54
46,55
46,53
47,22
46,56
S
53,46
53,05
53,30
52,61
53,40
---------------------------------------------------------------------------------Jumlah : 100,00
99,60
99,83
99,83
99,96
Keterangan :
1. Dihitung dari FeS2.
2. Sampel dari Jasper County.
3. Sampel dari Joplin, Missouri.
4. Sampel dari Osnabruck.
5. Sampel dari Loughborough Township, Ontario.

Geng'Q File

14

Dari tabel tsb dapat diketahui bahwa semua hasil


anali-sisnya baik, karena terletak di antara 99,5 100,5 ;
namun hasil analisis 2, 3, 4, dan 5, berbeda dengan 1.
Perbedaan ini karena kesalahan analisis, bukan oleh deviasi
markasit dari rumus FeS2.
Selain itu, ternyata markasit mempunyai komposisi
yang tetap. Dalam hal ini, markasit agak berbeda dengan
mi-neral-mineral lain, karena mineral-mineral lain itu
banyak yang tidak berkomposisi tetap, tetapi berkomposisi
yang karak-teristik.
Perhatikan contoh berikut ini, yaitu hasil analisis sfalerit.

Geng'Q File

15

Tabel 2.2 Hasil analisis sfalerit dari berbagai daerah


-----------------------------------------------Unsur
1
2
3
4
------------------------------------------------Fe
0,15
7,99
11,05
18,25
Mn
---2,66
Cd
-1,23
0,30
0,28
Zn
66,98
57,38
55,89
44,67
S
32,78
32,99
32,63
33,57
------------------------------------------------Jumlah :
99,91
99,59
99,87
99,43
Keterangan : 1. Sampel dari Sonora Meksiko.
2. Sampel dari Gadoni, Sardinia.
3. Sampel dari Bodenmais, Jerman.
4. Sampel dari Isere, Perancis.

Geng'Q File

16

Analisis sfalerit itu menunjukkan bahwa rumusnya


mungkin mendekati seng sulfida murni (ZnS), atau
mengan-dung agak banyak Fe, dengan sedikit sekali Mn
dan Cd. Hal ini akan tampak jelas bila analisis tsb dihitung
dalam Proporsi Atom (PA) (Tabel 2.3).
Dari semua analisis pada Tabel 2.3 terlihat bahwa
per-bandingan antara Proporsi Atom metal (Fe, Mn, Cd,
dan Zn) dan sulfur adalah : 1 : 1 ; sesuai dengan rumus
ZnS ; tetapi pada beberapa sfalerit, sebagian unsur Zn
diganti oleh Fe, Mn, dan/atau Cd.

Geng'Q File

17

Tabel 2.3 Hasil analisis pada Tabel 2.2 dinyatakan dalam


PA
-----------------------------------------------------Unsur
1
2
3
4
-----------------------------------------------------Fe
0,003
0,143
0,198
0,327
Mn
---0,048
Cd
-0,011
0,003
0,003
Zn
1,026
0,879
0,856
0,684
-----------------------------------------------------Jumlah :
1,029
1,033
1,057
1,062
S
1,024
1,032
1,020
1,049
-----------------------------------------------------Rumus ZnS adalah suatu penyederhanaan untuk me-nyatakan
komposisi sfalerit.

Geng'Q File

18

Secara praktis mungkin rumus sfalerit adalah ZnS


(analisis 1) ; namun jika 1/3 Zn atau lebih telah diganti
oleh Fe, maka rumus sfalerit ditulis : (Zn,Fe)S. Rumus ini
menun-jukkan jumlah total Zn + Fe adalah 1
dibandingkan terhadap S yang juga sama dengan 1 ;
tetapi kadar Zn dan Fe sesung-guhnya dapat bervariasi.
Cara lain untuk menyatakan komposisi suatu
mineral yang bervariasi komposisinya, ialah dengan
menyatakan harga persentase tiap komponennya.
Misalnya untuk olivin yang terdiri atas komponen Mg2SiO4
atau forsterit (Fo) dan komponen Fe2SiO4 atau fayalit
(Fa), dapat dinyatakan sebagai olivin (Fo15).

Geng'Q File

19

Karena jumlah persentase selamanya 100%, maka


olivin (Fo15) menyatakan mineral olivin yang tersusun oleh
Mg2SiO4 15 % dan Fe2SiO4 85%. Persentase itu adalah persentase molekul, sedangkan komposisi berat (% berat)
MgO = 6,23% ; FeO = 62,86% ; dan SiO2 = 30,91% (cara
menghi-tung % berat ).

Lebih lanjut diketahui adanya hubungan antara BJ


dan komposisi olivin, yaitu BJ olivin akan bertambah besar
dengan bertambahnya kadar Fe dalam olivin. Perhatikan
Tabel 2.5 berikut ini.

Geng'Q File

20

Tabel 2.5 Berat Jenis olivin pada berbagai komposisinya


-----------------------------------------------Komposisi olivin
Berat Jenis
-----------------------------------------------Fo91Fa9
3,35
Fo63Fa37
3,69
Fo40Fa60
3,88
Fo21Fa79
4,16
-----------------------------------------------Jika hubungan tsb digambarkan dalam grafik, akan terlihat
hu-bungan seperti pada Gambar 2.1.

Geng'Q File

21

Gambar 3.1 Hubungan antara Berat Jenis dan komposisi


mineral pada seri olivin
3.2 Komposisi Kimia dan Kandungan Sel Unit
Silakan dipelajari sendiri.
Geng'Q File

22

3.3 Ikatan Atom


Terdapat 4 macam ikatan atom pada mineralmineral, yaitu :
1. Ikatan metal atau logam,
2. Ikatan kovalen atau homopolar,
3. Ikatan ion atau polar, dan
4. Ikatan van der Waals.
3.3.1 Ikatan Metal atau Logam
* Ikatan metal bertanggung jawab atas sifat kohesi pada
suatu
metal atau logam.
* Terdapat pada mineral logam nativ dan pada beberapa
sulfida dan arsenida.

Geng'Q File

23

3.3.2 Ikatan Kovalen atau Homopolar


* Ikatan ini paling stabil bila kulit elektron terluar dari suatu
atom, terisi penuh oleh 8 elektron. Keadaan seperti ini
merupakan struktur atom gas mulia.
* Dijumpai pada senyawa-senyawa organik, sangat jarang
pada mineral.
* Contoh yang baik pada mineral adalah intan. Pada
mineral ini tiap atom karbon dikelilingi 4 atom karbon
lainnya, masing-masing saling membagi satu elektron
dengan atom pusat. Pola ini terulang di seluruh struktur,
sehingga keseluruhan kristal merupakan satu molekul
raksasa (Gambar 3.2).

