Anda di halaman 1dari 18

FUNGSI SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL PADA MAMALIA

Pelaksanaan

: Jumat, 16 September 2016

Dosen

: Dr. Raharjo, M.Si.


Dra. Nur Kuswanti, M.Sc.St.
Nur Qomaiah, S.Pd., M.Si.
Erlix Rakhmad Purnama, M.Si.

Kelompok :
Annisa Muthmainnah

(14030204057)

Irine Ristiana Margaretta


Sii Sundari
Zahro Suwitaningsih

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
2016

A. Judul
: Fungsi Otak Besar dan Otak Kecil pada Mamalia
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Memeriksa fungsi sebagian otak besar
2. Memeriksa fungsi otak kecil
C. Dasar Teori
Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang (Latin: 'medula
spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang
sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang
belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini
terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis. Ketiga lapisan
membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
1. Durameter, merupakan selaput yang luar dan yang tebal, keras dan
fleksibel tetapi tidak dapat direngganngkan.
2. Araknoid, disebut demikian karena bentuknya seperti jaring laba-laba. Di
dalamnya terdapat cairan serebrospinalis, yaitu semacam cairan limfa yang
mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah
sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat
dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi
oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di
dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama
tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar
atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum
tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu,
sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

A. Otak
Pusat saraf yang paling utama adalah otak. Otak terletak di dalam
rongga tengkorak. Otak adalah organ yang paling penting dalam tubuh
manusia. Organ inilah yang mengontrol seluruh kerja tubuh. Proses
pembentukan sel-sel otak ini hanya terjadi sekali seumur hidup, yakni
sejak dari kandungan hingga usia kurang lebih tiga tahun. Sel-sel otak
yang mati tidak dapat tergantikan oleh sel yang baru. Otak mengatur dan
mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh
homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan
tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti
pengenalan, emosi, ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk
pembelajaran lainnya.
Otak terbentuk dari dua jenis sel, yaitu glia dan neuron. Glia
berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron
membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai
potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan
keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang
disebut neurotransmitter. Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang
di kenal sebagai sinapsis.
Setelah sel-sel otak selesai terbentuk, sel-sel tersebut akan terus
bertambah besar dan kompleks dengan jumlah lebih dari 10.000 milyar
sambungan antar sel. Perkembangan sel-sel otak sangat tergantung dari
setiap rangsangan yang diterima, baik rangsangan yang positif maupun
negatif dari sekelilingnya.
Otak manusia terbagi atas 2 bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan.
Otak manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar. Oleh karena

terdapat pindah silang pada jalur-jalur spinal, maka belahan otak kiri
mengendalikan sisi kanan tubuh dan sebaliknya belahan otak kanan
mengendalikan sisi kiri tubuh. Otak kiri mengatur cara berpikir logis,
kemampuan kognitif, dan menganalisa yang memungkinkan seseorang
mempelajari

bahasa

dan

matematika.

Sedangkan

otak

kanan

menghasilkan pikiran-pikiran kreatif dan artistik, seperti emosi, musik,


dan intuisi.
Bagian otak untuk berpikir disebut korteks atau neokorteks, adalah
jaringan berlipat-lipat yang tebalnya kira-kira 3 mm, yang membungkus
hemisfer-hemisfer. Sementara hemisfer serebral mengendalikan sebagian
besar fungsi tubuh mendasar seperti gerak otot dan pencerapan, korteks
memberi makna apa yang kita lakukan dan cerap. Korteks juga berperan
penting dalam memahami kecerdasan emosional. Korteks memungkinkan
kita mempunyai perasaan tentang perasaan kita sendiri, memahami
sesuatu secara mendalam, menganalisis mengapa kita mengalami
perasaan tertentu, dan selanjutnya berbuat sesuatu untuk mengatasinya.
Bagian otak yang mengurusi emosi adalah sistem Limbik. Sistem
Limbik terletak jauh dalam hemisfer otak besar dan terutama
bertanggungjawab atas pengaturan emosi dan impuls. Sistem Limbik
meliputi :
1. Hippocampus, yaitu tempat berlangsungnya proses pembelajaran
emosi dan tempat disimpannya ingatan emosi. Di sini terjadi
perekaman dan pemaknaan pola persepsi, ingatan naratif, dan
mengenali perbedaan makna.
2. Amigdala, adalah pusat pengendalian emosi pada otak. Amigdala
memproses hal-hal yang berkaitan dengan emosi. Rasa sedih,

