Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
1. Profil Sekolah
SMK N 2 Depok (STM Pembangunan) Yogyakarta terletak di Jln. STM
Pembangunan No.1 Mrican, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Luas area sekolah mencapai 42.077 m2. Semenjak diresmikannya
Sekolah dengan nama STM Pembangunan Yogyakarta pada tanggal 29
Juli 1972, jenjang pendidikan adalah 4 tahun dengan fasilitas lengkap dan
posisi tamatan apabila sudah bekerja di Industri adalah Teknisi Industri.
Pada tanggl 7 Maret 1997 dengan keputusan Mendikbud No. 036/O/1997
nama Sekolah berubah menjadi SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta
dengan jenjang pendidikan tetap 4 tahun.
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
Terwujudnya sekolah unggul penghasil sumber daya manusia yang
berbudi pekerti luhur dan kompeten.
b. Misi
1) Melaksanakan proses pendidikan dan pelatihan untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang berbudi pekerti luhur,
kompeten, memiliki jiwa kewirausahaan, dan berwawasan
lingkungan
2) Melaksanakan proses pendidikan dan pelatihan dengan
pendekatan Kurikulum yang dikembangkan di SMK Negeri 2
Depok
3) Menyediakan dan mengembangkan sarana dan prasarana sesuai
dengan tuntutan kurikulum
4) Melaksanakan dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler
sebagai sarana mengembangkan bakat, minat, prestasi, dan budi
pekerti peserta didik
5) Membangun dan mengembangkan jaringan teknologi informasi
dan komunikasi serta kerja sama dengan pihak-pihak terkait
(stakeholder) baik nasional maupun internasional
6) Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan yang
professional

c. Tujuan
1) Menyiapkan peserta didik/siswa yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Menyiapkan peserta didik/siswa untuk memasuki lapangan kerja
atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

1
3) Menyiapkan peserta didik/siswa agar mampu memilih karier,
berkompetisi dan mengembangkan diri
4) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk memenuhi
kebutuhan dunia usaha dan dunia industri pada saat ini maupun
yang akan dating
5) Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif,
adaptif dan kreatif
3. Kondisi Fisik Sekolah
Luas area sekolah mencapai 42.077 m2 yang terdiri dari:
a. Kantor TU (466m)
b. Auditorium (564m)
c. Show Room (283,50m)
d. Ruang Guru dan Lab.Bahasa Inggris (160m)
e. Masjid (192m)
f. Lab.Kimia (660m)
g. Ruang Teori 30 Ruang, WC, dan Selasar (3.459m)
h. Ruang Gambar (324m)
i. Kantin (321m)
j. Bengkel Kayu Elektro (528m)
k. Bengkel Otomotif (588m)
l. Bengkel Pemboran (810m)
m. Bengkel Kerja Plat (600m)
n. Bengkel Pemesinan (632m)
o. Gudang (210m)
p. Lab. Listrik Industri (600m)
q. Lab.Batuan (900m)
r. Lab. Komputer (81m)
s. Bengkel Plambing (210m)
t. Power Plan (200m)
u. Tempat parkir (1.100m)
v. Bengkel Batu (81m)
w. Ruang OSIS, UKS, KOPSIS (72m)
x. Kantor Gugus Depan (24m)
y. Ruang Pompa (12,25m)
z. Rumah Dinas Guru (864m)
4. Kondisi Non Fisik Sekolah
a. Kondisi Umum Sekolah
Lokasi sekolah yang strtegis sangatlah mendukung suasana belajar.
Jalan menuju sekolah mudah untuk dicapai dan lingkungan sekitar
sekolah tidak ramai serta fasilitas pendukung yang cukup lengkap.
b. Kondisi Kedisiplinan
1) Jam masuk sekolah tepat jam 07.00 WIB. Akan tetapi karena ada
bebrapa jurusan yang menyelenggarakan KBM system semi blok
maka jam masuk dan pulang disesuaikan dengan jadwal pelajaran
yang berlaku.
2) Kedisiplinan siswa masih perlu ditingkatkan, masih ada beberapa
siswa ang terlambat dan berseragam sekolah kurang rapi.
c. Media dan sarana pembelajaran

