Kelas : XI Busana
kecil dan menarik itu. Harganya berapa bang? Aku pun bertanya kepada
tukang es krim itu.1000 dek kalau yang biasa, kalau pake roti jadinya
3000 dek.Tukang es krim itu menjawab. Yaudah bang, Saya beli yang
pake roti aja.
Selagi membuatkan es krim, tukang es krim tersebut bertanya
kepadaku Pulang sekolah dek?. Dengan senang hati, Aku pun menjawab
Iya bang. Tukang es krim itu kembali bertanya, Sekolahnya memang
dimana dek? Aku pun menjawab di SMKN 38, di Tanah Abang.Pulang
sekolah emang naik apa?Naik kereta bang.Aku pun menjawab dan
kembali bertanya Rumahnya dimana bang kalau boleh tau?di Jatinegara
dek.
Aku bertanya kembali Kalau pulang naik kendaraan apa bang?Jalan
kaki, kan saya bawa gerobak ya jadinya enggak bakal bisa kalau misalnya
mau naik kendaraan umum.Aku pun seketika kaget dan tukang es krim
tersebut langsung memberikan es krim yang sudah dibuatnya kepadaku.
Dan Aku pun membayar sekaligus mengucapkan terima kasih. Aku pun
melanjutkan perjalanan sambil menikmati es krim yang terbalut dengan
roti itu. Walaupun sebenarnya di agamaku melarang jika makan sambil
jalan/berdiri itu tidak baik, Aku tetap saja melakukannya dengan berat
hati.
Sejenak, Aku pun berfikir tukang es krim itu jalan kaki dari Jatinegara
sampai ke daerah rumahku ini? Hmm.. sangat melelahkan jika aku
menjadi dia. Tapi mengapa dia tidak pernah lelah ya? Sedangkan diriku
seringkali lelah karena jalan kaki 1 kilometer saja?Bagaimana dengan dia
yang mungkin ratusan kilometer. Aku jadi banyak belajar dari Tukang
Penjual es krim itu. Jangan selalu mengeluh dalam hidup, karena Allah
selalu mempunyai rencana rencana hebat yang tidak kita ketahui, dan
selalu di luar dugaan kita. Aku pun bertekad untuk tidak selalu mengeluh
kepada orang tua, terutama kepada Ibuku.
Jadi, jika aku lelah bisa tidur sejenak sedangkan tukang es krim itu tidak.
Aku pun bercerita tentang tukang es krim itu kepada orang tuaku, teman