Banyak bank ingin selalu dianggap baik oleh nasabah karena nasabah akan menjadi
pelanggan setia terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Disamping itu, bank juga berharap
dari pelayanan baik yang diberikan, nasabah dapat ikut mempromosikan bank kepada nasabah
lain. Hal ini merupakan keuntungan tersendiri bagi bank. Dalam memberikan pelayanan yang
baik, bank telah menetapkan standar yang didukung dengan sarana dan prasarana yang ada
sehingga kepuasan nasabah dapat terpenuhi.
Selain itu, pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri. Dalam hal ini, bank
menggunakan kriteria untuk membentuk ciri-ciri pelayanan yang baik yang didorong oleh
beberapa faktor pendukung yang berpengaruh langsung terhadap mutu pelayanan yang
diberikan.
Yang pertama adalah faktor manusia yang memberikan pelayanan tersebut. Manusia
(Customer Service Officer) yang melayani nasabah harus memiliki kemampuan melayani
pelanggan secara tepat dan cepat. Disamping itu, Customer Service Officer harus memiliki
kemampuan dalam berkomunikasi, sopan santun, ramah, dan bertanggung jawab penuh terhadap
nasabahnya.
Yang kedua adalah faktor tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung kecepatan,
ketepatan, dan keakuratan pekerjaan. Sarana dan prasarana yang dimiliki harus dilengkapi oleh
kemajuan teknologi terkini. Pada akhirnya, sarana dan prasarana ini dioperasikan oleh manusia
yang berkualitas. Sehingga, kedua faktor pendukung di atas, saling menunjang satu sama
lainnya.
Setelah ada faktor pendukung yang berpengaruh terhadap mutu layanan, terbentuklah
ciri-ciri pelayanan yang baik, antara lain sebagai berikut:
1. Sarana Physic
Sarana physic terdiri dari dua unsur yaitu tersedianya karyawan yang baik dan
tersedianya sarana dan prasarana yang baik. Customer Service Officer yang baik harus ramah,
sopan, menarik, cepat tanggap, pandai bicara, menyenangkan serta pintar, karena kenyamanan
nasabah sangat tergantung dari Customer Service Officer yang melayaninya. Selain itu,
Customer Service Officer juga harus mampu memikat dan mengambil hati nasabah sehingga
nasabah semakin tertarik. Demikian juga, dengan cara kerja karyawan yang rapih, cepat, dan
cekatan.
Salah satu hal yang paling penting yang harus diperhatikan adalah sarana dan prasarana
yang dimiliki bank. Peralatan dan fasilitas yang dimiliki seperti ruang tunggu dan ruang untuk
menerima tamu harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai sehingga membuat
nasabah merasa nyaman, betah, dan tidak bosan di ruangan tersebut.
2. Tanggung Jawab
Dalam menjalankan kegiatan pelayanan, Customer Service Officer harus mampu
bertanggung jawab melayani setiap nasabah dari awal hingga selesai. Nasabah akan merasa puas
jika mereka merasakan adanya tanggung jawab dari Customer Service Officer tersebut. Apabila
ada nasabah yang tidak dilayani secara tuntas akan menjadi citra yang buruk bagi bank. Nasabah
yang tidak puas tersebut selalu membicarakan hal-hal yang negatif tentang bank, dan biasanya
suatu keburukan akan lebih cepat berkembang dari pada kebaikan.
3. Responsif
Seorang Customer Service Officer harus mampu melayani saecara cepat dan tepat. Dalam
melayani nasabah, Customer Service Officer harus melakukannya sesuai prosedur layanan yang
ditetapkan bank. Layanan yang diberikan harus sesuai jadwal dan jangan membuat kesalahan
(sesuai prosedur bank dan keinginan nasabah). Melayani secara cepat artinya melayani dalam
batasan waktu yang normal. Pelayanan untuk setiap transaksi sudah memiliki standar waktu,
namun karyawan juga harus pandai mengatur waktu dan jangan berbicara hal-hal diluar konteks
pekerjaan secara berlebihan pada saat melayani nasabah. Sedangkan melayani secara tepat
artinya jangan sampai terjadi kesalahan baik dalam hal pembicaraan maupun pekerjaan. Proses
yang terlalu lama dan berbelit-belit akan membuat nasabah menjadi tidak betah dan malas
berhubungan kembali.
