Anda di halaman 1dari 3

Nama : Vira Lutfiani

Kelas : XI Busana

Bertemu Tukang Penjual Es Krim


Bel pulang sekolah berbunyi, tepat pukul 15.00 WIB Aku bergegas
membereskan semua alat-alat tulisku. Setelah itu, Aku segera keluar kelas
dan cepat pulang ke rumah. Menaiki angkot, kemudian turun, lalu
membeli tiket kereta. Sesudah membeli tiket kereta, Aku pun langsung
menuju peron 3 dan menunggu kereta jurusan Bogor. 15 menit
kemudian bukan waktu yang lama bagiku, segera saja Aku naiki kereta
yang sudah berhenti tepat di depan mataku.
Untuk menghilangkan rasa pusing yang ada di kepalaku, Aku ingin
tidur sejenak. 10 menit kemudian, ada pemberitahuan mengenai stasiun
berikutnya, yaitu stasiun Tebet. Aku pun segera bangun dan menuju pintu
kereta. Setelah pintu kereta terbuka, aku segera turun dan keluar dari
stasiun menuju loket transjakarta. Kemudian, Aku membayar dan segera
mengambil kembalian dari kasir tersebut.
Dan lagi, Aku pun menunggu transjakarta atau biasa disapa/dipanggil
dengan sebutan tj. Butuh waktu sekitar 15-20 menit menunggu
transjakarta itu datang. Hmm.. akhirnya yang ditunggu pun datang
juga.Tanpa menunggu lama lagi, Aku segera naik dan menempati kursi
yang kosong. Aku menunggu lagi karena transjakarta nya belum penuh.
Setelah penuh, transjakarta pun berangkat.
Pemberhentian pertama itu adalah halte Lapangan Ros. Setelah ada 1
orang naik, kami melanjutkan perjalanan lagi menuju halte berikutnya. 5
menit kemudian, kami sampai di halte berikutnya yaitu halte Palbatu 2.
Yap, ini dia halte yang Aku turuni. Setelah turun, Aku pun masih
melanjutkan perjalanan lagi sekitar 1 kilometer atau 1000 meter menuju
rumahku dengan berjalan kaki.
Hari Kamis ini memang sangat melelahkan. Tapi, untuk menghilangkan
rasa lelah Aku pun membeli es krim yang lewat dengan gerobaknya yang

kecil dan menarik itu. Harganya berapa bang? Aku pun bertanya kepada
tukang es krim itu.1000 dek kalau yang biasa, kalau pake roti jadinya
3000 dek.Tukang es krim itu menjawab. Yaudah bang, Saya beli yang
pake roti aja.
Selagi membuatkan es krim, tukang es krim tersebut bertanya
kepadaku Pulang sekolah dek?. Dengan senang hati, Aku pun menjawab
Iya bang. Tukang es krim itu kembali bertanya, Sekolahnya memang
dimana dek? Aku pun menjawab di SMKN 38, di Tanah Abang.Pulang
sekolah emang naik apa?Naik kereta bang.Aku pun menjawab dan
kembali bertanya Rumahnya dimana bang kalau boleh tau?di Jatinegara
dek.
Aku bertanya kembali Kalau pulang naik kendaraan apa bang?Jalan
kaki, kan saya bawa gerobak ya jadinya enggak bakal bisa kalau misalnya
mau naik kendaraan umum.Aku pun seketika kaget dan tukang es krim
tersebut langsung memberikan es krim yang sudah dibuatnya kepadaku.
Dan Aku pun membayar sekaligus mengucapkan terima kasih. Aku pun
melanjutkan perjalanan sambil menikmati es krim yang terbalut dengan
roti itu. Walaupun sebenarnya di agamaku melarang jika makan sambil
jalan/berdiri itu tidak baik, Aku tetap saja melakukannya dengan berat
hati.
Sejenak, Aku pun berfikir tukang es krim itu jalan kaki dari Jatinegara
sampai ke daerah rumahku ini? Hmm.. sangat melelahkan jika aku
menjadi dia. Tapi mengapa dia tidak pernah lelah ya? Sedangkan diriku
seringkali lelah karena jalan kaki 1 kilometer saja?Bagaimana dengan dia
yang mungkin ratusan kilometer. Aku jadi banyak belajar dari Tukang
Penjual es krim itu. Jangan selalu mengeluh dalam hidup, karena Allah
selalu mempunyai rencana rencana hebat yang tidak kita ketahui, dan
selalu di luar dugaan kita. Aku pun bertekad untuk tidak selalu mengeluh
kepada orang tua, terutama kepada Ibuku.
Jadi, jika aku lelah bisa tidur sejenak sedangkan tukang es krim itu tidak.
Aku pun bercerita tentang tukang es krim itu kepada orang tuaku, teman

temanku yang di sekolah,saudara, tante, dan masih banyak lagi.


Semenjak hari itu, Aku ingin berusaha untuk tidak mengeluh setelah
sampai di rumah. Karena, jika Aku mengeluh sudah sampai rumah karena
lelah atau capek, bagaimana dengan dia yang harus menempuh
perjalanan yang jauh dengan jalan kaki itu. Dan Aku juga harus banyak
bersyukur dengan yang ada sekarang. Jangan pernah iri atau dengki
dengan orang yang ada di atas kita. Masih banyak yang kurang dari kita.
Selalu lihat ke bawah dan jangan pernah membandingkan dengan yang di
atas kita.

Anda mungkin juga menyukai