Anda di halaman 1dari 26

PERKANDANGAN

MAKALAH
untuk memenuhi tugas matakuliah
Ilmu Produksi Ternak Potong

Oleh:
Ari Prayudha
Alvina Dyah Arumsari
Mirsa Ita Dewi Adiana
Wahyu Setiawan

(135050100111089)
(135050100111187)
(135050100111189)
(135050100111212)

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena karunia dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Produksi Ternak Potong.
Makalah ini membahas tentang perkandangan ternak sapi, kambng dan
babi. Penulisan Makalah ini tidak lepas dari bimbingan serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak atas dukungan, bantuan, serta kerjasamanya hingga
terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih perlu perbaikan untuk
menjadi lebih sempurna. Oleh karena itu, kami mengharap saran dan kritik yang
membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 5 Januari 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Kebutuahan masyarakat Indonesia akan protein hewani semakin
meningkat. Kebutuhan protein hewani sebagian besar berasal dari ternak potong
yang terdiri dari sapi, kambing dan juga babi. Produksi ternak potong sampai saat
ini masih jauh dari permintaan, hal ini disebabkan banyak faktor internal dan
eksternal yang mempengaruhi produktivitas peternakan ternak potong. Faktor
internal seperti breed atau genetik berpengaruh terhadap produktivitas ternak yaitu
30% sedangkan yang 70% dipengaruhi oleh faktor eksternal atau lingkungan.
Salah satu faktor eksternal yang sangat penting diperhatikan adalah manajemen
perkandangan. Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan
kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang
kelengkapan dalam suatu peternakan. Sarana fisik tersebut antara lain kantor
pengelola, gudang, kebun hijauan pakan, dan jalan. Manajemen perkandangan
merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam setiap usaha peternakan.
Pembuatan kandang harus memperhatikan beberapa hal, yaitu diantaranya adalah
kontruksi kandang yang meliputi lantai kandang, dinding kandang, atap, kandang,
tempat pakan dan minum serta ukuran kandang. Pembuatan kandang harus
memberikan kemudahan perawatan ternak, mencegah ternak supaya tidak
berkeliaran, dan menjaga kebersihan lingkungan.
Kandang berfungsi untuk melindungi ternak dari terik matahari, hujan,
udara dingin, terpaan angin, tempat sapi beristirahat dengan nyaman, tempat
mengumpulkan kotoran, melindungi sapi dari hewan pengganggu dan
memudahkan pelaksanaan pemeliharaan. Pemilihan lokasi kandang harus
memperhatikan faktor lingkungan yang meliputi tidak berdekatan dengan
pemukiman penduduk, pembuangan limbah yang baik, tersedia air bersih yang
cukup, jarak kandang dengan rumah penduduk sekitar 10 m, letak kandang sekitar
20-30 cm lebih tinggi dari permukaan lahan sekitarnya.
Pembuatan kandang ternak perlu memperhatikan komtruksi kandang. Halhal yang termasuk dalam konstruksi kandang yaitu atap kandang, dinding
kandang, lantai kandang, tempat pakan dan minum, gang/jalan, dan selokan.
Sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam
suatu peternakan antara lain kantor pengelola, rumah karyawan, gudang, kebun
hijauan pakan, jalan, reservoir air, dan tempat pembuangan kotoran. Kantor kelola
merupakan pusat pengelolaan dan pengawasan peternakan dan administrasinya.
Letaknya sebaiknya berada di depan lokasi kandang dengan jarak sekitar 25-50 m
dari kandang. Rumah karyawan digunakan sebagai tempat tinggal karyawan guna
pengawasan atau keamanan ternak dan lingkungannya. Gudang merupakan salah
satu sarana dalam perkandangan. Gudang dapat digunakan untuk menyimpan

pakan maupun peralatan. Kebutuhan pakan bagi ternak akan selalu terpenuhi
dengan adanya gudang penyimpanan pakan . Kebun hijauan sangat diperlukan
untuk menunjang pemenuhan pakan hijauan bagi ternak. Luasnya disesuaikan
dengan jumlah ternak yang dipelihara. Jalan berfungsi untuk mempermudah
pengawasan dan pengontrolan lokasi. Reservoir dapat berupa bak tanam maupun
menara air. Bak-bak penampung air ini berfungi untuk memenuhi kebutuhan air
minum ternak, pembersihan kandang dan untuk memandikan ternak. Tempat
pembuangan kotoran sangat penting dalam perkandangan. Jarak tempat
pembuangan kotoran sekurang-kurangnya 10 m dari kandang.
1.2.
Tujuan
1) Mampu menentukan lokasi pembuatan kandang yang tepat dari berbagai
aspek.
2) Mengetahui model kandang ternak sapi, kambing dan babi yang biasa
digunakan masyarakat.
3) Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing model kandang
Mengetahui konstruksi dari kandang tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perkandangan Ternak Sapi


2.1.1. Merancang Kandang Ternak
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membangun kandang,
antara lain :
a. Aspek Ekonomi
Dalam membangun kandang ternak harus memperhatikan aspek
ekonomisnya, yang dimaksud disini adalah kandang yang dibangun tidak
terlalu mahal, tetapi diusahakan semurah mungkin, tetapi masih memenuhi
persyaratanteknis. Yaitu ternak akan betah tinggal didalam kandang dan
membuat pertumbuhan ternak yang normal, sehat sehingga akan memberikan
hasil yang optimal. Kandang yang dibangun dengan biaya mahalbelum tentu
memenuhi persyaratan teknis. Dan bahkan akan sulit untuk mendapatkan
keuntungan, karena biaya investasinya yang besar. Pada hal intinya dalam
setiap usaha perternakan adalah untuk mencari keuntungan. Oleh karena itu
dalam membangun kandang harus benar-benar memperhatikan aspek
ekonomisnya. Berapa perkiraan umur ekonomis kandang ternak yang akan
dibangun tersebut dan perlu anggaran biaya berapa ? berapa tahun investasi
yang dikeluarkan akan kembali dan lain sebagainya. Untuk menjawab
pertanyaan tersebut perlu pengkajian yang lebih mendalam.
b. Aspek Sosial
Karena masing-masing ternak mempunyai sifat dan karakteristik yang
berbeda antara yang satu dengan yang lainya, maka dalam membangun
kandang sebaiknya harus memperhatikan aspek sosial yang ada. Apakah
dampak yang timbul dari usaha peternakan tersebut dapat mengganggu
lingkungan sekitar. Karena usaha peternakan dapat menghasilkan limbah atau
kotoran yang baunya sangat menyengat hidung apabila kotoran tersebut
bercampur dengan air kencing, sisa-sisa pakan dan sisa air minumnya, terlebihlebih bila kotoran atau limbah tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan
menyebabkan pencemaran lingkungan. Untuk mengantisipasi hal tersebut di
atas, dianjurkan pada saat membangun kandang sebaiknya agak jauh dengan
tempat tinggal atau rumah penduduk sekitarnya. Hal ini untuk mengantisipasi
dampak negatif akibat limbah atau kotoran ternak yang kita usahakan.