4. Komunikatif
Mampu berkomunikasi artinya Customer Service Officer harus mampu dengan cepat
memahami keinginan nasabah. Selain itu, Customer Service Officer harus dapat berkomunikasi
dengan
bahasa
yang
jelas
dan
mudah
dimengerti.
Komunukasi harus dapat membuat nasbah senang sehingga jika nasabah mempunyai masalah,
nasabah tidak segan-segan mengemukakannya kepada Customer Service Officer. Mampu
berkomunikasi dengan baik juga akan membuat setiap permasalahan menjadi jelas sehingga
tidak timbul salah paham.
5. Keamanan
Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi artinya Customer Service Officer harus
menjaga kerahasiaan informasi data nasabah, terutama yang berkaitan dengan uang dan pribadi
nasabah. Dalam perusahaan perbankan kerahasiaan nasabah sangat dijunjung tinggi. Bank tidak
boleh sembarangan memberikan informasi kecuali memang dipersyaratkan oleh undang-undang.
Menjaga rahasia nasabah merupakan ukuran kepercayaan nasabah kepada bank.
6. Kecakapan
Untuk menjadi Customer Service Officer yang khusus melayani nasabah, customer
service harus memiliki kemampuan dan pengetahuan tertentu. Karena tugas customer service
selalu berhubungan dengan nasabah. Customer Service Officer harus dididik khusus mengenai
kemampuan dan pengetahuan untuk menghadapi nasabah maupun kemampuan dalam bekerja.
7. Pemahaman
Berusaha memahami kebutuhan nasabah artinya karyawan hgarus cepat tanggap terhadap
apa yang diinginkan oleh nasabah. Usahakan mengerti dan memahami keinginan dan kebutuhan
nasabah secara tepat.
8. Kredibilitas
Kepercayaan calon nasabah kepada bank mutlak diperlukan sehingga calon nasabah mau
menjadi nasabah bank yang bersangkutan. Kepercayaan merupakan ujung tombak bank untuk
menjalankan aktivitasnya. Sekali pelayanan yang diberikan dapat memuaskan nasabah, maka
akan menimbulkan kepercayaan kepada nasabah tersebut. Karena meningakatkan kepercayaan
lebih berat dari pada mempertahankan kepercayaan yang sudah diberikan.
9. Keramahan
Keramahan adalah sikap positif dan perilaku terhormat yang harus ditunjukkan kepada
setiap nasabah. Karyawan bank harus menjalin kermahan dan keakraban kepada nasabah, agar
nasabah merasa senang dan nyaman ketika berhadapan dengan karyawan bank.
10. Hubungan
Masing-masing bagian dalam bank harus memiliki kemudahan akses dalam
berkomunikasi dengan nasabahnya. Sehingga apabila nasabah ingin berkomunikasi langsung
dengan bagian tertentu nasabah dapat berbicara langsung dengan karyawan bank yang
bersangkutan.
Pada dasarnya pelayanan terhadap nasabah tergantung pada karyawan bank yang
melayaninya. Namun, agar pelayanan menjadi berkualitas dan memiliki keseragaman, setiap
Customer Service perlu dibekali dengan pengetahuan yang mendalam tentang dasar-dasar
pelayanan. Kualitas yang diberikan tentunya harus sesuai dengan standar tertentu yang
diinginkan bank. Tanpa standar tertentu, Customer Service Officer bank akan sulit untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas.
Berikut ini adalah dasar-dasar pelayanan yang baik yang harus dimengerti dan dipahami
oleh Customer Service Officer, antara lain sebagai berikut:
1. Berpakaian dan berpenampilan yang rapih dan bersih
Customer Service Officer harus mengenakan seragam yang sepadan dengan kombinasi
yang menarik. Pakaian yang dikenakan harus memberikan kesan yang benar-benar memikat
konsumen.