Geng'Q File

24

Geng'Q File

25

3.3.3 Ikatan Ion atau Polar


* Ikatan ini sangat umum pada senyawa-senyawa
anorganik,
oleh karena itu sangat penting dalam struktur mineral.
* Terdapat pada hampir semua mineral, kecuali pada
beberapa elemen nativ dan sulfida.
3.3.4 Ikatan van der Waals
* Khusus terdapat pada kristal-kristal gas mulia.

Geng'Q File

26

Dalam suatu senyawa, dapat terdiri lebih dari satu


jenis ikatan. Misalnya molekul sulfur, 8 atomnya terikat
secara kovalen yang berbentuk cincin, hasilnya ialah
molekul S8 , selanjutnya molekul-molekul itu terikat
bersama-sama dalam kristal oleh ikatan van der Waals.
Contoh lain ialah grafit (C), yang atom-atom
karbonnya berhubungan secara kovalen dalam lembaranlembaran, dan lembaran-lembaran saling berhubungan
melalui ikatan van der Waals. Ikatan yang terakhir ini sangat
lemah dan mudah terganggu. Oleh karena itu, grafit cepat
menjadi lunak dan cepat pula membelah sejajar dengan
lembaran-lembaran atom karbonnya. Gambar 3.3
memperlihatkan sistem ikatan atom mineral grafit.

Geng'Q File

27

Geng'Q File

28

Struktur senyawa yang berikatan ion dapat digolongkan


menjadi 2 jenis, yaitu : isodesmik dan anisodesmik.

Pada senyawa isodesmik, ikatannya kurang lebih


sama kuat. Yang termasuk golongan ini adalah mineral
golongan oksida, hidroksida, dan halida sederhana.
Bagi senyawa anisodesmik, terdapat perbedaan
dalam daya ikat. Hal ini disebabkan adanya kelompok atom
yang berlainan di dalam struktur. Kelompok atom ini adalah
anion-anion oxyacid, seperti CO3-2, SO4-2 dan PO4-3, yaitu
pada mineral golongan karbonat, sulfat dan fosfat.

Geng'Q File

29

3.4 Ukuran Ion


Di alam terdapat kurang lebih 2.000 jenis mineral,
dan 90% berstruktur ion. Dengan demikian, kebanyakan
strukturnya ditentukan oleh jumlah dan ukuran ion-ion yang
menyertai komposisinya.
Ion-ion dapat dianggap kira-kira berbentuk bola yang
beradius tertentu, sesuai dengan karakteristik unsur-unsur
dan muatan ionnya. Pada Gambar 3.4 dapat dilihat ukuran
beberapa ion yang umum terdapat dalam mineral (h. 45).
Karena radius ion bergantung pada struktur atom,
maka radius ion akan berhubungan dengan kedudukan
unsur dalam Sistem Periodik (Tabel 3.8, h. 48). Bagaimana
hu-bungan itu, lihat penjelasannya pada h. 44 45.
Geng'Q File

30

Struktur mineral yang berikatan ion, dikontrol oleh


keseimbangan geometrik dan keseimbangan listrik.
Keseimbangan geometrik berarti ukuran relatif ion-ion dan
cara pakingnya harus menyebabkan ion-ion dalam keadaan
terikat erat di dalam struktur ; dan keseimbangan listrik
berarti bahwa jumlah muatan ion positif dan negatif harus
seimbang.

Dalam struktur ion, setiap kation dikelilingi sejumlah


anion, yang jumlahnya bergantung pada ukuran relatif
kation dan anion tersebut.
Ukuran relatif adalah perbandingan antara radius
kation dan radius anion, dan dinyatakan sebagai rasio
radius (radius ratio).
Ukuran relatif = (Rkation)/(Ranion).
(rasio radius)
Geng'Q File

31

Jumlah anion yang dapat mengelilingi suatu kation


disebut Bilangan Koordinasi.

Jika anion-anion diasumsikan berbentuk bola dengan


radius yang tetap, maka susunan stabil kation-kation dan
anion-anion yang mempunyai perbandingan radius tertentu,
dapat ditentukan dari sifat-sifat geometri murni, seperti
pada Tabel 3.9 (h. 48) berikut ini :

Geng'Q File

32

Tabel 3.9 Hubungan antara rasio radius dan bilangan


koordinasi untuk ion-ion yang dianggap seperti bola
-----------------------------------------------Rasio
Kedudukan anion-anion
Bilangan
Radius
di sekeliling kation kation
Koordinasi
-----------------------------------------------0,15 0,22
Di titik sudut segi tiga sama sisi
3
0,22 0,41
0,41 0,73
0,73 1
1

Di titik sudut tetrahehedron


Di titik sudut oktahedron
Di titik sudut kubus
Di titik tengah rusuk-rusuk kubus

4
6
8
12

------------------------------------------------

Geng'Q File

33

Pada Gambar 3.5 berikut ini adalah ilustrasi dari


tipe-tipe Bilangan Koordinasi.

Geng'Q File

34

Anion yang paling umum adalah oksigen.


Umumnya kation hanya terdapat pada satu bilangan
koordinasi tertentu saja, tetapi ada pula yang mempunyai 2
bi-langan koordinasi. Contohnya Al yang rasio radiusnya
terletak di antara 2 bilangan koordinasi, yaitu 4 dan 6.
Dengan demi-kian Al mempunyai 2 bilangan koordinasi,
yaitu 4 dan 6.
Dalam hal di atas, maka bilangan koordinasi
bergantung pada temperatur dan tekanan ketika kristalisasi
terjadi. Pada T tinggi dan P rendah diperoleh bilangan
koordinasi ren-dah ; sedangkan jika T rendah dan P tinggi
akan diperoleh bi-langan koordinasi tinggi.

Geng'Q File

35

3.5 Isomorfisme
Iso berarti sama, dan morf berarti bentuk ; jadi
isomor-fisme berarti bentuk yang sama.
Zar-zat yang rumusnya analog, dengan ukuran relatif
anion dan kation serupa, sering mempunyai struktur kristal
yang berhubungan erat. Zat-zat seperti ini disebut isomorf
dan gejalanya dinamakan isomorfisme.
Gejala ini sebagai akibat dari struktur dalam yang
serupa, sehingga zat-zat semacam ini mengkristal dengan
bentuk luar yang serupa, dan memperlihatkan belahan yang
sama pula.
Pengamatan dengan sinar x memperlihatkan bahwa
bentuk kristal yang sama itu merupakan refleksi dari struktur
dalam yang serupa. Oleh karena itu, istilah isomorf disebut
juga isostruktur (isostructural), atau isotipik (isotypic).

