Anda di halaman 1dari 20

TEORI POSITIF DARI PENGUNGKAPAN DAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI
1.

PENDEKATAN POSITIF

Bagi mereka yang mengadopsi paradigma positif, antropologis, atau induktif pokok masalah
mendasar adalah :
1.
2.

Praktek akuntansi yang sudah ada


Sikap manajemen terhadap praktek tersebut

Para pendukung dari pandangan ini berpendapat bahwa teknik teknik dapat diperoleh dan
dijustifikasi berdasarkan atas hasil penggunaan yang telah teruji bahwa manajemen ikut
memainkan peran yang penting dalam menentukan teknik teknik yang hendak diterapkan.
Terkait dengan pendekatan positif dalam paradikma informasi/ekonomi Feltham memberikan
suatu kerangka kerja untuk menentukan nilai suatu perubahan dalam suatu sistem informasi
dilihat dari sudut pandang individu yang membuat suatu keputusan informai (pengambilan
Keputusan). Kerangka kerja ini bergantung pada masing-masing komponen yang diperlukan
untuk menghitung ekspektasi hasil yang diperoleh dari sistem informasi tertentu yang terdiri
dari (Belakoui,2004:182):
1.
Serangkaian kemungkinan tindakan pada setiap periode di dalam horizon waktu
2.
Suatu fungsi pegembalian hasil atas peristiwa-peristiwa yang terjadi selama periode
yang bersangkutan
3.
Hubungan probabilistik antara peristiwa-peristiwa di masa lalu dan masa depan
4.
Peristiwa dan pertanda dari sistem informasi, termasuk pertanda di masa lalu dan
masa depan
5.
Serangkaian aturan keputusan sebagai fungsi dari pertanda tersebut.
Bagi mereka yang menerapkan informasi/ekonomi, pokok masalah mendasar adalah
(Belakoui,2004:183):
1.
2.

Informasi adalah suatu komoditas ekonomi


Akuisisi atas informasi menjadi suatu masalah pilihan ekonomi

Tuntutan atas adanya suatu pendekatan positif terhadap akuntansi memunculkan 2 (dua) teori,
yaitu :
1.

Teori Kontrak

Karakteristik teori kontrak perusahaan sebagai hubungan hukum (koneksi) dari hubungan
kontrak antara pemasok dan konsumen dari faktor produksi. Perusahaan itu ada karena
kurangnya biaya individu untuk bertransaksi (atau kontrak) melalui organisasi pusat daripada
melakukannya secara individual (godfrey:2010,hal 361). Dengan adanya perspektif
penghubung kontrak terhadap perusahaan teori biaya kontrak melihat peran informasi
akuntansi sebagai pengamat dan penegak atas kontrak kontrak ini untuk menurunkan biaya
agensi dari konflik kepentingan tertentu. Suatu konflik yang mungkin muncul adalah konflik
kepentingan antara pemegang obligasi dan pemegang saham dari perusahaan terhadap utang
yang ada. Jadi teori biaya kontrak berasumsi bahwa metode akuntansi dipilih sebagai bagian
dari pemaksimalan kesejahteraan. Biaya kontrak mencakup biaya transaksi, biaya agensi,
biaya informasi, biaya negosiasi ulang, dan biaya kepailitan (Belkaoui,2004:hal 188-189).
Meskipun penting untuk mengenali bahwa perusahaan melibatkan multiplisitas kontrak, teori
akuntansi positif biasanya berfokus pada dua jenis kontrak: kontrak manajemen dan kontrak
utang. Kedua kontrak adalah kontrak keagenan, dan teori keagenan yang menyediakan
sumber dengan banyak penjelasan untuk praktek akuntansi yang ada (godfrey:2010,hal 362).
1.

Teori Keagenan

Paradigma agensi analitis ini kemudian mengalami perubahan dengan memandang


perusahaan sebagai suatu nexsus atau penghubungan kontrak dengan pernyataan yang
dinyatakan oleh Jensen dan Meckling bahwa perusahaan adalah cerita fiksi legal yang
berfungsi sebagai nexus (perhubungan) dari serangkaian hunbungan kontrak antara para
individu. .(Belkaoui,2004:hal 185)
Hubungan agensi dikatakan telah terjadi ketika suatu kontrak antara seseorang (atau lebih).
seorang principal dan orang lainnya, seorang agen, untuk memberikan jasa demi kepentingan
principal termasuk melibatkan pemberian delegasi kekuasaan pengambilan keputusan kepada
agen. Baik principal maupun agen diasumsikan untuk termotivasi hanya oleh kepentingan
dirinya sendiri yaitu, untuk memaksimalkan kegunaan subjek mereka dan juga untuk
menyadari kepentingan bersama mereka. Seperti ynag dituliskan oleh fama : hasilnya,
perusahaan dipandang sebagai suatu tim individu individu yang anggotanya bertindak atas
kepentingannya sendiri tapi menyadari bahwa nasib mereka memiliki ketergantungan pada
keberhasilan dari tim dalam berkompetisi dalam tim lain. (Belkaoui,2004:hal 186)
Ada dua alasan yang dapat mengarah pada terjadinya divergensi antara kepentingan diri
sendiri dengan perilaku kooperatif : (Belkaoui,2004:hal 186)

1.

Seleksi yang merugikan, sebagai suatu masalah informasi, timbul ketika agen
menggunakan informasi khusus yang tidak dapat diferivikasi oleh principal untuk
mengimplementasikan dengan sukses suatu aturan inputtidakan yang berbeda dengan
yang diinginkan oleh principal, dan karenanya menyebabkan principal tidak mampu
menentukan apakah si agen telah membuat pilihan yang tepat.
2.
Masalah resiko moral, sebagai suatu masalah ex post, timbuk ketika mendapat
masalah motivasional dan konflik sebagai akibat dari mendasarkan kontrak kesepakatan
pada perilaku pengganti yang tidak sempurna.
Masalah keagenan yang timbul adalah masalah yang mendorong agen untuk bersikap seolaholah ia sedang memaksimalkan prinsip kesejahteraan. Sebagai contoh, di mana agen adalah
manajer perusahaan, manajer telah insentif meningkatkan konsumsi perquisites seperti
penggunaan mobil perusahaan, akun biaya, atau ukuran pembayaran bonus dengan
mengorbankan para pemegang saham. (godfrey:2010,hal 362)
Masalah keagenan, pada gilirannya, menimbulkan biaya agensi. Pada tingkat yang paling
umum, biaya agensi adalah setara dolar dari penurunan kesejahteraan yang dialami oleh
principal karena perbedaan dari pemegang saham dan kepentingan agen. Jensen dan
Meckeling membagi biya agensi menjadi tiga, yaitu : (godfrey:2010,hal 363)

