Oleh:
SITI KOMARIAH
F14050984
2009
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Oleh :
SITI KOMARIAH
F14050984
2009
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
SITI KOMARIAH
F14050984
Juli 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah anak kedua dari enam bersaudara, putri pasangan dari
Bapak Muslim dan Ibu Kamsiyah. Dilahirkan pada tanggal 20 April 1987 di
Cilacap, Jawa Tengah. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di MI.
Al-Hikam Jakarta pada tahun 1999, dan pada tahun tersebut penulis masuk ke
MTs. Al-Falah Jakarta dan lulus pada tahun 2002.
Kemudian penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas di
MA. Al-Falah Jakarta dan lulus di tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis
diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui program
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Pada tahun 2006, penulis diterima
di Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) dengan Mayor Teknik Pertanian,
Departemen Teknik Pertanian.
Selama kuliah, penulis aktif sebagai pengurus beberapa lembaga
kemahasiswaan kampus, yaitu Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian sebagai
staff Sekretaris Eksekutif Biro Administrasi periode 2006-2007 dan Badan
Eksekutif Mahasiswa FATETA (BEM-F) sebagai Sekretaris Departemen PSDM
periode 2007-2008. Penulis melaksanakan Praktek Lapang pada tahun 2008 di
Balai Agroklimat Dan Hidrologi (BALITKLIMAT) di Bogor, dengan judul
Pengembangan Basis Data Hidrometeorologi DAS Cicatih-Cimandiri,
Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Kemudian, untuk menyelesaikan
studinya, penulis menyusun skripsi dengan judul Optimasi Sumberdaya Air
Dengan Program Linear (Linear Programming) Di DAS Cicatih, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat di bawah bimbingan dari Dr. Ir. Roh Santoso Budi
Waspodo, M.T.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya., sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Optimasi Sumberdaya Air Dengan Program Linear (Linear Programming)
Di DAS Cicatih, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Skripsi hasil penelitian ini berisi kajian analisis potensi ketersediaan air,
dan kebutuhan air di DAS Cicatih. Dari hasil penelitian ini diperoleh jumlah
pengguna air yang mendapat alokasi air untuk memenuhi kebutuhan air bagi
ketiga sektor pengguna utama, yaitu domestik, industri, dan pertanian.
Skripsi ini tersusun atas dukungan dan doa yang begitu besar dari kedua
orang tua dan keluarga. Ucapan terima kasih juga ingin penulis sampaikan atas
segala dukungan dan bantuan selama penyusunan karya ilmiah ini kepada:
1. Dr. Ir. Roh Santoso Budi Waspodo, M.T. selaku dosen pembimbing
akademik atas bimbingan dan arahannya kepada penulis.
2. Ir. Popi Rejekiningrum, M.S. yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk turut serta dalam proyek penelitian yang Beliau
pimpin.
3. Dr. Ir. Emmy D, M.Si. dan Sutoyo, S.TP, M.Si. selaku dosen penguji
atas segala masukannya.
4. Staf pengajar dan karyawan Departemen Teknik Pertanian yang telah
banyak membantu penulis selama menjadi mahasiswa.
5. Teman-teman seperjuangan FATETA, khususnya TEP angkatan 42,
atas tawa, canda dan kehangatan ketika berjuang bersama kalian.
6. Keluargaku di Pondok Putri Rahmah dan Wisma KISI.
7. Orang-orang yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, yang
telah memberikan warna dalam kehidupan penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan yang
terdapat di dalam penyusunan tulisan ini. Oleh karena itu, penulis memohon maaf
yang sebesar-besarnya. Segala saran, kritik dan pendapat yang sifatnya
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ...............................................................................................
iii
vi
vii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................
B. Tujuan ................................................................................................ 4
C. Sasaran ..
D. Model GR4J ..
11
14
15
19
19
20
20
20
22
23
29
38
43
50
B. Saran.
51
52
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Tabel 2.
12
Tabel 3.
13
Tabel 4.
13
Tabel 5.
14
Tabel 6.
15
Tabel 7.
29
Tabel 8.
Tabel 9.
30
32
Tabel 10. Luas (Ha) Daerah Pada Berbagai Tipe Penutupan Lahan . 33
Tabel 11. Mata Air Di DAS Cicatih .. 37
Tabel 12. Harga Dasar Air Setiap Sektor Pengguna
44
45
Tabel 14. Hasil Optimasi Air dengan Program Lingo 8.0 ...
48
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
10
Gambar 4.
26
Gambar 5.
27
Gambar 6.
31
Gambar 7.
32
Gambar 8.
33
Gambar 9.
35
Gambar 10.
35
Gambar 11.
36
Gambar 12.
38
Gambar 13.
39
Gambar 14.
39
Gambar 15.
40
Gambar 16.
41
Gambar 17.
Gambar 18.
Cicatih .
42
42
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
54
Lampiran 2.
55
Lampiran 3.
Lampiran 4.
56
57
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
59
61
1990-2006 ................................................. 62
Lampiran 9.
63
Lampiran 10.
64
Lampiran 11.
65
Lampiran 12.
66
Lampiran 13.
67
Lampiran 14.
68
Lampiran 15.
69
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di antara sejumlah isu nasional yang dihadapi bangsa Indonesia pada
abad 21 ini salah satunya adalah masalah penyediaan air, khususnya air tawar,
untuk memenuhi kebutuhan penduduk dan dalam menunjang berbagai aspek
kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Air merupakan sumberdaya alam yang sangat penting yang mutlak
diperlukan bagi kehidupan manusia dimuka bumi. Tingkat pemanfaatan
sumberdaya air dari waktu ke waktu semakin meningkat, baik oleh manusia
maupun oleh makhluk hidup lain, sehingga tidak dapat disangkal lagi bahwa
air merupakan kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup. Tantangan dalam
penyediaan air adalah bagaimana mencapai ketersediaan air baik dari segi
kuantitas maupun kualitas. Keberadaan sumber air yang bersih dan sehat
merupakan salah satu permasalahan terbesar dewasa ini.
