Pathway
D. Manifestasi Klinis
1. Penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg seminggu bebarapa kali
2. Edema terjadi peningkatan berat badan
3. Pembengkakan kaki, jari tangan dan muka
4. Hipertensi
a. TD 140/90 mmHg
b. Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
c. Diastolic > 15 mmHg
d. Tekanan diastolik pada trimester kedua yang > 85 mmHg patut dicurigai sebagai
preeklampsia
5. Proteinuria
a. Terdapat protein sebanyak 0.3 g/l dalam urine 24 jam atau pemeriksaan kualitatif
+1/+2
b. Kadar protein > 1gr/l dalam urine yang dikeluarkan dengan kateter atau urine porsi
tengah, diambil 2 kali dalam waktu 6 jam
(Prawirohardjo, 2008)
Menurut Wagner Lk (2004), disebut preeclampsia berat apabila telam menunjukkan satu
lebih gejala dibawah ini :
1. Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau diastolic 110 mmHg atau kenaikan sistolik >30
mmHg dan diastolic >15 mmHg
2. Proteinuria 5gram atau adalm pemeriksaan kualitatif (tes celup strip/dipstick)
3. Oliguria <400cc/24 jam
4. Sakit kepala hebat dan gangguan penglihatan
5. Nyeri epigastrium/ nyeri pada kuadran kanan abdomen
6. Edema paru dan sianosis
7. Adanya HELLP SYNDROME
8. Pertumbuhan janin terhambat
E. Pemeriksaan penunjang
1. Uji diagnostk dasar
a. Pengukuran tekanan darah dan ROT
b. Analisis protein urin dengan dipstick atau dalam uri 24 jam
c. Pemeriksaan edema
d. Pengukuran TFU
e. Pemeriksaan funduskopi
2. Uji laboratorium dasar
a. Evaluasi haematologis (hematocrit, jumlah trombosit, morfolgi eritrosit pada sediaan
hapus darah tepi)
1
8
jam
c. Ukur kadar MgSO4 pada 4-6 jam setelah pemberian dan disesuaikan kecepatan infuse
untuk mempertahankan kadar antara 4 dan 7 mEg/l (4,8 6,4)
d. MgSO4 dihentikan 24 jam setelah bayi lahir
Injeksi IM intermitten :
a. Berikan 4gr MgSO4 sebagai larutan 20% secara IV dengan kecepatan 19/menit
b. Lanjutkan segera dengan 10gr MgSO4 50%, sebagian (5%) disuntikkan dalam di
kuadran lateral atas bokong. Apabila wanita tersebut bertubuh besar, MgSO4 dapat
diberikan sampai 4gr perlahan
c. Setiap 4 jam sesudahnya, berikan 5gr larutan MgSO4 50% yang disuntikkan dalam ke
kuadran lateral atas bokong, bergantian kanan-kiri, tetapi setelah dipastikan bahwa :
1) Reflek patella (+)
2) Tidak ada depresi pernafasan
3) Pengeluaran urin selama 4 jam sebelumnya 100ml
d. MgSO4 dihentikan 24 jam setelah bayi lahir
e. Siapkan antidotum (Cunningham, 2003)
3. Antihipertensi
a. Hidrolazin, 5mg (IV) pelan-pelan hingga tekanan darah turun
b. Nifedipine, oral 10mg
c. Labetalol, 10mg (IV)
(Cunningham, 2003)
4. Persalinan
Pada PEB persalinan harus terjadi dalam 24 jam. Jika SC pastikan tidak ada koagulapati.
Berikan anestesi umum jangan anestesi local.
