Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Kanker Payudara


Hari/tanggal : Jumat/ 23 September 2016
Waktu : Jam 09.00 10.00 Wib
Penyaji : Agnes.wkwkw
Tempat: Ruang Bedah, RSUD.DR.R Soedarsono, Pasuruan

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diadakan penyuluhan keluarga pasien yang ada diwilayah ruang bedah memahami
tentang kanker payudara.

2. Tujuan Khusus
a. Setelah diadakan penyuluhan keluarga pasien memahami pengertian kanker payudara.
b. Setelah diadakan penyuluhan keluarga pasien memahami factor-factor yang menyebabkan
kanker payudara.
c. Setelah diadakan penyuluhan keluarga pasien memahami gejala apa saja yang timbul pada
kanker payudara itu.
d. Setelah diadakan penyuluhan keluarga pasien bisa memahami pencegahan sendiri kanker
payudara.
e. Setelah diadakan penyuluhan keluarga pasien memahami pemeriksaan sendiri terhadap
payudara mereka.

B. SASARAN
Semua keluarga pasien yang ada dilingkungan ruang bedah, RSUD.DR.R.Soedarsono

C. GARIS BESAR MATERI


a. Definisi dari kanker payudara.
b. Factor-faktor penyebab kanker payudara.
c. Gejala pada kanker payudara.
d. Strategi pencegahan pada kanker payudara.
e. Pemeriksaan sendiri payudara.
D. PELAKSANAAN
N Tahap
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
O Kegiatan
Mengucapkan Salam menjawab salam 5 menit
Memperkenalkan diri mendengarkan dan
1 Pembukaan
Menyampaikan maksud dan Memperhatikan
tujuan penyuluhan.
Penyampaian materi Menyimak dan 20 menit
penyuluhan : mendengarkan,
1. Definisi dari kanker memperhatikan
payudara.
2.Factor-faktor penyebab
kanker payudara.
3. Gejala apa saja yang timbul
pada kanker payudara.
2 Isi
4. Strategi pencegahan pada
kanker payudara.
5. Pemeriksaan sendiri
payudara.

Demonstrasi
Cara pemeriksaan payudara
sendiri.
3 Penutup penyaji memberikan Peserta mengajukan 10 menit
kesempatan peserta untuk pertanyaan.
bertanya. Menyimak
Menjawab pertanyaan dari Mendengarkan dan
peserta. memperhatikan
Melakukan evaluasi dengan Menjawab
memberikan beberapa pertanyaan.
pertanyaan kepada peserta. Menyimak
Menyimpulkan hasil dari Mejawab salam
penyuluhan.
Menutup sesi acara dengan
mengucapkan salam

E. METODE
1. Ceramah Tanya jawab
2. Demonstrasi

F. MEDIA
a. Leatlef

G. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Moderator : Depta Pradipta
Penyaji : Armala Serotinus
Fasilitator : - Atikah Mariones
- Bambang Haryanto
Observer : - Beben Tulas Rahmanyah
- Dedek Putri zulkaidah

H. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada
masyarakat,sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kanker payudara..?
2. Apa saja Factor-faktor penyebab kanker payudara..?
3. Gejala apa saja yang timbul pada kanker payudara..?
4. Bagaimana Strategi pencegahan pada kanker payudara..?

I. MATERI PENYULUHAN (-Terlampir)

MATERI PENYULUHAN :

1. Definisi kanker payudara


Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling
umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara,
walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Pengobatan yang paling lazim
adalah denganpembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupunradiasi.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu
penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health
Organization (WHO) dimasukkan ke dalamInternational Classification of Diseases
(ICD) dengan kode nomor 17.

2. Faktor-faktor penyebab
a. Faktor risiko
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum
diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara diantaranya:
1. Faktor reproduksi:
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara
adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan
kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah
bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat
kehamilan pertama merupakan window of initiationperkembangan kanker payudara.
Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur.
Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga
diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.

2. Penggunaan hormon:
Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan
dari Harvard School of Public Healthmenyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker
payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu
metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada
pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama
mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel
yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi
jinak atau menjadi ganas.

3. Penyakit fibrokistik:
Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan
risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat
1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.

4. Obesitas:
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker
payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-
negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh dietterhadap terjadinya keganasan ini.

5. Konsumsi lemak:
Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat
dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.

6. Radiasi:
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan
bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya
eksposur.

7. Riwayat keluarga dan faktor genetik:


Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang
akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan
pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan
bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu
suatu genkerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara
sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat
berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75
tahun.
b. Faktor Genetik
Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan
dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada
beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang
dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi
tumor.
Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara
diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.

c. Faktor Terkait Gaya Hidup & Resiko Kanker Payudara.


