Kata Pengantar
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa. Dalam
makalah ini kelompok kami membahas tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Halusinasi.
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari adanya berbagai kekurangan,
baik dalam isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan
merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah
ini sangat kami harapkan.
Akhir kata, tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar dan
teman-teman sekalian yang telah membaca dan mempelajari makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Halusinasi merupakan gangguan persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan
dari luar yang dapat meliputi semua penginderaan dimana terjadi pada saat
kesadaran individu itu penuh atau baik
B. Masalah
a. Bagaimana konsep dari halusinasi ?
b. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan Halusinasi ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep dari halusinasi itu sendiri
b. Mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan terhadap klien dengan
Halusinasi
BAB II
TINJAUAN TERITIS
A. Definisi
Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indra tanpa adanya
rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua penginderaan dimana terjadi
pada saat kesadaran individu itu penuh atau baik (DepKes RI, 1998)
Halusinasi ialah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca
indera seorang pasien, yang terjadi dalam kehidupan sadar atau bangun,
dasarnya mungkin organik, fungsional, psikopatik ataupun histerik (Maramis,
2005).
Kemudian Sunaryo (2004) menjelaskan bahwa halusinasi merupakan
bentuk kesalahan pengamatan tanpa pengamatan objektivitas penginderaan dan
tidak disertai stimulus fisik yang adekuat.
B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis, lesi pada area frontal, temporal dan limbic, gangguan otak
(kerusakan otak, keracunan zat halusinogenik), genetik
b. Neurotransmiter, abnormalitas pada dopamin dan serotonin
c. Psikologis, Teori psikodinamik untuk terjadinya respon neurobiologist
yang maladaptive
d. Sosiobudaya, Stress yang
menumpuk
skizofrenia
2. faktor presipitasi
Secara fisik klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian induvidu terhadap stressor
dan maslah koping dapat mengindikasi
kemungkinnan kekambuhan
(kelliat,2006).
Faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah :
a. biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnomalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak akibat ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus
yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Sterss lingkungan
menjadi
mengancam,
memerintah, dan memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang
control, dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di
lingkungan.
Perilaku klien : Perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri,
perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri atau kakatonik, tidak mampu
merespons terhadap perintah kompleks, dan tidak mampu berespons lebih
dari satu orang.
E. Pohon Masalah
Resiko Perilaku
Kekerasan
Core Problem
Gangguan Persepsi
Sensori : Halusinasi
Penglihatan dan
Pendengaran
Isolasi Sosial :
Menarik Diri
Gangguan Konsep
diri : Harga Diri
Rendah
Pohon masalah terdiri dari masalah utama, penyebab, dan akibat. Masalah utama adalah
prioritas masalah klien dari beberapa masalah yang dimiliki oleh klien. Umumnya,
masalah utama berkaitan erat dengan alasan masuk atau keluhan utama. Penyebab
adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan penyebab masalah
utama. Masalah ini dapat pula disebabkan oleh salah satu masalah yang lain, demikian
seterusnya. Akibat adalah adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang
merupakan efek atau akibat dari masalah utama.
F. Penatalaksanaan
1.
2.
G. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Menurut Stuart dan Laraia pengkajian merupakan tahapan awal dan
dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas
pengumpulan data dan perumusan kebutuhan, atau masalah klien. Data yang
dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Data
pengkajian kesehatan jiwa dapat dikelompokkan menjadi faktor predisposisi,
faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping, dan
kemampuan koping yang dimiliki klien (Keliat, 2005).
Untuk dapat menjaring data yang diperlukan umunya, dikembangkan
formulir pengkajian dan petunjuk teknis pengkajian agar memudahkan
dalam pengkajian. Isi pengkajian meliputi :
a.
Identitas klien
b.
c.
Faktor predisposisi
d.
e.
Aspek psikososial
f.
Status mental
g.
h.
Mekanisme koping
i.
j.
Pengetahuan
k.
Aspek medik
Kemudian data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua
memerlukan
pemeliharaan
kesehatan
dan
reinforcement
positif
atas
keberhasilan
klien
dengan
klien
tentang
obat
untuk
mengontrol
halusinasinya.
dihadapan pasien
6. Evaluasi
a. Evaluasi pasien
Asuhan keperawatan klien dengan halusinasi berhasil jika klien
menunjukkan kemampuan mandiri untuk mengontrol halusinasi dengan
cara yang efektif yang dipilihnya. Klien juga diharapkan sudah mampu
melaksanakan program pengobatan berkelanjutan mengingat sifat
penyakitnya yang kronis
Evaluasi asuhan
ukuran
keberhasilan
asuhan
keperawatan,
di
samping
b. Evaluasi keluarga
Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan
asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga
selama pasien di rawat di rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien
termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat
di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung pasien
merawat
pasien,
pasien
akan
kambuh
bahkan
untuk
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Nn.AR dengan halusinasi di
ruang cendrawasih
1. FORMAT PENGKAJIAN
RUANG RAWAT: Ruang Cenderawasih
A. IDENTITAS KLIEN
Inisial
: Nn.AR
Tanggal Pengkajian
Umur
: 25 tahun
No. RM
Informan
: Ny.N
: 6 April 2010
: 001/RSEB/RM/2010
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu? Ya
Tidak
2. Pengobatan sebelumnya?
Berhasil
3. Penganiayaan
Kurang Berhasil
Pelaku/Usia
Tidak Berhasil
Korban/Usia
Aniaya Fisik
Aniaya Seksual
2
3
Penolakan
Saksi/Usia
KDRT
Tindakan Kriminal
Penjelasan no.1,2,3
Gejala
Tidak
Riwayat Pengobatan/Perawatan
Masalah Keperawatan : 5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Pasien mengatakan sering
diintip oleh teman lelaki saat ia berada di dalam kamar mandi sekolah pada
saat ia duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Masalah Keperawatan : Berduka disfungsional, Harga Diri Rendah (HDR).
D. MASALAH FISIK
1. Tanda Vital
N: 100 x/menit
RR: 24 x/menit
T: 36,70 C
2. Ukur
TB: 165 cm
BB: 47 kg
3. Keluhan Fisik
Ya
Tidak
Jelaskan
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien (25 tahun)
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
Jelaskan
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
b. Identitas diri
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain (di rumah dan di RS):
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan : Pasien menganut agama islam.
b. Kegiatan ibadah : (di rumah dan di RS)
Pada saat dirumah sakit pasien tidak pernah sholat sehingga pasien
merasa gelisah dan tidak tenang
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan Tidak Rapi
Jelaskan
Penggunaan pakaian
Cara berpakaian
tidak sesuai
seperti biasanya
Keras
Gagap
Apatis
Lambat
Membisu
Agitasi
Tidak mampu memulai
Pembicaraan
Jelaskan
3. Aktifitas Motorik
Tik
Grimsen
Jelaskan
Tremor
Kompulsif
Ketakutan
Jelaskan
Putus asa
Khawatir
Gembira berlebihan
Tumpul
Jelaskan
Labil
Tidak sesuai
Tidak kooperatif
Defensif
Mudah tersinggung
Curiga
7. Persepsi halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Pengecapan
Jelaskan
Perabaan
Penghidu
: Kapan terjadinya,respon pasien terhadap kita saat terjadi
halusinasi, frekuensi halusinasi, lamanya halusinasi, isi
halusinasi, fase halusinasi
pasien tampak ketakutan sambil menutup telinga dan
memandang pada satu titik lalu berkata tidak dan
pergi. Tangan pasien seperti menghalau sesuatu yang
ada di depannya.
Sirkumstansial
Tangensial
Kehilangan asosiasi
Flight of idea
Blocking
Pengulangaan pembicaraan/
Preservasi
Jelaskan
(tujuannya
sampai)
dalam
menjawab
pertanyaan perawat
Masalah Keperawatan : Gangguan proses pikir
9. Isi pikir
Obesesi
Depolarisasi
Phobia
Hipokondria
Pikiran magis
Somatik
Kebesaran
Waham
Agama
Curiga
Nihilistik
Jelaskan
Sisip pikir
Siar pikir
Kontrol pikir
Bingung
Sedasi
Stupor
Disorientasi
Waktu
Jelaskan
Tempat
Orang
Tidak mampu
berhitung sederhana
Jelaskan
Gangguan bermakna
Jelaskan
: pasien masih dapat melakukan kegiatan seharihari seperti makan dan minum sendiri (jika
diberikan pertanyaan mis. Apakah mau mandi dulu
apa mau makan dulu).
dan
membantu
menyelesaikan
Bantuan minimal
Jelaskan
Bantuan Total
: Pasien masih dibantu dalam hal menyiapkan makan dan
minum namun dapat makan dan minum sendiri.
Bantuan Total
Jelaskan
Bantuan Total
: Pasien dapat mandi sendiri tanpa bantuan dari orang lain
Bantuan minimal
Jelaskan
Bantuan Total
: Pasien masih di bantu untuk menyisir rambut.
membunuhnya.
Kegiatan sebelum/sesudah tidur: membaca doa.
Jelaskan
Jelaskan
Bantuan Total
: Pasien selalu diingatkan untuk minum obat.
Ya
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
Jelaskan
Tidak
Ya
Mempersiapkan makanan
Tidak
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan
Jelaskan
Ya
Belanja
Transportasi
Jelaskan
Tidak
Masalah Keperawatan : -
H. MEKANISME KOPING
Adaptif
Maladaptif
Minum alkohol
Reaksi lambat/berlebih
Teknik Relokasi
Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif
Menghindar
Olahraga
Mencederai diri
Lainnya ...........
Lainnya ..............
Jelaskan
ANALISA DATA
DATA
SUBJEKTIF
MASALAH/DIAGNOSA KEPERAWATAN
orang
yang
datang
sensori:
membunuhnya.
laki
persepsi
halusinasi
menutup
kedua
sambil
berkata
sudah
lagi
tidak
dan
kotor
setelah diperkosa.
Pasien mengatakan bahwa
sering merasakan kesepian
dan ditolak oleh orang tua
maupun saudara-saudaranya.
Pasien mengatakan bahwa
hubungannya dengan orang
lain tidak ada gunanya.
OBJEKTIF
Pasien tidak mau bicara.
Pasien menyendiri dan ridak
mau
berinteraksi
dengan
orang
yang
terdekat
spontan.
Pasien apatis.
SUBJEKTIF
Pasien mengatakan bahwa Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah
hidupnya
berguna
sudah
lagi
dan
tidak
kotor
setelah diperkosa.
Pasien mengatakan tidak mau
berinteraksi
dengan
orang
mengejek
dan
lain.
OBJEKTIF
Pasien
mengkritik dirinya.
Pasien tidak berani menatap
mata perawat atau orang lain
bila diajak berbicara.
Bicara pasien lambat dengan
nada suara lemah.
Pasien berpakaian tidak rapi
dan
tidak
memperdulikan
dirinya.
I. ASPEK MEDIK
Diagnosa medis : Skizofrenia
Terapi medik
dengan dosis 3x5 mg. Pemberian injeksi biasanya cukup 3x24 jam. Setelah klien
diberikan obat per oral 3x1,5 mg atau 3x5 mg.
Core Problem
Gangguan Persepsi
Sensori : Halusinasi
Penglihatan dan
Pendengaran
Isolasi Sosial :
Menarik Diri
Gangguan Konsep
diri : Harga Diri
Rendah
1. ANALISA DATA
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan
Perencanaan
Tujuan
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
umum:
persepsi
Klien
sensori;
berhubungan
Halusinasi
Pendengaran
untuk
dan
timbulnya
penglihatan
halusinasi.
-Ekspresi
Tujuan khusus:
1.
dapat
mencegah
Klien
dapat tenang,
wajah 1.
mau
Bina
hubungan
berjabat menggunakan/
saling 1.
komunikasi interaksi
membina hubungan tangan, membalas salam, terapeutik yaitu sapa klien klien.
saling percaya.
nama
perawat,
tujuan
dan
Hubungan
pertemuan,
menepati
janji,
sebagai
perawat
saling
dasar
dan
Dorong
klien 2.
mengungkapkan perasaannya.
masalah
Mengetahui
Agar
klien
merasa
diperhatikan.
Klien
dapat nyata.
nyata
dan
Menghindari
kosong
yang
mengenal
menyebabkan
halusinasinya.
halusinasi.
waktu
dapat
timbulnya
berhubungan
Terima
agar
halusinasi.
3.
dahulu
3. Meningkatkan realita
halusinasi
dalam
intervensi
keperawatan.
membantu
Klien
dapat tindakan
yang
dilakukan
halusinasi.
halusinasinya timbul.
mengontrol halusinasi.
apabila
1. Mengetahui tindakan
1. Diskusikan dengan klien yang
tentang
akan
1.
melawan
itu
mendengar,
halusinasi
dengan
mengatakan
dalam
cara timbul.
memutuskan
suara
tindakan
dilakukan
menyebutkan
yaitu
dalam
dapat
mengontrol
-Klien
predisposisi
mau tentang
cara
menyapu/mengepel,
memutuskan
memutuskan halusinasi.
lakukan halusinasinya.
kegiatan
Meningkatkan
cara
Berikan
menyebutkan
4.
Klien
kembali
cara
mengontrol
1.
halusinanya.