Indonesia diprediksi akan mengalami krisis air pada tahun 2025 dalam
World Water Forum II di Denhaag pada Maret 2000, yang penyebabnya
adalah kelemahan dalam pengelolaan air. Salah satunya adalah pemakaian air
yang kurang efisien. Pemanfaatan air di Indonesia untuk berbagai penggunaan
cenderung melebihi pasokan air yang tersedia dan belum terintegrasi dengan
upaya konservasi air. Pengguna air umumnya mengabaikan usaha konservasi
air yang seharusnya dilakukan. Hal ini semakin memberikan tekanan pada
ketersediaan sumberdaya air dan pasokan air untuk berbagai penggunaan.
Menurut Sosiawan dan Subagyono (2007), sektor pemukiman atau rumah
tangga,
industri,
dan
pertanian
memainkan
peranan
utama
dalam
ruang
(spatial)
maupun
waktu
(temporal).
Akan
tetapi,
DAS ini salah satunya digunakan untuk pembangkit tenaga listrik berkekuatan
18,36 Mega Watt. Wilayah ini juga merupakan daerah perkebunan dan
pertanian (sawah). Laju konversi lahan permeable menjadi impermeable
semakin meningkat akibat meningkatnya pembangunan pemukiman yang
semakin tidak terkendali. Antara tahun 1991-2001, peningkatan luas
pemukiman di DAS Cicatih mencapai hampir 50 persen, hal ini merupakan
faktor utama penyebab menurunnya kapasitas tampung DAS.
Peningkatan kebutuhan berbagai sektor pembangunan (rumah tangga,
pertanian, industri dan lingkungan) terhadap air juga semakin meningkat di
wilayah ini sehingga tekanan dan persaingan pemanfaatan sumberdaya air
semakin tinggi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian berbagai aspek yang
berkaitan dengan kebutuhan, potensi dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya
air.
Untuk Indonesia kebutuhan dasar air menurut Puslitbang Fisika TerapanLIPI, 1990 adalah sebagai berikut untuk minum 2.5 5.0 liter/jiwa/hari, masak
7.5 10.0 liter/jiwa/hari dan untuk mencuci (bahan makanan dan lain-lain)
10.0 15.0 liter/jiwa/hari, sehingga total kebutuhan sehari sekitar 20.0 30.0
liter/jiwa/hari. Untuk menentukan kebutuhan air bersih industri, dapat
dikategorikan menjadi tiga jenis berdasarkan banyaknya pemakaian masingmasing, untuk industri besar berkisar 151 350 m3/hari, industri sedang
berkisar 51 150 m3/hari, dan industri kecil berkisar 5 50 m3/hari (Purwanto,
1995), dan untuk pertanian ditentukan berdasarkan faktor-faktor penyiapan
lahan, penggunaan konsumtif, perkolasi, penggantian lapisan air, curah hujan
efektif serta efisiensi irigasi.
Salah satu upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya air
yang terbatas sedangkan kebutuhan masyarakat akan air semakin meningkat
adalah pengelolaan DAS dengan metode Program Linear yang dapat
mendistribusikan air secara optimum. Penelitian ini dilakukan untuk
memperoleh optimasi pengalokasian sumberdaya air pada DAS Cicatih
sehingga kebutuhan akan air dapat terpenuhi secara efektif dan efisien.
B. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan alokasi yang optimum dari
sumberdaya air dengan menggunakan Program Linear (LP) di DAS Cicatih
Sukabumi untuk keperluan domestik, industri dan pertanian agar diperoleh
jumlah pengguna air yang mendapatkan alokasi air sesuai dengan proporsi
sektor-sektor tersebut.
C. SASARAN
Sasaran dari penelitian ini adalah :
1.
2.
3.
menuju tempat yang lebih rendah dan akhirnya mengalir ke laut. Namun,
selama pengaliran sebagian besar air permukaan dan bawah tanah
dikembalikan ke atmosfer oleh penguapan (evaporasi) dan transpirasi sebelum
ke laut (Linsley, et al., 1990).
Komponen siklus hidrologi dalam DAS berdasarkan siklus diatas terdiri
dari hujan, evaporasi, intersepsi, transpirasi, infiltrasi, perkolasi, aliran
permukaan dan aliran bawah permukaan serta total aliran yang terjadi di sungai
(outlet).
kilometer kubik air. Dibawah tanah terdapat sekitar 8,3 juta kilometer kubik air
lagi dalam bentuk air tanah. Di dalam atmosfer bumi masih ada lagi 12.900
kilometer kubik air, kebanyakan dalam bentuk uap. Air adalah material yang
paling berlimpah di bumi ini, menutupi sekitar 71% dari muka bumi ini.
Air seperti halnya energi, adalah hal yang esensial bagi pertanian,
industri, dan hampir semua kehidupan. Secara filosofis, air merupakan sumber
kehidupan dan sekaligus bermakna bahwa air merupakan zat yang sangat
diperlukan bagi kehidupan setiap umat manusia dan seluruh makhluk hidup
yang diciptakan Allah SWT. Kehidupan hampir seluruhnya air, 50 sampai 97%
dari seluruh berat tanaman dan hewan hidup dan sekitar 70% dari berat tubuh
kita. Kita bisa hidup sebulan tanpa makanan, tapi hanya bisa bertahan beberapa
hari saja tanpa air.
Akibat banyaknya lahan yang beralih fungsi yang tadinya merupakan
kawasan resapan
jumlah penduduk masih terbatas dan alam masih belum banyak tereksploitasi,
air terasa berlimpah sepanjang waktu dengan kualitas yang cukup baik, dan
ketika itu pula air serasa belum memiliki nilai yang berarti. Ketika keberadaan
air dirasakan semakin terbatas, baik dari segi kualitasnya maupun kuantitasnya,
dan kebutuhan manusia akan air terasa semakin meningkat untuk memenuhi
berbagai keperluan, serta kualitas lingkungan dan ekosistem mulai terganggu,
pada waktu itu nilai air mulai diperhitungkan. Air tidak hanya berfungsi sosial
dan lingkungan tetapi juga memiliki nilai ekonomis.
