Anda di halaman 1dari 15

10 Juni 2010

BLUEPRINT SEKTOR INDUSTRI INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan kondisi sektor industri di Indonesia dengan
menganalisis temuan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang telah
dipublikasikan oleh pemerintah. Data dan informasi yang digunakan dalam riset ini
diperoleh dari situs-situs resmi pemerintah daerah, beberapa situs perorangan, dan

Studi, Investasi Pariwisata Daerah


referensi beberapa buku penunjang.

Keyword: Klaster Industri, RPJM

1. PENDAHULUAN margin keuntungan. Dalam


melaksanakan proses pembangunan
Era globalisasi ekonomi yang disertai
industri, keadaan tersebut merupakan
dengan pesatnya perkembangan
kenyataan yang harus dihadapi serta
teknologi, berdampak sangat ketatnya
harus menjadi pertimbangan yang
persaingan dan cepatnya terjadi
menentukan dalam setiap kebijakan
perubahan lingkungan usaha. Produk-
yang akan dikeluarkan, sekaligus
produk hasil manufaktur di dalam
merupakan paradigma baru yang harus
negeri saat ini begitu keluar dari pabrik
dihadapi oleh negara manapun dalam
langsung berkompetisi dengan produk
melaksanakan proses industrialisasi
luar, dunia usaha pun harus menerima
negaranya.
kenyataan bahwa pesatnya
Atas dasar pemikiran tersebut
perkembangan teknologi telah
kebijakan dalam pembangunan industri
mengakibatkan cepat usangnya fasilitas
Indonesia harus dapat menjawab
produksi, semakin singkatnya masa
tantangan globalisasi ekonomi dunia
edar produk, serta semakin rendahnya
dan mampu mengantisipasi

Vibiz Regional Research Center 2010 Lepmida.com, All Rights Reserved


1
10 Juni 2010

perkembangan perubahan lingkungan pendekatan pembangunan industri


yang cepat. Persaingan internasional dilakukan melalui Konsep Klaster
merupakan suatu perspektif baru bagi dalam konteks membangun daya saing
semua negara, sehingga fokus strategi industri yang berkelanjutan. Sesuai
pembangunan industri pada masa dengan kriteria daya saing yang
depan adalah membangun daya saing ditetapkan untuk kurun waktu jangka
sektor industri yang berkelanjutan di menengah (2009-2014) telah dipilih

Studi, Investasi Pariwisata Daerah


pasar domestik. pengembangan klaster industri inti
Dalam situasi yang seperti itu, termasuk pengembangan industri
maka untuk mempercepat proses terkait dan industri penunjang.
industrialisasi, menjawab tantangan
dari dampak negatif gerakan
globalisasi dan liberalisasi ekonomi 2. KLASTER INDUSTRI
dunia, serta mengantisipasi
Klaster industri adalah suatu
perkembangan di masa yang akan
Kumpulan/kelompok bisnis dan
datang, pembangunan industri nasional
industri yang terkait melalui suatu
memerlukan arahan dan kebijakan
rantai produk umum, ketergantungan
yang jelas. Kebijakan yang mampu
atas keterampilan tenaga kerja yang
menjawab pertanyaan, kemana dan
serupa, atau penggunaan teknologi
seperti apa bangun industri Indonesia
yang serupa atau saling komplementer
dalam jangka menengah, maupun
(OECD, 2000). Sedangkan definisi
jangka panjang.
yang dikembangkan oleh Kemeterian
Untuk menjawab dan
Perdagangan adalah kelompok industri
mengantisipasi berbagai masalah,
dengan kegiatan bisnis utama (core
issue, serta tantangan di atas,
activity) yang saling berhubungan
Departemen Perindustrian telah
secara intensif dan membentuk
menyusun Kebijakan Pembangunan
persekutuan, baik yang bersifat suportif
Industri Nasional yang telah disepakati
atau rivalitas.
oleh berbagai pihak terkait, dimana

Vibiz Regional Research Center 2010 Lepmida.com, All Rights Reserved


2
10 Juni 2010

Terdapat tiga hal mendasar hasil yang meningkat untuk skala.