c. Aspek Teknis
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membangun
kandang dilihat dari aspek teknis diantaranya:
- Lokasi Kandang
Lokasi kandang agar member kemudahan-kemudahan di dalam
manajemen pengelolaannya, maka kandang seyogyanya dibangun dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Transportasi Mudah
Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan jalan, karena akan
mempermudah pada saat pengadaan bibit atau bakalan, bahan pakan dan obatobatan, serta pemasaran hasil ternaknya.
- Dekat Sumber Air
Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan sumber air, karena air
merupakan kebutuhan sehari hari yang harus ada. Disamping air digunakan
untuk kebutuhan air minum ternak, air digunakan juga untuk memandikan
ternak, untuk membersihkan kandang dan peralatan, untuk menyiram tanaman
hijauan pakan ternak dan lain sebagainya. Alangkah baiknya tidak membangun
kandang yang letaknya jauh dari sumber air, karena air merupakan sumber
kehidupan bagi ternak tersebut. Tanpa adanya air maka usaha peternakan tidak
mungkin berhasil dengan baik.
- Jauh dari Keramian
Lokasi kandang sebaiknya jauh dengan keramaian, karena apabila
kandang dibangun dekat dengan keramaian dapat menyebabkan ternak tidak
tenang, yang akhirnya dapat menurunkan pertambahan berat badan, khususnya
bagi ternak yang diusahakan dengan tujuan akhir pertambahan berat badan
(usaha penggemukkan) Dilain itu apabila membangun kandang di dekat
keramaian penduduk, reksiko yang terjadi apabila ada seseorang yang usil atau
jahil mengganggu usaha kita, yang akhirnya dapat membuat usaha kita gagal
atau tidak berhasil.
- Dekat dengan Sumber Pakan
Hampir sebagian besarpengeluaran anggaran biaya dalam usaha
peternakan di peruntukkan untuk membeli pakan. Dengan mengacu hal
tersebut diatas, maka dalam membangun kandang ternak ruminansia
diusahakan dekat dengan sumber pakan. Sumber makanan tersebut bisa berupa
hijauan pakan ternak seperti rumput-rumputan, jerami padi, tebon jagung,
pucuk daun tebu, leguminosa (kacangkacangan seperti lamtoro, turi, petai cina,
gliricidae dan dedaunan). Selain hijauan pakan ternak, makanan tersebut bisa
berupa konsentrat.Konsentrat adalah pakan ternak yang terbuat dari berbagai
bahan pakan berupa : dedak, jagung, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah,
onggok, polar, tetes, bungkil biji kapuk (klenteng), kulit biji kopi, dan lain
sebagainya.
-

Bebas dari Genangan Air

Air yang menggenang disekitar kandang, apabila tidak ditangani


dengan baik, maka dapat merupakan tempat berkembangnya bibit penyakit.
Bibit penyakit akan tumbuh dan berkembang dengan cepat di tempat dimana
air dalam keadaan menggenang. Terlebih-lebih apabila suhu dan kelembaban
sangat mendukung untuk tumbuh dan perkembangan bibit penyakit tersebut.
Oleh karena itu apabila akan membangun kandang, pilih tempat atau lahan
yang letaknya lebih tinggi dari sekitarnya. Dengan tempat atau lahan yang
lebih tinggi dari sekitarnya dengan harapkan apabila ada hujan atau air limbah
dari kandang, tidak menggenang disekitar kandang.
- Ada Ijin
Surat ijin mutak diperlukan bagi peternak yang memiliki usaha yang
berskala industri atau berskala usaha yang besar. Tanpa adannya ijin usaha,
maka usaha peternakan tersebut tidak mungkin dapat berjalan langgeng.
Beberapa undangundang dan peraturan pemerintah yang mengatur kegiatan
usaha peternakan harus dipatuhi oleh semua peternak. Demi berhasilnya usaha
atau bertahannya usaha peternakan dalam hal perijinan, maka perlu juga
dipelajari dan dipahami terutama yang berkaitan dengan amdal (analisis
mengenai dampak lingkungan), pelaksanaan otonomi daerah dan rencana tata
ruang wilayah atau tata ruang kota dan lainlain.
- Jumlah Atau Populasi Ternak
Jumlah atau populasi ternak yang ada, akan berpengaruh terhadap
kandang yang akan dibangun. Apabila jumlah atau populasi ternak banyak
maka ukuran kandang yang akan dibangun juga akan besar, sesuai
dengankebutuhannya. Begitu pula sebaliknya apabila jumlah atau populasi
ternaknya sedikit maka ukuran kandang yang akan dibangun juga semakin
kecil.
- Ketersediaan Bahan Baku
Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kandang ternak
akan dipengaruhi oleh ketersedian bahan baku yang ada. Apabila di suatu
daerah bahan baku dari kayu banyak, maka kontruksi kandang yang dibangun
juga dari bahan kayu. Begitu sebaliknya apabila disuatu daerah tidak banyak
bahan kayu, maka dalam membangun kandang mungkin dari bahan beton.
Walaupun bahan baku lebih mahal.
- Konstruksi
Kontruksi kandang yang dibangun hendaknya harus kokoh dan kuat
tidak mudah roboh apabila ada tiupan angin , hujan yang deras ataupun akibat
dorongan ternak yang tingggal didalamnya. Disamping itu kandang harus
memenuhi persyaratan bagi kesehatan ternak, yaitu kandang mudah
dibersihkan, sirkulasi udara lancar, dan ternak terhindar dari pengaruh cuaca
yang merugikan.

