LE MAK
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr. Wb.
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, atas
rahmat hidayah dan izinnya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
LEMAK dimana dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tugas ini merupakan tugas dari mata kuliah Dasar Ilmu Gizi penyusunan
makalah ini kami mengalami kendala atau hambatan namun semua dapat di atasi
dengan baik karena bantuan dari semua pihak yang membantu kami
dalam
penyusunan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami.
Kami yakin makalah yang kami susun ini, masih jauh dari kesempurnaan.
Karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
penyempurnaan makalah kami berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................
ii
DAFTAR ISI.......................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
1
2
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
Pengertian ............................................................
Fungsi lemak ........................................................
Metabolisme Lemak.............................................
Sumber lemak ......................................................
Dampak dari kelebihan dan kekurangan lemak ......
3
5
6
9
10
12
12
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lemak merupakan sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur Carbon
(C),Hidrogen (H) dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat
pelarut tertentu (zat pelarut lemak), seperti petroleum benzene, ether. Lemak yang
mempunyai titik lebur tinggi bersifat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai
titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar di sebut lemak
atau gaji, sedangkan yang cair pada suhu kamar di sebut minyak.
Lemak di dalam makanan yang memegang peranan penting ialah yang
disebut lemak netral, atau triglycerida, yang molekulnya terdiri atas satu molekul
glycerol (glycerin) dan tiga molekul asam lemak, yang diikatkan pada glycerol
tersebut dengan ikatan ester. Ketiga asam lemak tersebut bisa sama semua, tetapi
dapat juga dua sama atau ketiganya tidak ada yang sama.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
C. TUJUAN
1.
2.
3.
4.
Lemak
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Lemak adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan akohor
yang di sebut gliserol atau gliserin. Peranan lemak dalam bahan pangan,yang utama
adalah sebagai sumber energi.Lemak merupakan sumber energi yang dapat
menyediakan energi sekitar 2,25 kali lebih banyak dari pada yang di berikan oleh
karbohidrat ( pati,gula ) atau protein.Istilah lemak atau minyak lebih umum di
gunakan dari pada lipida.Lemak bersifat pada suhu ruagan,sedangkan minyak
bersifat cair.
Lemak adalah bentuk energi berlebih yang disimpan oleh hewan,sehingga jumlah
lemak dalam hewan yang dijadikan bahan pangan ditentukan oleh keseimbangan
energi hewan tersebut secara praktis. Semua bahan pangan hewani mengandung
lemak,bahkan daging sapi rendah lemak ( lean meat ) mengandung 28% lemak,
yang memberikan kontribusi 77% dari kalori makanan, sedangkan 51% lemak dalam
Cheddar cheese memberikan 73% dari kalori makanan.
Semua lemak yang terdapat dari bahan pangan nabati terutama terdapat dalam
bentuk minyak.Dalam Serelia seperti jagung atau di dalam kacang kacangan
seperti
kedelai,lemak
terdapat
dalam
germ
maupun
dalam
telur.
asam lemak tak jenuh terdapat dalam minyak jagung,minyak zaitun, dan mete.
Lemak ganda
phospholipit,merupakan komponen membran sel,komponen
struktur otak,jaringan saraf,bermanfaat untuk pengumpulan darah, lecithin
termaksud phospholipit.
c. lipoprotein,terdiri atas HDL ( High Density Lipoprotein ),LDI (low Density Lipopretein).
3. Derivat lemak/lemak tiruan
Termasuk lemak jenis ini adalah kolestrol,terdapat pada produk binatang
(otak,ginjal,hati,daging,unggas,ikan,dan kuning telur;1 butir telur Mengandung 275
mg kolestrol).
B. FUNGSI LEMAK
1.
yang rendah.
2. pemberi kalori tiap gram lemak dalam peristiwa oksidasi akan memberikan kalori
sebanyak 9 kalori sebagi sumber kalori.
3. memberi asam lemak esonsial.
Adapun fungsi lemak yang lain yaitu sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
monoglycerida serta asam lemak bebas. Asam lemak dengan rantai karbon panjang
tidak larut didalam air,tetapi membuat ikatan kompleks dengan garam empedu yang
membuatnya dapat larut (emulsi). Asam lemak rantai karbon pendek dan intermediat
lebih mudah larut didalam air,sehingga lebih mudah diserap melalui dinding epithel
saluran pencernaan.
Sekresi cairan empedu dari hati tidak mengandung enzim untuk memecah
lemak,tetapi mengandung garam-garam empedu yang mengemulsikan lemak dan
asam lemak hasil pencernaan,menjadi butir-butir halus yang dapat menembus
epithel usus,masuk kedalam lymphe jaringan.
a. Penyerapan dan Transpor
Dari berbagai teori yang diajukan mengenai pencernaan dan penyerapan lemak
makanan,hanya dua buah yang masih sanggup bertahan: (1) teori pertama
mengatakan bahwa semua glycerida didalam makanan dihydrolisa total didalam
saluran pencernaan (usus halus) dan asam-asam lemak yang di pisahkan
diemulsikan dengan pertolongan garam-garam empedu (sodium taurocholate)
menjadi butir-butir mikroskopik yang berdiameter 0,5 u atau lebih kecil lagi,yang
mudah menembus epithel usus.
Glycerol larut dalam air sehingga mudah diserap. Didalam dinding usus asam
lemak diresintesa menjadi lemak kembali dan butir-butir lemak sebagai chylomicron
dialirkan melalui kapiler lymphe kedalam Ductus thoracicus dan masuk kedalam
aliran darah di Angulus venosus,pertemuan Vena subclatia sinistra dengan Vena
jugularis sinistra,di pangkal leher sebelah kiri. Chylomicron dialirkan oleh darah,di
bawa kehati,dimana sebagian di ambil oleh sel-sel untuk mengalami metabolisme
lebih lanjut.yang tidak di ambil oleh sel hati terus mengalir di dalam saluran darah
untuk kemudian di ambil oleh sel-sel di dalam jaringan terutama sel-sel lemak di
tempat- tempat penimbunan.
Didalam sel jaringan lemak mengalami lagi hydrolisa untuk mengalami proses lebih
lanjut,terutama untuk menghasilkan energi. Glycerol masuk kedalam jalur EmbdenMeyerhof dari metabolisme karbohidrat dan asam lemak di pecah,setiap kali
melepaskan satuan yang terdiri atas dua carbon,ialah Acetyl-CoA merupakan bahan
bakar yang masuk kedalam cyclus KREBS,untuk dioksidasi menjadi CO2 dan
H2O,sambil menghasilkan ATP.
D. SUMBER LEMAK
1. Jagung .....................................................
2. Gandum ...............................................
3. Beras setengah giling ............................
4. Beras pecah kulit ...................................
5. Beras giling ...........................................
6. Sorghum (cantel) ..................................
7. Pati/tepung (strach) ..............................
8. Sereal (padi-padian)lainnya ..................
9. Kacang mudah belum di kupas .............
10. Jamur ....................................................
11. Kentang,umbi umbian ........................
12. Sayuran ................................................
13. Tomat ...................................................
14. Kacang kedelai dan produknya .............
15. Legum penghasil biji bijian,minyak .....
16. Daging,ikan ..........................................
17. Telur ....................................................
18. Susu dan produknya ...........................
19. Mentega .............................................
20. Lemak dan hewan lain ........................
8,37 kal/g
8,37 kal/g
8,37 kal/g
8,37 kal/g
8,37 kal/g
8,37 kal/g
8,37 kal/g
8,37 kal/g
8,37 kal/g
8,37 kal/g
8,37 kal/g
8,37 kal/g
8,37 kal/g
8,37 kal/g
8,37 kal/g
9,02 kal/g
9,02 kal/g
8,79 kal/g
8.79 kal/g
9,02 kal/g
meningkatkan suhu tubuh. Brown fat lebih banyak terdapat pada bayi, yang dengan
bertambahnya umur, jumlah brown fat semakin berkurang. Pada orang dewasa
masih di jumpai di daerah subkutan interskapular.
Suhu jaringan di sekitar brown fat ini lebih tinggi secara lokal di bandingkan dengan
jaringan sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lemak
merupakan
senyawa
organik
yang
mengandung
unsur
fungsi
dari
lemak
yaitu
didalam
makanan
memberikan
rasa
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.Ir.Ms,Deddi Muhtadi.2008.pengantar ilmu gizi:Alfabeta
Drs.Irianto,Kus.dkk.2010.gizi dan pola hidup sehat:Yrana widya
Ir.Ms,Made Astawan.dkk.2008.metabolisme zat gizi 1 sumber,fungsi dan kebutuhan
bagi tubuh manusia:Pustaka sinar harapan.
Tej asari.2005.nilai-nilai gizi pangan:Graha ilmu
Proverawati,Atikah.2009.gizi:medical book.
Moehji,sjahmien.1992.ilmu gizi dasar.jakarta:Bharatara.
Prof.DR.Achmad
djaeni
sediaoetama,M.sc.1987.ilmu
gizi
untuk
profesi
dan
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita terutama karena
merupakan sumber energy, cita rasa,serta sumber vitamin A, D, E dan K.
Manusia dapat digolongkan mahluk omnivora, artinya makanannya terdiri
dari bahan hewani maupun nabati, karena itu dapat manerima minyak dan lemak
dari berbagai sumber baik ternak maupun tanaman.minyak merupakan jenis
makanan yang paling padat energy, yaitu mengandung 5 kkal per gram atau 37
kilojoul per gram.
Pada umumnya proporsi minyak dan lemak yang dikosumsi ada kaitannya
dengan tingkat ekonomi suatu Negara. Dinegara negara yang telah maju
teknologinya jumlah konsumsi lemak umumnya tinggi, sebaliknya di Negara
Negara yang penghasilannya terbatas pada hasil pertanian, jumlah konsumsi
lemaknya rendah.
1.2
Tujuan
Manfaat
Memberitahukan
informasi
margarain,shortening,
dan
kepada
maragarain,
agar
pembaca
pembaca
tentang
dapat
lemak,
mengetahui
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber
energi yang lebih efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. Satu gram
minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein
hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak, khusussnya minyak nabati,
mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam linoleat, lenolenat, dan
arakidonat
yang
dapat
mencegah
penyempitan
pembuluh
darah
akibat
penumpukan kolestrol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan
pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E, dan K.
Lemak dan minyak terdapat pada hampr semua bahan pangan dengan
kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan
dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan
bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas,
seperti minyak goring, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega, dan
margarine.di samping itu, penambahan lemak juga dimaksudkan juga untuk
menambah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan pangan., seperti
pada kembang gula, penambahan shortening pada pembuatan kue-kue, dan lainlain. Lemak yang ditambahkan kedalam bahan pangan, atau dijadikan bahan
pangan membutuhkan persyaratan dan sifat-sifat tertentu. Berbagai bahan pangan
seperti daging, ikan, telur, susu, alpokat, kacang tanah, dan beberapa jenis
sayuran mengandung lemak atau minyak yang biasanya termakan bersama bahn
tersebut. Lemak dan minyak tersebut dikenal sebagai lemak tersembunyi (invisibke
fat). Sedangkan lemak dan minyak yang telah diekstraksi daaari ternak atau bahan
nabati dan dimurnikan dikenal sebagai lemak minyak biasa atau lemak kasat mata
(visible fat).
Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolestrol, sedangkan
lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tak
jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Lemak hewani ada yang berbentuk padat
(lemak) yang biasanya berasal dari lemak hewan darat seperti lemak susu, lemak
babi, lemak sapi. Lemak hewan laut seperti minyak ikan paus, minyak ikan cod,
minyak ikan herring berbentuk cair dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu :
a) Drying oil yang akan membentuk lapisan keras bila mongering di udara, misalnya
minyak yang dapat digunakan untuk cat dan pernis.
b) Semi drying oil seperti minyak jagung, minyak biji kapas, dan minyak
bunga
matahari.
c) Non drying oil, misalnya minyak kelapa dan minyak kacang tanah.
Lemak nabati yang berbentuk padat adalah minyak coklat dan bagian stearin dan
minyak kelapa sawit.
Pembentukan Lemak secara Alami
Hampir semua bahan banyak mengandung lemak dan minyak, terutama bahan
yang berasal dari hewan. Lemak dalam jaringan hewan terdapat pada jaringan
adlposa. Dalam tanaman, lemak disintesis dari satu molekul gliserol dengan tiga
molekul asam lemak yang terbentuk dari kelanjutan oksidasi karbohidrat dalam
proses respirasi. Proses pembentukan lemak dalam tanaman dapat dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu pembentukan gliserol, pembentukan molekul asam lemak,
kemudian kondensasi asam lemak dengan gliserol membentuk lemak.
Minyak pangan dalam bahan pangan biasanya diekstraksi dalam keadaan tidak
murni dan bercampur dengan komponen-komponen lain yang disebut fraksi lipida.
Fraksi lipida terdiri dari minyak/lemak (edible flat/oil), malam (wax) fosfolipida,
sterol, hidrokarbon, dan pigmen. Dengan cara ekstraksi yang menggunakan pelarut
lemak, seperti potroleum eter, etil eter, benzene, dan kloroform komponenkomponen fraksi lipida dapat dipisahkan. Lemak kasar (crude fat) tersebut disebut
fraksi
larut
eter.
dipergunakan
Untuk
NaOH.
membedakan
Minyak/lemak
komponen-komponen
makan,
malam,
dan
fraksi
lipida
fosflipida
dapat
disabunkan dengan NaOH. Sedangkan sterol, hidrokarbon, dan pigmen adalah fraksi
yang tidak tersabunkan.
Lemak dan minyak, lilin, serta ester sterol digolongkan sebagai lipida tunggal,
sedang fosfolopida dan glokolipida digolongkan sebagai lipida majemuk.
Lemak/minyak makan garam Na-asam lemak + gliserol
Malam + NaOH
Fosfolipida
Sterol
Hidrokarbon+ NaOH
(tidak tersabunkan)
Kandungan lemak dalam bahan pangan adalah lemak kasar dan merupakan
kandungan total lipida dalam jumlah yang sebenarnya.
Fraksi Non Minyak
1. Malam dan Fosfolipida
Malam adalah ester asam lemak dengan alcohol yang mempunyai berat molekul
(BM) tinggi. Asam lemaknya adalah palmitat, stearat, dan oleat. Malam hanya
terdapat dalam lemak kasar.
Fosfolipida merupakan ester asam lemak dan gliserol yang mengandung ion fosfat.
Minyak dari golongan biji-bijian banyak mengandung fosfolipida, misalnya sefalin
yang banyak terdapat pada minyak kacang kedelai.
Lesitin mempunyai bagian yang larut dalam minyak yaitu bagian yang
mengandung polar yang larut dalam air. Karena itu lesitin dapat digunakan sebagi
emulsifier.
2. Pigmen
Adanya pigmen menyebabkan lemak berwarna. Warna lemak tergantung dari
macam pigmennya.
Adanya karatenoid menyebabkan warna kuning kemerahan. Karatenoid sangat
larut dalam minyak dan merupakan hidrokarbon dengan banyak ikatan tidak jenuh.
Lemak banyak digunakan dalam pembuatan roti atau kue dengan tujuan
membantu mengempukkan produk akhir. Lemak yang bersifat demikian dikenal
dengan istilah shortening. Disebut demikian karena dengan adanya lemak yang
tidak larut dalam air itu, maka terbentuk massa serabut-serabut gluten dari
gandumyang padat dank eras dapat dihalangi.dengan demikian serabut-serabut
gluten menjadi lebih pendek (shortening), sehingga produk akhirnya (roti atau kue)
menjadi lebih empuk.
Kristal Lemak
Lemak juga dapat memiliki sifat plastis, artinya mudah dibentuk atau dicetak
atau dapat diempukkan (cream)., yaitu dilunakkan dengan pencampuran dengan
udara. Lemak yang plastis biasanya mengandung Kristal gliserida yang padat dan
sebagian trigliserida cair. Bentuk dan ukuran Kristal mempengaruhi sifat lemak
pada makanan roti atau kue-kue.
Bila suatu lemak didinginkan, hilangnya panas akan memperlambat gerakan
molekul-molekul dalam lemak, sehingga jarak antara molekul-molekul lebih kecil.
Jika jarak antara molekul-molekul dalam lemak tersebut mencapai 5, maka akan
timbul gaya tarik-menarik antarmolekul yang disebut gaya Van der Walls. Besar
gaya ini hanya bias dihitung pada molekul yang berantai panjang, seperti asam
lemak dengan BM tinggi. Akibat adanya gaya ini, radikal-radikal asam lemak dalam
molekul lemak akan tersusun berjajar dan saling bertumpuk serta berikatan
membentuk Kristal
Titik Lebur
Dalam bahan makanan terdapat berbagai jenis trigliserida, dank arena inilah
titik lebur lemak dan minyak tidak tajam, tetapi merupakan kisaran suhu. Lemak
dan minyak juga menunjukkan variasi yang besar pada sifat tekstur dan daya
pembentuk creamnya.
Titik lebur suatu lemak atau minyak dipengaruhi oleh sifat asam lemak, yaitu
daya tarik antarasam lemak yang berdekatan dalam Kristal. Gaya ini ditentukan
oleh panjang rantai C, jumlah ikatan rangkap, dan bentuk cis atau trans pada asam
lemak tak jenuh. Makin panjang rantai C, titik cair akan semakin tinggi. Titik lebur
menurun dengan bertambahnya jumlah ikatan rangkap. Hal ini dapat diterangkan
sebagai berikut:
Ikatan antarmolekul asam lemak tidak jenuh kurang kuat, sebab rantai pada
ikatan rangkap (cis) tidak lurus. Makin banyak ikatan rangkap, ikatan makin lemah,
berarti titik cair akan lebih rendah. Demikian pula dapat dimengerti bahwa asam
lemak jenuh mempunyai titik lebur lebih tinggi daripada asam lemak tak jenuh.
Adanya bentuk trans pada asam lemak akan menyebabkan lemak mempunyai titik
Sifat Lain
golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam-asam lemak
tak jenuh berbeda dalam jumlah dan posisi ikatan rangkapnya dan berbeda dengan
asam lemak jenuh dalam bentuk molekul keseluruhannya. Asam lemak tak jenuh
biasanya terdapat dalam bentuk cis, karena itu molekul akan bengkok pada ikatan
rangkap, walaupun ada juga asam lemak tak jenuh dalam bentuk trans.
Asam-asam lemak mempunyai jumlah atom C genap dari C 2 sampai C30 dan
dalam bentuk bebas atau ester dengan gliserol. Asam lemak jenuh yang paling
banyak ditemukan dalam bahan pangan adalah asam palmitat, yaitu 15-50% dari
seluruh asam-asam lemak yang ada. Asam stearat terdapat dalam konsentrasi
tinggi pada lemak biji-bijian tanaman tropis dan dalam lemak cadangan beberapa
hewan darat, yaitu 25% dari asam-asam lemak yang ada.