Tabel 1. Total Air Tersedia Menurut Wilayah Di Indonesia
Wilayah/
Pulau
Luas
(km2)
CH
(mm/th)
Air Permukaan
Air Tanah
Sumatera
Jawa
477 379
121 304
2 801
2 555
m3/s
1 848
1 659
Bali & NT
87 939
1 695
997
2 779
169
472
1 167
3 251
Kalimantan
534 847
2 956
1 968
33 359
296
5 010
2 264
38 369
Sulawesi
190 375
2 156
1 352
8 157
216
1 301
1 568
9 458
Maluku
85 351
2 218
1 400
3 785
222
600
1 621
4 385
413 949
1 911 144
3 224
2 779
2 171
1 832
28 524
110 944
322
278
4 229
16 831
2 497
2 110
32 754
127 775
Papua
INDONESIA
mm/th
27 962
6 378
m3/s
280
256
mm/th
4 236
982
m3/s
2 128
1 915
mm/th
32 198
7 360
D. MODEL GR4J
Model debit harian yang diaplikasikan dalam sistem Informasi PJT II
adalah GR4J. Model ini merupakan model debit yang sederhana, dapat
diandalkan, serta merupakan model global dengan interval waktu harian yang
hanya membutuhkan 4 parameter (Perrin, 2000).
Struktur model GR4J dikembangkan berdasarkan pendekatan secara
empiris dan telah melalui pengujian pada DAS dengan berbagai kondisi yang
beragam. Studi perbandingan dengan model sejenis yang dilakukan Perrin et
al. (2001), menunjukkan bahwa model GR4J memiliki kualitas simulasi relatif
lebih baik, sekalipun model ini hanya membutuhkan 4 parameter untuk
dioptimasi. Model ini memiliki struktur seperti yang ditunjukkan oleh gambar
berikut:
Selain
input
karakteristik
DAS
dan
parameter
model,
untuk
membangkitkan debit simulasi, diperlukan input data terdiri dari data tanggal
(minimal satu tahun dari tanggal 1 Januari hingga 31 Desember), data hujan
harian (mm), data evapotranspirasi potensial (ETP) harian (mm), serta input debit
harian (m3/detik). Hasil simulasi yang menunjukkan perbandingan antara debit
simulasi dan pengukuran.
Jenis kota
>2.000.000
1.000.000-2.000.000
500.000-1.000.000
100.000-500.000
20.000-100.000
3.000-20.000
Metropolitan
Metropolitan
Besar
Besar
Sedang
Kecil
>210
150-210
120-150
100-120
90-100
60-100
Klasifikasi industri
1-4 orang
5-19 orang
20-99 orang
>100 orang
Rumah tangga
Kecil
Sedang
Besar
Kecil
Sedang
Besar
5 50
51 150
151 350
Lama (hari)
Penyiapan lahan
Evapotranspirasi
selama penyemaian
Perkolasi
Evapotranspirasi sejak
pemindah
bibitan
sampai dengan panen
2
20
140 (20 hari pembibitan
+ 120 hari umur masak
pertanaman padi)
120
Rumah Tangga
Industri
Pertanian
(%)
(%)
(%)
Negara Maju
11
30
59
Negara Berkembang
10
82
Dunia
22
70
b.
c.
Asumsi
: x1 , x2 , .... , xn 0 .............................................(3)
Keterangan :
Xn = banyaknya kegiatan n, dimana n = 1,2,........, m. Berarti disini
terdapat m variabel keputusan.
z
b.
Divisibility
Asumsi ini berarti bahwa nilai solusi yang diperoleh tidak harus berupa
bilangan bulat. Karena itu variabel keputusan merupakan variabel
kontinyu sebagai lawan dari variabel diskrit atau bilangan bulat.
c.
Deterministic
LP secara tak langsung mengasumsikan suatu masalah keputusan
dalam suatu kerangka statis dimana semua parameter diketahui dengan
kepastian. Analisis sensitivitas adalah suatu teknik yang dikembangkan
untuk menguji nilai solusi, bagaimana kepekaannya terhadap
masing-masing
persamaan
garis
adalah
dengan
menetapkan salah satu variabel dalam suatu persamaan sama dengan nol dan
kemudian mencari nilai variabel yang lain.
4. Penyelasaian LP dengan Metode Simpleks
Metode
simpleks
merupakan
metode
untuk
menyelesaikan
2.
3.
4.
Jika tidak optimal maka ulangi langkah nomor 3 untuk basic feasible
solution yang baru sehingga nilai fungsi tujuan lebih baik.
III.
METODOLOGI PENELITIAN
D. PROSEDUR KERJA
1.
air
permukaan
berupa
aliran
sungai
dianalisis
yang
diperoleh
dari
BPSDA
Cisadea-Cimandiri
dan
liter/detik/ha (Tejoyuwono,2006).
memproyeksikan
jumlah
penduduk
digunakan
metode
pengelolaan
suatu
sumberdaya
terbatas
adalah
linear
berkembang di dunia pada musim hujan dan musim kemarau sesuai dengan
iklim Negara Indonesia. Dengan asumsi, curah hujan akan mempengaruhi
kondisi debit aliran permukaan, sementara debit mata air konstan sepanjang
tahun.
Kelangkaan air yang makin meningkat akan makin menampilkan
peran air sebagai komoditi ekonomi, maka dalam penelitian ini digunakan
nilai harga air untuk berbagai keperluan.
Teknik optimasi yang digunakan adalah memaksimumkan keuntungan
dari pengalokasian air permukaan dan air mata air untuk dialokasikan
kepada ketiga sektor pengguna utama, domestik, industri terutama industri
kecil, dan pertanian, sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan masingmasing dengan metode simpleks menggunakan software Lingo 8 untuk
memperoleh problem solving (solusi). Hal tersebut dapat tercapai dengan
menggunakan persamaan :
Fungsi tujuan :
Z=
Pij.Xij ............................................