Biaya pemantauan
Biaya obligasi
Kerugian sisa

Biaya monitoring adalah biaya pemantauan perilaku agen. Biaya pemantauan dikeluarkan
oleh pemegang saham untuk mengukur, mengamati dan mengontrol perilaku agen. Contoh
dari biaya pemantauan adalah biaya audit, biaya penetapan rencana kompensasi manajemen,
batasan anggaran, aturan operasi.(godfrey:2010,hal 363).
Demikian pula, di bawah kontrak utang, manajer (saat ini bertindak atas nama pemegang
saham) adalah agen pemberi pinjaman. Semakin besar resiko meminjamkan pemberi
pinjaman akan lebih ingin memantau kinerja perusahaan mereka dalam berinvestasi dengan
menyediakan utang. Jika ada perlindungan harga efisien, agen akhirnya dapat menanggung
biaya monitoring yang terkait dengan kontrak. Oleh karena itu, agen cenderung membentuk
mekanisme untuk menjamin mereka akan berperilaku untuk kepentingan pemegang saham,
atau untuk menjamin mereka akan memberikan kompensasi pemegang saham jika mereka
bertindak dengan cara yang bertentangan dengan kepentingan pemegang saham. Agen akan
siap untuk mengeluarkan biaya obligasi hanya sebatas bahwa mengurangi biaya pemantauan
yang mereka tanggung. (godfrey:2010,hal 363)

Hipotesis ekuitas utang terkait dengan kontrak utang berpendapat bahwa semakin tinggi
utang atau ekuitas perusahaan yaitu sama dengan ketatnya perusahaan terhadap batasan
batasan yang terdapat di dalam perjanjian utang dan semakin besar kesempatan atas
pelanggaran perjanjian dan terjadinya biaya kegagal teknis, maka semakin besar
kemungkinan bahwa manajer menggunakan metode metode akuntansi yang meningkatkan
laba. (Belkaoui,2004:hal 189)
Meskipun biaya pemantauan dan obligasi, hal itu masih menunjukkan bahwa kepentingan
agen tetap tidak akan sesuai persis dengan kepentingan para pemegang saham. Selanjutnya,
agen kemungkinan akan membuat beberapa keputusan yang tidak sepenuhnya untuk
kepentingan pemegang saham. contoh misalnya, manajer mungkin mengubah akun untuk
memaksimalkan bonusnya. Dengan demikian, nilai bersih dari output agen berkurang dari
pada jika kepentingan agen benar benar disesuaikan dengan kepentingan principal.
(godfrey:2010,hal 363)
Jika informasi manajemen dan pemegang saham dalam bentuk efisien kuat, maka pasar akan
memiliki informasi mengenai insentif dan peluang agen untuk bertindak dalam cara yang
bertentangan dengan kepentingan pelaku. Dalam keadaan tertentu harga akan dilindungi oleh
pemegang saham. Karena perlindungan harga adalah biaya ditanggung oleh agen (agen
menerima gaji kurang daripada seharusnya mereka), agen memiliki insentif untuk obligasi
untuk kepentingan pemegang saham dan menanggung biaya pemantauan perilaku. Insentif ini
meningkat oleh kenyataan bahwa, di samping perlindungan harga, prinsip dapat menetap
dengan agen untuk perilaku disfungsional. Meskipun berbagai bentuk pemerintahan, semua
perilaku disfungsional agen tidak akan dihapuskan, karena mekanisme ikatan beroperasi pada
biaya dan agen akan menanggung ini hanya sampai ke titik di mana biaya marjinal
melakukan hal sama dengan keuntungan marjinal. Daya tarik teori keagenan terletak pada
kenyataan bahwa atribut peran akuntansi sebagai bagian dari mekanisme obligasi dan
pemantauan yang berkaitan erat dengan peran pengelolaan akuntansi tradisional.
(godfrey:2010,hal 363 )
MASALAH AGENSI MANAJER ATAU PEMEGANG SAHAM DAN PROTEKSI HARGA
Pemisahan kepemilikan dan pengendalian menunjukkan bahwa manajer, sebagai agen dari
shareholders, harus bertindak untuk kepentingan mereka. Tapi kepentingan agen mungkin
bertentangan dengan kepentingan pemegang saham. Kepemilikan sebagian atau tidak ada
kepemilikan dari sebuah perusahaan oleh manajemen memberikan insentif bagi manajer

