Makalah Eksistensialisme
Makalah Eksistensialisme
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNya kami berada dalam keadaan sehat wal afiat, sehingga kami dapat menyusun
makalah ini sebagai tugas yang telah di berikan oleh dosen. Semoga makalah ini akan
bermanfaat bagi semua pembaca.
Makalah ini diharapkan tidak hanya menjadi buku wajib melainkan menjadi
bacaan utama serta menjadi referensi bagi peminat lainnya.
Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan
penyusun akan sangat berterima kasih akan saran dan kritik untuk menyempurnakan
makalah.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Munculnya Eksistensialisme........................................................................3
B. Eksistensialisme Dalam Pendidikan............................................................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengkajian filosofis terhadap pendidikan mutlak diperlukan karena
membantu dalam memberikan informasi tentang hakekat manusia sebagai dirinya
sendiri baik secara horisontal maupun secara vertikal. Sehingga kajian tentang
realitas sangat dibutuhkan dalam menentukan tujuan akhir pendidikan. Disisi lain,
kajian filosofis memberikan informasi yang berkaitan dengan pengetahuan,
sumber pengetahuan, nilai, dan Seperti bagaimanakah pengetahuan itu diperoleh,
bagaimana manusia dapat memperoleh nilai tersebut. Dengan nilai tersebut
apakah pendidikan layak untuk diterapkan dan lebih jauh akan membantu untuk
menentukan bagaimana seharusnya pendidikan itu dilaksanakan. Pendidikan
disisi lain tidak bisa melepaskan tujuan untuk membentuk peserta didik yang
memiliki nilai-nilai mulai spritual, agama, kepribadian dan kecerdasan.
Pendidikan kita tidak sekedar menempatkan manusia sebagai alat
produksi. Manusia harus dipandang sebagai sumber daya yang utuh. Pendidikan
tidak boleh terjebak pada teori-teori neoklasik, suatu teori yang menempatkan
manusia sebagai alat-alat produksi, dimana penguasaan IPTEK bertujuan
menupang kekuasaan dan kepentingan kapitalis. pendidikan tidak memiliki basis
pengembangan budaya yang jelas. Lembaga pendidikan kita hanya dikembangkan
berdasarkan model ekonomik untuk menghasilkan/ membudaya manusia pekerja
(abdi dalem) yang sudah disetel menurut tata nilai ekonomi yang berlatar
(kapitalis) sehingga tidak mengherankan jika keluaran pendidikan kita menjadi
manusia pencari kerja dan tidak berdaya. Bukan manusia kreatif pencipta
keterkaitan kesejahteraan dalam siklus rangkaian manfaat yang seharusnya
menjadi hal yang paling esensial dalam pendidikan dan pembelajaran.
Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak begitu
saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswalah yang harus aktif
membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri. Pengetahuan bukanlah
seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil atau
BAB II
PEMBAHASAN
A. Munculnya Eksistensialisme
Konsep eksistensialisme dikembangkan oleh ahli filsafat asal Jerman,
Martin Heidegger, merupakan bagian filsafat dan akar metodologinya berasal dari
metodologi fenomenologi yang dikembangkan oleh hussel. Kemunculan
eksistensialisme berawal dari ahli filsafat Soren Kierkegaard dan Nietzche. Soren
Kierkegaard ingin menjawab pertanyaan bagaimanakah aku menjadi seorang diri
?, dasar pertanyaan tersebut mengemukakan bahwa kebenaran itu tidak berada
pada suatu system yang umum tetapi berada dalam eksistensi individu yang
konkret.
Pandangan tersebut tentunya bukan suatu yang muncul dengan sendirinya,
melainkan sesuatu yang lahir ketika dunia mengalami krisis eksistensial, ketika
manusia
melupakan
sifat
individualisnya.