2. Percaya diri, bersikap akrab, dan penuh senyum
Dalam melayani nasabah Customer Service Officer tidak boleh ragu-ragu, akan tetapi
harus memiliki keyakinan dan percaya diri yang tinggi. Customer Service juga harus bersikap
akrab dan penuh senyum dengan raut muka yang menarik setulus hati serta tidak dibuat-buat.
3. Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama nasabah
Pada saat nasabah datang, Customer Service Officer harus menyapanya terlebih dahulu.
Usahakan menyapa dengan menyebutkan namanya agar terasa lebih akrab.
4. Tenang, sopan, dan hormat tekun mendengarkan setiap pembicaraan
Pada saat melayani nasabah, Customer Service harus dalam keadaan tenang, tidak
terburu-buru, dan sopan dalam bersikap. Kemudian tunjukkan sikap menghormati sekaligus
berusaha memahami nasabah.
5. Tekun mendengarkan setiap pembicaraan dan menerima keluhan dengan baik
Dalam praktiknya, terkadang ada hal-hal yang tidak mampu atau tidak sanggup kita
lakukan sendiri. Dalam hal ini, jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, mintalah
bantuan kepada yang sanggup dan mengerti akan permasalahan tersebut.
11. Bila belum dapat melayani, beritahukan kapan nasabah akan dilayani
Jika pada saat tertentu Customer Service dalam keadaan sibuk dan tidak dapat melayani
salah satu nasabah, beritahukan kepada nasabah kapan mereka akan dilayani dengan simpatik.
1. Memenuhi standar waktu, tempat, biaya, kualitas dan prosedur yang ditetapkan untuk
penyelesaian setiap tugas dalam pemberian pelayanan.
2. Memuaskan pelanggan artinya bahwa setiap keinginan orang yang menerima pelayanan
merasa puas, berkualitas dan tepat waktu dan biaya terjangkau.
Pelayanan ini oleh pengguna jasa dapat dipergunakan berbagai aspek, maka dalam
penyelenggaraannya harus transparan dari aspek kejujuran, jujur dalam bentuk aturan, jujur
dalam pembiayaan dan jujur dalam penyelesaian waktunya. Dari aspek kejujuran ini petugas
pelayanan tersebut dapat dikategorikan sebaga pelayanan yang dipercaya dari segi sikapnya,
dapat dipercaya dari tutur katanya, dapat dipercaya dalam menyelesaikan akhir pelayanan
sehingga otomatis pelanggan merasa puas. Unsur pelayanan prima dapat ditambah unsur yang
lain.
7. Kepastian Hukum
Secara sadar bahwa hasil pelayanan terhadap masyarakat yang berupa surat keputusan,
harus mempunyai legitimasi atau mempunyai kepastian hukum. Bila setiap hasil yang tidak
mempunyai kepastian hukum jelas akan mempengaruhi sikap masyarakat, misalnya pengurusan
KTP, KK dllbila ditemukan cacat hukum akan mempengaruhi kredibilitas instansi yang
mengeluarkan surat legitimasi tersebut.
8. Keterbukaan
Secara pasti bahwa setiap urusan/kegiatan yang memperlakukan ijin, maka ketentuan
keterbukaan perlu ditegakan. Keterbukaan itu akan mempengaruhi unsur-unsur kesederhanaan,
kejelasan informasi kepada masyarakat.
9. Efisien
Dari setiap pelayanan dalam berbagai urusan, tuntutan masyarakat adalah efisiensi dan
efektifitas dari berbagai aspek sumber daya sehingga menghasilkan biaya yang murah, waktu
yang singkat dan tepat serta hasil kualitas yang tinggi. Dengan demikian efisiensi dan efektifitas
merupakan tuntutan yang harus diwujudkan dan perlu diperhatikan secara serius.
10. Biaya
Pemantapan pengurusan dalam pelayanan diperlukan kewajaran dalam penentuan
pembiayaan, pembiayaan harus disesuaikan dengan daya beli masyarakat dan pengeluaran biaya
harus transparan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
11. Tidak Rasial
Pengurusan pelayanan dilarang membeda-bedakan kesukuan, agama, aliran dan politik
dengan demikian segala urusan harus memenuhi jangkauan yang luas dan merata.