Pondasi
Pondasi hendaknya cukup padat dan kuat, karena untuk menahan
beban keseluruhan bangunan seperti : kerangka bangunan, atap bangunan dan
dinding kandang serta menahan masuknya air hujan kedalamnya.
- Lantai Kandang
Lantai kandang hendaknya dibuat cukup kuat dan dibuat sedemikian
rupa sehingga mudah dalam pembersihannya, Disamping itu untuk lantai
kandang ternak sapi dibuat miring kurang lebih 2 cm tiap 1 meter. Dengan
tujuan agar air kencing, air bekas memandikan ternak, air bekas mencuci
kandang, atau air lainnya yang ada di dalam kandang dapat mengalir keluar
dengan mudah. Syarat kandang yang baik antara lain: tidak licin agar ternak
tidak tergelincir, tidak becek, tidak terlalu keras dan tidak terlalu kasar.
Sedangkan bahan-bahan untuk membuat lantai kandang untuk ternak
ruminansia antara lain: tanah yangdipadatkan, papan, semen untuk mengecor
lantai kandang dan lain-lain.
Bahan lantai dari tanah yang dipadatkan dapat dijumpai pada kandang
milik petani peternak tradisional atau peternak gurem, dimana usaha ternaknya
dibawah 5 ekor, dan merupakan usaha sampingan saja. Untuk jenis lantai dari
tanah yang dipadatkan sebetulnya kurang baik bagi kesehatan ternaknya,
karena ternak menjadi kotor karena lantai yang becek dan bau akibat air
kencing, kotoran ternak, sisasisa pakan, tumpahan air minum dan lain-lain.
Lantai kandang dari bahan papan digunakan pulauntuk ternak sapi dan kerbau.
Untuk lantai kandang dari bahan papan dipilih papan dari kayu tertentu yang
tahan air. Lantai kandang dari bahan papan disusun berjajar rapat, namun perlu
juga dibuat sedemikian rupa sehingga ada celah-celah yang berfungsi untuk
mempermudah air kencing dan kotoran jatuh kebawah atau ketanah. Papan
yang dipergunakan untuk lantai kandang tebalnya antara 3-5 cm. Lantai
kandang dari bahan papan untuk ternak besar seperti sapi, kerbau dan kuda
jarak lantai dengan tanah cukup pendek saja kurang lebih 20 cm. Dengan
harapan apabila papannya rusak atau patah akibat aktifitas ternak, maka kaki
ternak yang terperosok tidak sakit,/patah ataupun cacat. Lantai kandang dari
bahan semen. biasanya terbuat dari adukan pasir dan semen dengan ukuran
atau perbandingan tertentu. Lantai kandang dari bahan ini biasanya tahan lama
dan biaya pembuatannya pun mahal.

Lantai Kandang Sapi yang Terbuat dari Papan


-

Dinding Kandang
Hal yang perlu diperhatikan pada konstruksi dinding kandang ternak
adalah di buat sedemikian rupa sehingga di dalam kandang terdapat udara yang
segar dan dalam keadaan nyaman, cahaya matahari dapat masuk di dalam
ruangan kandang, ternak yang ada di dalam kandang dapat dilihat dengan
mudah. Konstruksi dinding kandang ternak dibuat sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan jenis dan karakteristik ternak yang dipelihara serta tujuan akhir
dari usaha tersebut. Sedangkan bahan untuk dinding kandang dapat terbuat dari
tembok, papan, kayu, bambu, dan lain sebagainya. Contoh kandang ternak sapi
tanpa dinding, akan tetapi hanya ada pembatas dari pipa pipa besi.

Kandang Sapi yang Pembatasnya Terbuat dari Pipapipa Besi


-

Atap
Atap kandang berfungsi untuk menghindarkan panas dan hujan. Atap
kandang diusahakan dari bahan yang awet, member kehangatan bagi ternak
pada waktu malam hari. Atap kandang dapat menggunakan genting, seng,
asbes, rumbia, ilalang maupun ijuk. Gunakan bahan atap kandang yang
harganya murah, mudah didapat, tahan lama, panas matahari dapat ditahan
dengan baik, sehingga tidak langsung mempengaruhi panas ruangan kandang.
Apabila atap kandang dari bahan seng gunakanlah seng yang jenisnya
bergelombang, begitu pula konstruksi kandang harus tinggi agar panas tidak
langsung mempengaruhi ternak yang tinggal di dalamnya. Atap kandang dari
9

bahan rumbia dan ilalang pemasangannya kurang praktis dan tidak tahan lama,
sehingga jarang digunakan oleh peternak yang skala usaha besar. Akan tetapi
sering dijumpai di lapangan atau masyarakat yaitu pada petani peternak yang
skala usahanya kecil. Agar sirkulasi udara di dalam kandang ternak dapat
berjalan lancar, maka model atap kandang ternak ruminansia sebaiknya dibuat
monitor atau semi monitor.

Kandang Sapi yang Pembatasnya Terbuat dari Pipapipa Besi


-

Syarat Kandang dari Segi Kesehatan


Pertumbuhan dan perkembangan ternak yang kita usahakan salah
satunya dipengaruhi oleh kandang yang kita sediakan. Apabila kandang yang
kita sediakan bagi terrnak tersebut memenuhi persyaratan kesehatan, maka
ternak tersebut akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Begitu sebaliknya
apabila kandang yang kita sediakan bagi ternak tidak memenuhi persyaratan
kesehatan, maka otomatis ternak tersebut tidak akan tumbuh dan berkembang
dengan baik. Oleh karena itu pada saat membangun kandang ternak harus
memenuhi persyaratan dari segi kesehatannya. Adapun persyaratan-persyaratan
kandang agar memenuhi segi kesehatan ternak harus memperhatikan
beberapahal diantaranya sebagai berikut :
-

Letak Kandang
Tata letak kandang yang dibuat juga akan mempengaruhi keberhasilan
didalam usaha peternakan. Tata letak kandang ternak untuk induk, untuk
pejantan, untuk dara, dan anak sebaiknya letaknya agak berjauhan. Hal ini
bertujuan untuk menghindari kegaduan Ventilasi kandang yang sempurna
sangat ternak. Misalnya : kandang ternak sapi perah yang letak berdekatan
antara kandang induk dan kandang anak akan dapat mempengaruhi produksi
air susu induknya. Karena induk yang dipisah dengan anaknya, dia akan selalu
mencari-cari anaknya. Terlebih-lebih apabila terdengar suara anaknya
memanggil- manggil. Disamping itu untuk menghindari terjadinya penyebaran
bibit penyakit yang menular. Antara ternak yang sakit dengan ternak yang
sehat. Begitu juga untuk letak kandang karantina, sebaiknya jauh dari kandang

10

kandang utama yang dipergunakan untuk proses pemeliharaan. Disamping itu


untuk menghindari terjadinya penyebaran bibit penyakit yang menular. Antara
ternak yang sakit dengan ternak yang sehat. Begitu juga untuk letak kandang
karantina, sebaiknya jauh dari kandang kandang utama yang dipergunakan
untuk proses pemeliharaan.
-

Ventilasi
Kandang ternak harus cukup terbuka untuk keluar masuknya udara.
Dengan dapat diciptakannya pertukaran udara yang baik maka di dalam
kandang akan selalu terdapat udara yang segar, bersih dan
sehat.menguntungkan bagi ternak yang tinggal di dalam kandang, karena
ventilasi bermanfaat untuk mengeluarkan udara kotor dari dalam kandang dan
menggantikan udara yang segar dari luar kandang.
-

