Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM VII FITOKIMIA

Fraksinasi dengan Kromtografi Kolom

Dosen Pembimbing :
1. Drs. Herra Studiawan, M.Si, Apt
2. Dra. Rakhmawati, M.Si, Apt
3. Siti Rofida, S.Si, M.Farm, Apt

Anggota :

Farmasi E
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

1. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan fraksinasi suatu ekstrak menggunakan kromatografi kolom.
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman
Psidium Guajava
Jambu batu (Psidium guajava) atau sering juga disebut jambu biji, jambu siki dan
jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brasil, disebarkan ke Indonesia
melalui Thailand. Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah
berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu batu dikenal
mengandung banyak vitamin C
Klasifikasi
Nama Species : Psidium guajava
Familia
: Myrtaceae
Nama Daerah : Jambu biji, Jambu klutuk
Simplisia
: Tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak, asam malat
Penggunaan : Antidiare
Kandungan
Mengandung Tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak, asam malat
(Materia Medica Jilid IV)
Tumbuhan ini berbentuk pohon, Batang jelas terlihat, berkayu (lignosus),
silindris, permukaanya licin dan terlihat lepasnya kerak (bagian kulit yang mati), batang
berwarna coklat muda, percabangan dikotom. Arah tumbuh cabang condong keatas dan
ada pula yang mendatar. Jambu biji memiliki cabang sirung pendek (virgula atau virgula
sucre scens) yaitu cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas yang pendek.
Daun jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai
(petiolus) dan helaian (lamina) saja disebut daun bertangkai. Dilihat dari letak bagian
terlebarnya jambu biji bagian terlebar daunya berada ditengah-tengah dan memiliki
bangun jorong karena perbandingan panjang : lebarnya adalah 1 - 2 : 1 (13-15 : 5,66cm).
Daun jambu biji memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) yang mana
daun ini memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan
terusan tangkai daun dari ibu tulang kesamping, keluar tulang-tulang cabang, sehingga
susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan. Jambu biji memiliki

ujung daun yang tumpul. Pangkal daun membulat (rotundatus), ujung daun tumpul
(obtusus). Jambu biji memiliki tepi daun yang rata (integer), daging daun (intervinium)
seperti perkamen (perkamenteus). Pada umumnya warna daun pada sisi atas tampak lebih
hijau licin jika di bandingkan dengan sisi bawah karena lapisan atas lebih hijau, jambu
biji memiliki permukaan daun yang berkerut (rogosus). Tangkai daun berbentuk silindris
dan tidak menebal pada bagian pangkalnya.
Kegunaan Psidium guajava
Daun jambu biji dikenal sebagai bahan obat tradisional untuk batuk dan diare. Jus
jambu biji "bangkok" juga dianggap berkasiat untuk membantu penyembuhan penderita
demam berdarah dengue. Daun jambu biji sudah dikenal sejak dahulu sebagai pencegah
dan mengurangi diare. 3 helai jambu biji direbus dengan 2 gelas air putih lalu direbus,lalu
disaring dan diminumkan pada orang yang terkena diare.
Buah jambu biji mengandung banyak vitamin dan serat, sehingga sangat cocok
sekali dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Warna daging jambu biji yang merah
mengidikasikan jambu biji kaya akan vitamin A untuk kesehatan mata dan antioksidan.
Buah jambu biji sangat cocok sekali dikonsumsi di siang hari karena buahnya yang segar
dan mendinginkan badan
Fraksinasi
Dalam senyawa kimia umumnya terdapat dalam bentuk campuran, oleh sebab itu
diperlukan pemisahan, fraksinasi adalah proses pemisahan suatu zat dari campuran zat
tersebut, pemisahan dilakukan tehnik yang bermacam macam seperti kromatografi (KKt,
KLT, KCKT, KCV, KK, KGC) dan ekstraksi cair-cair. terkadang digunakan kombinasi
keduanya, seringkali dilakukan secara berulang-ulang agar didapat fraksi zat yang lebih
banyak.

`Metode fraksinasi/pemisahan umumnya:


1. Ekstraksi Cair-cair

Ekstraksi cair-cair adalah metode pemisahan dengan menggunakan dua cairan


pelarut yang tidak saling bercampur, sehingga senyawa tertentu terpisahkan menurut
kesesuaian sifat dengan cairan pelarut (prinsip solve dissolve like).
2. Kromatografi
Kromatograsi adalah teknik pemisahan zat dari campuran berdasarkan perbedaan
migrasi komponen-komponen tersebut dari fase diam oleh fase gerak. Pemisahan ini
dilakukan berdasarkan sifat fisika-kimia umum dari molekul seperti :
1.

kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan (kelarutan)

2.

kecenderungan

molekul

untuk

melekat

pada

permukaan

serbuk

halus

(adsorbsi/penjerapan)
3.

kecenderungan molekul untuk menguap atau berubah ke keadaan uap (keatsirian)

B. Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom merupakan suatu metode pemisahan preparatif. Metode ini
memungkinkan untuk melakukan pemisahan suatu sampel yang berupa campuran dengan
berat beberapa gram. Pada prinsipnya kromatografi kolom adalah suatu teknik pemisahan
yang didasarkan pada peristiwa adsorpsi. Sampel yang biasanya berupa larutan pekat
diletakkan pada ujung atas kolom.
Komponen tunggal yang ada pada sampel dijerap oleh fase diam yang telah dibentuk
atau biasa digunakan silica gel yang terdapat pada kolom, namun apabila dialirkan
pelarut secara kontinyu maka akan terjadi migrasi senyawa dan senyawa tersebut terbawa
oleh pelarut sesuai dengan polaritasnya. Kecepatan eluasi sebaiknya dibuat konstan.
Jika kecepatan eluasi terlalu kecil maka senyawa-senyawa akan terdifusi ke dalam
eluen dan akan menyebabkan pita makin melebar yang akibatnya pemisahan tidak dapat
berlangsung dengan baik. Dan apabila kecepatan eluasi terlalu besar maka pemisahan
kurang baik dan tidak berdasarkan tingkat polaritasnya sehingga akan diperoleh fraksi
yang sama dan menyebabkan fase diam cepat menjadi kering dan dikhawatirkan terjadi
cracking. Permukaan adsorben harus benar-benar horizontal, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya cacat yang dapat terjadi selama proses eluasi berjalan.
C. Jenis-Jenis lempeng KLT

Fasa diam dapat digunakan silika gel, alumina dan serbuk selulosa. Partikel silika
gel mengandung gugus hidroksil pada permukaannya yang akan membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul polar air. Pada kromatografi lapis tipis, sebuah garis
digambarkan dibagian atas dan bawah lempengan dan setetes pelarut dari campuran
pewarna di tempatkan pada garis yang telah ditentukan. Diberikan penandaan pada garis
dilempengan untuk menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jika dilakukan dengan tinta,
pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram di bentuk (Roy J. 1991).
Alumina (Al2O3) dan silika gel (SiO 2). Alumina lebih polar daripada silika
gel, dan senyawa ini sering dinyatakan lebih aktif daripada silika gel. Alumina
lebih cocok untuk analisis senyawa-senyawa yang nonpolar atau kurang polar (seperti
hidrokarbon, eter, aldehida, keton, dan alkil halida) karena senyawa-senyawa polar
sangat kuat teradsorbsi pada adsorbent ini. Analisis KLT senyawa-senyawa polar
pada alumina umumnya menghasilkan harga Rf yang rendah dan pemisahan yang
minimal.
Sebaliknya silika gel dipilih sebagai adsorbent untuk senyawa-senyawa polar
(asam karbokislat, alkohol, amina) karena senyawa-senyawa non polar teradsorbsi lemah
pada silika gel. Analisis KLT senyawa-senyawa nonpolar pada silika gel umumnya
memberikan harga Rf yang tinggi dan pemisahan yang maksimal (Firdaus. 2011).
D. Konstanta dielektrik
n-heksana
= 2.0
kloroform
= 4.8
etil asetat
= 6.0
methanol
= 30.0
semakin tinggi nilai konstanta dielektrik suatu pelarut, maka semakin polar senyawa
pelarut tersebut.

Anda mungkin juga menyukai