Kierkegaard
berusaha
untuk
bagi
eksistensialisme,
individu
bertanggung
jawab
atas
kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar
dan mana yang tidak benar. Sebenarnya, bukannya tidak mengetahui mana yang
benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialisme dasar bahwa
dan
peristiwa-peristiwa
sebagaimana
benda-benda
tersebut
2. Nilai.
Pemahaman eksistensialisme terhadap nilai, menekankan kebebasan
dalam tindakan. Kebebasan bukan tujuan atau suatu cita-cita dalam dirinya
sendiri, melainkan merupakan suatu potensi untuk suatu tindakan. Manusia
memiliki kebebasan untuk memilih, namun menentukan pilihan-pilihan di
antara pilihan-pilihan yang terbaik adalah yang paling sukar. Berbuat akan
menghasilkan akibat, dimana seseorang harus menerima akibat-akibat tersebut
sebagai pilihannya. Kebebasan tidak pernah selesai, karena setiap akibat akan
melahirkan kebutuhan untuk pilihan berikutnya. Tindakan moral mungkin
dilakukan untuk moral itu sendiri, dan mungkin juga untuk suatu tujuan.
Seseorang harus berkemampuan untuk menciptakan tujuannya sendiri.
Apabila seseorang mengambil tujuan kelompok atau masyarakat, maka ia
harus menjadikan tujuan-tujuan tersebut sebagai miliknya, sebagai tujuan
sendiri, yang harus ia capai dalam setiap situasi. Jadi, tujuan diperoleh dalam
situasi.
3. Pendidikan.
Eksistensialisme sebagai filsafat sangat menekankan individualitas dan
pemenuhan diri secara pribadi. Setiap individu dipandang sebagai makhluk
unik, dan secara unik pula ia bertanggung jawab terhadap nasibnya. Dalam
hubungannya dengan pendidikan, Sikun Pribadi (1971) mengemukakan
bahwa eksistensialisme berhubungan erat sekali dengan pendidikan, karena
keduanya bersinggungan satu dengan yang lainnya pada masalah-masalah
yang sama, yaitu manusia, hidup, hubungan anatar manusia, hakikat
kepribadian, dan kebebasan. Pusat pembicaraan eksistensialisme adalah
keberadaan manusia, sedangkan pendidikan hanya dilakukan oleh manusia.
a. Tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan adalah untuk mendorong setiap individu agar
mampu mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri. Setiap
indivudu memiliki kebutuhan dan perhatian yang spesifik berkaitan
dengan pemenuhan dirinya, sehingga dalam menentukan kurikulum tidak
ada kurikulum yang pasti dan ditentukan berlaku secara umum.
b. Kurikulum.
Kaum eksistensialisme menilai kurikulum berdasarkan pada
apakah hal itu berkontribusi pada pencarian individu akan makna dan
muncul dalam suiatu tingkatan kepekaaan personal yang disebut Greene
kebangkitan yang luas. Kurikulum ideal adalah kurikulum yang
memberikan para siswa kebebasan individual yang luas dan mensyaratkan
mereka
untuk
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan,
melaksanakan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat eksistensialisme lebih menfokuskan pada pengalaman-pengalaman
manusia. Dengan mengatakan bahwa yang nyata adalah yang dialaminya bukan
diluar kita. Jika manusia mampu menginterpretasikan semuanya terbangun atas
pengalamannya. tujuan pendidikan adalah memberi pengalaman yang luas dan
kebebasan namun memiliki aturan-aturan. Peranan guru adalah melindungi dan
memelihara kebebasan akademik namun disisi lain guru sebagai motivator dan
fasilitator
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/3857157/MAKALAH_FILSAFAT_EKSISTENSIALISM
E_DALAM_PENDIDIKAN
Achmadi. Asmoro. 2009. Filsafat umum. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada.
Bernadib, Imam. 1976. Filsafat pendidikan. Yogyakarta. Karang Malang
Drijarkasa. 2011. Filsafat manusia.Yogyakarta. kanisius.
Gandhi HW, TW. 2011. Filsafat pendidikan mazhab-mazhab Filsafat pendidikan.
Jojakarta. Ar-ruzzmedia.
J. Waluyo. 2007. Pengantar filsafat ilmu (buku Panduan mahasiswa). Salatiga. Widya
Sari.
Sadulloh, Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat pendidikan. Bandung: Alfabeta.
10
MAKALAH
EKSISTENSIALISME
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Disusun oleh :
VICCA NOORYANTIDEWI
3506150251
WINDI NURAENI
3506150136
INNA RIZQIYANI
3506150160
ANDRIANSYAH
3506150194
SAEFUL ANWAR
3506150029
3506150152