(Cunningham, 2003)
G. Komplikasi
1. Atonia uteri
2. Syndrome HELLP
3. Ablasio retina
4. KID (Koagulasi Intravaskuler Diseminata)
5. Gagal ginjal
6. Pendarahan otak
7. Oedema paru
8. Gagal jantung
9. Shock
10. Kematian
Komplikasi pada janin :
1. Pertumbuhan janin terhambat
2. Prematuritas
(Ida Bagus Gede Manuata, 2010)
Ibu yang sebelumnya mengikuti metode kontrasepsi hormonal dan mengalami efek
samping berupa hipertansi. Juga berpotensi mengalami kenaikan tekanan darah pada
kehamilan yang bisa berkembang menjadi preeklampsia.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : cukup, lemah
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
a. TD
b. Suhu : pada PEB suhu tubuh tidak berbeda dengan kondisi normal
c. Nadi
d. RR
4. Berat badan : peningkatan lebih dari 9 13,5 kg selama kehamilan atau kenaikan 1,5 kg
5. Pemeriksaan fisik
a. Sistem pernafasan
Biasanya pernafasan 14x/menit, klien biasanya mengalami sesak setelah
beraktivitas. Adanya edema paru hiperrefleksia klenur pada kaki. Pernafasan cuping
hidung menandakan adanya asfiksia pada ibu
b. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi :
1) Muka : Oedema pada muka akibat adanya darah tinggi
2) Mata : Penglihatan kabur
3) Mulut : bibir sianosis
4) Leher : pembendungan vena jugularis menandakan penyakit jantung dan
pembesaran kelenjar tiroid menunjukkan adanya penyakit paru berat
Palpasi :
Leher
Abdomen :
-
Inspeksi : Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan, hidramnion atau
Molahidatidosa
Palpasi :
Leopold I = TFU 3 jari dibawah pusat, teraba bokong
Leopold II = Puki, bagian kecil janin teraba disebelah kanan
Leopold III = teraba kepala, sudah masuk PAP/belum
Leopold IV = convergen atau divergen
Oliguria
Proteinuria (+) 3
e. Sistem persarafan
Biasanya hiperrefleksi, klonus pada kaki
f. Sistem pencernaan
Palpasi : adanya nyeri tekan daerah epigastrium (kuadran II atas), anoreksia, mual
dan muntah
(Purwaningsih, Wahyu. 2010)
D. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan b.d retensi air dan garam
2. Resiko injury janin b.d degenerasi plasenta lebih dini
3. Nyeri b.d kontraksi yang terus menerus
4. Resiko kelahiran premature b.d kenaikan tonus uterus
5. Nyeri b.d adanya luka post-op
6. Gangguan mobilitas fisik b.d ketakutan ibu post sc dalam bergerak
7. Resiko infeksi b.d adanya luka post-op
8. Gangguan penglihatan b.d edemaretina
9. Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d hipoksia
10. Resiko injury maternal b.d vasospasme vaskuler
(Nanda, 2015)
E. Intervensi
1. Kelebihan volume cairan b.d retensi air dan garam
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan volume cairan seimbang
Kriteria hasil :
-
Intervensi :
a. Pantau intake dan output cairan setiap hari
R/ : pembatasan dalam pemberian cairan dapat mengurangi edema
b. Timbang berat badan secara rutin
R/: Mengetahui peningkatan berat badan berlebih
c. Pantau tanda-tanda vital
R/: Menjaga peningkatan vital sign berlebih
d. Kaji ulang masukan diit dari protein dan kalori, berikan informasi sesuai dengan
kebutuhan
R/: kesesuain dalam pemberian informasi dapat mengurangi tingkat kecemasan
e. Perhatikan tanda-tanda edema berlebih atau berlanjut
R/: menghindari edema anasarka, karena cairan yang tidak mampu keluar
f. Kaji distensi vena jugularis
R/: pembesaran vena jugularis merupakan tanda dari pembengkakan jantung
g. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pengaturan diet rendah garam
R/: diet rendah garam akan mengurangi asupan Na dalam tubuh
h. Kolaborasi dalam pemberian antidiuretic
R/: pemberian antidiuretic akan mengurangi cairan yang tertimbun ditubuh melalui
urine
2. Nyeri b.d adanya luka post-op
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat berkurang rasa
nyerinya
Kriteria hasil :
-
Intervensi :
a. Kaji skala nyeri pasien
R/: mengetahui tingkat nyeri pasien
b. Kaji TTV pasien
R/: mengetahui perkembangan pasien
c. Ajarkan teknik relaksasi nyeri (nafas dalam)
R/: mengalihkan rasa nyeri pasien dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi,
terjadi vasodilatasi pembuluh darah
d. Jelaskan tentang penyebab nyeri yang timbul
R/: pasien lebih memahami tentang nyeri yang timbul
e. Kolaborasi pemberian analgetik
R/: analgetik berfungsi sebagai pengurang rasa nyeri pada pasien
(Nanda, 2015)
F. Implementasi Keperawatan
Melakukan yang telah direncanakan sesuai intervensi
G. Evaluasi Keperawatan
1. Tidak ada tanda-tanda dan gejala kelebihan volume cairan pada pasien
Umur : 15 thn
Agama : islam
Pendidikan : smp
Umur : 20 thn
Pekerjaan : swasta
Agama : islam
Pendidikan : smp
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh kepala pusing
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien dikatakan hamil 8 minggu dan kehamilan dikatakan normal, saat periksa ke
puskesmas. Kemudian pasien control ke puskesmas td berkisar 140/100 mual muntah,
pusing, protein urin +2, pasien di diagnose peb dan di rujuk ke rumah sakitairlangga, di
rumah akit airlangga td 180/100 mmhg. Kepala pusing, berkunang kunang, penglihatan
berkurang, pasien di rujuk ke RSDS, pasien mrs di RSDS tanggal 1 desember 2016 di
VK IRD LT 2
4. Riwayat kesehatan dahulu
Smrs : pasien mengatakan bak kurang lebih 1000cc/hr warna kuning bau khas urin BAB
dalam sehari 1 kali dengan konsistensi lunak warna kuning kecoklatan dengan baukhas
feses.
