Anda di halaman 1dari 48

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DENGAN

KEPATUHAN IBU HAMIL MEMINUM TABLET ZAT BESI


DI DESA LANGENSARI KECAMATAN UNGARAN
KABUPATEN SEMARANG

Oleh :
NI MADE RIAS WIPAYANI
040501080

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


STIKES NGUDI WALUYO
2008

Program Studi DIII Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran


Mini Riset, Agustus 2008
Ni Made Rias Wipayani
040501068
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kepatuhan Ibu Hamil
Meminum Tablet Zat Besi
xiii + 51 halaman + 7 tabel + 2 gambar +10 lampiran
ABSTRAK
Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya
sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
Tujuan penelitian ini adalah mencari hubungan tingkat pengetahuan tentang
anemia dengan kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat bes di BPS Alamanda
Langensari Ungaran. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi
korelasi dengan pendekatan crossectional
Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah ibu hamil di Desa Langensari
dengan jumlah 30 orang. Alat pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian
ini adalah kuisioner. Analisis data menggunakan uji korelasi Kendal Tau.
Hasil penelitian didapatkan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan
tinggi tentang anemia sebesar 16 orang (53,3%), tingkat pengetahuan sedang sebesar
10 orang (33,3%) dan tingkat pengetahuan rendah sebesar 4 orang (13,3%).
Responden yang patuh meminum tablet zat besi ada 21 orang (70,0%) dan tidak
patuh meminum tablet zat besi ada 9 orang (30,0%). Adanya hubungan yang
bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil
dalam meminum tablet zat besi (p value = 0,014 0,05).
Disarankan kepada ibu hamil hendaknya memperhatikan kesehatan dirinya
dengan makan makanan yang bergizi dan mengkonsumsi suplemen zat besi untuk
mencukupi kebutuhan zat besi dalam tubuh serta ibu hamil diharapkan tidak
mengkonsumsi kopi dan teh setelah dan atau bersamaan dengan minum tablet zat
besi karena akan menghambat zat besi dalam tubuh.
Kata kunci
: pengetahuan, kepatuhan meminum tablet zat besi
Daftar pustaka : 19 referensi (1998 2008)

PERNYATAAN PERSETUJUAN
Mini Riset ini telah disetujui, diperiksa dan siap dipertahankan di hadapan tim
penguji mini riset Program Studi DIII Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

Ungaran, Agustus 2008

Pembimbing I

Pembimbing II

HALAMAN PENGESAHAN

PANITIA SIDANG UJIAN MINI RISET


PROGAM STUDI DIII KEBIDANAN
STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN

Ungaran, Agustus 2008

Penguji I
(mmmmmmmmmm)

Penguji II
(mmmmmmmmmm)

Penguji III
(mmmmmmmmmm)

KATA PENGANTAR
Om Swastiastu
Puji syukur atas segala perlindungan, karunia dan rahmat dari Ida Sang
Hyang Widi Wasa, sehingga peneliti dapat menyelesaikan mini riset dengan judul
Hubungan Pengetahuan Tentang Anemia dengan Kepatuhan Ibu Hamil Meminum
Tablet Zat Besi di Desa Langensari Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang
Dengan segala keterbatasan, mini riset ini dapat diselesaikan berkat bantuan,
bimbingan dan dorongan dari berbagian pihak. Untuk itu, peneliti ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Asaat Pitoyo, Skp. M. Kes, selaku Ketua STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
2. Ibu Heni Herawati Pranoto S.Sit, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
STIKES Ngudi Waluyo ungaran
3. Bapak Drs Rahardjo Apriyatmoko, SKM M.kes selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk memberi petunjuk dan membimbing peneliti dalam
menyelesaikan mini riset ini.
4. Ibu Rini Susanti S.Sit selaku pembimbing II yang telah membimbing peneliti
untuk menyusun mini riset ini.
5. Bidan Heni dan Bidan Diah yang telah membantu dalam proses penelitian ini
6. Bapak, Ibu, Ayu, dik Alit dan seluruh keluarga yang selalu mendoakan, memberi
dorongan serta membantu peneliti baik secara moril, spirituil dan materiil,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan mini riset ini
7. Seseorang yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi, perhatian,
semangat, canda, kasih sayang dan doanya agar peneliti dapat meraih cita-cita

8. Teman-teman seperjuangan PRODI DIII Kebidanan NWU angkatan ke II, terima


kasih atas dukungan baik dalam susah, senang dan sedih, serta semua pihak yang
telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan mini riset ini yang tidak dapat
peneliti sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan mini riset ini sangat jauh dari
kesempurnaan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
guna penyempurnaan mini riset ini. Akhirnya peneliti berharap semoga mini riset ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan dan membutuhkannya.

Ungaran,

Agustus 2008

Peneliti
.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Anemia

pada

kehamilan

merupakan

masalah

yang

umum

karena

mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya


sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia hamil disebut
Potensial danger of mother and child (potensial membahayakan ibu dan anak),
karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkaIt
dalam pelayanan kesehatan pada hari terdepan (Manuaba, 1998). Menurut WHO
4% kematian para ibu di negara yang sedang berkembang berkaitan dengan
anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia disebabkan oleh definisi besi dan
perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi (Sarwono,
2000).
Dari hasil pemeriksaan 640 ibu hamil terdapat 500 ibu hamil yang
mengatakan tidak rutin meminum tablet zat besi, anemia dalam kehamilan
memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan,
persalinan, maupun dalam nifas. Berbagai penyakit dapat timbul akibat anemia
seperti abortus, partus prematur, partus lama, akibat insersi uteri, perdarahan post
partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra partum maupun post partum
(Manuaba, 2001).
Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil dinas kesehatan propinsi
Jawa Tengah mempunyai program suplementasi tablet tambah darah yang bisa