Geng'Q File

36

Beberapa kelompok mineral yang memperlihatkan


ge-jala isomorfisme antara lain kelompok spinel, garnet,
dan ke-lompok amfibol. Gejala ini tak lain disebabkan
ukuran relatif anion dan kation yang sama dan cenderung
untuk mengkristal dalam tipe struktur yang sama. Contoh
gejala isomorfisme yang baik diperlihatkan oleh beberapa
mineral karbonat berikut ini (Tabel 3.10).
Tabel 3.10. Isomorfisme di antara karbonat-karbonat logam bervalensi dua
-----------------------------------------------------------Kelompok aragonit (ortorombik)

(110) ^ (110)
Radius Kation (AO )
BaCO3 (witerit)
62O 38
1,34
PbCO3 (serusit)
63O 16
1,20
SrCO3 (strontianit)
62O 30
1,12
CaCO3 (aragonit)
63O 48
0,99
-----------------------------------------------------------Geng'Q File

37

Jadi faktor yang penting dalam isomorfisme adalah


ke-samaan dalam ukuran ion-ion yang bersangkutan
daripada kemiripan sifat-sifat kimianya.
3.6 Substitusi Atom dan Larutan Padat
Kebanyakan mineral mempunyai komposisi yang
bervariasi. Hal ini dapat terjadi karena adanya substitusi
satu un-sur oleh unsur yang lain. Gejala ini merupakan hal
yang umum, bukan suatu kekecualian.
Pada awalnya, gejala ini digambarkan dalam istilah
konsep larutan padat atau kristal campuran, yang berarti
adanya molekul-molekul dari dua zat atau lebih dalam satu
kristal tunggal yang homogen. Contohnya olivin yang
umumnya digambarkan sebagai suatu larutan padat
Mg2SiO4 (Fo) dan Fe2SIO4 (Fa).
Geng'Q File

38

Penelitian struktur kristal dengan sinar x menemukan


bahwa interpretasi tentang fenomena di atas harus
diperbaiki, karena kenyataannya tidaklah demikian.
Dalam suatu struktur keionan, setiap ion di dalam
struktur dapat diganti oleh ion lain yang beradius sama,
tanpa menyebabkan gangguan struktur yang serius.
Kejadian ini dapat dibayangkan jika tukang batu mengganti
batubata merah penyusun suatu dinding dengan batubata
kuning yang berukuran sama dengan batubata merah.
Karena mineral mengkristal dari larutan yang
mengandung bermacam-macam ion, maka selain ion-ion
yang dibutuhkannya, kerapkali beberapa ion asing ikut
masuk ke dalam strukturnya. Oleh karena itulah sering
dijumpai suatu ion asing di dalam suatu mineral, yang
sesungguhnya tidak dibutuhkan oleh mineral tsb.
Geng'Q File

39

Suatu larutan kristal padat (atau kristal campuran)


dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu zat
padat kristal yang homogen dengan komposisi yang
bervariasi.
Pada substitusi atom, yang menjadi faktor penting
ialah ukuran atom atau ion (radius ion), sedangkan muatan
atau valensi atom/ion yang mengganti tidak perlu sama
dengan atom/ion yang diganti, namun netralisasi listrik
dalam struktur atom/ion tsb harus tetap dipertahankan.
Misalnya dalam deret albit (NaAlSi3O8) anortit (CaAl2Si2O8),
Ca2 mengganti Na1, dan netralisasi listrik dipertahankan
oleh substitusi atom yang menyertainya, yaitu Al3 untuk Si4.
Substitusi kopel/berpasangan seperti ini sering terjadi pada
mineral-mineral silikat.

Geng'Q File

40

Secara umum dapat dikatakan bahwa substitusi atom


tidak akan berlangsung atau sedikit kemungkinannya bila
perbedaan muatan lebih besar dari 1, walaupun ukuran
atomnya mendekati kesamaan. Misalnya : Zr4 tidak mungkin
mengganti Mn2, atau Y3 tidak dapat mengganti Na1.
Kelangsungan substitusi atom ditentukan oleh struktur
dasarnya, dekatnya harga radius ion, dan temperatur
pembentukan zat.
Beberapa mineral memang struktur dasarnya
berbakat mudah disubstitusi, misalnya spinel (MgAl2O4) dan
apatit [Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)] ; sedangkan yang lainnya
sukar, seperti kuarsa (SiO2). Hal ini disebabkan kurangnya
ion-ion asing yang ukuran dan muatannya cocok.

Geng'Q File

41

Ukuran ion adalah hal yang sangat fundamental


dalam substitusi atom/ion, karena atom/ion yang
mengganti harus dapat mengisi kedudukan kisi atom/ion
yang digantinya, tanpa menyebabkan distorsi struktur yang
besar.
Untuk temperatur, maka makin tinggi temperatur,
makin besar pula toleransi substitusinya. Sifat ini penting
dalam memperkirakan temperatur pembentukan mineral.
Misalnya sfalerit, ternyata jumlah besi yang dikandungnya
merupakan fungsi temperatur (Gambar 3.6). Sfalerit adalah
suatu mineral bijih yang umum.
3.7 Larutan Padat Celah dan Larutan Padat Cacat
(Interstitial and Defect Solid Solution)
Geng'Q File

42

Geng'Q File

43

3.7.1 Larutan Padat Celah (Interstitial Solid Solution)


Dalam larutan padat celah, atom atau ion-ion asing
tidak mengganti atom atau ion-ion di dalam struktur, tetapi
mengisi celah-celah kisi. Tipe ini sangat umum dalam
metal-metal yang mengambil atom/ion H, C, B, dan N,
yang semua-nya berukuran kecil.
Contoh : kristobalit dan tridimit, yaitu suatu bentuk
SiO2 temperatur tinggi, sering dijumpai mengandung Na dan
Al. Dalam hal ini, Al3 mengganti Si4, dan Na1 menempati
struktur kristobalit dan tridimit yang terbuka lebar. Na1
diperlukan agar kenetralan listrik tetap dipertahankan.

3.7.2 Larutan Padat Cacat (Defect Solid Solution)


Larutan padat cacat disebut juga cacat kisi (defect
lattices) ; dalam hal ini beberapa atom hilang, sehingga
kisi-kisi menjadi kosong, yang kemudian diisi oleh atom/ion
asing.
Geng'Q File

44

Contoh yang baik ialah pada pirotit (pyrrhotite, Fe1xS), yang dari analisisnya selalu memperlihatkan kandungan
S yang berlebih jika dibandingkan dengan S yang dihitung
dari rumus FeS.
Kelebihan atom S bukan disebabkan oleh penambahan, tetapi karena berkurangnya atom Fe. Pengurangan
ini terjadi tanpa menyebabkan gangguan pada kisi. Hal ini
tam-pak pada hubungan antara Berat Jenis pirotit dan
persentase atom S (Gambar 3.7).