12. Kesederhanaan
Prosedur dan tata cara pelayanan kepada masyarakat untuk diperhatikan kemudahan,
tidak berbelit-belit dalam pelaksanaan.
Masyarakat memperoleh informasi yang jelas tentang prosedur, persyaratan, serta pejabat
yang bertanggung jawab, waktu penyelesaian, dan biaya yang wajib dibayar.
e. Efisien
Persyaratan yang diwajibkan hanya yang berkaitan langsung dengan pelayanan dan tidak
ada pengulangan persyaratan.
f. Ekonomis
Hemat, pelayanan harus wajar, sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
g. Keadilan yang merata
Semua konsumen/pelanggan/ masyarakat yang dilayani, harus diperlakukan sama.
h. Ketepatan Waktu
Waktu pelayanan tidak berlarut-larut, petugas datang tepat waktu, (sesuai jadual) dan
urusan pelayanan, selesai tepat waktu.
f.
j.
4. Pimpinan (Management)
Ada partisipasi dan bimbingan secara aktif dari pimpinan. Dengan memahami dan
melaksanakan budaya pelayanan prima, maka daya saing bank akan meningkat. Setiap pekerjaan
adalah potret diri dari pelakunya. Kadangkala kwalitas yang berbeda merupakan kegagalan dan
keberhasilan dalam melakukan sesuatu mendekati kebenaran atau melakukannya secara tepat,
berkualitas
adalah
seperti
membubuhkan
tanda
tengannya
sendiri.
Jadi,
kepuasan
Membangun Citra
Kesan masyarakat tentang cara kita melayani (mengatakan) alam situasi tatap muka, muncul
lewat penampilan, dampaknya terutama pada hal-hal :
Hubungan antar pribadi yang terbentuk, melalui layanan tersebut (nasabah/pelanggan merasa
istimewa, dihargai sebagai seorang pribadi)
F. Penggolongan Jasa
Banyak ahli yang mendefinisikan "jasa" diantaranya adalah :
Phillip Kotler
Jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke
pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan
apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.
Adrian Payne
Jasa adalah aktivitas ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau rnanfaat)
intangibel yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau
dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan daiam
kondisi bisa saja muncul dan produksi suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga tidak mempunyai
kaitan dengan produk fisik.
Christian Gronross
Jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang biasanya
(namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa dan atau
sumber daya fisik atau barang dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas
masalah pelanggan". Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan kerapkali terjadi dalam jasa,
sekalipun pihak-pihak yang terlibat mungkin tidak menyadarinya. Selain itu, dimungkinkan ada
situasi di mana pelanggan sebagai individu tidak berinteraksi langsung dengan perusahaan jasa.
Secara garis besar, klasifikasi jasa dapat dilakukan berdasarkan tujuh kriteria pokok,
yaitu:
1. Segmentasi Pasar
Berdasarkan segmentasi pasar, jasa dapat dibedakan menjadi jasa yang dapat ditujukan
kepada konsumen akhir (misalnya taksi,asuransi jiwa, katering, jasa tabungan dan pendidikan
dan bagi jasa konsultasi manajemen). Baik konsumen akhir maupun konsumen organisasional
sama-sama melalui proses pengambilan keputusan, meskipun faktor-faktor determinannya
berbeda.
2. Tingkat Keberwujudan
Kriteria ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan produk fisik dengan konsumen.
Berdasarkan kriteria ini, jasa dapat dibedakan tiga macam yaitu:
a. Rented-goods service
Dalam tipe ini, konsumen menyewa dan menggunakan produk tertentu
berdasarkan tarif yang disepakati selama jangka waktu spesifik.
b. Owned-goods service
Pada tipe ini. Produk-produk yang dimiliki konsumen direparasi, dikembangkan
atau ditingkatkan untuk kerjanya atau dipelihara/dirawat oleh perusahaan jasa.
c. Non-goods service
Karakteristik khusus pada tipe ini adalah jasa personal bersifat intangible (tidak
berbentuk prosuk fisik) ditawarkan kepada pelanggan.