Sinar Matahari
Letak kandang diusahakan sedemikian rupa, sehingga sinar matahari
dapat leluasa masuk ke dalam kandang. Sinar matahari yang paling baik bagi
ternak adalah sinar matahari pagi. Oleh karena itu bagian kandang yang
terbuka sedapat mungkin menghadap kearah masuknya sinar matahari pagi.
Sinar matahari pagi banyak mengandung sinar lembayung (ultraviolet) . Sinar
matahari pagi sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan ternak,
karena dapat membantu proses pembentukan vitamin D, dapat membunuh bibit
penyakit, dan dapat mempercepat pengeringan kandang yang basah akibat air
kencing dan lainnya.
-

Kelembaban
Kelembaban dalam ruangan kandang sangat berpengaruh terhadap
kesehatan ternak yang tinggal di dalamnya. Kelembaban yang tinggi dapat
menyebabkan ternak menderita suatu penyakit pernafasan. Kelembaban yang
tinggi dalam kandang bisa disebabkan oleh beberapa hal antara lain ; dari
badan ternak itu sendiri, kotoran dan air kencing, percikan air minum pada saat
ternak minum dan sebagainya. Kelembaban juga akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan bibit penyakit atau sumber penyakit, apabila
kelembaban yang ada cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan suatu bibit
penyakit atau sumber penyakit, maka populasi bibit penyakit dapat meningkat
dengan pesat. Dengan meningkatnya populasi bibit penyakit, maka
kemungkinan besar ternak terserang penyakit semakin besar, terlebih-lebih
apabila kondisi fisik ternak kurang bagus (baru dalam keadaan menurun).

11

Hujan dan Angin Kencang


Kandang ternak hendaknya terjaga dari pengaruh hujan dan angin
kencang, sebab kemungkinan air hujan akan masuk kedalam kandang atau
angin kencang dapat menyebabkan bangunan kandang roboh. Untuk itu perlu
dipikirkan mengenai kekuatan bahan bangunan dan konstruksi serta
kemungkinan air hujan akan masuk kedalam kandang dihindari.
-

Pohon Pelindung
Untuk memperoleh udara yang sejuk dan segar, maka sedapat
mungkin disekitar kandang ditanami pohon pelindung. Pohon pelindung yang
ditanam dipilih yang mempunyai tajuk daun lebar, ranting atau pohonnya tidak
mudah patah serta perakaran dalam dan kuat sehingga tidak mudah roboh.
Selain dapat menyebabkan udara menjadi sejuk dan segar pada saat cuaca
panas, pohon pelindung dapat juga berfungsi untuk menahan angin kencang,
sehingga kandang tidak menahan angin secara langsung. Untuk menjaga
keselamatan bangunan kandang dan keselamatan peternak, maka pohon
pelindung tersebut harus selalu diatur dan dirawat jangan sampai terlalu rimbun
yang akhirnya dapat merugikan atau membahayakan bagi bangunan kandang,
ternak yang tinggal didalamnya dan peternak itu sendiri.
2.1.2 Menentukan Model / Tipe Kandang
Model atau tipe kandang yang akan dibangun dipengaruhi oleh
beberapa hal antara lain :
- Iklim
Negara kita Indonesia ini termasuk negara agraris beriklim tropis,
maka sebagian besar petani peternak dalam membangun kandang dengan
sistem terbuka, dinding kadang tidak penuh atau kandang tidak berdinding
sama sekali.
- Tujuan Produksi
Kandang ternak yang dibangun biasanya disesuaikan dengan tujuan
produksinya. Misalnya kandang untuk ternak sapi perah akan berbeda
dengan kandang sapi potong yang diusahakan dengan sistem
penggemukan khususnya dikandang koloni.
- Umur Ternak
Kandang yang digunakan untuk memelihara ternak muda atau anak
akan berbeda dengan ternak dewasa.Untuk ternak muda atau anak pada
umumnya ukurannya kandangnyalebih kecil bila dibandingkan dengan ternak
dewasa. Disamping ukuran mungkin dilihat dari konstruksi dinding
kandangnya, kalau untuk anak mungkin perlu dinding yang agak rapat (tidak
terbuka keseluruhan), hal ini bertujuan untuk menghindari cuaca yang dingin
diwaktu malam hari. Untuk kandang ternak besar khususnya ternak ruminansia
sering dijumpai ada kandang untuk melahirkan, kandang kawin, kandang anak,

12

kandang dara, kandang pejantan, kandang ternak betina dewasa (induk), dan
kandang karantina, dan lainnya.
- Jenis ternak
Kandang untuk ternak sapi dan kerbau mempunyai model atau
kontruksi yang berbeda dengan kandang ternak domba dan kambing. Karena
karakteristinya ternak berbeda-beda.
- Keadaan Ekonomi Peternak
Keadaan ekonomi peternak sangat mempengaruhi model atau tipe
kandang yang akan dibangun. Bagi petani peternak yang bermodal besar
biasanya membangun kandang secara permanen dan bangunannya moderen.
Berbeda dengan petani peternak yang mempunyai modal kecil atau sedikit,
mereka akan membangun kandang ternak yang sederhana dan semurah
mungkin. Yang penting dilihat dari aspek kesehatannya masih memenuhi
persyaratan.
2.1.3

Tipe Kandang
Secara umum, kandang ternak sapi dan kerbau, mempunyai 2
macam tipe. Yaitu tipe koloni dan individu. Masing-masing tipe dijelaskan
sebagai berikut:
- Kandang Koloni
Kandang koloni adalah kandang yang hanya terdiri dari satu bangunan
atau satu ruangan, tetapi digunakan untuk memelihara ternak secara
berkelompok atau bersamasama.Pada umumnya bagi perusahan peternakan
sapi potong, satu kandang digunakan untuk memelihara ternak sapi antara 40
sampai 50 ekor. Dengan kandang koloni tenaga kerja yang dipergunakan lebih
efisien.

Sapi Sedang Makan dalam Kandang Koloni


Sumber: VEDCA, 2007

13

Kandang Individu Atau Kandang Tunggal


Kandang tunggal atau individu adalah kandang yang hanya terdiri satu
ruangan atau bangunan dan didesain hanya digunakan untuk memelihara ternak
satu ekor. Kandang indivindu biasanya digunakan untuk memelihara ternak
baik itu ternak sapimaupun ternak kerbau dengan system penggemukan.