marah, nafsu, kasih sayang, dan sebagainya bergantung pada


Amigdala. Hubungan antara Korteks dan Amigdala inilah yang
menentukan kecerdasan emosi (EQ) seseorang.
Pada seseorang yang cerdas, terdapat banyak komunikasi dan
interaksi antara otak kiri dan kanan. Untuk meningkatkan interaksi
tersebut, dibutuhkan rangsangan dari luar yang ditangkap melalui panca
indera. Melalui penelitian diperoleh, bahwa musik klasik dan musik yang
harmonis merupakan rangsangan yang terbaik bagi perkembangan otak.
Saat mendengarkan musik, lirik lagu akan merangsang otak kiri, dan
melodinya akan merangsang otak kanan. Rangsangan yang didapatkan
selama 12 bulan pertama sejak kelahiran, sangat berperan dalam
pembentukan dan perkembangan otak, dibandingkan pada tahun-tahun
berikutnya.
Agar otak berkembang secara sempurna, dibutuhkan nutrisi yang
sempurna pula. Asam Linoleat yang biasa disebut Omega 6, Asam Omega
3, dan DHA (Docosahexaenoic Acid) adalah beberapa zat yang sangat
dibutuhkan oleh otak untuk perkembangannya, di samping karbohidrat,
protein, kalsium, mineral dan zat-zat penting lainnya. Zat-zat tersebut
tidak diproduksi oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari makanan yang
dimakan oleh Ibu yang mengandung.
Di samping rangsangan untuk kecerdasan intelektualnya, sejak dini
seorang anak harus dirangsang emosinya secara benar. Bernyanyi dan
bermain adalah beberapa hal yang terbaik untuk merangsang kecerdasan
emosi anak. Seiring bertambahnya usia, anak juga harus diperkenalkan
dengan etika, moral dan nilai-nilai keagamaan. Hal-hal tersebut yang akan

menjadi penyeimbang dari perkembangan IQ dan EQ-nya di kemudian


hari.
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum),
otak tengah (mesensefalon), otak belakang yang terdiri dari otak kecil
(serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol
(Pons Varolii).
1. Otak besar (serebrum)
Bagian yang paling menonjol
dari otak manusia adalah otak besar
(serebrum). Otak besar terdiri dari 2
belahan besar yaitu belahan kiri dan
kanan. Setiap belahan mengatur dan
melayani tubuh yang berlawanan
yaitu belahan kiri mengatur dan
Gambar 2.1. Otak besar (http://2.bp.blogspot.com)
melayani tubuh bagian kanan,
sebaliknya belahan kanan mengatur dan melayani tubuh bagian kiri.
Otak besar merupakan pusat saraf utama, karena memiliki fungsi

yang penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya


berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran
dan

pertimbangan.

Otak

besar

merupakan

sumber dari

semua

kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga


beberapa gerakan refleks otak.Secara terperinci aktivitas tersebut
dikendalikan pada daerah yang berbeda. Pada bagian korteks serebrum di
depan lekuk tengah (sulkus sentralis)yang berwarna kelabu terdapat
bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang
area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan.

Bagian paling bawah pada korteks motor tersebut

mempunyai hubungan dengan kemampuan bicara. Daerah anterior pada

lobus frontalis berhubungan dengan kemampuan berpikir. Di belakang


sulkus sentralis merupakan daerah sensori. Pada daerah ini berbagai sifat
perasaan dirasakan kemudian ditafsirkan. Daerah pendengaran terletak
pada lobus temporal. Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung
lobus oksipital yang menerima bayangan dan selanjutnya bayangan itu
ditafsirkan. Pusat pengecapan dan pembau terletak di lobus temporal
bagian