yang dicirikan oleh klaster industri, Dengan pendirian perusahaan, selalu
terlepas dari perbedaan struktur, ukuran ada atau biaya tetap rata-rata produksi
ataupun sektornya, yaitu: untuk perusahaan berdasarkan
1. Komonalitas (persediaan yang dibutuhkan, tenaga
Yaitu bahwa bisnis-bisnis beroperasi kerja, modal, sewa dll) untuk
dalam bidang-bidang serupa atau perusahaan produksi. Saat ini biaya

Studi, Investasi Pariwisata Daerah


terkait satu dengan lainnya dengan produksi rata-rata jatuh sebagai akibat
fokus pasar bersama atau suatu rentang dari total output upgrade produk, di sini
aktivitas bersama. menunjukkan adanya skala ekonomis,
2. Konsentrasi hasil yang meningkat dengan skala dan
Yaitu bahwa terdapat pengelompokan skala ekonomi dapat digunakan secara
bisnis-bisnis yang dapat dan benar- bergantian.
benar melakukan interaksi. Mengacu kembali ke
3. Konektivitas pertumbuhan kota dan bahwa
Yaitu bahwa terdapat organisasi yang keberadaan mereka hanya bisa
saling terkait/ bergantung bertahan jika keuntungan melebihi
(interconnected atau interdependent kerugian, penting untuk mengetahui
organizations) dengan beragam jenis bahwa ekonomi aglomerasi juga dapat
hubungan yang berbeda. menyebabkan kemacetan, polusi dan
Ketika perusahaan membentuk eksternalitas negatif lain yang
kelompok-kelompok kegiatan disebabkan oleh kelompok orang dan
ekonomi, ada strategi pembangunan perusahaan-perusahaan dan bahwa ini
yang spesifik yang mengalir di daerah dapat mengakibatkan disekonomis
ini dan semua aktivitas ekonomi. Hal skala. Sebagaimana dinyatakan di atas,
ini membantu untuk mengumpulkan faktor-faktor ini adalah apa yang
informasi mengalir ide-ide baru dan mengurangi kekuatan harga perusahaan
inovasi di antara perusahaan untuk karena ada banyak pesaing di kawasan
mencapai apa yang disebut ekonom serta kekurangan tenaga kerja dan

Vibiz Regional Research Center 2010 Lepmida.com, All Rights Reserved


3
10 Juni 2010

kurangnya fleksibilitas antara rekayasa, alih teknologi, pembiayaan,


perusahaan-perusahaan untuk dan dalam bidang servis. Dalam klaster
memindahkan mereka ke pekerja. kota- industri, jaringan usaha dan keterkaitan
kota besar memiliki masalah ini, dan antar pelaku dalam klaster industri
ini adalah ketegangan antara ekonomi dapat meningkatkan kapasitas efisiensi
aglomerasi dan disekonomis kolektif (Collective Efficiency) sebagai
aglomerasi yang dapat memberikan salah satu dari nilai klaster industri, hal

Studi, Investasi Pariwisata Daerah


kontribusi terhadap pertumbuhan ini akan berdampak pada menigkatnya
regional, pengendalian pertumbuhan ketahanan dan kemapanan klaster
daerah, atau yang mengalami industri.
kekurangan pertumbuhan. Bagaimana
mempertahankan hasil yang stabil
untuk ekonomi aglomerasi adalah 3. BLUE PRINT
clustering untuk membuat pengetahuan PENGEMBANGAN SEKTOR
yang disebabkan eksternalitas negatif. INDUSTRI INDONESIA
Pengembangan klaster industri
di Indonesia saat ini dikonsentrasikan Agar semakin konsisten dengan tujuan
pada kegiatan mendorong dan pengembangan industri nasional, dan
mendukung kerjasama atau kemitraan didukung oleh penjabaran yang
antar perusahaan, pengembangan tertuang dalam RPJM, pemerintah
kelembagaan dan mendukung sektor mencanangkan visi dimana Indonesia
industri pendukungnya. Hubungan pada tahun 2024 sebagai negara
kemitraan usaha ini merupakan salah industri tangguh di dunia. Untuk
satu indikasi adanya jaringan mewujudkan visi tersebut, beberapa
(Network) usaha dan merupakan misi yang telah direncanakan
manifestasi dari kebersamaan atau diantaranya adalah memfungsikan
keterkaitan (Linkage) sumberdaya sektor industri sebagai fungsi-fungsi
dalam bidang produksi, pengolahan, berikut:
distribusi, pemasaran, penelitian,