didapatkan di Puskesmas daerah. Tablet tambah darah dapat menghindari anemia


besi dan anemia asam folat. Pada ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi
tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil. Pada beberapa ibu hamil, zat besi
yang terkandung dalam vitamin kehamilan bisa menyebabkan sembelit atau
diare.
Diseluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, berkisar
antara 10% dan 20% karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat
penting dalam timbulnya anemia maka dapat difahami bahwa frekuensi itu lebih
tinggi lagi di negara-negara yang sedang maju.
Di BPS Alamanda Ny. Heni parjiman, ibu hamil selalu diberikan tablet Fe
setiap ANC namun sebagian besar dari mereka belum mengetahui pentingnya
mengkonsumsi tablet Fe sehingga terjadi ketidakpatuhan ibu hamil untuk
meminum tablet Fe.
Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan adalah 800 mg besi diantaranya
300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu, untuk
itulah ibu hamil membutuhkan 2-3 mg zat besi tiap hari (Manuaba, 2001).
Secara umum, ketidak patuhan dapat menyebabkan meningkatnya resiko
berkembangnya masalah kesehatan atau memperpanjang atau memperburuk
kesakitan yang sedang diderita. Perkiraan yang ada menyatakan bahwa 20%
opname di rumah sakit merupakan akibat dari ketidakpatuhan pasien terhadap
aturan pengobatan. Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat
mencerminkan seberapa besar peluang untuk terkena anemia. Pemberian
informasi tentang anemia akan bertambah. Pengetahuan mereka tentang anemia,

karena pengetahuan memegang peranan yang sangat penting sehingga ibu hamil
patuh meminum zat besi.
Menurut BKKBN (2001) pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan
khususnya anemia akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada
pelaksanaan program pencegahan anemia, sikap tersebut dapat berupa tanggapan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

tersebut

dapat

dibuat

suatu

rumusan

permasalahan sebagai berikut Adakah hubungan tingkat pengetahuan tentang


anemia dengan kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan
kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi di BPS Alamanda langensasri
Ungaran.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu
hamil di BPS Alamanda.
b. Mengetahui kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi di BPS
Alamanda Langensari.
c. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang anemia dengan
kepatuhan meminum tablet zat besi di BPS Alamanda Langensari.

10

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi
Sebagai pedoman bagi mahasiswa dalam meningkatkan pembelajaran
tentang anemia.
2. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan tentang metode penelitian yang telah diperoleh
selama perkuliahan.
3. Bagi Bidan
a. Menambah infromasi tentang pentingnya pemberian tablet besi pada Ibu
hamil.
b. Menambah informasi dan pengetahuan tentang cara mencegah terjadinya
anemia.
c. Menambah pengetahuan tentang penyebab terjadinya ketidakpatuhan ibu
hamil meminum tablet zat besi.
4. Bagi Ibu Hamil
Menambah informasi dan pengetahuan kepada para ibu hamil tentang
resiko anemia sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para ibu
hamil untuk mengkonsumsi tablet zat besi sesuai anjuran tenaga kesehatan,
yaitu minimal dapat mencegah terjadinya kekurangan zat besi.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Anemia Pada Kehamilan


Anemia atau sering disebut kurang adalah keadaan dimana darah merah
kurang dari normal.Dan biasanya yang digunakan sebagai dasar adalah keadar
Hemoglobin (Hb). Anemia kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi.
Anemia pada kehmailan merupakan masalah nasional mencerminkan nilai
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap
sumber daya manusia.
Anemia hamil disebut potensial danger to mother and childanemia
(potensial membahayakan ibu dan anak). Kerena itulah anemia memerlukan
perhatian serius dan semua pihak yang terkaitdlam pelayanan kesehatan pada
masa yang akan dating (Manuaba, 1998).
1. Macam-macam anemia selama kehamilan
a. Anemia Defisiensi Besi
Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah
defisiensi besi dan kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling
berkaitan erat, karena pengeluaran darah yang berlebihan disertai
hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatu
kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada
kehamilan berikutnya.

Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi


besi (Scholl, 1998). Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu
akan besi yang dipicu oleh kehamilannya rata-rata mendekati 800 mg;
sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu
sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total
ini 1000 mg jelas melebihi cadangan besi pada sebagian besar wanita.
Kecuali apabila perbedaan antara jumlah cadangan besi ibu dan
kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan diatas
dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi
anemia defisiensi besi.
Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama
trimester kedua, maka kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai
penurunan tajam konsentrasi hemoglobin. Walaupun pada trimester ketiga
laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar, kebutuhan akan besi
tetap meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut dan
banyak besi yang sekarang disalurkan kepada janin. Karena jumlah besi
tidak jauh berbeda dari jumlah yang secara normal dialihkan, neonatus
dari ibu dengan anemia berat tidak menderita anemia defisiensi besi
( Arisman, 2007 ).
b. Anemia akibat perdarahan akut
Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa
dapat menjadi sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah
pelahiran. Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan sering terjadi

pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa.


Perdarahan masih membutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan
mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah darah
yang diganti umumnya tidak mengatasi difisit hemoglobin akibat
perdarahan secara tuntas, secara umum apabila hipovolemia yang
berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisa
seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang
yang hemoglobinnya lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi
menghadapi kemungkinan perdarahan serius, dapat berobat jalan tanpa
memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi besi selama setidaknya
3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi darah
( Sarwono, 2005 ).
c. Anemia pada penyakit kronik
Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah
sejak jaman dulu dikenal sebagai ciri penyakit kronik. Berbagai penyakit
terutama infeksi kronik dan neoplasma menyebabkan anemia derajat
sedang dan kadang-kadang berat, biasanya dengan eritrosit yan sedikit
hipokromik dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis,
endokarditis, atau esteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi
antimikroba telah secara bermakna menurunkan insiden penyakitpenyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker dan kemoterapi,
infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan peradangan kronik
merupakan penyebab tersering anemia bentuk ini.

Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan anemia.


Beberapa diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit
peradangan usus (inflammatory bowel disease), lupus eritematosus
sistemetik, infeksi granulomatosa, keganasan, dan arthritis remotoid.
Anemia biasanya semakin berat seiring dengan meningkatnya volume
plasma melebihi ekspansi massa sel darah merah. Wanita dengan
pielonfritis akut berat sering mengalami anemia nyata. Hal ini tampaknya
terjadi

akibat

meningkatnya

destruksi

eritosit

dengan

produksi

eritropoietin normal (Cavenee dkk,1994).


d. Defisiensi Vitamin B12/Definisi Megaloblastik
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B 12
selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh
menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah
suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan
ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai
pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa
lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri
berlebihan di usus halus.
Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama
kehamilan, kadar nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein
pengangkut B12 transkobalamin (zamorano dkk, 1985). Wanita yang telah
menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin
(vitamin B12) intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani

gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama


kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk
menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena
kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita
yang mungkin hamil dan secara bersamaan mengidap anemia pernisiosa
Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak diobati).
e. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :
1) Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer,
talasemia, anemia sel sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan
paraksismal nokturnal hemoglobinuria
2) Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat
logam, dan dapat beserta obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin dan
lain-lain.
Gejala utama adalah anemia dengan kelaina-kelainan gambaran darah,
kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada
organ-organ vital
Pengobatan

bergantung

pada

jenis

anemia

hemolitik

serta

penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya di berantas


dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun, pada beberapa jenis
obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka transfusi darah yang
berulang dapat membantu penderita ini.

10

f. Anemia Aplastik dan Hipoplastik


Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah
suatu penyulit yang parah. Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai
anemia, biasanya disertai trombositopenia, leucopenia, dan sumsum
tulang yang sangat hiposeluler (Marsh dll, 1999). Pada sekitar sepertiga
kasus, anemua dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasim,
leukemia, dan gangguan imunologis.
Kelainan

fungsional

mendasar

tampaknya

adalah

penurunan

mencolok sel induk yang terikat di sumsum tulang. Banyak bukti yang
menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai oleh proses imunologis
(Young dan Maciejewski, 1997). Pada penyakit yang parah, yang
didefinisikan sebagai hiposelularitas sumsum tulang yang kurang dari 25
persen, angka kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 persen (Suhemi,
2007).
2. Penyebab Anemia Kehamilan
a. Kurangnya mengkonsumsi makanan kaya zat besi, terutama yang berasal
dari sumber hewani yang mudah diserap.
b. Kekurangan zat besi karena kebutuhan yang meningkat seperti pada
kehamialn
c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada pendarahan termasuk haid yang
berlebihan, sering melahirkan dengan jarak yang dekat.
d. Pemecahan eritrosit terlalu cepat (hemolisis) (Gultom, 2005).

11

3. Gejala-gejala yang Muncul pada Anemia


Menurut Indoglobal, (2007) gejala-gejala yang sering muncul pada
anemia :
a. 5 L (letih, lelah, lemah, lesu dan lunglai)
b. Nafsu makanan penurun atau anoreksia
c. Sakit kepala
d. Konsentrasi menurun
e. Pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk
f. Nafas pendek (pada anemia yang parah)
Pada pemeriksaan didapat gejala anemia
a. Kulit pucat
b. Kuku-kuku jari pucat
c. Rambut rapuh (pada anemia yang parah)
Menurut Sarwono, (2005) Pengaruh Anemia terhadap kehamilan
a. Penyakit yang timbul akibat anemia anemia :
1) Abortus
2) Partus prematurus
3) Partus lama karena inerlia uteri
4) Perdarahan post partum karena atonia uteri
5) Syok
6) Infeksi baik intra partum maupun post partum

12

7) Anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 gr/100ml dapat


mneyebabkan dekompensasi kordis.
b. Bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang
baik, seperti :
1) Kematian mudigah
2) Kematian perinatal
3) Prematuritas
4) Dapat terjadi cacat bawan
5) Cadangan besi kurang
Menurut Herlina, (2007) Cara mencegah anemia adalah:
a. Meningkatkan konsumsi zat besi terutama dari sumber hewani yang
mudah diserap.
b. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari bagi ibu hamil minimal 1 tablet
selama kehamilan
c. Mengantur jarak kelahiran dengan menjadi peserta keluarga berencana
(KB)
4. Kebutuhan zat besi pada wanita hamil
Wanita memerlukan Zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi
menstruasi dengan pendarahan sebanyak 50 sampai 80 cc setiap bulan dan
kehillangan Zatbesi sebesar 30 sampai 40 mgr. Disamping itu kehamilan
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah
dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta.