Kandang Tunggal
Kandang indivindu sering kita jumpai di peternakan sapi perah.
Dimana sapi perah tersebut akan diambil air susunya. Kandang individu yang
ada dipeternakan tersebut digunakan untuk memelihara sapi perah baik sapi
pedet, dara dan sapi laktasi.
2.2 Perkandangan Ternak Kambing
2.2.2 Menentukan Lokasi Pembuatan Kandang
Sebelum membuat kandang, peternak harus menentukan terlebih
dahulu lokasi untuk membuat kandang. Lokasi peternakan kambing perlu
memperhatikan dan mempertimbangkan faktor lingkungan, sumber daya
alam, faktor sosial, faktor ekonomis, dan faktor hukum yang mendukung
pembudayaan kambing itu sendiri. Faktor faktor tersebut memiliki
hubungan yang sangat erat dan tidak bisa terpisahkan. Jika ada salah satu
faktor yang terabaikan maka dapat menyebabkan terhambatnya
kelangsungan proses produksi yang dapat merugikan usaha peternakan.
Keadaan lingkungan dan ketersediaan sumber daya alam yang
mendukung usaha peternakan kambing adalah yang berada di lokasi yang
luas, udaranya segar, bisa di tempat terbuka ataupun terlindung pepohonan,
namun tidak berada di bawah pohon yang besar dan rindang karena akan
menghalangi sinar matahari yang masuk ke kandang. Sinar matahari
sendiri berfungsi untuk membunuh parasit dan kuman penyakit, sebagai
penghangat, sumber pembentukan vitamin D, mengeringkan kandang yang
basah akibat kotoran atau urine dari kambing. Jika sinar matahari terhalang
maka kandang menjadi lembab dan mengakibatkan organisme pengganggu
dan parasit tumbuh subur. Selain itu kandang juga harus berada dalam
lingkungan yang tenang atau tidak ramai karena jika berada di lingkungan

14

yang ramai ternak bisa mengalami stress sehingga menurunkan


produktivitas.
Ketersediaan sumber daya alam di sekitar kandang seperti pakan
alami dan limbah pertanian merupakan faktor penting yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan lokasi. Biaya yang dikeluarkan
peternak untuk masalah pakan bisa ditekan karena pasokan pakan sudah
tersedia di lingkungan sekitar. Sebagai perbandingan jika peternakan
terletak di daerah yang tandus, rumput dan hijauan pakan lainnya tidak
bisa tumbuh subur sehingga peternak perlu mencari pakan di tempat lain
yang sudah pasti akan membutuhkan tenaga dan biaya yang lebih besar.
Selain itu lokasi peternakan harus memiliki sumber air yang cukup.
Faktor sosial merupakan faktor penting yang harus diperhatikan
meski bukan bagian proses produksi secara langsung. Pendirian kandang
dan peternakan yang mengabaikan faktor sosial bisa mendatangkan protes
dari masyarakat sekitar karena kotoran ternak berbau menyengat dan
limbah peternakan dapat mencemari air di sekitar lokasi peternakan. Oleh
karena itu, untu peternakan terutama dalam skala menengah ke atas
disarankan memilih lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk. Namun,
bila usaha peternakan berskala kecil dan dikelola dengan baik lokasi di
sekitar poemukiman masih bisa dilakukan terutama di lingkungan
pedesaan yang tidak terlalu padat penduduknya.
Faktor ekonomi merupakan faktor yang berkaitan dengan
pemasaran dan ketersediaan pakan. Lokasi yang jauh dari pusat pemasaran
kurang menguntungkan bagi peternak karena akan menambah beban
biaya pengangkutan sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi lebih
kecil bisa dibandingkan dengan peternakan yang dekat dengan pusat
pemasaran. Demikian pula untuk masalah ketersediaan pakan, seperti
sudah dijelaskan sebelumnya bahwa peternakan yang jauh dari pusat
pakan dapat menyebabkan bertambahnya biaya produksi. Oleh karena itu
dari segi ekonomi, peternakan yang baik berada tidak jauh dari pusat
pemasaran dan pusat pakan.
Pendirian kandang dan usaha peternakan juga harus
memperhatikan hukum yang berlaku di daerah tersebut. Lokasi yang
ditetapkan harus sesuai dengan aturan yang berlaku dan jika aturan itu
dilanggar dapat menimbulkan masalah hukum. Dengan memperhatikan
aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat,
usaha ternak kambing dapat terjamin kelangsungannya karena dari segi
hukum sudah sesuai dengan prosedur.

15

2.2.3

Sistem Perkandangan
Menurut Cahyono (2008) kandang mempunyai fungsi yang
sangat vital antara lain sebagai berikut:
a.Melindungi ternak dari hewan pemangsa, misalnya harimau, anjing liar,
srigala, dan sebagainya.
b.Melindungi ternak dari panasnya sinar matahari, hujan, udara yang
dingin, dan angin kencang.
c.Mencegah ternak piaraan tidak merusak tanaman lain di sekitarnya.
d.Membuat ternak piaraan dapat tidur dan istirahat dengan tenang.
e.Membuat ternak piaraan dapat kawin dan beranak dengan baik.
f.Menampung kotoran sehingga mudah dibersihkan dan dikumpulkan untuk
pupuk pertanian.
g.Memudahkan pemeliharaan sehari hari, misalnya pemberian pakan,
minum, pengawasan terhadap penyakit, dan seleksi.
Menurut Rianto (2004) ada beberapa peryaratan yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan kandang, yaitu:
a.Kandang hendaknya dibuat dari bahan yang murah tetapi kuat, serta
mudah didapatkan dari daerah sekitar.
b.Pertukaran udara di dalam kandang dapat berlangsung dengan baik.
c.Sinar matahari dapat masuk ke dalam kandang.
d.Kandang mudah dibersihkan.
e.Kandang terletak jauh dari tempat tinggal.
f.Lingkungan kandang bersih dan kering.
g.Tidak banyak dilewati lalu lintas umum.
Selain hal-hal yang telah diungkapkan oleh Rianto ada beberapa
syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang yaitu letak
kandang harus lebih tinggi daripada lingkungan di sekitarnya, terlindung
dari angin langsung terutama angin yang dingin karena dapat
menyebabkan penyakit pneumonia dan kandang berada di tempat yang
mudah membuat selokan agar pada waktu hujan air dapat mengalir serta
tidak menggenang di sekitar kandang.

2.2.4

Model Perkandangan
Kandang ternak kambing ada dua model yaitu model lantai
(lemprak) dan model panggung (berkolong). Kolong di bawah kandang
pada model panggung digunakan untuk menampung kotoran dan air
kencing ternak. Pada kandang model lantai tidak ada tempat khusus untuk
menampung kotoran, kotoran dan urine yang dihasilkan ternak langsung
jatuh di lantai sehingga harus sering dibersihkan agar tetap bersih dan
tidak menimbulkan penyakit.

