Teori Akuntansi Bab 4 Konsep-Konsep Dasa
Teori Akuntansi Bab 4 Konsep-Konsep Dasa
BAB 4
KONSEP-KONSEP
DASAR
AKUNTANSI:
FINANCIAL
Teori Akuntansi
Grady (1965) mendeskripsikan konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas
kebermanfaatan dan kehandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan
(limitations) yang melekat pada laporan keuangan. Menurutnya terdapat sepuluh konsep
dasar seperti berikut:
1.
2.
3.
4.
account)
5. Konsistensi antara perioda untuk entitas yang sama.
6. Keaneragaman perlakuan akuntansi diantara entitas independen.
7. Konservatisma (conservatism)
8. Keterandalan data melalui pengendalian internal.
9. Materialitas (Materiality)
10. Ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran (timeliness in
financial reporting requires estimates)
3. Accounting Principles Board
Accounting Principle Board (APB) menyebut konsep dasar sebagai ciri-ciri dasar dan
memuatnya dalam APB statement no 4. Terdapat 13 konsep dasar yang diidentifikasi
APB, yaitu:
1. Entitas Akuntansi (Accounting Entity)
2. Usaha berlanjut (Going Concern)
3. Pengukuran sumber ekonomis dan kewajiban
4. Perode waktu (Time Period)
5. Pengukuran dalam unit uang
6. Akrual (accrual)
7. Harga pertukaran (Exchange Price)
8. Angka pendekatan (Approximation)
9. Pertimbangan (Judgment)
10. Informasi keuangan umum
11. Statement keuangan berkaitan secara mendasar
12. Subtansi daripada bentuk (Substance over Form)
13. Materialitas (Materiality)
4. Wolk, Tearney dan Dodd
Teori Akuntansi
Wolk dan Tearney mengidentifikasi empat konsep yang dianggap sebagai postulat seperti
berikut:
1.
2.
3.
4.
Selain itu, terdapat beberapa konsep lain sebagai prinsip berorientasi-masukan (inputoriented
principles)
yaitu
recognition,
matching,
conservatism,
disclosure,
Teori Akuntansi
Teori Akuntansi
ini menyiratkan bahwa unit moneter adalah cara yang paling efektif untuk menunjukkan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran
barang dan jasa. Unit moneter adalah unit yang relevan, bersifat universal dan dapat
dipahami, dan memiliki manfaat bagi penggunanya.
d. Asumsi Periodisitas
Asumsi periodisitas menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan ekonomi sebuah perusahaan
dapat dipisahkan ke dalam suatu periode waktu artifisial. Periode waktu ini sangat
bervariasi, akan tetapi, pada umumnya adalah secara bulanan, kuartalan, dan tahunan.
2. Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi
Empat prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi adalah :
a. Prinsip Biaya Historis
Prinsip biaya historis memberikan ukuran yang dapat dipercaya untuk mengukur tren
historis, sehingga para pengguna laporan keuangan umumnya memilih menggunakan
prinsip ini. Hal tersebut didukung oleh pernyataan (Benston, Carmichael et al. 2007).
Tetapi, informasi berdasarkan nilai wajar akan lebih bermanfaat untuk jenis aktiva dan
kewajiban tertentu. Pada akuisisi aktiva maupun kewajiban awal, biaya historis adalah
sama dengan nilai wajarnya. Pada periode selanjutnya, ketika keadaan pasar dan ekonomi
berubah, biaya historis dan niali wajar seringkali berbeda. Akibatnya, ukuran atau
estimasi nilai wajar seringkali menyajikan informasi yang lebih relevan tentang arus kas
masa depan yang diharapkan terkait dengan aktiva atau kewajiban.
b. Prinsip Pengakuan Pendapatan
Pendapatan harus diakui apabila telah direalisasi dan telah dihasilkan. Pendapatan
dikatakan dapat direalisasi jika produk baik barang maupun jasa atau jenis aktiva lainnya
telah dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas. Pendapatan dikatakan dapat
direalisasi apabila aktiva yang diterima atau dipegang dapat segera dikonversikan menjadi
kas atau klaim kas.
c. Prinsip Penandingan
Beban diakui bukan pada saat upah dibayarkan, atau ketika pekerjaan dilakukan, atau
pada saat produk diproduksi, tetapi ketika produk baik barang maupun jasa secara akual
memberikan kontribusi terhadap pendapatan. Prinsip penandingan menyatakan bahwa
beban harus ditandingkan dengan pendapatan sepanjang hal tersebut rasional untuk
diterapkan.
5
Teori Akuntansi
penilaian
dan
menyediakan
keputusan
informasi
pengguna
yang
laporan
mencakupi
keuangan.
untuk
Prinsip
pengungkapan penuh mengakui bahwa jumlah dan sifat informasi yang tertera pada
laporan keuangan merefleksikan serangkaian trade-off penilaian. Informasi yang
dimaksud tersebut diungkapkan dalam laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan,
dan informasi suplementer (penjelasan manajemen).
3. Kendala
Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik kualitatif agar
membuatnya menjadi berguna, tiga kendala yang harus diperhatikan dan diperhitungkan adalah:
a. Hubungan Biaya-Manfaat
Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa diperoleh dari
pemakai informasinya. Dalam rangkan menjustifikasi penerbitan suatu standar
pengukuran atau pengungkapan tertentu, manfaat yang bisa didapat dari standar harus
melampaui biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan tersebut. Analisis biayamanfaat sangat sulit untuk dilakukan karena biaya dan manfaatnya merupakan estimasi
yang tidak nyata dan dapat diukur.
b. Materialitas
Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut
mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Jadi, suatu
item harus membuat pembeda satu dengan yang lainnya, atau, jika tidak, tidak perlu
diungkapkan. Apabila jumlah yang terlibat signifikan ketika dibandingkan dengan
pendapatan serta beban lainnya, aktiva dan kewajiban, atau laba bersih entitas, maka
standar yang logis dan dapat diterima harus diikuti. Jika jumlahnya sangat kecil sehingga
tidak signifikan ketika dibandingkan dengan item-item lain, maka aplikasi standar tertentu
dapat dipandang tidak penting.
c. Konservatisme
Konservatisme menyatakan jika terdapat keraguan, maka ambilah solusi dan risiko yang
kecil kemungkinannya menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi bagi aktiva dan laba.
Konservatisme apabila diaplikasikan secara tepat, akan menyediakan pedoman yang
paling rasional dalam situasi sesulit apapun.
6
Teori Akuntansi
organisasi nirlaba.
SFAC No. 7, Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurements, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa
depan yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.
Teori Akuntansi
Selain laporan akuntansi ada beberapa hal yang bias menjadi sumber informasi sebuah
perusahaan.
Akuntansi akrual sangat berguna dalam menilai dan memperkirakan earning power dan
aliran kas perusahaan
Pada dasarnya, SFAC No. 1 ini menjelaskan bahwa pelaporan keuangan diharuskan
menyajikan informasi ekonomi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemilik
perusahaan. Selain itu, kinerja sebuah perusahaan juga harus dilaporkan dalam laporan laba rugi
yang dinyatakan dari pengukuran jumlah laba perusahaan beserta komponennya serta bagaimana
kinerja arus kas perusahaan.
SFAC No. 2 (1980), Qualitative Characeristics Of Accountingg Information
SFAC No. 2 menjelaskan mengenai karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi. Selain
itu, dijelaskan juga mengenai fungsi laporan keuangan yaitu untuk membantu pengguna dalam
pengambilan keputusan bisnis. Seperti tertulis di SFAC No. 1, seluruh pengguna dianggap
memahami dan mengerti isi dari laporan keuangan, akan tetapi pada kenyataannya tidak
semuanya demikian. Laporan keuangan yang dimengerti (understandability) atau tidak tetap saja
terdapat batasan dimana kebermanfaatan dari informasi laporan keuangan harus lebih besar
daripada biaya yang dikeluarkan dalam penyajian laporan keuangan (information economics).
Teori Akuntansi
Cost atau biaya yang dibutuhkan dalam penyajian laporan keuangan dibagi menjadi dua,
yaitu direct cost dan indirect cost.
1. Direct cost informasi terdiri atas kos untuk mengumpulkan, menyiapkan dan
menyebarkan informasi.
2. Indirect cost informasi adalah :
Selain itu dalam penyajian laporan keuangan, setidaknya laporan keuangan harus mencakup
dua kualitas spesifik keputusan primer, yaitu relevance dan reliability. Relevance memiliki tiga
aspek, yaitu :
Feedback value (nilai umpan balik): laporan keuangan dapat mengkonfirmasi atau
mengoreksi ekspektasi manajemen sebelumnya
Verifiability: menurut (Holthausen and Watts 2001), variability memiliki kontribusi dalam
menjamin kualitas suatu informasi akuntansi karena melalui serangkaian verifikasi untuk
merepresentasikan hal yang dijelaskan sebenarnya.
Teori Akuntansi
Representational
faithfulness:
representational
faithfulness
berkaitan
dengan
Selain konsep-konsep di atas, ada bebrapa konsep lain yang dibahas dalam Statement No. 2,
yaitu:
Materiality: pertimbangan dalam menilai suatu ukuran yang dapat ditoleransi ataupun
tidak dan mempengaruhi besar kecilnya salah saji dalam pelaporan keuangan.
AKTIVA. Manfaat ekonomi yang memiliki kemungkinan terjadi di masa depan, yang
diperoleh atau dikuasai oleh perushaan sebagai hasil dari transaksi bisnis atau kejadian-
10
Teori Akuntansi
ditimbulkan dari transaksi bisnis atau kejadian di masa lalu untuk mengalokasikan aktiva
tersebut juga dapat meliputi jasa atau konversi kewajiban perusahaan terkait.
DEVIDEN. Penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan akibat transfer aktiva,
penyediaan jasa, atau timbulnya kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik. Distribusi
modal kepada pemangku kepentingan akan menurunkan kepentingan kepemilikan dalam
perusahaan tersebut.