13

Sebagai gambaran banyak kebutuhan zat besi pada kehamilan adalah :


a. Meningkatkan sel darah ibu

500 mgr Fe

b. Terdapat dalam plasenta

300 mgr Fe

c. Untuk darah janin

100 mgr Fe
Jumlah 900 mgr Fe

Jika persalinan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan


mengurus persendian Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada
kehamilan berikutnya (Zulhaida, 2007).
5. Nutrisi penting selama kehamilan
a. Karbohidrat
b. Potein
c. Mineral
d. Vitamin B kompleks
e. Vitamin D
f. Vitamin E
g. Asam folat
h. Zat besi
i. Kasium

14

B. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Penginderaan
terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia, yakni: penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui
tentang suatu obyek tertentu termasuk ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan

yang

diketahui

Pengetahuan

dikumpulkan

oleh

dengan

manusia
tujuan

(Suriasumantri,

untuk

menjawab

1998).
semua

permasalahan kehidupan sehari-hari yang dialami oleh manusia dan untuk


digunakan dalam menawarkan berbagai kemudahan padanya.
Pengetahuan itu sendiri banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain: adalah pendidikan formal. Jadi pengetahuan sangat erat hubungannya
dengan pendidikan, di mana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang
tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan
tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah,
mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa, peningkatan
pengetahuan tidak mutlak di peroleh dari pendidikan non formal.
Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung dua aspek yaitu
positif dan negatif. Kedua aspek ilmiah yang pada akhirnya akan menentukan
sikap seseorang tentang suatu obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif

15

dan obyek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadap obyek tertentu.
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitive mempunyai 6 tingkatan.
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (Recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara

benar

tentang

obyek

yang

diketahui

dan

dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah


paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek
yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya (real).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukumhukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau

16

situasi yang lain. Misalnya penggunaan rumus static dalam perhitungan


hasil penelitian.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu metode kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti
dapat menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya
dapat menyusun, merencanakan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap
suatu teori atau rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justification
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian
tersebut didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya:
dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut ber-KB,
tidak mau memeriksakan kehamilan dan sebagainya.

17

C. Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi


Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat. Kepatuhan adalah
tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan prilaku yang disarankan dokter
atau oleh orang lain (Arisman, 2004).
Menurut

Sudarwati

(1998)

tingkat

kepatuihan

adalah

pengukuran

pelaksanaan kegiatan, yang sesuai dengan langkah-langklah yang telah


ditetapkan, perhitung tingkat kepatuhan dapat di kontrol bahwa pelaksana
program telah melaksanakan kegiatan sesuai standar.
Kepatuhan pasien yang berdasarkan rasa terpaksa atau ketidak pahaman
tentang pentingnya perilaku tersebut dapat disusul dengan kepatuhan yang
berbeda jenisnya, yaitu kepatuhan demi menjaga hubungan baik dengan petugas
kesehatan atau dengan tokoh yang menganjurkannya.
Motivasi ini belum dapat dijadikan jaminan bahwa pasien akan mematuhi
seterusnya karena jika pasien sudah merasa jenuh atau bosan maka dia tidak
perlu lagi melanjutkan perilaku tersebut (Sarwono, 1997).
Ibu hamil minimal mendapatkan 90 tab, dan bermanfaat bila diminum secara
teratur,

tablet setiap hari selama kehamilan, Tablet tambah darah diminum

dengan air putih jamgam diminum dengan air teh, susu atau kopi
karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga
manfaatnya menjadi berkurang (Dep kes, 200).
Kadang-kadang tablet tambah darah menimbulkan perasaan tidak enak
seperti sakit perut, tidak enak, mual, susah buang air besar, tinja berwarna hitam,
ini karena kandungan zat besinya tinggi yaitu 200 mg atau 60 mg besi elemental

18

dan 0,25 mg asam folat untuk mengurangi sebaiknya tablet tambah darah di
minum setelah makan malam atau menjelang tidur, Akan tetapi lebih baik bila
setelah minum tablet tambah darah disertai makan buah-buahan seperti pisang
ambon (Nuri, 2005).
Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa indikator-indikator yang dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap
kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi :
a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit.
b. pengetahuan tentang cara pemeliharaan tentang kesehatan dan cara hidup
sehat.
c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.
Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa keilmuan tentang pengetahuan dibagi
menjadi 2 yaitu :
a. Pengetahuan secara formal
Pengetahuan yang didasarkan pada jenjang pendidikan rendah ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dan didapat dari ilmu pengetahuan melalui
tingkat pembelajaran tersebut terdiri dari TK, SD, SMP, SMU dan Perguruan
Tinggi.
b. Pengetahuan secara informal
Pengetahuan informal adalah pengetahuan yang didapat dari luar lingkup
pendidikan. Pengetahuan informal didapat melalui media elektronik (TV,
radio atau alat elektronik lainnya) dan media masa (koran, majalah atau buku-

19

buku pelajaran) maupun dari orang lain yang memberikan informasi tentang
pengetahuan.
Menurut Notoatmodjo (2003) faktor-faktor yang mempengaruhan
pengetahuan :
1. Tingkat Pendidikan
Adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi
perubahan prilaku positif yang meningkat.
2. Informasi
Seseorang mendapatkan informasi yang lebih banyak akan menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.
3. Pengalaman
Sesuatu

yang

pernah

dilakukan

seseorang

dapat

menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal.


4. Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan
5. Sosial Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan Pada
kenyataannya tidak semua ibu hamil yang mendapat tablet zat besi
meminumnya secara rutin, hal ini dapat disebabkan karena faktor
ketidaktahuan pentingnya tablet zat besi untuk kehamilannya. Dampak
yang diakibatkan minum tablet zat besi dan penyerapan/respon tubuh
terhadap tablet zat besi kurang baik sehingga tidak terjadi peningkatan

20

hemoglobin

sesuai dengan yang diharapkan.