Vibiz Regional Research Center 2010 Lepmida.com, All Rights Reserved


4
10 Juni 2010

1. Menjadi wahana pemenuhan 3. Memberikan sumbangan


kebutuhan hidup masyarakat. pertumbuhan yang berarti bagi
2. Menjadi dinamisator pertumbuhan perekonomian.
ekonomi nasional. 4. Mendukung perkembangan sektor
3. Menjadi pengganda kegiatan usaha infrastruktur.
produktif di sektor riil bagi 5. Meningkatkan kemampuan
masyarakat. teknologi.

Studi, Investasi Pariwisata Daerah


4. Menjadi wahana untuk memajukan 6. Meningkatkan pendalaman struktur
kemampuan teknologi nasional. industri dan diversifikasi produk.
5. Menjadi wahana penggerak bagi 7. Meningkatkan penyebaran industri.
upaya modernisasi kehidupan dan Untuk mengatasi permasalahan-
wawasan budaya masyarakat. permasalahan yang ada di sektor
6. Menjadi salah satu pilar penopang industri tersebut, kebijakan dalam
penting bagi pertahanan negara dan pembangunan industri manufaktur
penciptaan rasa aman masyarakat. diarahkan untuk menjawab tantangan
Tujuan pembangunan industri globalisasi ekonomi dunia serta mampu
nasional baik jangka menengah mengantisipasi perkembangan
maupun jangka panjang ditujukan perubahan lingkungan yang sangat
untuk mengatasi permasalahan dan cepat. Persaingan internasional
kelemahan baik di sektor industri merupakan suatu perspektif baru bagi
maupun untuk mengatasi permasalahan semua negara berkembang, termasuk
secara nasional. Permasalahan- Indonesia, sehingga fokus dari strategi
permasahan di sektor industri tersebut pembangunan industri di masa depan
diantaranya adalah: adalah membangun daya saing industri
1. Meningkatkan penyerapan tenaga manufaktur yang berkelanjutan di pasar
kerja industri. internasional.
2. Meningkatkan ekspor Indonesia Pembangunan industri nasional
dan pember-dayaan pasar dalam ditargetkan akan berjalan sinergi
negeri. dengan pembangunan daerah. Hal

Vibiz Regional Research Center 2010 Lepmida.com, All Rights Reserved


5
10 Juni 2010

tersebut dilakukan dengan jumlah penduduk serta ketersediaan


menggunakan dua pendekatan. sumber daya alam, tetapi juga
Pendekatan pertama adalah pendekatan berdasarkan kemampuan atau daya
top-down, yaitu pembangunan industri kreasi dan keterampilan serta
yang direncanakan dengan profesionalisme sumber daya manusia
memperhatikan prioritas yang Indonesia (competitive advantage).
ditentukan secara nasional dan diikuti Bangun susun sektor industri

Studi, Investasi Pariwisata Daerah


oleh partisipasi daerah. Pendekatan yang diharapkan mampu menjadi
kedua adalah pendekatan secara motor penggerak utama perekonomian
bottom-up, yaitu pendekatan dengan nasional dan menjadi tulang punggung
menetakpakn kompetensi inti yang ketahanan perekonomian nasional di
merupakan keunggulan daerah masa yang akan datang. Sektor industri
sehingga memiliki daya saing. Dalam prioritas tersebut dipilih berdasarkan
pendekatan bottom-up ini, keterkaitan dan kedalaman struktur
Kementerian Perindustrian akan yang kuat serta memiliki daya saing
berpartisipasi secara aktif dalam yang berkelanjutan serta tangguh di
membangun dan mengembangkan pasar internasional.
kompetensi inti daerah tersebut. Hal ini Pembangunan industri tersebut
sekaligus merupakan upaya diarahkan pada penguatan daya saing,
meningkatkan kesejahteraan pendalaman rantai pengolahan di
masyarakat di daerah, yang pada dalam negeri serta dengan mendorong
gilirannya dapat mengurangi tingkat tumbuhnya pola jejaring (networking)
kemiskinan dan pengangguran. industri dalam format klaster yang
Industri manufaktur masa depan adalah sesuai baik pada kelompok industri
industri-industri yang mempunyai daya prioritas masa depan, yaitu: industri
saing tinggi, yang didasarkan tidak agro, industri alat angkut, industri
hanya kepada besarnya potensi telematika, maupun penguatan basis
Indonesia (comparative advantage), industri manufaktur, serta industri
seperti luas bentang wilayah, besarnya kecil-menengah tertentu.