LABA KOMPREHENSIF. Perubahan modal sebuah perusahaan selama suatu periode
tertentu akibat transaksi dan kejadian lainnya yang tidak berasal dari pemilik. Hal
tersebut termasuk semua perubahan modal selama satu periode, selain perubahan yang
utama perusahaan.
KEUNTUNGAN. Sebuah kenaikan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh
transaksi peripheral atau insidentil dari transaksi-transaksi ataupun kejadian lainnya dan
situasi yang mempengaruhi keuangan perusahaan selama suatu periode tertentu, selain
11
Teori Akuntansi
mempengaruhi perusahaan selama suatu periode akuntansi, selain yang bersasal dari
pendapatan atau investasi pemilik.
SFAC No. 4 (1980), Objectives Of Financial Reporting By Nonbusiness Organizations
SFAC No. 4 ini berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan nonbisnis, dimana
karakterisitik dari organisasi non bisnis adalah:
Tidak adanya kepentingan pemilik yang dapat dijual, dipindah, atau ditebus atau
yang merupakan jatah bagian dari distribusi sisa sumber daya pada saat
likuidasinya.
Semua perubahan ekuitas pemilik selain setoran pemilik pada periode tersebut
Efek kumulatif pada tahun sebelumnya karena adanya perubahan prinsip akuntansi
yang digunakan
Efek rugi/untung dari marketable securities yang bukan termasuk aset lancar
Teori Akuntansi
Karena adanya pembedaan konsep antara earning dan comprehensive income, muncullah
masalah pengukuran. recognition criteria mengacu pada ketika aset, kewajiban, biaya,
pendapatan, untung, atau rugi harus dicatat. Adapun dalam pengukuran baik aktiva ataupu pasiva
harus memenuhi beberapa atribut diantaranya:
1. Historical cost
2. Current/replacement cost
3. Exit/current market value
4. Net realizable value (selling cost any cost to complete or dispose)
5. Present (discounted) value atau aliran kas masa depan
SFAC No. 6 (1985), Elements Of Financial Statements; A Replacement of FASB Concepts
Statements No. 3 Also Incorporating An Amendment of FASB Concepts Statements No. 2
SFAC No. 6 merupakan pengganti dari SFAC No. 3, dimana definisi yang terdapat
didalamnya sama persis dengan yang tertulis di SFAC No. 3 yang ditambahkan cakupan sampai
ke organisasi nonbisnis. Dengan demikian, karakteristik informasi akuntansi pada SFAC No. 2
juga berlaku bagi organisasi nonbisnis.
SFAC No. 7 (2000), Using Cash Flow Informasi Dan Present Value In Accounting
Measurements
SFAC No. 7 menjelaskan mengenai permasalahan dalam pengukuran khusus dan
bukannya masalah konseptual yang lebih luas. SFAC No. 7 mencakup kondisi dimana presentmarket determined amounts tidak tersedia saat harus diakui. Namun, metode present value tidak
digunakan secara konsisten dalam standar.
Hal yang paling penting mengenai pengukuran aset adalah pengukuran-pengukuran
present value merupakan metode untuk mensimulasi nilai yang fair. Oleh karena itu, jika
perusahaan tidak mengetahui nilai pasar aset tertentu, maka perusahaan akan bekerja keras
13
Teori Akuntansi
terhadap tingkat diskon tersebut. Tingkat diskon (potongan tunai) seharusnya meliputi resiko dan
ketidakpastian, yang dapat mencerminkan penilaian oleh nilai pasar.
Sementara itu hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran pasiva adalah tingkat diskon
harus dipengaruhi oleh posisi kredit suatu perusahaan. Pembawaan nilai pasiva yang sebenarnya
dipengaruhi oleh kedudukan kredit perusahaan sehingga jika kedudukan kredit perusahaan
memburuk, maka penilaian pasiva akan menurun (karena jika posisi kredit yang rendah berarti
tingkat potongan tunai akan naik). Pengukuran aset dan pasiva pada SFAC No 7 bersifat tetap.
Suatu aset dilihat dan dinilai secara terpisah dari perusahaan yang memilikinya, tetapi pasiva
tidak dapat dipisahkan karena pasiva pada akhirnya akan dilunasi.
Benston, G. J., et al. (2007). "The FASBs Conceptual Framework for Financial Reporting: A Critical
Analysis." Accounting Horizons 21(2): 229-238.
Holthausen, R. W. and R. L. Watts (2001). "The relevance of the value-relevance literature for financial
accounting standard setting." Elsevier Journal of Accounting and Economics 31: 3-75.
Suwardjono (2005). Teori Akuntansi. Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.
Weygandt, J. J., et al. (2011). Intermediate Accounting IFRS Edition. New York, John Wiley.
Wolk, H. I., et al. (2013). Accounting Theory Conceptual Issues in a Political and Economic Environment.
sagepub.com, SAGE Publications, Inc.
14