PERANG KHANDAQ
Untuk memenuhi Salah Satu Tugas dari Ibu Susi Susilawati, S.Pd.I
Selaku Guru Mata Pelajaran PAI
Disusun Oleh:
Ceceng Sutriana
Repa Apriansyah
Devin Ridwan Fauzi
Fitriyani
Sifa
Puji Pauzia Latif
M Surya
Kelas X tkj
KATA PENGANTAR
Bantarujeg,
Penyusun
Mei 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1
Latar Belakang..........................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3
Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1
Perang Khandaq........................................................................................3
2.2
2.3
Tanda-tanda Nubuwah...............................................................................5
2.4
Perang Terjadi............................................................................................8
2.5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perang Khandaq ini terjadi pada tahun 5H pada bulan syawal. Ini
menurut pendapat yang lebih kuat. Orang-orang musyrik mengepung
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dan orang-orang muslim selama
sebulan penuh atau mendekati itu. Dengan mengompromosikan beberapa
buku rujukan, dapat diambil kesimpulan bahwa prmulaan pengepungan pada
bulan Syawal dan berakhir pada bulan Dzulqa'dah. Menurut riwayat Ibnu
Sa'd, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam kembali dari Khandaq pada hari
Rabu, seminggu sebelum habisnya bulan Dzulqa'dah.
Setelah pecah beberapa peperangan dan manuver militer selama lebih
dari satu tahun, Jazirah Arab menjadi tenteram kembali. Hanya saja orangorang Yahudi yang harus menelan beberapa kehinaan dan pelecehan karena
ulah mereka sendiri yang berkhianat, berkonspirasi dan melakukan makar,
tidak mau terima begitu saja. Setelah lari ke Khaibar, mereka menunggununggu apa yang akan menimpa orang-orang muslim sebagai akibat
bentrokan fisik dengan para paganis Quraisy. Hari demi hari terus berlalu
membawa keuntungan bagi kaum Muslimin, pamor dan kekuasaan mereka
semakin mantap. Oleh karena itu, orang-orang Yahudi semakin dibakar
marah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Rasulullah Mengadakan Musyawarah untuk Menyusun
Strategi Menghadapi Musuh?
2. Apa Saja Tanda-Tanda Nubuwah?
3. Kapan Perang Khandaq terjadi?
4. Bagaimana Pengkhianatan Yahudi Bani Quraizhah?
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perang Khandaq
Perang Khandaq ini terjadi pada tahun 5H pada bulan syawal. Ini
menurut pendapat yang lebih kuat. Orang-orang musyrik mengepung
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dan orang-orang muslim selama
sebulan penuh atau mendekati itu. Dengan mengompromosikan beberapa
buku rujukan, dapat diambil kesimpulan bahwa prmulaan pengepungan pada
bulan Syawal dan berakhir pada bulan Dzulqa'dah. Menurut riwayat Ibnu
Sa'd, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam kembali dari Khandaq pada hari
Rabu, seminggu sebelum habisnya bulan Dzulqa'dah.
Setelah pecah beberapa peperangan dan manuver militer selama lebih
dari satu tahun, Jazirah Arab menjadi tenteram kembali. Hanya saja orangorang Yahudi yang harus menelan beberapa kehinaan dan pelecehan karena
ulah mereka sendiri yang berkhianat, berkonspirasi dan melakukan makar,
tidak mau terima begitu saja. Setelah lari ke Khaibar, mereka menunggununggu apa yang akan menimpa orang-orang muslim sebagai akibat
bentrokan fisik dengan para paganis Quraisy. Hari demi hari terus berlalu
membawa keuntungan bagi kaum Muslimin, pamor dan kekuasaan mereka
semakin mantap. Oleh karena itu, orang-orang Yahudi semakin dibakar
marah.
Mereka kembali merancang konspirasi baru terhadap orang-orang
muslim dengan menghimpun pasukan, sebagai persiapan untuk memukul
orang-orang muslim, agar tidak memiliki sisa kehidupan setelah itu. Karena
belum berani menyerang orang-orang muslim secara langsung, maka mereka
merancang dan melaksanakan langkah ini secara sembunyi-sembunyi dan
hati-hati.
Ada dua puluh pemimpin dan pemuka Yahudi dari Bani Nadhir yang
mendatangi Quraisy di Makkah. Mereka mendorong orang-orang Quraisy
agar menyerang Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dan berjanji akan
membantu rencana ini dan mendukungnya. Quraisy menyambutnya dengan
ini,
Rasulullah
shallallahu'alaihi
tangan,
lalu
dicampuri
dengan
minyak
sebagai
adonan.
parit memakannya, ternyata kurma yang hanya setangkup tangan itu masih
tersisa dan bahkan jumlahnya lebih banyak, sehingga sebagian ada yang
tercecer keluar dari hamparan kain.
Yang lebih besar dari gambaran ini adalah yang diriwayatkan oleh AlBukhari, dari Jabir, dia berkata, "Saat kami menggali parit, ada sebongkah
tanah yang amat keras. Mereka mendatangi Rasulullah seraya berkata, "Ini
ada tanah keras yang teronggok di tengah parit."
"Kalau begitu aku akan turun ke bawah," sabda beliau.
Setelah turun, beliau berdiri tegak dan terlihat perut beliau yang diganjal batu.
Sebelumnya kami bertiga sudah mencoba untuk mengatasinya, namun tidak
mampu. Lalu beliau mengambil cangkul dan memukul onggokan tanah yang
keras itu hingga hancur berkeping-keping menjadi pasir."
Al-Barra' berkata, "Saat menggali parit, di beberapa tempat kami terhalang
oleh tanah yang sangat keras dan tidak bisa digali dengan cangkul. Kami
melaporkan hal ini kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Beliau
datang, mengambil cangkul dan bersabda, "Bismillah..." Kemudian
menghantam tanah yang keras itu dengan sekali hantaman. Beliau bersabda,
"Allah Mahabesar, aku diberi tanah Persi. Demi Allah saat ini pun aku bisa
melihat Istana Mada'in yang bercat putih." Kemudian beliau menghantam
untuk ketiga kalinya, dan bersabda, "Bismillah.." Maka hancurlah tanah yang
masih tersisa. Kemudian beliau bersabda, "Allah Mahabesar, aku diberi
kunci-kunci Yaman. Demi Allah dari tempatku ini aku bisa melihat pintupintu gerbang Shan'a."
Ibnu Ishaq juga meriwayatkan yang serupa dengan ini dari Salman AlFarisi radhiallahu'anhu.
Orang-orang muslim terus menggali parit tanpa henti sepanjang siang,
baru sore harinya mereka pulang ke rumah menemui keluarga hingga
penggalian parit selesai seperti rencana semula sebelum pasukan paganis
yang tidak terkira banyaknya tiba di pinggiran Madinah.
2.4 Perang Terjadi
Pasukan Quraisy yang berkekuatan 4000 personil tiba di Mujtama'ul
Asyal di kawasan Rumat, tepatnya antara Juruf dan Za'abah. Sedangkan
Kabilah Ghathafan dan penduduk Najd yang kekuatan 6000 personil itu tiba
di Dzanab di dekat Uhud. Firman Allah,
"Dan, tatkala orang-orang Mukmin melihat golongan-golongan yang
bersektutu itu, mereka berkata, 'Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya
kepada kita, dan benarlah Allah dan Rasul-Nya'. Dan, yang demikian itu
tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.'"(AlAhzab:22)
Tetapi orang-orang munafik dan orang-orang yang jiwanya lemah,
langsung menggigil ketakukan saat melihat pasukan yang besar ini. Firman
Allah,
"Dan ingatlah, ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit
dalam hatinya berkata, 'Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami
melainkan tipu daya.'" (Al-Ahzab:2)
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam keluar rumah dengan kekuatan
3000 personil. Dibelakang punggung mereka ada Gunung Sal'un dan dapat
dijadikan pelindung. Sedangkan parit membatasi posisi mereka dengan
pasukan musuh. Madinah diwakilkan kepada Ibnu Ummi Maktum. Para
wanita dan anak-anak ditempatkan dirumah khusus sebagai perlindungan
bagi mereka.
Pada saat orang-orang musyrik hendak melancarkan serbuan ke arah
orang-orang mukmin dan menyerang Madinah. ternyata mereka harus
berhadapan dengan parit. Karena itu mereke memutuskan untuk mengepung
orang-orang muslim. Padahal tatkala keluar dari rumah, mereka tidak siap
untuk melakukan pengepungan. Menurut mereka, penggalian parit ini
sebagai siasat perang yang sama sekali tidak dikenal masyarakat Arab. Oleh
karena itu mereka juga tidak pernah memperhatikannya sama sekali. Orangorang musyrik hanya bisa berputar-putar didekat parit dengan amarah yang
10
Disamping itu ada satu dua orang yang terbunuh karena terkena tebasan
perang.
Dalam usaha melakukan serangan dengan melepaskan anak panah itu,
Sa'd bin Mu'az ra juga terkena hujaman anak panah hingga memutuskan
urat di lengannya. Yang melepaskan anak panah hingga mengenainya adalah
seorang laki-laki dari Quraisy yang bernama Hibban bin Qais bin Al-Ariqah.
Saat itu pula Sa'd memanjatkan do'a, "Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu
bahwa tak ada yang lebih kucintai daripada aku berjihad karena-Mu,
melawan orang-orang yang mendustakan Rasul-Mu dan yang telah
mengusirnya. Ya Allah, aku mengira Engkau telah menghentikan
peperangan antara kami dengan mereka. Jika memang Engkau masih
menyisakan sedikit peperangan melawan orang-orang Quraisy, maka
berikanlah sisa kehidupan kepadaku untuk menghadapi mereka agar aku
bisa memerangi mereka karena Engkau. Jika memang Engkau sudah
menghentikan peperangan, maka kobarkanlah lagi peperangan itu agar aku
bisa mati dalam peperangan." Pada akhir do'anya, dia berkata, "Janganlah
Engkau mematikan aku hingga aku merasa senang setelah memerangi Bani
Quraizhah."
11
tidak mau membukakan pintu. Setelah Huyai mendesak terus menerus, pintu
pun dibukakan.
Huyai berkata, "Aku menemuimu wahai Ka'b dengan membawa
kejayaan masa lalu dan lautan yang mempesona. Aku datang kepadamu
bersama Quraisy, pemimpin dan pemuka mereka, hingga aku menyuruh
mereka bermarkas di Majma'ul Asyal di bilangan Rumat. Sedangkan
Ghathafan dengan semua pemimpinnya kusuruh bermarkas di Dzanab
Naqami dekat Uhud. Mereka semua sudah berjanji dan bersumpah kepadaku
untuk tidak pulang sebelum membinasakan Muhammad dan para
pengikutnya."
Ka'b menjawab," Demi Allah, engkau datang kepadaku sambil
membawa kebinasaan masa lalu dan awan yang kering. Awan itu
mengeluarkan klat dan suara petir, tetapi kosong melompong. Celaka kamu
wahai Huyai! Tinggalkan aku dan urusanku! Aku tidak melihat diri
Muhammad melainkan sosok yang jujur dan menepati janji."
Huyai terus menerus membujuk dan merayu Ka'b, hingga akhirnya
Huyai bersumpah atas nama Allah dan berjanji, "Jika orang-orang Quraisy
dan Ghathafan mundur, mereka tidak jadi menyerang Muhammad, maka aku
akan bergabung denganmu didalam bentengmu, dan aku siap menanggung
akibatnya bersamamu." Jadilah Ka'b bin As'ad melanggar perjanjian yang
telah disepakatinya. Dia sudah melepaskan ikatan dengan orang-orang
Muslim. Dia bergabung dengan orang-orang musyrik untuk memerangi
orang-orang Muslim.
Ketika itu pula orang-orang Yahudi bangkit untuk memerangi orangorang Muslim. Ibnu Ishaq menuturkan, "Shafiyah binti Abdul Muthalib
berada dalam satu bilik benteng yang dikhususkan bagi para wanita
Muslimah dan anak-anak, yang dijaga Hassan bin Tsabit. Shafiyah berkata
menuturkan kejadian waktu itu, "Ada seorang laki-laki Yahudi melewati
tampat kami, lalu mengelilingi benteng. Sementara semua Yahudi Bani
Quraizhah maju untuk berperang dan melanggar perjanjian yang sudah
disepakati dengan Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. Tidak ada orangorang Muslim yang menjaga kami, karena Rasulullah dan semua orang-orang
12
13
mereka ini ataukah tidak? Jika kabar itu benar, beritahukan kepadaku hanya
dengan melalui isyarat saja, agar tidak mematahkan semangat orang-orang.
Jika mereka masih menepati janjinya, bolehlah kalian memberitahukan
kepada orang-orang."
Setiba disana para utusan itu mendapatkan keadaan yang sangat jauh
lebih jahat dari gambaran semula. Orang-orang Yahudi itu secara terangterangan mencemooh dan memperlihatkan permusuhan, bahkan mereka juga
mengejek Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam. "Siapa itu Rasul Allah?
Tidak ada perjanjian antara kami dan Muhammad dan juga tidak ada ikatan
apa-apa," kata mereka. Para utusan itu pulang, lalu mengisyaratkan keadaan
mereka kepada Rasulullah dengan berkata, "Adhal dan Qarah." Artinya
orang-orang Yahudi itu seperti Bani Adhal dan Qarah yang melanggar
perjanjian. Sekalipun para utusan itu sudah berusaha menyembunyikan
kenyataan yang sebenarnya, toh sebagian Muslimin ada yang menangkapnya
sehingga mereka merasa bahwa keadaan benar-benar amat gawat.
Itu merupakan situasi yang sangat rawan yang pernah dihadapi kaum
Muslimin. Antara posisi mereka dan posisi Yahudi Bani Quraizhah tidak ada
penghalang sedikit pun andaikan mereka memukul dari belakang. Sementara
dihadapan mereka ada segelar pasukan musuh yang tidak mungkin
ditinggalkan. Sementara tempat penampungan para wanita dan anak-anak
tidak jauh dari posisi Bani Quraizhah yang berkhianat. Apalagi tempat itu
tanpa pasukan yang menjaga. Keadaan mereka telah digambarkan Allah
dalam firman-Nya,
"Yaitu ketika mereka datang kepada kalian dari atas dan dari bawah, dan
ketika tidak tetap lagi penglihatan (kalian) dan hati kalian naik menyesak
sampai tenggorokan dan kalian menyangka terhadap Allah dengan
bermancam-macam prasangka. Di situlah diuji orang-orang Mukmin dan
diguncangkan (hatinya) dengan guncangan yang dahsyat." (Al-Ahzab:10-11)
Kemunafikan orang-orang munafik juga mulai muncul ke permukaan.
Sebagian diantara mereka ada yang berkata, "Kemarin Muhammad berjanji
kepada kami bahwa kami akan mengambil harta simpanan Kisra dan Qaishar.
Sementara pada hari ini tak seorang pun diantara kami yang merasa aman
14
terhadap dirinya, sekalipun hanya untuk buang hajat." Yang lain lagi ada yang
berkata kepada sekumpulan kaumnya, "Rumah kami akan menjadi sasaran
musuh. Maka izinkan kami untuk pergi dari sini dan pulang ke rumah kami.
Karena rumah kami berada di luar Madinah."
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman tentang mereka ini,
"Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang
berpenyakit dalam hatinya berkata, 'Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan
kepada kami melainkan tipu daya'. Dan, sebagian dari mereka meminta izin
kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata, 'Sesungguhnya rumahrumah kami terbuka (tidak ada penjaga). Dan rumah-rumah itu sekali-kali
tidak terbuka, mereka tidak lain hanyalah hendak lari." (Al-Ahzab:12-13)
Setelah mendengar pengkhianatan Bani Quraizhah, Rasulullah
menggelar kainnya lalu tidur telentang, diam sekian lama, hingga kaum
Muslimin mendapat ujian yang cukup berat. Namun tak lama kemudian
membersit harapan. Beliau bangkit sambil berseru, "Allahu Akbar,
Bergembiralah wahai orang-orang Muslim dengan kemenangan dan
pertolongan Allah."
Kemudian beliau merancang beberapa strategi untuk menghadapi
situasi yang sangat rawan ini. Salah satu strategi yang beliau canangkan ialah
dengan mengutus beberapa penjaga ke Madinah untuk menjaga para wanita
dan anak-anak. Tetapi sebelumnya harus ada upaya untuk mengacaukan
pasukan musuh. Untuk memuluskan rencana ini, beliau hendak membuat
perjanjian dengan Uyainah bin Hishn dan Al-Harits bin Auf, dua pemimpin
Ghathafan, bahwa beliau akan menyerahkan sepertiga hasil panen kurma di
Madinah kepada mereka, asal mereka berdua mau mengundurkan diri dari
kancah bersama kaumnya, lalu membiarkan beliau menghantam Quraisy dan
menghancurkan kekuatan mereka. Terjadi tawar menawar yang cukup alot.
Lalu beliau meminta pendapat Sa'd bin Mu'adz dan Sa'd bin Ubaidah tentang
rencana ini.
Keduanya berkata, "Wahai Rasulullah, jika Allah memerintahkan
engkau untuk mengambil keputusan seperti itu, maka kami akan tunduk dan
patuh. Tetapi jika ini merupakan keputusan yang hendak engkau ambil bagi
kami, maka kami tidak membutuhkannya. Dulu kami dan mereka adalah
15
musuh,
mengacaukan
semua
barisan
mereka
serta
adalah
orang
satu-satunya,"
sabda
beliau,
"berilah
memerangi
Muhammad
dan
rekan-rekannya.
Lalu
kalian
menampakkan dukungan kepada mereka. Padahal negeri, harta dan wanitawanita mereka berada ditempat lain. Jika mereka merasa mendapat
kesempatan, tentu kesempatan itu akan mereka pergunakan sebaik-baiknya.
16
Jika tidak, mereka pun akan kembali ke negeri mereka dan meninggalkan
kalian bersama Muhammad yang akan melampiaskan dendam kepada
kalian."
"Lalu bagaimana baiknya wahai Nu'aim?" Tanya mereka.
"Kalian tidak perlu berperang bersama mereka kecuali setelah mereka
memberikan jaminan kepada kalian," jawab Nu'aim.
"Engkau telah memberikan jawaban yang sangat tepat," jawab
mereka.
Setelah itu Nu'aim langsung menemui Quraisy dan berkata kepada
mereka, "Kalian sudah tahu cintaku kepada kalian dan nasihat-nasihat yang
pernah kusampaikan."
"Begitulah," jawab mereka.
Dia berkata lagi, "Rupa-rupanya orang Yahudi merasa menyesal
karena telah melanggar perjanjian dengan Muhammad dan rekan-rekannya.
Secara diam-diam mereka telah mengirim utusan untuk menemui Muhammad
bahwa mereka hendak meminta jaminan kepada kalian. Lalu jaminan itu akan
mereka serahkan kepada Muhammad, yang tentu saja mereka berpaling dari
kalian. Jika mereka meminta jaminan, kalian tidak perlu memberikannya
kepada mereka."
Kemudian Nu'aim menemui orang-orang Ghathafan dan berkata
seperti pula kepada mereka.
Tepatnya malam Sabtu, bulah Syawal 5H, orang-orang Quraisy
mengirimkan utusan untuk menemui orang-orang Yahudi, menyampaikan
pesan, "Kami tidak mungkin berlama-lama disini. Apabila kondisi unta dan
kuda kami sudah banyak merosot. Maka bangkitlah saat ini pula bersama
kami untuk menghabisi Muhammad." Orang-orang Yahudi mengirim utusan
kepada orang-orang Quraisy seraya menyampaikan pesan, "Hari ini adalah
hari Sabtu. Kalian sudah tahu akibat yang manimpa orang-orang sebelum
kami karena mereka berperang pada hari ini. Disamping itu, kami tidak mau
berperang bersama kalian kecuali setelah kalian menyampaikan jaminan
kepada kami."
Setelah tahu apa yang disampaikan utusan Yahudi, orang-orang
Quraisy dan Ghathafan berkata, "Demi Allah, benar apa yang dikatakan
Nu'aim kepada kalian." Lalu mereka mengirimkan utusan lagi kepada orang-
17
orang Yahudi, menyampaikan pesan, "Demi Allah, kami tidak akan mengirim
seorang pun kepada kalian. Bergabunglah bersama kami untuk menghabisi
Muhammad." Orang Quraizhah berkata, "Demi Allah, benar apa yang
dikatakan
Nu'iam
kepada
kalian."
Dengan
begitu
Nu'aim
mampu
18
19
BAB III
KESIMPULAN
Perang Khandaq adalah perang umat Islam melawan pasukan sekutu yang
terdiri dari Bangsa Quraisy, Yahudi, dan Gatafan. Perang ini melibatkan strategi
perang yang begitu apik oleh kaum Muslimin terutama srategi pembuatan parit
atas usulan dari sahabat Salman al-Farisi, sehingga perang ini disebut perang parit
(khandaq). Perang Khandaq disebut juga Perang Ahzab, yang artinya Perang
Gabungan. Proses penggalian parit dilakukan dengan perjuangan keras seluruh
kaum Muslimin di Madinah, juga melibatkan kaum non-Muslim di Madinah
meskipun mereka kemudian meninggalkan secara diam-diam sebelum selesai
penggalian. Berkat strategi parit tersebut, dengan sangat kecewa dan menahan
marah, serangan sekutu yang menyerbu kaum Muslimin di Madinah tidak dapat
mencapai pasukan muslimin, serta menyeberangi parit besar tersebut. Dalam masa
penyerbuan Khandaq ini, terjadi penghianatan Bani Qurayzhah yakni melanggar
perjanjian dan membantu musuh-musuh islam untuk menghancurkn kaum
Muslimin.
Selain, menggunakan strategi parit dari sahabat Salman, peristiwa ini juga
menggunakan Strategi dari Nuaym bin Masud, seorang yang baru memeluk
agama Islam dan tak ada seorangpun yang mengetahui keislamannya, dengan tipu
muslihat yang sangat sempurna untuk memecah belah ketiga pihak suku dari
sekutu. Kaum sekutu pun semakin mengalami kemunduran, apalagi dengan
terpaan angin badai serta cuaca yang dingin, membuat mereka kembali pulang ke
rumah, sementara Bani Quraizhah harus menerima hukuman dari kaum Muslimin
karena telah melakukan penghianatan. Sehingga pada akhirnya perang ini berakhir
tanpa terjadinya perang besar.
20
DAFTAR PUSTAKA
21