Vibiz Regional Research Center 2010 Lepmida.com, All Rights Reserved


6
10 Juni 2010

Dalam jangka menengah (2010- diversifikasi, peningkatan nilai tambah,


2014), fokus pembangunan industri peningkatan mutu, serta perluasan
adalah penguatan dan penumbuhan penguasaan pasar. Sedangkan dalam
klaster-klaster industri inti. jangka panjang, difokuskan pada upaya
Pengembangan klaster industri inti pembangunan industri agro yang
dilakukan secara komprehensif dan mandiri dan berdaya saing tinggi.
integratif, yang didukung secara Pengembangan industri alat

Studi, Investasi Pariwisata Daerah


simultan dengan pengembangan angkut pada jangka menengah
industri terkait (related industries) dan difokuskan dalam peningkatan
industri penunjang (supporting kemampuan industri komponen.
industries). Klaster inti yang akan Sedangkan pada jangka panjang
dikembangkan meliputi sepuluh jenis difokuskan pada pengarahan
industri, diantaranya: pembangunan kapasitas nasional di
1. Industri makanan dan minuman. bidang teknologi agar memiliki
2. Industri pengolahan hasil laut. kemandirian dalam rancang bangun
3. Industri tekstil dan produk tekstil. (design) dan rekayasa (engineering)
4. Industri alas kaki. komponen, sub-assembly, maupun
5. Industri kelapa sawit. barang jadi.
6. Industri barang kayu (termasuk Pengembangan industri
rotan). telematika dilakukan dengan
7. Industri karet dan barang karet. membangun sentra-sentra industri
8. Industri pulp dan kertas. telematika, aliansi strategis, serta
9. Industri mesin listrik dan peningkatan kemampuan sumber daya
peralatannya. manusia. Diharapkan dalam jangka
10. Industri petrokimia. panjang, industri telematika Indonesia
Pengembangan industri agro dapat menjadi basis produksi industri
jangka menengah ditujukan untuk telematika global.
memperkuat rantai nilai (value chain) Perkuatan basis industri
melalui penguatan struktur, manufaktur ditujukan bagi kelompok

Vibiz Regional Research Center 2010 Lepmida.com, All Rights Reserved


7
10 Juni 2010

industri yang telah ada dan sudah memperhatikan prioritas yang


berkembang saat ini, agar ditentukan secara nasional dan diikuti
ketergantungannya terhadap sumber oleh partisipasi daerah. Kedua,
daya alam dan sumber daya manusia pendekatan bottom-up yaitu melalui
yang relatif kurang terampil menjadi penetapan kompetensi inti yang
berkurang, industri pada kelompok ini merupakan keunggulan daerah
harus didorong agar mampu menjadi sehingga memiliki daya saing. Dalam

Studi, Investasi Pariwisata Daerah


industri kelas dunia. Basis industri pendekatan ini Kementerian
manufaktur perlu direstrukturisasi dan Perindustrian akan berpartisipasi secara
dikonsolidasikan segera agar efisiensi aktif dalam membangun dan
dan daya saingnya di dunia mengembangkan kompetensi inti
internasional meningkat, selain itu daerah tersebut. Hal ini sekaligus
untuk jangka panjang, perlu didorong merupakan upaya meningkatkan
terselenggaranya peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah,
kemampuan penelitian dan yang pada gilirannya dapat mengurangi
pengembangan (R&D), teknologi dan tingkat kemiskinan dan pengangguran.
desain di industri, dalam rangka Untuk merealisasikan rencana
membangun kemampuan bersaing yang telah disusun oleh kementerian
jangka panjang. perindustrian yang telah dijelaskan
Dengan memperhatikan diatas dan sebagai realisasi dari RPJM,
permasalahan yang bersifat nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia
baik di tingkat pusat maupun daerah (KADIN) sebagai salah satu penggerak
dalam rangka peningkatan daya saing, sektor industri menetapkan sepuluh
maka pembangunan industri nasional klaster industri unggulan sebagai Road
yang sinergi dengan pembangunan Map 2010 industri nasional. Sepuluh
daerah diarahkan melalui dua klaster tersebut sesuai dengan target
pendekatan. Pertama, pendekatan top- pengmbangan sepuluh industri inti
down yaitu pembangunan industri yang dalam RPJM. Sepuluh klaster tersebut
direncanakan (by design) dengan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

