Anda di halaman 1dari 7

PEMANTULAN DAN PEMBIASAN

Karnila Sari*), Lismawati, Yunita


Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA
Universitas Negeri Makassar 2015

Abstrak. Telah dilakukan percobaan tentang pemantulan dan pembiasan. Tujuan dilakukan
percobaan ini yaitu untuk mengetahui perilaku cahaya pada peristiwa pemantulan dan pembiasan
dan menentukan besar indeks bias bahan. Alat dan bahan yang digunakan adalah meja optik, kotak
cahaya, cermin datar, cermin cekung, cermin cembung, busur derajat, balok kaca plan parallel,
rhombus, dan alat tulis. Adapun prosedur kerja pada kegiatan pertama yaitu merangkai sumber
cahaya,lensa positif,diafragma dan meja optik. Kemudian mengarahkan sinar ke cermin dan
menandai sinar datang dan sinar pantul. Pada kegiatan ini kami memperoleh jarak focus cermin
cekung

|6.0 0 0.05|

cm dan cermin cembung

|4.6 0 0.05|

cm. Pada kegiatan kedua

mengarahkan sinar ke cermin sesuai dengan tiga sinar istimewa kemudian digambar. Pada kegiatan
ketiga membuat garis PQ di depan cermin kemudian mengarahkan sinar ke objek dan
menggambar bayangan yang terbentuk. Pada kegiatan keempat mengarahkan sinar ke salah satu
sisi kaca plan parallel kemudian mengukur sudut datang dan sudut bias. Pada kegiatan ini kami
memperoleh index bias

1.375 0.055 . Pada kegiatan kelima diperoleh sudut kritis

c = 39.86 . Dari keseluruhan praktikum, sebagian besar menunjukkan hasil yang sesuai
dengan teori.

Kata kunci: Pemantulan, Pembiasan, indeks bias, cermin


RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perilaku cahaya pada peristiwa pemantulan dan pembiasan?
2. Bagaimana menghitung besar indeks bias bahan?
TUJUAN
1. Mengetahui perilaku cahaya pada peristiwa pemantulan dan pembiasan.
2. Menentukan besar indeks bias bahan.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Cabang ilmu fisika yang juga mempelajari perilaku cahaya dan gelombang
elektromagnetik lain disebut optika (optics). Pada bab ini kita juga mempelajari mengenai
hukum refleksi (pemantulan) dan hukum refraksi (pembiasan). Segmen-segmen
gelombang dapat dipresentasikan sebagai paket-paket sinar yang membentuk berkas
cahaya. Cahaya selalu berjalan lebih lambat didalam material daripada didalam ruang
hampa, sehingga nilai n dalam medium apapun selain ruang hampa selalu lebih besar

daripada satu. Untuk ruang hampa, n=1. Karena n adalah ratio dari dua laju, maka n
adalah bilangan murni tanpa satuan. (Young, Hugh D. & Freedman, Roger A, 2003).
Cahaya merupakan salah satu bentuk gelombang elektromagnetik yang memiliki sifat
mendua. Di satu sisi cahaya merupakan gelombang namun di sisi lain cahaya memiliki
sifat seperti sebuah partikel. Salah satu sifat cahaya sebagai gelombang adalah dapat
mengalami pemantulan (refleksi) sedangkan salah satu sifat cahaya sebagai partikel
adalah cahaya dapat mengalami peristiwa tumbukan seperti halnya sebuah kelereng yang
menumbuk kelereng lain (dalam peristiwa efek Compton). Dalam peristiwa pemantulan
cahaya, kita mengenal tiga macam berkas cahaya yaitu :
1. Berkas cahaya sejajar
2. Berkas cahaya mengumpul (konvergen)
3. Berkas cahaya menyebar (divergen)
Kita juga mengetahui bahwa dalam pemantulan cahaya terdapat dua macam
pemantulan yaitu: pemantulan cahaya teratur dan pemantulan cahaya difus (baur).
Apabila cahaya merambat mengenai bidang batas dua medium. maka rambatan cahaya
tersebut akan mengalami peristiwa pembelokan. Peristiwa ini disebut pembiasan cahaya.
Banyak kejadian sehari-hari dijelaskan dengan prinsip pembiasan ini.
Dalam pembahasan tentang pemantulan dan pembiasan cahaya. kita mengenal istilah
indeks bias mutlak suatu medium (n) yang didefenisikan sebagai perbandingan cepat
rambat cahaya diruang hampa (c) terhadap cepat rambat cahaya di medium tersebut (v).
Secara matematis indeks bias mutlak medium n dituliskan sebagai berikut :