Geng'Q File

45

Pada grafik terlihat hubungan sbb :


Semakin kecil BJ pirotit, semakin besar jumlah atom S. BJ
pirotit yang semakin kecil berarti semakin sedikit jumlah atom
Fe.
Geng'Q File

46

3.8 Polimorfisme
Suatu unsur, atau senyawa yang dapat muncul lebih
dari satu susunan atom atau bentuk kristal, disebut polimorf
(poli berarti banyak ; morf berarti bentuk ; jadi polimorf
berarti berbentuk banyak). Dalam hal ini, untuk setiap zat
yang sama, mempunyai sifat fisik dan susunan atom, atau
bentuk kristal yang berbeda.
Dengan demikian, polimorf adalah gejala yang
diperli-hatkan oleh suatu mineral yang berkomposisi sama,
tetapi muncul dalam bentuk kristal yang berbeda, atau lebih
dari satu macam sistem kristal.
Polimorf yang berbeda dari zat yang sama terbentuk
karena kondisi tekanan, temperatur, dan lingkungan kimiawi
yang berbeda. Dengan demikian, kehadiran satu polimorf
da-lam suatu batuan, sering dapat memberikan keterangan
ten-tang kondisi pembentukan batuan itu.

Geng'Q File

47

Ada 2 tipe polimorfisme, yaitu :


1. Yang bolak-balik pada suatu T & P tertentu. Tipe ini disebut
enantiotropi. Contohnya ialah hubungan antara kuarsa dan
tridimit.
kuarsa tridimit, pada 867o C, 1 atm
2. Perubahan searah, disebut juga monotropi. Contohnya
hubungan antara markasit dan pirit. Dalam hal ini markasit
dapat berubah menjadi pirit, tetapi sebaliknya tidak.
markasit --- pirit, tetapi pirit ---/ markasit
Pada polimorf monotropi, satu bentuk selalu tidak
stabil, sedang bentuk lainnya stabil. Bentuk yang tidak stabil
cenderung untuk berubah menjadi bentuk stabil ; tetapi tidak
sebaliknya. Dalam hubungan markasit pirit di atas, markasit
berbentuk takstabil, sedangkan pirit bentuk yang stabil.

Geng'Q File

48

3.9 Pseudomorfisme
Suatu mineral dapat diganti oleh mineral lain tanpa
merubah bentuk luar atau kristal asal. Pergantian seperti ini
disebut pseudomorf dan fenomenanya dinamakan pseudomorfisme.
Ada 2 tipe pseudomorf, yaitu :
1. Pergantian tanpa terjadinya perubahan zat. Tipe ini dikenal
sebagai paramorfisme. Contohnya : kalsit paramorf setelah
aragonit.
2. Pergantian yang disertai dengan penambahan beberapa
elemen dan hilangnya/terlepasnya elemen-elemen lain.
Tipe ini ditandai oleh terbentuknya mineral baru dari mineral
asli melalui perubahan kimia seperti :

Geng'Q File

49

a. Kehilangan zat, contoh :


Cu2O (kuprit) Cu (tembaga).
b. Penambahan zat, contoh :
CaSO4 (anhidrit) CaSO4.2H2O (gipsum).
c. Pergantian sebagian, contoh :
FeS2 (pirit) HFeO2 (gutit/limonit).
d. Pergantian total, contoh :
CaF2 (fluorit) SiO2 (kuarsa).
Dengan
terbentuknya
suatu
pseudomorf,
menunjukkan bahwa mineral asli tidak dapat bertahan lama
pada kondisi fisik dan kimia yang mulai berubah, sehingga
berganti menjadi mineral lain yang lebih stabil pada kondisi
yang baru.
Geng'Q File

50

Oleh karena itu, studi ttg pseudomorf pada suatu


batuan, dapat melengkapi kajian sejarah geologi batuan
tsb. Dengan diketahuinya daerah stabilitas mineral asli dan
pseudomorfnya, maka dapat diperkirakan T & P pada saat
perubahan berlangsung.
3.10 Mineral-mineral Non-kristal
Dalam definisi dinyatakan bahwa mineral adalah
benda padat kristal. Namun demikian, ternyata di alam
banyak terdapat zat-zat padat yang tidak kristal, tetapi
dianggap mineral.
Ada 2 tipe mineral-mineral nonkristal, yaitu :
1. Mineral-mineral metamik, dan
2. Mineral-mineral amorf.

Geng'Q File

51

3.10.1 Mineral-mineral Metamik


Dianggap sebagai pseudomorf non-kristal dari material
kristal yang asli.
Bersifat optik isotropik dan tidak membiaskan sinar x,
sehingga menunjukkan kondisi amorf.
Tidak memperlihatkan belahan, tampak seperti kaca
dengan pecahan yang konkoidal.
Bersifat radioaktif karena mengandung U dan/atau Th.
Berasal dari mineral-mineral yang semula berbentuk
kristal,tetapi kemudian hancur struktur kristalnya karena
dibombardemen oleh partikel-partikel alfa yang dipancarkan
dari disintegrasi mineral-mineral radioaktif.

Geng'Q File

52

* Umumnya berupa senyawa asam lemah atau basa lemah,


seperti zirkon, ZrSiO4 (zirkon yang telah terubah menjadi
metamik disebut juga malakon), dan torit, ThSiO4.
3.10.2 Mineral-mineral Amorf
* Termasuk gelas-gelas dan gel-gel.
* Gelas-gelas terbentuk bila cairan silikat panas mendingin
dengan cepat.
* Gel terbentuk bila larutan koloid memadat.
* Mineral yang umum adalah opal ; terbentuk dari
konsolidasi larutan koloid silika. Opal adalah silika hidrat
yang kandungan airnya bervariasi. Rumusnya : SiO2.nH2O.
* Zat-zat alam lain yang berbentuk larutan koloid adalah :

Geng'Q File

53

# Silikat aluminium hidrat (mineral-mineral lempung),


# besi hidrat,
# mangan hidrat, dan
# oksida aluminium hidrat.
* Mineral-mineral yang memadat sebagai gel, sering
dikenaldari permukaannya yang botrioidal, dan struktur
dalam yang menyerat/fibrus, dengan serat-serat yang
tegak
lurus
permukaan.
Contoh
:
psilomelan
[(Ba,H2O)2Mn5O10] dan gutit/limonit (HFeO2).

Geng'Q File

54

Sifat fisik suatu mineral erat hubungannya dengan struktur


kristal dan komposisi kimianya, sehingga dengan
mempe-lajari sifat fisiknya, dapat dibuat beberapa
deduksi tentang struktur kristal dan komposisi kimianya.
Sifat fisik suatu mineral berguna dalam segi keteknikan.
Misalnya : intan dipakai sebagai pengasah karena
kekerasannya yang luar biasa, dll.