16

Kelebihan dan kekurangan dari masing-masing model kandang


adalah sebagai berikut:
a)Kandang lantai tanah (lemprak)
Kelebihannya:
o
Ongkos pembuatannya murah karena konstruksinya lebih sederhana.
o Resiko kecelakaan pada ternak lebih kecil daripada kandang panggung.
Kelemahannya:
oTidak terdapat penampungan kotoran dan air kencing secara khusus
sehingga kebersihan kandang menjadi kurang terjamin. Dengan
dimikian kandang harus lebih sering dibersihkan.
oLantai kandang menjadi becek dan lembab sehingga mendorong
pertumbuhan kuman-kuman penyakit, parasit dan jamur yang dapat
merugikan ternak yang dipelihara.
oKesehatan ternak menjadi kurang terjamin karena lebih mudah terserang
penyakit.
b)Kandang panggung
Kelebihannya:

oKotoran dan air kencing ternak jatuh ke tempat penampungan yang


berada di kolong kandang, sehingga kebersihan kandang terjamin.
oLantai kandang tidak becek sehingga kelembaban yang tinggi di dalam
kandang dapat dihindari.
oLantai kandang lebih kering sehingga kuman-kuman penyakit,
cendawan, dan parasit dapat ditekan pertumbuhannya.
oTernak dapat terhindar dari gangguan binatang buas.
oAman terhadap kemungkinan banjir mendadak.

17

Kekurangannya:
a. Ongkos pembangunan kandang mahal
b. Resiko kecelakaan, misalnya kambing terperosok karena lantai yang
lapuk.
c. Kandang memikul beban yang berat sehingga apabila pembuatannya
kurang kuat dapat menimbulkan kecelakaan.
Melihat kelebihan dan kekurangan tersebut, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jawa Tengah (2007) menyatakan bahwa model
kandang yang dianjurkan adalah kandang panggung, selain lebih
menjamin kesehatan kandang panggung memungkinkan kondisi
lingkungan lebih bersih.
2.2.5

Konstruksi Kandang
Kandang merupakan tempat ternak untuk tumbuh dan
berkembang sehingga diperlukan konstruksi kandang yang benar.
Konstruksi kandang kambing meliputi:
1.
Atap kandang
Atap kandang berfungsi sebagai pelindung ternak dari panas
matahari, hujan, dan udara dingin di waktu malam hari. Bahan atap yang
dapat digunakan adalah daun rumbia, alang-alang, seng, asbes atau
genteng. Menurut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
(2007) penggunaan genteng lebih baik karena sirkulasi udara lebih
terjamin. Hal serupa diungkapkan oleh Cahyono (1998) bahan yang paling
baik adalah dari bahan genteng dan asbes karena bahan ini tidak
menimbulkan panas dalam kandang dan tahan lama. Cahyono
menambahkan kelemahan dari penggunaan bahan atap yang lain seperti
daun rumbia dan alang-alang mudah terbakar, mudah rusak, seringkali
bocor, dan tidak tahan lama. Sedangkan atap dari seng dapat menyebabkan
suhu dalam kandang menjadi sangat panas dan ketika hujan menimbulkan
suara gasuh yang dapat menyebabkan ternak stress.
2.
Dinding kandang
Dinding kandang berguna untuk membentengi ternak agar tidak
lepas, menahan angin, dan menahan suhu udara agar tetap nyaman.
Dinding kandang dapat dibuat dari papan, bilah bambu maupun anyaman

18

bambu. Dinding rapat setinggi ternak agar ternak tidak terkena terpaan
angin secara langsung sedangkan bagian yang lain diberi celah untuk
sirkulasi udara. Di bagian depan kandang dibuat tempat pakan dan dinding
diberi celah sekitar 20 30 cm agar kepala kambing bisa keluar untuk
mengambil pakan yang tersedia di tempat pakan.

19

3.

Lantai
Lantai kandang berfungsi sebagai alas ternak, tempat berpijak,
tempat berbaring, dan tempat beristirahat. Pada kandang model lantai
tanah (lemprak) lantai dibuat sedikit miring agar air kencing mudah
mengalir ke luar sehingga kandang tidak tergenang dan tidak becek.
Sedangkan pada kandang model panggung menggunakan model lantai
berlubang. Jarak antar bilah jangan terlalu rapat agar kotoran bisa jatuh ke
tempat penampungan, namun juga jangan terlalu renggang agar kaki
ternak (kambing) tidak terperosok dan terjepit di celah lantai yang dapat
menyebabkan luka pada kaki.
4.
Kerangka
Kerangka kandang berfungsi membentuk bangunan kandang
secara utuh. Kerangka dapat dibuat dari bahan bambu atau kayu. Kerangka
kandang harus dibuat menggunakan bahan yang kuat dan tahan lama.
5.
Ruang kandang
Ruang kandang adalah tempat dimana ternak dapat leluasa
bergerak dan berbaring. Untuk menghindari persaingan yang tidak
seimbang, kambing perlu dipisaj menurut umur dan jenis kelaminnya,
misalnya: kandang betina bunting, menyusui dara, cempe (anak kambing)
lepas sapih, pejantan dan lain-lain. Menurut Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jawa Tengah (2007) ukuran ruang kandang yang ideal adalah
sebagai berikut:
No
Status Fisiologis Ternak
Umur (Bulan) Ukuran (ekor/cm2 )
.
1.
Jantan dewasa
> 12
100 cm x 120 cm
2.
Betina dewasa
> 12
100 cm x 100 cm
100 cm x 100 cm +
Induk menyusui + jumlah
3.
> 12
(jumlah anak x 50
anak (0-3 bln/ekor)
cm x 100 cm)
4.
Anak sapihan
3-7
50 cm x 100 cm
5.
Jantan/betina muda
7 - 12
75 cm x 100 cm
Jantan bakalan untuk
6.
12
50 cm x 120 cm
penggemukan
Catatan:
Ukuran kandang menyesuaikan jumlah ternak yang dipelihara berdasarkan
status fisiologis.
Bila memungkinkan kandang pembibitan sebaiknya dibuatkan halaman
berpagar untuk penggembalaan.

20

6.