untuk berperilaku dalam cara yang bertentangan dengan kepentingan pemegang saham
karena manajemen tidak menanggung biaya penuh dari setiap perilaku disfungsional. Sebagai
contoh, bayangkan sebuah skenario di mana tidak ada pajak, ada satu pemilik perusahaan,
dan pemilik yang juga manajer. Pemilik-manager mungkin akan acuh tak acuh, apakah ia
akan membeli sesuatu bukan berupa uang yang bermanfaat secara langsung, atau apakah
bisnis mereka memberi manfaat untuk kepentingan mereka. Kedua-duanya memiliki dampak
keuangan yang sama. Asumsikan bahwa perusahaan memiliki NPV dari $ 1.000.000 dan aset
lainnya pemilik-manajer tersebut memiliki nilai $ 1.000.000. jika perusahaan menghabiskan
$ 100,000 yang bermanfaat bagi pemilik, seperti bonus yang lebih tinggi, pemilik tidak lebih
baik atau lebih buruk karena perusahaan merupakan perpanjangan langsung dari pemiliknya.
Sehingga , pemilik-manajer memiliki aset senilai $ 2.000.000. (godfrey:2010,hal 365 )
Sekarang asumsikan bahwa pemilik-manajer menjual 30 persen dari saham perusahaan.
Sebagai pemilik 70 persen, manajer tidak lagi peduli, apakah manfaat yang dimilikinya dibeli
oleh perusahaan atau oleh manajer. Sekali lagi asumsikan bahwa manajer memperoleh
manfaat bagi dirinya sendiri dengan biaya sebesar $ 100.000, dan segera menikmati manfaat.
Aset manajer sekarang bernilai $ 1.600.000-yaitu, 70 persen bunga di perusahaan bernilai $
700,000 dan aset lain dari manajer adalah senilai $ 900,000. Tetapi jika perusahaan
memperoleh manfaat bagi pemiliknya, aset manajer tersebut memiliki nilai $ 1.630.000
yaitu, 70 persen bunga di perusahaan bernilai $ 630,000 dan aset lainnya manajer tersebut
memiliki nilai $ 1.000.000. Dalam hal ini, manajer lebih suka bahwa perusahaan memperoleh
manfaat baginya karena sebagian kecil dari biaya manfaat tersebut dibayar oleh pemilik
lainnya. (godfrey:2010,hal 365)
Proporsi biaya yang dikenakan manajer menurun karena kepemilikan manajer dalam
perusahaan menurun. Oleh karena itu, semakin kecil persentase kepemilikan manajer dalam
perusahaan, semakin besar kemungkinan manajer adalah untuk secara berlebihan perquisites
dan manfaat lainnya pada pekerjaan, atau syirik dengan cara lain. (godfrey:2010,hal 365 )
Proteksi harga dalam hal ini mengambil dua bentuk. Ketika pemilik-manajer menjual
proporsinya atau bagiannya dalam perusahaan, Investor membayar saham apa yang mereka
pikir saham tersebut patut dimiliki. Harga ini menggabungkan diskon untuk sejauh mana
manajer diharapkan untuk memberikan perhatian lebih banyak pada kepentingan pada
pekerjaan daripada kepentingan investor. Dengan demikian, harga pemilik-manajer yang
dibayar untuk sahamnya mengurangi harapan terhadap pasar yang bertentangan perilaku
untuk meningkatkan kepentingannya, bahkan jika pemilik baru tidak memonitor kinerja

manajer. Jika pemilik baru melakukan memonitor kinerja manajer semakin dekat, mereka
akan menggaji manajer atas dasar penilaian terhadap kemungkinan perilaku yang
bertentangan dengan kepentingan mereka. Sehingga , jika pasar yang efisien, maka para
pemegang saham baru menerima tingkat normal rata-rata pengembalian. Para manajer
akhirnya menanggung biaya pemegang saham dalam memantau kinerja mereka dan perilaku
yang diharapkan mereka yang dapat mengurangi kekayaan pemilik. Oleh karena itu, mereka
adalah pihak yang memiliki insentif dalam kontrak untuk memiliki tindakan mereka pantau,
dan untuk membatasi tindakan mereka yang mengurangi nilai perusahaan. Jika mereka
menyediakan jaminan yang cukup kredibel di muka bahwa mereka akan bertindak dalam
kepentingan pemegang saham, pasar akan membayar harga lebih tinggi untuk
kepemilikannya, dan ada kemungkinan monitoring menjadi kurang. (godfrey:2010,hal 366 )
Manajer umumnya lebih memilih untuk berinvestasi dalam proyek investasi yang kurang
berisiko, proyek-proyek yang lebih rendah nilai sekarang bersih karena mereka memiliki
human capital yang didiversifikasi signifikan dimana diinvestasikan dalam mengelola bisnis
mereka. Artinya, aset manajer yang paling berharga adalah sumber daya manusia mereka
sendiri serta keahlian manajemen , dan semua ini diinvestasikan di satu perusahaan.
Kehilangan pekerjaan atau kurang dibayar memiliki dampak yang signifikan terhadap
kekayaan manajer. Selanjutnya, risiko ini tidak dapat sepenuhnya melakukan lindung nilai
atau diversifikasi karena manajer biasanya diperkerjakan hanya dalam satu posisi manajemen
saja. Diversifikasi melalui investasi pada perusahaan lain dapat mengurangi risiko manajer
karena SDM manajer adalah suatu aset utama bahwa risiko yang terkait dengan itu jauh
melebihi risiko yang terkait dengan investasi lain. Dengan demikian, manajer menghindari
risiko sehubungan dengan manajemen mereka dari perusahaan hanya dalam kasus investasi
tinggi tetapi berisiko tinggi oleh perusahaan jika mengurangi nilai SDM mereka. Manajer
karena itu secara rasional lebih memilih untuk meminimalkan risiko mereka sendiri daripada
memaksimalkan nilai perusahaan. (godfrey:2010,hal 366 )
Sebuah contoh dari penghindaran resiko muncul jika manajemen dari sebuah perusahaan
penghasil batubara didirikan memiliki kesempatan untuk membeli tambang emas dan operasi
yang sangat spekulatif itu. Tingkat pengembalian kepada pemegang saham bisa melebihi 100
persen per tahun setelah pajak di masa mendatang. Di sisi lain, tambang bisa gagal,
memberikan hasil negatif terhadap perusahaan dan menyebabkan kerugian, sehingga dana
yang pemegang saham terima adalah negatif. Adanya kemungkinan tingkat pengembalian
yang sangat tinggi untuk pemegang saham, pemegang saham ingin manajemen untuk
berinvestasi di tambang emas. Setelah semua, pemegang saham akan menuai hasil yang