Geng'Q File

55

Sifat fisik suatu mineral meliputi 8 aspek, yaitu :


1. Sifat optik (optical properties),
2. Kekerasan (hardness),
3. Belahan dan pecahan (cleavage and fracture),
4. Berat Jenis (BJ ; density),
5. Sifat magnet (magnetic properties),
6. Sifat listrik (electrical properties),
7. Sifat permukaan (surface properties), dan
8. Radioaktivitas (radioactivity).

2.1 Sifat Optik


Mineral mempunyai 4 macam sifat optik, yaitu :
1. Pemantulan dan pembiasan (reflection and refraction),
2. Kilap (luster),
Geng'Q File

56

3. Warna dan goresan (color and streak), dan


4. Luminesensi (luminescence).

2.1.1 Pemantulan dan Pembiasan


Jika seberkas sinar diarahkan miring ke atas
permukaan sebuah benda padat non opak, maka sebagian
sinar akan dipantulkan kembali ke udara, dan sebagian
lagi dibiaskan sebagai sinar bias.
Arah sinar pantul mengikuti Hukum Pemantulan,
yang menyatakan sudut pantul r sama dengan sudut
datangi, serta sinar pantul dan sinar datang terletak pada
satu bidang.

Geng'Q File

57

Gambar 2.1 Pemantulan


dan pembiasan

Untuk sinar bias,


maka hubungan antara
sinar datang i dan sinar bias
r, berlaku Hukum Snellius.
Hukum ini menyatakan :

sin i/sin r = n ;
konstanta n disebut indeks
bias.

Geng'Q File

58

Untuk meneliti mineral yang tembus cahaya,


digunakan sinar bias. Misalnya untuk mempelajari Mineral
Optik, atau Petrografi. Mikroskop yang dipakai adalah
Mikroskop Polarisasi.
Jika yang diteliti mineral opak (tidak tembus cahaya),
maka sinar yang digunakan adalah sinar pantul. Cara ini
dipakai dalam meneliti mineral-mineral bijih.
Sifat optik berhubungan erat dengan struktur kristal
mineral. Pada mineral-mineral isometrik dan non-kristal,
kecepatan sinar pada semua arah akan sama, dengan
demikian indeks bias pada semua arah tsb, akan sama
pula. Mineral yang seperti ini disebut mineral isotrop. Jika
sebaliknya, maka disebut mineral anisotrop (lihat Gambar
2.2 dan 2.3).
Geng'Q File

59

Gambar 2.2
Sifat optik isotrop pada
kristal isometrik

Sifat optik anisotrop pada


kristal ortorombik

Geng'Q File

60

Geng'Q File

61

Hubungan antara indeks bias dan kristalografi, dapat


digambarkan melalui sumbu-sumbu kristal dengan
perbandingan panjang sumbu adalah indeks biasnya.
Gambaran yang dihasilkan disebut indikatriks, yaitu
gambaran 3 dimensi yang dipakai untuk menjelaskan arah
getaran sinar yang berbeda dalam suatu mineral.

Indikatriks mineral-mineral non kristal dan isometrik,


berbentuk sebuah bola karena indeks bias ke semua arah
sama (Gambar 2.4 a).
Untuk mineral-mineral yang berkristal tetragonal dan
heksagonal, indikatriksnya berbentuk elipsoida putar,
dengan setiap sayatan yang tegak lurus sumbu c akan
berbentuk lingkaran. Sumbu putar berimpit dengan sumbu c
kristalografi (Gambar 2.4 b).
Geng'Q File

62

Bentuk ini adalah hasil perambatan cahaya pada


arah tegak lurus sumbu c yang mempunyai kecepatan yang
sama, dengan getarannya terletak pada bidang sumbu
horisontal.
Karena mempunyai satu sumbu optik yang sejajar
dengan sumbu c kristalografi, maka mineral-mineral yang
bersistem kristal tetragonal dan heksagonal disebut
uniaksial.
Bagi
mineral-mineral
yang
bersistem
kristal
ortorombik, monoklin dan triklin, indikatriksnya mempunyai
simetri yang rendah, sesuai dengan simetri kristalografinya
yang memang rendah. Indikatriksnya berbentuk elipsoida
triaksial, dengan 2 sumbu optik (Gambar 2.4 c).
Karenanya, mineral-mineral yang bersistem kristal
ortorombik, monoklin, dan triklin disebut mineral bersifat
optik biaksial.
Geng'Q File

63

Indikatriks optik untuk mineral (a)


isotropik, (b) uniaksial, (c) biaksial.
Pada (a) indikatriks berbentuk bola,
yang radiusnya sebanding dengan n,
yaitu indeks bias mineral. Untuk (b)
indikatriksnya berbentuk elip-soida
putar, yang sayatan equato-rialnya
berbentuk lingkaran dengan radius
sebanding terhadap , salah satu
indeks bias utama ; dan sumbu
vertikal yang sebanding dengan ,
indeks bias lainnya ; dapat >
atau < . Pada (c) indikatriksnya
berbentuk elipsoida triaksial, dengan indeks bias terkecil pada
sumbu , indeks bias menengah
pada sumbu dan indeks bias terbesar pada sumbu . (d) adalah
penampang elipsoida pada bidang
; AA dan BB adalah sumbu optik
yang tegak lurus pada 2 penampang lingkaran yang berjari-jari .
Geng'Q File

64

2.1.2 Kilap
Kilap adalah sifat optik yang erat hubungannya dengan pemantulan dan pembiasan. Dikenal 2 kelas kilap
utama, yaitu :
1. Kilap metal atau logam, dan
2. Kilap non-metal atau non-logam.

Batas yang nyata antara kedua kelas kilap, sukar


untuk ditentukan ; dan mineral-mineral yang kilapnya
terletak di antara kedua kelas kilap itu dikatagorikan berkilap
sub-metal.
2.1.2.1 Kilap Metal/logam
* Terdapat pada mineral opak, atau hampir opak.
* Biasanya agak gelap, atau hampir gelap.
* Indeks biasnya 3.
Geng'Q File

65

* Terdapat pada kebanyakan mineral-mineral logam nativ


dan sulfida.