Meningkatkan
mendapat
sistem
keluarga
dalam
1. Mengetahui tindakan
mengontrol
halusinasinya.
merawat
klien
dilakukan
oleh
bila klien.
halusinasinya timbul.
2. Diskusikan juga dengan 2.
Meningkatkan
keluarga
merawat
klien
menyendiri,
berinteraksi
dengan
selalu klien.
klien,
minum
obat,
setelah
cara
2. CATATAN PERKEMBANGAN
No
Tanggal
Diagnosa
Tujuan
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
1.
6-4-2010
Gangguan
Tujuan umum:
persepsi
Klien
sensori:
berhubungan dengan
Halusinasi
orang
Pendengaran
mencegah timbulnya
dan
halusinasi.
penglihatan
Tujuan khusus:
1.
dapat
lain
Klien
membina
untuk
saling percaya.
menggunakan/
Klien
mengatakan
dia
suara-suara
sering
yang
menghampirinya
dan
akan
empati
dan O:
Mendorong
mengungkapkan
perasaannya.
lain.
3.
Mendengarkan
klien A:
Klien
mampu
mengungkapkan
perasaannya.
P:
Pasien:
- Klien mengulang kegiatan yang telah
dilakukan berdasarkan jadwal kegiatan
harian
perawat.
yang
telah
dibuat
bersama
Perawat :
- Mengevaluasi kegiatan yang telah
2.
Klien
dapat
mengenal
halusinasinya.
tindakan selanjutnya.
1. Mengadakan kontak sering
dan
singkat. S:
2.
Mengobservasi
segala -
Pasien
menyebutkan
yang
yaitu
jenis
halusinasi
dengan halusinasi.
menghampirinya
dan
akan
Mendiskusikan
klien
situasi
menimbulkan
dan
Mendiskusikan
klien
faktor
dia
mengalami
menimbulkan halusinasi.
5.
sering)
dengan menyebabkan
timbulnya
halusinasi,
terjadinya halusinasi.
yaitu
dengan
mengusir
Menganjurkan
pasien
untuk
dilakukan
berdasarkan
Klien
mengontrol
dapat
halusinasi.
1.
Mendiskusikan
O:
Mengajarkan
cara
klien
menghardik
-
Mengajarkan
untuk
klien
berbincang-
menyapu,
lantai dll.
berbincang-bincang
Mengajarkan
aktivitas,
Klien
pasien lain)
lain
untuk
cara
mempraktekkan
menghardik halusinasi
halusinasi
-
Klien
melakukan
seperti P:
mengepel Pasien :
Klien mengulang kegiatan yang telah
dilakukan (berlatih cara mengontrol
halusinasi) berdasarkan jadwal kegiatan
harian
4.
Klien
dapat
perawat.
yang
telah
dibuat
bersama
memanfaatkan
dalam
obat
Perawat:
mengontrol
halusinanya.
Mengevaluasi
1.
Mendiskusikan
klien
tentang
obat
untuk
kegiatan
yang
telah
penggunaan
Benar.
obat
dengan
O:
benar
A: Klien mampu mengontrol halusinasi
dengan mengkonsumsi obat
P:
Pasien :
Menganjurkan klien untuk mengingat
5. Klien mendapat
tentang
sistem
pendukung
penggunaan
obat
dan
keluarga
dalam
mengontrol
1.
Mengkaji
halusinasinya.
dalam
bila
merawat Mengevaluasi
yang
telah
timbul.
2.
kegiatan
tindakan selanjutnya.
Mendiskusikan
juga
klien
menyendiri,
merawat klien.
Keluarga
menyebutkan
mengatasi
dalam sebulan
Keluarga
klien
bila
cara
menyebutkan
klien
cara
menganjurkan
klien
untuk
menggunakan
obat
dalam
mengontrol halusinasinya
O:
-
Keluarga
merawat
mendukung klien.
dan
A:
Keluarga mendukung klien dalam proses
perawatan klien dirumah.
P:
Keluarga :
Menganjurkan
keluarga
mendukung
kegiatan
yang
telah
Lampiran
Format pengkajian Asuhan keperawatan jiwa
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Halusinasi ialah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun pada panca indera seorang pasien, yang terjadi dalam
kehidupan sadar atau bangun, dasarnya mungkin organik, fungsional, psikopatik ataupun histerik.
B. Saran
Sebagai perawat baiklah kita untuk lebih mengkaji lebih dalam mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan
peritonitis agar kita dapat mengangkat diagnosa diagnosa yang akan di ambil demi kualitas asuhan keperawatan di
lapangan dan demi membangun kualitas keberasilan dari asuhan keperawatan.