2
Media dan sarana pembelajaran cukup mendukung untuk kegiatan
belajar mengajar, karena ruang teori dan praktik terpisah. Namun
beberapa runag kelas masih belum lengkap dengan tidak adanya OHP.
d. Perpustakan
Perpustakaan memiliki koleksi begitu lengkap bahkan pada setiap
jurusan telah terdapat perpustakaan. Untuk pemanfaatan perpustakaan
yang berada pada beberapa jurusan dirasa belum optimal, dikarenakan
antusias siswa masih kurang dalam mengoptimalkan fasilitas yang
telah tersedia.
e. Jumlah Guru, Karyawan dan Siswa
1) Jumlah Guru
Tetap : 161 orang
Tidak tetap/honorium : 5 orang
Sementara : 30 orang
2) Pegawai tata usaha
Tetap : 36 orang
Tidak tetap : 16 orang
3) Jumlah siswa : 1051 orang

f. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah berada di dekat perkampungan masyarakat dan
perumahan Guru. Lingkuanga sekolah cukup bersih dan aman karena
adanya petugas kebersihan dan penjaga malam.
g. Fasilitas Olahraga
Fasilitas olahraga yang cukup lengkap yag dapat mendukung kegiatan
olahraga peserta didik. Fasilitas olahraga tersebut antara lain:
lapangan basket, sepak bola dan badminton
h. Kegiatan Kesiswaan
Kegiatan kesiswaan yang sangat diperhatikan sekolah menjadikan
sekolah menjadi sekolah SMK rujukan di D.I.Yogyakakarta. Kegiatan
tersebut antara lain: OSIS, Pramuka, PMR, UNSTRAT, OSEKA,
SHC, Keolahragaan dan kegiatan kerohanian.
B. Perumusan Program dan Rancangan Kegiatan PPL PPGT
Perumusan rancangan kegiatan PPL PPGT disusun agar pelaksanaan dapat
lebih terarah sehingga tujuan dari kegiatan tersebut dapat tercapai baik itu
untuk kegiatan belajar teori maupun praktik. Perencanaan dan penentuan
kegiatan yang telah disusun mengacu pada pemilihan kriteria berdasarkan
hal-hal sebagai berikut.
1. Maksud, tujuan, manfaat, kelayakan dan fleksibilitas program.
2. Potensi guru dan peserta didik.
3. Waktu dan fasilitas yang tersedia.
4. Kebutuhan dan dukungan dari guru, karyawan, dan siswa.

3
5. Minat dari guru dan peserta didik.
Selain semua masalah dari hasil observasi diidentifikasi, maka disusun
beberapa program kerja yang dilakukan berdasarkan berbagai pertimbangan,
antara lain sebagai berikut.
1. Kebutuhan dan manfaat bagi masyarakat sekolah.
2. Kemampuan dan keterampilan mahasiswa.
3. Adanya dukungan masyarakat sekolah dan instansi terkait.
4. Tersedianya berbagai sarana dan prasarana.
5. Tersedianya waktu.
6. Kesinambungan program.

Program PPL yang berwujud praktik mengajar peserta didik yang bertujuan
untuk mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi dunia pendidikan yang
sesungguhnya, selain kegiatan mengajar tersebut terdapat juga terdapat
kegiatan non mengajar yang diantaranya sebagai berikut.
1. Mengikuti upacara bendera.
2. Membimbing kegiatan ekstrakurikuler.
3. Mengikuti rapat yang diselenggarakan oleh sekolah.
4. Melaksanakan kegiatan yang mendukung proses pembelajaran dan
menunjang kompetensi mengajar.
Secara lebih terperinci perencanaan program dan pelaksanaannya telah
tercantum pada buku administrasi guru yang berada pada lampiran
perencanaan program semester dan perencanaan program tahunan.

