Anda di halaman 1dari 16

BLOK 1

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

LABORATORIUM KETERAMPILAN MEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA

1
BUKU PANDUAN SKILLS LAB

BLOK 1

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

LABORATORIUM KETERAMPILAN MEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAHKUALA
2006

2
BLOK 1

KOMUNIKASI
INTERPERSONAL

KONTRIBUTOR

3
PENGANTAR
Penyelenggaraan latihan keterampilan klinis membutuhkan petunjuk latihan yang
termuat di dalam buku panduan (Skills Laboratory Manual). Isi buku tersebut adalah
prosedur tindakan keterampilan yang dilatihkan. Buku ini selain memuat panduan untuk
masing-masing keterampilan yang dilatihkan juga dilengkapi dengan lembar kegiatan
mahasiswa yang berguna agar Koordinator/Instruktur dapat memantau bersama
mahasiswa didik dalam membantu kemajuan tingkat keterampilan yang dilatihkan.
Di Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, latihan keterampilan klinik dimulai
sejak semester I tahun 2006, di laboratorium, dimulai dari keterampilan yang sederhana
dan terus meningkat pada keterampilan yang lebih rumit.
Pada blok 1, ada satu topik latihan keterampilan yaitu komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal adalah kemampuan dasar untuk melakukan anamnesa.
Kami berharap buku ini akan berguna bagi mahasiswa demikian juga bagi instruktur
yang terlibat dalam latihan keterampilan.
Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada para sejawat yang telah
berpartisipasi dalam menerbitkan buku ini. Kami juga berterimakasih kepada para senior
yang telah memberi masukan dan dukungannya.

Tim Skills Lab

4
KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Manusia merupakan makhluk sosial, karena itu kehidupan manusia selalu ditandai
dengan pergaulan antar manusia. Diantara manusia yang saling bergaul, ada yang saling
membagi informasi, namun ada pula yang membagi gagasan dan sikap. Pergaulan
manusia merupakan salah satu bentuk peristiwa komunikasi dalam masyarakat. Menurut
Theodorson (1969), komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau
kelompok orang dengan menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu orang atau
satu kelompok lain.
Komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima
oleh orang lain dengan efek dan umpan balik langsung. Jadi komunikasi antarpribadi
adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan komunikan. Menurut De Vito,
komunikasi antarpribadi mengandung lima ciri sebagai berikut : (1) keterbukaan; (2)
empati; (3) dukungan; (4) perasaan positif dan (5) kesamaan.
Komunikasi antara dokter-pasien merupakan salah satu bentuk dari komunikasi antar
pribadi. Proses verbal dan nonverbal dimana seorang dokter memperoleh dan berbagi
informasi dengan pasien, dengan mengembangkan suatu hubungan untuk tujuan
pengobatan, disebut komunikasi dokter-pasien. Cara yang dilakukan dokter dalam
mengkomunikasikan informasi sama pentingnya seperti informasi dikomunikasikan.
Ketrampilan komunikasi yang dipelajari dilatih/dipraktekkan sepanjang kariernya akan
menjadi kunci untuk memudahkan hubungan dokter-pasien Keterampilan komunikasi
merupakan keterampilan yang sangat penting dimilki oleh dokter yang dalam tugasnya
akan melakukan kegiatan mengumpulkan informasi dari seseorang atau sekelompok
orang. Dengan komunikasi yang dapat dilakukan dengan cepat, sederhana, efektif, akan
diperoleh informasi yang akurat.

Tujuan :

5
Pada akhir dari latihan keterampilan, mahasiswa akan mampu untuk :
1. Mengetahui pentingnya mendengar
2. Mampu menerangkan dan membedakan antara :
- Mendengar aktif dan pasif
- Mendengar secara emphatik dan objektif
- Mendengarkan secara dangkal dan dalam
- Fungsi mendengar aktif
- Umpan balik
- Memperlihatkan gambaran empati
- Mengetahui gambaran hubungan interpersonal

Mendengar
Mendengarkan merupakan proses aktif menerima rangsangan (stimulus). Mendengarkan
tidak terjadi begitu saja, kita harus melakukannya. Mendengarkan adalah keterampilan
yang penting dalam segala bentuk komunikasi antarmanusia.