ujung

anterior

Selain

itu

terdapat

area

asosiasi

yang

menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses
belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai
bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur
kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan
pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan
emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
2. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah (diensefalon) manusia cukup kecil dan tidak mencolok. Otak
tengah terletak di depan otak kecil dan
jembatan varol. Pada mamalia terdapat
korpora kuadrigemina yang berperan
pada

gerakan

mata,

seperti

penyempitan pupil mata dan refleks


pendengaran tertentu. Selain itu di
otak
tengah mengandung pusat-pusat yang mengendalikan keseimbangan dan
serabut saraf yang menghubungkan bagian otak belakang dengan bagian
otak belakang dengan bagian otak depan juga antara otak depan dengan
mata. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang
mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak
tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

3. Otak belakang
Otak belakang meliputi jembatan varol,
sumsum lanjutan dan otak kecil. Ketiga
bagian ini membentuk batang otak.

Gambar
2.3. Otak
Belakang
a.
Jembatan
varol
(Pons Varolii)

(http://www.google.com/imghp?hl=en&tab=wi)

Jembatan varol berisi serabut

saraf yang menghubungkan lobus kiri


dan kanan otak kecil, menghubungkan otak kecil dengan korteks otak
besar dan juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang.
b. Sumsum lanjutan (Medula Oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang
dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga
mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung,
tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan,
dan sekresi kelenjar pencernaan.Selain itu, sumsum sambung juga
mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip
dan juga sebagai pusat pengatur pernapasan dengan cara meneruskan
impuls saraf yang merangsang otot antara tulang rusuk dan diafragma.
c. Otak kecil (serebelum)
Otak kecil (serebelum) merupakan bagian terbesar otak
belakang. Otak kecil ini terletak di bawah lobus oksipital serebrum.
Otak kecil terdiri atas 2 belahan dan permukaannya berlekuk-lekuk.
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot
yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada
rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang
normal tidak mungkin dilaksanakan.Otak kecil mengintegrasikan
informasi yang dating dari kanalis semisirkularis dan proprioreseptor

yang lain (posisi internal dan sensor gerakan), sistem penglihatan, dan
pendengaran. Input-input tersebut disensor dalam serebelum, dan
output hasilnya membantu mengkoordinasi sinyal-sinyal motorik yang
bertanggungjawab memelihara postur tubuh dan gerakan anggota yang
tepat. Fungsi lain otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi
tubuh, keseimbangan dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar.
Bila terjadi cedera pada otak kecil dapat mengakibatkan
gangguan pada sikap dan koordinasi gerakan otot. Gerakan menjadi
tidak

terkoordinasi,

misalnya

orang

tersebut

tidak

mampu

memasukkan makanan ke dalam mulutnya.


D. Bahan dan Alat
a) Bahan :
- Bawang putih
- Serbuk kopi
- Cutton bud
- Dettol
- Parfum
- Norik
b) Alat :
- Buku bacaan
- Stopwatch
- Pensil
- Penggaris
E. Cara Kerja
1. Praktikan bekerja secara berpasangan dan mengerjakan rangkaian langkah ini
secara lengkap terhadap praktikan yang lain secara bergantian. Mengamati
dan mencatat hasilnya
a. Uji Saraf Cranial
1) Nervous Olfactorius
Subjek uji coba duduk dan menutup mata. Membuka botol berisi
serbuk kopi dan melewatkan mendatar sejauh 8 cm dari muka lubang

hidung. Giliran berikutnya mengiris satu siung bawang putih secara


melintang, kemudian melewatkan juga seperti botol kopi tadi. Begitu
pula dengan dettol, parfum dan noruk, setelah membuka tutupnya lalu
melewatkan seperti kopi dan bawang putih. Urutan bahan dapat
terbalik.
2) Nervus Opticus
Membuka satu halaman buku penuh dengan tulisan. Menandai awal
satu kalimat. Meminta subjek uji coba membaca kalimat-kalimat itu
mulai dari awal tanda selama 1 menit. Menghitung dan mencatat
banyaknya kata yang dapat dibaca selama 1 menit tersebut.
3) Nervus oculomotor
Meminta subjek uji coba untuk terus mengawasi pensil yang
digerakkan oleh penguji beberapa kali ke arah vertikal, horisontal,
serong kiri, serong kanan dan berputar, sambil menjaga agar kepalanya
tetap tidak bergerak.
4) Nervus Facialis
Meminta subjek uji coba untuk tersenyum sambil menunjukkan
giginya,

menggembungkan

pipinya,

mengerutkan

dahinya,

mengengkat alis satu persatu maupun bersamaan.