tinggi dan, karena kewajiban terbatas, hanya kehilangan sejumlah nilai dari jumlah nilai yang
belum dibayar dalam saham mereka jika operasi tidak berhasil. (godfrey:2010,hal 366-367)
Di sisi lain, manajer akan menolak dengan investasi di tambang karena jika gagal, nilai aset
mereka yang paling berharga, yaitu SDM mereka akan jatuh dan mereka mungkin kehilangan
pekerjaan mereka. Meskipun mereka dapat memperoleh pekerjaan lain, tidak akan selalu
berada pada tingkat status yang sama dan atau remunerasi karena reputasi mereka untuk
mengelola sebuah operasi gagal. Selanjutnya, waktu dan usaha yang dihabiskan mencari
pekerjaan bisa menjadi mahal untuk manajer. Jelas, kemudian, pemegang saham dan manajer
memiliki preferensi yang berbeda insentif dan risiko. (godfrey:2010,hal 367 )
Masalah yang lebih luas berasal dari perbedaan waktu kepentingan antara pemegang saham
dan manajer terhadap perusahaan. Pemegang saham secara teoritis tertarik pada arus kas
perusahaan untuk jumlah waktu tak terbatas ke masa depan, karena nilai teoritis saham
mereka adalah nilai diskon kini dari arus kas yang timbul dari saham. Bahkan jika pemegang
saham memiliki saham untuk berspekulasi, nilai saham mereka adalah nilai tunai dari seluruh
arus kas kepada siapa pun yang memegang saham selama saham ada. Dengan demikian,
bahkan pemegang saham spekulatif memiliki bunga jangka panjang di perusahaan karena
arus masa depan kas perusahaan mempengaruhi berapa banyak investor lain yang akan
membayar saham. (godfrey:2010,hal 367 )
Laba sering dianggap sebagai yang lebih langsung berhubungan dengan kinerja manajerial
dari harga saham. Dengan demikian, laba akuntansi sering digunakan baik sebagai pengganti,
atau bersama dengan, nilai saham di pengupahan manajer. Sebagai contoh, remunerasi
seorang manajer mungkin termasuk gaji tetap ditambah bonus di mana manajer yang dibayar
dari persentase keuntungan yang melebihi beberapa keuntungan dasar dikombinasikan
dengan beberapa bonus terkait dengan nilai saham perusahaan. Oleh karena itu, sebagai
konsekuensinya, manajer memiliki kepentingan yang kuat dengan cara perhitungan
keuntungan, dan dalam pemilihan kebijakan akuntansi. (godfrey:2010,hal 368 )
Berarti kontrak secara spesifik memotivasi manajer untuk bertindak dalam kepentingan
pemegang saham meliputi: (godfrey:2010,hal 368 )

Menyediakan rencana bonus di mana batas atas bonus sebagian tergantung pada rasio

pembayaran dividen perusahaan

Membayar manajer lebih berdasarkan pergerakan harga saham sebagai manajer

mendekati pensiun

Membayar bonus pada tingkat progresif sebagai peningkatan keuntungan yang

dilaporkan

Kurangnya remunerasi dengan kompensasi berbasis saham sebagai kepemilikan

manajer dalam peningkatan perusahaan


Oleh karena itu, pendapatan berbasis rencana bonus adalah bagian yang lebih penting dari
skema kompensasi eksekutif dan biasanya menyediakan bagi manajer untuk berbagi dalam
beberapa bagian dari keuntungan yang dilaporkan, telah dihipotesiskan bahwa, dengan
adanya temuan ini, manajer akan memilih prosedur akuntansi bahwa pergeseran melaporkan
laba dari periode mendatang untuk periode ini. Transfer laba antara periode mempengaruhi
nilai sekarang dari bonus manajer dan meningkatkan kepastiannya. Hal ini dinamakan
hipotesis bonus. Hipotesis rencana bonus sering diutarakan sebagai: rencana kompensasi
manajemen perusahaan dengan menggunakan peningkatan kebijakan akuntansi laba.
(godfrey:2010,hal 368 )
Yang mengatakan penggunaan laba sebagai dasar untuk kompensasi eksekutif ini sekarang
juga baik diterapkan di seluruh dunia, dengan menggunakan saham dan opsi saham juga baik
diterapkan di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar stok saham. Menariknya,
memperkenalkan beberapa isu-isu akuntansi yang memiliki potensi untuk mempengaruhi
laba yang dilaporkan, dan dengan demikian komponen kompensasi manajemen yang terkait
dengan laba yang dilaporkan. Pentingnya regulasi atas kompensasi manajemen dan
bagaimana perusahaan cenderung untuk mengambil keputusan ekonomi nyata untuk
melawan aturan baru yang akan mengubah pengaturan untuk pembayaran kontrak untuk
manajer puncak. (godfrey:2010,hal 368 )
Terkait dengan adanya pengungkapan laba, perataan laba dapat dipandang sebagai proses
normalisasi laba yang disengaja guna meraih suatu tren ataupun tingkat yang diinginkan.
Menurut Beidleman perataan laba mencerminkan suatu usaha dari manajemen perusahaan
untuk menurunkan variasi yang abnormal dalam laba sejauh yang diijinkan oleh prinsip
prinsip akuntansi dan manajemen yang baik. Heyworth menyatakan bahwa motivasi dibalik
perataan termasuk meliputi perbaikan hubungan dengan kreditor, investor, dan pekerja,

sekaligus pula penurunan siklus bisnis melalui proses psikologi. (Belakoui,2004:192-193).


Tiga batasan yang mungkin memengaruhi para manajer untuk melakukan perataan :
1.

Mekanisme pasar yang kompetitif, yang mengurangi jumlah pilihan yang tersedia
bagi manajemen.
2.
Skema kompensasi manajemen, yang terhubung langsung dengan kinerja perusahaan
3.
Ancaman penggantian manajemen

Temuan penelitian atas perataan laba


1.
Analisis sektor dan Negara
Dalam hal ini memungkinkan untuk mengidentifikasi karakteristik organisasional, klasifikasi
sektor, dan klasifikasi Negara yang berbeda di antara perusahaan perusahaan yang berbeda
dalam hal perataan.
1.

Keamanan jabatan dan perataan antisipatif

Secara analitis perataan laba terhadap keamanan jabatan meningkat secara ekuilibrium jika
terdapat asumsi berikut :

Para manajer menikmati keuntungan pribadi yang tidak bersifat keuangan akibat

mengeloka keuangan.

Perusahaan tidak memiliki komitmen untuk melakukan kontrak insentif jangka

panjang, yang mengakibatkan diberhentikannya manajer jika memberikan kinerja yang


buruk.

Kemunduran informasi dalam hal laba saat ini lebih penting daripada laba

sebelumnya dalam evaluasi kinerja manajemen.


1.

Kesejahteraan pemegang saham dan perataan laba

Perataan laba membuat dan/atau menetapkan suatu hubungan positif antara perataan laba
dengan kesejahteraan pemegang saham, pernyataan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :

Kepuasan pemegang saham pasti akan meningkatkan seiring dengan kenaikan tingkat

pertumbuhan laba perusahaan dan kestabilan laba tersebut (Belakoui,2004:193).