(1)
Ki.Cij.Xij Qj (2)
Dimana :
C11 = C21 = Kebutuhan air penduduk (0,000694 l/dtk).
C12 = C22 = Kebutuhan air industri kecil (0,58 l/dtk)
C13 = C23 = Kebutuhan air irigasi (0,09 l/dtk)
X11 = X21 = Jumlah pengguna untuk domestik.
X12 = X22 = Jumlah pengguna untuk industri.
X13 = X23 = Jumlah pengguna untuk pertanian.
K11 = K21 = Persentase pemakaian air untuk domestik (8%).
K12 = K22 = Persentase pemakaian air untuk domestik (10%).
K13 = K23 = Persentase pemakaian air untuk domestik (82%).
Q1 = Debit air permukaan rata-rata bulanan.
Q2 = Debit air mata air.
Identifikasi ketersediaan
Identifikasi kebutuhan
Debit air
yang tersedia
Kebutuhan
air setiap
Analisa
Optimasi sumberdaya
air
tidak
ya
Debit optimum
domestik
Debit optimum
industri
SELESAI
Debit optimum
pertanian
MULAI
Identifikasi permasalahan :
Terbatasnya jumlah air yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan air
domestik, industri dan pertanian.
Variabel keputusan :
P = Harga air,
X = Jumlah pengguna air
C = Kebutuhan air setiap sektor,
K = Persentase penggunaan air setiap sektor,
Q = ketetersediaan (debit) sumber air per bulan
Variabel yang
tidak diketahui :
X = Jumlah
pengguna air
Menentukan kendala-kendala :
Kij Cij.Xi .Qj
Hasil :
Basic Feasible
Solution (BFS)
Optimal???
ya
tidak
SELESAI
IV.
Cisaat,
Kadudampit,
Kalapanunggal,
Nagrak, Parakansalak,
Kecamatan
Cicurug
Cidahu
Parakansalak
Caringin
Kadudampit
Nagrak
Kalapanunggal
Parungkuda
Bojonggede
Cikidang
Cibadak
Cicantayan
Cisaat
Warungkiara
Cikembar
Total
Luas (Ha)
6.032,21
3.871,63
5.184,88
3.371,34
3.699,44
10.551,66
1.059,09
2.567,99
2.020,59
315,88
4.413,03
2.836,35
852,53
926,38
5.583,06
53.286,06
Cibuntu mempunyai kapasitas discharge 695 l/dt. Selain itu aliran sungai pada
DAS ini salah satunya digunakan untuk pembangkit tenaga listrik berkekuatan
18,36 Mega Watt. Wilayah ini juga merupakan daerah perkebunan dan
pertanian (sawah).
1. Topografi
Ketinggian tempat bervariasi mulai 200 meter di atas permukaan laut
(mdpl) pada daerah hilir sampai mencapai 3000 mdpl di Gunung Pangrango.
DAS Cicatih merupakan daerah yang berbukit-bukit sampai bergunung pada
daerah Gunung Salak dan Pangrango, diselingi dengan dataran/lembah
diantara bukit dan sungai yang mengalir di sela-selanya.
Kemiringan lereng bervariasi mulai dari datar - sangat curam. Daerah
sangat curam sekali dengan kemiringan lebih dari 50% terletak di daerah
hulu sungai dimana terdapat Gunung Salak dan di Sub-DAS Ciheulang yang
terdapat Gunung Pangrango dan Gunung Gede. Secara keseluruhan DAS
Cicatih merupakan daerah yang datar sampai landai seperti di Sub-DAS
Cikembar. Sekitar 68% wilayah ini merupakan wilayah yang datar sampai
landai yang berkemiringan antara 0-20 %. Wilayah dengan kemiringan
lereng dengan kategori sangat curam sekali (>50%) sekitar 3% dari
keseluruhan wilayah atau 1589 ha. Tabel 8 menyajikan luas (ha) dan
persentasenya untuk masing-masing kelas kemiringan lereng.
Tabel 8. Persentase Luas Lahan Pada Berbagai Kelas Kemiringan Lereng
No
1
2
3
4
5
6
Kelas lereng
Datar
Landai
Agak curam
Curam
Sangat curam
Sangat curam sekali
Kemiringan
0-10%
10-20%
20-30%
30-40%
40-50%
>50%
Luas (%)
45
23
15
10
4
3
2. Iklim
DAS Cicatih memiliki curah hujan yang tinggi dengan rata-rata curah
hujan tahunan lebih dari 2.000 mm.
Berdasarkan perhitungan curah hujan wilayah dengan metode Polygon
Thiessen dari delapan stasiun hujan yaitu Cicurug, Sekarwangi, Cikembar,
Sinagar, Cibunar, Cipeundeuy, Cipetir, dan Cisampora, selama kurun waktu
4 tahun (2002-2006) didapatkan bahwa curah hujan terendah terjadi pada
bulan Agustus dan tertinggi pada bulan Desember. Setelah mencapai nilai
maksimum curah hujan akan mengalami penurunan dan akan kembali naik
pada bulan April setelah itu kembali mengalami penurunan sampai
mencapai nilai minimum pada bulan Juli (Gambar 6).
Tabel 9. Tipe iklim Schimdt-Ferguson dan Koppen Pada Daerahdaerah di DAS Cicatih
Stasiun
Tipe Iklim
Schimdt-Ferguson Koppen
Parakansalak
A
Af
Cicurug
B
Af
Cipetir
A
Af
Sinagar
A
Af
Mandaling
B
Af
Cisampora
B
Af
Cikembang
B
Af
Salabintana
A
Af
Sukabumi
B
Af
Sumber: Harmailis (2001)
Berdasarkan grafik kelembaban udara relatif diketahui bahwa
kelembaban udara di DAS Cicatih mencapai nilai maksimum pada bulan
Februari dan minimum pada bulan Juli, Agustus, dan September.