1. Tidak memiliki anak atau hamil diusia tua
Wanita yang tidak memiliki anak atau memiliki anak pertama diatas usia 30 tahun
memiliki resiko terkena kanker payudara sedikit lebih tinggi daripada yang bukan. Sering
hamil pada usia muda, menurunkan resiko terkena kanker payudara. Mengapa ? Karena
kehamilan menurunkan jumlah total siklus menstruasi wanita dalam hidupnya, inilah
alasannya.

2. Pengunaan Pil KB
Studi menemukan bahwa wanita yang menggunakan pil KB dalam
jangka panjang memiliki resiko agak lebih besar terkena kanker payudara
daripada yang bukan. Resiko ini kelihatannya menurun ke normal ketika
penggunaan Pil KB tersebut dihentikan.

3. Menggunakan Terapi Hormon pasca Menopause


Terapi hormon pasca menopause (PHT) atau dikenal sebagai terapi pengganti
hormone (HRT) dan terapi hormone menopause(MHT), telah banyak digunakan dalam kurun
waktu lama untuk membantu meringankan gejala menopause dan mencegah timbulnya
osteoporosis.
Pada dasarnya ada 2 jenis utama terapi hormone.
Untuk wanita yang masih memiliki rahim, biasanya dokter meresepkan hormone
estrogen dan progresteron (PHT). Untuk yang sudah diangkat rahimnya, dokter meresepkan
hanya estrogen (ERT).
Penggunaan kombinasi hormone (PHT) diatas dapat meningkatkan resiko terkena kanker
payudara maupun resiko kematian akibat kanker payudara tersebut. Peningkatan resiko ini
dapat terjadi secepat 2 tahun sesudah penggunaan terapi hormone tersebut. Selain itu,
biasanya kanker payudara ini juga cenderung ditemukan pada stadium lanjut.
Penggunaan terapi estrogen sendiri agaknya tidak meningkatkan resiko terkena
kanker payudara secara signifikan (bila digunakan dalam jangka pendek), tetapi penggunaan
dalam jangka panjang (diatas 10 tahun), ditemukan dapat meningkatkan resiko terkena
kanker ovarium dan payudara. replacement therapy is the same for "bioidentical" and
"natural" hormones as it is for synthetic hormones.

4. Tidak Menyusui Anak


Beberapa studi menemukan bahwa menyusui anak dalam jangka panjang (1.5-2
tahun), terutama dapat agak menurunkan resiko terkena kanker payudara. Penjelasan yang
mungkin adalah karena menyusui menurunkan jumlah total siklus menstruasi wanita.

5. Alkohol
Penggunaan minuman berallohol amat jelas terkait dengan meningkatnya resiko
terkena kanker payudara. Resiko semakin meningkat dengan jumlah allohol yang
dikonsumsi. Wanita yang minum 2 hingga 5 gelas minuman beralkohol setiap harinya
memiliki resiko 1.5 kali lipat lebih tinggi daripada yang bukan. Penggunaan alkohol secara
berlebihan juga dapat meningkatkan resiko terkena kanker mulut, kerongkongan, esophagus
dan liver. Minuman beralkohol yang disarankan hanya 1 gelas saja sehari.

6. Kurangnya Aktivitas Fisik


Berolahraga dapat mengurangi resiko kanker payudara. Pertanyaannya adalah berapa
banyak latihan yang diperlukan ? Dalam sebuah penelitian dari Women's Health Initiative
(WHI), sedikitnya jalan cepat 1.25 -2.5 jam per minggu dapat mengurangi 18% resiko
terkena kanker payudara. Berjalan 10 jam seminggu dapat mengurangi lebih sedikit lagi
resiko tersebut. Olahraga fisik yang disarankan adalah selama 45-60 menit, minimum 5 hari
dalam seminggu.

3. Tanda Umum Kanker Payudara


Tanda paling umum kanker payudara adalah benjolan atau massa baru. Benjolan yang
tidak menyakitkan, keras, dan memiliki batas tepi tidak merata lebih cenderung kanker.
Tetapi beberapa kanker lunak, lembut, dan bulat. Jadi, penting untuk segera memeriksakan
diri ke dokter bila Anda menemukan sesuatu gejala yang tidak biasa di payudara Anda.