Adanya ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh menimbulkan
kemungkinan terjadinya isomer yang terjadi pada posisi ikatan rangkap. Baik pada
molekul yang mempunyai sususnan konyugasi maupun nonkonyugasi, dapat terjadi
isomer cis atau trans pada posisi ikatan rangkap.
Asam lemak dapat digolongkan berdasarkan berat molekul dan derajat
ketidakjenuhan. Keduanya akan mempengaruhi sifat-sifat kelarutannya dalam air,
kemampuan asam lemak untuk menguap, dan kelarutan garam-garamnya dalam
alcohol dan air.
Asam lemak dan atom C lebih daridua belas tidak larut dalam air dingin
maupun air panas. Asam lemak dari C4, C6, C8, dan C10 dapat menguap dan asam
lemak C12 dan C14 sedikit menguap. Garam-garam dari asam lemak yang
mempunyai berat molekul dan tak jenuh lebih mudah larut dalam alcohol daripada
garam-garam dari asam lemak yang mempunyai berat molekul tinggi dan jenuh.
Penggolongan asam lemak lebihjauh lagi dapat dilakukan dengan esterifikasi
yang menghasilkan ester metil atau ester etil, kemudian didikuti dengan fraksinasi.
Fraksinasi bias dilakukan dengan cara kromatografi gas, kromatografi lapisan tipis,
atau menggunakan spektrofotometer dengan sinar inframerah. Cara yang terakhir
ini dapat digunakna untuk menentukan jumlah dan identifikasi asam lemak. Dari
penelitian-penelitian dengan sinar inframerah ini diperoleh bahwa ikatan cis lebih
sering terdapat pada ikatan rangkap dalam asam lemak daripada ikatan trans.
Isomer trans dapat terbentuk dalam keadaan panas hidrogenasi, atau karena
katalis lain.
trigliserida-trigliserida
butirodiolein,
dapat dibiarkan menjadi asam secara spontan atau dapat diasamkan dengan
penambahan pupukan murni bakteri asam laktat pada lemak susu yang manis yang
telah dipasteurisasikan, sehingga memungkinkan terjadinya fermentasi.
Lemak susu dinetralakan dengan garam-garam karbonat,
dipasteurisasi.
Sedangkan
bakteri
yang
dinokulasikan
biasanya
kemudian
bakteri
ini diperoleh dari hasil pencampuran dua atau lebih lemak, atau dengan cara
hidrogenasi. Mentega putih ini banyak digunakan dalam bahan pangan terutama
dalam pembuatan cake dan kue yang dipanggang. Fungsinya adalah untuk
memperbaiki cata rasa, struktur, tekstur, keempukan dan memperbesar volume
roti/kue.
Ada tiga macam shortening berdasar kan cara pembuatannya yaitu compound,
hydrogenated, dan high ratio shortening.
Compound shortening adalah shortening yang dihasilkan dari campuran lemak
hewani yang bertitik cair tinggi, lemak bertitik cair rendah, dan lemak yang sudah
mengalami hidrogenasi. Dari pencampuran lemak-lemak tersebut akan diperoleh
shortening dengan konsistensi tertentu, bersifat plastis pada selang suhu yang
lebar, dan tahan lama. Contoh shortening campuran adalah pencampuran oleo
sterain, lard, dan minyak biji kapas yang telah mengalami hidrogenasi.
Shortening yang dihidrogenasi dibuat dengan cara mencampurkan dua atau
lebih minyak dengan bilangan iodine dan konsistensi berbeda-beda. Keuntungan
cara ini adalah konsistensi dapat diatur dengan mengatur perbandingan jumlah
derajat hidrogenasi dari masing-masing lemak yang dicampur.
High ratio shortening atau hydrogenated shortening yang ditambahkan
emulsifier. Misalnya
monogliserida,
digliserida,
lesitin, dan
kadang-kadang
diikuti
dengan
C. Antioksidan primer
Antioksidan primer adalah suatu zat yang dapat menghentikan reaksi berantai
pembentukan radikal yang melepaskan hydrogen. Zat zat yang termasuk golongan
ini dapat berasal dari alam dan dapat pula buatan.
Antioksidan alam antara lain tokoferol, lesitin, fosfatida, sesamol, gosipol dan
asam askorbat. Antioksidan alam yang paling banyak ditemukan dalam minyak
nabati adalah tokoferol yang memepunyai keaktifan vitamin E dan terdapat dalam
bentuk
antioksidan,penggunaannya
harus
dicantumkan.
Emapat
macam
D. Antioksidan sekunder
Antioksidan sekunder adalah suatu zat yang dapat digunkanan mencegah kerja
prooksidan sehingga dapat digolongkan sebagai sinergik. Beberapa asam organic
tertentu, biasanya asam di atau trikarboksilat, dapat mengikata logam lagam.
Misalnya satu molekul asam sitrat akan mengikat prooksidan Fe seperti sering
dilakukan pada minyak kacang kedelai. EDTA (Etilendalium tetraasetat) adalah
sequestran logam yang sering digunakan dalam minyak salad.
E. Uji ketengikan
Uji ketengikan dilakukan untuk menentukan derajat ketengikan dengan
mengukur senyawa senyawa hasil oksidasi. Penentuan yang dilakukan adalah
bilangan peroksida , jumlah karbonal, oksigen aktif, uji asam tiobarbiturat, uji
oven Schall.
BAB III
KESIMPULAN
3.1Kesimpulan
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber
energi.
3.2Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan
dan
kekurangan,
kritik
dan
saran
membangun
penulis
harapkan
untuk
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kekurangan konsumsi pangan bukanlah merupakan hal yang yang baru, melainkan
masalah ini tetap aktual terutama di negara berkembang sebab mempunyai dampak yang sangat
nyata terhadap timbulnya masalah gizi. Salah satu faktor yang menyebabkan keadaan ini terjadi
adalah bertambahnya jumlah penduduk di negara sedang berkembang terus menerus, sedangkan
produksi pangan belum mampu mengimbangi jumlah penduduk yang terus menambah. Dari laporan
yang ada , laju pertambahan penduduk di Asia Tenggara tetap merupakan tertinggi di dunia. Selama
jangka waktu 1970-1980 angka rata-rata pertambahan penduduk dari empat negara Asia (Indonesia,
Malaysia, Filiphina, Muangtai) tercatat 29,8 % dimana angka ini memang lebih tinggi dibanding
denagn semua negara berkembang yang sekitar 24,9 %.
Beragam masalah gizi yang awal pada tahun 90-an hanya mencakup kekurangan gizi, baik makro
ataupun mikro, ternyata di era modern seperti saat ini masalah tersebut telah terkomplikasi dengan
masalah baru seperti kelebihan zat gizi makro khusunya konsumsi lemak, diantaranya overweight
dan obesitas. Yang merupakan pemicu awal terjadinya penyakit degeneratif, seperti hipertensi,
jantung koroner, stroke, dll. Lemak yang seharusnya menjadi sumber energi terbesar yang sangat
penting dalam menyimpan cadangan energi, perlindungan tubuh, serta sebagai protein sparing justru
menjadi sumber masalah untuk tubuh. Karena konsumsi lemak yang berlebihan, khususnya lemak
jenuh.
Lebih jauh, permasalahan kelebihan lemak ini menimbulkan gaya hidup baru bagi masyarakat
modern khususnya yang memiliki penghasilan tinggi melalui metode sedot lemak (liposuction).
Metode ini diyakini masyarakat sebagai jalan pintas bagi mereka yang mendambakan tubuh ideal
tanpa lemak menggelambir pada bagian tubuh.
Oleh sebab itu melalui makalah Lemak ini kami akan mengulas secara lengkap mengenai
lemak, mulai dari struktur kimia asam lemak,sumber, jenis, dan fungsi lemak, pencernaan absobsi
dan metabolisme, kebutuhan lemak di dalam tubuh, efek kekurangan dan kelebihannya terhadap
tubuh, serta metode liposuction di pandang dari sudut pandang ilmu gizi. Sehingga kita dapat
mengidentifikasi apa saja keuntungan dan kelebihan lemak tersebut.
1.2.2
Bagaimana struktur kimia, sumber,jenis, fungsi, pencernaan, absorbsi dan metabolisme lemak di
dalam tubuh?
1.2.3
1.2.4
1.2.5
Metode Liposuction
1.3 Tujuan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
Mengetahui dan mengidentifikasi dampak kelebihan dan kekurangan lemak bagi tubuh manusia.
1.3.5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Lemak
Menurut Ahmad Djaenai (1991;89) lemak adalah ikatan organic yang terdiri atas unsur-unsur
Karbon (C), Hydrogen (H) dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat peralut
tertentu dalam perlarut lemak (zat peralut lemak). Lemak yang memiliki titik lebur tinggi bersifat
padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah bersifat cair. Lemak yang
padat pada suhu kamar disebut lemak gaji sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut minyak.
Lemak adalah ester asam lemak dan gliserin. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air tetapi
larut dalam pelarut lemak. Adapun pelarut lemak tersebut adalah eter, kloroform, benzena, karbon
tetraklorida (CCl4), xylena, alkohol panas, dan aseton panas. Lipida dalah zat yang menyerupai
lemak, sangat penting karena merupakan simpanan tenaga yang amat besar dan sebagai pelarut
vitamin A, D, E, dan K. Bagi hewan dan manusia lipida selain sebagian.
2.2 Klasifikasi Lemak
A.
Lemak Sederhana
Lemak ini merupakan zat yang terdiri dari ester asam lemak dengan alkohol. Ada 3 jenis lemak
sederhana,
yaitu:
B.
1.
Fosfolipida: ester asam lemak dan gliserol yang mengandung asam fosfat, basa nitrogen atau zat
lainnya.
2.
Serebrosida (glikolipida): zat yang terdiri dari asam lemak dengan karbohidrat dan mengandung
asam fosfat.
3.
Lemak kompleks lainnya: kelompok ini termasuk sulfolipida, amino lipida, dan lipoprotein.
C.
Derivat Lipida
Derivat lipida adalah zat yang berasal dari hasil hidrolisis zat-zat tersebut di atas yang antara
lain:
1.
Asam lemak.
Asam lemak ini merupakan hasil hidrolisis dari lemak. Di alam asam lemak yang terbanyak adalah
yang mengandung atom C genap dan ikatannya membentuk rantai lurus.
Pembagian asam lemak:
a.
b.
Asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap tunggal (monounsaturated fatty acids)
Contoh: asam palmitoleat dan asam oleat.
c.
Asam lemak tak jenuh dengan ikatan rangkap ganda/lebih dari satu (polyunsaturated fatty acids)
Contoh: asam linoleat, asam linolenat, dan asam arachidonat.
d.
e.
2.
Alkohol merupakan hasil hidrolisis lipida selain asam lemak, misalnya gliserol dan asetil alkohol.
Asetil alkohol merupakan hasil hidrolisis lilin/malam. Adanya gliserol dapat dites dengan uji akrolein.
3.
Sterol.
Biasanya terdapat bersama lemak dan dapat dipisahkan dengan cara penyabunan, sebab steroid tidak
dapat bereaksi dengan penyabunan. Steroid mempunyai inti derivat siklo pentane perhidro fenantren.
Beberapa sterol yang terpenting diantaranya adalah kolesterol. Zat ini banyak terdapat pada sel tubuh
terutama jaringan syaraf dan tidak terdapat pada tumbuh-tumbuhan.
4. Lemak aldehid.
5. Badan-badan keton (ketone bodies).
2.3
Fungsi Lemak
Adapun fungsi lemak/lipida adalah sebagai berikut:
a.
Sumber Energi
Lemak dan minyak merupakan sumber energy paling padat, yang menghasilkan 9 kkal untuk tiap
gram, yaitu 2.5 kali besar energy yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang
sama.
Sebagai simpanan lemak, lemak merupakan cadangan energy tubuh paling besar. Simpanan ini
berasal dari konsumsi berlebihan salah satu atau kombinasi zat-zat energy: karbohidrat, lemak, dan
protein. Lemak tubuh pada umumnya disimpan sebagai berikut: 50% dijaringan bawah kulit
(subkutan), 45% di sekeliling organ dalam rongga perut, dan 5 % dijaringan intramuskuler.
b.
c.
d.
Penghemat Protein
Lemak menghemat penggunaan protein untuk sintesis protein, sehingga protein tidak digunkan
sebagai sumber energi.
e.
f.
Sebagai Pelumas
Lemak merupakan pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan.
g.
Lapisan lemak dibawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh secara cepat,
dengan demikian lemak berfungsi juga dalam memelihara suhu tubuh.
h.
2.4
Sumber Lemak
Menurut sumbernya kita membedakan lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati berasal dari
bahan makanan tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak hewani berasal dari binatang, termasuk ikan,
telur dan susu. Kedua jenis lemak ini berbeda dalam jenis asam lemak yang menyusunnya. Lemak
nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh yang menyebabkan titik cair yang lebih
rendah dan suhu kamar berbentuk cair, disebut lemak. Lemak mengandung terutama asam lemak
jenuh, khususnya mempunyai rantai karbon panjang, yang mengakibatkan dalam suhu kamar
terbentuk padat.
Dengan demikian sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa,
kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya), mentega, margarine, dan lemak
hewan (lemak daging dan ayam) sumber lemak lain adalah kacang-kacangan, biji-bijian, daging, dan
ayam gemuk, krim, susu, keju, dan kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan lemak atau
lemak atau minyak. Sayur dan buah (kecuali alpukat) sangat sedikit mengandung lemak.
2.5
a. Pencernaan Lemak
Lemak didalam bahan makanan tidak mengalami pencernaan didalam rongga mulut, karena tidak
ada enzim yang dapat mencegahnya. Didalam gaster ada enzim lipase, tetapi pengruhnya terhadap
pemecahan lemak dapat diabaikan, karena rendah sekali; pH didalam gaster tidak cocok untuk
aktivitas lipase tersebut.
Sekresi cairan empedu dari hati tidak mengandung enzim untuk memecah lemak, tetapi mengandung
garam-garam empedu yang megemulsikan lemak dan asam lemak hasil pencernaan, menjadi butirbutir harus yang dapat menembus ephitel usus, masuk kedalam lymphe jaringan.
No.
1
Saluran
Proses Pencernaan
Pencernaan
Mulut
Esofagus
Lambung
Usus halus
Pospolipase
pospolipida
menjadi
berasal
dari
asam
lemak
pancreas
dan
menghidrolisis
lisopospogliserida.
Usus besar
b.
c.
Asam Lemak
Asam lemak alami selalu mengandung jumlah atom karbon genap, dengan rumus Cn H2nO2 dengan
N= 4, 6, 8, dan seterusnya sampai 16. Deretan asam lemak ini termasuk deretan asam lemak jenuh.
Anggota deretan ini yang mempunyai jumlah karbon terkecil (n= 4) ialah asam butyrate, yang
terdapat di dalam mentega susu dengan kadar 6%. Anggota deretan asam lemak jenuh yang
mempunyai jumlah karbon terbanyak ialah asam stearat (n= 16), yang merupakan asam lemak yang
terdapat
dalam
konsistensi
padat.
Asam lemak tak jenuh mempunyai dua atau lebih ikatan kembar (ikatan tak jenuh), disebut
Polyunsaturated fattyacid (PUFA). Asam lemak PUFA tidak dapat sintesa di dalam tubuh, padahal ia
sangat diperlukan untuk kesehatan, terutama kesehatan kulit dan bulu pada binatang percobaan.
d.
Ekskresi
Lemak dieksresikan sebagai bahan sisa (waste product) CO2 dan H2O. lemak didalam makanan tidak
dicerna dan diserap seluruhnya melainkan ada sebagian yang terbuang di dalam tinja. Apabila tinja
mengandung kadar lemak tinggi dari biasanya, disebut steatorrhoea. Dalam kondisi demikian, tinja
mempunyai volume besar dan berwarna agak pucat karena garam kalsium dari asam lemak.
Absorpsi lemak mudah tergganggu pada berbagai penyakit gastrointerstinal, diantaranya pada
penyakit yang disertai diarrhea, seperti spruetropik. Juga pada penyakit yang disertai gangguan
sekresi empedu, pencernaan dan penyerapan lemak, menderita gangguan dan banyak lemak terbuang
di dalam tinja.
2.6
a.
b.
c.
HDL: 60 mg/dL
d.
2.7
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan lemak pada tubuh pada bagian-bagian tertentu memberi rasa kurang percaya diri
bagi beberapa orang, khususnya kaum wanita. Berbagai cara ditempuh untuk mengembalikan lekuk
tubuh yang indah. Mulai diet ketat dengan puasa, pantang makan makanan tertentu, mengonsumsi
obat peluruh lemak, hingga melalui cara ekstrim dengan olahraga terlalu berat yang pada umumnya
memerlukan kesabaran yang ekstra karena membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Seiring
berkembangnya teknologi, dunia kedokteran mengembangkan suatu metode yang dikenal dengan
istilah liposuction atau oleh orang awam disebut sedot lemak. Metode ini dianggap sebagai jalan
pintas bagi para wanita untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal tanpa perlu waktu yang lama.
3.1
Definisi Liposuction
Menurut Venkataram dalam jurnalnya yang berjudul Tumescent Liposuction: A Review,
Menurut definisi di atas, Liposuction atau sedot lemak merupakan pembedahan untuk
menghilangkan lemak pada bagian subkutan.
3.2
3.3
Indikasi Liposuction
Menurut pandangan praktisi medis, Liposuction dapat dilakukan pada kondisi berikut:
a.
Adanya lemak yang resisten dengan berbagai macam diet dan olahraga seperti lemak pada daerah
abdomen, pinggul, leher, dsb.
b.
c.
3.4
Keuntungan Liposuction
Dalam jurnalnya, Venkataram mengklaim bahwa metode Liposuction aman apabila dilakukan oleh
praktisi yang berpengalaman.
3.5
Kerugian Liposuction
Namun, metode sedot lemak ini memiliki beberapa kerugian:
a.
Penggunaan microcannulae yang lebar dapat merusak jaringan kulit sehingga meningkatkan
perdarahan hebat yang dapat mengancam pasien.
b.
Resiko akan penyumbatan pembuluh darah pasca pembedahan yang sifatnya fatal.
c.
d.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.
2.
Lemak memiliki atom C dan H yang lebih banyak sehingga menghasilkan energi yang lebih banyak
pula
3.
4.
5.
Metode Liposuction atau sedot lemak merupakan upaya menghilangkan lemak berlebih pada tubuh
yang memiliki resiko tertentu.
4.2 Saran
1.
Lemak merupakan zat gizi yang penting bagi tubuh, namun dalam mengonsumsinya harus sesuai
dengan batas yang dianjurkan untuk menghindari berbagai penyakit kardiovaskular.