2.1.2.2 Kilap Sub-metal/sub-logam


* Terdapat pada mineral yang semi opak sampai opak.
* Indeks bias berkisar antara 2,6 3.
* Contoh :
kuprit (n = 2,85) ; sinabar (n = 2,91) ; hematit (n = 3,0).
2.1.2.3 Kilap Non-metal/non-logam
Dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
1. Kilap kaca (vitreous)
# Kilap gelas, yang karakteristik pada mineral berindeks
bias di antara 1,3 1,9.
Geng'Q File

66

# Terdapat pada hampir semua mineral silikat, sebagian


besar oxysalt (karbonat, fosfat, sulfat, dll), halida, oksida dan
hidroksida elemen-elemen ringan, seperti Al dan Mg.
2. Kilap adamantin
# Kilap yang sangat terang, khas pada intan.
# Ada pada mineral yang berindeks bias terletak di antara
1,9 2,6, seperti pada zirkon (n = 1,92 1,96) ; kasiterit
(n = 1,99 2,09) ; belerang (n = 2,4).
# Bila berkombinasi dengan kuning atau coklat,
terbentuklah kilap damar atau resin.
3. Kilap lemak (greasy), lilin (waxy), sutera (silky), dan mutiara
(pearly) adalah variasi lain dari kilap non-metal, yang
semuanya disebabkan oleh karakter permukaan pantul.

Geng'Q File

67

Di samping warna dan sifat tembus cahaya, kilap


mineral kadang-kadang mempunyai nilai ekonomi, seperti
yang diperlihatkan oleh batupermata.
Kilap dan indeks bias sangat menentukan apakah
batu-permata berkilau atau tidak. Makin tinggi indeks bias,
makin berkilau dan indah batupermata itu. Misalnya ametis
atau kecubung kasian, meskipun bersifat transparan dan
berwarna baik, ternyata masih kurang berkilau daripada
intan, atau zirkon. Hal ini disebabkan kuarsa mempunyai
indeks bias << dari indeks bias intan, atau zirkon.
2.1.3 Warna dan Goresan
Warna yang tampak pada mineral dihasilkan akibat
terserapnya beberapa jenis panjang gelombang dari
gelombang cahaya putih.
Geng'Q File

68

Mineral yang berwarna gelap ialah mineral yang


secara merata dapat menyerap seluruh panjang gelombang
pembentuk cahaya putih.
Warna mineral bergantung pada :
1. Komposisi kimia.
Contoh : warna biru dan hijau pada mineral tembaga
sekunder (mineral azurit dan malakhit).
2. Struktur kristal dan ikatan atom.
Contoh : polimorf dari karbon, yaitu intan (isometrik ; C),
tidak berwarna dan transparan, sedangkan grafit
(heksagonal ; C) berwarna hitam dan opak.
3. Pengotoran pada mineral.
Contoh : kalsedon yang berwarna.
Geng'Q File

69

Berdasarkan warna, mineral-mineral dapat dibagi


menjadi 2 golongan :
1. Mineral-mineral idiokhromatik :
Mineral yang memperlihatkan warna yang tetap dan
karakteristik.
2. Mineral-mineral alokhromatik :
Mineral yang memperlihatkan warna yang dapat
berubah-ubah.
Warna mineral yang berhubungan langsung dengan
komposisi dikarakteristik oleh unsur-unsur Ti, V, Cr, Mn, Fe,
Ni, Co, dan Cu.

Geng'Q File

70

Ion-ion atau kelompok ion yang dapat menimbulkan


warna khas pada mineral disebut khromofor. Contoh : ionion Cu2 yang terhidrasi, adalah khromofor dalam mineral
tem-baga sekunder yang berwarna hijau dan biru ; ion-ion
Cr3 adalah khromofor dalam garnet hijau uvarovit, muskovit
hi-jau, dan zamrud.
Banyak
mineral-mineral
tak-berwarna
memperlihatkan warna yang kuat karena adanya
pengotoran, baik oleh ion-ion asing atau butiran mineral
halus. Contoh : warna pada ametis atau kecubung kasian,
dan kuarsa ros, disebabkan oleh sedikit Ti atau Mn ; warna
merah pada feldspar karena adanya hematit yang sangat
halus di dalamnya.
Ada
juga
warna
mineral
yang
bersifat
pseudokhromatik, yaitu warna yang bukan warna
sebenarnya (warna palsu).
Geng'Q File

71

Warna yang timbul karena efek fisik saja. Contoh : warna


ce-merlang pada opal, ternyata dihasilkan oleh pemantulan
dan pembiasan cahaya dari lapisan-lapisan yang terdapat
di da-lam mineral, yang indeks biasnya berbeda. Selain itu
dapat juga karena pemantulan dari inklusi halus suatu
mineral lain (biasanya ilmenit).
Efek fisik lain adalah berubahnya permukaan mineral
karena oksidasi. Semula permukaannya halus, kemudian
ber-ubah menjadi kasar. Contoh : bornit (Cu5FeS4) yang
baru dipe-cahkan akan berwarna bronz atau perunggu,
tetapi kemudian berubah menjadi violet-ungu karena
oksidasi.
Goresan (streak) adalah warna yang muncul pada
saat mineral berupa bubuk halus. Warna ini diperoleh jika
mineral digoreskan pada suatu keping gores porselin (streak
plate)
Geng'Q File

72

berwarna putih yang permukaannya kasar. Warna hanya


diperoleh jika kekerasan mineral lebih rendah daripada
kekerasan keping gores.
Goresan mineral-mineral transparan dan translusen,
berwarna putih ; goresan mineral-mineral yang berkilap non
metal dan berwarna gelap, pada umumnya lebih terang dari
pada warnanya ; dan goresan mineral-mineral yang berkilap
metal, sering lebih gelap daripada warna mineralnya.
2.1.4 Luminesensi
Luminesensi ialah gejala emisi cahaya yang
dihasilkan oleh semua proses, kecuali pemijaran. Peristiwa
ini umumnya karena penyinaran, biasanya oleh sinar
ultraviolet.
Geng'Q File

73

Fluoresensi adalah emisi cahaya pada saat yang


bersamaan dengan penyinaran. Gejala ini diperlihatkan oleh
fluorit (CaF2).
Fosforesensi ialah emisi cahaya yang kontinyu (terus
menerus),
walaupun
penyinaran
telah
dihentikan.
Diperlihatkan oleh unsur P.

