Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN KOMUNIKASI PADA PATIENT CENTERED CARE (PCC)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keperawatan II


Dosen Pembimbing: Agus Santoso, S. Kep., M. Kep

Oleh :
Sayyidati Ummy Nurul Baity
22020113120040

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

PENERAPAN KOMUNIKASI PADA PATIENT CENTERED CARE (PCC)


Patient Centered Care (PCC) adalah pembuatan kebijakan, program
kesehatan serta fasilitas yang didapatkan dan program perawatan yang didalamnya
melibatkan pasien, keluarga dan staf (staf medis, keperawatan atau yang lainnya). 1
Merupakan pandangan baru di dalam pelayanan kesehatan yang menempatkan
pasien sebagai pusat dari perawatan. PPC lebih mengutamakan nilai pasien
sebagai individu, tidak hanya memberikan kenyamanan fisik namun juga
memberikan dukungan secara emosional, memperhatikan kebutuhan pasien, serta
memberikan informasi dan edukasi.
Dalam penerapan prinsip PCC harus melibatkan semua aspek, mulai dari
dokter, perawat, tenaga medis lainnya, sampai tenaga non-medis. 2 Namun, tidak
hanya antar tenaga kesehatan saja yang bekerjasama untuk meningkatkan status
kesehatan pasien, tetapi juga perlu adanya kerjasama antara tenaga kesehatan
dengan pasien dan keluarga. Perawat merupakan tenaga kesehatan terbesar yang
ada di rumah sakit mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan
keselamatan pasien. Peran perawat mempunyai peranan yang sangat penting
dalam mewujudkan Patient safety di rumah sakit yaitu sebagai pemberi pelayanan
keperawatan, perawat harus mematuhi semua standar pelayanan dan SOP yang
telah dibuat serta komunikasi efektif yang merupakan hal yang sangat berperan
terhadap keberhasilan suatu pelayanan yang diberikan kepada pasien dan
keluarganya.
Pendekatan PCC dalam perawatan kepada pasien terbukti untuk
meningkatkan status kesehatan pasien. Dalam pelaksanaan PCC membutuhkan
hubungan antara pemberi layanan kesehatan dan pasien, peningkatan komunikasi,
membina iklim positif, dan memberikan kesempatan pasien untuk berpartisipasi
secara aktif dalam interaksi antara keduanya. 4 Komunikasi antar pasien dengan
perawat selama proses perawatan secara konsisten dengan prinsip PCC efektif
terhadap peningkatan pemberian pelayanan asuhan keperawatan.5 Interaksi yang
dilakukan secara berkesinambungan dapat menciptakan serta meningkatkan
komunikasi yang baik antara perawat dengan pasien sehingga dapat menghindari

terjadinya hal hal yang tidak diharapkan, seperti Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Potensial Cedera (KPC) bahkan
sentinel (KTD fatal). Dalam konsep PCC, lebih mengedepankan pentingnya
komunikasi perawat dengan pasien, tidak hanya sekedar melakukan dokumentasi
tindakan yang sudah dilakukan. Kemampuan berkomunikasi merupakan aspek
mendasar dalam keperawatan.8 Seperti kita ketahui, perawat harus berinteraksi
langsung dengan pasien. Dalam proses tersebut sudah tentu terjadi komunikasi
sebab interaksi merupakan bagian dari komunikasi. Melalui komunikasi tersebut,
perawat dapat memberikan informasi ataupun penjelasan kepada pasien dan
keluarga. Dengan komunikasi yang baik, akan meningkatkan nilai profesional
pada perawat dan sebaliknya.
Patient centered care pada pelayanan gawat darurat adalah pelayanan yang
ditujukan pada pasien dan keluarga dengan mengedepankan keinginan,
kebutuhan, pilihan pasien dan keluarga, kemampuan untuk berpartisipasi aktif dan
memutuskan dalam perawatan, pemberian informasi dan edukasi terkait
perawatan pasien, menjaga privasi, mengutamakan kenyamanan dan harapan pada
pasien serta keluarga dengan perawatan yang terkoordinasi dan berkelanjutan.7
Salah satu bentuk penerapan prinsip PCC adalah komunikasi kepada keluarga
walaupun pasien dalam kondisi gawat dan tidak sadar. Karena komunikasi kepada
keluarga menjadi bagian yang penting dalam pelayanan PCC. Keterlibatan
Namun menurut penelitian, pada prinsip-prinsip patient centered care
tersebut tidak selalu bisa digunakan secara optimal di instalasi gawat darurat
terutama pada saat tindakan resusitasi. Pada saat dilakukan resusitasi, anggota tim
resusitasi hanya fokus pada tindakan resusitasi sesuai prosedur yang ada.
Keterlibatan keluarga pada saat pengambilan keputusan tidak selalu bisa
dilakukan, hal tersebut disebabkan karena proses resusitasi yang membutuhkan
kecepatan dalam pengambilan keputusan.6 Dari hasil penelitian, dalam penerapan
prinsip patient centered care selama proses resusitasi telah ditemukan enam hal
sebagai tantangan yang harus dihadapi oleh tim resusitasi (baik dokter maupun
perawat). Tantangan atau hambatan tersebut adalah variasi bahasa dan unsur

kepercayaan, faktor keluarga, kompetensi kurangnya kompetensi rekan kerja,


terbatasnya sarana dan prasarana serta beban kerja.
Komunikasi yang dilakukan oleh dokter dan perawat di instalasi gawat
darurat pada saat resusitasi sangat minimal. Bahkan tidak hanya komunikasi yang
terbatas akan tetapi juga informasi, edukasi, melakukan penjelasan, manajemen
nyeri, menjaga privacy dan memperhatikan kenyamanan serta empati kepada
pasien dengan kondisi pasien kritis juga terbatas. 7 Proses resusitasi yang
berorientasi pada keselamatan pasien menyebabkan komunikasi yang dilakukan
oleh petugas kesehatan kepada pasien dan keluarga, didalamnya termasuk perawat
terbatas.

DAFTAR PUSTAKA
1

Forman RN, Harriet. Nursing Leadership for Patient Centered Care. 2010
Drenkard, K, et all. American Association of Colleges of Nursing. 2013
3
Institute of Medicine. Crossing the Quality Chasm: A New Health System for the
21st Century. Washington DC: National Academies Press. 2001.
2

Anda mungkin juga menyukai