b. Uji saraf otak kecil
Meminta subjek uji coba berdiri sejauh 2 meter dari kertas yang
bertuliskan peritah berikut ini. Mintalah dia membaca tiap perintah,
kemudian mengulang membacanya bersuara sambil elaksanakan tugas yang
tertulis disitu. Mengamati dan mencatat gerakan mana yang paling mudah
dilakukan.
Perintah tertulis antara lain :
1. Merentangkan kedua lengan kesamping dan menggerakkan semua jari
dengan cepat.
2. Merentangkan kedua lengan kesamping dan saling silangkan semua
jari-jari dengan rapat.
3. Menolehkan kepala kesamping dengan pandangan lurus ke samping.
Berjalan maju dengan meletakkan tumit yang satu di depan ujung kaki
yang lain.

4.
5.
6.
7.
8.

Menutup mata dan berdiri tegak selama satu menit.


Menutup mata dan menyentuh hidung dengan telunjuk kanan.
Menutup mata dan menyentuh hidung dengan telunjuk kiri.
Menyentuh telunjuk kanan pengamat.
Berdiri tegak dan menggerakkan kaki kanan ke atas ke bawah

menggeser sepanjang kaki kiri.


9. Berdiri tegak dan menggerakkan kaki kanan ke atas ke bawah
menggeser sepanjang kaki kanan.

F. Hasil dan Pembahasan


Tabel 4.1 Tabel Pengamatan Uji Saraf Cranial
No.

Jenis Saraf

1.

Nervus Olfactorius

2.
3.

Nervus Opticus
Nervus Oculomotor

4.

Nervus Facialis

Kemampuan
Mencium bau kopi
Mencium bau bawang
Mencium bau dettol
Mencium bau parfum
Mencium bau norit
Membaca kalimat
Mengawasi gerak pensil arah vertikal
Mengawasi gerak pensil arah
horizontal
Mengawasi gerak pensil arah serong
kiri
Mengawasi gerak pensil arah serong
kanan
Mengawasi gerak pensil berputar
Tersenyum sambil menunjukkan gigi
Menggembungkan pipi
Mengerutkan dahi
Mengangkat alis kanan
Mengangkat alis kiri
Mengangkat kedua alis

Praktikan 1
V
V
V
V
V
305 kata
V
V

Hasil
Praktikan 2
V
V
V
V
V
259 kata
V
V

V
V
V
V
X
V
V

V
V
X
X
X
X
V

Tabel 4.2 Tabel Pengamatan Uji Saraf Otak Kecil


No.

Kemampuan

1.

Merentangkan kedua lengan kesamping dan gerakkan


semua jari dengan cepat
Merentangkan kedua lengan kesamping dan saling
silangkan semua jari-jari dengan rapat
Tolehkan kepala ke samping dengan pandangan lurus ke
samping, berjalanlah maju dengan meletakkan tumit yang
satu i depan ujung jari kaki yang lain
Tutuplah mata dan berdirilah tegak selama satu menit
Tutuplah mata dan sentuhlah hidung dengan telunjuk
kanan
Tutuplah mata dan sentuhlah hidung dengan telunjuk kiri
Sentuh telunjuk kanan pengamat
Berdiri tegak dan gerakkan kaki kanan ke atas ke bawah
menggeser sepanjang kaki kiri
Berdiri tegak dan gerakkan kaki kanan ke atas ke bawah
menggeser sepanjang kaki kanan

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pembahasan

Hasil
Praktikan 1
Praktikan 2
V

V
V

V
V

Praktikum stimulus terhadap respon otak (uji saraf cranial dan uji saraf otak
kecil) menunjukkan hasil bahwa kedua subjek (praktikan 1 dan 2) memiliki kerja
sistem saraf pusat dan saraf tepi yang berfungsi dengan baik. Hal in didasarkan
pada berhasilnya subjek dalam melaksanakan keseluruhan rangkaian uji coba
yang

merujuk

pada

gerakan-gerakan

koordinasi

yang

menunjukkan fungsi saraf otak besar dan otak kecil sebagai


komponen utama dari sistem saraf.
Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa dua subjek
percobaan,

dapat

mencium

bau

dan

membedakan

bau

meskipun dalam keadaan mata tertutup. Hal ini menandakan


bahwa subjek percobaan memiliki kepekaan yang baik dalam
membau,

baik

dalam

kondisi

sehat

ataupun

sakit.