Selain kebijakan pemerataan laba perusahaan juga dapat menggunakan kebijakan manajemen
laba untuk mengantisipasi adanya manipulasi laba. Definisi operasional dari manajemen laba
adalah potensi penggunaan manajemen akrual dengan tujuan memperoleh keuntungan
pribadi. Berikut adalah hubungan agar dapat memahami manajemen laba sebagai manajemen
akrual: (Belakoui,2004:201):
1.
2.

Total akrual = lapotran laba bersih arus kas dari operasional


Total akrual = akrual bukan pilihan + akrual pilihan

Pendekatan umum untuk mengestimasi akrual pilihan aalah dengan meregresikan total akrual
dari variable yang merupakan wakil dari akrual normal. Akrual yang tidak diharapkan atau
akrual pilihan dianggap sebagai komponen yang tidak dapat dijelaskan dari nilai total akrual.
Contoh akrual spesifik yang telah terbukti digunakan adalah : (Belakoui,2004:201):
1.
2.
3.

Estimasi penyusutan dan provisi piutang tak tertagih.


Cadangan kerugian pinjaman bank
Cadangan penilaian pajak tangguhan

MASALAH AGENSI PEMEGANG SAHAM DAN KREDITOR


Ketika kita membahas aturan kontrak utang dalam konteks lembaga, kita asumsikan bahwa
manajer adalah baik pemilik tunggal dari perusahaan, atau memiliki kepentingan yang benarbenar selaras dengan kepentingan pemilik. Artinya, principal dalam hal ini adalah kreditor,
atau pemberi pinjaman; agen adalah manajer yang bertindak atas nama pemegang saham atau
pemilik lainnya. Mengingat bahwa nilai perusahaan meliputi jumlah utang ditambah dengan
nilai dari ekuitas, salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekuitas adalah untuk
meningkatkan nilai perusahaan, yang lain adalah untuk mentransfer kekayaan dari kreditor.
(godfrey:2010,hal 369-370 )
Smith dan Warner mengakui bahwa masalah keagenan dari utang dapat menimbulkan empat
metode utama dari transfer kekayaan dari debtholders kepada pemegang saham:
(godfrey:2010,hal 370 )

Pembayaran dividen yang berlebihan

Substitusi aset

Kurangnya investasi

Pencairan klaim

Masalah pembayaran dividen yang berlebihan muncul ketika pembayaran utang yang
dipinjamkan kepada perusahaan diasumsikan pada tingkat tertentu pembayaran dividen.
Utang dengan harga sesuai, tetapi perusahaan kemudian mengeluarkan tingkat dividen yang
lebih tinggi. Penerbitan dividen lebih tinggi mengurangi basis aset untuk membayar utang
dan mengurangi nilai hutang. Pada situasi ekstrim, ada insentif bagi manajemen untuk
meminjam dan kemudian membayar semua dana yang dipinjam sebagai dividen,
meninggalkan kreditor dengan tidak ada apa-apa dan meninggalkan pemegang saham dengan
dana. Pemegang saham mendapatkan keuntungan di bawah skema tersebut karena mereka
telah menerima uang tunai, tetapi kewajiban terbatas berarti bahwa mereka tidak secara
pribadi

bertanggung

jawab

atas

hutang

dari

perusahaan

dalam

hal

kepailitan.

(godfrey:2010,hal 370 )
Substitusi aset didasarkan pada premis bahwa pemberi pinjaman yang mau mengambil
resiko. Mereka memberikan pinjaman kepada perusahaan dengan harapan mereka tidak akan
berinvestasi dalam aset atau proyek dari risiko yang lebih tinggi daripada yang diterima oleh
mereka. Sesuai harga utang mereka, melalui tingkat bunga yang dibebankan atau jangka
waktu pinjaman. Setelah itu, mereka tidak berbagi dalam peningkatan keuntungan proyek
yang berisiko tinggi. Namun, mereka berbagi dalam kerugian sejauh kerugian masih dalam
tahap aman untuk memenuhi tuntutan mereka. Di sisi lain, pemegang saham umumnya
memiliki portofolio yang terdiversifikasi dan, dengan kewajiban terbatas, adalah lebih suka
risiko dalam kaitannya dengan investasi mereka dalam perusahaan tertentu. Hal ini karena
mereka berpartisipasi dalam risiko terbalik di mana aset berisiko tinggi memberikan
keuntungan yang tinggi, tetapi terbatas berarti bahwa mereka tidak berpartisipasi dalam risiko
rendah. (godfrey:2010,hal 370 )
Kurangnya investasi terjadi ketika pemilik memiliki insentif untuk tidak melaksanakan
proyek-proyek dengan NPV positif karena untuk melakukannya akan meningkatkan dana
yang tersedia dengan debtholders, tetapi tidak kepada pemilik. Sebagai contoh, bayangkan
sebuah perusahaan yang sedang menghadapi kebangkrutan. Memiliki dana pemegang saham
sebesar negatif $ 90.000. perusahaan bisa berinvestasi dalam proyek yang akan memberikan
NPV positif sebesar $ 50.000. Namun, seluruh $ 50.000 dicatat ke debtholders perusahaan,
bukan kepada pemegang saham. Ini akan mengurangi hutang bersih $ 40,000. hanya jika
proyek yang diperoleh NPV positif lebih dari $ 90,000 akan memaksimalkan kekayaan
pemilik sehingga memiliki insentif untuk berinvestasi dalam proyek. (godfrey:2010,hal 370 )

Pencairan klaim terjadi ketika isu hutang perusahaan dari isu-isu prioritas yang lebih tinggi
daripada utang yang masih dalam masalah. Hal ini meningkatkan dana yang tersedia untuk
meningkatkan nilai perusahaan dan nilai kepemilikan, Tapi mengurangi keamanan relatif dan
nilai hutang yang ada. Hal ini berarti, itu pencairan nilai utang yang ada karena utang yang
kini telah menjadi lebih berisiko dengan adanya hutang prioritas lebih tinggi. Sekali lagi,
pemberi pinjaman dapat mengantisipasi pencairan klaim dan melindungi harga, namun
alternatif adalah bagi pemilik untuk memasukkan dalam perjanjian kontrak utang yang
menyatakan bahwa mereka tidak akan meminjam utang dari prioritas yang lebih tinggi atau
jatuh tempo sebelumnya. (godfrey:2010,hal 370 )
Persyaratan perjanjian utang adalah syarat dan ketentuan tertulis dalam kontrak utang yang
membatasi kegiatan pengelolaan atau mengharuskan manajemen untuk mengambil tindakan
tertentu. Pembatasan yang dirancang untuk melindungi kepentingan debtholders dengan
mensyaratkan, misalnya, bahwa perusahaan mempertahankan tingkat tertentu aset sebagai
jaminan untuk hutang. Pelanggaran dari perjanjian utang merupakan standar teknis pada
kontrak dan menyediakan. Pembatasan yang terdapat dalam kontrak utang umumnya terdiri
satu atau lebih dari empat kategori: (godfrey:2010,hal 371 )

persyaratan perjanjian yang membatasi produksi-peluang investasi perusahaan.