Jenis-jenis mendengarkan
Ada 3 jenis mendengarkan :
1. Mendengarkan untuk kesenangan
Kita mendengarkan musik, siaran olahraga, atau pertunjukan televisi pada
dasarnya untuk kesenangan. Kegiatan mendengarkan relatif pasif.
2. Mendengarkan untuk informasi
Mendengarkan untuk mendapatkan informasi sedemikian sehingga bisa
memperoleh keterampilan baru atau melakukan sesuatu secara lebih efektif. Atau
mendengarkan untuk informasi tertentu sehingga kemudian dapat melakukan
evaluasi dan komentar.
3. Mendengarkan untuk membantu
Bila kita mendengarkan seseorang mengeluh, membicarakan suatu masalah atau
berusaha mengambil keputusan, seringkali mendengarkan untuk membantu.

6
Bantuan bisa sekedar menjadi pendengar yang beperhatian dan mendukung atau
dapat bersifat langsung, misalnya dalam bentuk memberi saran dan nasihat.
Mendengarkan secara efektif
Karena mendengarkan dengan berbagai alasan dan tujuan berbeda, prinsip untuk
mendengarkan secara efektif juga berbeda dari satu situasi ke situasi lain. Ada 4 dimensi
mendengarkan :
1. Mendengarkan partisipatif dan pasif
Kunci mendengarkan efektif adalah partisipasi. Persiapan terbaik untuk
mendengarkan yang partisipatif adalah berlaku seperti seorang yang berpartisipasi
(secara fisik dan mental) dalam tindak komunikasi. Sebagai pendengar, partisipasi
dalam interaksi komunikasi adalah setara dengan pembicara, sebagai orang yang
secara emosional dan intelektual siap untuk terlibat dalam proses berbagi makna.
Mendengarkan secara pasif-mendengarkan tanpa berbicara dan tanpa
mengarahkan pembicaraan dengan cara-cara nonverbal-merupakan cara ampuh
untuk mengkomunikasikan akseptansi. Mendengar secara pasif memungkinkan
pembicara mengembangkan pemikiran dan gagasannya di depan orang lain yang
menerima tetapi tidak mengevaluasi, yang mendukung tapi tidak mencampuri.
Beberapa pedoman untuk mendengarkan secara partisipatif dan pasif :
- Berusahalah mendengarkan
- Lawanlah sumber-sumber gangguan sedapat mungkin
- Jangan melamun
- Gunakan waktu senggang untuk meringkas pemikiran pembicara,
menyusun pertanyaan, menarik hubungan antara yang telah didengar dan
diketahui.
- Asumsikan apa yang dikatakan pembicara bermanfaat

2. Mendengarkan secara empatik dan secara objektif

7
Berempati kepada orang lain artinya ikut merasakan apa yang dirasakan mereka,
melihat dunia seperti yang mereka lihat. Hanya jika kita berempati kita bisa
memahami maksud orang lain sepenuhnya.

Beberapa saran dalam mengatur fokus empatik dan objektif :


- Lakukan dialog, jangan monolog
- Pahamilah sudut pandang pembicara
- Pandanglah pembicara sebagai pihak yang setara
- Cobalah memahami pemikiran dan perasaan lawan bicara
- Jangan mendengarkan secara ofensif-kecenderungan untuk
mendengarkan informasi sepotong-sepotong.

3. Mendengarkan tanpa menilai dan mendengarkan secara kritis


Mendengarkan secara efektif melibatkan tanggapan baik yang bersifat tidak
menilai maupun yang kritis. Kita perlu terlebih dahulu mendengarkan untuk
memahami dan menahan diri untuk tidak melakukan penilaian. Tapi juga perlu
mendengarkan secara kritis dengan tujuan melakukan evaluasi atau penilaian.
Beberapa pedoman untuk mengatur mendengarkan tanpa menilai dan
mendengarkan secara kritis :
- Jagalah pikiran selalu terbuka. Tunda penilaian sampai kita sepenuhnya
memahami maksud dan isi yang dikomunikasikan pembicara.
- Jangan menyaring pesan yang sulit.
- Jangan menyaring pesan yang tidak disukai
- Sadarilah bias-bias kita sendiri
- Nilailah isi sesuai dengan yang disampaikan, jangan cara penyampaian
dianggap sebagai isi.
- Jangan mendengarkan secara tidak kritis bila anda perlu melakukan evaluasi

4. Mendengarkan secara dangkal dan secara dalam

8
Dalam mendengarkan, kita harus sangat peka terhadap berbagai tingkat makna.
Jika hanya menanggapi komunikasi tingkat permukaan (makna harfiah), kita akan
kehilangan kesempatan untuk membuat kontak yang lebih berarti dengan perasaan
dan kebutuhan sebenarnya dari orang yang bersangkutan.
Beberapa pedoman untuk mengatur mendengarkan secara dangkal dan dalam:
- Pusatkan perhatian pada pesan-pesan verbal maupun non verbal.
- Dengarkan juga yang tidak diucapkan.
- Dengarkan baik pesan yang menyangkut isi maupun hubungan.
- Perhatikan secara khusus pernyataan yang mengacu-balik kepada pembicara
- Kaitkan hal-hal spesifik dengan tema umum yang dikemukakan pembicara
- Jangan mengabaikan makna harfiah dari pesan antarpribadi dalam usaha
mengungkapkan makna yang lebih tersembunyi.

Mendengar aktif
Mendengar aktif bukanlah proses yang sekedar mengecek pemahaman kata-kata si
pembicara, tetapi lebih merupakan upaya memahami pesan keseluruhan pembicara.
1. Fungsi mendengarkan aktif
- Memungkinkan pendengar mengecek pemahamannya terhadap yang
dikatakan pembicara atau yang dimaksud pembicara.
- Pendengar mengutarakan akseptansinya terhadap perasaan pembicara.
- Merangsang pembicara menggali perasaan dan pemikirannya

2. Tehnik-tehnik mendengarkan aktif


- Mengulangi pemikiran pembicara
Nyatakan dengan kata-kata sendiri apa yang menurut kita dimaksudkan
pembicara.
- Menyatakan pengertian terhadap perasaan pembicara

9
Ungkapan perasaan memungkinkan kita mengecek persepsi kita mengenai
peraan pembicara. Juga akan memberikan kesempatan kepada pembicara
untuk melihat perasaannya secara lebih objektif.
- Ajukan pertanyaan
Ajukan pertanyaan untuk memastikan pemahaman kita terhadap pikiran dan
perasaan pembicara dan untuk mendapatkan informasi tambahan.

Umpan balik
Umpan balik adalah pesan yang kita kirim-balik kepada pembicara menyangkut reaksi
kita terhadap apa yang telah disampaikan. Dalam menyampaikan umpan balik, kita
mengatakan kepada pembicara apa dampak perkataannya terhadap diri kita. Berdasarkan
umpan balik ini, pembicara dapat menyesuaikan, memodifikasi, memperkuat atau
mengubah isi atau bentuk perasaannya.
Memberi umpan balik yang efektif :
1. Segera
Umpan balik disampaikan segera setelah pesan diterima.
2. Kejujuran
Umpan balik harus merupakan reaksi yang jujur terhadap suatu komunikasi.
Jangan malu atau takut untuk mengakui bahwa kita tidak memahami suatu pesan,
dan jangan ragu-ragu untuk tidak setuju.
3. Kepatutan
Kita mengetahui tentang apa yang patut dan tidak patut sebagian besar dari
mengamati orang lain.
4. Kejelasan
Umpan balik harus merupakan refleksi yang jelas mengenai pesan, bukan refleksi
dari perasaan atau prasangka pribadi.

Menerima umpan balik secara efektif :


1. Kepekaan

10
Kepekaan terhadap umpan balik memungkinkan kita merasakan adanya umpan
balik dalam situasi dimana ini biasanya dapat terabaikan begitu saja.