Mrs: pasien mengatakan bak krang lebih 600 cc/hr warna kuning bau khas urin, dalam
sehari pasien tidak bab pasien terakhir bab tanggal 30 november.
5. Pola aktivitas
Smrs : pasien mengatakan mrlakukan aktivitasnya sehari hari yaitu membersihkan rumah
dan lain lain.
Mrs : pasien berbaring di tempat tidur karena tubuhnya lemas dan kepala pusing.
6. Pola hubungan peran
Smrs: pasien berhubungan baik dengan keluarga pasien kurang berhubungan baik dengan
suaminya karena saat pasien di rumah suaminya sering minim alcohol mabuk mabukan
dan sering marah marah.
Mrs: pasien berhubungan baik dengan keluarga dan petugas kesehatan . pasien
berhubungan baik dengan suaminya meskipun tidak jarang suaminya marah.
7. Pola persepsi dan konsep diri
Smrs : pasien mengatakan bersyukur atas hidupnya dan keadaannya saat ini.
Mrs: pasien mengatakan bersyukur atas hidupnya dan keadaannya saat ini.
8. Pola sensori dan kognitif
Smrs : pasien tidak mengalami ganggguan dalam sensorinya kognitif pasien normal tidak
ada waham dan proses berfikir lancer.
Mrs: pasien tidak mengalami gangguan dalam sensorinya kognitif pasien normal tidak
ada waham proses berfikir lancer.
9. Pola reproduksi seksual
Smrs: pasien mengatakan bahwa tidak ada masalah dalam reproduksi seksual.
Mrs: pasien mengatakan bahwa tidak ada masalah dalam reproduksi seksual
10. Pola penanggulangan stress
Smrs: pasien mengatakan sudah beradaptasi dengan kehamilannya bila ada masalah yang
mengganggu fikirannya pasien bercerita dengan ibunya dan mengalihkan fikiran dengan
menonton tv.
Mrs: pasien mengatakan sudah beradap tasi dengan kehamilannya, bila ada masalah yang
mengganggu fikirannya pasien bercerita dengan ibunya.
11. Pola tta nilai dan kepercayaan
Smrs: pasien mengatakan melakukan sholat meskipun tidak 5 waktu pasien selalu berdoa
kepada allah.
Mrs: pasien mengatakan tidak melakukan sholat 5 warktu tapi pasien slalu berdoa.
Tidak oedema, crt<2 detik, tidak ada varises, reflex patella +/+ akral hangat
kering merah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan urin lengkap
Rincian tindakan
GLU
BIL
PH
PRO
URD
NIT
hasil
NEGATIF
NEGATIF
6,5
NEGATIF
3,2
NEGATIF
Nilai rujukan
NEGATIF
NEGATIF
6-8
NEGATIF
<17
NEGATIF
TERAPI
1. Nifedipin 3x 10 mg bila td: 160/100
2. Metildopa 3x250mg
3. Diet tktp rg
4. Minum max 1500 cc/24 jam
ANALISA DATA
NO.
1.