Persyaratan perjanjian ini dirancang untuk mengurangi substitusi aset dan kurangnya
investasi.

persyaratan perjanjian menahan pembayaran dividen dan biasanya mengikat

pembayaran dividen ke fungsi dari keuntungan. Perjanjian ini menghalangi pembayaran


dividen yang berlebihan.

persyaratan perjanjian menahan kebijakan pembiayaan perusahaan. Ini ditujukan pada

masalah pencairan klaim dan biasanya mengambil bentuk membatasi penggunaan utang yang
lebih tinggi

Bonding persyaratan perjanjian yang mengharuskan perusahaan untuk memberikan

informasi tertentu kepada para pemberi pinjaman, seperti laporan dan pengungkapan laporan
keuangan untuk pihak berwenang. Ini membantu pemegang obligasi menentukan apakah
persyaratan perjanjian telah dilanggar atau yang dekat dengan pelanggaran.

Keberadaan utang menunjukkan bahwa manajer, bertindak untuk pemegang saham, memiliki
insentif untuk mentransfer kekayaan dari debtholders kepada pemegang saham. Karena
mereka dibatasi oleh persyaratan perjanjian utang, manajer juga memiliki insentif untuk
mengadopsi prosedur akuntansi yang memungkinkan mereka untuk memikirkan persyaratan
perjanjian. Para peneliti telah membuat hipotesis bahwa dengan meningkatnya leverage
perusahaan, manajer akan memilih prosedur akuntansi yang menggeser pelaporan laba dari
periode mendatang untuk periode ini. Asumsi adalah bahwa, dengan meningkatnya leverage,
perusahaan semakin dekat dengan pembatasan perjanjian, dan dengan demikian insentif
manajer untuk mentransfer kekayaan dari debtholders meningkatkan proporsional.
Peningkatan laba tidak akan menghindari banyak persyaratan perjanjian, karena kendala
cakupan bunga hanya benar-benar menggunakan keuntungan dalam algoritma. Namun,
peningkatan laba umumnya disertai oleh peningkatan aktiva bersih dan penurunan leverage.
Kita bisa ulang kata-kata hipotesis mengatakan bahwa, dengan meningkatnya leverage
perusahaan, manajer akan memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan penurunan aktiva
atau kewajiban, karena banyak perjanjian utang membatasi kewajiban sebagai proporsi dari
aset. Mengurangi pelaporan leverage dalam cara ini menurunkan kemungkinan melanggar
perjanjian utang dasar dalam rasio utang perusahaan. Menariknya, kondisi ekonomi dan
reputasi yang berbeda berarti bahwa peran persyaratan perjanjian hutang dan angka akuntansi
dalam kontrak utang tidak konstan, baik antara perusahaan, atau bahkan untuk perusahaan
yang sama dari waktu ke waktu. (godfrey:2010,hal 372 )
TEORI SIGNALLING
Selain perspektif kontraktor,yang menggambarkan perspektif lebih lanjut tentang pilihan
kebijakan akuntansi. Di bawah perspektif tersebut manajer secara sukarela memberikan
informasi kepada investor untuk membantu pengambilan keputusan mereka.Manajer
melakukan peran ini karena mereka memiliki keunggulan komparatif dalam produksi dan
penyebaran informasi. Informasi akuntansi yang digunakan untuk menunjukkan bagaimana
nilai perusahaan dan klaim terhadap itu akan berubah. Dalam perspektif kontrak efisien,
akuntansi mencerminkan arus kas berubah yang mempengaruhi perusahaan: laporan
akuntansi yang digunakan untuk memantau(konfirmasi) peristiwa ekonomi dan transaksi
yang telah terjadi. (godfrey:2010,hal 375)
Hipotesis informasi mendasari sebagian besar riset pasar modal awal. Dalam studi pasar
modal, manajer diasumsikan memberikan informasi untuk pengambilan keputusan oleh
investor. Dengan demikian, setiap perubahan dalam metode akuntansi harus berarti bahwa

informasi telah berubah dan keputusan investasi harus berubah. Menurut teori signaling,
perusahaan mengharapkan manajer untuk meningkatkan pertumbuhan yang tinggi di masa
depan, maka mereka akan mencoba untuk memberi sinyal kepada investor melalui akun.
Manajer dari perusahaan lain yang berkinerja baik akan mendapat insentif yang sama, dan
manajer dari perusahaan dengan berita yang netral akan memiliki insentif untuk melaporkan
berita positif sehingga mereka tidak dicurigai memiliki hasil yang buruk. Manajer perusahaan
dengan kabar buruk akan memiliki insentif untuk tidak melaporkan. Namun, mereka juga
akan memiliki insentif untuk melaporkan berita buruk mereka, untuk menjaga kredibilitas di
pasar yang efektif di mana sahamnya diperdagangkan. Dengan asumsi insentif ini untuk
sinyal informasi ke pasar modal, menandakan teori memprediksi bahwa perusahaan akan
mengungkapkan informasi lebih dari yang diminta. (godfrey:2010,hal 375)
Konsekuensi logis dari teori signaling adalah bahwa ada insentif bagi semua manajer untuk
menerima sinyal harapan keuntungan masa depan, karena jika investor percaya akan sinyal
tersebut, harga saham akan meningkat dan para pemegang saham (dan manajer bertindak
untuk kepentingan mereka) akan mendapatkan keuntungan. Penelitian insentif signaling
termasuk studi yang menyelidiki mengapa perusahaan secara sukarela mengungkapkan
berita buruk, mengurangi dividen dan peningkatan dividen, pendapatan dan merevaluasi serta
merusak aset, dan mengakui aset internal yang dihasilkan. (godfrey:2010,hal 376)
KONSERVATISME, STANDAR AKUNTANSI DAN BIAYA AGENSI
Dalam diskusi di atas pada teori keagenan kami secara implisit mengasumsikan bahwa
kontrak yang dibuat antara prinsipal dan agen dalam perusahaan, pada dasarnya berbicara
tentang tata kelola perusahaan internal dengan pemegang saham dan demokrasi perusahaan
terhadap kontrak yang efisien dengan meminimalkan biaya keagenan. (godfrey:2010,hal
379 )
Pendekatan lain menuju ke arah model kontrol agen dengan kekuasaan terbatas untuk
kreditor dan pemegang saham. Hal ini muncul karena manajer memiliki jabatan yang terbatas
dan ini memberikan pengaruh bias dalam perkiraan nilai. Dalam ekstrim, jika manajer
sebagai agen memiliki kekuatan diktator dan berusaha untuk bertindak sesuai dengan
kepentingan mereka, maka mungkin juga ada efek yang dapat mempengaruhi perekonomian
secara keseluruhan. (godfrey:2010,hal 379)