Kolong kandang
Kolong kandang berfungsi menampung kotoran, air kencing dan
sampah yang jatuh dari lantai kandang. tanah dasar kolong kandang digali
sedalam 40 50 cm agar kotoran yang telah jatuh tidak tercecer ke luar. Tanah
bekas galian di sekitar lubang ditata sedemikian rupa agar saat hujan air tidak
masuk dan menggenang di kolong kandang.
7.
Posisi kandang
Kandang diposisikan agar mendapatkan cukup sinar matahari
pagi secara langsung dan menghindari teriknya matahari di waktu siang.
Posisi yang disarankan menghadap arah timur dan membujur atau memanjang
dari arah timur ke barat. Dengan demikian sinar matahari bisa digunakan
sebagai desinfektan (pembunuh kuman).
8.
Lubang ventilasi
Lubang ventilasi berfungsi untuk keluar masuknya udara dalam
kandang sehingga dapat terjadi proses pertukaran udara kotor (CO 2) di dalam
kandang yang dapat digantikan dengan udara bersih (O 2). Selain itu lubang
ventilasi juga berfungsi untu kemngurangi kelembaban dan pengap di dalam
kandang yang disebabkan oleh penguapan kotoran, air kencing, dan
pernafasan ternak itu sendiri.
2.3 Perkandangan Ternak Babi
Ternak babi adalah ternak penghasil daging yang sangat baik. Hal ini
dikarenakan presentase karkas yang tinggi. Ternak babi hampir sama dengan
ternak penghasil daging yang lain. Misalnya sapi maupun kambing. Dapat hidup
berkelompok maupun individu. Umumnya babi dikandangkan sesuai dengan fase
yang dialami oleh babi teresebut. Pengandangan juga didasarkan pada usia dan
kelamin. Sehingga terdapat kandang individu maupun kandang kelompok.
Sistem perkandangan pada babi harus memperhatikan beberapa faktor
penting. Faktor tersebut adalah lokasi kandang, struktur dan bahan bangunan,
keamanan, kebersihan atau sanitasi kandang , dan kesejahteraan ternak.
Lokasi kandang
Kandang yang baik harus terletak jauh dari pemukiman warga.
Sebab ternak dapat terganggu dengan aktivitas warga, termasuk suara
kendaraan bermotor. Ternak harus dalam keadaan yang tenang dan kondusif
agar pertumbuhannya dapat tercapai dengan baik. Selain itu, suara ternak babi
juga dapat membuat kebisingan bagi warga sekitar. Dan juga bau yang
disebakan oleh kotoran babi dapat mencemari udara di pemukiman. Jarak
kandang harus cukup jauh dari lokasi pemukiman karena ternak dapat
mengganggu warga, pertimbangannya adalah jumlah ternak babi yang
dipelihara, terutama indukan. Apabila semakin banyak, maka lokasi kandang
harus semakni jauh. (Direktorat budidaya ternak., 2011)
Struktur dan bahan bangunan

21

Struktur dan bahan bangunan dari kandang babi haruslah tersusun


dari bahan yang aman dan nyaman bagi ternak. Bahan yang aman bagi
ternak tidak boleh menyebabkan ternak menjadi cedera. Apabila terbuat
dari kayu, harus kokoh dan tahan terhadap air. Sedangkan terbuat dari besi
tidak boleh berkarat.

Keamanan
Keamanan ternak dari segala macam ancaman adalah hal yang
paling diutamakan. Sesuai dengan fungsi kandang yaitu melindugi ternak
dari cuaca termasuk udara dingin, panas matahari, terpaan angin dan
hewan buas. Selain itu mencegah ternak lepas dari kandang.

Kebersihan atau sanitasi kandang


Kebersihann kandang merupakan cerminan dari kesehatan ternak
babi. Apabila kondisi kandang dalam keadaan kotor, maka ternak dapat
dengan mudah tercemar penyakit. Dengan begitu kualits daging ternak
menjadi kurang bagus. Bahakan dapat ditemui cacing hati di dalam daging
ternak. Hal yang harus ditangani dalam hal kebersihan kandang dan
sanitasi adalah pembuangan kotoran ternak, kotoran ternak harus terbuang
dengan baik. Apabila lantai kandang tidak terbuat dari sekam, maka
kemiringan lantai harus diatur agar kotoran dan urin dapat terkumoul dan
terbuang dengan baik. Sirkulasi udara dan air juga harus tertata dengan
baik. Hal ini diperuntukan agar udara segar dapat masuk dan berganti
dengan udara yang berada di dalam kandang. Kotoran yang lain berupa
debu dapat mencemari udara dalam kandang. Debu yang berada dalam
kandang dapat mempengaruhi kesehatan babi dan biasa disebabkan karena
kumpulan mikroorganisme, dinding sel, kotoran dan urin yang mengering,
partikel pakan, bekas kulit dan spora. (pedersen et al., 2000)

Kesejahteraan ternak
Pemeliharaan ternak dalam kandang harus memperhatikan
kesejaahteraan ternak. Tidak boleh membuat ternak menjadi stres dan
sakit. Ternak yang berada di dalam kandang dan ternak yang berada di
kandang range atau umbaran. Ternak yang berada kandang umbaran
cenderung lebih baik dalam hal pertumbuhan dan kesehatan jika
dibandingkan dengan ternak yang dikandang dan dipelihara secara
intensif. Kesejahteraan ternak merupakan faktor utama yang harus
dipenuhi pada sistem pemeliharaan dan perkandangan. (webster., 2009).
Dengan meningkatnya kesejahteraan ternak, maka konversi pakan dapat
meningkat,
meningkatkan
pertumbuhan
dan
kesehatan
(Yudhie.,2009;Prasetyo.,2013)
Babi merupakan hewan berdarah panas atau homeoterm. Sehingga babi
cenderung menyesuaikan suhu tubuh dengan lingkungan agar mendapat
22

kenyamanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dari babi atau homeostatis.
Kebutuhan temperatur ternak babi bermacam-macam. Hal ini didasarkan pada
keadaan babi pada saat itu. Jadi keadaan kandang harus sama atau mendekati
temperatur optimum bagi babi.
Tabel suhu lingkungan optimum bagi pertumbuhan babi.
Kondisi ternak
Suhu optimum (

Batasan suhu (

Babi baru lahir

35

32-38

Babi menyusu (2-5 Kg)

30

27-32

Babi muda lepas sapih (5-6 hari pasca


sapih)
Babi muda (5-20 Kg)

35

33-37

27

24-30

Babi fase grower (20-55 Kg)

21

16-27

Babi fase fiisher (55-110 Kg)

18

10-24

Babi fase gestasi

18

10-27

Babi laktasi

18

10-27

Babi pejantan

18

10-27

Sumber : code of practice : for the care and handling of pigs. National Farm
Animal Care Council (NFACC).,2014.
Kandang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Yaitu kandang individu
dan kandang kelompok. Kandang ini masih dibagi lagi menjadi banyak tipe
kandang yang lain. Kandang individu dapat dibagi menjadi batery untuk
penggemukan, kandang pejantan dan kandang gestasi atau bunting tua. Sedangkan
kandang kelompok dibagi menjadi kandang laktasi, kandang range atau umbaran,
dan kandang sapih. Pada periode sapih, anak-anak babi dipisahkan dari babi
dewasa dan dibiarkan dalam kelompok untuk tumbuh.
Kandang individu diperuntukan bagi ternak yang memiliki kondisi khusus.
Misalkan adalah kandang persiapkan untuk kelahiran, dan juga apabila terdapat
ternak babi yang sakit dan perlu dikarantina. Kandang ini di buat agar penyakit
pada ternak tersebut tidak menular kepada ternak yang lain. Kandang individu
juga digunakan untuk sistem pemeliharaan intensif. Dengan desain kandang
batery yang membuat ternak tidak melakukan banyak gerak. Dari segi ekonomi,
perkandangan secara indvidu menggunakan kandang batery kurang
mementingkan kesejateraan ternak. Begitu pula kandang ini tidak memiliki tempat
umbaran bagi ternak.
Kandang kelompok merupakan kandang yang digunakan untuk babi yang
berkelompok. Misalnya adalah kandng betina. Babi betina biasanya hidup
berkelompok, namun akan dipisahkan apabila sedang dalam periode bunting dan