2.
Metode Liposuction dapat menguras lemak dalam waktu singkat, namun alangkah baiknya
menguras lemak dengan cara berolahraga dan mengonsumsi sayur dan buah yang memberi manfaat
jangka panjang bagi tubuh.
MAKALAH BIOKIMIA
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Biokimia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari lemak atau lipid?
2. Berapa jumlah dan komposisi lemak yang dibutuhkan oleh tubuh manusia
setiap harinya?
3. Apa saja fungsi lemak dalam tubuh ?
4. Bagaimana hasil metabolisme dalam lemak ?
5. Dari mana saja sumber lemak di hasilkan ?
6. Apakah yang di maksud metabolisme lemak ?
C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LEMAK
Lemak sebagai bahan atau sumber pembentuk energi di dalam tubuh,
yang dalam hal ini bobot energi yang dihasilkan dari tiap gram adalah lebih
besar dari yang dihasilkan tiap gram karbohidrat dan protein, tiap gram lemak
menghasilkan 9kal , 1gr karbohidrat dan protein menghasilkan 4kal. Jadi yang
dihasilkan tiap gram lemak adalah dua seperempat kali kali yang dihasilkan
tiap gram kedua bahan atau sumber pembentuk energi lainnya.
Selanjutnya lemak yang akan dibicarakan dalam hubungan sumber/ bahan
energi disini yaitu lemak netral, yang merupakan ester dari gliserol dan asam
lemak gliserol mempunyai 3 gugusan hidroksil, dimana masing-masing mengikat
1 molekul asam lemak trigliserida.
H
O asam lemak
O asam lemak
O asam lemak
H
Mengenai trigliserida tersebut, kalau masing-masing asam lemak
penyusunnya itu terdiri dari 1 macam, maka disebut lemak sederhana. Akan
tetapi kalu 2 diantaranya terdiri dari 1 macam dan 1 asam lemak lainnya
berbeda, maka lemak tersebut disebut lemak campuran.
Kandungan unsur-unsur pada lemak yaitu unsur-unsur organik karbon,
hidrogen, dan oksigen terikat dalam satu ikatan disebut ikatan gliserida,
kandungan unsur-unsur tersebut terdapat pula dalam karbohidrat dan protein.
( Kartasapoetra.G, 2005)
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi,
berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh.
Lemak yang beredar di dalam tubuh di peroleh dari dua sumber yaitu dari makan
dan hasil produksi organ hati, yang bisa di simpan di dalam sel-sel lemak sebagai
cadangan energi.
B. JENIS LEMAK
1. Kolesterol
Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat. Kolesterol
merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan
komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara
untuk pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin D (untuk
membentuk dan mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks (contohnya
ekstrogen dan testosteron) dan asam empedu (untuk fungsi pencernaan).
Pembentukan kolesterol di dalm tubuh terutama terjadi di hati (50% total
sintesis) dan sisanya di usus, kulit, dan semua jaringan yang mempunyai sel-sel
berinti. Jenis-jenis makanan yang banyak mengandung kolesterol antara lain
daging (sapi maupun unggas), ikan dan produk susu.
Kilomikron
VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
IDLN (Intermediate Density Lipoprotein)
LDL (Low Density Lipoprotein)
HDL (High Density Lipoprotein)
3. Fosfolipid
Fosfolipid merupakan gabungan fosfat dengan lipid.
4. Asam Lemak
Menurut ada tidaknya ikatan rangkap yang terkandung asam lemak, maka asam
lemak dapat di bagi menjadi :
a. Asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid) (Cn H202)
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mempunyai ikatan tunggal
atom karbon (C), Pada masing-masing atom C ini akan berikatan dengan atom H.
Contohnya adalah : Asam butirat ( C4), Asam kaproat (C6), Asam Kaprotat (C8),
Asam Kaprat( C10) umumnya sampai dengan Asam Kaproat (C10) ini bersifat
cair dan mulai asam laurat sampai asam lignoserat bersifat padat.
b. Asam lemak tidak jenuh tunggal
Asam lemak tak jenuh tunggal merupakan asam lemak yang selalu mengandung
1 ikatan rangkap 2 atom C dengan kehilangan paling sedikit 2 atom H.
Contohnya adalah asam palmitoleat (C12),dan asam oleat (C8), umumnya
banyak terdapat pada lemak nabati atau hewani).
c. Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA=Poly Unsaturated Fatty Acid) (CnH2O)2
Asam lemak tidak jenuh dengan ikatan rangkap banyak merupakan asam lemak
yang mengandung lebih dari 1 ikatan rangkap. Asam lemak ini akan kehilangan
paling sedikit 4 atom H. Contohnya asam lemak linoleat dll. (Erna
Kusumawati,2011)
Zat lemak di dalm tubuh terbentuk dari berbagai bahan makanan yang
biasa di konsumsi tiap harinya, untuk menentukan angka energi dari tiap bahan
makanan yang di konsumsi tadi dapat di peroleh dengan menggunakan faktorfaktor sebagai berikut :
Faktor Lemak untuk Menentukan Nilai Energi pada Tiap Jenis Bahan
Makanan
a.
Jagung...............................................................................................................8,37
kal/gram
b.
Gandum.............................................................................................................8,3
7kal/gram
c.
Beras
setengah
giling........................................................................................8,37kal/gram
d.
Beras
pecah
kulit...............................................................................................8,37kal/gram
e.
Beras
giling.......................................................................................................8,37kal/gr
am
f.
Sorghum(cantel)...............................................................................................8,37
kal/gram
g.
Pati/tepung
(starch)...........................................................................................8,37kal/gram
h.
Sereal
(padipadian)lainnya..............................................................................8,37kal/gram
i.
Kacang
muda
belum
kupas...........................................................................8,37kal/gram
di
j.
Jamur.................................................................................................................8,37
kal/gram
k.
Kentang,
umbiumbian.....................................................................................8,37kal/gram
l.
Sayuran.............................................................................................................8,3
7kal/gram
m.
Tomat................................................................................................................8,37
kal/gram
n.
Kacang
kedelai
produknya.........................................................................8,37kal/gram
o.
Legum
penghasil
minyak................................................................8,37kal/gram
dan
biji-bijian,
p.
Daging,ikan.......................................................................................................9,02
kal/gram
q.
Telur..................................................................................................................9,02
kal/gram
r.
Susu
dan
produknya..........................................................................................8,79kal/gram
s.
Mentega............................................................................................................8,79
kal/gram
t.
Lemak
dan
lain......................................................................................9,02kal/gram
hewan
u.
Margarin,
minyak,
dan
nabati................................................................8,84kal/gram
lemak
v.
Coklat...............................................................................................................8,37
kal/gram
( Kartasapoetra, 2011 )
C. FUNGSI LEMAK
Lemak di dalam tubuh berfungsi sebagai :
Sumber energi
Bahan baku hormon
Membantu transport vitamin yang larut lemak
Sebagai bahan insulasi terhadap perubahan suhu
Serta pelindung organ organ tubuh bagian dalam
Salah satu fungsi lemak memang untuk mensuplai sejumlah energi, yaitu satu
gram lemak mengandung 9 kalori. Fungsi lain dari lemak adalah untuk
membantu absorpsi vitamin yang larut dalam lemak. Selain itu, lemak juga
merupakan sumber asam-asam lemak esensial yang tidak dapat di hasilkan
tubuh dan harus di suplai dari makanan. Fungsi lemak sebagai bahan baku
hormon juga sangat berpengaruh terhadap proses fisologis di dalam tubuh,
contohnya yaitu pembuatan hormon seks. Lemak tubuh dalam jaringan lemak
Fungsi utamanya
1.
Sebagai penghasil energi, tiap gram lemak menghasilkan sekitar 9-9,3 kalori,
energi yang berlebihan dalam tubuh disimpan dalam jaringan adiposa sebagai
energi potensial.
2.
3.
Sebagai penghemat protein, dalam hal ini kalau tersedianya energi dalam
tubuh telah tercukupi oleh lemak dan karbohidrat, maka pemanfaatan protein
untuk penimbul energi dapat dikurangi atau tidak diperlukan.
4.
Sebagai penghasil asam lemak esensial, dikarenakan asam lemak esensial ini
tidak dapat dibentuk dalam tubuh melainkan harus tersedia dari luar, berasal
dari makanan, untuk pertumbuhan dan pencegahan terjadinya peradangan kulit
atau dermatitis (linoleat, linolenat, arekhidonat).
5.
b.
Fungsi lainnya
1.
2.
3.
4.
Sebagai pemula dari prestaglandin (dalam hal ini asam lemaknya), yang
berperan mengatur tekanan darah denyut jantung dan lipolysis. (Marsetyo,2005)
dalam usus besar, sedikit lemak dan kolesterol yang terkurung dalam serat
makanan, dikeluarkan melalui feses. dan dari usus halus lemak yang telah
mengalami proses hidrolisi alan masuk ke dalam proses metabolisme lemak,
seperti yang tergambar dalam gambar diatas.
Lemak utama dalam makanan dalam darah berbentuk trigliserida, dan fungsi
utamanya adalah sebagai cadangan energi. sebagai cadangan energi, tubuh
akan menyimpannya dalam bentuk simpanan lemak yang utamanya disimpan
dalam sel lemak dalam jaringan lemak tubuh. sel-sel lemak memiliki enzim
khusus di permukaannya yaitu lipoprotein lipase (LPL) yang memiliki
kemampuan melepaskan trigliserida dan lipoprotein, menghidrolisisnya dan
meneruskan hasil hidrolisis ke dalam sel.
jika sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan
menghidrolisis simpanan trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta
melepaskan ke dalam pembuluh darah. pada sel yang membutuhkan, komponen
ini kemudian dibakar dan menghasilkan energi, CO2 dan H2O. pada tahap akhir
hidrolisis, setiap pecahan berasal dari lemak mengikat pecahan berasal dari
glukosa sebelum akhirnya dioksidasi secara komplit menjadi CO2 dan H2O.
Lemak tubuh tidak dapat dihidrolisis secara sempurna tanpa kehadiran
karbohidrat. tanpa karbohidrat akan diperoleh hasil antara pambakaran lemak
berupa bahan-bahan keton yang dapat menimbulkan ketosis.
Karena itu untuk memperlancar hidrolisis lemak tubuh membutuhkan
karbohidrat, karena itu, jika mengonsumsi lemak dalam jumlah yang banyak
sebaiknya diikuti dengan mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang banyak
juga.( Ria Qadariah Arief, 2013)
E. SUMBER LEMAK
Sumber lemak dibedakan menjadi 2, yaitu sumber lemak nabati dan lemak
hewani. Lemak nabati adalah lemak yang didapat dari sumber makanan, contoh
sumber lemak nabati :
1.
Kedelai
Kedelai mengandung banyak zat bermanfaat, sepeti protein , lemak, vitamin,
mineral, juga merupakan serat yang paling baik. Tak hanya itu, susunan asam
amino pada kedelai paling lengkap dan seimbang dibanding kacang lainnya.
Kandungan lemak pada kedelai aman bagi penderita kolesterol. Kedelai
mengandung lemak tidak jenuh yang terdiri dari lemak tidak jenuh tunggal dan
lemak tidak jenuh ganda. Lemak pada kedelai berkhasiat mengurangi kadar
kolestrol dan trigliserida, yakni komponen-komponen lemak di dalam darah yang
berbahaya bagi kesehatan. Lemak pada kedelai juga dapat mencegah
penyempitan pembuluh darah dan mencegah timbulnya pengerasan pembuluh
darah.
2.
Buah Alpukat
Alpukat kaya akan lemak tak jenuh tunggal dan buah berukuran sedang ini bisa
berisi 22 gram lemak. Buah ini juga menyediakan 20 manfaat kesehatan penting,
di antaranya meningkatkan nutrisi termasuk serat, kalium, vitamin E dan B, serta
asam folat.
Selain itu, alpukat masih memiliki banyak manfaat lain, yaitu sifat anti-inflamasi,
meningkatkan penyerapan nutrisi yang larut dalam lemak seperti beta karoten
dan lutein, kemudian meningkatkan kandungan lemak lipid, juga menghambat
dan menghancurkan sel-sel kanker mulut.
3.
Mentega Shea
Shea (Vitellaria paradoxa) adalah jenis tanaman yang tumbuh di Afrika. Bijinya
bisa diekstrak untuk dimabil minyaknya dan dijadikan mentega yang tinggi
kandungan vitamin E dan A yang bisa berfungsi sebagai antioksidan.
4.
5.
Minyak kelapa
Minyak kelapa mengandung asam laurat, yaitu suatu asam lemak penting yang
ditemukan berlimpah pada air susu ibu. Kandungan ini memiliki efek antivirus
yang ampuh terhadap tubuh dan baik untuk tiroid, serta tidak meningkatkan
kolesterol bila dikonsumsi dalam diet kaya asam lemak esesial.
Sumber lemak hewani adalah sumber lemak yang didapat dari hewan, contoh
sumber lemak hewani, yaitu :
1.
Minyak Ikan
Banyak manfaat dari minyak ikan karena adanya asam lemak omega-3 esesial,
seperti DHA dan EPA. Asam lemak esensial yang berguna dalam minyak ikan
adalah alfa-linolenat dan gamma-linolenat. Menurut the American Heat
Association, omega-3 efektif dalam mengurangi insiden penyakit kardiovaskular.
Ini adalah salah satu alasan minyak ikan dihubungkan dengan penurunan risiko
penyakit jantung.
Minyak ikan juga dikenal sebagai anti-inflamasi yang efektif dan antidepresi
alami, serta melindungi dari penyakit Alzheimer dan attention deficit
hyperactivity disorder (ADHD). Sementara itu, pastikan Anda memeroleh bentuk
murni dari minyak ikan, artinya bebas zat merkuri dan kontaminan lainnya.
2.
Ikan laut
Beberapa jenis ikan mengandung lemak yang sangat baik bagi kesehatan.
Salmon, sarden, herring, makarel dan tuna adalah jenis ikan yang mengandung
asam lemak omega-3. Lemak pada ikan sangat dibutuhkan untuk membantu
pertumbuhan, perkembangan fungsi otak, dan mengurangi risiko penyakit
kardiovaskular.
3.
Daging
Daging merupakan makanan yang kaya akan sumber lemak. Daging sapi
dianggap pilihan yang paling populer dari semua daging merah . Daging sapi
tanpa lemak mengandung 60 persen dari nilai kecukupan harian untuk protein
hanya dalam 100 gram. Namun, daging sapi mengandung lemak jenuh yang
tinggi dan dianggap meningkatkan risiko kanker.
4.
Susu
Komposisi susu diantaranya terdiri atas air, bahan kering, lemak, bahan kering
tanpa lemak, protein, dan laktosa. Susu sapi memiliki kadar lemak 3,1%, protein
2,8%, bahan kering 11,2%, bahan kering tanpa lemak 8,1%. Sedangkan
komposisi susu kambing terdiri atas kadar lemak 6,34%, protein 4,97%, bahan
kering 15,32%, bahan kering tanpa lemak 8,97%. Berdasarkan hasil komposisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan kering, kadar lemak, dan protein susu
kambing lebih tinggi dari pada susu sapi.
5.
Telur
Selama ini telur dikenal sebagai sumber protein. Nyatanya, selain mengandung
protein, telur juga mengandung banyak lemak. Bagian telur yang mengandung
protein adalah bagian putih telurnya, sedangkan yang mengandung lemak
adalah kuning telur.
F. METABOLISME
Proses
Metabolisme Lemak
maka asam lemak bebas, monoasil gliserol, kolesterol, dan vitamin membentuk
sebuah kompleks yang kemudian menempel (diabsorpsi) pada permukaan sel
mukosal. Senyawa-senyawa tersebut selanjutnya menembus membran sel
mukosal dan masuk ke dalamnya. Miselmisel garam empedu melepaskan diri
dan
meninggalkan
permukaan
sel
mukosal.
Dalam sel mukosal, asam lemak bebas monoasil gliserol disintesis kembali
menjadi triasil gliserol yang setelah bergabung dengan albumin, kolesterol, dan
lain-lain membentuk siklomikron. Siklomikron tersebut pada akhirnya masuk ke
dalam darah, kemudian sampai ke hati dan jaringan lain yang memerlukannya.
Sebelum masuk ke dalam sel, triasil gliserol dipecah dulu menjadi asam lemak
bebas dan gliserol oleh lipoprotein lipase.
Katabolisme adalah proses penguraian dan pembebasan dari zat-zat organik.
Asam lemak adalah suatu senyawa yang terdiri atas panjang hidrokarbon dan
gugus karboksilat yang terikat pada ujungnya. Asam lemak mempunyai dua
peranan fisiologi yang penting, yaitu:
1. Pembentuk fosfolipid dan glikolipid yang merupakan molekul amfipotik sebagai
komponen membran biologi
2. Sebagai molekul sumber energi.
Proses metabolisme lemak sebagai komponen bahan makanan yang masuk
ke dalam tubuh hewan, dimulai dengan proses pencernaannya di dalam usus
oleh enzim. Asam lemak bersenyawa kembali dengan gliserol membentuk lemak
yang kemudian diangkut oleh pembuluh getah bening. Selanjutnya, lemak
disimpan di jaringan adiposa (jaringan lemak). Jika dibutuhkan, lemak akan
diangkut ke hati dalam bentuk lesitin yang dihidrolisis oleh lipase menjadi asam
lemak dan gliserol. Gliserol diaktifkan oleh ATP menjadi gliserol fosfat dan
akhirnya mengalami oksidasi, seperti glukosa. Rantai karbon asam lemak diolah
di dalam mitokondria sehingga dihasilkan asetil koenzim yang selanjutnya dapat
masuk ke dalam Siklus Krebs. ( Wawang Armansyah,2012 ).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat kami simpulkan bahwa :
1.
Lemak (fat) adalah ester gliseril yang banyak mengandung komponen asam
jenuh. Secara klinis, lemak yang penting adalah: Kolesterol, trigliserida (lemak
netral), fosfolipid, asam Lemak.
2.
Macam lemak dibedakan atas lemak hewani yang berasal dari hewan dan
lemak nabati yang beasal dari tanaman.
3.
Saran
Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan yang berlemak jangan terlalu
banyak karena semua yang dikonsumsi secara berlebihan tidak akan baik untuk
tubuh. Pada penulisan di atas kita dapat mengetahui proses-proses metabolisme
lemak dari dalam tubuh.
Dari makalah ini semoga dapat diambil manfaat untuk penulisan dan
pembaca. Semoga pembaca dapat mengambil beberapa hal-hal yang penting
dalam memahami apa pengertian lipid, klasifikasi lipid, fungsi lipid, jenis-jenis
lipid, dll.
