Laporan Kunjungan Rumah Potong Hewan PDF
Laporan Kunjungan Rumah Potong Hewan PDF
Abatoar
Dosen : Hj. Ir. Komariah, M. Si
Dudi Firmansyah, S. Pt
Eko Prasetyo, S. pt
Kelompok 2 :
Lou Ayy Alzamakhsyari
Rizky Yudha Asthofani
Ade Mukarom
Naufal Laudza Izzat
Zsagita Tri Budiyani
Wahyuni
: J3I112033
: J3I112085
: J3I112096
: J3I 112091
: J3I112086
: J3I112019
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rantai pasok daging sapi (beef supply chain) global menjadi salah satu
komponen yang strategis di dalam pemenuhan pangan dan sistem logistik daging
sapi nasional. Pada saat ini industri daging sapi atau rantai pasok daging sapi
nasional, dihadapkan pada lingkungan pasar global yang sangat kompetitif.
Semakin senjangnya kapasitas produksi daging sapi nasional dengan laju
pertumbuhan permintaan konsumsi menyebabkan Indonesia semakin
berkepentingan dengan rantai global untuk mereduksi tingkat kesenjangan
tersebut. Oleh sebab itu, pada akhir-akhir ini, tuntutan terhadap Indonesia untuk
dapat menyelaraskan diri terhadap berbagai norma dan regulasi perdagangan
internasional (terms of trade) sapi potong dan daging sapi tampaknya semakin
keras disuarakan oleh berbagai pihak yang menjadi mitra perdagangan
internasional Indonesia. Khususnya untuk komoditas perdagangan sapi potong,
isu-isu mengenai kepuasan dan kepercayaan konsumen atas atribut-atribut non
ekonomi, seperti keamanan pangan (food safety), kemamputelusuran (traceability)
dan kesejahteraan hewan (animal welfare) semakin intensif dikemukakan di
berbagai forum perdagangan internasional.
Pasca penayangan kekejaman pemotongan sapi impor di salah satu RPH
(Rumah Potong Hewan) di Indonesia oleh TV ABC di acara Four Corners pada
bulan Mei 2011, pemerintah Australia secara resmi mengumumkan embargo
ekspor sapi potong ke Indonesia. Pada faktanya, embargo tersebut, telah
menimbulkan dampak bagi kestabilan stok daging sapi pada tingkat nasional.
Setelah embargo, volume stok daging sapi di tingkat nasional diperkirakan
mengalami penurunan yang cukup nyata. Meskipun tidak terdapat data resmi
mengenai perubahan stok daging sapi nasional, penurunan volume stok tersebut
dapat teramati dari pergerakan harga daging sapi di sebagian besar wilayah
Indonesia, terutama di kota-kota besar yang merupakan wilayah utama konsumsi
daging sapi nasional. Secara berangsur, harga daging sapi mengalami kenaikan
sebesar (20-30) % di dalam jangka waktu 8 bulan terakhir ini.
Fenomena tersebut setidaknya dapat menunjukkan bahwa untuk beberapa
tahun mendatang, rantai pasok daging sapi nasional akan semakin terintegrasi
dengan rantai pasok global, baik secara fisik maupun kelembagaan. Di dalam
konteks ini, setiap pelaku di dalam rantai pasok nasional (chain actor) masingmasing memiliki peran yang signifikan di dalam menjamin keintegrasian rantai
pasok daging sapi nasional tersebut. Di antara sekian banyak pelaku dalam rantai,
Rumah Potong Hewan (RPH) merupakan salah satu pelaku dalam rantai yang
diyakini menjadi simpul strategis yang menghubungkan antara rantai pasok
nasional, global, dan konsumen daging sapi nasional. Di sisi produksi, RPH
merupakan lembaga yang menjadi muara tataniaga sapi potong, baik nasional atau
pun global, sementara pada sisi konsumsi, RPH merupakan lembaga yang
berfungsi untuk menjamin ketersediaan daging sapi bagi konsumen, baik
kuantitasnya atau pun kualitasnya (Rochadi Tawaf, 2012).
Rumah Potong Hewan|1
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui, memahami, dan
mempraktikkan cara pemotongan dan pengolahan sapi dengan baik dan benar.
METODE
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilakukan di dua tempat yang pertama pada tanggal 25 April
2013 pada pukul 19.00 24.00 WIB yang bertempat di RPH Bubulak dan
selanjutnya pada tanggal 6 Mei 2013, pukul 08.00 10.00 WIB yang bertempat di
RPH Elders kota Bogor.
Alat dan Bahan
Perlengkapan yang digunakan saat praktikum adalah wearpack dan sepatu
boots.
Metode Pelaksanaan
Metode yang dilakukan adalah mengamati proses pemotongan hewan atau
ruminansia dan proses pengolahan karkas.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pada SNI tentang rumah potong hewan No. 01-6159-1999 dan Peraturan
Menteri Pertanian No. 13/Permentan/OT.140/1/2010 tentang Persyaratan Rumah
Potong Hewan Ruminansia dan Unit Penanganan Daging diatur beberapa
persayaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah rumah potong hewan, persyaratan
tersebut mengatur mengenai :
A. Persyaratan Lokasi
a. Rumah Potong Hewan Bubulak, Kota Bogor
Lokasi yang dimiliki oleh RPH Bubulak memiliki keterangan sebagai
berikut: berada dibawah pemukiman warga dengan luas lokasi 5 ha,
dekat dengan sungai Cisadane, jauh dari industri logam atau kimia.
b. Rumah Potong Hewan Elders
Lokasi RPH PT. Elders adalah berada didalam lingkungan Kampus
IPB Dramaga, jauh dari lingkungan warga sekitar, dekat dengan aliran
sungai, memiliki luas area kurang lebih 2 ha.