Kelembaban rata-rata bulanan di wilayah ini berkisar antara 84% sampai
89% (Gambar 7).
RH(%)
Mei Jun
Jul
Bulan
Radiasi (%)
50
40
30
20
10
0
Jan Feb Mar Apr Mei
Jun
Jul
Nov Des
Bulan
serta
Parungkuda
Parungkuda
Cidahu
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Ciburial I
Ciburial II
Cisalada
Manglid
Cibojong
Manglid
Citiis
Cipicung
Cikubang I
Cikubang II
Cikubang Hilir
Cibuntu
Cigombong
Cipanas
Ciburial
Besar
debit
(l/dt)
70
21
37
Cidahu
Kapalanunggal
Lebaksari
Ciambar
Cidahu
Cidahu
Cidahu
Pondokkaso
Pasirdoton
Pasirdoton
Bojongkokosan
Cidahu
Kalapanunggal
Parakan Salak
Nagrak
Cidahu
Cidahu
Cidahu
Parungkuda
Cidahu
Cidahu
Parungkuda
20
37
217.6
16.38
20
120
27.29
774
126.1
2584
154
10
5
10
10
5
40
10
20
20
6
129.3
Sedang diproses
Aktif
Sedang diproses
Sedang diproses
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Sedang diproses
Sedang diproses
Sedang diproses
15
16
Cipeti
Ciseke
Tenjo Ayu
Berkah
Cicurug
Parungkuda
1260
11.14
Sedang diproses
17
18
19
20
Cikahuripan
Cisalada
Ciburial
Cipapisangan
Boong Asih
Kutajaya
Pasawahan
Caringin
Parakan Salak
Cicurug
Cicurug
Cicurug
7.26
10.5
72
39
5
5
10
10
1
2
3
Kecamatan
Debit yang
Peruntukan
dimanfaatkan
PDAM (l/dt)
10
PT Pranida Mulia Utama
10
PT ABC
10
PT Cisalada Jaya Tirtatama
Keterangan
Aktif
Sedang diproses
Sedang diproses
Sedang diproses
Sedang diproses
Aktif
Sedang diproses
C. ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR
1. Ketersediaan Air
Ketersediaan air permukaan dihitung dari besarnya debit sungai yang
sangat dipengaruhi oleh besarnya curah hujan, sehingga ketersediaan air
akan sangat bervariasi tergantung musim. Pada musim penghujan air yang
tersedia berupa debit aliran di sungai akan sangat banyak dan melimpah,
sebaliknya saat musim kemarau debit aliran di sungai kecil sehingga
ketersediaan air akan sedikit. Berdasarkan data curah hujan, musim hujan di
DAS Cicatih umumnya terjadi pada bulan Januari April dan November
Desember, sedangkan bulan Mei Oktober terjadi musim kemarau. Debit
rata-rata bulanan di DAS Cicatih mencapai 23.752 liter/detik. Debit
mnimum terjadi pada bulan Agustus sebesar 11.135 liter/detik dan debit
maksimum pada bulan April sebesar 35.330 liter/detik berdasarkan data dari
PLTA Ubrug, outlet DAS Cicatih, tahun 2003-2007 dan disajikan pada
Gambar 12.
kegiatan
industri.
Sehingga
banyaknya
air
yang
Mata Air
Domestik
125
125
Industri
2.500
2.257
100
100
Pertanian
Sumber : BPSDA Sukabumi
Dari data di atas dibuat suatu persamaan atau fungsi tujuan sebagai
berikut :
Maksimisasi :
Z=
Pij.Xij
Z = 0,125 X11 + 2,5 X12 + 0,1 X13 +0,125 X21 + 2,257 X22 + 0,1 X23 ;
Dimana :
Pij = Harga air masing-masing sumberdaya air (Rp/liter)
Xi1 = Kebutuhan air berdasarkan jumlah penduduk
Xi2 = Kebutuhan air berdasarkan jumlah industri
Xi3 = Kebutuhan air berdasarkan jumlah luas areal irigasi
Persamaan atau fungsi pembatas dalam program linier ini adalah
terbatasnya ketersediaan air yang ditandai dengan besarnya debit DAS Cicatih
yang berubah-ubah tergantung musim dan adanya persentase penggunaan air
untuk masing-masing sektor, yaitu domestik, industri, dan pertanian. Debit
sumberdaya mata air diasumsikan konstan setiap bulannya, yaitu 5.624
liter/detik. Adapun besarnya debit rata-rata air permukaan tiap bulan di DAS
Cicatih disajikan pada Tabel 13.
Debit
(liter/detik)
25.553
31.002
30.189
35.330
29.876
18.232
14.683
11.135
12.102
18.137
25.925
32.863
Kij.Cij.Xij Qj
Dimana:C=Kebutuhanairmasingmasingsektorpengguna.
K = Persentase penggunaan air setiap sektor pengguna.
X=JumlahPenggunaairsetiapsektor.
Q = Ketersediaan air permukaan, dan air mata air (debit).