Dari makalah ini pula penulis mengalami banyak kendala. Maka banyak
kesalahan yang dibuat oleh penulis. Oleh karena itu penuls membutuhkan saran
dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
membuat atau membentuk asam lemak tersebut. Jadi, asam lemak esensial ini
mutlak berasal dari luar. LEMAK dibutuhkan semua orang. Bahkan, pada makanan
pertama yang diasup manusia ketika baru lahir, yakni ASI, terdapat lemak di
dalamnya.
Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling
tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau
khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh.
Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita
ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita
disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan fungsi lemak
Lemak ialah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol ialah suatu
trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap atom karbon
mempunyai gugus OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua atau tiga
molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida atu
trigliserida. Pada lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida. R 1-COOH,
R2-COOH dan R3-COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Ketiga
molekul asam lemak itu boleh sama, boleh berbeda. Asam lemak yang terdapat
dalam alam ialah asam palmitat, stearat, oleat, dan linoleat.
Lemak didalam tubuh dibedakan atas lemak yang merupakan bagian sel,
lemak yang merupakan simpanan energi dan lemak metabolik. Lemak yang
merupakan bagian sel berfungsi memperkuat sel terutama sebagai bagian membran
sel. Fospolipida merupakan bagian terbesar lemak pada membran sel.
Lemak yang merupakan simpanan energi berupa jaringan lemak. Sebagian
besar jaringan lemak berupa lemak putih seperti yang terdapat dibawah kulit dan
sekitar organ. Lemak tubuh yang mengandung lebih banyak darah tampak
kecokelatan dan hanya terdapat dibagian tertentu tubuh,misalnya punggung bagian
atas pada bayi. Lemak simpanan kecokelatan ini digunakan untuk mempertahankan
suhu normal tubuh pada bayi.
Lemak metabolik merupakan lemak yang mengalami perubahab metabolik,
menghasilkan zat khusus yang mempunyai arti penting secara hayati maupun gizi.
Pelepasan energi yang terdapat didalam lemak simpanan didahului oleh perubahan
lemak itu kedalam bentuk metabolik yang dapat diuraikan. Contoh lain kolesterol,
yang mengalami perubahan didalam kelenjar adrenal (anak ginjal) menjadi berbagai
jenis hormon steroid. Di dalam hati kolesterol diubah menjadi asam-asam empedu
yang digunakan dalam pencernaan lemak yang tidak larut didalam air, sedangkan
sebagian besar cairan tubuh misalnya darah, terdiri atas air. Karena itu
pengangkutan lemak melalui darah terjadi dengan bantuan protein. Lemak diikat
oleh protein menjadi lipoprotein. Lemak simpanan tidak hanya berasal dari lemak
makanan tetapi juga dari karbohidrat dan protein yang diubah menjadi lemak
didalam tubuh. Selama peredaran didalam darah, lipoprotein dapat membawa
kolesterol. Lipoprotein berdensitas rendah ( low density lipoprotein ) menyangkut
koleterol dari hati ke sel. Lipoprotein berdensitas tinggi ( high density lipoprotein )
menyangkut kolesterol dari sel ke hati.
Lemak didalam tubuh mempunyai berbagai fungsi:
Lemak merupakan sumber energi setselah karbohidrat. Kebutuhan energi tubuh
hendaknya di penuhi oleh komsumsi karbohidrat dan lemak agar protein dapat
menjalankan fungsinya sebagai zat pembangun. Sebagai sumber energi lemak
menghemat protein yaitu mengurangi jumlah protein yang digunakan sebagai
sumber energi.
Lemak dapat disimpan sebagai cadangan energi berupa jaringan lemak.
Lapisan lemak dibawah kulit merupakan insulator sehingga tubuh dapat
mempertahankan suhu normal. Apabila lapisan lemak terlalu tebal,karena terlalu
gemuk,pada cuaca panas orang akan kegerahan. Sebalaiknya pada orang kurus,
lapisan lemak dibawah kulit sangat tipis, pada cuaca dingin orang kurus akan terasa
kedinginan.
Lemak merupakan bantal pelindung bagi organ vital seperti bola mata dan ginjal.
Lemak diperlukan dalam penyerapan vitamin A,D,E,K yang larut dalam lemak.
Penyerapan karoten dari sayuran yang dimasak sebagai sayur asam lebih sedikit
dari pada apabila dimasak sebagai sayur lodeh.
Jejunum
Ileum
Hati
Limfe,darahLimfe
Oksidasi
Modifikasi
Absorbsi lemak
Walau ada lipase lambung, pencernaan lemak netral didalam lambung bisa di
abaikan. Di dalam bagian atas usus halus, dibawah pengaruh lipase pankreas,
sekitar seperempat lemak netral di hidrolisa sempurna. Terjadi hidrolisa parsiel
kemonogliserida dan juga hidrolisa sempurna ke gliserol dan asam lemak
pembentuknya. Gliserol yang larut dalam air, bisa diabsorbir langsung kedalam
darah: asam-asam lemak rantai panjang dan monogliserida dikombinasi dengan
garam-garam empedu membentuk misel. Kompleks asam lemak yang larut dalam
air di absorbir ke dalam sel-sel mukosa usus, dimana garam-garam empedu
dilepaskan kedalam serkulasi portal, asam lemak dan monogliserida disintesa
didalam dinding usus menjadi trigliserida. Trigliserida ini di absorbir kedalam lakteal
sebagai partikel kecil dikenal sebagai kilomikron yang mempunyai diameter rata-rata
1,0 m dan memasuki sirkulasi umum, kilomikron mengandung sekitar 1% karier
apoprotein. Garam-garam empedu esensial bagi absorbir lemak yang adekuat
berkombinasi dengan asam lemak dan monogliserida membentuk larut air. Jika tidak
ada, maka emulsifikasi lemak netral menjadi tak sempurna.
Ekskresi lemak
Banyak lemak yang di ekskresikan bersumber bukan dari diet (bakteri, ragi,
sekresi dan ekskresi usus atau epitelium yang dideskuamasi) sampai 2 gr materi
lipid yang ditemukan didalam feses, juga pada orang yang diet bebas lemak.
Normalnya jumlah lemak yang hilang kedalam urine dan sebum tak bermakna.
Lemak ditemukan didalam urine pada kasus nefrosis lipid yang jarang atau sindroma
nefrotik ( lipiduria ) atau bila lemak yang memasuki darah berlebihan.
Jika penyempitan dan pengerasan ini cukup berat akan menyebabkan suplai
darah ke otot jantung tidak cukup jumlahnya, timbul sakit atau nyeri di dada yang
disebut angina, bahkan dapat menjurus ke serangan jantung. Disinilah kolesterol
tersebut berperan negatif terhadap kesehatan. Melihat alasan tersebut, kadar
kolesterol yang abnormal menjadi faktor resiko utama penyakit jantung koroner.
Diperkirakan dua pertiga dari seluruh kolesterol yang ada di dalam tubuh
diproduksi oleh hati atau lever. Singkatnya, sepertiga dari seluruh kolesterol dalam
tubuh diserap oleh sistim pencernaan dari makanan yang kita makan. Makanan
yang mengandung kolesterol adalah makanan produk susu. Makanan yang
mengandung karbohidrat dan lemak seperti daging, margarin, mentega, keju,dan
minyak kelapa dapat pula dibentuk dari hati atau lever. Begitu kolestrol dan
trigliserida dicerna, keduanya terikat dalam suatu ikatan yang membawanya ke
berbagai tempat yang berbeda di seluruh tubuh. Kolestrol digunakan untuk
membangun dinding sel dan untuk memproduksi hormon.
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat di dalam darah dan
berbagai organ di dalam tubuh. Dari sudut ilmu kimia, trigliserida merupakan
substansi yang terdiri dari gliserol yang mengikat gugus asam lemak. Mengkonsumsi
makanan yang mengandung lemak akan meningkatkan trigliserida di dalam darah
dan cenderung meningkatkan kadar kolestrol. Baik kolestrol maupun trigliserida
dibawa melalui darah oleh lipoprotein. Lemak yang berasal dari buah-buahan,
seperti kelapa, durian, dan alpukat tidak mengandung kolestrol, tetapi kadar
trigliseridanya tinggi. Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar trigliserida di dalam
darah adalah kegemukan (obesitas), makanan berlemak, gula biasa (glukosa), dan
alkohol. Para ahli menegaskan bahwa peningkatan kadar trigliserida di dalam darah
merupakan salah satu risiko penyakit jantung koroner(PJK).
Lemak dan kolesterol tidak larut dalam cairan darah tetapi kedua zat ini harus
larut agar dapat dikirim ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, lemak dan kolesterol
dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein. Jadi, lipoprotein
bisa dianggap pembawa lemak dan kolesterol di dalam darah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makala ini adalah sebagai
berikut :
1. Lemak ialah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi
alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon.
2. Lemak didalam tubuh terdiri atas beberapa unsur seperti kolesterol, trigliserida,
fosfolipid, asam-asam lemak bebas dan jenis-jenis lipoprotein.
3. kekurangan lemak mengakibatkan perubahan pada komposisi asam lemak
diberbagai jaringan, terutama membran sel.
4. Akibat yang ditimbulkan oleh konsumsi lemak berlebih, antara lain mengakibatkan
kegemukan karena kadar energi didalam lemak lebih dari dua kali kadar energi
didalam karbohidrat.
Saran
Adapun saran yang ingin di ajukan pada penulisan makalah ini adalah agar
kita selalu menjaga kesehatan dan pola hidup yang sehat, dimana salah satunya
dengan menghindari mengkonsumsi makanan yang memiliki kadar lemak yang
berlebih didalam tubuh.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulisan makalah yang berjudul LEMAK dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan
makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu saran dan kritik yang sifatnya membangun, sangat penulis
harapkan khususnya pada dosen mata kuliah yang
bersangkutan.
Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat
dan protein
Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein
hanya menghasilkan 4 kkal/gram
Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial
seperti asam lnoleatr, lenolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh
darah akibat penumpukan kolesterol.
Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar
panas, seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega, dan
margarin
Penambahan lemak juga dimaksudkan untuk menambah kalori, serta memperbaiki tekstur
dan cita rasa bahan pangan.
Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol sedangkan lemak nabati
mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh sehingga
umumnya berbentuk cair
Lemak hewani ada yang berbentuk padat (lemak) yang biasanya berasal dari lemak hewan
darat seperti lemak susu dan lemak sapi. Lemak hewan laut seperti ikan paus, minyak ikan
herring yang berbentuk cair dan disebut minyak.
Pembentukan lemak secara alami
Hampir semua bahan pangan banyak mengandung lemak dan minyak, terutama bahan
pangan yang berasal dari hewan
Lemak dalam jaringan hewan terdapat dalam jaringan adiposa
Dalam tanaman, lemak disintesis dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak
yang terbentuk dari kelanjutan oksidasi karbohidrat dalam proses respirasi
Proses pembentukan lemak dalam tanaman dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu :
pembentukan gliserol
pembentukan molekul asam lemak
kondensasi asam lemak dengan gliserol membentuk lemak
Sintesis gliserol
Dalam tanaman terjadi serangkaian reaksi biokimia, pada reaksi ini fruktosa difosfat
diuraikan oleh enzim aldosa menjadi dihidroksi aseton fosfat, kemudian direduksi menjadi gliserofosfat. Gugus fosfat dihilangkan melalui proses fosforilasi sehingga akan terbentuk
molekul gliserol
Sintesis asam lemak
Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa-senyawa yang mengandung karbon seperti asam
asetat, asetaldehid, dan etanol yang merupakan hasil respirasi tanaman. Sintesis asam lemak
dilakukan dalam kondisi anaerob dengan bantuan sejenis bakteri
Kondensasi asam lemak dengan gliserol
Pada tahap pembentukan molekul lemak ini terjadi proses esterifikasi gliserol dengan asam
lemak yang dikatalisis oleh enzim lipase
Minyak pangan dalam bahan pangan biasanya diekstraksi dalam keadaan tidak murni dan
bercampur dengan komponen-komponen lain yang disebut fraksi lipida.
Fraksi lipida terdiri dari minyak/lemak (edible fat/oil), malam (wax), fosfolipida, sterol,
hidrokarbon, dan pigmen. Dengan cara ekstraksi yang menggunakan pelarut lemak seperti
petroleum eter, etil eter, benzena, dan kloroform komponen-komponen fraksi lipida dapat
dipisahkan. Lemak kasar (crude fat) tersebut disebut fraksi larut eter.
Jenis lemak dan minyak
Minyak goreng
Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah
nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu
pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan
rasa gatal pada tenggorokan.
Makin tinggi titik asap, makin baik mutu minyak goreng
tersebut. Titik asap suatu minyak goreng tergantung dari kadar gliserol bebas
Mentega
Lemak dari susu dapat dipisahkan dari komponen lain dengan baik melalui proses
pengocokan atau churning yaitu proses pemecahan emulsi minyak dalam air. Mentega
merupakan emulsi air dalam minyak dengan kira-kira 18% air terdispersi di dalam 80%
lemak dengan sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat pengemulsi (emulsifier)
Mentega dapat dibuat dari lemak susu yang manis atau yang asam. Lemak susu dapat
dibiarkan menjadi asam secara spontan atau dapat diasamkan dengan menambah biakan
murni bakteri asam laktat pada lemak susu yang manis yang telah dipasteurisasikan, sehingga
memungkinkan terjadinya respirasi.
Margarin
Margarin merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa, dan nilai gizi
hampir sama. Margarin juga merupakan emulsi air dalam minyak, dengan persyaratan
mengandung tidak kurang 80% lemak. Lemak yang digunakan dapat berasal dari lemak
hewani atau nabati Lemak hewani yang digunakan biasanya lemak babi atau lemak sapi,
sedangkan lemak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak
kedelai, dan minyak biji kapas.
Lemak yang dapat digunakan dimurnikan terlebih dahulu, kemudian dihidrogenasi sampai
mendapat konsistensi yang diinginkan. Lemak diaduk, diemulsikan dengan susu skim yang
telah dipasteurisasi, dan diinokulasi dengan bakteri yang sama seperti pada pembuatan
mentega. Sesudah diinokulasi, dibiarkan 12-24 jam sehingga terbentuk emulsi sempurna.
Bahan lain yang ditambahkan adalah garam, Na-benzoat, dan vitamin A. Shortening atau
mentega putih Shortening adalah lemak padat yang mempunyai sifat plastis dan kestabilan
tertentu, umumnya berwarna putih sehingga sering disebut mentega putih Bahan ini diperoleh
dari hasil pencampuran dua atau lebih lemak dengan cara hidrogenasi. Mentega putih ini
banyak digunakan dalam pembuatan cake dan kue yang dipanggang Fungsinya adalah untuk
memperbaiki cita rasa, struktur, tekstur, keempukan, dan memperbesar volume roti/kue
Sebab-sebab kerusakan lemak
Penyerapan bau
Lemak bersifat mudah menyerap bau. Apabila bahan pembungkus dapat menyerap lemak,
maka lemak yang terserap ini akan teroksidasi oleh udara sehingga rusak dan berbau. Bau
dari bagian lemak yang rusak ini akan diserap oleh lemak yang ada dalam bungkusan yang
menyebabkan seluruh lemak menjadi rusak.
Hidrolisis
Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Reaksi ini
dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh
enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang
mengandung minyak. Dengan adanya lipase, lemak akan diuraikan sehingga kadar asam
lemak bebas lebih dari 10%. Hidrolisis sangat menurunkan mutu minyak goreng, Selama
penyimpanan dan pengolahan minyak atau lemak, asam lemak bebas bertambah dan harus
dihilangkan dengan proses pemurnian dan deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang
lebih baik mutunya.
Oksidasi dan ketengikan
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses
ketengikan. Hal ini disebabkan oleh proses otooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam
minyak. Otooksidasi dimulai dengan pembentukan faktor-faktor yang dapat mempercepat
reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak atau hidroperoksida, logam-logam berat, dan
enzim-enzim lipoksidase.
Pencegahan ketengikan
Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan. Prooksidan
akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan menghambatnya.
Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap dan dingin. Wadah
lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel, lemak harus dihindarkan dari logam
besi atau tembaga. Adanya antioksidan dalam lemak akan mengurangi kecepatan proses
oksidasi.
Persamaan
antara
minyak
dan
lemak
:
1.
Merupakan
asam
karboksilat
bervalensi
tinggi
2.
Tidak
larut
dalam
air
3. Larut dalam pelarut organik, seperti eter, alkohol, benzena, CCl4, Kloroform
4. Berat jenis lebih kecil daripada air
Minyak
1.
Berasal
dari
2.
Biasa
disebut
3.
Umumnya
tidak
jenuh
(terdapat
4.
Mudah
rusak
5.
Berwujud
6.
Titik
leleh
7. Contohnya asam oleat , asam linoleat dan asam linolenat
Lemak
1.
Berasal
2.
Biasa
3.
Umumnya
jenuh
(tidak
4.
Tidak
mudah
5.
Berwujud
6.
Titik
7. Contohnya Asam Palmitat dan asam stearat
dari
disebut
terdapat
rusak
leleh
ikatan
/
ikatan
/
Tumbuhan
margarin
rangkap)
tengik
cair
rendah
hewan
mentega
tangkap)
tengik
padat
tinggi
Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat
dan protein
Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein
hanya menghasilkan 4 kkal/gram
Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial
seperti asam lnoleatr, lenolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh
darah akibat penumpukan kolesterol.
Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar
panas, seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega, dan
margarin
Penambahan lemak juga dimaksudkan untuk menambah kalori, serta memperbaiki tekstur
dan cita rasa bahan pangan.
Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol sedangkan lemak nabati
mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh sehingga
umumnya berbentuk cair
Lemak hewani ada yang berbentuk padat (lemak) yang biasanya berasal dari lemak hewan
darat seperti lemak susu dan lemak sapi. Lemak hewan laut seperti ikan paus, minyak ikan
herring yang berbentuk cair dan disebut minyak.
Pencernaan dan Pembentukan Lemak Jika pada topik sebelumnya kalian telah belajar
tentang lemak dan asam lemak, pada topik kali ini kalian akan belajar tentang pencernaan dan
pembentukan lemak. Pernahkah kalian memikirkan bagaimana reaksi pembentukan lemak
dan metabolismenya di dalam tubuh? Agar kalian mengetahuinya, yuk simak topik ini dengan
saksama.
Lemak merupakan salah satu zat yang diperlukan tubuh. Lemak dapat diperoleh melalui
makanan maupun dibentuk sendiri oleh tubuh. Salah satu fungsi lemak bagi tubuh adalah
sebagai cadangan makanan. Jika tubuh kurang mendapat asupan makanan dari luar, maka
tubuh akan membongkar lemak dan mengolahnya menjadi energi. Lemak merupakan sumber
energi yang lebih efektif daripada karbohidrat dan protein. Setiap gram lemak dapat
menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya 4 kkal per gram.