4
BAB II
PELAKSANAAN PPL PPGT

A. Perencanaan Pembelajaran
Kegiatan PPL PPGT dilaksanakan selama 4 Bulan, terhitung dari tangggal
11 Januari 2016 hingga 14 Mei 2016. Selain itu terdapat juga alokasi waktu untuk
observasi sekolah dan observasi kelas yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan
PPL dimulai. Rumusan program PPL yang direncanakan untuk dilaksanakan di
SMKN 2 Depok Sleman merupakan program individu. Perencanaan
pembelajaran dimulai dengan cara memastikan mata pelajaran yang akan jadi
konsentrasi dalam proses belajar mengajar, setelah itu dilanjutkan dengan
konsultasi bersama guru pembimbing di sekolah. Deskripsi mengenai
perencanaan pembelajaran akan dijelaskan secara terinci, sebagai berikut:
1. Pengajaran Mikro
Pengajaran mikro dilakukan sebelum mahasiswa melaksanakan
praktik mengajar disekolah. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa PPL PPGT
dapat menyiapkan diri untuk berlatih dan mengembangkan potensi diri
mahasiswa sebelum terjun langsung untuk melaksanakan pembelajaran.
Pengajaran mikro merupakan simulasi kecil dari suatu kelas yang digunakan
untuk memberikan gambaran tentang suasana kelas. Pengajaran mikro
merupakan tahapan yang harus dilakukan untuk menerapkan teori dasar
kependidikan, media dan metodologi pembelajaran.
2. Penentuan Materi Pelajaran
Pada tahap awal perencanaan pelaksanaan PPL PPGT, Guru telah
memberikan kewenangan kepada mahasiswa PPL untuk memilih sendiri
materi pelajaran yang akan dipilih. Maka dalam hal ini mahasiswa PPL
memilih untuk melaksanakan proses pembelajaran mengenai Materi Pelajaran

5
Gambar Teknik Kelas X. Hasil diskusi dengan Guru pembimbing, disepakati
bahwa mahasiswa PPL akan melaksanakan pembelajaran mata pelajaran
Gambar Teknik Kelas X pada program keahlian Teknik Kendaraan Ringan
(TKR) dan Teknik Pengolahan Minyak Gas dan Petrokimia (TPMP)
Pembelajaran gambar Gambar Teknik Kelas X pada semester genap
adalah mengenai pengenalan kepada peserta didik tentang proyeksi pictorial
dan proyeksi orthogonal berikut dengan teknik penyajiannya. Pada proyeksi
pictorial materi yang kan dipelajari oleh peserta didik adalah proyeksi
isometric, proyeksi dimetri, proyeksi miring dan peroyeksi perspektif.

3. Bimbingan dengan Guru Pembimbing


Bimbingan dilakukan dalam rangka persiapan mengajar dalam kelas,
diawali dengan pengordinasian tentang kelangkapan yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa PPL PPGT. Kelengkapan tersebut adalah berupa buku
administrasi guru yang terdiri semua kelengkapan pembelajaran yang harus
dipenuhi sebelum melaksanakan pembelajaran sebenarnya. Segala sesuatu
yang terkait dengan persiapan pembelajaran wajib untuk dikonsultasikan
terlebih dahulu ke Guru pembimping. Dalam pelaksanaan pembelajaran
bersama Guru disepakati bahwa mahasiswa PPL PPGT akan melaksankan
pembelajaran pada hari selasa di kelas X TKR dan hari sabtu di kelas X
TPMP.
4. Persiapan sebelum Mengajar
Dari beberapa hal yang telah dijelaskan di atas dapat di simpulkan untuk
persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum mengajar adalah
a. Mempersiapkan administrasi Guru.
b. Kesiapan kepribadian yang meliputi kesiapan mental, kompetensi, atau
kemampuan dasar.
c. Kemampuan Penguasaan dalam bahan ajar, yaitu kemampuan
mendiagnosa tingkah laku siswa, kemamampuan melaksanakan prosess
pengajaran dan kemampuan mengukur hasil belajar.
B. Pelaksanaan Pembelajaran Terbimbing dan Mandiri
a. Pelaksanaan Pembelajaran Terbimbing
Dalam latihan mengajar terbimbing, praktikan maasiswa PPL PPGT
didampingi oleh guru pembimbing saat mengajar di kelas. Mahasiswa PPL
PPGT memberikan materi di depan kelas, sedangkan guru pembimbing
mengamati dari belakang. Dengan demikian guru pembimbing dapat
mengetahui kekurangan-kekurangan mengenai segala sesuatu yang berkaitan
dengan praktik mengajar yang dilaksankan oleh mahasiswa PPL PPGT.
Pelaksanaan praktik mengajar terbimbing ini dilaksanakan selama dua kali
pada awal pertemuan.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Mandiri