Vibiz Regional Research Center 2010 Lepmida.com, All Rights Reserved


8
10 Juni 2010

1. Kelompok pertama Kelompok ketiga adalah tiga


Kelompok klaster industri pertama klaster unggulan penggerak
terdiri dari empat klaster industri lapangan kerja dan penurunan
unggulan yang akan menjadi angka kemiskinan. Terdiri dari
pendongkrak pertumbuhan industri pengolahan hasil laut dan
ekonomi diatas 7 persen. Industri kemaritiman (klaster ke delapan).
tersebut adalah industri tekstil dan Industri pengolahan hasil pertanian,

Studi, Investasi Pariwisata Daerah


produk tekstil, sepatu dan alas kaki peternakan, kehutanan dan
(klaster pertama). Industri perkebunan (klaster ke sembilan).
elektronika dan komponen Dan ke sepuluh industri yang
elektronika (klaster kedua). Industri berbasis tradisi dan budaya dengan
otomotif dan komponen otomotif industri utamanya jamu, kerajinan
(klaster ketiga) serta industri kulit rotan, kayu, rokok kretek,
perkapalan (klaster keempat). batik, dan tenun ikat (klaster
2. Kelompok Kedua kesepuluh).
Kelompok kedua adalah tiga klaster
industri yang akan menjadi
unggulan peningkatan daya tarik 4. ANALISIS TERHADAP
investasi dan daya saing bangsa. BLUEPRINT PEMBANGUNAN
Industri pengembang infrastruktur, INDUSTRI INDONESIA
industri pembangkit,
telekomunikasi, jalan tol, Semua pihak perlu menetapkan agenda
konstruksi, semen, baja dan prioritas untuk meningkatkan daya
keramik masuk klaster kelima. saing, karena peningkatan daya saing
Industri barang modal dan perkakas berbasis klaster, tidak hanya untuk
(klaster keenam) dan industri mengembangkan klaster bahan baku
petrokimia (klaster ketujuh). dari hulu ke hilir saja, melainkan secara
3. Kelompok Ketiga lebih luas lagi dapat menarik investasi
atau current branding, menjalin

Vibiz Regional Research Center 2010 Lepmida.com, All Rights Reserved


9
10 Juni 2010

konektivitas dan efisiensi lingkungan wilayah. Jadi tidak ditentukan hanya


bisnis infrastruktur, termasuk juga dari dalam negeri saja, melainkan juga
sektor transportasi, dan juga jasa-jasa dari impor. Hanya sektor bisnis yang
logistik, serta lintas pemerintah daerah. kompetitif yang dapat menciptakan
Daya saing nasional memerlukan juga lapangan kerja, di mana salah satunya
koordinasi antar lembaga, termasuk adalahtermasuk menciptakan
juga pengusaha swasta, atau lingkungan yang produktif untuk

Studi, Investasi Pariwisata Daerah


mengikutsertakan pengusaha, supaya bisnis, termasuk menciptakan
apa yang dilakukan secara terintegrasi, produktivitas ekonomi, dan lingkungan
karena kalau sudah terikat Free Trade bisnis mikro yang berdaya saing.
Agreement (FTA), maka yang ada Dalam hal peringkat berbisnis
adalah pembentukan klaster di satu peringkat Indonesia sudah meningkat
kawasan seperti ASEAN Free Trade menjadi 122 dari 183 negara. Hal yang
Agreement (AFTA) dan ASEAN China paling buruk dari indikator ini,
FTA (ACFTA). terutama ditunjukkan oleh perihal
Hal lain yang perlu pajak dan bea cukai tahun 2004. Lima
dipertimbangkan adalah bagaimana tahun kemudian sudah terjadi
membangun daya saing Indonesia yang perbaikan pada hal-hal tersebut, seperti
berdasarkan World Economy Index, masalah kontrak kerja, hubungan
berada di peringkat 54, posisi ini lebih dengan buruh, tidak lagi terjadi
baik dari Vietnam1 yang ada di posisi kekakuan pasar, sehingga praktek
75 dari 155 negara yang diukur untuk berbisnis di dalam negeri sudah dapat
Logistic Performance Index. Posisi ditekan, dalam hal ekonomi biaya
Indonesia ini berada di tengah-tengah, tinggi.
artinya tidak terlalu terpuruk.Sumber Beberapa wilayah seperti
daya saing adalah produktivitas yang Yogyakarta, Solo, Sragen, dan
menentukan standard hidup dari satu Jembrana sudah dapat menjadi contoh
1 Seringkali iklim investasi di Indonesia bagi wilayah lainnya, dalam hal
disamakan dengan kondisi di Vietnam. berpotensi menekan biaya untuk