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam program linier di atas adalah :
1. Besar kebutuhan air penduduk, industri, dan irigasi dianggap konstan.
2. Besar debit air tersedia konstan.
3. Harga air dianggap konstan.
4. Nilai input dan output berharga positif.
Adapun penjabaran fungsi kendala pada skenario bulanan setiap tahun
proyeksi adalah sebagai berikut :
Persamaan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=25.553;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=31.002;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=30.189;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=35.330;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=29.876;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=18.232;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=14.683;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=11.135;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=12.102;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=18.137;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=25.925;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=32.863;
0.08*0.000694*x21+0.1*0.58*x22+0.82*0.09*x23<=5.624;
x11+x21<=1.053.891;
x12+x22<=69;
Persamaan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=25.553;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=31.002;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=30.189;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=35.330;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=29.876;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=18.232;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=14.683;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=11.135;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=12.102;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=18.137;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=25.925;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=32.863;
0.08*0.000694*x21+0.1*0.58*x22+0.82*0.09*x23<=5.624;
x11+x21<=1.061.294;
x12+x22<=87;
Persamaan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=25.553;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=31.002;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=30.189;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=35.330;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=29.876;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=18.232;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=14.683;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=11.135;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=12.102;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=18.137;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=25.925;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=32.863;
0.08*0.000694*x21+0.1*0.58*x22+0.82*0.09*x23<=5.624;
x11+x21<=1.068.749;
x12+x22<=105;
Persamaan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=25.553;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=31.002;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=30.189;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=35.330;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=29.876;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=18.232;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=14.683;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=11.135;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=12.102;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=18.137;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=25.925;
0.08*0.000694*x11+0.1*0.58*x12+0.82*0.09*x13<=32.863;
0.08*0.000694*x21+0.1*0.58*x22+0.82*0.09*x23<=5.624;
x11+x21<=1.083.817;
x12+x22<=123;
2025
MA
Domestik
0
1.053.891
0
1.061.294
0
1.068.749
0
1.083.817
(orang)
Industri
69
0
87
0
105
0
123
0
(buah)
Pertanian
150.827
75.413
150.812
75.407
150.798
75.402
150.784
75.391
(ha)
Profit
154.532,8
155.501,2
156.476,1
158.402,1
(Rp)
Keterangan :
P
= Air Permukaan
MA
= Mata Air
Dari tabel optimasi di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun-tahun
proyeksi kebutuhan air untuk domestik seluruhnya dapat dipenuhi oleh mata
air. Sektor domestik memerlukan air dalam jumlah yang konstan setiap
bulannya, hal ini dapat dipenuhi oleh mata air yang mengalir sepanjang tahun
secara konstan. Selain itu, kualitas mata air lebih bagus dari pada air
permukaan sehingga dapat menunjang kesehatan masyarakat di DAS Cicatih.
Pertumbuhan industri kecil pada tahun-tahun proyeksi semakin
meningkat yang berarti pula meningkatnya kebutuhan air untuk industri.
Berdasarkan hasil optimasi kebutuhan air untuk sektor ini dapat tercukupi dari
air permukaan, karena harga air permukaan untuk industri lebih tinggi
dibandingkan dengan kedua sektor lain sehingga untuk menggunakan air
permukaan sektor ini lebih diprioritaskan.
Adapun sektor pertanian dapat dipenuhi kebutuhannya oleh air
permukaan maupun mata air. Jumlah luas lahan yang mampu diairi oleh air
permukaan maupun mata air mengalami penurunan setiap tahun proyeksinya.
Hal ini disebabkan karena adanya konversi lahan pertanian menjadi non
A. KESIMPULAN
1. Model debit harian GR4J digunakan untuk memberikan gambaran secara
umum ketersediaan air di DAS Cicatih Hulu . Hasil debit periode 2007,
menunjukkan bahwa debit rata-rata sesaat harian di sungai Cibojong
adalah 246 liter/detik. Dengan debit maksimum dan mnimum adalah
938,46 liter/detik dan 66,37 liter/detik. Perbedaan yang sangat ekstrim ini
dapat menginterpretasikan adanya kerusakan pada Sub-DAS Cicatih Hulu.
2. Berdasarkan data debit rata-rata bulanan dari PLTA Ubrug tahun 20032007 didapatkan potensi ketersediaan air permukaan di DAS Cicatih ratarata adalah 23.752 liter/detik. Sedangkan ketersediaan air mata air di DAS
Cicatih berdasarkan informasi DISTAMBEN sebanyak 5.624 liter/detik,
diasumsikan mengalir sepanjang tahun (konstan).
3. Diperkirakan kebutuhan air domestik (penduduk) mencapai 274.717
liter/detik pada tahun 2025 dengan jumlah penduduk sebesar 1.083.817
jiwa. Pada tahun yang sama, kebutuhan air untuk industri kecil sebanyak
123 buah adalah 25.939 liter/detik. Sedangkan untuk pertanian (irigasi)
13.037 ha lahan padi sawah membutuhkan 45.233 liter/detik.
4. Hasil optimasi pada tahun-tahun proyeksi kebutuhan air untuk penduduk
dapat dipenuhi oleh mata air, sedangkan industri oleh air permukaan.
Adapun pertanian dapat dipenuhi baik oleh air permukaan maupun mata
air.
5. Banyaknya lahan irigasi yang mendapatkan alokasi yang berkurang setiap
tahun proyeksinya karena adanya peningkatan konversi lahan pertanian
menjadi non pertanian.jumlah penduduk dan industri kecil.
6. Secara umum, ketersediaan air di DAS Cicatih berdasarkan hasil
penelitian ini masih mampu mencukupi kebutuhan pada 2010, 2015, 2020
dan 2025. Akan tetapi, perubahan kondisi daerah resapan air dan iklim
perlu juga diwaspadai karena akan berdampak pada ketersediaan air di
masa mendatang.
B. SARAN
1. Pemanfaatan air secara efisien dan bijaksana perlu dilakukan oleh berbagai
pihak pengguna air. Karena air merupakan sumber kehidupan yang
diperlukan oleh semua makhluk hidup.
2. Menggiatkan gerakan hemat air, seperti tidak membuang air secara
berlebihan. Penggunaan kembali air dari limbah rumah tangga untuk
pertanian setelah melalui suatu teknologi pengolahan air sederhana.
3. Usaha eksploratif air yang juga diimbangi dengan usaha konservasi air,
agar kelestarian air dapat terjaga.
4. Adanya suatu standar besarnya penggunaan air oleh berbagai pihak
terutama ketiga sektor utama, seperti domestik, industri dan pertanian.
5. Diperlukannya perundang-undangen mengenai perlindungan sumberdaya
air dan hak guna atas air.