Pencernaan lemak dalam tubuh manusia dilakukan secara kimiawi. Lemak mulai dicerna
pada lambung dengan bantuan enzim lipase untuk memperkecil ukuran lemak. Selanjutnya,
pencernaan lemak yang utama terjadi di dalam usus halus. Oleh karena proses pencernaan
selalu melibatkan air, sedangkan lemak sukar bercampur dengan air, maka perlu proses
emulsifikasi terlebih dahulu agar lemak dapat dicerna dan diserap. Ketika lemak mulai
memasuki usus halus, kantung empedu menghasilkan cairan empedu untuk mengemulsi
lemak. Kemudian, dengan bantuan enzim lipase dari pankreas, lemak dihidrolisis menjadi
gliserol dan asam lemak. Hasil hidrolisis ini menjadi misel (butir-butir lemak) dengan
bantuan garam empedu.
Hasil pencernaan lemak akan diserap kembali oleh usus halus. Absorbsi lemak paling
banyak terjadi di jejenum. Gliserol dan asam lemak rantai pendek (C-C) dapat langsung
diserap menuju aliran darah. Sementara untuk asam lemak dengan rantai panjang,
monogliserida harus diubah dahulu menjadi trigliserida. Trigliserida dan lipida besar lainnya
diabsorbsi secara aktif dan dibawa ke jaringan jaringan adiposa melewati limfe menuju
darah. Agar menjadi energi, asam lemak diubah menjadi senyawa asetil koA melalui reaksi
oksidasi-. Reaksi lanjut dari asetil koA inilah yang akan melepaskan energi dalam bentuk
ATP.
PEMBENTUKAN LEMAK
Lemak adalah ester dari gliserol dan asam lemak. Lemak terjadi apabila 3 molekul lemak
berikatan dengan satu molekul gliserol. Proses pembentukannya dikenal dengan nama reaksi
esterifikasi. Reaksi esterifikasi dapat terjadi dengan bantuan enzim lipase yang berlangsung 2
arah.
pembentukan gliserol
Sintesis gliserol
Serangkaian reaksi biokimia terjadi pada tanaman. Pada reaksi ini, fruktosa difosfat diuraikan
oleh enzim aldosa menjadi dihidroksi aseton fosfat, kemudian direduksi menjadi gliserofosfat. Gugus fosfat dihilangkan melalui proses fosforilasi sehingga terbentuk molekul
gliserol.
pembuatan lemak
supaya lemak mudah dicerna di usus halus maka harus dibuat emulsi
lemak oleh
Pemisahan Campuran
Unsur, Senyawa dan Campuran Pada topik sebelumnya, kalian sudah mempelajari
klasifikasi materi berdasarkan wujudnya yaitu padat,...
Sel Sebagai Unit Struktur dan Fungsional Kehidupan Dalam topik sebelumnya
sudah dijelaskan bahwa sel merupakan tingkatan...
Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat
dan protein
Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein
hanya menghasilkan 4 kkal/gram
Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial
seperti asam lnoleatr, lenolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh
darah akibat penumpukan kolesterol.
Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar
panas, seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega, dan
margarin
Penambahan lemak juga dimaksudkan untuk menambah kalori, serta memperbaiki tekstur
dan cita rasa bahan pangan.
Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol sedangkan lemak nabati
mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh sehingga
umumnya berbentuk cair
Lemak hewani ada yang berbentuk padat (lemak) yang biasanya berasal dari lemak hewan
darat seperti lemak susu dan lemak sapi. Lemak hewan laut seperti ikan paus, minyak ikan
herring yang berbentuk cair dan disebut minyak.
Pembentukan lemak secara alami
Hampir semua bahan pangan banyak mengandung lemak dan minyak, terutama bahan
pangan yang berasal dari hewan
Lemak dalam jaringan hewan terdapat dalam jaringan adiposa
Dalam tanaman, lemak disintesis dari satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak
yang terbentuk dari kelanjutan oksidasi karbohidrat dalam proses respirasi
Proses pembentukan lemak dalam tanaman dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu :
pembentukan gliserol
pembentukan molekul asam lemak
kondensasi asam lemak dengan gliserol membentuk lemak
Sintesis gliserol
Dalam tanaman terjadi serangkaian reaksi biokimia, pada reaksi ini fruktosa difosfat
diuraikan oleh enzim aldosa menjadi dihidroksi aseton fosfat, kemudian direduksi menjadi gliserofosfat. Gugus fosfat dihilangkan melalui proses fosforilasi sehingga akan terbentuk
molekul gliserol
Sintesis asam lemak
Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa-senyawa yang mengandung karbon seperti asam
asetat, asetaldehid, dan etanol yang merupakan hasil respirasi tanaman. Sintesis asam lemak
dilakukan dalam kondisi anaerob dengan bantuan sejenis bakteri
Kondensasi asam lemak dengan gliserol
Pada tahap pembentukan molekul lemak ini terjadi proses esterifikasi gliserol dengan asam
lemak yang dikatalisis oleh enzim lipase
Minyak pangan dalam bahan pangan biasanya diekstraksi dalam keadaan tidak murni dan
bercampur dengan komponen-komponen lain yang disebut fraksi lipida.
Fraksi lipida terdiri dari minyak/lemak (edible fat/oil), malam (wax), fosfolipida, sterol,
hidrokarbon, dan pigmen. Dengan cara ekstraksi yang menggunakan pelarut lemak seperti
petroleum eter, etil eter, benzena, dan kloroform komponen-komponen fraksi lipida dapat
dipisahkan. Lemak kasar (crude fat) tersebut disebut fraksi larut eter.
Jenis lemak dan minyak
Minyak goreng
Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah
nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu
pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan
rasa gatal pada tenggorokan.
Makin tinggi titik asap, makin baik mutu minyak goreng
tersebut. Titik asap suatu minyak goreng tergantung dari kadar gliserol bebas
Mentega
Lemak dari susu dapat dipisahkan dari komponen lain dengan baik melalui proses
pengocokan atau churning yaitu proses pemecahan emulsi minyak dalam air. Mentega
merupakan emulsi air dalam minyak dengan kira-kira 18% air terdispersi di dalam 80%
lemak dengan sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat pengemulsi (emulsifier)
Mentega dapat dibuat dari lemak susu yang manis atau yang asam. Lemak susu dapat
dibiarkan menjadi asam secara spontan atau dapat diasamkan dengan menambah biakan
murni bakteri asam laktat pada lemak susu yang manis yang telah dipasteurisasikan, sehingga
memungkinkan terjadinya respirasi.
Margarin
Margarin merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa, dan nilai gizi
hampir sama. Margarin juga merupakan emulsi air dalam minyak, dengan persyaratan
mengandung tidak kurang 80% lemak. Lemak yang digunakan dapat berasal dari lemak
hewani atau nabati Lemak hewani yang digunakan biasanya lemak babi atau lemak sapi,
sedangkan lemak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak
kedelai, dan minyak biji kapas.
Lemak yang dapat digunakan dimurnikan terlebih dahulu, kemudian dihidrogenasi sampai
mendapat konsistensi yang diinginkan. Lemak diaduk, diemulsikan dengan susu skim yang
telah dipasteurisasi, dan diinokulasi dengan bakteri yang sama seperti pada pembuatan
mentega. Sesudah diinokulasi, dibiarkan 12-24 jam sehingga terbentuk emulsi sempurna.
Bahan lain yang ditambahkan adalah garam, Na-benzoat, dan vitamin A. Shortening atau
mentega putih Shortening adalah lemak padat yang mempunyai sifat plastis dan kestabilan
tertentu, umumnya berwarna putih sehingga sering disebut mentega putih Bahan ini diperoleh
dari hasil pencampuran dua atau lebih lemak dengan cara hidrogenasi. Mentega putih ini
banyak digunakan dalam pembuatan cake dan kue yang dipanggang Fungsinya adalah untuk
memperbaiki cita rasa, struktur, tekstur, keempukan, dan memperbesar volume roti/kue
Sebab-sebab kerusakan lemak
Penyerapan bau
Lemak bersifat mudah menyerap bau. Apabila bahan pembungkus dapat menyerap lemak,
maka lemak yang terserap ini akan teroksidasi oleh udara sehingga rusak dan berbau. Bau
dari bagian lemak yang rusak ini akan diserap oleh lemak yang ada dalam bungkusan yang
menyebabkan seluruh lemak menjadi rusak.
Hidrolisis
Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Reaksi ini
dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh
enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang
mengandung minyak. Dengan adanya lipase, lemak akan diuraikan sehingga kadar asam
lemak bebas lebih dari 10%. Hidrolisis sangat menurunkan mutu minyak goreng, Selama
penyimpanan dan pengolahan minyak atau lemak, asam lemak bebas bertambah dan harus
dihilangkan dengan proses pemurnian dan deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang
lebih baik mutunya.
Oksidasi dan ketengikan
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses
ketengikan. Hal ini disebabkan oleh proses otooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam
minyak. Otooksidasi dimulai dengan pembentukan faktor-faktor yang dapat mempercepat
reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak atau hidroperoksida, logam-logam berat, dan
enzim-enzim lipoksidase.
Pencegahan ketengikan
Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan. Prooksidan
akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan menghambatnya.
Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap dan dingin. Wadah
lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel, lemak harus dihindarkan dari logam
besi atau tembaga. Adanya antioksidan dalam lemak akan mengurangi kecepatan proses
oksidasi.
Persamaan
antara
minyak
dan
lemak
:
1.
Merupakan
asam
karboksilat
bervalensi
tinggi
2.
Tidak
larut
dalam
air
3. Larut dalam pelarut organik, seperti eter, alkohol, benzena, CCl4, Kloroform
4. Berat jenis lebih kecil daripada air
Minyak
1.
Berasal
dari
2.
Biasa
disebut
3.
Umumnya
tidak
jenuh
(terdapat
4.
Mudah
rusak
5.
Berwujud
6.
Titik
leleh
7. Contohnya asam oleat , asam linoleat dan asam linolenat
Lemak
1.
Berasal
2.
Biasa
3.
Umumnya
jenuh
(tidak
4.
Tidak
mudah
5.
Berwujud
6.
Titik
7. Contohnya Asam Palmitat dan asam stearat
dari
disebut
terdapat
rusak
leleh
ikatan
/
ikatan
/
Tumbuhan
margarin
rangkap)
tengik
cair
rendah
hewan
mentega
tangkap)
tengik
padat
tinggi
ANALISIS LEMAK
1.Bagaimana prinsip analisis kadar lemak dengan metode soxhlet?
Prinsipnya adalah lemak diekstrak dengan pelarut lemak yang bersifat non polar
seperti Petroleum Eter (PE), Petroleum benzena, dll. Berat lemak diperoleh dengan cara
memisahkan lemak dengan pelarutnya (menguapkan pelarut dengan pemanasan)
(Gunawan, 2005).
2.Mengapa metode soxhlet disebut metode penetapan lemak kasar?
Karena lemak yang terekstrak bukanlah lemak murni, hal ini disebabkanpada saat
ekstraksi dilakukan penambahan zat-zat larut dalam lemak seperti sterol, fosfolipid,
asam lemak bebas ikut terekstraksi pula mengingat pelarut yang digunakan merupakan
pelarut lemak (non polar) seperti dietil eter yang tidak dapat memisahkan lemak dengan
komponen lain yang masih berikatan dengan lemak (Ketaren, 2005).
3. Bagaimana prinsip pengukuran bilangan peroksida dengan metode titrasi?
Pengukuran sejumlah iod yang dibebaskan dari kalium iodida (KI). Iod
dilepaskan dari KI akibat reaksi oksidasi oleh peroksida yang ada dalam sampel di
dalam medium asam asetat-kloroform.
Bilangan peroksida (mek/kg) = mL Na.Bisulfat x Normalitas x 1000
Berat contoh (gr)
(Ketaren, 2005)
4. Bagaimana prinsip penetapan kadar asam lemak bebas metode titrasi?
Prinsip penentuan persentase asam lemak bebas yaitu sampel dititrasi dengan
asam-basa dalam medium etanol. Indikator yang digunakan untuk menunjukkan titik
akhir titrasi adalah fenolftalein (Gunawan, 2005).
5.Apa yang dimaksud dengan bilangan peroksida?
Bilangan peroksida adalah banyaknya miliekuivalen peroksida dalam 1000 gram
lemak. Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan
pada minyak atau lemak (Winarno, 2004)
Nama sampel
Berat sampel
5,0730 gr
Berat
sampel+labu
35,8702 gr
Kemiri
2.
Wijen
5,0157 gr
36,3614 gr
Berat labu
38,8826 gr
Berat lemak
(gram)
3,0124 gr
% lemak
59,38
40,0760 gr
3,7146 gr
74,059
3.
Jahe
5,0645 gr
34,1844 gr
34,7043 gr
0,5199 gr
10,267
Perhitungan
1. % Lemak = Berat Lemak (gr) x 100% = 3,0124/ 5,0730 x 100% = 59,38%
Berat Sampel (gr)
2. % Lemak = Berat Lemak (gr) x 100% = 3,7146/ 5,0157 x 100% = 74,059%
Berat Sampel (gr)
3. % Lemak = Berat Lemak (gr) x 100% = 0,5199/ 5,0645 x 100% = 10,267%
Berat Sampel (gr)
PEMBAHASAN
Prinsip uji analisa kadar lemak metode soxhlet yaitu mengekstrak lemak dengan
pelarut no polar seperti petroleum benzena, dietil ter, dan lain-lain. Lemak-lemak yang
terdapat dalam pelarut dipisahkan dengan cara menguapkan pelarut sehingga berat lemak
dapat diketahui dengan rumus berikut ini:
% Lemak =
ANALISA PROSEDUR
Pada percobaan analisa kadar lemak dengan metode soxhlet, ada beberapa tahapan
yang perlu diperhatikan. Tahapan pertama adalah persiapan alat dan bahan yang akan
digunakan. Ada 3 sampel yang akan diuji, diantaranya kemiri, wijen, dan jahe. Pertama,
sampel dihancurkan dengan menggunakan mortar. Penghalusan sampel berpengaruh terhadap
jangkauan pelarut mengenai bahan untuk melarutkan lemak. Kemudian sampel ditimbang
sebanyak 5 gram dengan menggunakan timbangan analitik diatas kertas saring yang telah
diberi kapas. Kemudian dimasukkan oven pada suhu 100C selama 1 jam yang berfungsi
untuk mengurangi kadar air dalam sampel. Selain sampel, di dalam oven juga terdapat alat
labu soxhlet dan tabung ekstraksi yang sudah di oven terlebih dahulu selama 2 jam.
Kemudian alat tersebut, dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit
dengan menggunakan capit atau sarung tangan, usahakan jangan terpegang oleh tangan.
Desikator merupakan alat untuk mendinginkan, didalamnya terdapat silica yang berfungsi
untuk menyerap uap air yang menguap setelah pemanasan di oven. Setelah 15 menit, labu
ditimbang menggunakan timbangan analitik untuk mengetahui berat labu dan catat hasilnya.
Di samping itu, sampel dikeluarkan dari oven, kemudian dibungkus atau dilipat lalu
direkatkan dengan tali. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam tabung ekstraksi. Disisi lain,
disiapkan pelarut petroleum eter sebanyak 35 ml dan dimasukkan ke dalam tabung ekstraksi.
Pelarut ini berfungsi untuk melarutkan lemak, mengekstraksi lemak, dan selektivitasnya
tinggi dengan titik didih rendah. Kemudian ujung tabung soxhlet dan dibawah kondensor
diberi vaselin yang berfungsi untuk membuat kondisi vakum atau kedap, sehingga pelarut
tidak menguap sehingg tidak menghabiskan banyak pelarut dan agar mempermudah dalam
melepaskan tabung soxhlet. Disiapkan alat soxhlet dengan cara memberikan es batu pada
ember yang berfungsi untuk mendinginkan kondensor dan dicek aliran air di dalam
kondensor. Setelah itu dinyalakan tombol di alat soxhlet dan di refluks selama 5 jam.
Diusahakan setiap jam diganti es batu di dalam ember agar kondensor tetap dingin. Refluks
berfungsi untuk mengekstraksi lemak dalam sampel. Setelah 5 jam, alat soxhlet dimatikan
lalu sampel dimasukkan kedalam oven pada suhu 105C selama 2 jam untuk menurunkan uap
air yang masih ada pada sampel. Kemudian didinginkan kembali di dalam desikator selama
15 menit. Kemudian ditimbang berat labu+sampel. Dihitung kadar lemak berdasarkan rumus
yang sudah ditentukan, sehingga didapatkan hasil.
PERBANDINGAN DHP DENGAN LITERATUR
Berdasarkan data hasil pengamatan kadar lemak dengan metode soxhlet, didapatkan
hasil pada sampel kemiri dengan berat lemak 3,0124 gram dan berat sampel sebesar 5,0730
gram, sehingga didapatkan persentase lemak sebesar 59,38%. Sedangkan menurut Arlene
(2010), nilai kadar lemak dari kemiri bekisar 55-66% dari berat bijinya. Selain itu,
Berdasarkan pengelompokannya, menurut Ketaren (2005), minyak kemiri termasuk dalam
kelompok minyak lemak. Sehingga dapat dikatakan bahwa data hasil pengamtan sudah sesuai
dengan literatur yang ada mengenai persentase kadar lemak dari biji kemiri.
Sementara itu, pada sampel wijen didapatkan berat lemak sebesar 3,7146 gram dari
berat sampel sebesar 5,0157 gram, sehingga dihasilkan persentase kadar lemak sebesar
74,059%. Kadar lemak pada sampel wijen merupakan kadar yang tertinggi dibandingkan
dengan sampel lainnya. Karena menurut penelitian Puspitasari (2012) menyebutkan kadar
lemak dalam 100 gr biji wijen terdapat 99,7 %, atau bisa dikatakan lebih daari 50% didalam
biji wijen mengandung lemak dan sisanya yaitu kompen lain seperti protein. Oleh karena itu
banyak yang memanfaatkan biji wijen untuk dijual sebagai minyak wijen. Minyak wijen yang
diketahui sangat kaya zat gizi itu, sekaligus mengandung senyawa asam lemak esensial,
omega 6, omega 9, antioksidan, dan lecithin yang berkasiat baik bagi pencegahan penyakit
jantung, kolesterol, kanker, dan lain-lain.
Sedangkan pada sampel jahe dengan berat sampel sebesar 5,0645 gram didapatkan
berat lemak sebesar 0,5199 gram, sehingga persentase lemak sebanyak 10,267%. Menurut
Singh (2008), didapatkan kandungan jahe memiliki kadar air 7-12%, minyak atsiri 13%, oleoresin 5-10%, pati 50-55% dan sejumlah kecil protein, serat, lemak sampai 7%.
