Oleh
Rediana Novia Yasinta (105100301111043)
Nenah Absentia (105100313111011)
Ummi Mardiyah (105100307111001)
Ardiman Aziz Darajatun (105100301111069)
Alvionita Revila (105100301111065)
Apel merupakan buah yang memiliki banyak kandungan vitamin dan kaya
akan manfaat bagi tubuh. Kandungan yang ada pada apel yaitu vitamin A, B dan
C serta mineral seperti belerang, zat besi, klor, fosfor, kalsium, magnesium,
natrium, potassium dan silikon. Manfaat apel itu sendiri cukup banyak dalam
dunia kesehatan, yaitu untuk obat batuk, penghancur batu ginjal, melancarkan
pencernaan, membersihkan tubuh dari racun dan mengobati peradangan di
dalam tubuh, serta menyembuhkan influenza dan infeksi lainnya. Indonesia
memiliki komoditi malang yang khas, yaitu apel Malang. Pada saat ini apel
malang dalam kondisi terpuruk. Dikarenakan apel malang kalah bersaing dengan
apel Fuji dan apel Washington. Walaupun harga dari kedua apel tersebut lebih
mahal hinggaRp 13.000,00 dan harga apel malang mencapai Rp 4000,00 Rp
5000,00 tetap saja apel malang tidak mampu bersaing dengan apel Fuji dan apel
Washington. Oleh karena itu, strategi untuk meningkatkan potensi dari apel
malang tersebut dengan mengolah apel malang dalam bentuk produk lain
misalnya sari buah.
Sari apel merupakan cairan jernih atau keruh yang tidak difermentasi dari
hasil ekstraksi apel yang telah masak dan masih segar. Apel sebagai bahan baku
pembuatan sari apel harus memiliki kematangan yang optimum karena akan
menentukan flavor, warna, nilai gizi, kandungan padatan dan keasaman sari
apel. Selain itu apel yang digunakan juga harus masih segar, tidak busuk dan
tidak berkapang. Proses pembuatan sari apel pada prinsipnya terdiri dari
tahapan ekstraksi, penyaringan, pemanasan, dan pengemasan. Sari buah apel
benar benar mampu meningkatkan daya tarik konsumen untuk mengkonsumsi
sari buah apel, karena sari buah apel memiliki kandungan yang sama dengan
buah apel segar. Selain itu, sari buah apel praktis untuk dikonsumsi sehingga
bagi konsumen yang ingin tercukupi kebutuhan akan vitamin dan gizi serta ingin
memiliki tubuh sehat dapat langsung mengkonsumsi sari buah apel tersebut.
Dari segi industri, sari apel memiliki potensi yang besar untuk
dikembangkan lagi, karena saat ini sari apel sudah banyak peminatnya. Dari segi
ekonomi, bisnis sari buah apel sangat menguntungkan. Karena keberadaan
bahan baku yang melimpah serta cara pengolahan yang sederhana. Selain itu,
biaya pengadaan bahan baku, biaya untuk peralatan produksi tidak terlalu mahal,
sehingga biaya produksi bisa ditekan. Oleh karena itu harga jual sari apel dapat
dijangkau semua kalangan konsumen, dan menjadikan produk sari apel bisa
cepat diterima oleh konsumen.
1.3 Tujuan
Tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan ini adalah
menyediakan produk berupa sari apel yang memiliki kualitas yang tinggi. Sari
apel dibuat dari bahan baku apel malang dan dipilih yang memiliki organoleptik
yang sesuai dengan standar perusahaan. Produk sari apel dikemas dalam
tetrapack sehingga fleksible dan mudah untuk dikonsumsi oleh konsumen. Sari
apel yang dibuat akan dikembangkan sedemikian rupa mengikuti perkembangan
teknologi yang ada. Perkembangan produk yang dilakukan baik dari segi rasa
maupun kemasan yang disesuaikan dengan keinginan atau selera konsumen.