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, R. D. 2003. Model Pendugaan Kebutuhan Air Kawasan Pemukiman dan
Industri Di Cilegon, Banten. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian, IPB,
Bogor.
Asdak, Chay. 1995. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.
Biro Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sukabumi. 2007. Kabupaten Sukabumi
Dalam Angka 2007. Sukabumi.
Departemen PU. 1986. Standar Perencanaan Irigasi (KP-01). Direktorat Jenderal
Pengairan Departemen PU. CV. Galang Persada, Jakarta.
Hariyanto. 1987. Penerapan Program Linier pada Air Irigasi Di daerah Irigasi
Logung, Kab. Kudus Propinsi Jawa Tengah. Skripsi. Jurusan Mekanisasi
Pertanian, IPB, Bogor.
Kartiwa, B. dan P. Rejekiningrum. 2007. Analisis Hidrometeorologi Dan
Pengelolaan Sumberdaya Air Untuk Menunjang Pertanian Berkelanjutan
Di DAS Cicatih-Cimandiri. Departemen GFM-IPB dan BALITKLIMAT,
Bogor.
Linsley, R.K., M.A. Kohler and J.L.H. Paulus. 1990. Hidrologi Untuk Insinyur
(Terjemahan). Erlangga, Jakarta.
Manan, S. 1976. Pengaruh Hutan Dan Manajemen Daerah Aliran Sungai. IPB,
Bogor.
Miadah. 2006. Optimasi Pemanfaatan Air Baku Dengan Menggunakan Linear
programming (LP) di Daerah Aliran Sungai Cidanau, Banten. Skripsi.
Departemen Teknik Pertanian, IPB, Bogor.
Notohadiprawiro, T. 2006. Rasionalisasi Penggunaan Sumberdaya Air Di
Indonesia. Ilmu Tanah Universitas Gajah Mada.
Pawitan, H. 2003. Mengantisipasi Krisis Air Di Indonesia Memasuki Abad 21
dalam Peluang dan Tantangan Pengelolaan Sumberdaya Air di Indonesia
(hal 54-72).
Pawitan, H.. B. I. Setiawan, B. Kartiwa, K. Subagyono, dan P. Rejekiningrum.
2008. Model Pengelolaan Air Partisipatif Berbasis Kearifan Lokal Untuk
Keberlanjutan Pengembangan Sumberdaya Air DAS. Laporan Hasil
Kegiatan. LPPM-IPB dan Balitbang Pertanian, Bogor.
Perrin, C. 2000. Towards an improvement of a lumped rainfall-runoff model
through a comparative approach (in french). Ph.D thesis, Universit
Joseph Fourier, Grenoble.
Lampiran 4. Lokasi AWS dan AWLR di Sub DAS Cibojong Yang Terletak di Sub DAS Cicatih Hulu
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu
Sept
Okt
Nov
Des
2002
436
132,25
321,5
195,5
166,5
95
152,3
74,5
35,5
97
249
166
2003
372
134
331,4
256,7
187,8
41
33,5
86,2
163,8
200,8
290
2004
200,8 178,8
265,3
403,8
259,8
86,5
64,3
176,8
98
144
2005
197,7 245,3
262,7
157,7
195,6
216
124,7
130,6
126,5
225,8
296
326,8
2006
187,7 154,3
122,7
249
126,2
87
16
69
179
470,3
Rata-rata
278,8 168,9
260,7
252,5
187,2
105,2
89,2
79,5
85,0
130,7
213,8
313,3
Jan
*
*
*
*
*
169,85
172,30
159,10
159,10
157,94
154,47
155,62
151,04
155,62
152,18
152,18
151,04
146,55
145,44
144,34
151,04
206,09
Feb
153,32
157,94
938,46
653,11
713,36
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Mar
*
*
*
*
*
*
*
*
286,92
273,66
334,58
318,19
340,16
392,92
515,30
482,20
422,14
432,90
374,81
384,81
459,38
372,83
Apr
374,81
382,79
399,07
332,73
300,57
479,89
661,52
601,39
498,58
598,74
510,48
527,45
459,38
432,90
411,56
401,14
364,98
327,23
359,15
577,80
549,76
522,56
Mei
452,67
428,58
386,83
357,22
403,21
463,89
372,83
357,22
338,29
300,57
286,92
329,06
407,37
363,03
430,73
388,85
390,88
361,09
378,79
382,79
343,90
353,39
Jun
248,28
252,92
246,75
293,70
259,20
237,65
228,77
319,99
234,67
221,53
213,02
203,36
196,63
213,02
203,36
191,34
191,34
181,03
195,30
268,79
256,05
214,43
Jul
176,01
172,30
165,02
156,78
156,78
177,25
173,53
177,25
161,45
152,18
154,47
146,55
143,24
139,97
162,64
188,73
257,62
263,96
162,64
154,47
153,32
157,94
Agust
127,37
126,35
127,37
129,42
132,53
124,33
137,82
143,24
129,42
128,39
132,53
132,53
130,45
127,37
122,33
120,35
111,68
98,99
88,03
89,66
119,37
128,39
Sep
90,49
94,68
92,99
96,39
92,15
80,13
78,61
73,41
80,90
83,24
87,22
86,41
85,61
81,68
81,68
90,49
94,68
89,66
88,03
85,61
82,45
80,90
Okt
68,43
66,37
73,41
77,10
78,61
78,61
98,99
105,22
133,58
95,53
86,41
92,99
97,25
98,99
95,53
92,99
86,41
83,24
83,24
105,22
109,81
93,83
Nop
156,78
122,33
100,74
105,22
112,63
160,28
126,35
138,90
147,67
217,25
217,25
202,00
199,30
193,97
272,03
338,29
302,31
203,36
144,34
133,58
128,39
115,49
Des
125,34
134,63
159,10
174,76
120,35
118,39
200,65
162,64
122,33
220,10
517,71
355,30
260,78
259,20
221,53
382,79
213,02
239,15
220,10
202,00
236,16
496,22
Lanjutan
Tgl
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Ave
Max
Min
Jan
Feb
Mar
Apr
181,03
*
323,60 409,46
159,10
*
305,80 378,79
187,43
*
305,80 491,52
196,63
*
314,62 475,28
162,64
*
321,79 650,32
159,10
*
305,80 687,14
151,04
342,03 572,64
155,62
403,21 461,63
154,47
309,31
161,19 523,24 361,86 473,38
206,09 938,46 515,30 687,14
144,34 153,32 273,66 300,57
Keterangan : *
= AWLR rusak.