n=

c
v

Selain indeks bias mutlak kita juga mengenal indeks bias relatif suatu medium
yang didefenisikan sebagai perbandingan indeks bias mutlak medium tersebut terhadap
indeks bias mutlak medium lain. Secara matemati hal ini dirumuskan sebagai berikut:

n12=

n1 v 1
=
n2 v 2

Hukum pembiasan pertama kali dikemukakan oleh Willebord Snell (1591) yang dapat
dinyatakan dalam suatu pernyataan matematis :

n1 sini=n2 sin r
dimana n1 dan n2 adalah indeks bias mutlak medium 1 dan medium 2. i adalah sudut
datang. dan r adalah sudut bias. (Penuntun Praktikum Fisdas 2, 2015)
Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Meja optik
Kotak cahaya
Cermin datar, cermin cekung, cermin cembung.
Busur derajat
Balok kaca plan paralel
Rhombus
Kertas HVS dan pensil.

Identifikasi Variabel
Kegiatan 1 Jarak fokus cermin cekung. dan cermin cembung
1. Variabel kontrol : sumber cahaya dan diafragma
2. Variabel manipulasi : cermin cekung dan cermin cembung
3. Variabel respon : jarak focus cermin(cm)
Kegiatan 2: Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cembung.
1. Variabel kontrol : diafragma celah tunggal
2. Variabel manipulasi : cermin cekung dan cermin cembung
3. Variabel respon : sinar-sinar istimewa cermin
Kegiatan 3: Pembentukan bayangan pada cermin datar
1. Variabel kontrol : cermin datar
2. Variabel manipulasi : sinar datang
3. Variabel respon : pembentukan bayangan
Kegiatan 4: Pembiasan pada kaca plan paralel
1. Variabel kontrol : kaca plan paralel
2. Variabel manipulasi : sinar datang
3. Variabel respon : sudut datang dan sudut bias
Kegiatan 5: Pemantulan Sempurna.
1. Variabel kontrol : Rhombus
2. Variabel manipulasi : sudut datang dan sudut bias
3. Variabel respon : indeks bias medium
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1 Jarak fokus cermin cekung. dan cermin cembung
1. Variabel kontrol: sumber cahaya yaitu sub subjek yang akan digunakan dalam
proses pemantulan dan pembiasan pada cermin. Diafragma adalah tempat untuk

menepatkan celah yang akan digunakan agar cahaya yang datang lebih fokus dan
penunjukkan bayangannya lebih jelas.
2. Variabel manipulasi
: cermin cekung dan cembung adalah alat optic yang
digunakan sebagai medium untuk proses pemantulan dan pembiasan
3. Variabel respon : jarak fokus cermin adalah jarak antara cermin dan titik fokus
yaitu tempat berkumpulnya sinar-sinar yang dipantulkan dari sinar yang datang
pada cermin. (cm)
Kegiatan 2. Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cembung
1. Variabel kontrol

Diafragma

celah

tunggal

yaitu

tempat

untuk

menepatkan celah tunggal yang akan digunakan agar cahaya yang datang lebih
fokus dan penunjukkan bayangannya lebih jelas.
2. Variabel manipulasi
: cermin cekung dan cembung adalah alat optic
yang digunakan sebagai medium untuk proses pemantulan dan pembiasan
3. Variabel respon
: sinar-sinar istimewa adalah karakteristik yang
ditunjukkan oleh bayangan benda tergantung dimana posisi benda dan arah sinar
datang.
Kegiatan 3. Pembentukan bayangan pada cermin datar
1. Variabel kontrol

: cermin datar adalah alat optic yang digunakan sebagai

medium untuk melihat pembentukan bayangan yang ditunjukkan pada cermin


2. Variabel manipulasi
: sinar datang adalah berkas cahaya yang datang
dari medium udara ke cermin
3. Variabel respon
: pembentukan bayangan adalah hasil penduplikasian
yang terjadi dari proses sinar datang dari benda ke cermin dan dibiaskan
membentuk bayangan yang hampir sama dengan benda atau objek.
Kegiatan 4. Pembiasan pada kaca plan parallel
1. Variabel kontrol

: Kaca plan parallel adalah alat optic yang digunakan

sebagai medium untuk mengetahui proses pembiasan


2. Variabel manipulasi
: sinar datang adalah berkas cahaya yang datang
dari medium udara ke cermin
3. Variabel respon
: sudut datang adalah nilai sudut yang terjadi antara sinar
datang dengan garis normal. Sudut bias adalah nilai sudut yang terjadi antara
sinar bias dan sumbu utama.
Prosedur Kerja
Kegiatan 1: Jarak fokus cermin cekung. dan cermin cembung

