Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Praktik Kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan
dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan. Dokter yang sudah
menjalankan praktik tidak akan terlepas dari kemungkinan pelanggaran/kelalaian medik.
Untuk itu diperlukan proses pendisiplinan dokter praktik. Proses pendisiplinan menganut
kaidah-kaidah "hukum" disiplin profesi kedokteran. Hukuman maksimal dari proses
penegakan disiplin adalah pencabutan registrasi dokter yang melanggar/lalai.
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) dibentuk untuk
menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik kedokteran,
yaitu penegakan aturan-aturan dan atau ketentuan penerapan keilmuan kedokteran dalam
pelaksanaan pelayanan medis yang seharusnya diikuti oleh dokter dan dokter gigi.
Majelis disiplin merupakan majelis keilmuan. Dokter yang diadukan ke majelis
ini akan dilihat apakah melanggar keilmuan atau tidak. Majelis ini bersidang sesuai
dengan caranya sendiri, diatur oleh internal untuk memeriksa dan mengadili
dokter/dokter gigi yang disangka berbuat malapraktik, dan menjatuhkan putusan yang
oleh UU ini dinyatakan final dan banding. Apabila majelis ini sudah memutuskan bahwa
seorang dokter bersalah atau melakukan malpraktik, maka kemudian bisa dilanjutkan ke
pengadilan perdata atau pidana bila memang terkait dengan itu. Inilah yang kemudian
disebut sebagai pengadilan filter.
Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan
dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan secara
tertulis kepada Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) atau
Ketua MKDKI-Provinsi.
1
Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan dalam makalah ini antara lain :
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
dan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia di Tingkat Provinsi, Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (Indonesian Medical Disciplinary Board),
yang selanjutnya disebut MKDKI, adalah lembaga yang berwenang untuk menentukan
ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin
ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, dan menetapkan sanksi (KKI, 2006). MKDKI
merupakan lembaga otonom dari Konsil Kedokteran Indonesia. Hal tersebut diatur dalam
pasal 55 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran. Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia bertanggung jawab
kepada Konsil Kedokteran Indonesia (DPR RI, 2004).
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) dan Konsil
Kedokteran
Indonesia
(KKI) dibentuk
oleh
Departemen
Kesehatan.
Rencana
Kedokteran, majelis ini dibentuk untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam
3
menjalankan
fungsi,
tugas,
dan
wewenangnya,
MKDKI
harus
2.3
2.4
e. Berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun dan paling tinggi 65 (enam puluh
lima) tahun pada saat diangkat
f. Bagi dokter atau dokter gigi, pernah melakukan praktik kedokteran paling sedikit
10 (sepuluh) tahun dan memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda
registrasi dokter gigi
g. Bagi sarjana hukum, pernah melakukan praktik di bidang hokum paling sedikit
10 (sepuluh) tahun dan memiliki pengetahuan di bidang hukum kesehatan; dan
h. Cakap, jujur, memiliki moral, etika dan integritas yang tinggi serta memiliki
reputasi yang baik.
Menurut Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 15/KKI/PER/VIII/2006,
dalam BAB VI Pasal 16 pada ayat (1) mengenai Keanggotan, menyebutkananggota
MKDKI dan MKDKI-P berhenti atau diberhentikan karena:
a. Berakhir masa jabatan sebagai anggota
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri
c. Meninggal dunia
d. Bertempat tinggal di luar wilayah Republik Indonesia;
e. Tidak mampu melakukan tugas secara terus-menerus selama 3 (tiga) bulan
karena sakit;
f. Tidak melakukan tugas selama 3 (tiga) bulan tanpa alasan yang jelas dan yang
dapat diterima;
g. Dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hokum tetap.
2.5
dalam BAB VII Pasal 17 ayat (1) mengenai Tata Kerja menyebutkan bahwa, untuk
melancarkan tugas MKDKI menyelenggarakan rapat:
a. Rapat Pleno
b. Rapat Kerja Nasional
c. Rapat Pimpinan
7
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan rapat yang dipimpin oleh Ketua
dihadiri Pimpinan MKDKI dan Sekretariat KKI yang membantu pelaksanaan tugas
MKDKI untuk melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan MKDKI(KKI, 2006).