Faktor lain yang

berhubungan dengan anemia adalah adanya penyakit

infeksi bakteri,

parasit usus seperti cacing tambang, malaria. Faktor sosial ekonomi yang
rendah juga memegang peran penting kaitannya dengan asupan gizi ibu
selama hamil (Herlina, 2007).
Menurut Depkes RI (2002) dalam Niver (2002) faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi yaitu :
1. Pengetahuan
Pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan kegunaan dari zat besi
didapat dari penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil
tersebut melakukan pemeriksaan ANC.
Tingkat pengetahuan ibu juga mempengaruhi ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet zat besi (Depkes, 2002).
2. Tingkat Pendidikan
Latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat berpengaruh
terhadap kepatuhan ibu meminum tablet besi (Depkes, 2001).
3. Pemeriksaan ANC
Pemeriksaan ANC selama hamil sedikitnya 4 x pelayanan antenatal
yaitu satu kali untuk trimester I, 1 kali untuk trimester II, dan dua kali
untuk trimester III, pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan
ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko
tinggi khususnya anemia kurang gizi, hipertensi. Bidan juga

21

memberikan nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait


lainnya. Dalam setiap kinjungan ANC bidan menonjolkan kepada ibu
hamil apakah persediaannya cukup (Depkes, 2001).
Menurut WHO (1995) manfaat dan kepatuhan ibu hamil
meminum tablet zat besi yaitu :
a. Bisa mencegah anemia defesiensi besi
Karena pada wanita hamil cenderung mengalami defesiensi baik
zat besi maupun folat. Oleh karena itu penting sekali bagi ibu
hamil untuk meminum tablet zat besi setiap hari.
b. Bahaya selama kehamilan, persalinan dan nifas dapat dihindari
Menurut Smet (1994), beberapa sebab rendahnya kepatuhan ibu
hamil meminum tablet zat besi antara lain karena faktor program
dan faktor individu yang meliputi :
1) Individu tidak merasa dirinya sakit
2) Ketidaktahuan akan gejala atau tanda-tanda dan dampak yang
ditimbulkan
3) Kelainan ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam
tablet zat besi setiap hari sampai waktu yang cukup lama
4) Adanya efek samping gastrointestinal seperti mual, rasa nyeri
lambung
5) Kurang doterimanya warna, rasa dan beberapa karateristik lain
dari suplemen besi

22

6) Rasa takut terhadap suplemen besi dapat memperbesar janin


dan akan menyulitkan dalam persalinan
Menurut WHO (1995) dampak dari ketidakpatuhan ibu hamil
meminum tablet Fe yaitu :
a. Bisa terjadi anemia defisiensi besi
b. Meningkatkan bahaya kehamilan, persalinandan nifas
Menurut Never (2002) cara-cara untuk meningkatkan kepatuhan
ibu hamil untuk meminum tablet zat besi yaitu :
a. Memberikan informasi tujuan dari pemberian tablet zat besi
seorang ibu hamil akan dengan senang hati meminum tablet zat
besi setiap hari apabila dia tahu manfaat dan tujuan dari tabelt zat
besi.
b. Perilaku sehat ibu hamil yang menyadari pentingnya untuk
mengkonsumsi tablet zat besi setiap hari.
c. Tenaga kesehatan memberikan petunjuk cara meminum tablet zat
besi
d. Motivasi dari keluarga ibu hamil agar patuh meminum tablet zat
besi setiap hari.
e. Dukungan dari tenaga kesehatan dengan menjalin komunikasi
yang baik dan memberikan penghargaan yang positif bagi ibu
hamil yang telah mampu meminum tablet zat besi setiap hari.

BAB III
KERANGKA KERJA PENELITIAN

A. Kerangka Teori

Pengetahuan

Kepatuhan ibu hamil

Patuh :

Tingkat

dalam

Pendidikan

tablet zat besi

meminum

Mencegah
anemia

Bahaya
kehamilan
persalinan dan

nifas dapat
Tidal patuh :

Anemia
defisiensi besi

Meningkatnya
bahaya
selama
kehamilan
persalinan dan

Kerangka Teori Penelitian


Sumber : Notoatmodjo (2002), Notoatmodjo (2007)

B. Kerangka Konsep

Pengetahuan tentang
anemia

Kepatuhan ibu hamil


meminum tablet zat besi

Kerangka konsep penelitian

23

nifas

24

C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang anemia sebagai
variabel independen dan kepatuhan ibu

hamil meminum tablet Fe sebagai

variabel dependen.
D. Definisi Operasional
Variabel
Independen
Tingkat
pengetahuan
tentang
anemia

Dependen
Kepatuhan
ibu dalam
mengkonsu
msi tablet
tambah
darah

Definisi
Operasional

Cara ukur

Hasil ukur

Merupakan
kemampuan
responden
untuk
menjawab
pertanyaan
tentang
pengertian
anemia,
gejala
anemia,
terapi anemia
dan
cara
meminum
tablet besi.

Kuesioner
15
item
jumlah skor
yang
diperoleh
Jabawan :
Benar : 1
Salah : 0

Kategori :
Tinggi : 10-15
Sedang : 5-9
Rendah : 0-4

Ketaatan ibu
hamil dalam
mengkonsum
si tablet zat
besi
setiap
hari

Kuesioner
Kategori :
14
item Patuh : 8-14
jumlah skor Tidak patuh : 0-7
yang
diperoleh
pertanyaan
positif
jawaban
Ya : 1
Tidak : 0
Pertanyaan
negatif
Jawaban
Ya : 0
Tidak : 1

Skala
Ukur
Ordinal

Ordinal

BAB IV
METODE PENELITIAN

A.

Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian deskripsi korelasi dengan tujuan
utama memberikan gembaran tingkat pengetahuan ibu hamil yang mengalami
anemia, memberikan gambaran kepatuhan meminum tablet Fe dan menganalisis
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan meminum
tablet Fe.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan
crossectional yaitu suatu penelitian dimana variabel yang termasuk faktor resiko
dilakukan pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan sekali waktu antara
faktor resiko atau paparan dengan penyakit (Hidayat, 2007).

B.

Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Sugiono (2004) dalam (Hidayat 2007) populasi adalah wilayah
generalisasi yang berdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan
kemudian ditarik suatu kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah ibu
hamil di Desa Langensari dengan jumlah populasi 30 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karateristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel

25

26

dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Desa Langensari dengan
jumlah 30 orang.

C.

Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Nursalam, 2003 dalam
Hidayat, 2007). Kriteria inklusi penelitian ini : Ibu hamil yang sadar dan dapat
diajak berkomunikasi dengan baik
Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian
tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampe
penelitian (Hidayat, 2007). Kriteria eksklusi dari penelitian : Ibu hamil yang
mengalami anemia yang mengalami gangguan psikis

D.

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari-Juni 2008 sedangkan
pengumpulan data penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2008 (Jadwal
terlampir) di Desa Langensari Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.

E.

Alat Pengumpulan Data


Alat pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah
kuisioner. Kuisioner adalah suatu alat pengumpulan data mengenai suatu masalah
yang

umumnya

banyak

(Notoatmodjo, 2002).

menyangkut

kepentingan

umum/orang

banyak

Kuesioner yang sudah disusun secara terstruktur dan

27

dibuat sendiri oleh penelitian berdasarkan konsep teoritisnya dengan jumlah 15


pertanyaan untuk variabel tingkat pengetahuan ibu dan 14 pertanyaan untuk
variabel kepatuhan meminum tablet zat besi.
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan uji validitas dan uji
reliabilitas.
1. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau Kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah instrumen
dikatakan valid jika instrumen itu benar-benar dapat dijadikan alat untuk
mengukur sesuatu yang akan diukur (Darwis, 2003).
Uji validitas dengan menggunakan tehnik korelasi product moment
dengan rumus sebagai berikut.

r:

N x y xx

N x x N y y
2

Keterangan :
r

: Koefisien korelasi

: Jumlah sample

: Variable bebas

: Variable terikat
Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel (Sugiono, 2005).

Setelah diujikan kepada 20 responden (r tabel = 0,444) didapatkan semua


item pertanyaan dalam variabel pengetahuan dan tindakan stimulasi dini telah
valid.

28

2. Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Nototatmodjo, 2005).
Bisa menggunakan rumus Spearman Brown
r11

2.rb
1 rb

Keterangan:
r11

: koefisien reliabilitas internal seluruh item

rb

: korelasi product moment antara belahan

Setelah diujikan kepada 20 responden (r tabel = 0,444) didapatkan


untuk variabel pengetahuan diperoleh r11 = 0,902 dan untuk variabel
kepatuhan meminum tablet Fe didapatkan r11 = 0,878 sehingga dapat
disimpulkan kedua variabel telah reliabel.

F.

Etika Penelitian
Dalam penelitian ini mendapat rekomendasi dari pihak PRODI D III
Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran setelah disetujui oleh pembimbing I
dan pembimbing II selaku pembimbing penelitian. Kemudian permintaan secara
tertulis ke Puskesmas.
Kemudian penelitian akan dilakukan dengan memperhatikan masalah etika
antara lain sebagai berikut :

29

1. Lembar persetujuan menjadi responden (Informed consent) saat pengambilan


sampel terlebih dahulu peneliti meminta izin kepada responden secara lisan
atas kesediaannya menjadi responden.
2. Anonymity (tanpa nama)
Pada lembar persetujuan maupun lembar pertanyaan wawancara tidak akan
menuliskan nama responden tetapi hanya dengan memberi simbol saja.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Pembenaran informasi oleh responden dan semua data yang terkumpul akan
menjadi koleksi pribadi tidak akan disebarluaskan kepada orang lain tanpa
seizin responden.

G. Pengolahan Data
Dalam pengolahan data dan langkah-langkah yang akan dilakukan
diantaranya
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing dengan
cara memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap
jawaban dan pertanyaan (Hidayat, 2007).
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik pada data yang
terdiri atas beberapa kategori. Untuk memudahkan dalam proses pembacaan
yaitu : Kode o jawaban salah, kode 1 jawaban benar (Hidayat, 2007).

30

3. Entry
Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master tabel atau data base komputer.
4. Cleansing (Pembersihan data)
Data yang telah di entry diperiksa kelengkapan dan kebenarannya.
H. Analisis Data
1.

Univariat
Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mendefinisikan setiap
variabel secara terpisah dengan cara membuat tabel frekuensi dari masingmasing variabel.

2.

Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk menguji variabel-variabel penelitian yaitu
independent dan dependen. Hal ini berguna untuk menguji hipotesis yang
telah dibuat. Analisis ini menggunakan uji korelasi Kendal Tau. Teknik ini
digunakan untuk membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data
variabel berbentuk ordinal dan ordinal. Apabila p value < dimana =0,05
maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen (Sugiyono, 2006).
Rumus Kendal Tau yaitu:

A B
N( N 1)
2

: Koefisien korelasi Kendal Tau yang besarnya (-1<<1)

31

: Jumlah rangking atas

: Jumlah rangking bawah

: Jumlah anggota sampel

BAB V
HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di BPS Alamanda Langensari Ungaran dengan tujuan


untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan
kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi. Jumlah sampel yang digunakan yaitu
30 orang.
A. Karakteristik Responden
1. Umur
Tabel 5.1

Distribusi umur ibu hamil di BPS Alamanda Langensari Ungaran


tahun 2008
Umur

Frekuensi
2
27
1
30

<20 th
20-35 th
>35 th
Jumlah

Persentase (%)
6,7
90,0
3,3
100,0

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa umur terbanyak responden adalah antara 2035 tahun yaitu 27 responden (90,0%).
2. Pendidikan
Tabel 5.2

Distribusi pendidikan ibu hamil di BPS Alamanda Langensari


Ungaran tahun 2008
Pendidikan

Frekuensi
3
11
14
2
30

SD
SLTP
SLTA
PT
Jumlah

Persentase (%)
10,0
36,7
46,7
6,7
100,0

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa pendidikan terbanyak responden adalah SLTA


yaitu 14 responden (46,7%).
32

33

3. Pekerjaan
Tabel 5.3

Distribusi pekerjaan ibu hamil di BPS Alamanda Langensari


Ungaran tahun 2008
Pekerjaan

IRT
PNS
Swasta
Petani
Wiraswasta
Jumlah

Frekuensi
10
3
13
3
1
30

Persentase (%)
33,3
10,0
43,3
10,0
3,3
100,0

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa umur ibu terbanyak adalah swasta yaitu 13
responden (43,3%).

