Anda di halaman 1dari 98

Accounting Theory : THE ECONOMICS OF FINANCIAL

REPORTING REGULATION
Posted by Kim Ahra on May 27, 2012
Posted in: Kuliah dsb. Tagged: Teori Akuntansi. Leave a Comment

Aktivitas pelaporan keuangan merupakan suatu hal yang diatur. Namun, hingga saat ini masih
ada saja perdebatan terkait apakah regulasi itu diperlukan serta bagaimana cost dan benefit dari
adanya regulasi itu sendiri.

The Case for Unregulated Markets for


Accounting Information
Argumen yang menentang adanya regulasi dalam pelaporan keuangan sebagian besar berkaitan
dengan insentif bagi perusahaan untuk melaporkan informasi mengenai dirinya sendiri kepada
pemilik dan pasar modal secara umum. Ada tiga argumen, yaitu :

Agency Theory

Signaling Theory

Informasi yang tidak dilaporkan secara sukarela dapat diperoleh melalui private
contracting

Agency Theory
Hubungan agen yang utama adalah hubungan antara manajemen dengan pemilik perusahaan.
Tujuan manajemen dengan pemilik perusahaan seringkali tidak sejalan bahkan saling
bertentangan. Pemilikk perusahaan berfokus pada maksimalisasi return investasi serta harga surat
berharganya, sementara manajer memiliki jangkauan fokus economic interest (kompensasi) dan
kebutuhan psikologis (prestis) yang lebih luas. Karena adanya pertentangan ini, pemilik
perusahaan terdorong untuk mengontrak manajer sedemikian rupa agar konflik dua pihak dapat
ditekan. Akhirnya muncul cost untuk memonitor kontrak dengan manajemen sehingga
mengurangi kompensasi yang diterima manajemen. Dengan demikian, manajemen terdorong
untuk menjaga cost agar tetap rendah dengan tidak terlibat pertentangan dengan pemilik
perusahaan. Meminimalkan cost monitoring merupakan satu insentif bagi manajemen untuk
melaporkan hasil akuntansi secara reliable kepada pemilik. Sebab, manajemen dinilai
berdasarkan seberapa baik laporan mereka, dan pelaporan yang baik akan meningkatkan reputasi
manajer dan pada akhirnya manajer akan mendapatkan kompensasi yang lebih karena agency
cost dapat ditekan (pemilik percaya pada hasil laporan manajer)
Competitive Capital Markets and Signaling Incentives
Menurut signaling theory, kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana dari pasar modal
akan meningkat jika pelaporan keuangan mereka baik. Selain itu, dengan secara percaya diri
melaporkan pada pasar modal, cost of capital perusahaan tersebut akan lebih rendah karena
ketidakpastian yang rendah, sehingga pada akhirnya resiko investasi dan rate of return akan lebih
rendah.

Di pasar modal, perusahaan yang memiliki performa baik akan memiliki insentif kuat untuk
melaporkan hasilnya ke pasar modal. Karena adanya kompetisi di pasar modal, maka ini menjadi
desakan bagi perusahaan lain untuk juga melaporkan hasil mereka. bagi perusahaan yang
kinerjanya biasa-biasa, melaporkan hasil mereka berarti menghindarkan diri dari kesan buruk
para investor karena perusahaan yang tidak berani melaporkan hasil mereka diasumsikan
sebagai perusahaan yang kinerjanya buruk. Perusahaan yang hasil kerjanya memang sudah buruk
juga dipaksa untuk melaporkan hasilnya untuk menjaga kredibilitas di mata investor. Perusahaan
harus melaporkan hasilnya secara sukarela agar kredibilitasnya terjaga.

Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi citra perusahaan di pasar modal pada saat itu :

Pengadopsian peraturan akuntansi. Perusahaan yang mengadopsi peraturan lebih cepat


diasumsikan sebagai perusahaan yang baik.

Pemilihan metode akuntansi. Perusahaan yang memilih metode akuntansi yang


menyebabkan laba akhir menjadi lebih kecil akan terlihat lebih kredibel.