6
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-
langkah kegiatan setelah pertemuan. Pada dasarnya, langlah-langkah kegiatan
adalah memuat unsur kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.

Menurut hasil pelaksanan pembelajaran dapat diuraikan Sebagai


berikut:
a. Membuka pelajaran
Tujuan membuka pelajaran adalah untuk menyiapkan suasana kelas agar
siap untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, baik secara fisik,
maupun mental. Proses membuka pembelajaran meliputi :
1) Memeriksa kesiapan tempat pembelajaran (kebersihan dan
kenyamanan ).
2) Melakukan presensi kehadiran siswa.
3) Menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran.
4) Melakukan apersepsi terhadap materi pembelajaran yang akan
dibahas.
b. Penyajian materi
Pengertian penyajian meteri adalah suatu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penyajian materi secara
umum juga dapat diartikan sebagai metode . Metode yang dimaksud
adalah metode pambelajaran. Metode pembelajaran merupakan
seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk
kualitas pembelajaran (Riyanto, 2002:32). Menurut hasil pelaksanaan PPL
PPGT, Penyajian atau metode yang dipakai dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran didasarkan pada hasil
observasi pelaksanaan PPL PPGT. Menurut hasil observasi tersebut
didapat bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran metode yang sesuai
dengan karakteristik siswa adalah sebagai berikut:
1) Metode Ceramah, metode ini digunakan sebagai penggantar materi
sebelum pelaksanaan kegiatan praktik.
2) Metode Demonstrasi, penggunaan metode ini adalah sebagai metode
yang digunakan untuk memperjelas pemahaman siswa.
3) Metode Diskusi, penggunaan metode ini diharapkan dapat
mernagsang ataupun melatih siswa dalam memecahkan masalah
secara berkelompok.
4) Metode Tugas, merupakan penerapan metode yang dilakukan untuk
melatih dan mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami
materi.

c. Penggunaan Bahasa

7
Hasil pelaksanaan PPL PPGT di SMKN 2 Depok Sleman, yaitu
1) Menggunakan bahan lisan secara jelas dan lancar.
Dalam pelaksanaan PPL PPGT mahasiswa menggunakan bahasa lisan
secara jelas dan lancar agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran
dan dapat dimengerti oleh siswa.
2) Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
Dalam pelaksanaan PPL PPGT mahasiswa menggunakan bahasa
tulisan (misalnya : soal, modul, dan sebagainya) sesuai dengan kaidah
bahasa yang benar , jelas dan tidak menimbulkan kesalahan penafsiran
dan dapat dimengerti oleh siswa.
3) Menyampaikan pesan dan dengan gaya yang sesuai.
d. Penggunaan waktu
Alokasi waktu dalam pelaksanaan setiap kegiatan pembelajaran dalam
PPL PPGT sesuai estimasi waktu yang sudah direncanakan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
e. Gerak
Dalam pelaksanaan PPL PPGT, yaitu selama di dalam kelas
mahasiswa selalu berusaha untuk tidak selalu di depan kelas. Mahasiswa
juga berjalan ke arah siswa dan memeriksa pekerjaan siswa untuk
mengetahui secara langsung apakah siswa telah memahami tentang materi
yang telah disampaikan. Kegiatan ini juga dimaksudkan peran mahasiswa
sebagai informatory yang selalu siap membantu jika terdapat siswa yang
kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan.
f. Cara memotifasi siswa
Untuk memotifasi peserta didik, dilakukan beberapa cara, yaitu:
1) Memberikan apresiasi terhadap siswa yang palig aktif dan baik.
2) Memberikan teguran pada siswa yang kurang disiplin.
3) Mahasiswa adalah guru yang berperan sebagai tempat (wadah),
penengah dan memberikan pemahaman terhadap aspirasi siswa.
4) Mahasiswa selalu membantu apa yang menjadi masalah dalam
pemahaman belajar siswa.
g. Teknik bertanya
Dalam pelaksanaan pembelajaran teknik bertanya yang digunakan
adalah dengan cara memberikan respon kepada peserta didik (memberi
pertanyaan terlebih dahulu) dan dilanjutkan dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi untuk menjawab pertanyaan
tersebut. Tetapi, jika belum ada peserta didik yang menjawab maka
beberapa siswa akan ditunjuk untuk mengutarakan pendapatnya.
h. Teknik penguasaan kelas
Teknik penguasaan kelas yang dilakukan adalah dengan cara
berjalan berkeliling kelas. Dengan demikian diharapkan agar bisa
memantau apakah peserta didik memperhatikan dan dapat memahami
materi yang sedang dipelajari.

8
i. Penggunaan media
Media pembelajaran atau sumber belajar yang digunakan adalah :
1) Bahan
a) white board atau black board.
b) Modul ( bahan ajar ).
c) Job sheat.
2) Sumber belajar.
a) Buku, Modul atau referensi lain.
b) Jobsheet.
c) Internet
j. Bentuk dan cara evaluasi
Evaluasi yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan hasil
pelaksanaan proses belajar dan mengajar, keberhasilan penyampaian
meteri dan evaluasi daya serap siswa. Teknik evaluasi yang digunakan
adalah Tes, dan Non Tes. Teknik tes digunakan untuk menilai ataupun
mengetahui hasil pembelajaran siswa melalui lembaran tes ataupun
kegiatan praktik yang harus dikerjakan oleh siswa. Teknik non tes
dilakukan untuk mengetahui kemampuan afektif siswa. Dalam teknik ini
dapat diketahui seberapa jauh siswa dapat berinteraksi dengan siswa yang
lain dalam hal kerja sama, sikap kerja dan problem solving.
k. Menutup pembelajaran
Kegiatan menutup pembelajaran meliputi :
1) Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan
siswa seperti mengingatkan atau mengulang kembali materi yang
telah disampaikan.
2) Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau
kegiatan.
3) Memberikan tugas mandiri maupun kelompok sebagai refleksi materi
yang telah di pelajari.
4) Menutup kegiatan pembalajaran dengan berdoa bersama
l. Prosedur Penilaian
Pada silabus telah diberikan rujukan mengenai jenis penilaian
yang akan digunakan untuk setiap pembelajarannya. Penilaian pencapaian
KD oleh siswa dilakukan dengan didasarkan kepada indikator yang telah
dikembangkan sebelumnya. Kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru
adalah dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis (paper
and pencil test) maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri (self asessment). Oleh karena itu pada setiap
pembelajaran siswa dipicu agar menghasilkan karya, maka penyajian
portofolio adalah cara penilaian yang wajib dilakukan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Beberapa hal yang dilaksanakan mahasiswa PPL PPGT dalam
merancang sebuah penilaian adalah sebagai berikut:

9
1) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang
bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran,
dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap
kelompoknya.
2) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang
berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator harus
dilaksanakan, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD
yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan
siswa.
3) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak
lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program
remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah
ketuntasan, dan program pengayaan bagi siswa yang telah memenuhi
ketuntasan.
4) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran.
m. Pemanfaatan Hasil Penilaian
Untuk memanfaatkan hasil Penilaian mahasiswa yang peran
sebagai guru dalam pelaksanaan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan
adalah pengukuran, penilaian dan tes. Hal ini dilakukan sebagai alat
evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan siswa. Kesesuaian
teknik dan jenis penilaian yang digunakan adalah tes lisan , tes tertulis dan
tes perbuatan. Selain itu mahasiswa magang juga membuat rancangan
porto folio yang didalamnya memuat tugas dan hasil yang telah ditempuh
oleh siswa serta melaksankan analisis sebelumnya (ujian harian, ujian
akhir sekolah dan ujian nasional) yang kemudian digunakan untuk
keperluan program perbaikan (remedial, pengayaan dan menyempurnakan
rancangan pelaksanaan pembelajaran).
Langkah- langkah yang dilaksanakan oleh mahasiswa untuk
melakukan asessmen adalah
1) Menyusun rencana asesmen dan evaluasi hasil belajar.
2) Menghimpun data.
3) Melakukan verifikasi data.
4) Mengolah dan menganalisis data.
5) Melakukan penafsiran dan menarik kesimpulan.
6) Menyimpan instrumen dan hasil asesmen.
7) Menindak lanjuti hasil evaluasi.
C. Analisis Hasil Pelaksanaan dan Refleksi
1. Hasil Pelaksanaan PPL
Adapun hasil yang dapat diperoleh dan dirasakan oleh praktikan dalam
pelaksanaan PPL ini antara lain:
a. Praktikan mendapatkan pengalaman mengajar sesungguhnya, dan juga
cara mengelola kelas yang efektif.

10
b. Secara administrasi pengajaran, hasil yang diperoleh praktikan yaitu:
1) Silabus
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3) Buku administrasi guru
c. Praktikan mengetahui betapa pentingnya komunikasi dalam proses
pembelajaran. Terlebih lagi komunikasi pada saat konsultasi dengan guru
pembimbing sangatlah diperlukan demi lancarnya pelaksanaan mengajar.
Banyak hal yang dapat dikonsultasikan dengan Guru Pembimbing, baik
RPP, materi, modul pembelajaran, metode maupun media pembelajaran
yang paling sesuai dan efektif dilakukan dalam pembelajaran.
d. Metode yang disampaikan kepada siswa harus bervariasi sesuai dengan
tingkat pemahaman dan daya konsentrasi.
e. Praktikan dapat mengelola situasi kelas dan membuat suasana yang
kondusif dalam belajar.
f. Praktikan dapat mengembalikan situasi menjadi kondusif lagi bila ada
siswa yang menimbulkan masalah (membuat ramai, mengganggu teman,
dan lain-lain).
g. Praktikan mampu memberikan evaluasi sehingga dapat menjadi umpan
balik dari siswa untuk mengetahui seberapa banyak materi yang telah
disampaikan dapat diserap oleh siswa.
2. Analisis Pelaksanaan Program PPL
Secara umum, Mahasiswa PPL PPGT dalam melaksanakan PPL tidak
banyak mengalami hambatan yang berarti, dengan adanya hambatan tersebut
mahasiswa justru mendapat pengalaman berharga sehingga dapat digunakan
sebagai refleksi atau perbaikan untuk menjadi guru yang baik dengan
bimbingan guru pembimbing masing-masing di sekolah. Adapun hambatan-
hambatan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan PPL adalah sebagai
berikut.
a. Hambatan Secara Umum
Seperti kegiatan lainnya pelaksanaan PPL juga mengalami hambatan.
Hambatan tersebut secara umum biasanya berasal dari sekolah yang
secara umum terletak pada terbatasnya alat praktikum, sehingga ketika
pelaksanaan jumlah siswa dalam satu kelompok terkadang kurang ideal.
Untuk mengatasi kondisi tersebut praktikan mengkondisikan siswa agar
ketika bekerja dalam kelompok siswa mendapatkan tugasnya masing-
masing. Selain itu hambatan secara umum juga dapat berasal dari siswa,
misalnya:
1) Kesiapan siswa yang kurang untuk menerima materi.
2) Siswa kurang berperan aktif dalam KBM.
3) Terdapat beberapa siswa yang sering terlambat masuk kelas.
b. Hambatan Khusus Proses Belajar Mengajar
1) Teknik Pengelolaan Kelas
Teknik pengelolaan kelas atau bengkel sedikit susah dilakukan
karena terbatasnya pengalaman mengelola kelas dari praktikan. Di
bangku kuliah hanya diberikan teori pengelolaan kelas, namun pada
pelaksanaannya hal tersebut sulit dilaksanakan karena karakteristik

11
siswa yang berbeda beda. Selain itu mahasiswa praktikan masih
merasa canggung untuk memberikan hukuman apabila ada beberapa
siswa yang berbuat ulah.
Solusi yang dilakukan untuk menangani hal tersebut adalah
dengan berkreasi dan berimprovisasi guna menghindari rasa jenuh
atau bosan dalam proses pembelajaran. Solusi tersebut dilakukan
dengan cara praktikan akan memanfaatkan fasilitas yang ada dengan
sebaik- baiknya dan semaksimal mungkin, serta mengembangkan
berbagai kreasi cara penyampaian materi agar hasil yang dicapai lebih
maksimal. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah diciptakannya
suasana belajar yang serius tetapi santai guna memberi semangat
dalam belajar kepada siswa sehingga siswa akan mudah dalam
menerima materi pelajaran yang disampaikan. Apabila situasi berjalan
dengan tegang maka akan berdampak pada konsentrasi siswa yang
tidak fokus dalam menerima materi pelajaran.
2) Hambatan Belum Adanya Motivasi Belajar Siswa dan Karakteristik
Siswa
Kurangnya motivasi untuk belajar mengakibatkan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran tidak berjalan lancar. Pengetahuan siswa
mengenai dasar listrik masih sangat kurang karena baru pertama
mendapatkan pelajaran. Solusi yang dilakukan untuk menangani
hambatan tersebut adalah dengan diberikannya motivasi-motivasi
penyemangat belajar demi mencapai cita-cita dan keinginan mereka.
Motivasi untuk menjadi yang terbaik, agar sesuatu yang diharapkan
dapat tercapai. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan nasihat
dan menceritakan pengalaman pribadi yang dapat membantu siswa
untuk lebih termotivasi. Selain itu mengaitkan materi yang akan
dipelajari dengan fenomena yang ada di kehidupan seharihari
membuat peserta didik termotivasi kembali dalam kegiatan
pembelajaran.
3) Hambatan Saat Menyiapkan Administrasi Pengajaran
Hambatan saat menyiapkan administrasi pengajaran antara lain
disebabkan karena praktikan kurang memahami tentang keperluan
administrasi apa saja yang dimiliki oleh seorang guru. Pembuatan
Buku Administrasi Pendidik dan kelengkapan yang lain kurang
dipahami oleh praktikan. Selama ini, praktikan hanya mengetahui
metode untuk membuat bahan ajar. Solusi yang dilakukan adalah pada
saat penyiapan administrasi pengajaran dilakukan dengan melihat
contoh-contoh yang telah ada, disesuaikan dengan materi diklat yang

12
akan diberikan. Setelah itu berkoordinasi dengan guru pembimbing
serta pelaporan terhadap apa yang telah dikerjakan/dibuat.

3. Refleksi
Berdasarkan paparan diatas didapatkan bahwa proses kegiatan PPL
dapat berjalan dengan lancar meskipun terdapat hambatan yang muncul baik
dari dalam maupun dari luar praktikan. Meskin demikian hambatan tersebut
dapat diselesaikan dan dapat menjadi pembelajaran dan bekal bagi praktikan
dalam mempersiapkan diri menjadi calon tenaga pendidik. Hambatan dapat
diatasi dengan cara berkonsultasi dengan guru dan dosen pembimbing untuk
mendapatkan solusi dari masalah tersebut. Seberat apapun hambatan yang
muncul sebenarnya akan menjadi pembelajaran bagi praktikan kedepannya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Setelah dilaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL PPGT) di
SMK Negeri 2 Depok Sleman, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
1. Seluruh program kerja PPL PPGT mendapatkan dukungan sepenuhnya dari
pihak sekolah dengan memberikan berbagai fasilitas yang ada sehingga
pelaksanaan program dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya masalah
yang berarti. Dukungan moral maupun materiil diberikan oleh pihak sekolah
dengan sepenuhnya.
2. Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) menjadi suatu sarana bagi mahasiswa
PPGT Mesin UNY untuk dapat menerapkan langsung ilmu yang telah
diperoleh di bangku kuliah. Dengan terjun ke lapangan praktikan dapat
berhadapan langsung dengan masalah yang berkaitan dengan proses belajar
mengajar di sekolah baik itu mengenai manajemen sekolah maupun
manajeman pendidikan.
3. Persiapan sebelum melaksanakan PPL sangat mendukung kelancaran dalam
pelaksanaan praktik mengajar.
4. Keberhasilan proses belajar mengajar tergantung kepada unsur utama (guru,
murid, orang tua dan perangkat sekolah) ditunjang dengan sarana dan
prasarana pendukung.
B. Saran
1. Kepada Pihak SMKN 2 Depok, Sleman, Yogyakarta
Program yang dijalankan secara berkelanjutan hendaknya tetap dijaga dan
dilanjutkan serta dimanfaatkan semaksimal mungkin dan seefektif mungkin.
2. Kepada Pihak Universitas Negeri Yogyakarta
a. Pembekalan PPL hendaknya lebih diefisienkan, dioptimalkan dan lebih
ditekankan pada permasalahan yang sebenarnya yang ada dilapangan agar
hasil pelaksanaan PPL lebih maksimal.
b. Ada baiknya pada saat kuliah microteaching terdapat praktik mengajar di
kelas tempat akan melaksanakan PPL, sehingga mahasiswa lebih
mendapatkan gambaran nyata tentang pembelajaran di kelas.
3. Kepada Pihak Mahasiswa
a. Hendaknya sebelum mahasiswa praktikan melaksanakan PPL terlebih
dahulu mempersiapkan diri dalam bidang pengetahuan teori,
keterampilan, mental dan moral sehingga mahasiswa dapat melaksanakan
PPL dengan baikdan tanpa hambatan yang berarti.

14
b. Meningkatkan kesadaran bahwa program PPL merupakan salah satu
penerapan tri darma perguruan tinggi yaitu pengabdian pada masyarakat
sehingga dalam menjalankan kegiatan ini harus dilandasi dengan
keikhlasan dan kesabaran.
c. Hendaknya mahasiswa PPL mempersiapkan bahan ajar dan rencana
pembelajaran jauh hari sebelum praktik dilaksanakan sebagai pedoman
dalam mengajar, supaya pada saat mengajar dapat menguasai materi
dengan baik dan berkonsultasi pada guru pembimbing sebelum dan
sesudah mengajar, supaya bisa diketahui kelebihan, kekurangan dan
permasalahan selama mengajar. Dengan demikian proses pembelajaran
akan mengalami peningkatan kualitas secara terus menerus.
d. Menjaga sikap dan tingkah laku selama berada di dalam kelas maupun di
dalam lingkungan sekolah, agar dapat terjalin interaksi dan kerjasama
yang baik dengan pihak yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA
Riyanto, M. (2003). Pendekatan dan Metode Pembelajaran. Malang : Departemen

15
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral pendidikan Dasar Dan Menengah
Proyek Peningkatan Pusat Pengembangan Penataran Guru.
Tim Penyusun Buku Pedoman PPL-PPGT (2016). Pedoman PPL PPGT UNY.
.Yogyakarta: LPPMP-UNY
(2016). Profil SMKN 2 Depok Sleman Yogyakarta. Diakses dari: http://
.smkn2depoksleman.sch.id/ . Pada tanggal 16 Mei 2016, Jam: 19:39 WIB.

16

Anda mungkin juga menyukai