23

menyusui. Kandang laktasi juga merupakan kandang kelompok. Sebab


didalamnya terdapat induk dan dan anakannya. Sehingga kandang ini juga disebut
sebagai kandang induk. Didalam kandang kelompok juga termasuk kandang yang
memiliki tempat umbaran. Kandang ini berfungsi untuk memeliharakan ternak
pada halaman khusus agar bebas bergerak. Kandang ini memiliki tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi dari pada kandang individu yang tidak memiliki
tempat umbaran. Sedangkan kandang sapih adalah kandang bagi anakan babi yang
telah melewati periode prasapih.
Konstruksi banguan kandang yang baik adalah terbuat dari dinding cor
atau beton yang dilengkapi dengan ventilasi udara yang memadai. Lantai yang
diberi sekam jerami atau yang lain agar kondisi kandang menjadi hangat pada saat
malam hari. Kemudian atap yang tertutup rapat agar ternak terhindar dari terik
matahari dan juga terhindar dari hujan.

24

DAFTAR PUSTAKA

Aka. 2008. Doe Productivity and Kid Crop Of Etawah Grade Does Kept Under
Individual and Group Housing in Turi Sub District, Sleman District DIY
Province. Jurnal Ilmu Pertanian, 4, 2, 25-31.
Arif, Hartono, dan Suharyati. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Angka
Kebuntingan (Conception Rate pada Sapi Potong Setelah Dilakukan
Sinkronisasi Estrus di Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Ilmiah, 2, 2.
Aziz , Anang Shokhibul, Puguh Surjowardojo, Sarwiyono. 2011. Hubungan
Bahan Dan Tingkat Kebersihan Lantai Kandang Terhadap Kejadian
Mastitis Melalui Uji California Mastitis Test (Cmt) Di Kecamatan Tutur
Kabupaten Pasuruan. Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
Boe, Andersen, Buisson, Simensen, dan Jeksrud.Flooring Preferences in Dairy
Goats at Moderate and Low Ambient Temperature. Animal Behaviour
Science 108, 45-57.
Budiharto, Bambang dan Ernawati. 2007. Kandang Panggung Ternak
Kambing/Domba. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah:
Ungaran
Cahyono, Bambang. 1998. Beternak Domba dan Kambing, Cara Meningkatkan
Bobot dan Analisis Kelayakan Usaha. Kanisius: Yogyakarta
Direktorat Budidayaternak. 2011.Pedoman Penataan Budidaya Ternak Babi
Ramah Lingkungan. Jakarta:Kementrian Pertanian Indonesia.
Gupta, Kumar, Dangi, Jangir. 2013. Physiological, Biochemical and Molecular
Responses to Thermal Stress in Goats. International Journal of Livestock
Research, 3, 2.
Herlinae dan Yemima. 2012. Pengetahuan Masyarakat Kasongan Terhadap
Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Kambing. Media Sains, 4, 1.
Iswoyo dan Widiyaningrum. 2008. Performans Reproduksi Sapi Peranakan
Simmental (Psm) Hasil Inseminasi Buatan di Kabupaten Sukoharjo Jawa
Tengah. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan, 11, 3.
Jakfar dan Irwan. 2006. Analisis Ekonomi Penggemukan Kambing Kacang
Berbasis Sumber Daya Lokal.
Mulyo , I. T., S. Marzuki dan S. I. Santoso.2012. Analisis Kebijakan Pemerintah
Mengenai Budidaya Sapi Potong Di Kabupaten Semarang. Animal
Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, p 266 277
Murtidjo, Bambang Agus. 1990. Sapi Potong. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Musnandar , Endri. 2011. Efisiensi Energi Pada Sapi Perah Holstein Yang Diberi
Berbagai Imbangan Rumput Dan Konsentrat. Jurnal Veteriner Volume
13, Nomor 2, Hal. 53-58
National Farm Animal Care Council (NFACC).2014.Code Of Practice : For The
Care And Handling Of Pigs. Canada: Canadian Pork Council.

25

Nugroho , Catur Priyo.2008. Agribisnis Ternak Ruminansia. Direktorat


Pembinaan Sekolah Menengah
Pedersen, M.S. Nonnenmann, R. Rautiainen, T. G. M. Demmers, T. Banhazi, M.
Lyngbye.2000. Dust In Pig Buildings. Journal Of Agricultural Safety And
Health 6 (4) : 261-274.
Prasetyo ,Hilda. Ida Bagus Komang Ardana.Made Kota Budiasa. 2013 Studi
Penampilan Reproduksi (Litter Size, Jumlah Sapih, Kematian) Induk
Babi Pada Peternakan Himalaya, Kupang . Indonesia Medicus
Veterinus. 2(3) : 261 - 268 .
Prihatno, Surya Agus, Asmarani Kusumawati, Ni Wayan Kurniani Karja,
Bambang Sumiarto. .2013.Prevalensi dan Faktor Resiko Kawin
Berulang pada Sapi Perah pada Tingkat Peternak. Jurnal Veteriner Vol.
14 No. 4: 452-461
Rianto, Edy. 2004. Kandang Kambing. Bahan penyuluhan disampaikan dalam
rangka pengabdian kepada masyarakat di Kel. Beji, Kec. Ungaran, Kab.
Semarang 5-6 September 2004. Universitas Diponegoro: Semarang
Rianto. 2004. Kandang Kambing. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Diponegoro.
Saherman, Febrina, dan Hidayati. 2007. Penerapan Aspek Teknis Pemeliharaan
Sapi Potong di Desa Bagan Sinembah Kecamatan Bagan Sinembah
Kabupaten Rokan Hilir. Jurnal Peternakan, 4, 2, 57-64.
Webster, J. 2009. Contemporary Issues In Farm Animal Housing And
Management .Animal Welfare. 329-340.
Yulianto dan Saparinto. 2010. Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif. Jakarta:
Penebar Swadaya.

26

Anda mungkin juga menyukai