Menurut penelitian Barton dan Waymire pada Oktober 1929, ada hubungan positif antara
kualitas pelaporan keuangan (faktor : transparansi, konservatisme akuntansi, dan penggunaan
audit eksternal) dengan insentif manajer untuk mengeluarkan laporan keuangan. Namun, perlu
diperhatikan bahwa hasil penelitian ini muncul ditengah kualitas pelaporan keuangan saat itu
yang sangat buruk.

Arguments in Favor of Private Contracting Opportunities


Alasan ketiga, adanya asumsi bahwa setiap orang yang membutuhkan informasi tentang
perusahaan dapat memperolehnya. Setiap orang dapat membeli informasi yang diperlukan jika
kebetulan belumdapat diperoleh secara gratis di publik. Setiap orang juga dapat memoeroleh
informasi dari pasar surat berharga, investors newsletter ataupun lewat perusahaan perantara.
Dengan ini, alokasi sumber daya pembuatan informasi di pasar akan optimal. Pembuatan
peraturan pengungkapan hasil kinerja perusahaan tidak lagi dibutuhkan.

The Case for Regulated Markets for


Accounting Information
Ada juga beberapa alasan yang mendukung dibuatknya regulasi untuk pelaporan keuangan
perusahaan, diantaranya terkait :

Adanya market failure

Kemungkinan bahwa pasar bebas bertentangan dengan social goals

Informasi yang ada di unregulated market tidak cukup comparable antar perusahaan

Market Failure
The firm as a Monopoly Supplier of Information

Perusahaan merupakan pemasok monopoli informasi tentang dirinya sendiri. Hal ini
menyebabkan adanya pembuatan informasi yang terbatas serta adanya monopolistic pricing
untuk mendapatkan informasi tersebut jika pasar tidak diatur. Adanya keharusan untuk
melaporkan hasil kinerja perusahaan merupakan cost-effective method untuk memperoleh
informasi khusus terkait perusahaan bagi siapapun yang membutuhkan. Dengan adanya
keharusan ini, orang-orang tidak perlu mengeluarkan dana tambahan untuk memperoleh
informasi yang sama dari perusahaan yang sama.

Bagi perusahaan penghasil informasi sendiri, cost produksi relatif kecil karena sebagian besar
informasi merupakan hasil dari sistem akuntansi internal perusahaan. Jika cost marginal
pembuatan informasi kecil, maka social cost terkait mandatory financial reporting requirements
juga kecil.

Failures of Financial Reporting and Auditing

Standar akuntansi dan audit yang buruk, terlalu banyaknya fleksibilitas manajemen dalam
memilih metode akuntansi dan kelalaian-kelalaian auditor menyebabkan munculnya kritik
terhadap rendahnya kualitas pelaporan keuangan bahkan setelah diregulasi. Karena sistem
pelaporan keuangan terbukti gagal melindungi kepentingan publik, maka lebih banyak regulasi
yang lebih baik diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Regulasi akuntansi
tidak dibuat untuk mencegah maupun mengeliminasi semua kecurangan dan kegagalan, namun
diharapkan dapat mengurangi kecenderungan tidak terdeteksinya kecurangan dan kegagalan.
Lagipula, pelaporan keuangan yang baik penting untuk membuat investor percaya pada keadilan
pasar modal, mengingat sifat pasar keuangan yang kompetitif dapat membuat perusahaan
membuat keporan yang misleading walaupun hanya untuk jangka pendek.

Accounting as a Public Good

Public goods merupakan barang yang sekali dibuat dapat dikonsumsi oleh siapapun tanpa
mengurangi kesempatan bagi pengguna lain. Pada pasar bebas, barang ini underproduced sebab
produsen tidak dapat menarik bayaran bagi para pemakai. Karena tidak ada insentif bagi
produsen, perlu adanya intervensi berupa regulasi supaya produksi barang tersebut dapat
tercukupi.

Informasi akuntansi merupakan public goods. Perusahaan tidak akan memiliki insentif yang kuat
uantu membuat dan menjual informasi akuntansi tentang dirinya sendiri. Karena kesempatan
kontrak untuk mendapatkan informasi khusus perusahaan terbatas, berarti informasi akuntansi
yang dihasilkan oleh unregulated market akan underproduced.

