Kelompok 4:
Bab 1
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan segala daya upaya dan semua usaha untuk membuat masyarakat dapat mengembangkan kompetensi manusia
agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki
keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga Negara. Yuli setyorini (). Sedangkan menurut JJ Roussea
pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak kanak akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu
dewasa. Berdasarkan pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan merupakan segala upaya dan usaha untuk membuat
masyarakat dapat mengembangkan kompetensinya yang akan dibutuhkan pada waktu dewasa.
Pendidikan sekolah dasar dalam UU nomor 50 yang disebut dengan pendidikan rendah, definisinya sangat jelas, bahwa level ini
adalah level untuk menumbuhkan minat, mengasah kemampuan fikir olah tubuh dan naluri. Berdasarkan pasal 17 UU RI Nomor 20
Tahun 2003 menerangkan bahwa:
1. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah
2. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah
pertama dan madrasah Tsanawiyah atau bentuk lain yang sederajat
3. Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagai mana di maksud pada ayat 1 dan 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah
Saat ini pada pendidikan Sekolah dasar menganut 2 model pembelajaran, yaitu subject matter (terpisah) dan integrated (terpadu).
Subject matter merupakan model pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran yang terpisah pisah antara satu sama lain, cirri-cirinya
yaitu mata pelajaran yang di klasifikasikan sesuai dengan bidang keilmuan atau pengetahuan ilmiah, memberikan tekanan pada isi dan
teknik memberikan pelajaran, mata pelajaran umumnya bersifat konstan dan tidak banyak perubahan, perencanaan program
pengajaran disusun terlebih dahulu. Sedangkan integrated kurikulum merupakan kurikulum yang menciptakan suasana lain dari
pelajaran menjadi lebih luas dan lebih punya arti karena dalam integrated saling mengkaitkan satu pelajaran dengan pelajaran yang
lain. Ciri cirri integrated curriculum yaitu program kegiatan pembelajaran di sekolah ditentukan oleh perhatian dan tujuan anak, tidak
ada perencanaan terlebih dahulu karena materi disesuaikan dengan minat peserta didik, metode yang paling dominan dalam
pengajarannya adalah problem solving, adanya program khusus untuk melayani peserta didik yang mempunyai minat khusus,
perencanaan dan proses pembelajaran tidak terikat
Dalam integrated kurikulum terdapat pengembangan kurikulum tematik dimana pengembangan kurikulum tematik merupakan
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada peserta didik. Berdasarkan pengertian diatas pengembangan kurikulum tematik belum ditemukan di dunia
perkuliahan secara langsung, maka dari itu kami melakukan observasi di Sekolah Dasar yang mempraktikkan secara langsung tentang
pengembangan kurikulum tematik yaitu di sekolah dasar negeri bumirejo 1.
Tujuan
1. Untuk mengetahui hasil empiris dari karakteristik pembelajaran tematik yang berpusat pada anak.
2. Untuk mengetahui hasil empiris dari karakteristik pembelajaran tematik pada poin penekanan pemahaman dan kebermaknaan
pada siswa.
3. Untuk mengetahui hasil empiris dari karakteristik pembelajaran tematik tentang belajar melalui pengalaman langsung.
4. Untuk mengetahui hasil empiris dari karakteristik pembelajaran tematik yang memperhatikan proses daripada hasil.
5. Untuk mengetahui hasil empiris dari karakteristik pembelajaran tematik yang sarat dengan muatan makna.
Manfaat:
1. Memiliki wawasan baru tentang pembelajaran tematik secara langsung di SDN 1 Bumirejo.
2. Dapat mendeskripsikan pembelajaran tematik di lapangan secara langsung pada SDN 1 Bumirejo.
BAB II
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
2. CIRI/KARAKTERISTIK
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Pembelajaran berpusat pada anak.
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena pada dasarnya pembelajaran
terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun
kelompok. Siswa dapat mencari dan menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan
yang harus dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
b. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antar
skemata yang dimiliki siswa, sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil
yang nyata didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari
dan mengakibatkan kegiatan belajar lebih bermakna. Hal ini diharapkan akan berakibat pada kemampuan siswa untuk
dapat menerapkan perolehan belajarnya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
c. Belajar melalui pengalaman langsung.
Pada pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada konsep dan prinsip yang
dipelajari yang memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung. Sehingga siswa akan
memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari
gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin
dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya.
d. Lebih memperhatikan proses dari pada hasil semata.
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiry (penemuan terbimbing) yang melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi.
Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat hasrat, minat, dan kemampuan siswa, sehingga memungkinkan
siswa termotivasi untuk belajar terus-menerus.
e. Sarat dengan muatan keterkaitan.
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau suatu peristiwa dari
beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa
untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif
dan bijak. Dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada.
B. HASIL OBSERVASI
1. PELAKSANAAN OBSERVASI
Hari/Tanggal : Rabu, 20 April 2016
Waktu : 07.00 WIB s.d 09.00 WIB
2. TABEL OBSERVASI
e. Keterlibatan siswa pada saat proses Guru menyediakan media pembelajaran yang
pembelajaran ditempel di papan tulis. Media tersebut bernama
Kantong 4 sehat 5 sempurna berisi kantong nasi,
sayur, buah, lauk, dan susu. Guru juga menyediakan
gambar makanan 4 sehat 5 sempurna. Kemudian,
guru menyuruh siswa untuk maju ke depan
mengambil gambar yang disediakan dan
memasukkan gambar tersebut ke kantong yang
sesuai. Siswa A mengambil gambar papaya dan
memasukkannya ke kantong buah. Siswa B
mengambil gambar timun dan memasukkannya ke
kantong sayur. Siswa C mengambil gambar ayam
dan memasukkannya ke kantong lauk. Siswa D
mengambil gambar ayam dan memasukkannya ke
kantong lauk. Dan siswa E mengambil gambar
kangkung dan memasukkannya ke kantong sayur.
Kemudian untuk sisa gambar yang lain guru
menunjukkan di depan kelas
Bu Guru :Iini gambar apa anak-anak (sambil
menunjukkan gambar jeruk?
Siswa :Jeruk bu (serentak).
Bu Guru :Jeruk masuk apa?
Siswa :Buah buuuu..
Bu Guru :Ini gambar apa anak-anak (sambil
menunjukkan gambar sawi)?
Siswa: Siswa A menjawab bayam, siswa lain
menjawan ngga tauuu.. (Bingung)
Bu Guru: ini namanya sawi.
Sehabis itu guru menanyakan tentang kandungan
dalam makanan. Anak-anak saling berebut jawaban.
Ada yang menjawab protein, karbohidrat.
Kemudian Guru berkata yaa, karbohidrat, protein,
vitamin, zat besi. Kemudian bu Guru menuliskan
materi tentang kandungan makanan sambil berkata
ditulis di buku tulis ya. Anak anak menuliskan di
buku tulis sambil jalan-jalan ke depan karena tidak
melihat tulisan. Setelah guru selesei menuliskan
materi guru berkeliling mengoreksi tulisan anak-
anak.
f. Keterlibatan siswa di akhir proses Guru memberikan 5 soal kepada siswa yang ditulis
pembelajaran di papan tulis tentang kandungan makanan 4 sehat 5
sempurna. Kemudian, siswa mengerjakan soal
tersebut di buku tugas masing-masing. Saat itu, tiba-
tiba siswa A menangis selama kurang lebih 1 menit.
Lalu Bu Guru mendekati anak tersebut dan bertanya
Kenapa menangis? , Siswa B menjawab Di ledek
itu buu, sambil menuduh temannya si C. Si C
membela diri nggak buu. Kemudian Bu Guru
menenangkan dan siswa A sudah diam, lalu kembali
melanjutkan mengerjakan tugas. Setelah semua
siswa telah selesai mengerjakan soal-soal dari guru,
lalu guru memerintahkan siswa untuk
mengumpukan bukunya di meja guru. Selanjutnya,
buku dibagi secara acak dan soal dikoreksi dan
dibahas bersama.
Soal:
6. Nasi, sayur, lauk, buah dan susu disebut
7. Nasi mengandung
8. Tahu, tempe, dan telur mengandung
9. Sayur kangkung, sawi, dan bayam
mengandung
10. Jeruk, apel, dan papaya mengandung..
Jawaban:
6. Makanan 4 sehat 5 sempurna
7. Karbohidrat
8. Protein
9. Zat besi
10. Vitamin
Kemudian guru mengajak siswa menyimpulkan
kembali materi yang telah dibahas
Bu Guru: jadi, makanan 4 sehat 5 sempurna apa
saja?
Siswa (bersama-sama): nasi, sayur, lauk, buah dan
susu.
2. Menekankan Pemahaman dan Kebermaknaan Siswa menjawab pertanyaan dari guru:
d. Siswa mampu mengutarakan pendapatnya Pada awal pembelajaran
Bu Guru : Tadi pagi kalian sarapan apa?
Siswa A : tempe bu..
Siswa B : tahu bu..
Siswa C : Aku jengkol!
Bu Guru : ya..ya..kalo sarapan yang bergizi..jangan
tempe terus. Makan makanan 4 sehat 5 sempurna
biar tubuhnya sehat. Coba apa saja?
Siswa A :Tempe, sayur.
Siswa B :Pisang bu.
Bu Guru :4 sehat 5 sempurna itu nasi, lauk,
sayuran, buah dan susu.
Saat proses pembelajaran
Bu Guru :Iini gambar apa anak-anak (sambil
menunjukkan gambar jeruk?
Siswa :Jeruk bu (serentak).
Bu Guru :Jeruk masuk apa?
Siswa :Buah buuuu..
Bu Guru :Ini gambar apa anak-anak (sambil
menunjukkan gambar sawi)?
Siswa: Siswa A menjawab bayam, siswa lain
menjawan ngga tauuu.. (Bingung)
Bu Guru: ini namanya sawi.
e. Siswa dapat menyampaikan kembali materi Siswa bersama-sama dapat menyimpulkan kembali
yang disampaikan guru materi tentang 4 sehat 5 sempurna dan kandungan
dalam makanan.
Bu Guru: 4 sehat 5 sempurna apa saja tadi?
Siswa : Nasi, lauk, sayur, buah, susu (serentak
namun berbeda urutan ada nasi dulu baru lauk, ada
yang menyebut sayur dulu, dan lain sebagainya)
Bu Guru: ya. Jadi 4 sehat 5 sempurna itu nasi,
sayur,lauk, buah, dan susu. Kandungan makanan
dalam nasi apa?
Siswa : Karbohidrat ( serentak).
Bu Guru: Kandungan dalam makanan, tadi ada apa
saja?
Siswa : Karbohidrat, protein, zat besi, vitamin
(sambil clotehan dan ada yang bermain pulpen saat
menjawab).
Bu Guru: Yaaa. Kandungannya itu ada karbohidrat,
protein, zat besi, vitamin.
f. Siswa dapat menerapkan materi saat Siswa menggunakan materi 4 sehat 5 sempurna
memecahkan masalah yang telah dipelajari untuk mengerjakan 5 soal dari
Bu Guru.
3. Belajar Melalui Pengalaman Langsung Pembelajaran menggunakan media kantong 4 sehat
d. Pembelajaran menggunakan praktik di kelas 5 sempurna yang berisi kantong nasi, sayur, buah,
lauk, dan susu. Kemudian, guru menunjuk 5 siswa
praktik memasangkan gambar.
e. Guru memerintah siswa mengerjakan tugas Guru memerintahkan siswa mengerjakan tugas
berdasarkan pengalaman di rumah dan tentang materi 4 sehat 5 sempurna.
lingkungan sekitar
f. Siswa memiliki kesempatan bercerita Guru bertanya materi terkait 4 sehat 5 sempurna dan
langsung tentang pengalamannya di dalam siswa menjawab.
kelas.
4. Memperhatikan Proses Daripada Hasil Praktik dilakukan di awal pelajaran menggunakan
e. Praktik lebih banyak daripada teori media kantong 4 sehat 5 sempurna.
f. Diskusi lebih banyak daripada ceramah Guru menyampaikan materi tentang 4 sehat 5
sempurna, Kemudian siswa diberikan tugas individu
sebanyak 5 soal.
g. Penilaian keaktifan siswa di dalam kelas Guru melakukan tanya jawab