B. Persyaratan Sarana
a. Rumah Potong Hewan Bubulak, Kota Bogor
Jalan masuk ke RPH diaspal dan memiliki akses ke setiap fasilitas di
RPH, sumber air berasal dari PDAM dan memiliki jenset.
b. Rumah Potong Hewan Elders
Jalan akses menuju tempat parkir yang masih berbatu-batu, sumber air
berasal dari PDAM dan tidak memiliki jenset.
C. Persyaratan Bangunan dan Tata Letak
a. Rumah Potong Hewan Bubulak, Kota Bogor
RPH Bubulak memiliki kandang istirahat, kandang isolasi, kantor
administrasi, kantor dokter hewan, tempat istirahat karyawan, kantin,
mushala, kamar mandi, IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah),
incenerator, tempat parkir, pos satpam, dan menara air.
b. Rumah Potong Hewan Elders
RPH Elders memiliki kandang istirahat, kandang isolasi, kantor
administrasi, tempat istirahat karyawan, kantin, mushala, kamar mandi,
IPAL, tempat parkir, pos satpam, dan menara air.
D. Persyaratan Peralatan
a. Rumah Potong Hewan Bubulak, Kota Bogor
RPH Bubulak memiliki peralatan yang terbuat dari stainless stell dan
mudah dibersihkan, alat yang bersentuhan dengan daging tidak
mengandung toksin, dilengkapi dengan sistem rel, restraining box,
Pembahasan
NO
KRITERIA (SNI)
RPH BUBULAK
RPH ELDERS
PERSYARATAN
LOKASI
Lokasi
RPH Bubulak
memiliki berada dibawah
pemukiman warga dengan
luas lokasi 5 ha, dekat dengan
sungai Cisadane, jauh dari
industri logam atau kimia.
Persyaratan
Sarana
PERBANDINGAN
KET
Area RPH
Bubulak lebih
luas
dibandingkan
RPH Elders
Persyaratan
Bangunan dan
Tata Letak
RPH
Bubulak
memiliki
kandang istirahat, kandang
isolasi, kantor administrasi,
kantor dokter hewan, tempat
istirahat karyawan, kantin,
mushala, kamar mandi, IPAL
(Instalasi Pengolahan Air
Limbah), incenerator, tempat
parkir, pos satpam, dan
menara air
Persyaratan
Peralatan
RPH
Bubulak
memiliki
peralatan yang terbuat dari
stainless stell dan mudah
dibersihkan,
alat
yang
bersentuhan dengan daging
tidak mengandung toksin,
dilengkapi dengan sistem rel,
restraining
box,
hoist,
scraddle, trolley terbuat dari
bahan
alumunium,
alat
penggantung
karkas,
timbangan karkas, mesin
pompa air, spayer dan steam.
RPH
Elders
tidak memiliki
incerator untuk
memusnahkan
ternak
yang
tidak
layang
dipotong.
Persyaratan
karyawan dan
Perusahaan
RPH
bubulak
memiliki
pengawasan kesmavet serta
diberlakukan
pemeriksaan
antemortem dan pemeriksaan
postmortem yang diperiksa
secara langsung.
Kendaraan
pengangkut
daging
Persyaratan ruang
pendinginan atau
pelayuan
Persyaratan
pembekuan
Karyawan RPH
Bubulak hanya
bertugas sebagai
jagal dan proses
selanjutnya
dilakukan oleh
pihak pemilik
hewan.
Kendaran
pengangkut
RPH Bubulak
belum
dilengkapi
dengan Sistem
Pendingin.
RPH
Bubulak
tidak
melakukan
pembekuan
dikarenakan menjual karkas
dalam keadaan panas.
Persyaratan ruang
pembagian karkas
dan pengemasan
daging
10
Persyaratan
laboratorium
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah membahas dan membandingkan kedua RPH yaitu RPH Bubulak
Kota Bogor dan RPH Elders Bogor, dapat di simpulkan bahwa kedua RPH
tersebut memiliki standarisasi yang sama dalam hal pemotongan hewan atau
ruminansiadengan sedikit perbedaan seperti, fasilitas, sarana dan prasana di area
RPH tersebut. Jika di golongkan kepada tipe RPH sesuai dengan tipe-tipe RPH
yang ada didalam pembahasan Lestari (1993b), RPH Bubulak Kota Bogor
termasuk ke dalam RPH Tipe A karena memiliki Ekshauser dan Chiller. RPH
Elders Bogor termasuk ke dalam Tipe A karena memiliki perlengkapan yang sama
seperti RPH Bubulak Kota Bogor.
DAFTAR PUSTAKA
Tawaf. R. 2012. Standarisasi Rumah Potong Hewan Milik Pemerintah
Jawa Barat. Jatinangor [PDF]
Burhanuddin. R. 2011. Studi Kelayakan Pendirian Rumah Potong Hewan
Di Kutai Timur. [PDF]
Badan Standarisasi Nasional (1999); SNI tentang Rumah Potong Hewan
No. 01-6159-1999. Pusat Standarisasi LIPI Jakarta
Kementrian Pertanian (2010), Peraturan Menteri Pertanian No.
13/Permentan/ OT.140/1/2010 Tentang Persyaratan rumah potong
hewan ruminansia dan Unit penanganan daging (meat cutting plant).
Berita Negara RI No. 60/2010.
http://pertanian.uns.ac.id/~adimagna/desainRPH.htm.
Menurut Lestari (1993b). [WEB]
Desain
RPH
LAMPIRAN