Pandangan konservatisme Tradisional dalam akuntansi berarti mempercepat pengakuan


beban dan menunda pengakuan pendapatan yang bertujuanuntuk mengantisipasi keuntungan
selain mengantisipasi semua kerugian. Konservatisme muncul karena ada keperluan
verifikasi asimetri yang memaksakan tingkat yang lebih tinggi verifikasi untuk pendapatan
jika dibandingkan dengan pengeluaran dan ini umumnya berfungsi untuk mengurangi
pelaporan laba. Selanjutnya, sistem penilaian didasarkan pada nilai historis dan revaluasi
tidak mengikuti aturan di amerika serikat. Penggunaan biaya hisrorical konservatif secara
efektif berarti nilai-nilai peningkatan aset apapun akan berpengaruh ke pendapatan karena
mereka direalisasikan melalui transaksi, bukan melalui

pengungkapan nilai segera.

Akhirnya, prinsip akuntansi dapat mengurangi pengungkapan pendapatan, sehingga


mengurangi kemampuan manajer untuk melaporkan peluang dari angka akuntansi. Oleh
karena itu probabilitas manajer dan auditor yang disetujui meningkatkan atau menurunkan
lebih atau kurang percepatan pelaporan pendapatan. (godfrey:2010,hal 379-380 )
EVALUASI TEORI
Meskipun perkembangan teori akuntansi positif telah diterima oleh banyak akademisi, hal
ini adil untuk dikatakan bahwa teori akuntansi positif tidak diterima dengan baik oleh
semua. Dengan

berkonsentrasi

pada pernyataan positif

daripada pernyataan normatif,

Howieson berpendapat bahwa akademisi sekarang mengabaikan resiko yang merupakan


peran yang sangat penting dalam masyarakat. Dua kritik dari teori akuntansi positif dibagi
menjadi 2 kategori : (godfrey:2010,hal 389-390)
1.

Kritik statistik dan metodologi

Sebuah kritik utama dari teori akuntansi positif adalah bahwa bukti empiris yang berkaitan
dengan penjelasan pemiilihan kebijakan akuntansi, dan efeknya terhadap harga saham
dan kontrak perusahaan yang lemah dan tidak meyakinkan . Secara khusus, kritik
statistik dan metodologi menjelaskan bahwa: (godfrey:2010,hal 390)

Variabel penjelas dalam beberapa penelitian tidak signifikan dan tidak dapat

diprediksi

Kekuatan prediksi dari model hipotesis rendah

Ada kolinearitas antara variabel kontrak.

model Cross-sectional kurang spesifik

Ukuran seperti ukuran perusahaan, untuk mengoperasionalkan biaya politik tidak

didefinisikan dengan baik dalam arti teori, atau dalam arti pengukuran (kesalahan
dalam variabel).
Selanjutnya, Christie menguji

hipotesis

statistik

bahwa teori

akuntansi positif

dapat menjelaskan pilihan prosedur akuntansi dengan menjumlahkan hasil tes dalam studi
yang di publikasikan. Dia menyimpulkan bahwa ada enam Variabel, dari penelitian akuntansi
positif yang secara konsisten menunjukkan signifikan secara statistik. Variabel tersebut
adalah : (godfrey:2010,hal 390)

Kompensasi manajer

cakupan bunga

rasio utang

ukuran

hambatan deviden

risiko

Christie juga mengamati bahwa teori akuntansi positif masih berkembang sebagai paradigma,
Seperti ilmu-ilmu sosial lainnya, ada kecenderungan untuk mempublikasikan hasil yang
mendukung sebuah teori dalam penelitian sebelumnya. (godfrey:2010,hal 391)
1.

Kritik filosofi

Sejak kemunculannya sebagai model alternatif teori normatif, teori akuntansi positif telah
mengalami kritik filosofis. Kritik disajikan bawah ini, bersama dengan ringkasan singkat
mengenai tanggapan dari teoritis akuntansi positif. Tinker, Merino dan Neimark menyarankan
bahwa teori akuntansi positif dengan
penelitian memilih topik untuk
diterapkan. Untuk
yang layak

itu

mereka

klaim

diselidiki

tersebut,
dengan

dan

nilai

metode dan

masih memberlakukan pertimbangan

diselidiki. Wattsdan

Zimmerman menunjukkan

yang

dimuat, sejak

asumsi yang
nilai tentang

akan
apa

bahwa, sejak teori

akuntansi positif memberikan permintaan informasi, orang yang memerlukan teori akuntansi
untuk sejumlah alasan akan memilih dari teori yang tersedia. (godfrey:2010,hal 391)
Christenson berpendapat bahwa ciri teori akuntansi positif bukan sebagai teori akuntansi,
tetapi sebagai sosiologi akuntansi karena itu berkonsentrasi pada perilaku manusia dan
bukan pada

perilaku atau

pengukuran entitas akuntansi. Sebagai

tanggapan, Watts

dan Zimmerman komentar bahwa entitas akuntansi dapat diakui hanya dari segi perilaku
dari individu yang terkait dengan perusahaan-pemegang saham, manajer, akuntan, auditor.
(godfrey:2010,hal 391)
Suatu kritik lainnya berdasar pada pendapat bahwa teory positif atau empiris adalah juga
normative dan bernilai karena teori tersebut biasanya menandai suatu ideology konservatif
dalam dampak kebijakan akuntansi. Kritik yang terkeras atas teori akuntansi positif berasal
dari sterling dengan komentarnya bahwa : (Belakoui,2004:191)
1.

