Anda di halaman 1dari 6

Jenis Pendarahan Otak

Ada beberapa jenis pendarahan otak yang terjadi akibat adanya cedera pada kepala, antara
lain:
1. Pendarahan Epidural
Pendarahan otak yang terjadi di atas lapisan durameter. Berikut penyebab, gejala, diagnosis,
dan penanganan pada pendarahan epidural, yaitu:
PENYEBAB
Pendarahan otak jenis ini sering disebabkan karena terjadinya patah tulang tengkorak yang
biasanya dialami oleh anak-anak dan remaja akibat mengalami benturan atau kecelakaan. Hal
ini disebabkan selaput pelindung otak pada anak-anak dan remaja tidak begitu kuat melekat
pada tengkorak seperti layaknya orang dewasa, sehingga mudah sekali pecah. Pendarahan
otak jenis ini biasanya terjadi pada usia 2 hingga 60 tahun. Meskipun tidak menutup
kemungkinan untuk bisa juga dialami pada usia di bawah 2 tahun atau di atas 60 tahun,
namun kemungkinan tersebut sangatlah kecil dan jarang sekali terjadi. Kasus pendarahan
otak jenis ini lebih sering terjadi pada pria daripada wanita, perbandingannya sekitar 1:4.

GEJALA
Hilangnya kesadaran
Tekanan darah meningkat

Kesulitan bernapas

Kerusakan fungsi otak

Kebingungan

Pusing

Mudah mengantuk (perubahan tingkat kewaspadaan)

Pembesaran pupil pada salah satu mata

Sakit kepala berat

Mual bahkan muntah

Kelemahan dari bagian tubuh, yang mana biasanya pada sisi berlawanan dari pupil
yang membesar

Koma

apabila tidak segera ditangani dengan baik, dapat menyebabkan kematian.

DIAGNOSIS
Pemeriksaan awal biasanya dilakukan CT-scan, di mana hasilnya akan menunjukkan
lokasi, volume, efek, dan potensi cedera yang terjadi. Pendarahan otak jenis ini biasanya pada

satu bagian saja (meski terkadang bisa pula terjadi pada dua sisi), berbentuk bikonveks, dan
paling sering di daerah temporoparietal.
Sedangkan tes MRI-scan yang dilakukan akan menunjukkan massa hipertens
bikonveks yang menggeser posisi durameter, yang berada diantara tulang tengkorak dan
durameter. Selain itu, MRI-scan menggambarkan batas fraktur yang terjadi. Hal ini dilakukan
untuk semakin memperjelas hasil pemeriksaan (diagnosis) yang dilakukan.
PENANGANAN
Untuk penanganan pada pendarahan otak jenis ini dilihat dari seberapa parah volume
pendarahan yang terjadi. Penanganan secara bedah (operasi) biasanya dilakukan apabila
volume pendarahan lebih dari 30 ml, tanpa harus mempertimbangkan GCS. Di samping itu,
lokasi juga mempengaruhi dalam hal melakukan pembedahan. Bahkan setelah dilakukan
operasi, pasien harus tetap mendapatkan pengamatan yang ketat terkait proses pemulihannya.
Namun tidak semua kasus pendarahan otak jenis ini harus melalui pembedahan atau operasi.
Jika kondisi pasien memiliki neurologis yang baik dan lesinya kecil, maka proses penanganan
dengan mengamati pasien secara pemeriksaan neurologis berkala bisa juga dilakukan.
Artinya, pengobatan yang dilakukan tanpa harus melalui evakuasi pembedahan (operasi).
2. Pendarahan Subdural
Pendarahan otak yang terjadi diantara lapisan otak durameter dan arachnoid. Berikut
penyebab, gejala, diagnosis, dan penanganan pada pendarahan subdural, yaitu:

PENYEBAB
Adanya trauma
Terjadinya trauma di sini dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

Trauma kapitis
Trauma pada leher karena adanya guncangan pada badan. Hal ini lebih rentan terjadi
apabila ruangan subdural dalam keadaan lebar akibat dari atrofi otak.

Trauma yang terjadi di tempat lainnya pada badan yang mengakibatkan terjadinya
geseran atau putaran otak terhadap durameter.

Keadaan non-trauma
Pecahnya aneurisma atau malformasi pembuluh darah di ruangan subdural, gangguan
pembekuan darah yang biasanya berhubungan dengan pendarahan subdural yang spontan,
dan keganasan atau pendarahan dari adanya tumor intrakranial. Selain itu, pendarahan otak
jenis ini bisa terjadi disebabkan kebiasaan meminum alkohol (alkoholik), adanya gangguan
hati, penggunaan antikoagulan, dan faktor usia yang sudah tua.