Seseorang dapat membau karena zat yang berupa gas tersebut


masuk melalui rongga hidung saat menarik nafas. Zat ini
kemudian larut dalan selaput lendir dalam hidung yang
kemudian diterima oleh saraf pembau. Selanjutnya, saraf
pembau

menghantarkan

impuls

ke

otak

sehingga

otak

merespon dengan menimbulkan kesan bau Dari hasil data yang


diperoleh, dapat diketahui bahwa semua probandus dapat
mencium bau dan membedakan bau meskipun dalam keadaan
mata tertutup. Hal ini menandakan bahwa semua probandus
tidak memiliki kepekaan yang baik dalam membau, baik dalam
kondisi sehat ataupun sakit.
Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh, rangakaian uji coba saraf
kranial, seluruh gerakan menguji fungsi saraf-saraf yang keluar dari otak dan
saraf sumsum tulang belakang. Otak besar adalah bagian dari otak yang
mempelajari fungsi yang penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh
khususnya berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),

kesadaran dan pertimbangan. Selain itu korteks serebri (otak besar) mengandung
pusat-pusat lebih tinggi yang berfungsi untuk mengontrol mental, tingkah laku,
pikiran, kesadaran, moral kemauan, kecerdasan, kemampuan berbicara, bahasa
dan beberapa perasaan khusus. Otak besar menerima input dari bagian lain otak
(spinal cord). Di otak besar, data dianalisis dan suatu tindakan cepat diputuskan.
Salah satu bagian dari otak dinamakan inferior olive menerima informasi sensori
dari bagian-bagian otak dan spinal cord. Inferior olive menyiarkan ulang
informasi ini kepada otak besar. Di otak besar, data dianalisis dan suatu tindakan
cepat diputuskan. Masing-masing bagian informasi yang meninggalkan otak
besar melalui sel purkinje. Oleh karena itu, sel ini mempunyai banyak kendali
seperti perbaikan aktivitas motorik.
Nervus olfaktorius berhubungan dengan lobus temporal yang berperan dalam
koordinasi indera penciuman. Pada uji nervus olfactorius, dalam keadaan mata
tertutup, subjek 1 dan subjek 2 dapat membedakan bau kopi dan bawang putih
yang dilewatkan secara mendatar sejauh 8 cm dari muka lubang hidung. Pada
bagian atas rongga hidung tersebut, terdapat neuron reseptor olfactorius
yang terdapat pada mukosa olfactorius. Reseptor yang terdapat pada rongga
hidung mentransmisikan bau, yaitu bau kopi dan bau bawang putih, menuju ke
otak, sehingga otak dapat menerjemahkan bau tersebut sebagai bau kopi
dan

membedakannuya dengan bau bawang putih. Hal ini mengindikasikan

bahwa fungsi nervus olfactorius adalah sebagai sensor penciuman, sekaligus


membuktikan bahwa nervus olfactorius pada subjek 1 dan subjek 2 dapat bekerja
dengan baik. Ambang penciuman untuk bahan-bahan tertentu menggambarkan
kepekaan reseptor penciuman yang nyata terhadap beberapa bahan misalnya,
bahan yang memberi bau yang khas pada bawang putih dapat tercium pada
konsentrasi dalam udara yang kurang dari 450 pg/l. Selain itu, manusia dapat
membedakan kurang lebih 4000 bau.
Nervus optikus berhubungan dengan lobus ocipitalis yang berperan dalam
koordinasi indera penglihatan. Untuk menguji kepekaannya dilakukan kegiatan