B. Analisis Univariat
1. Tingkat Pengetahuan Ibu
Tabel 5.4

Distribusi tingkat pengetahuan ibu hamil di BPS Alamanda


Langensari Ungaran tahun 2008

Tingkat Pengetahuan
Rendah
Sedang
Tinggi
Jumlah

Frekuensi
4
10
16
30

Persentase (%)
13,3
33,3
53,3
100,0

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu terbanyak adalah


antara tinggi yaitu 16 responden (53,3%).

34

2. Kepatuhan Meminum Tablet Zat Besi


Tabel 5.5

Distribusi kepatuhan meminum tablet zat besi ibu hamil di BPS


Alamanda Langensari Ungaran tahun 2008

Kepatuhan
Tidak patuh
Patuh
Jumlah

Frekuensi
9
21
30

Persentase (%)
30,0
70,0
100,0

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 21 responden


(70,0%) patuh dalam meminum tablet zat besi.

C. Analisis Bivariat
Tabel 5.6 Distribusi tingkat pengetahuan ibu hamil dan kepatuhan meminum
tablet zat besi ibu hamil di BPS Alamanda Langensari Ungaran tahun
2008
Tingkat
Pengetahuan Ibu
Rendah
Sedang
Tinggi
Total

Kepatuhan
Tidak patuh
Patuh
3 (75,0%)
1 (25,0%)
4 (40,0%)
6 (60,0%)
2 (12,5)
14 (87,5%)
9 (30,0%)
21 (70,0%)

Total
4 (100,0%)
10 (100,0%)
16 (100,0%)
30 (100,0%)

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa ibu yang tidak patuh dalam meminum
tablet zat besi paling banyak mempunyai pengetahuan rendah yaitu 4 responden
(40,0%) sedangkan ibu yang patuh dalam meminum tablet zat besi paling banyak
mempunyai pengetahuan tinggi yaitu 14 responden (87,5%).
Tabel 5.7 Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dan kepatuhan
meminum tablet zat besi ibu hamil di BPS Alamanda Langensari
Ungaran tahun 2008
Kepatuhan
Tingkat
pengetahuan ibu

p value
0,014

koefisien korelasi
=+0,439

35

Tabel 5.7 dapat diketahui uji korelasi Kendall Tau antara tingkat
pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan meminum tablet zat besi diperoleh nilai
= +0,439 dan nilai p value = 0,014. Nilai p value 0,014 0,05 maka Ho ditolak
yang berarti ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu hamil
dengan kepatuhan meminum tablet zat besi di BPS Alamanda Langensari
Ungaran. Nilai positif menunjukkan hubungan searah, artinya makin baik
tingkat pengetahuan ibu hamil maka makin patuh ibu dalam meminum tablet zat
besi.

BAB VI
PEMBAHASAN

A. Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia


Hasil penelitian tingkat pengetahuan tentang anemia berdasarkan tabel
5.4 didapatkan sebagian besar ibu hamil mempunyai tingkat pengetahuan yang
tinggi yaitu sebesar 53,3%, hanya sebagian kecil ibu hamil yang mempunyai
tingkat pengetahuan rendah yaitu sebesar 13,3%. Sedangkan ibu hamil yang
mempunyai tingkat pengetahuan sedang sebesar 33,3%.

Pengetahuan yang

rendah bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks dan saling
mempengaruhi.
Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi pengetahuan ibu hamil tentang
anemia dalam kehamilan adalah pengalaman, keyakinan, fasilitas, dan sosial
budaya yang tidak mendukung (Notoatmodjo, 1993). Menurut Sarwono (1997)
pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan, ekonomi, sosial budaya, dan
politik. Pengetahuan bisa juga dipengaruhi oleh karakteristik yang meliputi jenis
kelamin, umur, pendidikan, dan sosial ekonomi.
Peran petugas kesehatan dalam pencegahan dan penanggulangan anemia
dalam kehamilan sangat signifikan, dengan adanya petugas kesehatan khususnya
bidan di desa diharapkan masyarakat, khususnya ibu hamil akan mudah dalam
mengakses informasi yang berhubungan dengan kehamilannya terutama masalah
anemia dalam kehamilan. Diharapkan dengan adanya informasi yang jelas dan
lengkap tentang anemia maka pengetahuan ibu hamil tentang anemia dalam

36

37

kehamilan akan meningkat dan kejadian anemia dalam kehamilan dapat dicegah
dan ditanggulangi lebih dini.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kurangnya pengetahuan ibu
hamil tentang anemia dalam kehamilan antara lain kurangnya informasi dari
tenaga kesehatan kepada ibu hamil, kurang jelasnya informasi yang disampaikan
oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil, kurangnya kemampuan dari ibu hamil
untuk memahami informasi yang diberikan (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk terbentuknya perilaku
seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Dengan meningkatnya pengetahuan ibu hamil
tentang anemia diharapkan akan terjadi perubahan perilaku ke arah yang
mendukung kesehatan.