2. Dukungan
Tanggapan terhadap umpan balik sangat menentukan ragam dan kedalaman
umpan balik yang kita terima.
3. Keterbukaan pikiran
Evaluasi apa yang dikatakan, terima apa yang tampak masuk akal, tolak apa yang
tampak tidak masuk akal. Ambil keputusan hanya setelah mendengarkan dengan
cermat dan memahami sepenuhnya apa yang dikatakan orang tersebut.

4. Spesifik
Bila mendengar umpan balik, terjemahkan dalam bentuk yang spesifik, lebih baik
dalam bentuk perilaku.

KERANGKA KEGIATAN
Kemampuan komunikasi interpersonal dokter-pasien merupakan kemampuan dasar yang
akan mampu membantu membina hubungan yang efektif. Satu hal mendasar dari
komunikasi yang efektif adalah bahwa komunikasi memerlukan perencanaan dan tujuan
yang hendak dicapai. Setelah tujuan dimiliki, perhatian selanjutnya adalah pada
keterampilan apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan dimaksud.
Daftar keterampilan berikut adalah bagaimana mengawali suatu kegiatan dan membina
suatu hubungan.

1. Persiapan
Perasaan dan tindakan sepenuhnya terkonsentrasi pada saat memulai suatu
tindakan/konsultasi. Saran untuk persiapan dan konsentrasi penuh :
- Jauhkan dari tugas terakhir
Yakini bahwa konsultasi terakhir tidak akan mempengaruhi ke depan.

11
- Perhatikan kebutuhan dan kenyamanan
Yakini bahwa rasa lapar, panas atau kantuk tidak akan mengganggu
konsentrasi untuk melakukan wawancara berikutnya.
- Pindahkan fokus konsultasi pada tangan
Membaca catatan, mencari hasil atau sesuatu tentang riwayat pasien.
- Akhiri kegiatan ini sebelum menyapa pasien

2. Membangun hubungan awal


- Menyapa pasien
Jika kita belum pernah bertemu pasien sebelumnya, relatif mudah untuk
menyambut dan mengenalkan diri kita menggunakan kombinasi pendekatan
nonverbal seperti, berjabat tangan, kontak mata dan tersenyum serta kata-kata
sapaan yang pantas :
Assalamualaikum, Saya dr. Nirwana. Silahkan masuk dan duduk
- Jelaskan peran anda
Dokter dapat mencegah rasa bingung pasien dengan menjelaskan dengan baik
perannya.
Assalamualaikum, saya dr. Husni. Boleh saya duduk disini? Saya seorang
dokter THT yang bekerja di rumah sakit ini. Kaluarga anda menyuruh saya
untuk bertemu dengan anda.
- Dapatkan nama pasien
Dianjurkan untuk memeriksa nama yang jelas dan pengucapannya dan nama
pasien sesuai dengan yang tertera di daftar.
Assalamualaikum, saya dr. Tilaili. Saya salah seorang dokter di klinik
kesehatan Unsyiah. Silahkan duduk. Boleh saya periksa sebentar-apakah ini
bapak Ibrahim? (berhenti sebentar) Saya tidak tahu apakah kita sudah
pernah bertemu sebelumnya; bapak lebih suka saya panggil apa?
- Tunjukkan perhatian dan respek ; timbulkan rasa nyaman pada pasien

12
Tunjukkan perhatian dan rasa hormat pada pasien melalui sikap verbal dan
non verbal yang akan menjadi penting dalam mengembangkan hubungan
dokter-pasien yang produktif.