Selain itu, Oleoresin jahe mengandung lemak, lilin, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Oleoresin memberikan kepedasan aroma yang berkisar antara 4-7% dan sangat berpotensi
sebagai antioksidan (Balachandran et al. 2006). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kandungan lemak pada sampel jahe memang sedikit sekitar 7%. Hal ini sudah sesuai dengan
data pengamatan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa persentase kadar lemak dari ketiga sampel dari
yang terbesar ke terkecil yaitu wijen > kemiri > jahe. Hal ini disebabkan karena sebagian
pada sampel biji wijen mengandung lemak.
1.
2.
3.
4.
5.
Berikut ini faktor yang memengaruhi analisa kadar lemak metode soxhlet, sebagai berikut:
Jenis Pelarut
Proses Pengeringan
Keberadaan senyawa yang terlarut
Penghalusan sampel: berpengaruh terhadap jangkauan pelarut mengenai bahan untuk
melarutkan lemak
Kadar air: semakin tinggi kadar air suatu bahan semakin sulit pelarut masuk kedalam
jaringan
Pertanyaan
a. Apa yang terjadi jika penghilangan sisa pelarut setelah ekstraksi dengan soxhlet dilakukan
dengan pemanasan dalam oven yang terlalu lama?
Apabila dilakukan penghilangan sisa pelarut setelah ekstraksi dengan soxhlet dilakukan
dengan pemanasan dalam oven yang terlalu lama maka akan terjadi reaksi oksidasi (lemak
teroksidasi). Hal ini akan mengakibatkan lemak rusak dan dapat mengurangi berat lemak saat
ditimbang karena lemak dapat menguap apabila dipanaskan.
b. Mengapa ekstraksi soxhlet dihentikan jika pelarut sudah berwarna jernih?
Karena menandakan semua lemak yang ada pada sampel telah terekstrak dan sudah tidak
lagi bercampur dan sudah terpisah dari pelarut.
c. Pelarut apa yang dapat Saudara gunakan untuk mengganti dietileter? Apa kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing pelarut tersebut !
Pelarut yang dapat digunakan adalah Petroleum Eter (PE). Kelebihannya Mudah
didapatkan, selektif melarutkan lemak, relative terjangkau, menguap pada suhu rendah (7080C). Kekurangannya adalah
d. Apakah semua jenis lipid terdeteksi sebagai lemak pada anlisis lemak dengan metode
soxhlet?
Iya, karena pada anlisis lemak dengan metode soxhlet, pelarut yang digunakan tidak
dapat memisahkan lemak yang berikatan komponen lain dan juga jenis asam lemak yang
terkandung di dalamnya.oleh karena itu, metode soxhlet juga disebut metode anlisis lemak
kasar (lemak yang terekstraksi bukan lemak murni).
2. Bilangan Peroksida
No
.
1.
Nama sampel
Minyak merk
Berat sampel
10,0291 gr
Volume Na2S2O3
(ml)
0,8 ml
Bilangan peroksida
7,97
2.
Minyak curah
10,0494 gr
0,85 ml
8,458
3.
Minyak 10 x goreng
10,0102 gr
1,4 ml
1,985
Perhitungan
1. Biangan peroksida
2. Bilangan peroksida
=
3. Bilangan peroksida
= 7,97
= 13,985
PEMBAHASAN
Prinsip analisa bilangan peroksida yaitu pengukuran jumlah iod yang dibebaskan oleh KI
akibat reaksi oksidasi oleh peroksida yang ada pada sampel dalam medium asam asetat
glasial kloroform. Berikut ini rumus bilangan peroksida:
Bilangan peroksida=
ANALISA PROSEDUR
Pada analisa bilangan peroksida, tahapan pertama yaitu periapan alat dan bahan yanng
akan digunakan. Sampel yang digunakan yaitu minyak bermerk, minyak curah, dan minyak
10 x penggorengan. Sampel tersebut ditimbang sebanyak 10 gram dengan menggunakan
timbangan analitik. Sampel ditaruh di erlenmeyer ukuran 250 ml, kemudian ditambahkan
pelarut asam asetat glasial:kloroform (3:2) sebanyak 30 ml. Pelarut ini berfungsi sebagai
pelarut I2 yang dilepaskan oleh KI. Asam asetat sendiri berfungsi untuk mempercepat reaksi
dan memberikan kondisi pH asam yang sesuai untuk reaksi KI dengan peroksida. Sedangkan
Kloroform berfungsi untuk melarutkan lemak dari komponen lain. Kemudian larutan dikocok
sampai minyak larut. Lalu ditambahkan 0,5 ml larutan KI jenuh. Larutan tesebut berfungsi
sebagai indikator dan melepaskan I2 atau peroksida yang ada pada sampel. Kemudian
dikocok kembali selama 1 menit, lalu ditambahkan 30 ml akuades yang berfungsi untuk
mengencerkan sehingga yodium lebih mudah mengikat pati. Kemudian dititrasi dengan Natiosulfat 0,1 N sebagai titran sampai warna kuning memudar. Penambahan Na-tiosulfat
sebagai reduktor. Kemudian ditambahkan 3 tetes pati yang berguna untuk mengikat iodium
yang sudah ditambahkan. Penambahan pati akan mengubah warna kuning menjadi biru.
Selanjutnya dititrasi sampai warna biru menghilang dengan menggunakan titran Na-tiiosulfat.
Dihitung perubahan volume Na-tiosulfat dan dihitung miliekuivalen peroksida tiap sampel,
sehingga didapatkan hasil bilangan peroksida tiap sampel.
PERBANDINGAN DHP DENGAN LITERATUR
Berdasarkan data hasil pengamatan pada 3 sampel yaitu minyak merk, minyak curah, dan
minyak 10 x penggorengan. Pada sampel minyak bermerk didapatkan volume Na2S2O3
sebesar 0,8 ml dan berat sampel 10,0291 gram, sehingga bilangan peroksidanya yaitu 7,97
mek/kg. Berdasarkan SNI-3741-2013 ditetapkan nilai bilangan peroksida minyak bermerk
maksimal 10 mek/kg. oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sampel yang diuji sudah
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia mengenai batas keberadaan bilangan peroksida di
dalam minyak goring.
Sementara itu, pada minyak curah didapatkan volume Na 2S2O3 sebesar 0,85 ml dengan
berat sampel sebanyak 10,0494 gram sehingga hasil nilai bilangan peroksida sebesar 8,458
mek/kg. Berdasarkan penelitian Aminah (2010), menyatakan bahwa bilangan peroksida dari
minyak curah sebesar 4,824 meq peroksid/kg. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan
dengan data hasil pengamatan, bahkan 2 kali lipat. Diduga adanya kesalahan saat melakukan
praktikum, yaitu pada titrasi Na2S2O3 yang mungkin berlebihan.
Sedangkan pada sampel minyak 10 x penggorengan, didapatkan selisih perubahan
volume Na2S2O3 sebanyak 1,4 ml dengan berat sampel 10,0102 gram dan didapat nilai
bilangan peroksida sebesar 13,985 mek/kg. Sedangkan berdasarkan SNI 01-3555-1998
menyebutkan bahwa minyak dengan 10 x penggorengan didapatkna nilai bilangan peroksida
dalam bobot cuplikan 5,0-2,0 gram sebesar 0-12 mek/kg. Hal ini tidak sesuai dengan hasil
pengamatan yang lebih besar dari Standar Nasional Indonesia, diduga karena minyak sampel
yang digunakan sudah terlalu sering digunakan untuk menggoreng. Sehingga nilai bilangan
peroksidanya tinggi. Hal ini dapat mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang
tidak diikehendaki dalam bahan pangan, jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih
besar dari 100 meq peroksid/kg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dimakan.
Minyak goreng yang demikian sudah tidak layak untuk dikonsumsi karena dapat
menyebabkan penyakit seperti kanker, menyempitnya pembuluh darah dan gatal pada
tenggorokan.
Dapat disimpulkan bahwa nilai bilangan peroksida dari ketiga sampel terbesar ke yang
terkecil yaitu minyak 10 x penggorengan > minyak curah > minyak bermerk. Hal ini
menunjukkan tingkat degradasi minyak atau derajat kerusakan minyak dengan 10 x
penggorengan jauh lebih besar dibandingkan dengan minyak curah dan minyak bermerk.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi analisa bilangan peroksida setiap sampel,
diantaranya:
1. Jumlah pengulangan penggorengan
2. Suhu penggorengan
3. Jumlah O2
4. Ketidakjenuhan Asam Lemak dalam minyak
5. Adanya antioksidan
Pertanyaan
a. Apa fungsi Na-tiosulfat dalam analisis bilangan peroksida?
Na-tiosulfat berfungsi sebagai titran dan reduktor, sehingga dapat mengikat
iod sehingga kadar iod yang dilepas oleh KI dapat terukur.
Nama sampel
Berat sampel
Volume KOH
(ml)
Jenis dan BM
Asam Lemak
Kadar ALB
(%)
1.
Minyak merk
10,0576 gr
3,25 ml
256
0,04136
2.
Minyak curah
10,0941 gr
2,35 ml
256
0,02979
3.
Minyak 10 x
penggorengan
10,0177 gr
14,4 ml
256
0,1839
Perhitungan
1. Minyak merk
Kadar ALB %
2. Minyak curah
Kadar ALB %
3. Kadar ALB %
PEMBAHASAN
Prinsip penentuan kadar asam lemak bebas yaitu mengetahui asam lemak bebas yang
terdapat pada bahan yang dititrasi asam-basa dalam medium etanol. Rumus penentuan kadar
asam lemak bebas sebagai berikut:
Kadar ALB % = mL KOH x N x BM Asam Lemak x 100%
Berat Sampel (gr) x 1000
ANALISA PROSEDUR
Pada pengamatan penentuan asam lemak bebas (ALB) terdapat beberapa tahapan
yang harus dilakukan. Pertama adalah persiapan alat dan bahan yang akan digunakan, ada 3
sampel yang akan diuji diantaranya minyak bermerk, minyak curah, dan minyak 10 x
penggorengan. Sampel tersebut ditimbang sebanyak 10 gram dengan menggunakan
timbangan analitik dan ditaruh pada erlenmeyer 250 ml. Kemudian ditambahkan 50 ml
alkohol 95% yang berfungsi sebagai pelarut ALB dan menginaktifkan kerja enzim lipase
sebelum titrasi. Kemudian juga ditambahkan 3 tetes indikator PP sebagai indikator, apabila
larutan berwarna pink menandakan bahwa larutan bersifat basa. Sedangkan apabila larutan
tidak berwarna berarti menunjukkan larutan bersifat asam. Kemudian ditambahkan KOH 0,05
N yang berfungsi sebagai penetral sifat asam lemak bebas dengan reaksi asam-basa.
Kemudian larutan tersebut dititrasi sampai warna merah jambu permanen selama 30 detik.
Kemudian dihitung perubahan volume KOH dan dihitung kadar asam lemak bebas masingmasing sampel.
PERBANDINGAN DHP DENGAN LITERATUR
Berdasarkan data hasil pengamatan pada 3 sampel yaitu minyak bermerk, minyak
curah, dan minyak 10 x penggorengan. Pada sampel minyak bermerk didapatkan volume
KOH 3,25 ml dengan berat sampel 10,0576 gram sehingga didapatkan % asam lemak bebas
1.
2.
3.
4.
5.
b. Apakah semua asam lemak bebas terekstrak oleh alkohol pada analisis asam lemak
bebas dengan metode titrasi?
Tidak, karena tidak semua asam lemak yang dihasilkan oleh ekstraksi etanol
adalah asam lemak bebas dan belum tentu asam lemak mengalami kerusakan (lisis menjadi
asam lemak bebas).
c. Apakah basa selain KOH dapat digunakan pada penetapan kadar asam lemak bebas?
Bisa, karena basa kuat seperti NaOH dapat digunakan sehingga kadar lemak
yang bersifat asam dapat terserap oleh volume basa kuat sehingga kita dapat mengetahui
asam lemak bebasnya.
d. Mengapa kadar asam lemak bebas didasarkan pada berat molekul asam lemak yang
dominan?
Karena asam lemak yang dominan akan terhidrolisis lebih besar dibandingkan
molekul asam lemak yang minoritas, sehingga dapat dijadikan indikator banyaknya
persentase kadar asam lemak bebas pada sampel.
harus lebih kecil dibanding minyak curah dan 10 x penggorengan. Diduga adanya kesalahan
saat titrasi atau reagen KOH yang digunakan sudah tidak bagus. Nilai kadar asam lemak
menunjukkan kualitas minyak goreng. Semakin kecil nilainya maka semakin bagus kualitas
minyak tersebut.
ACARA IV
LEMAK
KELOMPOK 3
Penanggung Jawab :
Fika Puspita
(A1M012001)
PURWOKERTO
2014
I.
A.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu minyak dan lemak juga merupakan sumber
energi yang lebih efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. Satu minyak
dan lemak dapat menghasilkan 9 kkal/gram sedangkan protein dan karbohidrat
hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Lemak dan minyak terdapat hampir di semua
bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Minyak dan lemak tidak
berbeda dalam bentuk umum trigliseridanya, tetapi hanya berbeda dalam
bentuk (wujud). Perbedaan ini didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada
suhu kamar lemak berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair. Titik leleh
minyak dan lemak tergantung pada strukturnya, biasanya meningkat dengan
bertambahnya jumlah karbon.
Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri
atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam,
sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K),
monogliserida, digliserida, fosfolemak, glikolemak, terpenoid (termasuk di
dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak
sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat
maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa.
Mengekstraksi lemak secara murni sangat sulit dilakukan, sebab pada
waktu mengekstraksi lemak, akan terekstraksi pula zat-zat yang larut dalam
lemak seperti sterol, phospholemak, asam lemak bebas, pigmen karotenoid,
khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahanbahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan
keaktifan pelarut tersebut menjadi berkurang. Pelarut ini seperti dietil eter,
hexana, benzena, petroleum eter dan lain-lain.
Dalam praktikum ini praktikan akan belajar cara analisis lemak dengan
metode sokhlet dan analisis kandungan Asam Lemak bebas (FFA). Prinsip soxhlet
ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru sehingga terjadi ekstraksi
kontinu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.
Sedangkan asam lemak bebas (Free Fatty Acid / FFA) untuk mengetahui kualitas
dari minyak atau lemak, hal ini dikarenakan bilangan asam dapat dipergunakan
untuk mengukur dan mengetahui jumlah asam lemak bebas dalam suatu bahan
atau sample. Semakin besar angka asam maka dapat diartikan kandungan asam
lemak bebas dalam sample semakin tinggi, besarnya asam lemak bebas yang
terkandung dalam sampel dapat diakibatkan dari proses hidrolisis ataupun
karena proses pengolahan yang kurang baik.
Asam lemak bebas diperoleh dari proses hidrolisa, yaitu penguraian lemak
atau trigliserida oleh molekul air yang menghasilkan asam lemak bebas dan
gliserol. Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi dan hidrolisa enzim
selama pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak
dengan kadar lebih besar dari 0,2% dari berat lemak akan mengakibatkan rasa
yang tidak diinginkan dan kadang-kadang dapat meracuni tubuh (Sudarmadji,
1989; Ketaren, 1986).
B.
1.
2.
Tujuan
Mengetahui dan Memahami cara analisis lemak dengan Metode Soklet.
Mengetahui dan Memahami cara analisis kandungan Asam Lemak Bebas.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Lemak
Lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam zat pelarut organik non polar, seperti aseton, alkohol, eter, benzena,
kloroform dan sebagainya Lemak tersusun atas rantai hidrokarbon panjang
berantai lurus, bercabang, atau membentuk struktur siklis. Lemak esensial
merupakan prekursor pembentukan hormon tertentu seperti prostaglandin,
lemak juga berperan sebagai penyusun membran yang sangat penting untuk
berbagai tugas metabolisme, lemak juga dapat melarutkan berbagai vitamin,
yaitu vitamin A, D, E dan K. (Setiadji, 2007).
Menurut Buckle (1987), Lemak dalam tubuh mempunyai peranan yang
penting, karena lemak cadangan yang ada yang ada dalam tubuh dapat
melindungi berbagai organ yang penting, seperti ginjal, hati dan sebagainya,
tidak saja sebagai isolator, tetapi juga kerusakan fisik yang mungkin terjadi pada
waktu kecelakaan. Lipid terdiri atas lemak dan minyak yang banyak dihasilkan
hewan dan tanaman. Lipid umumnya berupa trigliserida yang merupakan ester
asam lemak dan gliserol maupun gugus senyawa lain/komponen non lipid lain.
Lipid memiliki sifat kimia dan sifat fisik yang berbeda-beda, seperti:
Sifat fisik lipid:
Pada suhu kamar, lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair, lemak
padat berwarna putih kekuningan, dapat membentuk kristal lemak, tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti eter, alkohol,
aseton, khloroform, benzene, lemak besifat plastis, lipid jenuh (sedikit ikatan
rangkap) memiliki titik lebur tinggi, lipid tidak jenuh (banyak ikatan rangkap)
memiliki titik lebur rendah, dan dapat melarutkan beberapa jenis vitamin, yaitu
vitamin A, D, E, dan K.
Sifat kimia lipid:
Lipid tersusun atas rantai hidrokarbon panjang berantai lurus, bercabang,
atau berbentuk siklis, terdiri atas ester asam lemak dengan gliserol atau dengan
gugus senyawa lain, lemak banyak mengandung asam lemak jenuh (sedikit
ikatan rangkap), minyak banyak mengandung asam lemak tidak jenuh (banyak
ikatan rangkap), reaksi dengan alkali akan menghasilkan asam lemak dan
gliserol, sehingga mudah teroksidasi.
Society
Testing
Material).
Sedangkan
ekstraksi
secara
Dibandingkan
dengan
cara
maserasi,
ekstraksi
dengan
Soxhlet
memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan
terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi.
(Whitaker 1915).
Menentukan Kadar Lemak dengan soxhlet menurut (Andarwulan dkk.,
2011) yaitu Sebanyak 5 g sampel dibungkus dengan kertas saring, kemudian
ditutup dengan kapas wool yang bebas lemak. Kertas saring yang berisi sampel
tersebut dimasukkan dalam alat ektraksi soxhlet, kemudian dipasang alat
kondensor ditasnya dan labu lemak di bawahnya. Pelarut dituangkan ke dalam
labu lemak secukupnya sesuai dengan ukuran yang digunakan. Selanjutnya
dilakukan refluks minimum 5 jam sampai pelarut yang turun kembali ke labu
lemak berwarna jernih. Pelarut yang ada di dalam labu lemak didestilasi dan
ditampung. Kemudian labu lemak yang berisi hasil ekstraksi dipanaskan dalam
oven pada suhu 1050C, untuk menguapkan sisa pelarut yang mungkin masih
tertinggal. Selanjutnya didinginkan dalam desikator dan dilakukan penimbangan
hingga diperoleh bobot tetap. Dari hasil penimbangan tersebut presentase
lemak dalam sampel dapat dihitung :
Dengan :
Wc = Berat labu + lemak setelah ekstraksi (g)
W0 = Berat labu awal (g)
W2 = Berat sampel (g)
(Gambar 1)
Keterangan: (1) Air pendingin masuk kondensor; (2) Air pendingin keluar
kondensor; (3) Tudung berisi sampel sumber minyak; (4) Saluran uap naik; (5)
Pipa kapiler; (6) Heating mantle; (7) Pengatur panas; (8) Lampu indikator; (9)
Kabel listrik
III.