Tanda-tanda lain dari kanker payudara adalah sebagai berikut:


Bengkak pada seluruh atau sebagian payudara
Kulit iritasi
Payudara terasa nyeri
Puting susu nyeri atau putting melesak ke dalam
Kulit pada payudara atau putting susu berwarna : kemerahan, kulit bersisik, atau menebal
Keluarnya cairan/darah dari puting (selain ASI)
Kadang-kadang kanker payudara dapat menyebar ke kelenjar getah bening di bawah lengan
dan menyebabkan benjolan atau pembengkakan di daerah ketiak, bahkan sebelum
tumor/benjolan pada payudara jelas terlihat/teraba.

4. Gejala Klinis
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa:
a. Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula
kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan
perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.

b. Erosi atau eksema puting susu


Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda
atau kecoklat-coklatansampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulitjeruk (peau
d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara.
Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat
menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.

Ciri-ciri lainnya antara lain:


Pendarahan pada puting susu.
Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul
borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada
lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas
Heagensen sebagai berikut:
terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
adanya nodul satelit pada kulit payudara;
kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
terdapat model parasternal;
terdapat nodul supraklavikula;
adanya edema lengan;
adanya metastase jauh;
serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit
terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan
kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

c. Keluarnya cairan (Nipple discharge)


Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak
normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang hamil, menyusui
dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar
cairan berdarah cairan encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus
memijit puting susu, berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan
cairan selain air susu.

5. Strategi pencegahan
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,
yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, danmilestone. Hampir setiap epidemiolog
sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah
promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang
dilakukan antara lain berupa:

a. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari
keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan
primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang
dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara ini[5]

b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena
kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan
populasi at riskdari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan
deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining
melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara,
tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan
salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa
pertimbangan antara lain:
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement
survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap
tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50
tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit
pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara
hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara
dini menjadi 75%.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah
komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi
walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahananhidup penderita. Bila kanker telah
jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu,
pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari
pengobatan alternatif.

6. Uji Payudara Klinis (UPK)


Dalam pemeriksaan ini, seorang dokter/ perawat profesional akan melihat payudara Anda
untuk mengidentifikasi adanya abnormalitas dalam ukuran atau bentuk, atau perubahan kulit
atau puting payudara. Kemudian, dengan menggunakan bantalan jari-jari, dilakukan
pemeriksaan/rabaan secara mendetail pada payudara Anda. Perhatian khusus akan diberikan
pada bentuk dan tekstur dari payudara, benjolan apapun, dan apakah benjolan tersebut
melekat pada kulit atau jaringan yang lebih dalam. Daerah di bawah kedua lengan juga akan
diperiksa.

a. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)


Pada wanita normal, wanita yang berusia diatas umur 20 tahun amat disarankan untuk
melakukan SADARI setiap tiga bulan.
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan SADARI:

Langkah 1: Mulai dengan melihat payudara anda di cermin dengan posisi pundak tegap dan
kedua tangan di pinggang.
Anda harus melihat:
a. payudara, dari ukuran, bentuk, dan warna yang biasa anda ketahui.
b. payudara denganbentuk sempurna tanpa perubahan bentuk dan pembengkakan.
Jika anda melihat perubahan berikut ini, segera anda ke dokter untuk berkonsultasi :
a. kulit mengkerut, terjadi lipatan, ada tonjolan.
b. puting berubah posisi biasanya seperti tertarik ke dalam.
c. Kemerahan, nyeri, ruam-ruam, atau bengkak.

Langkah 2: Sekarang, angkat tangan anda dan amati jika ada perubahan-perubahan yang
telah disebut pada langkah pertama.

Langkah 3: Saat anda bercermin, anda cermati apakah ada cairan yang keluar dari kedua
putting (baik itu cairan bening, seperti susu, berwarna kuning, atau bercampur darah).

Langkah 4: Berikutnya, rasakan payudara anda dengan cara berbaring. Gunakan pijatan
pelan namun mantap (tapi bukan keras) dengan tiga ujung anda (telunjuk, tengah, dan manis).
Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara. Gunakan gerakan memutar, Pijat
seluruh payudara anda dari atas sampai bawah, kiri kanan, dari tulang pundak sampai bagian
atas perut dan dari ketiak sampai belahan payudara. Anda juga dapat membuat gerak naik
turun. Gunakan pijatan ringan untuk kulit dan jaringan tepat dibawah kulit, pijatan sedang
untuk bagian tengah payudara, dan pijatan kuat untuk jaringan bagian dalam. Saat anda
mencapai jaringan bagian dalam, anda harus dapat merasakan tulang iga anda.

Daftar Pustaka
Lincoln Jackie,wilensky.2008. kanker payudara dan diagnosanya.jakarta : PT. Prestasi
Pusakarya.

Anda mungkin juga menyukai