GEJALA
Sakit kepala
Mual, bahkan muntah

Vertigo

Papil endema

Diplopia akibat kelumpuhan n. III

Epilepsi

Anisokor pupil

Defisit neurologis lainnya, yang sering diduga sebagai tumor otak.

Pada pendarahan subdural akut terjadi gangguan neurologik progresif karena adanya
tekanan pada jaringan otak dan herniasi batang otak dalam foramen magnum
sehingga mengakibatkan berhentinya pernapasan dan hilangnya control atas denyut nadi serta
tekanan darah.

Pada pendarahan subdural sub-akut biasanya akan mengakibatkan ketidaksadaran atau


kesadaran yang buruk sehingga kurang responsif.

Pada pendarahan subdural kronik biasanya mengakibatkan sakit kepala yang menetap,
rasa mengantuk yang hilang-timbul, linglung, perubahan ingatan, dan kelumpuhan ringan
pada sisi tubuh yang berlawanan.
artikel terkait : gejala vertigo bahaya epilepsi penyebab epilepsi

DIAGNOSIS
Anamnesis, yaitu ada atau tidaknya riwayat trauma kepala, baik yang mengebabkan
hilangnya kesadaran maupun tidak.
Pemeriksaan fisik yang meliputi, jalan napas, pernapasan, dan tekanan darah atau
nadi, lali dilanjutkan resusitasi. Pemeriksaan penunjang lainnya juga akan dilakukan apabila
diperlukan, seperti pemeriksaan laboratorium, foto tengkorak, CT-scan, dan MRI-scan.
PENANGANAN
Tanpa operasi
Penanganan tanpa operasi biasanya dilakukan apabila pendarahan yang terjadi tergolong
kecil, yaitu volumenya < 30 cc sehingga hanya perlu dilakukan tindakan yang konservatif.

Operasi
Sedangkan apabila volume pendarahan >30 cc, maka akan dilakukan tindakan operasi atau
pembedahan. Terlebih lagi jika ditemukan gejala-gejala progresif, maka operasi sangat
diperlukan untuk bisa mengeluarkan hematoma. Ataupun gejala-gejala lainnya, seperti TIK
pasien yang sudah >20 mmHg.
3. Pendarahan Subdural Arachnoid
sponsored links

Pendarahan otak yang terjadi di daerah antara lapisan otak arachnoid dan piameter. Berikut
penyebab, gejala, diagnosis, dan penanganan pada pendarahan subdural arachnoid, yaitu:

PENYEBAB
Pecahnya aneurisma, di mana biasanya akan menyebabkan terjadinya pendarahan
otak jenis ini secara spontan
Pendarahan aneurisma

Darah dibatasi pada daerah otak tengah (perimesencephalic hemoragik)

Kerusakan dinding arteri pada otak

Kerusakan rongga arteri

Gangguan pembuluh darah pada sumsum tulang belakang

Pendarahan berbagai jenis tumor

Gangguan lain yang mempengaruhi vessels

GEJALA
Nyeri kepala. Berupa nyeri kepala hebat maupun nyeri kepala prodromal dari
kebocoran darah kecil (nyeri kepala sentinel)
Mual, bahkan muntah
Gejala rangsang meningeal, seperti kaku kuduk, low back pain, dan nyeri tungkai
bilateral

Fotophobia dan perubahan visus

Hilangnya kesadaran, terutama ketika onset pendarahan

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan fisik, seperti pemeriksaan atau pengamatan gejala-gejala yang terjadi.
2. Pemeriksaan secara radiologi dengan melakukan CT-scan dan MRI-scan untuk
mengamati adanya massa intrakranial serta mendeteksi tingkat pendarahan yang terjadi.
PENANGANAN
Pasien yang mengalami pendarahan otak jenis ini biasanya akan langsung menerima
perawatan dan tidak boleh melakukan aktivitas berat.
Obat pereda nyeri akan diberikan untuk mengurangi sakit kepala yang hebat.

Jika diperlukan akan dipasang selang drainase di dalam otak untuk mengurangi
tekanan.

Pembedahan juga dilakukan untuk menyumbat pendarahan dan memperkuat dinding


arteri yang lemah sehingga bisa mengurangi resiko terjadinya pendarahan kembali di
kemudian hari. Pembedahan biasanya akan segera dilakukan apabila sudah menemukan
adanya gejala. Karena menunda operasi biasanya akan berdampak buruk pada
keberhasilannya sehingga menyebabkan kematian, terutama pada pasien yang mengalami
koma atau stupor.

4. Pendarahan Intraserebral
Pendarahan otak yang terjadi di lapisan dalam pada bagian lapisan otak atau di bawah lapisan
piameter. Pendarahan otak jenis ini biasanya akan lebih parah daripada stroke biasa (stroke
ischemic). Pendarahan ini biasanya besar dancatastrophic, terutama pada penderita yang
mengalami tekanan darah tinggi yang kronis. Bahkan penderita yang demikian memiliki
resiko lebih tinggi untuk kemudian meninggal dalam tempo beberapa hari. Berikut penyebab,
gejala, diagnosis, dan penanganan pada pendarahan intraserebral, yaitu:

PENYEBAB
Cedera kepala, terutama bagi penderita yang masih berusia di bawah 50 tahun.
Malformasi arteriovenosa, yaitu kelainan anatomis di dalam arteri atau vena yang ada
di dalam otak dan sekitarnya. Merupakan kelainan bawaan, namun baru diketahui
keberadaannya setelah menimbulkan gejala. Bahkan pendarahan yang terjadi secara tiba-tiba
memiliki resiko menyebabkan pingsan dan kematian, di mana cenderung menyerang para
remaja dan orang dalam kategori dewasa muda.
Dinding pembuluh darah yang menjadi lemah dan menonjol, yang disebut aneurisma.
Sehingga menimbulkan kemungkinan untuk mudah pecah karena kondisinya yang tipis dan
memungkinkan terjadinya stroke karena pendarahan tersebut.

adanya tumor

peradangan pada pembuluh darah (vasculitis)

gangguan pendarahan dan penggunaan antikoagulan dalam dosis yang terlampau


tinggi yang dapat meningkatkan resiko sekarat pada penderita pendarahan otak jenis ini.
GEJALA
Gejala yang muncul pada penderita pendarahan otak jenis ini biasanya muncul secara tibatiba, seperti:

Sakit kepala
Lumpuh

Kehilangan perasa

Mati rasa

Pusing

Tidak mampu berbicara

Penglihatan yang terganggu, mulai rabun hingga hilang (buta)

Pupil yang tidak normal dalam hal besar atau kecilnya

Mual, bahkan muntah

Kehilangan kesadaran

Koma

DIAGNOSIS
1.
Pemeriksaan fisik dengan melihat gejala-gejala yang muncul.
2.
Pemeriksaan radiologi menggunakan CT-scan maupun MRI-scan.
3.
4.
5.

Pengukuran kadar gula darah, karena apabila kondisinya rendah dapat menyebabkan
gejala yang serupa pada penderita yang terserang stroke ischemic (stroke biasa).
Kimia darah
Lumbal punksi biasanya memang tidak perlu dilakukan, kecuali apabila diduga
terdapat adanya meningitis atau infeksi lainnya.

6.

EEG

7.

Arteriography
PENANGANAN
1. Pengobatan awal yang biasa diberikan:

pemberian vitamin K (yang biasanya diberikan melalui infus).


transfusi (platelet).

transfusi darah yang telah mempunyai sel darah dan pengangkatan platelet (plasma
segar yang dibekukan).

pemberian infus pada produk sintetis yang serupa dengan protein di dalam darah
untuk membantu darah dalam proses penggumpalan.
2. Operasi
Tindakan yang dilakukan untuk mengangkat penumpukan darah dan menghilangkan tekanan
di dalam tengkorak. Tindakan ini jarang dilakukan karena walaupun mampu menyelamatkan
hidup, tetapi juga bisa merusak otak. Selain itu, pengangkatan penumpukan darah bisa juga
memicu pendarahan lebih dan resiko kerusakan otak pun juga semakin parah hingga bisa
menimbulkan kecacatan (kelainan neurologis).
Namun semuanya bergantung pada keputusan dokter karena operasi juga memiliki
kemungkinan efektif untuk pendarahan yang terjadi pada kelenjar pituitary atau
pada cerebellum.
Ulasan di atas menjadi pengetahuan sekaligus peringatan bagi kita agar selalu berhati-hati
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dan tetaplah jaga kesehatan Anda dengan
menerapkan pola hidup sehat. Segeralah periksa ke dokter apabila anda memiliki gejalagejala tubuh seperti yang telah disebutkan, termasuk sakit kepala yang terlalu sering dialami

Anda mungkin juga menyukai