1. Memasang secara berturut-turut sumber cahaya, lensa positif, dan diafragma pada
rel optik. kemudian menempatkan meja optik tepat di depan diafragma.
2. Memasang celah (4 celah) pada diafragma.
3. Menyalakan sumber cahaya dan mengatur posisi lensa positif agar diperoleh garisgaris cahaya yang sejajar.
4. Meletakkan kertas kerja dan cermin cekung diatas meja optik tepat tegak lurus
terhadap arah datangnya cahaya.
5. Membuat garis di sepanjang permukaan cermin, dan mengamati pola pemantulan
cahaya dari cermin.
6. Memberikan tanda titik pada cahaya yang datang pada cermin. Setiap garis minimal
dua titik kemudian menghubungkan titik-titik tersebut.
7. Memberikan tanda titik pada garis-garis pantul yang terbentuk. Setiap garis
minimal dua titik. kemudian menghubungkan titik-titik tersebut.
8. Mengukur besar jarak fokus cermin cekung yang kami percobakan.
9. Dengan cara yang sama. mengulangi kegiatan dengan menggunakan cermin
cembung.
Kegiatan 2: Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung dan cembung.
1. Mengganti celah pada diafragma dengan celah tunggal
2. Membuat gambar cermin cekung, sumbu utama, dan titik fokus pada kertas kosong.
3. Mengarahkan sinar dari celah ke cermin sesuai dengan sinar-sinar istimewa pada
cermin. Melukis gambar yang kami buat.
4. Dengan cara yang sama. mengulangi kegiatan dengan menggunakan cermin
cembung.
Kegiatan 3: Pembentukan bayangan pada cermin datar.
1. Mengganti cermin cembung dengan cermin datar.
2. Mengganti permukaan cermin datar tepat tegak lurus dengan arah datangnya
cahaya. Menempatkan cermin tersebut sehingga tepat pada garis yang telah dibuat.
3. Membuat gambar objek garis di depan cermin datar.
4. Mengarahkan sinar dari celah tunggal ke objek dan gambar bayangan yang
terbentuk.
5. Menentukan sifat bayangan terbentuk dari cermin datar.
Kegiatan 4: Pembiasan pada kaca plan parallel
1. Mengganti cermin yang kami gunakan pada Kegiatan 3 dengan kaca plan paralel.
2. Menggambar kaca plan paralel dengan membuat garis pada setiap permukaannya.
3. Mengarahkan sinar pada salah satu sisi kaca plan paralel (buat sinar tidak tegak
lurus terhadap bidang kaca plan paralel). Memberikan tanda titik tepat pada sinar
cahaya (minimal dua titik).
4. Pada sisi lain yang paralel dengan sisi tempat datangnya sinar akan keluar sinar.
Memberikan tanda titik tepat pada sinar cahaya ini (minimal dua titik).
5. Mengubungkan titik-titik yang kami buat.
6. Membuat garis normal pada setiap bidang batas medium, dan mengukur sudut
datang dan sudut bias pada masing-masing bidang batas medium

7. Mengulangi kegiatan yang sama dengan arah sinar yang berbeda-beda (sudut
datang yang berbeda).
Kegiatan 5: Pemantulan Sempurna
1. Meletakkan Rhombus di atas meja optik sehingga tampak seperti gambar berikut.

2. Memutar rhombus searah jarum jam sampai tidak ada lagi sinar CD yang keluar
dari sisi Rhombus atau cahaya menghilang.
3. Menggambar Rhombus dengan mengikuti sisi-sisinya. Tandai titik A, B, dan C.
4. Menghubungkan titik-titik A dan B. kemudian titik B dan C.
5. Mengukur besar sudut datang pada bidang batas permukaan 2. Sudut datang ini
merupakan sudut kritis.
6. Mengulangi dengan cara yang sama dengan sudut yang berbeda-beda.
SIMPULAN DAN DISKUSI
Simpulan
Setelah melakukan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa
1. Pada peristiwa pemantulan, ketika cahaya menembus suatu medium misalnya
kaca pada cermin cekung maka cahaya akan dikumpulkan (konvergen) dan pada
cermin cembung maka cahaya akan menyebar (divergen). Apabila cahaya
tersebut merambat mengenai bidang batas dua medium maka cahaya akan
mengalami pembelokkan pada kegiatan keempat.
2. Dengan menggunakan persamaan hukum pemantulan

n1 sin i =

n2 sin r

kami dapat menentukan besar indeks bahan pada setiap data yang kami peroleh di
kegiatan keempat.
Saran
Diharapkan pada praktikan selanjutnya agar melakukan setiap kegiatan dengan
teliti agar hasil yang diperoleh baik.
DAFTAR RUJUKAN
Herman& Assistant LFD.2015.Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2.Laboratorium

Fisika Jurusan Fisika FMIPA UNM.


Young. Hugh D.2002.Fisika Universitas Edisi 10 Jilid 1.Erlangga.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai