Persiapan Film
Film boleh dimasukkan ke dalam kaset yang telah dibersihkan pada saat
melakukan pemotretan atau beberapa jam sebelumnya (tapi tidak boleh dibiarkan
lebih dari 24 jam di dalam cassette karena sensitif terhadap cahaya, panas, dan
tekanan sehingga dapat merusak film yang digunakan). Film rontgen yang telah
disinari harus segera diproses di kamar gelap untuk memperoleh hasil yang baik.
Yang harus diperhatikan pada waktu memasukkan film ke dalam kaset
antara lain :
Hindari cahaya matahari atau sinar lainnya ke dalam kamar gelap melalui
jendela, pintu atau celah-celah lainnya, dengan cara menutup rapat-rapat
ruang kamar gelap. Dinding kamar gelap harus dilapisi timah hitam (Pb).
Nyalakan lampu khusus (safe lamp) yang menggunakan filter.
Ambil kaset kosong yang telah dibersihkan, kemudian ambil box berisi film
dari dalam lemari, keluarkan film tersebut, dan segera masukkan ke dalam
kaset dengan tangan kering dan bersih. Hal ini dilakukan untuk menghindari
noda-noda atau bercak-bercak pada film. Waktu memasukkan film ke dalam
kaset, lembaran film tidak boleh tegak lurus dengan arah sinar safe lamp
karena gambar foto menjadi kabur. Periksalah letak film di dalam kaset
sudah sempurna atau belum, kemudian kaset segera ditutup rapat.
Box film dikembalikan ke dalam lemari, kemudian lemari film ditutup.
Film yang sudah siap di dalam kaset, diletakkan pada kaset holder atau meja.
Persiapan Identifikasi
Identifikasi pada film ekstra oral sangat penting meliputi :
- Nama, umur, dan jenis kelamin.
- Waktu pemotretan : tanggal, bulan, dan tahun.
- Nomor foto.
- R (kanan) dan L (kiri).
- Tempat pemotretan.
Ada 2 cara memberikan identifikasi yaitu :
Menggunakan huruf dan angka dari bahan radiopak, dengan cara menyusun
dari kiri tekanan sesuai dengan nama, tanggal, nomor, dan lain-lain menurut
keperluan, kemudian menggunakan isolasi untuk menempelkannya di
permukaan kaset bagian depan.
Menggunakan ray printer atau name printer, mula-mula identitas pasien
diketik atau ditulis di formulir yang sudah disinari sinar X, dikeluarkan dari
kaset dan bersama kertas identitas tadi dimasukkan ke dalam ray printer,
tekan tombolnya dan ditulis di formulir identitas terproyeksi ke film. Setelah
diproses, identitas tersebut terlihat dengan jelas di fotonya.
Persiapan Penderita
Penderita dipanggil masuk ke dalam ruangan foto, kemudian melakukan
pengecekan identitas dan regio yang diperiksa.
Tentukan posisi penderita lebih dahulu, apakah berdiri, tegak, duduk,
berbaring dengan posisi telungkup atau telentang.
Bebaskan alat-alat logam yang dikenakan penderita, misalnya perhiasan,
jepit rambut, gigi tiruan, alat ortodonsi lepasan, kaca mata, dan lain-lain.
Beritahukan pada penderita tentang hal yang akan dilakukan.
Atur posisi kepala pasien dengan memperhatikan garis pedoman dasar antara
lain garis orbita meatal (OML), garis inter pupil, bidang mid sagital (MSP),
bidang fraktur horizon (FHP), dan bidang oklusi.
Operator harus memeriksa kembali, apakah posisi penderita sudah benar dan
siap untuk disinari atau belum.
Berikan instruksi terakhir pada penderita yaitu untuk tetap diam dan jangan
bergerak selama penyinaran.
Persiapan Pesawat
Pesawat harus dipersiapkan sebelum pemotretan.
Mula-mula operator menentukan kondisi sinar X yang dibutuhkan dengan
mengatur kilovoltage (kV), miliampere (mA), dan waktu (sec)
Kemudian arahkan kone (cone) dan jarak tube ke film (TFD) serta mengatur
luas lapangan penyinaran/diafragma.
Setelah siap, operator menekan tombol espose, sambil memperhatikan pasien
selama penyinaran.
Hasil foto panoramik ekstra oral : terlihat adanya gosh image pada hasil
pemotretan dan beberapa gigi rahang atas tidak tampak.
Teknik dan posisi yang tepat adalah bervariasi pada satu alat dengan alat
lainnya. Akan tetapi, ada beberapa alat lainnya. Akan tetapi , ada beberapa
pedoman umum yang sama yang dimiliki semua alat dan dapat dirangkum
meliputi :
1. Siapkan kaset yang telah diisi film atau sensor digital yang telah
dimasukan kedalam tempatnya.
2. Collimation harus diatur sesuai ukuran yang diinginkan.
3. Besarnya tembakan sinar antara 70-100kV dan 4-12 mA
4. Hidupkan alat untuk melihat alat apakah alat dapat bekerja, naik atau
turunnya tempat kepala dan sesuaikan dengan posisi kepala pasien.
5. Sebelum memposisikan pasien, sebaiknya persiapan alat telah dilakukan