Menurut Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 15/KKI/PER/VIII/2006,
dalam BAB VII Pasal 18 mengenai Tata kerja MKDKI disebutkan bahwa, tugas
pimpinan MKDKI sebagai berikut:
a. Ketua sebagai penanggung jawab tertinggi MKDKI bertugas:
1. Memimpin pelaksanaan operasional MKDKI;
2. Menetapkan petugas penerimanaan pengaduan;
3. Menetapkan Majelis Pemeriksa Awal dan Majelis Pemeriksa Disiplin;
4. Menetapkan panitera Majelis Pemeriksa Disiplin;
5. Menetapkan pelaksanaan kegiatan MKDKI;
6. Menetapkan bentuk-bentuk pembinaan terhadap MKDKI-P;
7. Menetapkan pertimbangan-pertimbangan usulan pembentukan MKDKI-P;
8
pasal
ayat
(2)
Peraturan
Konsil
Kedokteran
Indonesia
nomor
pasal
Peraturan
Konsil
Kedokteran
Indonesia
nomor
MKDKI menetapkan Majelis Pemeriksa Awal. Majelis Pemeriksa Awal pada MKDKI
terdiri dari 3 (tiga) orang yang diangkat dari Anggota MKDKI.
Majelis Pemeriksa Awal dapat melakukan investigasi untuk melengkapi berkas
dalam pemeriksaan awal. Majelis Pemeriksa Awal melakukan pemeriksaan awal antara
lain keabsahan aduan, keabsahan alat bukti, menetapkan pelanggaran etik atau disiplin
atau menolak pengaduan karena tidak memenuhi syarat pengaduan atau tidak termasuk
dalam wewenang MKDKI dan melengkapi seluruh alat bukti. Bilamana dari hasil
pemeriksaan awal ditemukan bahwa pengaduan yang diajukan adalah pelanggaran etik
maka MKDKI melanjutkan pengaduan tersebut kepada organisasi profesi.Namun
bilamana pada pemeriksaan awal ditemukan bahwa pengaduan tersebut adalah dugaan
pelanggaran disiplin maka ditetapkan Majelis Pemeriksa Disiplin oleh Ketua MKDKI.
Setiap keputusan Majelis Pemeriksa Awal dalam kurun waktu 14 hari kerja harus
disampaikan kepada Ketua MKDKI.
Bagan 2.1 Alur Tata Cara Penanganan Dugaan Pelanggaran Disiplin Kedokteran /
Kedokteran Gigi (Tahap Pemeriksaan Awal)
Organisasi Profesi
2.8
pasal
Peraturan
Konsil
Kedokteran
Indonesia
nomor
b.
c.
Pengaduan yang telah diputuskan pada MKDKI atau MKDKI-P tidak dapat
diadukan kembali.
Peme
KEPUTUSA
P E L A K S A N A A N K E P U T U S A NKepada Peng
Sekretariat
MKDKI/MKDKI-P
Sekretariat MKDKI/MKDKi-P
Sekretariat MKDKI/MKDKI-P
Sekretariat
Penetapan
MKDKI/ MKDKI
Majelis
Prov
Pemeriksa
oleh Ketua
KKI
Dinkes Kab/Kota
STR
SIP
Dokter/ dokter
gigi
Dokter/ dokter gigi
Dokter/
Sekreta
MKDKI
dokter
Insti
g
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia(MKDKI) adalah lembaga
yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan
dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, dan
menetapkan sanksi. Tugas MKDKI adalah menerima pengaduan, memeriksa, dan
memutuskan kasus pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi yang diajukan oleh
masyarakat serta menyusun pedoman dan tata cara penanganan kasus pelanggaran
disiplin dokter atau dokter gigi.
DAFTAR PUSTAKA
14
DPR RI. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran. http://www.scribd.com/doc/16401665/uupraktikkedokteran
15