Sifat luminesensi berguna dalam prospeksi mineral


dan mineral dressing, yaitu untuk mengenal mineral bijih
berharga yang bersifat fluoresensi, seperti wilemit (Zn2SiO4),
skhelit (CaWO4), dan beberapa mineral uranium.
Sifat luminesensi dipakai pula dalam teknik
penerangan moderen, yaitu dengan memakai senyawa
anorganik yang bersifat fluoresensi, seperti CaWO4, CaCO3,
dan ZnSiO4.
Geng'Q File

74

Luminesensi
yang
disebabkan
peremukan,
penggoresan/pencakaran, atau penggosokan disebut
triboluminesensi. Gejala ini diperlihatkan oleh beberapa
varitas
sfalerit
[(Zn,Fe)S],
fluorit
dan
lepidolit
[KLi2Al(Si4O10)(OH)2].
2.2 Kekerasan (hardness)
Kekerasan mineral adalah daya tahannya terhadap
goresan.
Untuk menentukan kekerasan digunakan skala
kekerasan relatif yang dibuat oleh Mohs pada tahun 1822.
Skala ini kemudian dikenal sebagai Skala Mohs (Tabel 2.1).
Kekerasan mineral dapat diukur dengan alat-alat sederhana, seperti : kuku (H = 2,5), pisau lipat (H = 5,5),
kaca jendela (H = 5,0 5,5), dan jarum baja (jara ; H =
6,5).
Geng'Q File

75

Tabel 2.1 Skala Mohs


-----------------------------------------------Skala Kekerasan (H)
Mineral
-----------------------------------------------1
Talk
2
Gipsum
3
Kalsit
4
Fluorit
5
Apatit
6
Ortoklas
7
Kuarsa
8
Topas
9
Korundum
10
Intan
-----------------------------------------------Geng'Q File

76

Jika ditinjau hubungannya dengan struktur kristal,


maka kekerasan adalah daya tahan struktur kristal
terhadap deformasi mekanik. Hubungan tsb dinyatakan
sbb, yaitu kekerasan akan bertambah besar bila :
1. Atom-atom atau ion-ion semakin kecil.
2. Valensi atau muatan makin besar, dan
3. Densitas paking (packing density) makin besar.
2.3 Belahan dan pecahan (cleavage and fracture)
Jika mineral ditekan melampaui daya elastik dan
plas-tiknya, maka mineral akan pecah. Bila bidang
pecahnya ter-atur dan sejajar dengan bidang kristalnya,
maka mineral dikatakan mempunyai belahan (cleavage).
Tetapi jika bidang pecahnya tak-teratur, maka mineral
disebut mempunyai pe-cahan (fracture).

Geng'Q File

77

Sifat belahan dinyatakan dalam istilah : sempurna


(perfect), baik (good), jelas (distinct), dan tidak-jelas
(indistinct).
Belahan sempurna jika bidang belahnya licin berkilau.
Mineral yang berbelahan baik, dapat terbelah dengan
mudah melalui bidang belahnya dan juga memotong bidang
belah-nya.
Mineral dikatakan berbidang belah jelas, jika pecah
pada sepanjang bidang belah, tetapi dapat pula dengan
mu-dah pecah pada arah-arah yang lain.
Mineral disebut berbelahan tidak-jelas, karena
mempu-nyai kemungkinan yang sama untuk pecah dan
membelah, sehingga sukar membedakan antara bidang
pecah dan bidang belah.

Geng'Q File

78

2.4 Berat Jenis (density)


Berat jenis (BJ atau G) atau densitas (density)
mineral terutama ditentukan oleh struktur kristal dan
komposisi ki-mianya. Berat Jenis (G) dapat berubah jika T
dan P berubah, karena kedua faktor itu menyebabkan
mineral memuai, atau mengerut. Oleh karena itu, mineral
yang berkomposisi kimia dan struktur kristal tertentu, akan
mempunyai G yang tetap pada suatu T dan P yang tertentu
pula.
Mineral yang komposisi kimianya sama tetapi
berbeda struktur kristalnya, mempunyai G yang berbeda.
Contoh :
G kristobalit (SiO2 ; isometrik) = 2,32, sedangkan tridimit
(SiO2 ; heksagonal) = 2,26.
G dapat pula berbeda pada mineral yang
komposisinya bervariasi, walaupun struktur kristalnya sama.
Contoh :
Geng'Q File

79

G olivin [(Mg,Fe)2SiO4, ortorombik] berkisar antara 3,22


(un-tuk Mg2SiO4) 4,41 (untuk Fe2SiO4). Hal ini disebabkan
ada-nya penggantian atom-atom Mg yang ringan oleh
atom-atom Fe yang lebih berat.
Contoh lain diperlihatkan oleh sekelompok mineral
isomorf, seperti pada kelompok aragonit (lihat Tabel 2.2, h.
21).
2.4.1 Penentuan BJ Mineral
BJ mineral dapat ditentukan melalui 4 cara, yaitu :
1. Dengan sinar x.
2. Berdasarkan Prinsip Archimedes. Rumus yang digunakan
adalah :
G = W1.L/(W1 W2)
Geng'Q File

80

dengan :
W1 = berat fragmen di udara,
W2 = berat fragmen dalam cairan,
L = BJ cairan (biasanya air),
G = BJ fragmen.
Agar penentuan BJ langsung dan cepat, digunakan
alat
Timbangan BJ Kraus-Jolly (Gambar 2.5), atau
Timbangan BJ
Berman (Gambar 2.6).
3. Dengan Piknometer. Rumus :
G = L.(W2 W1)/[(W4 W1) (W3 W2)], dengan :
G = BJ fragmen (benda padat),
L = BJ cairan yang dipakai,
W1 = Berat Piknometer kosong,
W2 = Berat Piknometer berisi fragmen,
Geng'Q File

81

W3 = Berat Piknometer berisi cairan dan fragmen,


W4 = Berat Piknometer berisi cairan.
4. Dengan menggunakan cairan berat atau disebut juga Metode Suspensi. Dalam metode ini, cairan berat yang biasa
dipakai adalah :
a. Bromoform, CHBr3 ; G = 2,9.
b. Asetilen tetrabromida (tetrabrometan), C2H2Br4 ; G = 2,96.
c. Metilen iodida, CH2I2 ; G = 3,3.
d. Larutan Klerici, yaitu suatu larutan yang terdiri dari larutan pekat talous malonat dan talous format dalam jumlah yang sama ; G = 4,2.
Untuk mengencerkan larutan organik tsb digunakan aseton,
sedangkan untuk larutan Klerici dipakai air.