BAB II
KONSEP PRODUK
Letak geografis kota Malang terletak pada ketinggian antara 440 - 667
meter diatas permukaan air laut. 112,06 - 112,07 Bujur Timur dan 7,06 -
8,02 Lintang Selatan. Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2006 tercatat
rata-rata suhu udara berkisar antara 22,2C - 24,5C. Sedangkan suhu
maksimum mencapai 32,3C dan suhu minimum 17,8C . Rata kelembaban
udara berkisar 74% - 82%. Dengan kelembaban maksimum 97% dan
minimum mencapai 37%. Curah hujannya sekitar 1,883.00 mm/tahun. Seperti
umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan
putaran 2 iklim, musim hujan, dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan
Stasiun Klimatologi Curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Januari,
Pebruari, Maret, April, dan Desember. Sedangkan pada bulan Juni, Agustus,
dan Nopember curah hujan relatif rendah. Sehingga dapat dikatakan bahwa
lokasi perusahaan sari apel Lestari ini dari segi iklimnya tidak
membahayakan untuk pendirian perusahaan.
6. Lokasi pasar
226
ada pada pembuatan sari apel Lestari. Rendemennya adalah 200 x 100%
Pola aliran bahan baku yang digunakan adalah bentuk U shape. Pola
aliran ini digunakan untuk memaksimalkan penggunaan ruang produksi, letak
pintu masuk bahan dan keluar produk berbeda, dan pola aliran ini terletak pada
satu garis. Bahan baku yang datang dari supplier disortir untuk menyesuaikan
standar bahan baku yang dibutuhkan perusahaan. Setelah itu apel dikupas dan
dipotong kecil-kecil, kemudian apel dimasukkan ke dalam mesin juicer dan
ditambahkan air. Jus buah dari proses sebelunya dipres dan menghasilkan sari
buah, kemudian sari buah tersebut dimasak dan ditambahkan gula. Setelah
dimasak sari buah tersebut di pasteurisasi selama 15 detik dengan suhu 72-
750C. Setelah itu sari buah secara otomatis dialirkan menuju mesin pengemas
tetra pack, setelah dikemas dengan tertra pack kemudian sari apel dikemas
dengan kemasan sekunder menggunakan kardus.
Tempat penyortiran dan tempat pengupasan dibuat berdekatan dengan
tujuan efisiensi jarak dan waktu perpindahan. Tempat pengupasan dan tempat
pemotongan apel diasumsikan menjadi satu tempat, dan tempat pengupasan
tersebut diletakkan dekat dengan mesin juicer dengan tingkat kedekatan penting
dengan tujuan untuk mempermudah perpindahan bahan, sedangkan tingkat
kedekatan tempat pengupasan dengan mesin lainnya (selain mesin juicer) tidak
terlalu penting karena mesin yang lain bukan merukan proses lanjutan dari
proses pengupasan. Begitu juga dengan mesin-mesin selanjutnya, mesin juicer
yang digunakan merupakan mesin yang memiliki 2 fungsi yaitu untuk
menghaluskan apel dan memisahkan ampas dari sari apel, oleh karena itu mesin
juicer ini harus dekat dengan mesin mixer. Mesin mixer harus dekat dengan
mesin pasteurisasi, mesin pasteurisasi harus dengan mesin pengemasan tetra
pack dan mesin pengemas tetra pack harus dekat dengan tempat pengemasan
sekunder. Sedangkan untuk tempat penyortiran dan tempat pengupasan
diletakkan jauh dari mesin pasteurisasi dan tempat pengemasan dengan tujuan
agar produk yang dihasilkan tidak terkontaminasi dengan kotoran dari bahan
baku yang belum diproses.