yaitu, kegiatan yang meliputi membaca satu halaman buku penuh dengan tulisan
selama 1 menit. Pada subjek 1 mampu membaca 281 kata, sedangkan subjek 2
mampu membaca 226 kata. Fungsi nervus opticus adalah sebagai saraf ke-II
pada saraf kranial, yaitu mentransmisikan informasi visual dari retina ke otak.
Kedua subjek uji coba menerima informasi berupa tulisan melalui retina, yang
kemudian diterjemahkan di otak melalui nervus opticus. Kemampuan masingmasing subjek dalam membaca kata per menit mengindikasikan bahwa
nervus opticus kedua subjek berfungsi dengan baik. Di lain sisi, perbedaan
jumlah kata yang dibaca dalam satu menit pada kedua subjek membuktikan
bahwa kemampuan transmisi informasi visual pada setiap manusia berbedabeda, bergantung pada kebiasaan, intelegensi, kesadaran, pertimbangan, dan
memori (Marieb dan Hoehn, 2007).
Nervus aculomotor juga berhubungan dengan lobus occipital yang berperan
dalam koordinasi indera penglihatan. Pada uji nervus oculomotor, kedua
subjek juga dapat melakukan gerakan yang diminta, yaitu terus mengawasi
pensil yang digerakkan beberapa kali ke arah vertikal, horisontal, serong kiri,
serong kanan, berputar, sambil menjaga kepalanya tetap tidak bergerak. Secara
klinis, kerusakan pada saraf ini akan mengakibatkan ptosis, juling, dan
kehilangan refleks terhadap cahaya dan daya akomodasi. Mekanisme kerja dari
nervus aculomotor adalah otot-otot oblik menarik ke medial, maka efek otot
tersebut akan bervariasi sesuai sengan posisi mata. Karena sebagian besar lapang
pandang adalah binocular, maka diperlukan koordinasi pegerakan kedua bola
mata yang besar agar setiap citra penglihatan jatuh di titik-titik penyesuaian di
kedua retina dan tidak terjadi di plopia. Terdapat empat jenis pergerakan yang
dikontrol oleh sistem saraf yang berlainan, tetapi menggunakan jalur akhir yang
sama. Pada subjek uji 1 dapat menyesuaikan penglihatan di kedua retina
sehingga kepala tidak ikut bergerak mengikuti arah pergerakan pensil, begitu
pula dengan subjek 2.

Nervus facialis berasal dari batang otak antara pons varoli dan medulla dan
mengontrol ekspresi wajah. Pada uji nervus facialis, kedua subjek dapat
tersenyum sambil menunjukkan gigi, menggembungkan

pipi,

mengerutkan

dahi, mengangkat bersamaan. Ini artinya, nervus facialis kedua subjek dapat
berfungsi dengan baik, yaitu dalam pergerakan otot wajah. Sedangkan keduanya
tidak dapat mengangkat 1 alis. Hal ini dikarenakan saraf pada bagian tersebut
tidak berfungsi dengan baik. Gerakan tersenyum sambil menunjukkan gigi,
menggembungkan pipi, mengerutkan dahi, mengangkat alis satu per satu
maupun bersamaan membutuhkan koordinasi berbagai otot wajah. Dengan
dilakukannya semua gerakan tersebut, maka dapat diketahui bahwa nervus
facialis, sebagai pengendali pergerakan otot wajah dan ekspresi. Dalam konteks
ini, maka keseluruhan gerakan menguji nervus facialis sebagai saraf motoris.
Otak kecil atau

serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi

gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh (Marieb
dan Hoehn, 2007). Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
Pada uji saraf otak kecil, subjek diminta berdiri sejauh dua meter dari kertas
yang bertuliskan perintah-perintah tertentu. Subjek kemudian diminta membaca
suara sambil melaksanakan tugas yang diminta. Adapun tugas-tugas dalam
perintah tersebut adalah:
1

Merentangkan kedua lengan ke samping dan mengerakkan semua


jari-jari dengan cepat

Merentangkan kedua lengan ke samping dan saling menyilangkan


semua jari-jari dengan rapat

Menolehkan kepala ke samping dengan pandangan lurus ke


samping, berjalan maju dengan meletakkan tumit yang satu di depan
ujung jari kaki yang lain