Geng'Q File

82

2.4.2 Pemisahan Mineral Berdasarkan Perbedaan BJ


Pemakaian lain dari cairan berat adalah pemisahan
in-dividu atau kelompok mineral dari suatu campuran
mineral. Hal ini penting dalam petrologi batuan sedimen,
karena mi-neral-mineral yang BJ-nya >> daripada BJ
kuarsa, feldspar, kalsit, dan dolomit, dapat memberikan
keterangan tentang sumber dan lingkungan pengendapan
suatu batuan sedimen.
Pemisahan mineral berdasarkan perbedaan BJ
dipakai juga dalam ore dressing, yaitu untuk menyiapkan
konsentrat mineral berharga.
Bila dalam suatu sampel terdapat campuran 2
macam mineral dengan BJ yang telah diketahui, maka
komposisi mi-neral yang terdapat di dalamnya dapat
dihitung.
Geng'Q File

83

Misalnya : Dari suatu vein diambil sampel yang terdiri atas


x% berat kuarsa (G = 2,65) dan (100 x)% berat pirit (G =
5,01) ; BJ sampel = 3,8. Persentase kuarsa dan pirit dapat
dihitung sbb :
----------------------------------------------------------------------------------M (% berat)
G
V
----------------------------------------------------------------------------------Pirit
100 x
5,01
(100 x)/5,01
Kuarsa
x
2,65
x/2,65
Sampel vein
100
3,8
100/3,8
----------------------------------------------------------------------------------(100 x)/5,01 + (x/2,65) = 100/3,8
;
x = 35,8%
kuarsa = 35,8% dan pirit = 64,2%.
Dengan diketahuinya komposisi kedua mineral, maka komposisi kimia campuran dapat dihitung.
Geng'Q File

84

Pirit (FeS2) mengandung Fe = 46,6% ; dan S = 53,4% ;


dengan demikian komposisi campuran di atas adalah :
SiO2 = 35,8% ; Fe = 30,0% ; dan S = 34,4%.
2.5 Sifat Magnet (magnetic properties)
Hanya beberapa mineral yang bersifat feromagnetik,
yaitu mineral-mineral yang dapat ditarik oleh magnet sederhana. Seperti : magnetit (Fe3O4) ; pirotit (pyrrhotite, Fe1-nS)
; dan suatu polimorf Fe2O3, yaitu magemit (maghemite).
Magnetit dan magemit dapat juga bersifat magnet
alam, yang dikenal dengan sebutan lodestone.
Berdasarkan sifat magnetnya, maka mineral-mineral
dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :

Geng'Q File

85

1. Diamagnetit, yaitu mineral-mineral yang ditolak magnet.


2. Paramagnetit, yaitu mineral-mineral yang dapat ditarik
oleh suatu magnet.
Mineral yang mengandung besi akan bersifat
paramag-netit, tetapi ada juga mineral yang tidak
mengandung besi bersifat paramagnetit, yaitu beril (beryl,
Be3Al2Si6O18).
Sifat magnet pada mineral dapat digunakan dalam
pe-misahan mineral, yaitu memisahkan suatu konsenrasi
murni dari campuran mineral-mineral lainnya. Alat yang
digunakan ialah elektromagnet yang menghasilkan medan
magnet ber-intensitas tinggi. Selain itu, sifat ini dipakai juga
dalam eks-plorasi geofisika, yaitu dengan menggunakan
magnetometer.
Geng'Q File

86

2.6 Sifat Listrik (electrical properties)


Berdasarkan sifat listrik, mineral-mineral dapat dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Mineral-mineral konduktor, dan
2. Mineral-mineral non-konduktor.
Mineral-mineral konduktor adalah mineral yang berikatan logam, terdiri dari mineral-mineral nativ dan
beberapa sulfida.
Pada beberapa mineral non-konduktor, sifat listriknya
dapat dibangkitkan dengan jalan mengubah temperatur,
dan mineral yang seperti ini disebut mineral piroelektrik
(pyro-electric) ; atau dengan mengubah tekanan, dan
mineral yang bersifat seperti ini disebut mineral piezoelektrik
(piezo-electric).
Geng'Q File

87

Contoh mineral piroelektrik : turmalin [tourmaline,


Na(Mg,Fe)3Al6(BO3)3(Si6O18)(OH)4],
dan
mineral
piezoelektrik adalah kuarsa (SiO2).
2.7 Sifat Permukaan (surface properties)
Sifat permukaan mineral yang penting dalam keteknikan ialah wetabilitas (wettability), yaitu sifat kebasahan relatif permukaan suatu mineral terhadap air.
Berdasarkan sifat di atas, mineral-mineral dapat
dike-lompokkan menjadi :
1. Mineral-mineral liofil (lyophile), yaitu mineral-mineral
yang mudah dibasahi air.
2. Mineral-mineral liofob (lyophobe), yaitu mineral-mineral
yang sukar dibasahi air.
Geng'Q File

88

Pada umumnya mineral berikatan ion bersifat liofil, sedangkan yang berikatan metal, atau kovalen bersifat liofob.
Sifat permukaan di atas dipakai dalam teknik pemisahan mineral bijih, yang dikenal sebagai teknik flotasi
(flotation). Teknik ini digunakan untuk memisahkan mineralmineral sulfida dari mineral-mineral geng (gangue), seperti
kuarsa, kalsit, dll. Dalam hal ini, mineral sulfida umumnya
bersifat liofob, sedangkan mineral geng bersifat liofil.
2.8 Radioakitivitas (radioactivity)
Radioaktivitas mineral berhubungan dengan adanya
unsur uranium (U) dan torium (Th, thorium) dalam mineral
tsb. Unsur lain yang dapat memperlihatkan radioaktivitas
suatu mineral adalah kalium (K) dan rubidium (Rb), namun
sangat lemah, sehingga harus diukur dengan alat yang
peka.
Geng'Q File

89

Atom uranium dan torium pada mineral akan terurai


(disintegrasi) secara spontan dengan kecepatan yang tetap,
tanpa dipengaruhi temperatur, tekanan, atau sifat
persenya-waan atom-atom itu. Pada saat disintegrasi,
disertai oleh 3 tipe radiasi, yaitu :
1. Radiasi alfa,
2. Radiasi beta, dan
3. Radiasi sinar gamma.
Radioaktivitas dapat diketahui dari hasil radiasinya
ter-hadap film fotografi, dengan alat Geiger Counter, atau
Scin-tillometer.
Hasil akhir disintegrasi uranium dan torium adalah timah hitam (timbal, Pb). Persamaan reaksinya :

Geng'Q File

90

U238 Pb206 + 8He4


U235 Pb207 + 7He4
Th232 Pb208 + 6He4
Beberapa mineral radioaktif :
Autunit,
Ca(UO2)2(PO4)2.10-12H2O,
Monasit,
(Ce,La,Y,Th)PO4 ,
Torit,
ThSiO4 ,
Uraninit,
UO2.

Geng'Q File

91

DAFTAR PUSTAKA

1. Mineralogy, Concepts, Descriptions and Determinations,


karangan L.G Berry dan Brian Mason, diterbitkan oleh W.H.
Freeman and Co., San Francisco dan Charles E. Tuttle Co.,
Tokyo, tahun 1961 (Modern Asia Edition, cetakan pertama).

2.Manual of Mineralogy (after James D. Dana), karangan


Cornelis Klein dan Cornelius S. Hurlbut, Jr., diterbitkan oleh
John Wiley & Sons, New York, Chichester, Brisbane,
Toronto, Singapore, tahun 1985, edisi ke-20.

Geng'Q File

92

Anda mungkin juga menyukai