METODE
IV.
Hasil Pengamatan
A.
No.
Bahan
Massa Bahan
sebelum di
oven
Massa Bahan
setelah di
oven
Massa
Erlenmeyer
Kosong
Massa
Erlenmeyer +
Lemak
Tahu
2 gram
0,9554 gram
116,0315 gram
116,1127 gram
Daging
sapi
2 gram
1,2055 gram
116,5561 gram
116,6025 gram
Daging
Ayam
2 gram
0,8438 gram
113,2036 gram
113,2973 gram
Minyak
Jelantah
2 gram
0,8993 gram
114,5255 gram
114,5937 gram
Minyak
kelapa
sawit
2 gram
114,0 gram
114,1075 gram
Tempe
2 gram
114,74 gram
114,8370 gram
Rumus
1.
Tahu
x 100%
x 100%
x 100%
= 4,06 %
2.
Daging Sapi
x 100%
x 100%
= 2,32 %
3.
Daging Ayam =
x 100%
x 100%
= 4,685 %
4.
Minyak Jelantah
x 100%
x 100%
= 0,91 %
5.
x 100%
x 100%
= 5,375 %
6.
Tempe
x 100%
x 100%
= 4,85 %
B.
Bahan
Tahu
0,45
Daging sapi
0,4
Daging ayam
0,6
Minyak jelantah
0,2
0,1
Tempe
2,9
(FFA)
% FFA =
1.
Tahu
x 100%
x 100%
x 100%
= 0,0045 %
2.
Daging Sapi
x 100%
x 100%
= 0,004 %
3.
Daging Ayam =
x 100%
x 100%
= 0,006 %
4.
Minyak Jelantah
x 100%
x 100%
= 0,0018 %
5.
x 100%
x 100%
= 0,0009 %
6.
Tempe
x 100%
x 100%
= 0,0292 %
Pembahasan
1.
kelembapan
relatif
kertas
saring
terhadap
lingkungan
sehingga kertas saring tidak bersifat higroskopis (mudah menarik air dari
lingkungan) dan tidak dapat mengganggu ketepatan analisis saat ditimbang. Hal
ini perlu dilakukan karena bahan yang baru saja dioven, pori-porinya akan
membesar/bersifat porous sehingga akan bersifat higroskopis (mudah menarik
uap
air
dari
lingkungan)
dan
akan
dapat
mempengaruhi
berat
saat
penimbangan. Akibatnya, data yang diperoleh tidak akurat. Setelah itu kertas
saring ditimbang dan dinyatakan sebagai kertas saring kering setelah dioven.
Langkah selanjutnya adalah menimbang bahan berupa daging ayam
sebanyak 2 gram dan dihaluskan. Proses penghalusan bahan akan menyebabkan
proses ekstraksi menjadi semakin mudah dan dapat berlangsung optimal.
Setelah itu bahan dibungkus kertas saring kemudian dioven pada suhu selama 2
jam. Dan dimasukkan ke dalam desikator 15 menit. Kemudian bahan dimasukkan
dalam tabung ekstraksi soxhlet. Dituangkan 25 ml pelarut petroleum benzene,
Lemak (%) =
x 100%
2.
Bahan
daging
ayam
yang
dipergunakan
pada
saat
praktikum
hasil
titrasi
asam-basa
menjadi
tidak
sesuai
atau
salah.
Dalam
FFA
x 100%
pink pada minyak kelapa sawit hanya 0,1 ml, sedangkan pada tempe perlu
jumlah yang banyak yaitu mencapai 2,9 ml NaOH.
Semakin tinggi konsentrasi asam lemak bebas berarti semakin banyak
mikroba yang melakukan fermentasi. Oleh karena itu, kualitas tempe semakin
lama akan semakin memburuk. Bau atau flavor dalam minyak terdapat secara
alami, juga terjadi akibat adanya asam-asam lemak berantai pendek akibat
kerusakan minyak. Oksidasi adalah faktor yang amat penting sebab dapat
menghasilkan senyawa-senyawa yang menyumbangkan terjadinya off-flavor dan
kondisi ini lazim disebut tengik (rancid). Produk pangan olahan yang tengik dapat
mengalami perubahan warna dan kehilangan nilai zat gizi karena oksidasi
vitamin dan asam lemak tak jenuh. Selanjutnya mutu produk akan menurun dan
hasil oksidasi lipida seperti peroksida, aldehid dan keton dapat membahayakan
kesehatan manusia.
V.
A.
PENUTUP
Simpulan
Prinsip analisa lemak metode Soxhlet modifikasi adalah ekstraksi lemak
dengan pelarut lemak (petroleum benzene). Pelarut akan diuapkan dan
dikondensasi saat melewati kondensor lalu pelarut membasahi bahan dan lemak
bahan akan terekstraksi hingga pelarut turun kembali dan sisa lemak akan
dioven lalu ditimbang serta ditentukan persentase kadar lemaknya.
Prinsip analisa penentuan asam lemak bebas adalah bahan ditambahkan
pelarut alkohol netral. Kemudian ditambah juga dengan Indikator Phenolphtaelin
(PP) untuk selanjutnya di titrasi dengan larutan 0,1 N NaOH. Selanjutnya
dilakukan penghitungan kadar asam lemak bebas (FFA) free fatty acid.
B.
Saran
Sebaiknya banyaknya soal kuis disesuaikan dengan waktu nya juga, jangan
terlalu singkat untuk menjawab soal yang banyak.
Agar didapatkan kadar asam lemak bebas yang valid, sebaiknya titrasi dilakukan
dengan teliti agar titik akhir titrasi tidak terlewatkan.
Lebih baik foto praktikum dikoordinir. Agar tidak sulit saat deadline laporan
mencari fotonya.
Abstract
The purpose of this study was to determine the levels of fat contained in food. the sample
used is green bean, candlenut, peanut, soybean, and coconut, with method used is soxhlet
method. This methode is done by the extracttion of the sample with soluble hexane and then
the extraction of the fat saved on the boiling glass. The fat on the boiling glass was
evaporated on rotary ovaporation for got the pure extraction of fat. Testing was perfomed
using two samples (duplicate) with the different results from the first sample with the others.
Then the result of the sample was came from the average of the sample count.
Abstrak
Serealia dan legum merupakan salah satu komoditi bahan pangan yang dikonsumsi dengan
jumlah besar per harinya oleh manusia. Kandungan gizi dalam komoditi tersebut juga cukup
untuk menunjang kebutuhan tubuh dalam proses metabolisme. Salah satu kandungan yang
dinilai menjadi penentu flavor dan tekstur dari serealia dan legum adalah lemak. Lemak
hampir banyak terkandung dalam bahan pangan, terutama bahan pangan hewani. Fungsi dan
manfaat lemak yang penting bagi tubuh, membuat beberapa produsen pangan meningkatkan
mutu produknya dengan fortifikasi lemak esensial. Kandungan lemak total dalam suatu bahan
maupun produk pangan pun terkadang menjadi acuan konsumen untuk memilih dan
menggunakan produk tersebut. Beberapa macam komoditi serealia dan legum yang diuji
kadar lemak totalnya adalah, kacang hijau, kemiri, kacang tanah, kacang kedelai dan kelapa.
Dari hasil uji kadar lemak total dengan metode ekstraksi soxhlet didapat hasil perhitungan
sebagai berikut : kacang hijau 3,47%, kemiri 57,47 %, kacang tanah 50,93 %, kacang
kedelai 17,57 %, dan kelapa 73 %.
Pendahuluan
Lipida adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusunjaringan
tumbuhan dan hewan. Lipida merupakan golongan senyawa organik kedua yangmenjadi
sumber makanan, merupakan kira-kira 40% dari makanan yang dimakan setiaphari. Lipida
mempunyai sifat umum sebagai berikut:
1. lidak larut dalam air.
2. larut dalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform,
dankarbontetraklorida.
3. mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadangjuga
mengandung nitrogen dan fosfor.
4. bila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak
5. berperan pada metabolisme tumbuhan dan hewan. lidak larut dalam air
6. larut dalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform,
dankarbontetraklorida.
7. mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadangjuga
mengandung nitrogen dan fosfor
8. bila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak
9. berperan pada metabolisme tumbuhan dan hewan.
Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipida bukan suatu polimer, tidakmempunyai satuan
yang berulang. Pembagian yang didasarkan atas hasil hidrolisisnya,lipida digolongkan
menjadi lipida sederhana, lipida majemuk, dan sterol. Minyak dan lemak termasuk dalam
golongan lipida sederhana. Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang
merupakan ester darigliserol dan asam lemak rantai panjang. Trigliserida jika dihidrolisis
akanmenghasilkan 3 molekul asam lemak rantai panjang dan 1 molekul gliserol. Lipida
majemuk jika dihidrolisis akan menghasilkan gliserol , asam lemak dan zatlain. Secara umum
lipida komplekss dikelompokkan menjadi dua, yaitu fosfolipida danglikolipida. Fosfolipida
adalah suatu lipida yang jika dihidrolisis akan menghasilkan asamlemak, gliserol, asam fosfat
serta senyawa nitrogen. Contoh senyawa yang termasuk dalamgolongan ini adalah lesitin dan
sephalin.
Lemak biasanya dinyatakan sebagai komponen yang larut dalam pelarut organik (seperti
eter,heksan atau kloroform), tapi tidak larut dalam air. Senyawa yang termasuk golongan
inimeliputi triasilgliserol, diasilgliserol, monoasilgliserol, asam lemak bebas, fosfolipid,
sterol,karotenoid dan vitamin A dan D. Fraksi lemak sendiri mengandung campuran
kompleks dariberbagai jenis molekul. Namun triasilgliserol merupakan komponen utama
sebagian besarmakanan, jumlahnya berkisar 90-99% dari total lemak yang ada, kondisi
makanan saat sampel diambil. Preparasi sampel pada analisis lemak tergantung padajenis
makanan yang dianalisis (contoh daging, susu, kue dan krim), sifat komponen lemak(seperti
volatilitas, peluang oksidasi, kondisi fisik) dan jenis prosedur analisis yangdigunakan (seperti
Metodologi
Alat :
Labu soxhlet, destilator, labu didih, neraca analitik, oven, desikator, kertas saring, heating
mantel, rotary evaporator.
Bahan :
Kacang hijau, kemiri, kacang tanah, kedelai, kelapa, n-hexane
Prosedur Kerja :
1. bersihkan labu yang akan digunakan
2. keringkan dalam oven bersuhu 105oC selama 1 jam
3. dinginkan dalam desikator selama 15 menitdan timbang dengan neraca analitik
4. timbang sampel sebanyak 5 gram
5. sampel dibungkus dengan kertas saring
6. sampel dimasukan ke dalam soxhlet
7. refluks selama 5 jam atau 8-9 x siklusdengan pelarut n-hexane
8. hexane yang mengandung lemak diuapkan dengan rotary evaporator
9. labu dikeringkan dalam oven selama 1 jam dan timbang kembali
Perhitungan :
X 100%
Keterangan:
Nama Sampel
Kacang Hijau
Kemiri
Kacang Tanah
Kacang Kedelai
Kelapa
Pembahasan
Sebelum memulai praktikum analisa kadar lemak dengan metode Soxhlet ini langkah
pertama yang dilakukan adalah pengeringan labu yang akan digunakan sebagai penampung
hasil dari ekstraksi lemak. Tujuan dari pengeringan labu ini adalah untuk menghilangkan
kadar air yang melekat pada labu agar ketika ditimbang hasilnya tidak akan rancu. Sampel
yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kacang hijau, kemiri, kacang tanah, kacang
kedelai dan kelapa. Untuklangkahawalsebelumpengukuran,
sampleharusdihaluskanterlebihdahulu denganmenggunakan mortar dan
pastel.Penghalusandilakukan agar
sampledapatdimasukkankedalamalatdanjugadapatdiekstraksidenganlebihmudah.Sample yang
telahhalusselanjutnyaakanditimbangpadatimbangananalitiksebanyakkuranglebih 5 gram
laludibungkusdengankertassaringyang disumbat dengan kapas dibagian atas dan bawahnya
atau disebut sebagai selongsong yang bertujuan agar sample tidak berhamburan dan tidak ikut
terlarut di dalam pelarut,kemudiandimasukkankedalamSoxhletyang
disambungkandenganlabudanditempatkanpadaalatpemanaslistriksertakondensor.
AlatpendingindisambungkandenganSoxhlet. Air
untukpendingindijalankandanalatekstraksilemakmulaidipanaskan .
Pelarut yang digunakan adalah pelarut heksan. Pelarutheksana bersifat non polar sehingga
bisa melarutkan lemak dan heksan juga bersifat inert sehingga tidak ikut bereaksi, dan sering
digunakan sebagai pelarut organik lalu dipanaskan dengan suhu
b= berat sample
c= berat akhir
Dari hasil praktikum ini, hasil rata-rata dari kecang hijau adalah 2,25% dan standar DKBM
adalah 1,2%. Kemiri 54,47% dan standar DKBM adalah 63%. Kacang tanah 50,98% dan
standar DKBM adalah 42,7%. Kacang kedelai 17,57% dan standar DKBM adalah 16,7%.
Kelapa 73% dan standar DKBM adalah 34,7%.
Hasil yang didapatkan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantaranya karena proses
pengovenan yang belum optimal sehingga kandungan lemak di dalam labu belum benarbenar murni dan masih tercampur dengan pelarut heksan. Selain itu juga, selama
penimbangan diduga adanya kandungan uap air dari udara yang ikut tertimbang sehingga
mengakibatkan kerancuan pada hasil sample. Seperti yang terlihat pada sample kelapa, hasil
perhitungan yang didapat jauh berbeda dengan standar DKBM.
Kesimpulan
Analisa kadar lemak yang dilakukan merupakan analisa kadar lemak total, dimana jumlah
kadar yang diperoleh merupakan jumlah total seluruh jenis lemak dari sampel bahan yang
diuji. Hal ini perlu untuk diketahui sebagai informasi nilai gizi bahan pangan tersebut. Selain
itu, perlunya suatu bahan pangan diuji kadar lemak totalnya adalah karena berpengaruh
terhadap aspek kualitas bahan pangan saat diolah.
Daftar Pustaka
Anwar, Chairil, dkk. (1996). Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, DIKTI.
http://avliyaajan22.blogspot.com/2011/05/blog-post.html diakses pada 3 November 2015
http://fikapuspita.blogspot.co.id/2014/09/laporan-praktikum-analisis-pangan-lemak.html
diakses pada 3 November 2015
Ketaren, S. (1986). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI
Press.
Sudarmadji, Slamet, Suhardi, Bambang Haryono. (1989). Analisa Bahan Pangan
dan Pertanian. Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi UGM.
http://tuinxbie.blogspot.co.id/2012/09/analisis-kadar-lemak-metode-ekstraksi.html diakses
pada 3 November 2015
polar. Metode soxhlet yaitu lemak yang terekstrasi dalam pelarut akan
terakumulasi dalam wadah pelarut (labu Soxhlet), kemudian dipisahkan dari
. Pelarut akan
menguap sedangkan lemak tidak karena titik didih lemak lebih tinggi dari 105
, sehingga menguap dan tinggal dalam wadah. Lemak hasil ekstraksi
kemudian ditimbang beratnya lalu dihitung sehingga diperoleh kadar lemak
dalam sampel.
1.4 Teori Percobaan
Lemak
Lipid (dari kata yunani Lipos. Lemak) merupakan penyusun tumbuhan atau
hewan yang dicerikan oleh sifat kelarutannya. Terutama lipid tidak bisa larut
dalam air, tetapi larut dalam larutan non polar seperti eter (Hart, 2003).
Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri
atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam,
sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K),
monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya
getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi
minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair,
yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (Poedjiadi, 1994).
Minyak/lemak merupakan lipida yang banyak terdapat di alam. Minyak
merupakan senyawa turunan ester dari gliserol dan asam lemak. Dalam berbagai
makanan, komponen lemak memegang peranan penting yang menentukan
karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan.
Struktur umum lemak adalah :
R1,R2, R3 adalah gugus alkil mungkin saja sama atau juga beda. Gugus
alkil tersebut dibedakan sebagai gugus alkil jenuh (tidak terdapat ikanatan
rangkap) dan tidak jenuh (terdapat ikan rangkap).
Lemak adalah makanan sumber energi yang paling efisien. Setiap gram
lemak menyediakan 9 kalori energi, sedangkan karbohidrat dan protein memberi
4 kalori.
Kadar lemak total dalam makanan perlu ditentukan karena:
Faktor ekonomi
Aspek legal (mematuhi standar/aturan pelabelan nutrisi)
Aspek kesehatan (perkembangan makanan rendah lemak)
Aspek kualitas (sifat makanan tergantung kadar lemak total)
Faktor proses (kondisi proses tergantung kadar lemak total)
Ekstraksi Soxhlet
Dalam analisis lemak, sulit untuk melakukan ekstraksi lemak secara
murni. Hal itu disebabkan pada waktu ekstraksi lemak dengan pelarut lemak,
seperti phospholipid, sterol, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, dan klorofil.
Oleh karena itu, hasil analisis lemak ditetapkan sebagai lemak kasar. Terdapat
dua metode dalam penentukan kadar lemak suatu sampel, yaitu metode
ekstraksi kering (menggunakan soxhlet) dan metode ekstraksi basah. Selain itu,
metode yang digunakan dalam analisis kadar lemak dapat menggunakan
metode weibull. Prinsip kerja dari metode weubull adalah ekstraksi lemak
dengan pelarut nonpolar setelah sampel dihidrolisis dalam suasana asam untuk
membebaskan lemak yang terikat (Harper et.al, 1979).
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan
dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul
antibumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa,
extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter,
condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out (Darmasih, 1997).
Dibandingkan
dengan
cara
maserasi,
ekstraksi
dengan
Soxhlet
memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan
terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi
(Whitaker 1915)
BAB II
ALAT DAN BAHAN
Alat
Bahan
Kertas saring
Sampel
Labu Lemak
Hexane
Alat Soxhlet
Oven
Neraca analitik
Desikator
krustang
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Hasil Pengamatan
Sampel
% Lemak
29,17
22,25
3,13
16,29
3,09
7,688
20,871
9,47
Jumlah sirkulasi
11.25
11.44
II = 12.25
III = 13.05
Perhitungan
W sampel
5,0003 g
W labu kosong
= 104,9786 g
W labu + sampel
= 106,0222 g
% Lemak =
.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan penentuan kadar lemak dalam suatu bahan pangan ini,
digunakan metode ekstraksi langsung dengan alat soxhlet (soxhletasi). Sampel
yang digunakan pada percobaan ini terdiri dari sampel A; B; C; D; E; F; G; dan H.