Menutup mata dan berdiri tegak selama satu menit

Menutup mata dan menyentuh hidung dengan telunjuk jari kanan

Menutup mata dan menyentuh hidung dengan telunjuk jari kiri

Menyentuh telunjuk kanan pengamat

Berdiri tegak dan mengerakkan kaki kanan keatas ke bawah


menggeser sepanjang kaki kiri

Berdiri tegak dan mengerakkan kaki kiri ke atas ke bawah


menggeser sepanjang kaki kiri

Seluruh tugas di atas memerlukan pengendalian motoris, mempertahankan


posisi tubuh, orientasi ruang yang mana merupakan fungsi utama dari otak kecil
(Eckert dan Randall, 1983). Pada gerakan ke-1, 2, 3, 8, dan 9 menunjukkan
fungsi dari otak kecil pada daerah spinocerebellum (yaitu daerah medial antara
lobus anterior dan posterior) yang mengontrol pergerakan anggota badan.
Apabila subjek dapat melakukan gerakan- gerakan yang melibatkan anggota
badan, yaitu lengan dan tungkai, maka bagian spinocerebellum dari otak
kecil dapat menjalankan fungsi dengan baik. Namun pada gerakan ke 3 subyek 2
tidak dapat melakukannya dengan baik hal ini dikarenakan kurangnya
konsentrasi dalam membaca perintah sehingga terjadi kesalahan dalam informasi
yang diterima sehingga otak menterjemahkan informasi tersebut.
Pada gerakan 4, kedua subjek dapat berdiri dengan tegak selama satu menit
dalam kondisi mata tertutup. Gerakan ini mengindikasikan fungsi normal dari
lobus floccundular dari otak kecil yang memegang fungsi utama dalam menjaga
keseimbangan (Ghez dan Fahn, 1985). Apabila lobus ini terganggu, subjek akan
berdiri bergoyang atau tidak dapat menjaga keseimbangannya saat diminta
berdiri selama satu menit nonstop. Posisi tubuh saat berdiri dalam jangka waktu
tertentu memerlukan kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan, yang
mana hal ini diatur oleh lobus floccundular pada otak kecil.
Pada gerakan 5 dan 6, kedua subjek dapat menutup mata dan menyentuh hidung
dengan telunjuk kanan maupun kiri. Gerakan ini menunjukkan fungsi lobus

cerebrocerebellum, yang

terletak

pada

bagian

lateral

otak

kecil.

Cerebrocerebellum terlibat dalam perencanaan gerak yang akan dilakukan


oleh subjek (Kingsley, 2000), yaitu mengevaluasi informasi sensoris untuk
melakukan aksi berdasarkan fungsi kognitif otak (Timmann,

2007).

Saat

menutup mata, maka subjek merencanakan bahwa ia akan melakukan aksi


untuk menyentuh hidung dengan telunjuknya. Secara tidak langsung, gerakan ini
mengindikasikan kerja otak kecil, khususnya bagian lateral, yang baik dan normal.
G. Diskusi
1. Samakan status saraf pada subjek 1 dengan subjek 2?
2. Mengapa hal itu bisa terjadi?
3. Bila tidak sama faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
perbedaan tersebut?
Jawab :
1. Tidak sama
2.
3. Hal tersebut dapat terjadi diantaranya karena faktor kebiasaan/gaya hidup,
kondisi fisik, kepekaan dari masing-masing indera, nutrisi yang dikonsumsi.
H. Simpulan
Fungsi kerja otak antara orang satu dengan orang yang lain berbeda, tetapi
fungsi kerja otak masih dapat dikatakan baik karena praktikan dapat memenuhi
hampir semua indikator.
I. Daftar Pustaka
Kuswanti, Nur, Raharjo dan Nur Qomariah. Panduan Praktikum Fisiologi Hewan.
Surabaya: Biologi FMIPA UNESA.
Leonhardt, Helmut. 1990. Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia. Jakarta: EGC
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: Depdikbud.
Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta : Depdikbud.
Campbell, Reece Mitchell. 2000. Biologi Edisi Ke-5 Jilid 3. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai