ABSTRAK
MUHAMMAD SYAHLI INDRA MULIA NUSANTARA SIREGAR. Status
Stok Sumberdaya Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta Cuvier, 1817) di
Perairan Selat Sunda.
Dibimbing oleh RAHMAT KURNIA dan
MENNOFATRIA BOER.
Ikan kembung lelaki merupakan salah satu ikan pelagis kecil yang
bernilai ekonomis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan status stok dan
memberikan saran pengelolaan sumberdaya ikan kembung lelaki (Rastralliger
kanagurta) yang tepat dan berkelanjutan di Perairan Selat Sunda berdasarkan data
hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di PPP Labuan, Banten. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Mei hingga Oktober 2014. Total ikan yang diambil selama
penelitian mencapai 480 individu. Pola pertumbuhan ikan kembung lelaki betina
di Perairan Selat Sunda bersifat isometrik dan allometrik negatif untuk jantan.
Hasil tangkapan maksimum lestari dan upaya optimum, masing-masing 571 ton
per tahun dan 1 010 trip per tahun. Tingkat eksploitasi melebihi tingkat optimal
sebesar 0.5 sehingga diduga ikan kembung lelaki di Perairan Selat Sunda telah
mengalami tangkap lebih. Pengelolaan yang dapat dilakukan adalah pengaturan
upaya penangkapan, musim penangkapan, dan ukuran mata jaring.
Kata Kunci: Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta), laju penangkapan,
model produksi surplus, pertumbuhan, dan Selat Sunda.
ABSTRACT
MUHAMMAD SYAHLI INDRA MULIA NUSANTARA SIREGAR. Stock
Status of Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta Cuvier, 1817) in The Sunda
Strait. Supervised by RAHMAT KURNIA and MENNOFATRIA BOER.
Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta) is one of small pelagic fish that
has a economic value. The purpose of this research was to determine the status of
stocks and suggest management of Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta) and
sustainability in the Sunda Strait based on catch data by fisherman landed on PPP
Labuan, Banten. The research was conducted from May 2014 till October 2014.
Total fishes that were caught is 480 individuals. The growth pattern of female
Indian Mackerel is isometric and negative allometric for male Indian Mackerel.
The amount of Maximum Sustainable Yield (MSY) and optimum efforts, 571
tonnes per year and the 1 010 trip per year. Exploitation rate was exceeded the
optimum level is 0.5, implied that the Indian Mackerel fishery of Sunda Strait has
been overfished. Management process that can be conducted is to regulate the
fishing effort, fishing season, and mesh size.
Keyword: Exploitation rate, growth, Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta),
Sunda Strait, and Surplus Production model.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
Judul Skripsi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang atas berkat
rahmat serta karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Status Stok Sumberdaya Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta
Cuvier, 1817) di Perairan Selat Sunda. Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1 Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh
studi di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan.
2 Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
atas biaya penelitian melalui Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri
(BOPTN), Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), DIPA IPB Tahun
Ajaran 2014, kode Mak: 2013.089.521219, Penelitian Dasar untuk Bagian,
Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitan dan Pengabdian
kepada Masyarakat, IPB dengan judul Dinamika Populasi dan Biologi
Reproduksi Beberapa Ikan Ekologis dan Ekonomis Penting di Perairan Selat
Sunda, Provinsi Banten yang dilaksanakan oleh Prof Dr Ir Mennofatria Boer,
DEA (sebagai ketua peneliti) dan Dr Ir Rahmat Kurnia, MSi (sebagai anggota
peneliti).
5 Ir Agustinus M Samosir, MPhil selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberi saran selama perkuliahan.
4 Dr Ir Rahmat Kurnia, MSi dan Prof Dr Ir Mennofatria Boer, DEA selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan masukan dan arahan dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5 Inna Puspa Ayu, SPi MSi selaku Komisi Pendidikan Program S1 dan Dr Ir Etty
Riani, MS selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan masukan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6 Keluarga, Ayah (Syahgol Muhammad Jahin Siregar), Mamah (Lia Ellya), Adik
(Ilham Ramadan Pandu Setia Negara Siregar) atas kasih sayang, doa, dan
dukungan baik secara moral ataupun material.
7 Qurotu Aini atas bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.
8 Keluarga besar MSP angkatan 48 dan teman-teman semuanya.
9. Staf TU MSP Mbak Widar, Mang Yunus, Mbak Yani, Mbak Nur, Mas Alya,
Bapak Suminta, dan Bapak Una.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
x
xi
xii
xiii
1
1
1
2
2
2
3
4
13
13
25
29
30
33
51
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
6
14
19
22
24
24
27
28
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
2
3
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
17
18
20
21
22
22
23
23
25
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
33
35
35
37
39
41
42
43
44
44
46
48
49
50
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
METODE
Pengumpulan Data
Analisis Data
Rasio kelamin
Rasio kelamin digunakan untuk melihat perbandingan jenis kelamin ikan
yang ada di perairan. Konsep rasio adalah proporsi populasi tertentu terhadap
total populasi (Walpole 1993).
(1)
p adalah proporsi kelamin (jantan atau betina), n adalah jumlah jenis ikan betina
atau jantan, dan N adalah jumlah total ikan betina dan jantan contoh (individu).
Uji khi-kuadrat (Chi-square) digunakan untuk mengetahui keseimbangan
hubungan antara populasi betina dengan jantan dalam suatu populasi:
2 =
(2)
adalah nilai statistik khi-kuadrat untuk peubah acak yang sebaran penarikan
contoh mengikuti sebaran khi-kuadrat, oi adalah sebaran ikan betina dan jantan
yang diamati, dan ei adalah frekuensi harapan ikan betina dan jantan.
(6)
Konstanta b1 dan b0 diduga dengan:
(7)
dan
(8)
sedangkan a dan b diperoleh melalui hubungan a = 10bo dan b = b1.
Hubungan panjang dan bobot diketahui dari nilai konstanta b (sebagai
penduga tingkat kedekatan hubungan kedua parameter) yaitu dengan hipotesis:
1
Bila H0: b = 3, dikatakan memiliki hubungan isometrik (pola pertumbuhan
bobot sebanding pola pertumbuhan panjang).
2
Bila H0: b 3, dikatakan memiliki hubungan allometrik (pola pertumbuhan
bobot tidak sebanding pola pertumbuhan panjang).
Pola pertumbuhan allometrik ada dua macam yaitu allometrik positif dan
negatif. Pola pertumbuhan allometrik positif yaitu (b>3) yang berarti bahwa
pertumbuhan bobot lebih dominan dibandingkan dengan pertumbuhan panjang.
Pola pertumbuhan allometrik negatif (b<3) yang berarti bahwa pertumbuhan
panjang lebih dominan dibandingkan dengan pertumbuhan bobot. Selanjutnya
untuk menguji hipotesis tersebut digunakan statistik uji sebagai berikut:
(9)
adalah galat baku dugaan b yang diduga dengan:
(10)
Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada selang kepercayaan 95%.
thitung>ttabel, berarti tolak hipotesis nol (H0), pola pertumbuhan ikan kembung lelaki
adalah allometrik. thitung<ttabel, berarti gagal tolak atau terima hipotesis nol (H0),
pola pertumbuhan ikan kembung lelaki adalah isometrik (Walpole 1993).
Analisis perbedaan antara dua regresi digunakan untuk menguji kesamaan
dari dua nilai b, Hal ini untuk menentukan apakah kedua nilai b tersebut dapat
dianggap sebagai nilai dugaan yang sama. Dalam hal ini nilai t terdistribusi
sama seperti nilai t pada uji Tukey dengan n1 n2 4 merupakan derajat bebas
(Steel dan Torrie 1965).
(11)
Kuantitas b1 dan
merupakan koefisien regresi dan jumlah kuadrat
untuk x dari contoh pertama, dan sama untuk contoh kedua, dan
merupakan
estimasi terbaik dari variasi regresi (Steel dan Torrie 1965).
(12)
Faktor kondisi
Faktor kondisi (K) digunakan untuk mempelajari perkembangan gonad
ikan jantan maupun betina yang belum dan sudah matang gonad. Faktor kondisi
pada pertumbuhan ikan allometrik dicari dengan metode yang berbeda dari
pertumbuhan ikan isometrik (Effendie 2002).
a) Jika pertumbuhan ikan isometrik (b=3) maka model yang dipakai adalah:
(13)
b) Jika pertumbuhan yang ditemukan adalah model pertumbuhan allometrik
setelah dilakukan uji t, maka model yang dipakai adalah:
(14)
K adalah faktor kondisi, W adalah bobot tubuh ikan contoh (gram), L adalah
panjang total ikan contoh (mm), serta a dan b adalah konstanta.
Tingkat kematangan gonad
Jenis kelamin diduga berdasarkan pengamatan gonad ikan contoh.
Tingkat kematangan gonad (TKG) adalah tahap tertentu perkembangan gonad
sebelum dan sesudah ikan memijah (Effendie 2002). Penentuan TKG ikan
kembung lelaki secara morfologi menggunakan klasifikasi dari modifikasi Cassie
pada Tabel 1.
Tabel 1 Penentuan TKG secara morfologi (Cassie 1956 in Effendie 2002)
TKG
I
II
III
IV
V
Betina
Ovari seperti benang, panjangnya sampai ke
depan rongga tubuh, serta permukaannya licin.
Ukuran ovari lebih besar.
Warna ovari
kekuning-kuningan, dan telur belum terlihat
jelas.
Ovari berwarna kuning dan secara morfologi
telur mulai terlihat.
Ovari makin besar, telur berwarna kuning,
mudah dipisahkan.
Butir minyak tidak
tampak, mengisi 1/2-2/3 rongga perut.
Ovari berkerut, dinding tebal, butir telur sisa
terdapat didekat pelepasan.
Jantan
Testes seperti benang, warna jernih, dan
ujungnya terlihat di rongga tubuh.
Ukuran testes lebih besar. Warna ovari
seperti susu.
Permukaan testes tampak bergerigi,
warna makin putih dan ukuran makin
besar.
Dalam keadaan diawet mudah putus,
testes semakin pejal.
Testes bagian belakang kempis dan
dibagian dekat pelepasan masih berisi.
(16)
F adalah fekunditas, G adalah berat gonad total setiap ikan (gram), V adalah
volume pengenceran (10 ml), X adalah jumlah butir telur yang ada dalam 10 ml,
dan Q adalah berat telur contoh (gram).
Fekunditas sering dihubungkan dengan panjang tubuh dibandingkan
dengan berat, karena penyusutan panjang relatif kecil sekali tidak seperti berat
yang dapat berkurang dengan mudah (Effendie 2002). Hubungan antara
fekunditas dengan panjang tubuh dapat digambarkan dengan persamaan sebagai
berikut.
(20)
F adalah fekunditas (butir), L adalah panjang total ikan (mm), a dan b adalah
konstanta. Nilai a dan b diduga dari persamaan di atas, yaitu:
(21)
kelompok umur ke-j, dan pj adalah proporsi ikan dalam kelompok umur ke-j
(j = 1, 2, , G)
qij dihitung dengan persamaan:
(23)
merupakan fungsi kepekatan sebaran normal dengan nilai tengah j dan
simpangan baku j, dan xi adalah titik tengah kelas panjang ke-i. Fungsi objektif
L ditentukan dengan cara mencari turunan pertama L masing-masing terhadap j,
j, pj sehingga diperoleh dugaan
dan yang akan digunakan untuk menduga
parameter pertumbuhan.
Pendugaan parameter pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diestimasi menggunakan model pertumbuhan Von
Bertalanffy (Sparre danVenema 1999):
(24)
Pendugaan nilai koefisien pertumbuhan (k) dan L dilakukan dengan
menggunakan metode Ford Wallford yang diturunkan dari model Von
Bertalanffy, untuk t+1 persamaannya menjadi:
(25)
Lt+1 adalah panjang ikan pada saat umur t+1 (satuan waktu), L adalah panjang
maksimum secara teoritis (panjang asimtotik), k adalah koefisien pertumbuhan
(persatuan waktu), dan t0 adalah umur teoritis pada saat panjang ikan sama dengan
nol. Kedua rumus di atas disubstitusikan dan diperoleh persamaan:
(26)
(27)
Persamaan di atas dapat diduga dengan persamaan regresi linier y = b0 + b1x, jika
Lt sebagai absis (x) diplotkan terhadap Lt+1 sebagai ordinat (y), sehingga terbentuk
kemiringan (slope) sama dengan e-k dan titik potong dengan absis sama dengan
L[1 e-k]. Nilai k dan L diperoleh dengan cara:
(28)
(29)
Nilai t0 (umur teoritis ikan pada saat panjang sama dengan nol) diduga melalui
persamaan Pauly (1983) in Sparre dan Venema (1999):
(30)
L adalah panjang asimtotik ikan (mm), k adalah koefisien laju pertumbuhan
(mm/satuan waktu), dan t0 adalah umur ikan pada saat panjang ikan 0.
10
Kebiasaan makanan
Analisis kebiasaan makanan menggunakan indeks bagian terbesar menurut
Krebs (1989):
(31)
IP adalah indeks bagian terbesar, Vi adalah persentase volume makanan ke-i, dan Oi
adalah frekuensi kejadian makanan ke-i.
Luas relung makanan mengindikasikan bahwa jenis makanan yang
dikonsumsi oleh ikan beragam. Luas relung dihitung menggunakan rumus Krebs
(1989):
(32)
Bi adalah Lebar relung/luas relung ikan ke-i, dan Pij2 adalah jumlah kuadrat proporsi
spesies ke-i kelompok ikan ke-j.
(33)
Ba adalah Standarisasi Relung, Pij2 adalah kuadrat proporsi spesies ke-i kelompok
ikan ke-j , dan n adalah jumlah organisme pada selang yang akan dicari.
Tumpang tindih relung adalah penggunaan bersama suatu sumberdaya atau
lebih oleh dua spesies ikan atau lebih. Penentuan nilai tumpang tindih dengan
menggunakan rumus dari Krebs (1989):
(34)
CH adalah tingkat kesamaan jenis makanan, Pij adalah proporsi spesies ke-i kelompok
ikan ke-j, Pik adalah proporsi spesies ke-i kelompok ikan ke-k, Pij2 adalah kuadrat
proporsi spesies ke-i kelompok ikan ke-j, dan Pik2 adalah kuadrat proporsi spesies ke-i
kelompok ikan ke-k.
Pij (proporsi spesies ke-i kelompok ikan ke-j), dan Pik (proporsi spesies ke-i
kelompok ikan ke-j) didapat dengan rumus sebagai berikut.
(35)
(36)
11
+0.6543ln K+0.463 ln T
(39)
12
(46)
MSY
(47)
dan
=
Serta MSY masing-masing untuk model Schaefer dan model Fox yaitu:
MSY =
(48)
MSY =
(49)
Dan
(50)
Jumlah tangkapan yang diperbolehkan adalah sebesar 90% dari MSY atau
jumlah tangkapan maksimum lestari. Oleh karena itu, hasil tangkapan tidak boleh
melebihi JTB agar kegiatan perikanan dapat dilakukan secara berkelanjutan.
13
Hasil
14
n
120
53
67
80
70
90
480
Jumlah
Betina
Jantan
28
92
21
32
14
53
41
39
11
59
32
58
147
333
Rasio (%)
Betina
Jantan
1.00
3.29
1.52
1.00
3.79
1.00
0.95
1.00
5.36
1.00
1.81
1.00
1.00
2.79
15
16
Hasil analisis faktor kondisi rata-rata ikan kembung lelaki betina dan
jantan yang diamati, masing-masing adalah 1.0340-1.2084 dan 0.9434-1.1015.
Grafik faktor kondisi ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta) betina dan
jantan disajikan pada Gambar 9 dan 10.
17
18
19
27 Juni 2014
23 Juli 2014
24 Agustus 2014
23 September 2014
24 Oktober 2014
Kelompok Umur
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Panjang Rata-Rata
Betina
Jantan
167.01 4.10 127.00 2.50
184.12 2.50 170.32 6.10
208.56 9.13 190.59 2.95
206.75 6.99
195.33 3.73 172.01 2.50
212.79 2.50 187.93 3.23
223.76 4.47 209.59 11.50
238.47 3.04
178.99 7.65 147.00 4.10
195.75 2.50 181.40 7.46
220.00 4.00 203.50 11.25
221.50 2.50
176.10 6.00 177.76 6.80
220.66 8.85 213.67 2.50
230.01 2.50
186.46 8.10 192.3 8.25
199.73 2.63 237.00 5.59
247.00 2.50
137.00 2.50 163.62 7.25
184,09 8.59 185.71 8.84
209.73 2.50 213.77 4.72
Indeks Sparasi
Betina
Jantan
N.A.
N.A.
5.19
10.07
4.20
4.48
3.25
N.A.
N.A.
5.61
5.55
3.15
2.95
3.98
N.A.
N.A.
3.30
5.96
7.46
2.36
2.62
N.A.
N.A.
6.02
7.76
2,70
N.A.
N.A.
2.47
6.46
18,42
N.A.
N.A.
8.50
2.75
4.63
4.14
20
21
22
Parameter pertumbuhan
Analisis parameter pertumbuhan ikan kembung lelaki terdiri atas
koefisien pertumbuhan (k), panjang asimtotik (L), dan umur teoritis ikan pada
saat panjang sama dengan nol (t0) yang disajikan pada Tabel 4. Pendugaan
parameter pertumbuhan berdasarkan model Von Bertalannfy (Lampiran 9).
Kurva pertumbuhan ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta) betina
dan jantan disajikan pada Gambar 17 dan 18. Persamaan pertumbuhan model
Von Bertalanffy ikan kembung lelaki betina dan jantan, masing-masing adalah
adalah Lt = 255.8366 (1-e[-0.4159(t+0.2191)]) dan Lt = 262.1361 (1-e[-0.4019(t+0.2255)]).
Tabel 4 Parameter pertumbuhan ikan kembung lelaki berdasarkan model Von
Bertalanffy
Parameter
L (mm)
k (/tahun)
t0 (/tahun)
Nilai
Betina
255.8366
0.4159
-0.2191
Jantan
262.1361
0.4019
-0.2255
23
Kebiasaan makanan
Berdasarkan hasil analisis kebiasaan makanan ikan kembung lelaki
diketahui bahwa terdapat perbedaan komposisi makanan antara betina dan jantan.
Grafik komposisi makanan ikan kembung lelaki (Rastralliger kanagurta) betina
dan jantan disajikan pada Gambar 19 dan 20. Nilai luas relung makan ikan
kembung lelaki betina dan jantan, masing-masing sebesar 2.9010 dan 0.2783
(Lampiran 10). Nilai tumpang tindih antara ikan betina dan jantan sebesar 0.1532
(Lampiran 10). Berdasarkan nilai tersebut diketahui bahwa tidak terjadi tumpang
tindih antara ikan kembung lelaki betina dan jantan karena masih di bawah 0.5.
24
Penentuan laju eksploitasi merupakan salah satu faktor yang perlu diketahui
untuk menentukan kondisi sumberdaya perikanan dalam pengkajian stok ikan. Laju
eksploitasi ikan kembung lelaki betina dan jantan masing-masing sebesar 0.7304
dan 0.8767. Mortalitas dan laju eksploitasi ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta) disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan diketahui bahwa laju eksploitasi
ikan kembung lelaki jantan lebih tinggi dibandingkan ikan kembung lelaki betina.
Parameter
Betina
Jantan
0.4563
0.4432
1.2361
3.1510
1.6924
3.5942
0.7304
0.8767
Upaya (trip)
CPUE
2007
631.46
994.82
0.6347
2008
506.05
902.15
0.6496
2009
545.89
738.97
0.7387
2010
513.23
771.33
0.6654
2011
510.91
974.11
0.5200
2012
566.35
1 093.47
0.5179
2013
556.22
1 082.24
0.5140
25
Pembahasan
26
27
Tahun
penelitian
Lokasi
Perdanamihardja (2011)
Fandri (2012)
2010
2011
Teluk Jakarta
Selat Sunda
Prahadina (2013)
2012
Teluk Banten
Permatachani (2014)
2013
Selat Sunda
2014
Selat Sunda
K
0.34
0.42
0.19
0.33
0.50
0.14
0.08
0.42
0.40
Laju
L
276.77
243.86
297.23
285.48
260.10
355.02
392.27
255.84
262.14
t0
-0.94
-0.66
-0.33
-0.27
-0.18
-0.60
-1.07
-0.22
-0.23
Ket
Betina
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Jantan
28
Tahun
penelitian
2010
2012
2013
2014
Lokasi
Teluk
Jakarta
Teluk
Banten
Selat
Sunda
Selat
Sunda
Alami
(M)
Laju
Penang
Total
kapan(F)
(Z)
Eksploi
tasi (E)
0.62
0.31
0.93
0.66
1.65
2.19
0.66
0.23
0.46
0.44
0.38
0.51
0.21
0.14
1.23
3.15
2.03
2.70
0.87
0.37
1.69
3.59
0.81
0.81
0.75
0.61
0.73
0.88
Ket
Betina
Jantan
Betina
Jantan
Betina
Jantan
29
mata jaring yang digunakan harus memiliki ukuran lebih besar dari tinggi ikan
pertama kali matang gonad.
Berdasarkan analisis didapatkan ukuran mata jaring sebesar 50 mm atau
1.97 inci (Lampiran 13). Pukat cincin yang digunakan umumnya memiliki mata
jaring 1-1.75 inci (Hiariey 2010). Ukuran mata jaring harus diperbesar agar ikan
yang belum matang gonad dapat meloloskan diri. Penangkapan pada ikan harus
dilakukan pada ikan yang berukuran lebih dari ukuran panjang ikan pertama kali
matang gonad (Musbir 2006 in Tamarol et al. 2012).
Pengelolaan juga dapat dilakukan dengan menerapkan open closed system
berupa pemberlakuan sistem buka dan tutup pada saat musim pemijahan. Hal
tersebut dilakukan agar ikan mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan
berkembang sehingga stok ikan dapat terjaga. Berdasarkan analisis yang
dilakukan ikan kembung lelaki mencapai pertama kali matang gonad ketika umur
3 bulan yang merupakan closed system setelah pemijahan (Lampiran 13).
Berdasarkan pendekatan konsep MSY upaya penangkapan tidak boleh
melebihi upaya lestari. Upaya yang optimum dilakukan sebesar 1 010.02 trip per
tahun. Jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 513.94 ton per tahun.
Menurut Yonvitner et al. (2009), hasil dari CPUE yang didapat tidak boleh
melebihi tangkapan lestari agar keberlanjutan dari stok ikan kembung lelaki dapat
tetap terjamin.
SIMPULAN
30
DAFTAR PUSTAKA
31
Effendie MI. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yogyakarta (ID): Yayasan Dewi
Sri.
Effendie MI. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta (ID): Yayasan Pustaka
Nusatama.
Fandri D. 2012. Pertumbuhan dan reproduksi ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta Cuvier 1817) di Selat Sunda [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Febianto S. 2007. Aspek Biologi reproduksi ikan lidah pasir (Cynoglossus lingua
Hamilton Buchanan, 1822) di Perairan Ujung Pangkah, Kabupaten
Gresik, Jawa Timur [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Fisheries and Aquaculture FAO. 1974. Manual of Fisheries Science Part 2 Methods of Resource Ivestigation and Application. Rome: FAO.
Hardin G. 1968. The tragedy of the common. Sciences New Series 162(3859):
1243-1248.
Hiariey J. 2010. Bioekonomi dan efisiensi perikanan pelagis kecil di Perairan
Maluku. Journal Ichthyos. 9(2): 103-110.
Krebs CJ. 1989. Ecological Methodology. New York (USA): Harper and Row
Pubisher.
Kurnia I. 2014. Pengaturan sumberdaya perikanan di Zona Ekonomi Ekslusif
(ZEE) Indonesia. Mimbar Hukum 26(2): 205-219.
Marchesan M, Spoto M, Verginella R, Ferrero A. 2005. Behavioural effects of
artificial light on fish species of commercial interest. Fisheries Research.
73: 171-185.
Mehanna SF. 2001. Population dynamics and fisheries management of the Indian
mackerel Rastrelliger kanagurta in the Gulf of Suez, Egypt. Journal of
Oceanography and Fisheries. 12: 217-229.
Mahrus. 2012. Distribusi ukuran panjang dan berat tuna sirip biru selatan
(Thunnus macoyii Castelnau, 1872) yang tertankap dari Perairan
Samudera Hindia dan didaratkan di Pelabuhan Benoa Bali [thesis].
Depok (ID): Universitas Indonesia.
Pauly D. 1984. Fish population dynamics in tropical waters: a manual for use
with programmable calculators. Manila: ICLARM.
Perdanamihardja YMM. 2011. Kajian stok ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta Cuvier 1817) di Perairan Teluk Jakarta, Provinsi DKI Jakarta
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Permatachani A. 2014. Kajian stok ikan kembung lelaki Rastrelliger kanagurta
(cuvier. 1816) di Perairan Selat Sunda yang didaratkan di PPP Labuan,
Banten [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Prahadina VD. 2013. Kajian stok ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta
Cuvier 1817) di Perairan Teluk Banten yang didaratkan di PPN
Karangantu, Banten [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rahman MM, Hafzath A. 2012. Condition, length-weight relationship, sex ratio
and gonadosomatic index of Indian mackerel (Rastrelliger kanagurta)
captured from Kuantan Coastal Water. Journal of Biological Sciences.
12(8): 426-432.
32
Rifqie GL. 2007. Analisis frekuensi panjang dan hubungan panjang berat ikan
kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) di Teluk Jakarta [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Rohit P, Gupta AC. 2004. Fihery. biologi and stok of Indian mackerel
Rastrelliger kanagurta off Mangalore-Malpe in Karnataka. India.
Journal Marine Biological Assessment India. 46(2): 185-191.
Saanin H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1 dan 2. Bogor (ID):
Binacipta.
Safarini D. 2013. Potensi reproduksi ikan kembung lelaki (Rastrelliger
kanagurta Cuvier 1817) dari Perairan Teluk Banten, Kabupaten Serang
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sajina AM, Chakraborty SK, Jaiswar AK, Pazhayamadam DG, Sudheesan D.
2011. Stock structure analysis of Indian mackerel. Rastrelliger kanagurta
(Cuvier. 1816) along the Indian coast. Journal of the Asian Fisheries
Science. 24: 331-342.
Sparre P, Venema SC. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis, Buku I:
manual. Pusat Penelitiaan dan Pengembangan Perikanan, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, penerjemah. Jakarta: Pusat
Penelitiaan dan Pengembangan Perikanan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Terjemahan dari: Introduction to Tropical
Fish Stock Assessment, Part I: Manual.
Steel A, Torrie F. 1965. Principles and procedures of statistical, with special
references to the biological science. 2nd ed. New York: McGraw-Hill Co.
Tamarol J, Luasunanung A, Budiman J. 2012. Dampak perikanan tangkap
terhadap sumberdaya ikan dan habitatnya di Perairan Pantai Tabukan
Tengah Kepulauan Sangihe. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis.
8(1): 12-16
Udupa KS. 1986. Statistical method of estimating the size at first maturity of
fishes. Fishbyte. 4(2): 8-10.
Utami MNF. Redjeki S, Supriyantini E. 2014. Komposisi isi lambung ikan
kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) di Rembang. Journal of Marine
Research. 2(3): 99-106.
Walfish. 2006. A review of Statistical outlier methods. Pharmaceutical
Technology: 1-5.
Walpole RE. 1993. Pengantar Statistika. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka
Umum.
Winardi H. 2002. Pendugaan beberapa parameter biologi ikan kembung lelaki
(Rastrelliger kanagurta) yang didaratkan di TPI Muara Angke, Jakarta
Utara [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Yonvitner, Aziz KA, Butet NA, Pujiastuti D. 2009. Lunar moon phase terhadap
tangkapan persatuan upaya ikan kembung (Rastrelliger spp. bleeker.
1851) di Pulau Damar, Kepulauan Seribu. Jurnal Perikanan dan
Kelautan. 14(1): 7080.
33
LAMPIRAN
Lampiran 1 Proses penentuan laju mortalitas total (Z) melalui kurva yang
dilinerakan berdasarkan data panjang
Berdasarkan persamaan tangkap atau persamaan Baranov (Baranov 1918
in Sparre dan Venema 1999), tangkapan antara waktu t1 dan t2 sama dengan:
C(t1,t2) = (N(t1) - N(t2))
(1.1)
N (t1) adalah banyaknya ikan pada saat t1, N(t2) adalah banyaknya ikan pada saat
t2, F adalah mortalitas penangkapan, dan Z adalah mortalitas total. Fraksi ikan
yang mati akibat penangkapan, FZ disebut laju eksploitasi. Oleh karena
N(t2) = N(t1) e-Z(t2 - t1)
(1.2)
(1 - e-Z(t1 - t2) )
(1.3)
(1.4)
sehingga
C((t1,t2)) = N(Tr) e-Z(t1 - Tr)
(1 - e-Z(t1 - t2) )
(1.5)
(1.6)
(1.7)
(1.8)
(1.9)
lnC(t,t) = g - Zt
(1.10)
atau
34
Lampiran 1 Lanjutan
Menurut Van Sickle (1977) in Sparre dan Venema (1999) cara lain dapat
ditempuh untuk menyelesaikan (1.6) melalui
ln(1 - e-x) ln(X) -
(1.11)
(1.12)
Z(t2 - t1)
(1.13)
atau
ln
= h - Z(t +
t)
(1.14)
))
(1.15)
(1.16)
dan
t = t(L2) - t(L1) = ( ln (
Bagian (t +
L2 sehingga
))
(1.17)
t(L1) + t) (
) = t0-( ln (1-
))
(1.18)
sehingga
ln
=h-Zt(
(1.19)
35
Koefisien
-4.6659
2.8774
1.1471
2.2649
Standar Deviasi
0.2459
0.1069
Koefisien
-3.5615
2.3940
51.4857
2.2526
Standar Deviasi
0.1793
0.0782
thit>ttab maka tolak H0. dan b<3. Maka pola pertumbuhan allometrik negatif
Uji nilai b antar jenis kelamin
Jika diketahui persamaan hubungan panjang dan bobot untuk ikan jantan dan ikan
betina masing-masing W= aLb1 dan W= aLb2 maka hipotesisnya sebagai berikut:
H0 : b1=b2 hubungan panjang dan bobot ikan betina dan jantan harus dibedakan
H1 : b1b2 hubungan panjang dan bobot ikan betina dan jantan tidak dibedakan
(x)
x
sb
sb
b
n
F hit
F tab
Betina
114226.7429
777.3291
0.0114
0.1069
2.8774
147
42.3641
1.9649
Jantan
491508.4756
1606.7167
0.00002
0.0047
2.3940
333
42.3641
1.9649
Fhit>Ftab maka tolak H0. Maka betina dan jantan harus dibedakan.
Lampiran 3 Tingkat kematangan gonad dan nisbah kelamin ikan kembung lelaki
(Rastrelliger kanagurta)
a. Ikan betina
Waktu Pengambilan Contoh
30 Mei 2014
27 Juni 2014
23 Juli 2014
24 Agustus 2014
23 September 2014
24 Oktober 2014
TKG
1
3
2
3
11
1
4
2
3
6
2
0
2
11
3
0
6
3
6
7
13
4
22
7
6
24
1
4
Jumlah
28
21
14
41
11
32
FR
1
11
10
21
27
9
13
2
11
29
14
0
18
34
3
0
29
21
15
64
41
4
78
32
44
58
9
13
36
Lampiran 3 Lanjutan
a. Ikan jantan
Waktu Pengambilan Contoh
30 Mei 2014
27 Juni 2014
23 Juli 2014
24 Agustus 2014
23 September 2014
24 Oktober 2014
Waktu
30 Mei 2014
27 Juni 2014
23 Juli 2014
24 Agustus 2014
23 September 2014
24 Oktober 2014
Betina
23.33
39.62
20.90
51.25
15.71
35.56
TKG
1
25
8
34
21
1
14
Nisbah
Jantan
76.67
60.38
79.10
48.75
84.29
64.44
2
21
10
4
13
4
11
3
24
8
9
2
27
16
4
22
6
6
3
27
17
Jumlah
Rasio
Betina Jantan
0.30
1.00
0.66
1.00
0.26
1.00
1.00
0.95
0.19
1.00
0.55
1.00
92
32
53
39
59
58
FR
1
27
25
64
54
2
24
2
23
31
8
33
6
19
3
26
25
17
5
46
28
4
24
19
11
8
46
29
Kesimpulan
Tidak
Seimbang
37
Selang
Kelas
Xi
Pi
Ii
x(i+1)-xi
Pi*Qi
Ni-1
Pi*Qi/
Ni-1
125-129
2.10
0.0000
1.0000
0.0168
0.0000
-1
0.0000
130-134
2.12
0.0000
1.0000
0.0161
0.0000
-1
0.0000
135-139
2.14
0.0000
1.0000
0.0156
0.0000
0.0000
140-144
2.15
0.0000
1.0000
0.0150
0.0000
-1
0.0000
145-149
2.17
0.0000
1.0000
0.0145
0.0000
-1
0.0000
150-154
2.18
0.0000
1.0000
0.0141
0.0000
-1
0.0000
155-159
2.20
0.0000
1.0000
0.0136
0.0000
-1
0.0000
160-164
2.21
0.5000
0.5000
0.0132
0.2500
0.2500
165-169
2.22
0.0000
1.0000
0.0128
0.0000
0.0000
170-174
2.24
0.1667
0.8333
0.0124
0.1389
0.0278
175-179
2.25
11
0.1818
0.8182
0.0121
0.1488
10
0.0149
180-184
2.26
11
0.2727
0.7273
0.0118
0.1983
10
0.0198
185-189
2.27
11
0.5455
0.4545
0.0115
0.2479
10
0.0248
190-194
2.28
13
0.5385
0.4615
0.0112
0.2485
12
0.0207
195-199
2.29
12
0.6667
0.3333
0.0109
0.2222
11
0.0202
200-204
2.31
0.8750
0.1250
0.0106
0.1094
0.0156
205-209
2.32
1.0000
0.0000
0.0104
0.0000
0.0000
210-214
2.33
19
19
1.0000
0.0000
0.0101
0.0000
18
0.0000
215-219
2.34
13
12
0.9231
0.0769
0.0099
0.0710
12
0.0059
220-224
2.35
14
13
0.9286
0.0714
0.0097
0.0663
13
0.0051
225-229
2.36
0.8333
0.1667
0.0095
0.1389
0.0278
230-234
2.37
1.0000
0.0000
0.0093
0.0000
0.0000
235-239
2.37
1.0000
0.0000
0.0091
0.0000
0.0000
240-244
2.38
0.0000
0.0000
0.0089
0.0000
-1
0.0000
245-249
2.39
1.0000
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
11.4318
12.5682
0.2889
1.8403
122.0000
0.4326
0.4573
0.5027
0.0116
0.0736
4.8800
0.0173
Total
Rata-rata
38
Lampiran 4 Lanjutan
b. Ikan jantan
Frekuensi
Matang
Total
gonad
Selang
Kelas
Xi
Pi
qi
x(i+1)-xi
Pi*Qi
Ni-1
Pi*Qi/
Ni-1
125-129
2.10
0.0000
1.0000
0.0168
0.0000
0.0000
130-134
2.12
0.0000
1.0000
0.0161
0.0000
-1
0.0000
135-139
2.14
0.0000
1.0000
0.0156
0.0000
-1
0.0000
140-144
2.15
0.0000
1.0000
0.0150
0.0000
0.0000
145-149
2.17
0.0000
1.0000
0.0145
0.0000
0.0000
150-154
2.18
0.0000
1.0000
0.0141
0.0000
0.0000
155-159
2.20
0.0000
1.0000
0.0136
0.0000
0.0000
160-164
2.21
0.0000
1.0000
0.0132
0.0000
0.0000
165-169
2.22
12
0.0000
1.0000
0.0128
0.0000
11
0.0000
170-174
2.24
26
0.0000
1.0000
0.0124
0.0000
25
0.0000
175-179
2.25
14
0.0714
0.9286
0.0121
0.0663
13
0.0051
180-184
2.26
30
0.1667
0.8333
0.0118
0.1389
29
0.0048
185-189
2.27
31
0.2581
0.7419
0.0115
0.1915
30
0.0064
190-194
2.28
37
21
0.5676
0.4324
0.0112
0.2454
36
0.0068
195-199
2.29
24
17
0.7083
0.2917
0.0109
0.2066
23
0.0090
200-204
2.31
39
24
0.6154
0.3846
0.0106
0.2367
38
0.0062
205-209
2.32
24
22
0.9167
0.0833
0.0104
0.0764
23
0.0033
210-214
2.33
34
26
0.7647
0.2353
0.0101
0.1799
33
0.0055
215-219
2.34
22
20
0.9091
0.0909
0.0099
0.0826
21
0.0039
220-224
2.35
10
0.9000
0.1000
0.0097
0.0900
0.0100
225-229
2.36
0.5000
0.5000
0.0095
0.2500
0.2500
230-234
2.37
1.0000
0.0000
0.0093
0.0000
0.0000
235-239
2.37
1.0000
0.0000
0.0091
0.0000
0.0000
240-244
2.38
0.6667
0.3333
0.0089
0.2222
0.1111
245-249
Total
2.39
1.0000
10.0446
0.0000
14.9554
0.0000
0.2889
0.0000
1.9866
0
308.0000
0.0000
0.4221
0.4018
0.5982
0.0116
0.0795
12.3200
0.0169
Rata-Rata
39
Ska
129
134
139
144
149
154
159
164
169
174
179
184
189
194
199
204
209
214
219
224
229
234
239
244
249
Xi
127
132
137
142
147
152
157
162
167
172
177
182
187
192
197
202
207
212
217
222
227
232
237
242
247
Ni
0
0
1
0
0
0
0
2
5
6
11
11
11
13
12
8
6
19
13
14
6
6
2
0
1
147
%
0.0000
0.0000
0.6803
0.0000
0.0000
0.0000
0.0000
1.3605
3.4014
4.0816
7.4830
7.4830
7.4830
8.8435
8.1633
5.4422
4.0816
12.9252
8.8435
9.5238
4.0816
4.0816
1.3605
0.0000
0.6803
% Kumulatif
0.0000
0.0000
0.6803
0.6803
0.6803
0.6803
0.6803
2.0408
5.4422
9.5238
17.0068
24.4898
31.9728
40.8163
48.9796
54.4218
58.5034
71.4286
80.2721
89.7959
93.8776
97.9592
99.3197
99.3197
100.0000
ln((100/SL)-1)
0.0000
0.0000
4.9836
4.9836
4.9836
4.9836
4.9836
3.8712
2.8550
2.2513
1.5851
1.1260
0.7550
0.3716
0.0408
-0.1773
-0.3435
-0.9163
-1.4034
-2.1748
-2.7300
-3.8712
-4.9836
-4.9836
-36.0437
SL est
0.1468
0.2850
0.5528
1.0696
2.0593
3.9285
7.3667
13.3946
23.1234
36.9074
53.2197
68.8717
81.1424
89.3257
94.2112
96.9373
98.4014
99.1716
99.5723
99.7796
99.8866
99.9416
99.9700
99.9846
40
Lampiran 5 Lanjutan
b. Ikan jantan
SKb
125
130
135
140
145
150
155
160
165
170
175
180
185
190
195
200
205
210
215
220
225
230
235
240
245
Jumlah
Ska
129
134
139
144
149
154
159
164
169
174
179
184
189
194
199
204
209
214
219
224
229
234
239
244
249
Xi
127
132
137
142
147
152
157
162
167
172
177
182
187
192
197
202
207
212
217
222
227
232
237
242
247
Ni
1
0
0
1
1
2
5
4
12
26
14
30
31
37
24
39
24
34
22
10
2
3
7
3
1
333
%
0.3003
0.0000
0.0000
0.3003
0.3003
0.6006
1.5015
1.2012
3.6036
7.8078
4.2042
9.0090
9.3093
11.1111
7.2072
11.7117
7.2072
10.2102
6.6066
3.0030
0.6006
0.9009
2.1021
0.9009
0.3003
% Kum
0.3003
0.3003
0.3003
0.6006
0.9009
1.5015
3.0030
4.2042
7.8078
15.6156
19.8198
28.8288
38.1381
49.2492
56.4565
68.1682
75.3754
85.5856
92.1922
95.1952
95.7958
96.6967
98.7988
99.6997
100.0000
ln((100/SL)-1)
5.8051
5.8051
5.8051
5.1090
4.7005
4.1836
3.4751
3.1261
2.4688
1.6871
1.3976
0.9037
0.4837
0.0300
-0.2597
-0.7615
-1.1187
-1.7813
-2.4688
-2.9863
-3.1261
-3.3767
-4.4098
-5.8051
-34.6574
SL est
0.0430
0.0920
0.1970
0.4212
0.8982
1.9049
3.9947
8.1857
16.0390
29.0435
46.7242
65.2678
80.1053
89.6129
94.8680
97.5375
98.8354
99.4531
99.7440
99.8804
99.9441
99.9739
99.9878
99.9943
41
Berat gonad
(gram)
2.0417
3.9256
3.5270
3.8006
4.1127
3.1043
3.4585
7.8479
10.4950
9.5128
7.6718
8.5409
10.0236
12.7755
6.2125
ln L
5.2204
5.3423
5.3471
5.3519
5.3566
5.3706
5.3936
5.3982
5.4027
5.4205
5.4381
5.4467
5.4467
5.4638
5.5053
Vol
(ml)
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Jumlah telur
(butir)
490
210
320
222
454
341
495
222
314
344
400
516
346
426
384
ln W
4.3820
4.5539
4.6052
4.6052
4.4998
4.6052
4.8283
4.7875
4.8675
4.9416
4.9767
4.9416
5.0106
5.0106
4.9416
F
7 797
12 674
10 181
10 930
14 890
13 907
13 499
17 863
20 239
24 645
27 226
24 615
34 454
32 737
31 905
Fekunditas
(butir)
7 797
12 674
10 181
10 930
14 890
13 907
13 499
17 863
20 239
24 645
27 226
24 615
34 454
32 737
31 905
ln F
8.9614
9.4473
9.2283
9.2993
9.6084
9.5402
9.5104
9.7905
9.9154
10.1123
10.2119
10.1111
10.4474
10.3963
10.3705
42
Nilai
Tengah
(mm)
127
132
137
142
147
152
157
162
167
172
177
182
187
192
197
202
207
212
217
222
227
232
237
242
247
5/30/14
B
J
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
3
1
3
1
9
0
3
1
1
0
5
1 10
4
7
4 15
3 12
7 14
3
7
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
28 92
Jumlah
10/24/14
B
J
B
J
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
2
0
4
0
5
1
0
2
4
1
5
5
12
1
4
6
26
6
1
11
14
4
8
11
30
8
5
11
31
6
1
13
37
2
5
12
24
0
0
8
39
1
6
6
24
1
6
19
34
0 10
13
22
0
2
14
10
0
0
6
2
0
0
6
3
0
0
2
7
0
0
0
3
0
0
1
1
32 58 147
333
Nilai
Tengah
(mm)
131
144
157
170
183
196
209
222
235
248
5/30/14
B
J
0
1
0
0
1
4
2
13
1
8
8
27
11
31
4
8
1
0
0
0
28
92
10/24/14
B
J
0
0
1
0
0
5
4
9
16
14
9
6
2
12
0
12
0
0
0
0
32
58
Jumlah
B
0
1
1
14
30
30
29
32
9
1
147
1
2
11
43
67
89
72
34
11
3
333
43
27 Juni 2014
23 Juli 2014
24 Agustus 2014
23 September 2014
24 Oktober 2014
Kelompok Umur
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Panjang Rata-Rata
167.01 4.10
184.12 2.50
208.56 9.13
195.33 3.73
212.79 2.50
223.76 4.47
178.99 7.65
195.75 2.50
220.00 4.00
176.10 5.96
220.66 8.85
230.01 2.50
186.46 8.10
199.73 2.63
247.00 2.50
137.00 2.50
184,09 8.59
209.73 2.50
Indeks Sparasi
N.A.
5.29
4.20
N.A.
5.61
3.15
N.A.
3.30
7.56
N.A.
6.02
2.70
N.A.
2.57
18.42
N.A.
8.50
4.63
Panjang Rata-rata
127.00 2.50
170.32 6.10
190.59 2.95
206.75 7.00
172.01 2.50
187.93 3.23
209.59 11.46
238.47 3.04
147.00 4.10
181.40 7.46
203.50 11.25
221.50 2.50
177.76 6.80
213.67 2.50
192.30 8.25
237.00 5.59
163.62 7.25
185.71 8.84
213.77 4.72
Indeks Sparasi
N.A.
10.07
4.48
3.25
N.A.
5.55
2.95
3.98
N.A.
5.96
2.36
2.62
N.A.
7.76
N.A.
6.46
N.A.
2.75
4.14
b. Ikan jantan
Waktu
30 Mei 2014
27 Juni 2014
23 Jul 2014
24 Agustus 2014
23 September 2014
24 Oktober 2014
Kelompok Umur
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
1
2
1
2
3
44
L(t+dt)
195.33
220.00
230.01
Perpotongan
Kemiringan
L
K
t0
87.0428
0.6598
255.8366
0.4159
-0.2191
b. Ikan jantan
Lt
127.00
172.01
203.50
213.67
237.00
L(t+dt)
172.01
203.50
213.67
237.00
Perpotongan
Kemiringan
L
K
t0
86.7571
0.6690
262.1361
0.4019
-0.2255
Enceran
1176.9268
412.6464
159.2428
4906.9852
152.2733
11686.3499
10289.5830
215.9925
29000.0000
Vi
4.0584
1.4229
0.5491
16.9206
0.5251
40.2978
35.4813
0.7448
100.0000
Organisme
Thallasionema Nitzschoides
Trichodesmium
Richelia intracellularis
Coscinodiscus
lainnya
Nama Organisme
Coscinodiscus
Nitzschia serrata
Rhizolosolenia alata
Richelia intracellularis
Thalassiothrix
Thallasionema nitzschoides
Trichodesmium
Copepoda
Jumlah
Oi
17.0068
5.4422
2.7211
18.3673
2.7211
20.4082
20.4082
8.8435
95.9184
ViOi
69.0199
7.7438
1.4942
310.7872
1.4288
822.4032
724.1086
6.5867
1943.5724
IP (%)
42.3140
37.2566
15.9905
3.5512
0.8877
IP (%)
3.5512
0.3984
0.0769
15.9905
0.0735
42.3140
37.2566
0.3389
100.0000
Pik
0.0355
0.0040
0.0008
0.1599
0.0007
0.4231
0.3726
0.0034
1.0000
IP (%)
3.5512
0.3984
0.0769
15.9905
0.0735
42.3140
37.2566
0.3389
100.0000
Keterangan
Menu utama
Menu pelengkap
Menu pengganti
Menu tambahan
Lainnya
Pik
0.0013
1.5875E-05
5.9103E-07
0.0256
5.4043E-07
0.1790
0.1388
1.1485E-05
0.3447
Ba = (2.9010-1)/(8-1) = 0.2716
45
Lampiran 10 Lanjutan
b. Ikan jantan
Nama Organisme
Coscinodiscus
Licmorpha
Nitzschia serrata
Rhizolosolenia alata
Richelia intracellularis
Thalassiothrix
Thallasionema nitzschoides
Trichodesmium
Copepoda
Jumlah
Enceran
762.5009
107.1429
853.2732
731.7915
4984.5692
659.1270
10193.7168
11669.4169
38.4615
30000.0000
Vi
2.5417
0.3571
2.8442
2.4393
16.6152
2.1971
33.9791
38.8981
0.1282
100.0000
Oi
4.8048
1.2012
2.7027
3.3033
6.3063
1.8018
9.0090
8.7087
0.3003
38.1381
Organisme
Trichodesmium
Thallasionema Nitzschoides
Richelia intracellularis
Coscinodiscus
Lainnya
IP (%)
41.3168
39.1438
13.3985
1.5616
2.5793
Nama Organisme
Coscinodiscus
Licmorpha
Nitzschia serrata
Rhizolosolenia alata
Richelia intracellularis
Thalassiothrix
Thallasionema nitzschoides
Trichodesmium
Copepoda
Jumlah
IP (%)
1.5616
0.0549
0.9830
1.0304
13.3985
0.5062
39.1438
43.3168
0.0049
100.0000
ViOi
12.2122
0.4290
7.6871
8.0578
104.7807
3.9587
306.1176
338.7518
0.0385
782.0336
IP (%)
1.5616
0.0549
0.9830
1.0304
13.3985
0.5062
39.1438
43.3168
0.0049
100.0000
Keterangan
Menu utama
Menu pelengkap
Menu pengganti
Menu tambahan
Lainnya
Pij
0.0156
0.0005
0.0098
0.0103
0.1340
0.0051
0.3914
0.4332
4.9231E-05
1.0000
Pij
0.0002
3.0093E-07
9.6623E-05
0.0001
0.0180
2.5625E-05
0.1532
0.1876
2.4237E-09
0.3593
Ba = (2.7833-1)/(9-1) = 0.2229
c. Tumpang tindih
Nama Organisme
Coscinodiscus
Licmorpha
Nitzschia serrata
Rhizolosolenia alata
R. intracellularis
Thalassiothrix
T. nitzschoides
Trichodesmium
Copepoda
Jumlah
IP
Pik
3.5512
0.0000
0.3984
0.0769
15.9905
0.0735
42.3140
37.2566
0.3389
100.0000
Pij
1.5616
0.0549
0.9830
1.0304
13.3985
0.5062
39.1438
43.3168
0.0049
100.0000
Proporsi
Pik
Pij
0.0355
0.0156
0.0000
0.0005
0.0040
0.0098
0.0008
0.0103
0.1599
0.1340
0.0007
0.0051
0.4231
0.3914
0.3726
0.4332
0.0034 4.92E-05
1.0000
1.0000
CH = (2x0.0539)/(0.3447+0.3593) = 0.1493
Pik
Pij
Pij.Pik
0.0013
0.0000
1.58E-05
5.91E-07
0.0256
5.40E-07
0.1790
0.1388
1.15E-05
0.3447
0.0002
3.01E-07
9.66E-05
0.0001
0.0180
2.56E-05
0.1532
0.1876
2.42E-09
0.3593
3.08E-07
0.0000
1.53E-09
6.28E-11
4.59E-04
1.39E-11
2.74E-02
2.60E-02
2.78E-14
0.0539
46
Xi
127
132
137
142
147
152
157
162
167
172
177
182
187
192
197
202
207
212
217
222
227
232
237
242
247
C (L1.L2)
0
0
1
0
0
0
0
2
5
6
11
11
11
13
12
8
6
19
13
14
6
6
2
0
1
t (L1)
1.2961
1.3898
1.4873
1.5889
1.6950
1.8060
1.9224
2.0447
2.1735
2.3097
2.4540
2.6075
2.7715
2.9475
3.1375
3.3437
3.5693
3.8183
4.0960
4.4101
4.7714
5.1968
5.7140
6.3738
7.2861
t
0.0747
0.0777
0.0809
0.0845
0.0884
0.0926
0.0973
0.1025
0.1083
0.1148
0.1220
0.1303
0.1398
0.1507
0.1635
0.1787
0.1971
0.2196
0.2479
0.2846
0.3341
0.4045
0.5126
0.7001
1.1077
t(L1/L2)/2
1.3331
1.4283
1.5274
1.6308
1.7388
1.8519
1.9706
2.0954
2.2271
2.3664
2.5142
2.6718
2.8404
3.0217
3.2179
3.4314
3.6658
3.9255
4.2167
4.5482
4.9327
5.3906
5.9567
6.6985
7.7767
Ln((C(L1.L2)/t)
2.5140
2.9709
3.8324
3.9567
4.5014
4.4358
4.3657
4.4573
4.2956
3.8012
3.4160
4.4605
3.9597
3.8957
2.8881
2.6969
1.3615
-0.1023
C(L1,L2)
t(L1)
: frekuensi
: (t0-((1/K)*Ln(1-SB)/L inf )
t
t(L1/L2)/2
Ln((C(L1,L2)/t)
: t(L1)n t(L1)n-1
: (t0-((1/K)*Ln(1-(SB+SA)/(2*L inf) )
: Ln (C(L1,L2) / t)
a. Betina
a (intercept x dan y)
b (slope x dan y)
Z (mortalitas total)
M (mortalitas alami)
F (mortalitas tangkapan)
E (laju eksploitasi)
: 9.8001
: -1.6924
:-b = 1.2361
: 0.8e-0.0152-0.279 ln
: Z-M = 1.6924
: F / Z = 0.7304
+0.6543ln K+0.463 ln T
= 0,4563
b. Jantan
a (intercept x dan y)
b (slope x dan y)
Z (mortalitas total)
M (mortalitas alami)
F (mortalitas tangkapan)
E (laju eksploitasi)
: 19.3575
: -3.5942
:-b = 3.5942
: 0.8e-0.0152-0.279 ln
: Z-M = 3.1510
: F / Z = 0.8767
+0.6543ln K+0.463 ln T
= 0,4432
47
Lampiran 11 Lanjutan
b. Ikan jantan
SK
Xi
C (L1.L2)
t (L1)
125-129
127
1.3865
130-134
132
135-139
137
140-144
142
145-149
t(L1/L2)/2
Ln((C(L1.L2)/t)
0.0737
1.4231
2.6084
1.4789
0.0765
1.5169
1.5749
0.0795
1.6144
1.6747
0.0829
1.7158
2.4907
147
1.7787
0.0864
1.8216
2.4482
150-154
152
1.8873
0.0904
1.9320
3.0969
155-159
157
2.0008
0.0947
2.0476
3.9668
160-164
162
2.1197
0.0994
2.1689
3.6949
165-169
167
12
2.2446
0.1046
2.2963
4.7423
170-174
172
26
2.3760
0.1104
2.4307
5.4614
175-179
177
14
2.5149
0.1169
2.5726
4.7853
180-184
182
30
2.6619
0.1242
2.7232
5.4869
185-189
187
31
2.8182
0.1325
2.8835
5.4552
190-194
192
37
2.9849
0.1419
3.0549
5.5633
195-199
197
24
3.1636
0.1528
3.2389
5.0564
200-204
202
39
3.3562
0.1656
3.4376
5.4620
205-209
207
24
3.5649
0.1806
3.6536
4.8896
210-214
212
34
3.7928
0.1986
3.8901
5.1428
215-219
217
22
4.0436
0.2206
4.1515
4.6023
220-224
222
10
4.3226
0.2482
4.4436
3.6962
225-229
227
4.6369
0.2836
4.7747
1.9535
230-234
232
4.9967
0.3307
5.1566
2.2051
235-239
237
5.4175
0.3968
5.6080
2.8703
240-244
242
5.9242
0.4959
6.1598
1.8000
245-249
247
6.5612
0.6614
6.8700
0.4134
Nilai
Parameter
Betina
Jantan
0.4563
0.4432
1.2361
3.1510
1.6924
3.5942
0.7304
0.8767
48
Pukat Pantai
(Arad)
Catch Effort
(ton)
(trip)
Dogol
Catch
(ton)
Effort
(trip)
Catch
(ton)
Effort
(trip)
2007
100.91
544
0.00
0.00
2008
90.95
545
0.00
0.86
2009
96.22
531
11.14
49
2010
92.22
603
12.19
2011
85.16
668
2012
103.68
800
2013
109.08
818
Tahun
Jaring Insang
Tetap
Catch
Effort
(ton)
(trip)
Pukat Cincin
Jaring Insang
Hanyut
Catch
Effort
(ton)
(trip)
Catch
(ton)
Effort
(trip)
173.71
272
0.00
151.97
208
0.00
0.90
98.43
129
3.14
11
56
0.93
75.47
104
2.95
12
37.75
216
0.65
87.11
152
20.46
102
39.10
238
0.00
109.25
222
22.67
123
34.25
220
0.59
90.02
187
17.33
96
Bagan Rakit
Bagan Tancap
Pancing
Catch
(ton)
Effort
(trip)
Catch
(ton)
Effort
(trip)
Catch
(ton)
Effort
(trip)
2007
123.35
633
63.46
676
47.75
590
122.27
1 273
2008
119.59
569
53.89
608
45.97
555
122.83
1 293
2009
122.41
507
51.68
464
45.34
448
116.64
1 031
2010
123.16
591
50.38
411
41.01
456
114.92
1 134
2011
90.46
552
65.86
1175
38.03
353
85.44
1 032
2012
108.59
686
79.48
896
31.57
512
72.00
920
2013
109.65
731
90.03
1065
30.91
488
74.35
894
Alat Tangkap
Catch (ton)
Effort (trip)
CPUE
FPI
Payang
972.49
6 023
0.1614
0.2645
Dogol
134.42
778
0.1728
0.2831
3.92
21
0.1838
0.3011
1 627.93
2 667
0.6103
1.0000
666.65
3 987
0.1672
0.2739
975.68
5 246
0.1860
0.3047
Bagan Rakit
552.23
6 246
0.0884
0.1449
347.72
4 265
0.0815
0.1336
1 271.01
12 651
0.1005
0.1646
Bagan Tancap
Pancing
Tahun
2007
Catch (ton)
631.46
Effort (trip)
995
CPUE
0.6347
ln CPUE
2008
586.05
902
0.6496
-0.4314
2009
545.89
739
0.7387
-0.3028
2010
513.23
771
0.6654
-0.4074
2011
510.91
974
0.5245
-0.6453
2012
566.35
1093
0.5179
-0.6579
2013
556.22
1082
0.5140
-0.6656
-0.4545
49
Lampiran 12 Lanjutan
Model Scheafer
Model Fox
1.1308
0.3493
-0.0006
-0.0009
R2
79.22%
R2
78.12%
MSY
571.04
MSY
569.15
fmsy
1 010.02
fmsy
1 090.95
JTB
513.94
JTB
512.24
Ikan kembung lelaki betina mempunyai siklus hidup 7.4332 bulan (7 bulan 14
hari). Pengelolaan penutupan musim dilakukan sebelum ikan matang gonad
2.8817 bulan (2 bulan 27 hari). Ukuran mata jaring yang digunakan tidak boleh
kurang dari ukuran ikan pertama kali matang gonad sebesar 50 mm (1.97 inci).
Ikan kembung lelaki jantan mempunyai siklus hidup 6.7509 bulan (6 bulan 23
hari). Pengelolaan penutupan musim dilakukan sebelum ikan matang gonad
3.0496 bulan (3 bulan). Ukuran mata jaring yang digunakan tidak boleh kurang
dari ukuran ikan pertama kali matang gonad sebesar 50 mm (1.97 inci).
50
1144229
220975
947534
225525
493290
457525
8414.4644
2.7320
2.0096
Juni-Juli
947534
225525
548510
126500
457525
260065
4708.1679
9.2164
2.0301
Juli-Agustus
548510
126500
1793145
526900
260065
946000
3740.9681
13.1923
2.0040
AgustusSeptember
1793145
526900
422045
93625
946000
197645
27846.0298
6.3744
2.0066
SeptemberOktober
422045
93625
1085584
197200
197645
460180
1121.8227
10.6239
2.0167
thit>tab: Tolak H0
b. Ikan jantan
Mei-Juni
x12
y12
x22
y22
x1y1
x2y2
sp2
thit
ttab
3515630
604275
1403791
330925
1427670
665785
24635.6406
2.0541
1.9793
Juni-Juli
1403791
330925
2016372
430650
665785
919260
15301.5901
5.5299
1.9883
Juli-Agustus
2016372
430650
1305185
190150
919260
484695
11676.5635
7.7550
1.9861
AgustusSeptember
1305185
190150
2323403
536550
484695
1112335
10195.8406
14.2174
1.9845
SeptemberOktober
2323403
536550
2164632
424475
1112335
950995
4075.8725
2.9610
1.9804
thit>tab: Tolak H0
x12=sumsq(panjang bulan 1), y12=sumsq(bobot bulan 1), x21=sumsq(panjang
bulan 2), y22=sumsq(bobot bulan 2), x1y1=sumproduct(panjang bulan 1; bobot
bulan 1), x2y2=sumproduct(panjang bulan 2; bobot bulan 2)
sp2=(y12-(x1y1*x1y1/x12))+(y22-(x2y2*x2y2/x22))/((n1-2)+(n2-2))
thit=(b1-b2)/sqrt(s2*(1/x12+1/x22))
ttab=tinv(0.05;(sum(n1;n2))
51
RIWAYAT HIDUP