Mei
329,06
288,61
262,37
246,75
245,22
236,16
252,92
305,80
265,57
345,50
463,89
236,16
Jun
190,03
184,85
172,30
171,07
178,51
208,85
184,85
182,30
Jul
146,55
142,15
142,15
146,55
141,06
133,58
138,90
133,58
126,35
218,13 161,45
319,99 263,96
171,07 126,35
Agust
113,57
100,74
91,32
88,84
81,68
81,68
78,61
80,13
84,82
113,20
143,24
78,61
Sep
88,03
79,37
77,10
74,87
72,69
71,25
69,13
*
Okt
197,96
225,86
153,32
202,00
136,75
167,42
131,49
116,45
102,52
83,79 110,82
96,39 225,86
69,13 66,37
Nop
110,75
101,63
100,74
98,11
103,41
103,41
109,81
121,34
Des
323,60
292,00
213,02
233,19
215,84
357,22
272,03
239,15
252,92
156,25 243,27
338,29 517,71
98,11 118,39
Bulan
Tahun
2003
2004
2005
2006
2007
Rata-rata
Jan
23,49
26,01
25,35
36,37
16,53
25,55
Feb
27,29
31,19
36,92
33,47
26,15
31,00
Mar
38,48
32,97
33,47
19,88
26,14
30,19
Apr
33,28
43,34
29,45
31,73
38,84
35,33
Mei
32,11
43,05
30,87
18,47
24,88
29,88
Jun
10,82
18,47
27,86
15,57
18,44
18,23
Jul
10,76
15,40
21,93
10,95
14,38
14,68
Agust
9,43
8,63
16,13
10,08
11,41
11,14
Sep
11,99
14,53
17,94
7,99
8,06
12,10
Okt
26,55
13,19
23,99
8,11
18,84
18,14
Nop
23,97
30,88
36,75
14,32
23,71
25,93
Des
35,99
44,16
16,53
34,41
33,22
32,86
Kecamatan
Warungkiara
Cikembar
Kadudampit
Cisaat
Cibadak
Cicantayan
Caringin
Nagrak
Cicurug
Cidahu
Parakansalak
Parungkuda
Bojonggenteng
Kalapanunggal
Cikidang
Jumlah
1971
40460
40448
27030
83120
31873
20493
25760
57828
40039
18020
10910
40011
25937
53300
31174
548373
2000
82325
67283
44081
144024
73486
45491
55989
98762
89316
49689
33858
56121
43309
58857
55300
999891
Jumlah Industri
Tahun
Besar
Sedang
Kecil
2004
17
48
2005
18
47
2006
15
58
2007
15
59
2008
15
60
Tahun
Luas lahan irigasi (Ha)
Sumber : BPS Kabupaten Sukabumi
1990
17805
1995
16807
2000
16398
2005
15635
Lama
(hari)
Ket
Penyiapan lahan
Evapotranspirasi
selama
penyemaian
2
20
170 mm
66 mm (MH)
130 mm (MK)
Rataan 98 mm
85 mm
4,9 mm
Perkolasi
140 (20
hari
pembibit
an + 120
hari
umur
masak
pertanam
an padi)
120
7 mm
Evapotranspirasi
sejak pemindah
bibitan sampai
dengan panen
1.018.500 ltr
11.059.200 dtk
= 0,09 ltr/dtk
4,95 mm
Output :
Global optimal solution found at iteration:
Objective value:
Variable
X11
X12
X13
X21
X22
X23
Row
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Value
0.000000
69.00000
150826.5
1053891.
0.000000
75413.12
Slack or Surplus
154532.8
14418.00
19867.00
19054.00
24195.00
18741.00
7097.000
3548.000
0.000000
967.0000
7002.000
14790.00
21728.00
0.000000
0.000000
0.000000
4
154532.8
Reduced Cost
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.2430000
0.000000
Dual Price
1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.355014
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.355014
0.1249248
2.421409
Output:
Global optimal solution found at iteration:
Objective value:
Variable
X11
X12
X13
X21
X22
X23
Row
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Value
0.000000
87.00000
150812.4
1061294.
0.000000
75407.55
Slack or Surplus
155501.2
14418.00
19867.00
19054.00
24195.00
18741.00
7097.000
3548.000
0.000000
967.0000
7002.000
14790.00
21728.00
0.000000
0.000000
0.000000
4
155501.2
Reduced Cost
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.2430000
0.000000
Dual Price
1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.355014
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.355014
0.1249248
2.421409
Value
0.000000
105.0000
150798.2
1068749.
0.000000
75401.94
Slack or Surplus
156476.1
14418.00
19867.00
19054.00
24195.00
18741.00
7097.000
3548.000
0.000000
967.0000
7002.000
14790.00
21728.00
0.000000
0.000000
0.000000
4
156476.1
Reduced Cost
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.2430000
0.000000
Dual Price
1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.355014
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.355014
0.1249248
2.421409
Value
0.000000
123.0000
150784.1
1083817.
0.000000
75390.60
Slack or Surplus
158402.1
14418.00
19867.00
19054.00
24195.00
18741.00
7097.000
3548.000
0.000000
967.0000
7002.000
14790.00
21728.00
0.000000
0.000000
0.000000
4
158402.1
Reduced Cost
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.2430000
0.000000
Dual Price
1.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.355014
0.000000
0.000000
0.000000
0.000000
1.355014
0.1249248
2.421409