B.

Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi


Hasil penelitian didapatkan sebagian besar ibu hamil patuh dalam
meminum tablet zat besi yaitu sebesar 70,0% sedangkan yang tidak patuh
meminum tablet zat besi sebesar 30,0%.
Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan, dan
perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain. Menurut Sudarwati (1998),
perhitungan kepatuhan dapat sebagai kontrol bahwa pelaksana program telah
melaksanakan kegiatan sesuai standar. Kepatuhan pasien yang berdasarkan rasa
terpaksa atau ketidakpahaman tentang pentingnya perilaku tersebut dapat disusul
dengan kepatuhan yang berbeda jenisnya, yaitu kepatuhan demi menjaga

38

hubungan

baik

dengan

petugas

kesehatan

atau

dengan

tokoh

yang

menganjurkannya. Motivasi ini belum dapat dijadikan jaminan bahwa pasien


akan mematuhi seterusnya karena jika pasien sudah merasa jenuh atau bosan
maka dia merasa tidak perlu lagi melanjutkan perilaku tersebut (Sarwono, 1997)
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya kepatuhan ibu hamil
meminum tablet zat besi antara lain adalah :
1. Kesadaran dari individu.
2. Tingkat pengetahuan yang tinggi dari individu.
3. Masyarakat tahu tentang kegunaan dan fungsi dari tablet zat besi dalam
kehamilan.
4. Motivasi dari tenaga kesehatan dan keluarga.
Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kepatuhan ibu hamil
meminum tablet zat besi antara lain adalah (Niver, 2002) :
1. Individu tidak merasa dirinya sakit.
2. Ketidaktahuan akan gejala atau tanda-tanda dan dampak yang ditimbulkan.
3. Kelalaian ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam meminum zat
besi setiap hari sampai waktu yang cukup lama.
4. Adanya efek samping seperti rasa mual, dan rasa nyeri pada lambung.
5. Kurang diterimanya rasa, warna dan beberapa karakteristik lain dari
suplemen besi.

39

C.

Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kepatuhan


Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi
Hasil penelitian ini dalam tabel 5.6 menunjukkan kecenderungan ibu
hamil yang patuh meminum tablet zat besi adalah ibu hamil yang mempunyai
tingkat pengetahuan tinggi, sedangkan ibu hamil yang tidak patuh meminum
tablet tambah darah adalah ibu hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan
sedang dan rendah.
Hasil uji Kendal Tau menunjukkan adanya hubungan tingkat pengetahuan
tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi, dan ini
menunjukkan bahwa ibu hamil dengan tingkat pengetahuan tinggi cenderung
patuh meminum tablet zat besi.
Hal ini sesuai dengan teori, pengetahuan merupakan faktor penting
terbentuknya perilaku seseorang, karena perilaku yang didasari pengetahuan akan
lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,
2003). Dengan pengetahuan tentang anemia yang baik diharapkan ibu hamil akan
patuh dalam meminum tablet zat besi sehingga dapat mencegah anemia dalam
kehamilan.
Menurut Niver (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu
hamil meminum tablet zat besi antara lain pengetahuan ibu hamil tentang anemia
dan kegunaan dari zat besi yang didapatkan dari penyuluhan yang diberikan
bidan pada waktu ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC. Selain pengetahuan
latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat berpengaruh terhadap kepatuhan
ibu hamil meminum tablet zat besi.

40

D.

Keterbatasan Penelitian
Beberapa kekurangan dalam penelitian ini disebabkan karena adanya
keterbatasan, yaitu penelitian ini hanya meneliti tentang tingkat pengetahuan
tentang anemia dan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi padahal
faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet
zat besi masih banyak antara lain dari rasa, warna, bau dari tablet zat besi dan
sikap ibu, umur ibu, pendidikan, usia kehamilan, yang masih sulit untuk diteliti.

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi tentang anemia
sebesar 16 orang (53,3%), tingkat pengetahuan sedang sebesar 10 orang
(33,3%) dan tingkat pengetahuan rendah sebesar 4 orang (13,3%).
2. Responden yang patuh meminum tablet zat besi ada 21 orang (70,0%) dan
tidak patuh meminum tablet zat besi ada 9 orang (30,0%).
3. Adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang anemia
dengan kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi (p value = 0,014
0,05).

B. Saran
1. Bagi BPS
Hendaknya pelayanan kesehatan yang mewilayahi Desa Langensari
dapat mencegah anemia pada ibu hamil dengan mengadakan penyuluhan,
posyandu rutin, dan menyarankan ibu hamil untuk ANC secara teratur.
2. Profesi Bidan
Dalam melakukan promosi kesehatan khususnya promosi pada ibu
hamil lebih menekankan pada perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu
hamil khususnya promosi anemia ibu hamil dan cara meminum tablet zat besi

41

42

salah satunya dengan sosialisasi pentingnya konsumsi tablet zat besi yang
tepat dan makan makanan yang mengandung sumber zat besi.
3. Bagi Masyarakat
Hendaknya ibu hamil memperhatikan kesehatan dirinya dengan
makan makanan yang bergizi dan mengkonsumsi suplemen zat besi untuk
mencukupi kebutuhan zat besi dalam tubuh serta ibu hamil diharapkan tidak
mengkonsumsi kopi dan teh setelah dan atau bersamaan dengan minum tablet
zat besi karena akan menghambat zat besi dalam tubuh.
4. Bagi Peneliti
Perlu adanya penelitian lebih dalam lagi tentang karakteristik ibu
hamil dan diharapkan dapat menambah wawasan mengenai dampak yang
terjadi jika ibu hamil mengalami anemia.

Anda mungkin juga menyukai