Apa Itu Dalil : Pengertian atau istilah dalil dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2005) diartikan pendapat yang
dikemukakan dan dipertahankan sebagai suatu kebenaran. Suatu dalil ditulis dalam bentuk proposisi yang harus memenhi tiga criteria, yaitu : 1) Mempunyai bentuk hubungan (deskripsi, komparasi, eksplanasi dan kausalitas); 2) Memiliki keeratan pertalian hubungan antar konsep atau variabel (proposition linkage)) 3) Memiliki nilai informasi yang tinggi (high informative value) sehingga tidakmenimbulkan kesalahan interprestasi. Cara Membuat Dalil : Dengan konsep pemahaman dalil tersebut, dalil dibuat dengan cara menjalin dua konsep sehingga menunjukkan keeratan pertalian antar konsep (proposition linkage). Sebagai misal, Kepemimpinan Kepala Desa merupakan satu konsep; dan Partisipasi Masyarakat merupakan satu konsep lainnya. Kedua konsep ini kemudian dijalin menjadi Kepemimpinan Kepala Desa Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan Desa.. Kedua konsep tersebut bisa juga disebut sebagai dua variabel yang bisa dibedakan menjadi Kepemimpinan Kepala Desa sebagai variabel antecedent (yang mendahului, sebab); dan Partisipasi Masyarakat sebagai variabel konsekuensi (akibat, fenomena). Dalil- keterangan yg dijadikan bukti atau alasan suatu kebenaran. Dengan cara yang dijelaskan di atas disusun disusun dalil-dalil yang terdiri atas 2 Dalil dari hasil penelitian, 2
Dalil Ilmu Pemerintahan, 1 Dalil Ilmu Ekonomi
Pembangunan, 1 dalil Ilmu Kesejahteraan Sosial, dan 1 dalil Ilmu Pendidikan. Fungsi Dalil adalah menunjukkan kapasitas keilmuan promovendus dalam memilah dan memahami konsep keilmuan/disiplin ilmu dan sekaligus membentuk perspektif keilmuan yang mengantar promovendus dapat memahami filsafat ilmu menurut ontologi, espitomologi dan aksiomologi.
Proposisi Berdasarkan Bentuknya,
Proposisi tunggal, merupakan proposisi yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Misalnya, saya makan; Andi bermain. Proposisi majemuk, merupakan proposisi yang terdiri atas satu subjek dan lebih dari satu predikat. Misalnya, Anna belajar fisika dan mendengarkan musik; Bekham tur ke Asia dan bermain di Indonesia. b)
Proposisi Berdasarkan Sifatnya,
Proposisi Kategorial, proposisi yang hubungan subjek
dan predikatnya tidak memerlukan syarat apapun. Misalnya, semua orang akan mati; semua hewan membutuhkan makan. Proposisi Kondisional, proposisi yang pada hubungan subjek dan predikatnya memerlukan syarat tertentu. Misalnya, jika hari mendung maka akan turun hujan; jika Dina bangun kesiangan maka akan terlambat masuk ke sekolah. Dalam proposisi kondisonal terbagi menjadi dua macam, yakni: proposisi kondisional hipotesis dan proposisi kondisional disjungtif atau mempunyai 2 pilihan alternatif. Contohnya : jika hari ini tidak hujan,
dia pasti akan menepati janjinya (hipotesis). Dia tidak
jadi datang karena sibuk atau malas (disjungtif) Proposisi Berdasarkan Kualitasnya, Proposisi Positif, atau Afirmatif, merupakan proposisi yang predikatnya membenarkan subjek. Misal, semua profesor adalah orang pintar. Proposisi Negatif, merupakan proposisi yang predikatnya tidak mendukung/ membenarkan subjek. Misalnya, tidak satupun tumbuhan memiliki kaki. Proposisi Berdasarkan Kuantitasnya, Proposisi Umum (universal), adalah proposisi dimana predikat mendukung atau mengingkari semua subjek. Misalnya, semua mahasiswa harus mengerjakan tugas dari dosen. Proposisi Khusus (partikular), adalah proposisi dimana pernyataan khusus mengiyakan yang sebagian subjek merupakan bagian dari predikat. Misalnya, sebagian murid di SD adalah anak orang kaya. Menurut Selltiz, et al., dalam Nazir (1988) dalam buku Metode Penelitian, mengatakan bahwa proposisi yagn sudah mempunyai jangkauan cukup luas dan telah didukung oleh data empiris dinamakan dalil (scientific law). Dengan perkataan lain, dalil adalah singkatan dari suatu pengetahuan tentang hubungan sifat-sifat tertentu, yang bentuknya lebih umum jika dibandingkan dengan penemuan-penemuan empiris pada mana dalil tersebut didasarkan.