Vibiz Regional Research Center 2010 Lepmida.com, All Rights Reserved


10
10 Juni 2010

pengurusan proses perizinan. Untuk itu Dampak ACFTA terberat


yang perlu ditetapkan adalah agenda dirasakan pada pelaku di klaster
prioritas dalam menciptakan industri tekstil, dimana pemerintah
lingkungan bisnis berdaya saing seperti mencanangkan industri tekstil menjadi
melanjutkan reformasi regulasi, klaster industri tekstil yang paling
memperbaiki infrastruktur logistic, mendorong perindustrian Indonesia.
kualitas supply, dan mengurangi Sejumlah industri di bidang tekstil dan

Studi, Investasi Pariwisata Daerah


kekakuan tenaga kerja. baja masih belum siap menghadapi
Pada dasarnya sistem klaster pasar bebas. Hal ini dibuktikan dengan
dapat meningkatkan produktivitas dan permintaan kalangan industri disektor
efisiensi, memungkinkan terjadinya agar 159 pos tariff dari 302 pos tariff
motivasi, melalui teknologi dan yang ada dimodifikasi atau disuspensi.
inovasi, serta mencerminkan hubungan Industri tekstil Indonesia memang
keterlibatan fundamental antar pelaku. mengalami peningkatan dari tahun ke
Bercermin pada sistem klaster yang tahun, namun pertumbuhan yang
diadopsi Thailand, potensi terjadi cenderum menurun dari tahun
pengembangan di Indonesia masing- ke tahun.
masing di bidang pariwisata, migas,
batubara, pertanian, pariwisata, produk
kehutanan, batubara, migas, dan
pertambangan. Namun demikian,
klaster di Indonesia kebanyakan masih
didasari pada potensi sumber daya
alam, dengan aktivasi minim sehingga
untuk itu diharapkan bercabang juga
selain pada sektor manufaktur, juga
tidak kalah pentingnya adalah peranan
sektor jasa.

Vibiz Regional Research Center 2010 Lepmida.com, All Rights Reserved


11
10 Juni 2010

200000 economies of scale yang lebih cepat


dan spesialisasi dalam produksi.
180000
2. Pemerintah melalui RPJM 2009-
160000
2014 bertujuan memajukan 10
140000
Klaster 4 Klaster 3 Klaster 2 klaster industri yang terbagi
120000 menjadi tiga kelompok klaster.
100000 Pengelompokan ini bertujuan untuk

Studi, Investasi Pariwisata Daerah


80000 mewujudkan visi Indonesia

60000 menjadi Negara industri maju di


Klaster 1 dunia pada tahun 2030.
40000
3. Kendala utama dalam klaster
20000
industri di Indonesia adalah
0
pemberlakuan free trade area di
Indonesia seperti AFTA dan
ACFTA. Kondisi yang paling
mengalami guncangan adalah
klaster industri tekstil dan produksi
5. KESIMPULAN tekstil karena membanjirnya
produk tekstil buatan China.
Berdasarkan temuan dan analisis 4. Kendala lain meliputi masalah
diatas, dapat disimpulkan beberapa infrastruktur, perizinan,
poin, yaitu: pembiayaan, dan lain-lain yang
1. Klasterisasi industri menghambat kinerja dan
memungkinkan beberapa pemain di produktivitas masing-masing
dalam klaster tersebut menurunkan klaster industri tersebut.
biaya transportasi dan biaya-biaya Beberapa saran yang dapat diberikan
lain yang berhubungan dengan diantaranya adalah:
produksi, sehingga tercapai kondisi 1. Dukungan insentif fiscal dan
pendanaan bagi Peningkatan