Pada pelaksanaannya terdapat 2 gedung pada perusahaan ini, yaitu
gedung untuk administrasi dan gedung untuk proses produksi (pabrik). Luas
minimal untuk pabrik digunakan sebanyak 300 m2 dimana didalamnya terdapat
10 buah pisau proses pengupasan dan pemotongan, 3 buah meja stainless, 4
buah juicer yang dilengkapi dengan alat pengepres, 3 buah mixer untuk proses
pencampuran, 3 buah pasteurisator, 1 buah mesin pengepak tetrapack dan 1
gudang untuk penyimpanan bahan baku dan 1 gudang untuk penyimpanan sari
apel yang telah jadi. Penempatan mesin-mesin tersebut diletakkan pada satu
ruang tanpa sekat sehingga proses produksi dapat dilakukan secara kontinyu
dengan waktu yag lebih efisien dan tidak membutuhkan banyak biaya untuk
pembuatan ruang produksi dengan ruangan yang berbeda. Luas pabrik
sebanyak 455 m2 tersebut dialokasikan sebagai berikut :
No. Bagian Luas
1. Bagian penyortiran 50 m2
2. Bagian pengupasan dan pemotongan 50 m2
3. Bagian juicer dan pengepresan 43 m2
4. Bagian pencampuran (mixing) 30 m2
5. Pasteurisator 52 m2
6. Bagian pengepakan tetra pack 20 m2
7. Gudang apel 90 m2
8. Gudang sari apel 120 m2
Total 455 m2
3. Parameter fisika
Parameter fisika digunakan untuk penyortiran buah apel malang
yang akan digunakan pada proses produksi dan parameter fisika
untuk bahan jadi sari apel yang akan dipasarkan. Parameter fisika
yang sering digunakan meliputi warna, rasa, bau, tekstur dan
kekeruhan. Dengan hasil samping berupa ampas yang dapat
dijadikan produk lain seperti selai apel, maka perusahaan
melakukan pengontrolan selain dari kandungan ampas yang ada,
dilakukan pula pengontrolan terhadap parameter fisika dari ampas
apel yang digunakan untuk pembuatan selai. Parameter fisika dari
ampas apel ini antara lain mempunyai warna kecoklatan dengan
tekstur semi padat / agak encer, mempunyai rasa seperti rasa apel
malang pada umumnya yaitu masam manis dengan bau khas apel
malang. Dan dari tingkat kekeruhannya, ampas apel ini berwarna
coklat keruh.
4. Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya bahan organik /
mikroorganisme seperti bakteri coli, virus, bentos dan plakton.
Organisme yang peka akan mati di lingkungan air yang tercemar.
Parameter biologi ini digunakan agar selai apel yang dihasilkan
untuk menjadi produk hasil samping dari sari apel aman untuk
dikonsumsi oleh konsumen dan tidak menimbulkan efek yang
negatif mengingat ampas apel tersebut merupakan limbah dari
hasil pemproduksian sari apel.
Pencemaran lingkungan akan terjadi jika limbah-limbah yang
dihasilkan baik dari perindustrian maupun limbah hasil rumah tangga tidak
dikelola dengan baik. Bahkan dampak negatifnya selain mencemari
lingkungan juga dapat menyebabkan awal dari adanya penyakit-penyakit
yang dihasilkan karena mikroba yang semakin menumpuk. Oleh
karenanya dibutuhkan kesadaran yang tinggi karena upaya pencegahan
pencemaran lingkungan merupakan tanggung jawab bersama. Pada
proses pembuatan sari apel ini limbah yang dihasilkan dapat tergolong
dalam limbah yang tidak membahayakan. Karena limbah padat yang
dihasilkan digunakan kembali untuk proses pembuatan produk lain
sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar perusahaan. Sedangkan
untuk limbah cairnya berupa air pencucian buah apel dan limbah domestik
yang dapat dibuang ke selokan atau sungai secara langsung karena aman
dan tidak mengandung mikroorganisme yang dapat mengganggu
makhluk-makhluk yang berada di tempat pembuangan.