Sampel pada kelompok 7 yaitu kue kuping gajah yang termasuk ke dalam
kategori kue kering. Lemak yang di analisis merupakan lemak kasar. Lemak kasar
adalah campuran beberapa senyawa yang tidak larut dalam air tetapi larut
dalam pelarut lemak (ether, petroleum benzene, karbon tetra khlorida dsb).
Pelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam
air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktifan pelarut tersebut
menjadi berkurang.
Pada praktikum ini dilakukan penetapan kadar lemak pada berbagai jenis
sampel yang ada di pasaran dengan menggunakan metode soxhlet (metode
ekstraksi kering). Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang
selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah
pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk
atau granul anti bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble
selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion
adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out
(Darmasih, 1997).
Mekanisme Soxhletasi
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 gram dan kemudian
dibungkus atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel). Pelarut
yang digunakan adalah hexane dengan titik didih 60-80C. Hexana digunakan
karena lemak larut dalam pelarut organik.
Thimble (selongsong) yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam
soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat
pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet.
Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan
(Darmasih, 1997).
Air
dingin
yang
dialirkan
melewati
bagian
luar
condenser
yang
berisi
silika
gel.
Silika
gel
berfungsi
sebagai
penyerap
air
dan
BAB VI
KESIMPULAN
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud, Mien K. 2008. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. PT Elex Media Komputindo.
Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 2010. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan
dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Whitaker, M.C. 1915. The Journal of Industrial and Engineering Chemistry. Easton:
Eschenbach Printing Company
Penyerapan bau
Lemak bersifat mudah menyerap bau. Apabila bahan pembungkus dapat menyerap lemak,
maka lemak yang terserap ini akan teroksidasi oleh udara sehingga rusak dan berbau. Bau
dari bagian lemak yang rusak ini akan diserap oleh lemak yang ada dalam bungkusan yang
menyebabkan seluruh lemak menjadi rusak.
Hidrolisis
Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Reaksi ini
dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim.
* Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh enzim lipase sangat penting karena enzim
tersebut terdapat pada semua jaringan yang mengandung minyak.
* Dengan adanya lipase, lemak akan diuraikan sehingga kadar asam lemak
bebas lebih dari 10%.
* Hidrolisis sangat menurunkan mutu minyak goreng, Selama penyimpanan dan pengolahan
minyak atau lemak, asam lemak bebas bertambah dan harus dihilangkan dengan proses
pemurnian dan deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang lebih baik mutunya.
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses
ketengikan. Hal ini disebabkan oleh proses otooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam
minyak. Otooksidasi dimulai dengan pembentukan faktor-faktor yang dapat mempercepat
reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak atau hidroperoksida, logam-logam berat, dan
enzim-enzim lipoksidase.
Pengaruh cahaya:
Cahaya merupakan akselerator terhadap timbulnya ketengikan. Kombinasi
oksigen dan cahaya dapat mempercepat proses oksidasi. Sebagai contoh, lemak
yang disimpan tanpa udara (O2) tetapi dikenai cahaya maka menjadi tengik. Hal
ini disebabkan terjadinya dekomposisi peroksida secara alamiah telah terjadi di
dalam lemak, dan cahaya bepengaruh sebagai akselerator proses oksidasi
senyawa tidak jenuh dalam lemak tersebut. Menghindarkan lemak dan minyak
dari pengaruh cahaya, yaitu dengan membungkusnya menggunakan wadah
bewarna yang tidak dapat ditembus cahaya atau yang mampu mengabsorpsi
sinar UV dan sinar biru, misalnya cellophan bewarna biru tua, hijau tua, coklat
tua, merah tua. Atau mengunakan pelapis kertas timah, atau menggunakan
botol berwarna tersebut.
Bahan kimia:
Bahan kimia sebagai akselerator proses oksidasi terhadap lemak atau minyak.
Bahan-bahan kimia tersebut adalah:
1. Peroksida
2. Ozon
3. Kalium permanganat (KMnO4)
4. Asam perasetat dan perbenzoat
5. Logam
6. Enzim pengoksidasi
Kerusakan lemak
Lemak merupakan bahan pangan yang mempunyai tingkat kerusakan yng cukup
signifikan, keruskan utama pada lemak adalah berupa ketengikan atau dencity,
penyebab-penyebab kerusakan minyak antara lain, absorbsi bau atau odor pada
lemak misalnya pada produk telur Telur mengandung 30% Lemak,Mudah
mengabsorbsi bau selama disimpan dalam ruangan dingin,Telur tersebut akan
ditumbuhi kolini Actomyces sp yang memiliki bau khas,Bau tersebut tidak akan
hilang walaupun dimasak,mentega Absorbsi bau oleh mentega umumnya bersal
dari bahan pengepak,Pengepak yang terbuat dari kayu atau timber yg
mengandunng zat terpene yg menguap,Untuk menghindarinya, penegpakan
dapat disemprot dengan casein-borax atau formaldehida,Menggunakan lapisan
kertas timah sebagai kemasan primer dan daging Bau yang di absorbsi berasal
dari bakteri yang tumbuh di atas permukaan daging yang disimpan pada suhu
ruang atau suhhu rendah, ada beberapa cara untuk menghilangkan bau pada
lemak diantaranya adalah Memisahkan bahan yang mengadung lemak dari
bahan yang dapat mencemari bau,Dekstruksi uap atau zat berbau dengan
menggunakan
gas
ozon,Membungkus
produk
dengan
menggunakan
Kerusakan oleh mikroba seperti Beberapa Jenis jamur, ragi dan bakteri mampu
menghidrolisa molekul lemak,
Contoh Bakteri :
Staphylococcus aureus
Staphpyogenes albus
Bacillus pyocyneus
Bacillus piodigiosus
Bacillus cholerae
Bacillus typhosus
Streptocoocus hemolyticus
Bacillus Tuberculosis
Bacillus lipolyticum
Microcoocus tetragenus
Bacillus proteus
Bacillus putrificus
Bacillus punctatum
Bacillus Coli
Hidrolisa lemak berlangsung dalam suasana aerobik atau anaerobik,Dilain pihak
mikroba tersebut juga menghasilkan enzim yang merombak protein, dan
karbohidrat,
Penguraian
persenyawaan
protein,
lemak,
dan
karbohidrat
yang berat molekulnya rendah, dan menghasilkan CO2 dan H2O, produksi keton
proses deodorisasi minyak kelapa berbau tengik, ditemukan senyawa keton,
Senyawa ini terbentuk selama proses pengeringan kopra dan penyimpanan
lemak,mentega, bahan pangan yang mengandung lemak susu, air dapat
meimbulkan ketengikanoleh senyaw keton (ketonic rancidity),Senyawa keton
yang menyebabkan bau tengik yaitu : metil amil, metil heptil, dan metil nonil
keton,Jamur yang menghasilkan keton : Pennicillia sp, Aspergilli, Cladosporum
herbarium, Cladosporium butyri, Mekanisme pembentukan keton : Mulanya
menguraikan molekul gliserida menjadi asam lemak dan gliserol, selanjutnya
asam lemak ini bebas dioksidasi.
Keton terbentuk selama proses oksidasi. Mikroba yang tumbuh membentuk
koloni yang awalnya berwana putih, kemudian berubah menjadi abu-abu, hitam,
kuning, merah atau biru.Dalam lemak, pigmen yanng dihasilkan berfungsi
sebagai indikator dalam reaksi oksidasi.contoh : Pigmen kuning cerah dalam
lemak dihasilkan oleh Micrococci sp jika terjadi ketengikan karena proses
oksidasi maka pigmen tersebut berubah menjadi ungu kebiruan, oksodasi lemak
Bentuk kerusakan yg paling penting disebabkan oleh aksi oksigen terhadap
lemak,Dekomposisi lemak oleh mikroba terjadi apabila terdapat air, senyawa
nitrogen, dan garam mineral,Sedangkan oksidasi oleh oksigen terjadi secara
spontan,Oksidasi bukan hanya terjadi pada lemak, tetapi juga pada senyawa
hidrokarbon, aldehida, eter, fenol, dan senyawa sulfit,
Hasil oksidasi pada lemak dapat menimbulkan aroma, flavor, warna, dan
sejumlah vitamin, oksidasi konstitiuen non lemak Degradasi konstituen non
lemak sering terjadi serentak dengan proses oksidasi lemakfaktor-faktor yang
menghambat dan mempercepat oksidasi lemak juga mempengaruhi konstituen
nonlemak. Contohnya kerusakan karoten dan tokofenol oleh proses oksidasi
lemak, tergantung pada komposisi asam lemak, antioksidan dan logam- logam
sebagai peroksidaFaktor yang mempengaruhi oksidasi lemak diantaranya
suhu,pengaruh cahaya,logam dan bahan kimia ekselator,Mekanisme hidrolisis
Dengan adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam
lemak.reaksi .ini dipercepat oleh basa, asam dan enzimHidrolisis sangat mudah
terjadi dalam lemak dengan asam lemak rendah (
Hidro peroksida peroksida dihasilkan dari hasil proses iradiasi oksigen dengan
ester yg berasal dari asam lemak.peroksida mudah terbentuk jika terdapat air
utamanya pada asam lemak tidak jenuh,Peroksida tidak terbentuk jika minyak
mengandung bahan pengemulsi (gum dan dekstrin), persenyawaan karbonil
Pesenyawaan karboksil diperoleh dari proses reaksi dekomposisi hidroperoksida,
menyebabkan
bau
dan
menyebabkan
ketengikan
flavour
dan
yang
hasil
tidak
diinginkan,
oksidasi
lainnya
bahkan
dapat
berupa
asam
KERUSAKAN LEMAK
PENYEBAB KERUSAKAN LEMAK DAN MINYAK
Ketengikan (rancidity) diartikan sebagai kerusakan atau
perubahan flavor dalam lemak atau bahan pangan berlemak.
Empat faktor penyebab ketengikan:
1. Absosrbsi bau oleh lemak
2. Aktivitas enzim dalam jaringan bahan mengandung lemak
3. Aktivitas mikrobia
4. Oksidasi oleh oksigen udara atau kombinasi dari dua atau
lebih penyebab kerusakan tersebut di atas.
ABSORBSI BAU (ODOR) OLEH LEMAK
Pencemaran Bau terhadap Bahan Pangan Berlemak
Lemak dapat mengabsorbsi zat menguap dari bahan lain.
bergabung
dengan
lemak
netral,
dan
pada
R.COOH+ CH3.COOH
dst
Asam lemak
Abnormal
asam karboksilat
rasa
tidak
enak
atau
meracuni,
atau
atau
mempercepat
oksidasi
lemak,
Dihambat/dicegah dengan
Suhu rendah (refrigrasi)
pembungkus
Menghindari oksigen
Merebus (blanching)
Anti oksidan
Metal deactivator
Metal deactivator (as-sitrat)
4. oksidasi oleh atmosfir atau kombinasi dari dua atau lebih dari penyebab di
atas
Faktor-faktor yang mempercepat oksidasi dapat dibagi menjadi 4 kelas, yaitu:
1. radiasi, misalnya oleh panas atau cahaya
2. bahan pengoksidasi, misalnya peroksida, perasid, ozon, asam nitrat
3. katalis metal, khususnya garam mineral dari beberapa jenis logam berat
4. sistem oksidasi, misalnya adanya katalis organik yang labil terhadap panas.
Semua itu menyebabkan hidrogen terlepas dari ikatan dan terbentuklah radikal
alkil, sejenis radikal bebas. Radikal itu berikatan dengan oksigen membetuk
radikal peroksi yang nantinya melahirkan hidroperoksida setelah bereaksi
dengan asam lemak tak jenuh. Bahan kimia yang dapat mempercepat oksidasi
atau sebagai bahan pengoksidasi adalah peroksida, ozon, kalium permanganat,
asam perasetat, dan perbenzoat logam.
Senyawa-senyawa yang dapat larut dalam lemak sangat rentan terhadap proses
oksidasi. Hidroperoksida asam lemak yang terbentuk bersifat labil dan mudah
pecah mengakibatkan putusnya gugus OOH dan rantai C-C sehingga dihasilkan
senyawa hidrokarbon, aldehid, dan keton yang menyebabkan perubahan warna,
rasa, dan aroma minyak, bahkan perubahan struktur kimia. Gejala timbulnya
ketengikan oleh proses oksidasi lemakdimulai timbulnya flafour, flatness,
oiliness, kemudian perubahan rasa dan aromaKemudian berubah menjadi bau
apek, dan tahap terakhir menjadi tengik, kandungan vitamin dan keracunan
Menurut Andi Nur Alam Syah STP, MT, peneliti Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian, terdapat 3 tipe ketengikan: oksidatif,
hidrolisis, dan enzimatis. Semakin tinggi kandungan asam lemak tidak jenuh dan
jumlah ikatan ganda, ketengikan makin cepat terjadi.Ada pula ketengikan
hidrolisis yang disebabkan oleh air dalam minyak maupun udara bebas. Dengan
adanya air, lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak. Reaksi itu
dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Proses hidrolisis mudah terjadi
pada minyak yang berasal dari bahan dengan kadar air tinggi.
1.KATALIS LOGAM
Bahan pangan lemak pada umumnya mengandung logam dalam jumlah yang
sangat kecil. Biasanya logam ini terdapat di dalam secara alamiah dalam bahan
mungkin atau sengaja di tambahkan untuk tujuan tertentu, yang berada dalam
garam komplek, garam organik maupun garam inorganik; dan garam-garam ini
biasanya sukar melepaskanya secara sempurna dari lemak.
Beberapa logam yang mempunyai valensi dua atau lebih, misalnya Fe, Cu, Co,
Mn, Ni umumnya mempercepat kerusakan lemak dalam bahan pangan yang
mengkibatkan off flavor yang khas yaitu kerbau apaex (tallowinses). Logamlogam tersebut mempersingkat periode induksi (yaitu jangaka waktu yang mulai
terjadinya proses oksidasi sampai timbulnya bau tengik), mempercepat rantai
reaksi initiation, propagation, dan termination dalam proses oksidasi lemak.
Skema dari masing masing tahap rantai reaksi tersebut di atas adalah sebagai
berikut :
inisiasi Aktivasi
(initation) : RH R* + (H*)
(pembentukan
peroksida) : R* + O2 RO2*
RO2* + RH ROOH + R
Dekomposisi
peroksida : ROOH RO* + OH*
(propagation)
Penghentian
(Termination) : RO* + X Produk inaktif
Logam-logam yang berfungsi sebagai katalisator dalam proses oksidasi antara
lai, kobalt, mangan, nikel, cerium, timah hitam, chromium, besi, uranium,
bismuth, perak, zink, thorium, mercury, almunium dan timah. Logam- logam
tersebut pada kosentrasi di bawah 100 ppm dalam lemak, masih mempunyai
potensi yang cukup kuat dalam katalisasi proses oksidasi asam linleat.
Faktor logam sebagai katalisator oksidasi lemak dapat di hambat dengan 2
macam cara yaitu :
1)Melepaskan katalis logam dari lemak selama tahap permulaan oksidasi dan
2)Menambahkan zat yang kuat ( strong free radicial inhibitor ) ke dalam sistem
autoksidasi akan menekan reaksi tahap propagation dan mencegah oksidasi
lebih lanjut.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, maka logam dan alloys yang dapat
di gunakan dalam pengepakan atau pembungkusan bahan pangan berlemak
harus memenuhi syarat.
Logam sebagai pro-oksidan, mempunyai 3 macam fungsi dalam proses oksidasi
lemak, yaitu :
1)Sebagi katalisator dalam proses oksidasi lemak dan mengakibatkan
dekomposisi zat anti oksidan alamiah.
2)Mempercepat proses oksidasi, tetapi pengaruhnya relatif kecil.
3)Mensponsori dekomposisi dan oksidasi proksida lemak ad 1) dan 2) terutama
terjadi pada suhu tinggi.
Asam lemak jenuh yang murni mulai bereaksi dengan oksigen dengan adanya
katalis pada suhu sekitar 75 C, dan di bawah suhu 75 C, katalis logam turut
membantu peroksida dalam menyerang molekul asam lemak jenuh atau tidak
jenuh yang masih utuh. Bentuk oksida dari logam bervalensi bervariasi lebih
rendah bersifat lebih stabil dari pada oksida bervalensi lebih tinggi sehingga
logam bervalensi lebih tinggi mempunyai daya katalisasi lebih besar.
2.ENZIM DAN MIKROBA
Kerusakan oleh enzim juga mengakibatkan ketengikan. Lemak hewani dan dan
nabati mengandung enzim yang dapat menghidrolisa lemak. Semua enzim
mengikat oksigen. Antioksidan dari minyak untuk bahan makanan biasanya merupakan
bentuk phenolic. Aktifitas antioksidan tipe phenolic dapat disetarakan dengan reaksi
kesetimbangan redoks antara quinol dan quinine. Orto dan para hydroxyphenol merupakan
antioksidan yang sangat kuat, tetapi meta hydroxyphenol tidak.
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi. Fungsi pertama merupakan fungsi
utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen. Antioksidan (AH) yang
mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan primer. Senyawa ini
dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida (R*, ROO*) atau
mengubahnya ke bentuk lebih stabil, sementara turunan radikal antioksidan (A*) tersebut
memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida. Fungsi kedua merupakan fungsi
sekunder antioksidan, yaitu memperlambat laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme
diluar mekanisme pemutusan rantai autooksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk
lebih stabil (Gordon dalam Siswati dkk).
Penambahan antioksidan (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida dapat
menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak. Penambahan tersebut
dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun propagasi. Radikal-radikal
antioksidan (A*) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif stabil dan tidak mempunyai
cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida lain membentuk radikal lipida baru
(Gordon dalam Siswati dkk.).
Inisiasi Radikal lipida:
R* + AH
>>>
RH + A*
Propagasi:
ROO* + AH
>>>
ROOH + A*
Dua senyawa alami yang sering digunakan sebagai antioksidan ialah asam askorbat
(vitamin C) dan -tokoferol (vitamin E). Persenyawaan antioksidan yang terdapat secara
alamiah, dalam minyak adalah tocopherol (vitamin E), polifenol, gossypol atau turunan dari
anthosianin
dan
flavones.
______________________
Ya ALLAH, Sesungguhnya aku berlindung kepada ENGKAU dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati
yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah merasa kenyang dan dari doa yang tidak dikabulkan (HR
Muslim No. 6906) o:) aamiin