Vibiz Regional Research Center 2010 Lepmida.com, All Rights Reserved


12
10 Juni 2010

Investasi dan Daya Saing Industri pola kompetisi pasar domestik.


melalui pembenahan dan Perlindungan Pasar Domestik dari
modernisasi sarana-prasarana, penetrasi barang illegal
seperti: pemberdayaan industri (selundupan, barang palsi/tiruan),
nasional pembangkit listrik dan produk impor yang tidak memenuhi
sumber energi lainnya, modernisasi Standar Nasional Indonesia, sertab
pelabuhan dan bandara, barang-barang bekas yang

Studi, Investasi Pariwisata Daerah


pengembangan jalan tol dan membahayakan Kesehatan dan
konstruksi, peningkatan Lingkungan.
kemampuan nasional dalam
industri telekomunikasi.
2. Restrukturisasi, Modernisasi dan REFERENSI
Pendalaman Struktur Industri Padat http://apranolo.staff.ugm.ac.id
Modal dan Teknologi. http://bataviase.co.id
Modernisasikan mesin/peralatan http://eprints.undip.ac.id
produksi Industri dan Produk http://id.voi.co.id
Tekstil. Kembangkan Industri http://riaubisnis.com
Komponan dan Pendukung http://www.depperin.go.id
(Supporting Industries) Elektronika http://www.indonesia.go.id
dan Otomotif. Diperlukan insentif- http://www.inilah.com
insentif untuk investasi yang http://www.scribd.com/doc/4631684/P
berorientasi pada pengembangan engembangan-Klaster-Industri-TAT
Industri Komponan dan Supporting
Industri, modernisasi permesinan
dan peningkatan kandungan
teknologi produk.
3. Merekomendasikan agar
Pemerintah melakukan Langkah-
langkah Proaktif untuk mengatur

Vibiz Regional Research Center 2010 Lepmida.com, All Rights Reserved


13
10 Juni 2010

Studi, Investasi Pariwisata Daerah

Vibiz Regional Research Center 2010 Lepmida.com, All Rights Reserved


14
10 Juni 2010

ANALIS
Fadjar AD, Direktur Eksekutif Susan Meliana , Analis
fadjar_ad@lepmida.com Susan.meliana@lepmida.com

Muhammad Hanri, Analis Ronald Sianipar , Analis


muhammad.hanri@lepmida.com Ronald.sianipar@lepmida.com

Studi, Investasi Pariwisata Daerah


DISCLAIMER
The information provided on this report is not intended for distribution to, or use by, any person or entity in any jurisdiction or country
where such distribution or use would be contrary to law or regulation or which would subject Lepmida.com or any of its affiliates and
subsidiaries to any registration requirement within such jurisdiction or country. Neither the information, nor any opinion contained in
this report constitutes a solicitation, or offer by Lepmida.com to buy or sell any securities, futures, options or other financial
instruments or provide any investment advice or service. Disclaimer of Warranty and Limitation of Liability of The information on
this report is provided "AS IS". Although the information provided on this report is obtained or compiled from sources Lepmida.com
believes to be reliable, Lepmida.com does not guarantee the accuracy, validity, timeliness or completeness of any information or data
made available on this report for any particular purpose. Neither Lepmida.com, nor any of its directors, officers or employees, will be
liable or have any responsibility of any kind for any loss or damage incurred by the viewer in the event of any failure or interruption of
this site, or resulting from the act or omission of any other party involved in making this site or the data contained therein available to
the viewer , or from any other cause relating to the access to, inability to access, or use of the report or these materials, whether or not
the circumstances giving rise to such cause may have been within the control of Lepmida.com or of any vendor providing software or
services support. In no event will Lepmida.com or any such parties be liable to the viewer for any direct, special, indirect,
consequential, incidental damages or any other damages of any kind even if Lepmida.com have been advised of the possibility
thereof.

Vibiz Regional Research Center 2010 Lepmida.com, All Rights Reserved


15

Anda mungkin juga menyukai