3. Tentukan alasan untuk konsultasi


- Pertanyaan pembuka : Identifikasi masalah atau pokok persoalan sehingga
pasien ingin bertemu.
- Dengarkan pernyataan pasien : dengarkan dengan penuh perhatian tanpa
menyela atau mengarahkan tanggapan pasien
- Saring : periksa dan yakinkan daftar masalah atau pokok persoalan bahwa
pasien ingin dilindungi (misal : jadi sakit kepala dan capek-capek ya. Adakah
yang lain ingin bapak sampaikan?
- Tentukan agenda: rundingkan agenda dan bentuk wawancara, bersama-sama
dokter dan pasien untuk kejelasan
- Menutup wawancara
Dokter secara jelas memberi tanda bahwa wawancara akan diakhiri, biasanya
dengan meringkas apa yang telah dikatakan dan apa yang telah disepakati.
Juga penting bagi mahasiswa untuk mewujudkannya tidak hanya dengan
mengetahui bagaimana untuk mengenal penyakit, tapi juga bagaimana
mengenal dan merespon emosi pasien akibat penyakit. Untuk selanjutnya,
dalam interaksinya dengan pasien, adalah penting bagi mahasiswa untuk
mengelola reaksi emosionalnya terhadap pasien.

SKENARIO LATIHAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL


1. Hubungan dokter-pasien (empati dokter)
Sebagai seorang manusia, anda mempunyai pengalaman sakit atau melihat
teman/anggota keluarga yang sakit. Ingatlah pengalamanmu saat sakit. Tirukan
interaksi dokter-pasien tentang sakit.

13
Pilihlah teman. Mahasiswa A sebagai pasien dan Mahasiswa B sebagai dokter. Tugas
dokter adalah menyelidiki masalah. Mahasiswa lainnya berperan sebagai pengamat
dan menggunakan chek list untuk menilai kemampuan empati dokter (kemampuan
merasakan dan menjawab secara tepat dalam upaya mendukung apa yang pasien
butuhkan).

Daftar pustaka
1. Silverman, J., Kurt, S., Draper, J.. Skills for Communicating with Patient.
Radcliffe Medical Press. Great Britain, 1999.
2. Kurt, S., Silverman, J., Teaching and Learning Communication Skills in
Medicine. Radcliffe Medical Press. Great Britain, 1998.
3. Devito, J.A., Komunikasi antar Manusia, Kuliah Dasar, Edisi kelima, Alih bahasa
Agus Maulana, Profesional Books, Jakarta, 1997.
4. Liliweri, A., Komunikasi Antar Pribadi. PT.Citra Aitya Bakti, Bandung, 1997

14
CHECK LIST
KOMUNIKASI INTERPERSONAL : KEMAMPUAN BEREMPATI
Skor
No Skills
0 1 2
A Awal Sesi
1 Menyapa pasien dengan baik
2 Memperkenalkan diri atau menjelaskan tujuan
3 Menciptakan rasa aman
Mendorong pasien untuk bercerita, memfasilitasi untuk
4
kelanjutan dan tidak menyela

B Menunjukkan Sikap Profesional


Menunjukkan keinginan untuk mengadakan kontak mata,
5 ekspresi wajah dan bahasa tubuh untuk menunjukan
mendengar, terbuka dan perhatian
Menunjukkan penampilan yang baik (tindakan verbal dan
6
nonverbal) dan percaya diri
Menguasai keadaan, feedback dan perasaan lawan bicara
7
secara profesional
8 Tidak berprasangka

C Keterampilan Interpesonal : Kemampuan berempati


9 Menafsirkan kata-kata pasien secara wajar
10 Mendengarkan dan menanggapi keluhan pasien dengan baik
11 Mengajukan pertanyaan pada saat itu
Memfasilitasi pasien dengan informasi untuk mengambil
12
keputusan
Memperhatikan emosi, memberi waktu dan menyelidiki
13
pasien secara tidak lisan
14 Merespon pasien jika dibutuhkan, serta memberikan bantuan

15
dengan menjawab pertanyaan, memberikan penjelasan,
dukungan seperlunya.

Link untuk mempelajari lebih lanjut :


http://books.google.co.id/books?
id=dYvMz5t3EB8C&pg=PA217&lpg=PA217&dq=contoh+komunikasi+interpersonal+do
kter+dan+pasien&source=bl&ots=6m6WJkKgjd&sig=NInY0_vJciit0rtIL2a5xheaz_Q&h
l=id&ei=EaB8TqPfBIbirAfpmYgD&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=8&ved=
0CEgQ6AEwBw#v=onepage&q&f=false

16

Anda mungkin juga menyukai