Berdasarkan tingkat kontak ini, secara umum jasa dapat dikelompokkan menjadi high
contact service (seperti universitas, bank, dokter, penata rambut, penasehat perkawinan dan
konsultan bisnis) dan low contact service ( seperti bioskop, jasa PLN, jasa telekomunikasi serta
jasa layanan pos).
b.
Sesuatu yang tidak dapat dengan mudah didefinisikan, diformulasikan, atau dipahami secara
rohaniah.
Dengan
demikian,
orang
tidak
dapat
menilai
kualitas
jasa
sebelum
ia
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa di lain
pihak, umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara
bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam
pemasaran jasa. Kedua pihak mempengaruhi hasil (out come) dari jasa tersebut. Dalam
hubungan penyedia jasa dan pelanggan ini, efektivitas individu yang menyampaikan jasa
(contact-personnel) merupakan unsur penting. Dengan demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa
ada pada proses rekrutmen, kompensasi, pelatihan, dan pengembangani karyawannya.
3. Variability (bervariasi)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output, artinya banyak
variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut
dihasilkan. Para pembeli jasa sangat peduli dengan variabilitas yang tinggi ini dan seringkali
mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih. Dalam hal ini
penyedia jasa dapat melakukan tiga tahap dalam pengendalian kualitasnya, yaitu:
a.
Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survey pelanggan, dan
comparison shopping, sehingga pelayanan yang kurang baik dapat dideteksi dan dikoreksi.
4. Perishability (Mudah lenyap)
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi kereta api
yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau jam tertentu tanpa pasien di tempat praktik
seorang dokter, akan berlalu/hilang begitu saja karena tidak dapat disimpan untuk dipergunakan
di waktu yang lain. Hal ini tidak menjadi masalah bila permintaannya tetap karena mudah untuk
menyiapkan pelayanan untuk permintaan tersebut sebelumnya.
Bila permintaan berfluktuasi, berbagai permasalahan muncul berkaitan dengan kapasitas
menganggur (saat permintaan sepi) dan pelanggan tidak terlayani dengan risiko mereka
kecewa/beralih ke penyedia jasa lainnya (saat permintaan puncak).
H. Tahap Daur Hidup Produk Barang Dan Jasa / Product Life Cycle
Setiap produk biasanya mengalami kelahiran dan kematian baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Suatu produk bisa saja pada suatu waktu sangat disukai banyak orang
dan laku keras, namun di lain waktu produk itu tidak laku lagi dijual. Jadi pengertian daur hidup
produk yaitu tahapan suatu produk mulai dari lahir, tumbuh, dewasa dan mati.
Setiap produk memiliki masa daur hidup produk yang berbeda. Produk elektronik
biasanya memiliki rentang waktu yang sempit alias cepat mati sedangkan produk seperti
makanan dapat bertahan lebih lama. Contohnya handphone nokia tipe tertentu akan dibatasi
jumlah yang dibuat dalam beberapa tahun, lalu membuat tipe hp lainnya. Minuman aqua sudah
puluhan tahun memimpin pasar dan masih berada dalam kondisi antara pertumbuhan dengan
dewasa.
Langkah / Tahap Dalam Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)
1. Tahap Perkenalan / Introduction
Pada tahap ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu sehingga
dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target pasar dengan berbagai cara.
2. Tahap Pertumbuhan / Growth
Ketika berada pada tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk yang perusahaan
buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi yang
kuat. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat untuk ikut mengambil
keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar.
3. Tahap Kedewasaan / Maturity
Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai dengan tidak
bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu dan jumlah
keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung akan turun jika tidak dibarengi dengan
melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan para pedagang. Karena sudah banyak
pesaing, para pedagang mulai meninggalkan persaingan dan yang baru tidak akan banyak terlibat
karena jumlah konsumen yang tetap dan cenderung turun.
4. Tahap Penurunan / Decline
Pada kondisi decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih ke
produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan pedagang
akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.