Dua pilar dari studi bebas nilai dan praktek akuntansi adalah hal yang tidak bersifat
substantive.
2.
Pendukung ekonomi dan ilmu dari teori adalah salah.
3.
Hasil pencapainnya nihil.
1.
PENGUNGKAPAN
1.

Pengungkapan

Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan.


Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu
penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen keuangan. (Suwardjono:
2010, hal. 578)
2.

Fungsi dan Tujuan Pengungkapan

Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu
untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang
mempunyai kepentingan berbeda-beda. Karena pasar modal merupakan sarana pemenuhan
dana dari masyarakat, pengungkapan dapat diwajibkan untuk: (Suwardjono: 2010, hal. 580)
1.
2.
3.

Tujuan melindungi
Tujuan informatif
Tujuan kebutuhan khusus

3.

Kendala Pengungkapan

Tujuan perlindungan atau protektif biasanya menuntut pengungkapan yang lebih luas dan
lebih rinci. Pengungkapan yang lebih luas biasanya terkendala oleh keengganan perusahaan
untuk menyediakan informasi. (Suwardjono: 2010, hal. 582)
1.

Pengungkapan wajib dan Sukarela

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luar apa yang
diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas. Teori persignalan
melandasi pengungkapan sukarela ini. Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan
informasi privat yang menurut pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan pemegang
saham khususnya kalau informasi tersebut merupakan berita baik. Manajemen juga berminat
menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan kredibilitasnya dan kesuksesan
perusahaan meskipun informasi tersebut tidak diwajibkan. Beberapa penelitian akademik
juga menunjukkan bahwa makin besar perusahaan maka makin banyak pengungkapan
sukarela yang disampaikan. (Suwardjono: 2010, hal. 583)
5.

Regulasi pengungkapan

Beberapa argumen mendukung perlunya regulasi dalam penyediaan informasi, yaitu :


(Suwardjono: 2010, hal. 584)

Penyalahgunaan
Eksternalitas
Asimetri informasi
Keengganan Manajemen

Pengungkapan meliputi statemen keuangan itu sendiri dan semua informasi pelengkap. SEC
mewajibkan perusahaan publik untuk menyusun dua laporan tahunan. Satu harus diserahkan
ke SEC dan satu harus disusun untuk keperluan pemegang saham dan pihak eksternal
lainnya. FASB lebih berfokus pada bagaimana mengungkapkan atau format pengungkapan
terutama dalam pelaporan keuangan. Hal ini disebut struktur pengaturan ganda. (Suwardjono:
2010, hal. 583)
Struktur pengaturan ganda di Indonesia kurang lebih sama yang diterapkan di Amerika.
Dalam hal ini, BAPEPAM lebih berkepentingan dengan tingkat pengungkapan dan apa yang
harus diungkapkan terutama untuk kepentingan pendaftaran publik dan penawaran publik

perdana, IAI lebih berfokus pada bagaimana mengungkapkan atau format pengungkapan
terutama dalam pelaporan keuangan eksternal. Untuk tujuan pelaporan keuangan, Hendriksen
dan Van Breda,(1990:863-871) menunjukkan beberapa pos statemen atau jenis informasi
yang memerlukan pengungkapan, yaitu :

Penjelasan kualitatif atau deskriptif terhadap data kuantitatif yang tertuang dalam
statemen keuangan tradisional
Prakiraan keuangan
Kebijakan akuntansi
Perubahan akuntansi
Peristiwa pascastatemen
Segmen usaha

Alasan pendukung revisi:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Distorsi Akumulasi Dana Penggantian


Argumen Penyanggah
Revisi Terus Menerus Tidak Praktis
Hasil Penilaian Tidak Meyakinkan
Depresiasi bukan Akumulasi Dana
Pengurangan Nilai Buku Fasilitas Fisis

Pengurangan dapat dilakukan kalau suatu kondisi menyebabkan terjadinya penurunan


kemampuan asset. Kondisi yang dapat menimbulkan penurunan kemampuan asset misalnya
saja, kalau telah menjadi jelas efektif suatu fasilitas fisis menjadi tidak memadai lagi karena
timbul tekhnologi baru yang tidak terduga sebelumnya atau karena faktor khusus lainnya
sehingga depresiasi akumulasian sampai saat itu menjadi terlalu kecil. (Suwardjono: 2010,
hal. 583)
7.

Pengangguran Sementara

Kalau fasilitas fisis tertentu tidak digunakan karena alasan musim atau lainnya maka
pengangguran sementara ini tidak dapat dijadikan alasan untuk melakukan pengurangan besar
kos asset. Demikian juga pengurangan kos menjadi rugi.
8.

Konversi Kos Rupiah Daya Beli

Karena daya beli dianggap stabil, rerangka akuntansi pokok atas dasar kos histori sering
disangkal manfaatnya. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa satuan uang sebagai
pengukur bahan olah akuntansi tidak stabil daya belinya. Artinya, kos tercatat yang

merupakan jumlah rupiah kesepakatan akan berbeda dalam dua titik waktu yang berbeda
kalau dinyatakan dalam tingkat harga umum yang berlaku pada dua waktu tersebut.
(Suwardjono: 2010, hal. 583)
Disimpulkan bahwa rerangka akuntansi pokok memang mempunyai kelemahan karena
adanya perubahan nilai. Perubahan nilai dapat terjadi karena fluktuasi harga atau karena
perubaha daya beli. Tidak ada keberatan sama sekali untuk memasukkan segala macam
bentuk sarana interpretif dalam pelaporan keuangan asalkan rerangka akuntansi pokok tetap
dipertahankan. Artinya, harus tetap terpelihara buku besar yang berisi kos actual atau historis.
Revisi kos dapat dilakukan dengan menyediakan buku besar terpisah untuk mencatat revisi
dan berfungsi sebagai akun-akun penambah atau akun penilaian atau kontra akun.
(Suwardjono: 2010, hal. 583)

Anda mungkin juga menyukai