PENGELOMPOKAN DATA
DS: pasien mengatakan tidak
KEMUNGKINAN
MASALAH
PENYEBAB
Pre eklamsi berat
Defisiensi pengetahuan
mengetahui tentang
penyakitnya
Kurangnya informasi
Defisiensi pengetahuan
PEB
TD meningkat
DO:
-
N: 80x/menit
S: 36,5 c
RR: 20x/menit
TD: 150/100mmHg
Kesadaran
Pandangan kabur
Kurangnya pengetahuan /
informasi
Kekhawatiran
cemas
ANSIETAS
composmentis
-
merah
DS :pasien mengatakan sering
3.
PEB
TD meningkat
frekuensi tidur kurang
lebih 5 jam
Pandangan kabur
Kurangnya pengetahuan /
informasi
N: 80 x/menit
Td : 150/100 mmhg
S : 36,5
Kekhawatiran
Cemas
Peningkatan ketegangan
Gangguan pola tidur
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL
TANGGAL
Defisiensi pengetahuan
DITEMUKAN
02-12-16
DIATASI
1.
NAMA JELAS
02-12-16
3.
02-12-16
INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
1.
Diagnose
keperawatan
Dx 1
Tujuan
Kriteria hasil
Rasional
1. Untuk
asuhan keperawatan 1x 24
bagaimana hal ni
memberitahuka
berhubungan dengan
n pada pasien
pengetahuan.
penyakit dan
Kriteria hasil :
1. Pasien dan keluarga
hubungan
dengan
menyatakan.
kondisinya.
Pemahaman
tentang penyakit,
kondisi, prognosis,
2. Untuk
menggambarkan
apa tanda dan
dan program
gejala yang
pengobatan.
muncul pada
perawatan kesehatan.
penyakit.
3. Menjelaskan
melaksanakan
kondisi pasien
prosedur yang di
bagaimana saat
jelaskan secara
benar
yang dilakukan.
4. Memberitahuka
n bahwa bila
ada tanda dan
gejala segera
Dx 2
lapor.
1. Untuk
asuhan keperawatan 2x 24
jam tidak ada ansietas
Kriteria hasil :
1. Klien mampu
menjelaskan
prosedur
2. Mendengarkan
kecemasan.
mengidentifikasi
dan
mengungkapkan
kecemasan.
gejala cemas.
keluh kesa
pasien
3. Mengetahui
tingkat
kecemasan
vital
6. Intruksikan pasien
pasien.
4. Membantu
menggunakan teknik
pasien
relaksasi.
menentukan
situasi yang
dapat
mengganggu.
5. Monitor tanda
tanda vital
6. Menghilangkan
3.
Dx 3
mempertahankan aktifitas
Kriteria hasil
sebelum tidur.
rasa cemas.
1. Edukasi tentang
normalnya tidur.
2. Untuk meningkatkan
kualitas tidur
3. . memberikan rasa
nyaman saat tidur
4. Memantau tdr sudah
terpenuhi atau tdk
5. Monitor perubahan
tdr
PELAKSANAAN
DX
TANGGAL/
DX 1
JAM
02-12-12
TINDAKAN KEPERAWATAN
TANDA
TANGAN
02-2-16
DX 3
02-2-16
menghilangkan cemas
1. Menjelaskan pentingnya tidur yang
adekuat
2. Menciptakan lingkungan yang
nyaman
3. Membantu memenuhi aktifitas untuk
mempertahankan aktifitas sebelum
tidur.
4. Mengontrol tidur pasien bila tidak
tidur membantu untuk memenuhi
kebutuhan yang di butuhkan agar
cepat tidur.
5. Memonitor cara dan perubahan
tidur.
EVALUASI
TANGGAL
02-12-16
NO. DX
DX 1
EVALUASI
S: Pasien mengetahui apayang di maksud
dengan PEB
O: keadaan umum lemah
Pasien tidak bingung
Pasien tampak faham
A: masalah teratasi
02-12-16
DX 2
P: intervensi di hentikan
S: pasien mengatakan sudah tidak cemas lagi
karena di berikan obat dan perawatan di
rumah sakit.
O: keadaan umum lemah
Pasien tampak tenang
Score skala hars: 6
(kecemasan ringan )
A: Masalah teratasi
02-12-16
DX 3
P: intervensi di hentikan
S: Pasien mengatakan tidur lebih nyaman
tidak sering terbangun.
O: frekuensi tidur kurang lenih 7 jam
Akral hangat erring merah
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di hentikan
TTD