Social Goals
Pelaporan keuangan perlu diregulasi, karena masyarakat ingin mencapai tujuan tertentu yang
tidak tercapai oleh sistem pasar bebas. Yang pertama, information symmetry. Pasar saham hanya
akan adil jika semua investor potensial memiliki akses yang sama terhadap informasi. Misalnya,
peraturan mengenai insider trading yang mencegah siapapun yang memiliki akses yang berbeda
terkait informasi privat perusahaan mengambil keuntungan dari kondisi itu. Social goal yang
kedua adalah comparability. Comparability mengacu pada reliabilitas laporan keuangan ketika
membuat evaluasi menggunakan laporan keuangan pada basis interfirm.

The Codificational Justification of Standard Setting


Codification adalah pendekatan pragmatis untuk meningkatkan standar akuntansi dari waktu ke
waktu. Fungsi ini muncul di lingkungan yang memiliki masalah agency theory, underproduction
informasi akuntansi karena merupakan public goods, dan kurangnya comparability. Standar
akuntansi yang dikembangkan di lingkungan codificational tidak perlu logis secara deduktif.
Standar dievaluasi berasar apakah mereka mampu melaksanakan fungsi mereka dengan baik.
Jika gagal,berarti harus diamandemen.

Comparing Regulated and Unregulated Markets

Pro-regulated Market Kontra-regulated market

1 Perusahaan merupakan pemasok Karena adanya tekanan kompetitif untuk


monopolistik terhadap informasi mendapatkan dana daripasar modal,
akuntansi, sehingga lebih baik bagi perusahaan memiliki insentif untuk
masyarakat untuk mewajibkan adanya mengungkapkan informasinya secara
pengungkapan secara gratis daripada sukarela. Perusahaan tidak benar-benar
harus membayar informasi yang monopolistik terhadap informasi
sifatnya monopolistik itu. akuntansinya karena investor selalu
memiliki pilihan lain untuk berinvestasi.
Perusahaan perlu mengungkapkan hasil
mereka secara Cuma-Cuma untuk
menurunkan cost of capital mereka.

2 Sifat pasar modal yang kompetitif Ada juga masalah yang muncul karena
justru menginsentif perusahaan untuk pelaporan keuangan diregulasi, terutama
memberi laporan yang misleading terkait fungsi audit. Lagipula, dalam
walaupun untuk jangka pendek. Ini proses pembuatan standar sendiri juga
berarti juga, pemilik perusahaan tidak ada tekanan, yang masih menjadi bahan
mengembangkan mekanisme yang pembicaraan profesi akuntansi sampai
baik untuk memonitor kontrak agensi sekarang.
dengan menajer.

3 Kewajiban pelaporan disukai oleh Informasi yang tidak dingkapkan secara


masyarakat karena menciptakan sukarela dapat didapat melalui private
keadilan dalam pasar modal contracting.
(pengguna dapat saling bertukar
informasi)

Imperfections of Accounting Regulation


Peraturan akuntansi dapat dibenarkan jika ada market failure atau jika hasil pasar bebas tidak
cocok dengan social goals. Namun, ada paradoks peraturan; peraturan akuntansi tidaj dapat
memberikan solusi yang optimal untuk masalah-masalah tertentu dalam pelaporan keuangan.
Tidak mungkin untuk menciptakan peraturan yang akan memaksimalkan kesejahteraan sosial.
Selain itu, sulit untuk benar-benar mengevaluasi benefit regulasi akuntansi karena tidak ada
peraturan yang dapat dibandingkan di regulated market. Juga tidak mungkin mengetahui paakah
peraturan akuntansi menghasilkan kualitas dan kuantitas yang maksimal bagi pelaporan
keuangan.

Paradoks kedua, menurut ekonom, justru public goods yang dihasilkan di regulated market
overproduced. Alasannya, permintaan lebih tinggi dari yang terjadi pada situasi pasar karena
public goods yang dihasilkan dibawah adanya peraturan adalah barang gratis. FASB dapat ditipu
oleh pengguna yang sebenarnya tidak benar-benar memerlukan peraturan karena pengguna tidak
membayar untuk peraturan tersebut.

Selain itu, karena accounting information adalah public goods, ada kemungkinan terjadinya
transfer kekayaan antara bukan pengguna kepada pengguna informasi akuntansi kerena
pengguna meneruma keuntungan dari peraturan akuntansi yang gratis tersebut, sementara
nonuser secara implisit menanggung biaya pembuatan.
The Regulatory Process
The Political Nature of Regulation
Di Amerika, pihak-pihak yang terpengaruh oleh adanya peraturan diberi kesempatan untuk
memberi input pada proses pembuatan peraturan (due process). Beberapa anggota profesi
akuntansi sebenarnya mengharapkan pembuatan kebijakan akuntansi harus netral dan bebas
politik. Dalam kenyataannya, pembuatan peraturan akuntansi ternyata tidak bisa lepas dari
pollitik karena sifatnya yang melibatkan negosiasi. Dua komite AICPA (CAP dan APB) pun
terbukti berakhir karena kurangnya struktur politik untuk menjamin keberlangsungan mereka.
Sampai akhirnya diterbitkan ASR 150, SEC tidak pernah secara resmi mengesahkan standar
sektor privat, hanya ada aliansi informal dimana SEC diam-diam menerima standar akuntansi
untuk kebutuhan SEC. Karena itu, otoritas AICPA sangat lemah.

Karakteristik yang melemahkan AICPA yang lain adalah pengaturan kebijakan yang sifatnya
closed-door, tidak ada due process dalam menentukan peraturan akuntansi dan pengungkapan.
Hal ini terkadang menyebabkan rendahnya tingkat penerimaan oleh pihak yang terkait.

Berbeda dengan AICPA, FASB menggunakan due process dalam mengembangkan kebijakan
akuntansi. Walaupun memang prosesnya menjadi sangat lambat, tapi tercapai konsensus yang
akhirnya memberikan legitimasi terhadap peraturan tersebut.

Regulatory Behavior
Menurut capture theory dan life cycle theory, kelompok yang akan diatur oleh suatu peraturan
akan menggunakan proses pembuatan peraturan tersebut untuk menunjukkan kepentingannya.
Nantinya peraturan akan menjadi instrumen untuk melindungi kelompok yang diatur. Memang
sulit bagi pembuat peraturan untuk benar-benar independen karena keberlangsungan agensi
pengatur bergantung pada bagaimana peraturan tersebut diterima oleh kelompok yang diatur.
Karena tidak mungkin juga untuk menuruti kepentingan semua pihak, seringkali yang terjadi
peraturan tersebut hanya melindungi kelompok yang diatur dari persaingan.

Sejak 1976 sampai 1978, kongres US menyelidiki kemungkinan kantor akuntan publik yang
tergabung dalam Big Eight telah mendominasi pembuatan peraturan akuntansi. Sebab, sebagai
auditor yang dominan, mereka memiliki kepentingan yang besar dalam pembuatan peraturan.
Namun, ternyata Big Eight tersebut tidak memiliki pandangan yang sama. Jadi, sebenarnya
FASB membuat keputusan secara plural. Karena pihak-pihak baik yang terkait (auditor,
perusahaan) maupun tidak terkait (free rider) memiliki kepentingan yang berbeda-beda, maka
pembuatan peraturan akuntansi termasuk netral dibandingkan industri lainnya.

Behavior of Companies, Auditors, and Free Riders

Manajemen memiliki respon yang berbeda-beda terhadap pembuatan peraturan, sebab peraturan
yang akan dibuat tersebut bisa jadi mempengaruhi perusahaan atau bahkan manajer itu sendiri.
Ada yang mendukung peraturan yang akan meningkatkan laba yang dilaporkan dan merespon
negatif peraturan yang akan mengurangi laba, namun ada juga perusahaan-perusahaan besar
yang mendukung pembuatan peraturan akuntansi yang sebenarnya akan mengurangi laba yang
dilaporkan untuk meminimalkan political cost.

Auditor cenderung mendukung pembuatan peraturan yang mengurangi resiko audit dan
menentang pembuatan peraturan yang dapat memperluas fungsi audit ke area-area
subjektif.masalah yang lebih serius lagi adalah terkait merekrutan auditor oleh auditee. KAP
menjadi pengacarabagi auditee dalam kontrak konsultasi manajemen sehingga memperkecil
fee audit. Pemecahan masalah ini adalah dengan pembuatan financial statement insurances yang
diusulkan oleh Ronen.

Sedangkan terkait free riders seperti financial analyst, mereka seringkali memiliki motivasi besar
untuk meminta informasi akuntansi baru yang dapat mereka masukkan ke dalam investment
research dan newsletters. Mereka dapat menyebabkan overproduction, padahal mereka
sebenarnya tidak terlalu terpengaruh oleh adanya praturan akuntansi.

Economic Consequences of Accounting Policy


Pembuatan standar seringkali menguntungkan satu pihak tapi mengorbankan pihak lain. Karena
itu, pembuatan kebijakan akuntansi bukan sekedar efisiensi atau optimalisasi ekonomi, tapi juga
mempengaruhi distribusi kekayaan dan pendapatan. FASB menyadari hal ini dan mulai
melakukan studi terkait penghitungan cost-benefit peraturan pelaporan keuangan. Namun, FASB
hanya memperhitungkan cost dalam cakupan yang sangat sempit, hanya terkait kebutuhan
informasi di pasar saham. Perusahaan yang tidak terdaftar merasa peraturan yang ada hanya
cocok untuk perusahaan besar yang mampu menanggung biaya peraturan akuntansi serta para
financial analyst. Riset terhadap konsekuensi ekonomi juga hanya terfokus pada pemegang
saham dan manajer perusahaan. Jadi, sebenarnya kita belum benar-benar bisa menentukan social
cost and benefit pelaporan keuangan.

Accounting Theory : DEVELOPMENT OF THE


INSTITUTIONAL STRUCTURE OF
FINANCIAL ACCOUNTING
Posted by Kim Ahra on May 27, 2012
Posted in: Kuliah dsb. Tagged: Teori Akuntansi. 1 comment

Sebelum 1930, akuntansi di US tidak diregulasi karena prosedur dan praktek akuntansi yang
dilaksanakan oleh perusahaan sudah dianggap confidential. Dengan demikian, praktek akuntansi
tiap perusahaan tidak sama serta tidak konsisten tiap tahunnya. Pihak pengguna laporan
keuangan saat itu (bank dan kreditur) pun hanya memberikan arahan praktek akuntansi dan
hanya menekankan pengungkapan kas dan near-cash resources yang dapat digunakan untuk
melunasi utang.
Sehubungan dengan lump-sum payments Liberty Bonds pada tahun 1920-an, perkembangan
perusahaan semakin pesat sehingga publik saat itu semakin banyak menanamkan investasi
mereka pada perusahaan-perusahaan tersebut. Pelaporan keuangan dibuat mengikuti kebutuhan
investor, namun belum benar-benar dikembangkan sampai terjadinya stock market crash pada
tahun 1929. Saat itu, akhirnya investor mulai mempertanyakan apakah praktek akuntansi serta
pelaporan saja cukup untuk menilai investments. Publik menyadari bahwa pelaporan keuangan
yang didasarkan pada praktek akuntansi yang berbeda-beda dapat membawa pada misleading
bagi investor (sekarang maupun akan datang), sehingga muncullah tiga periode pengembangan
standar akuntansi :

The formative years (1930-1946)

The postwar period (1946-1959)

The modern period (1959 sekarang)

Akuntansi di US sebelum 1930


Kesadaran bahwa akuntansi merupakan instrumen yang penting untuk menjalankan bisnis sudah
muncul sejak tahun 1880. Pada tahun 1896, terbentuk kerjasama antara American Association of
Public Accountant dengan The Institute of Bookkeepers and Accountants yang menghasilkan
perancangan desain Certified Public Accountant. Namun hingga tahun 1913 belum ada standar
yang jelas bagi tiap negara bagian terkait persyaratan yang dibutuhkan untuk mendapatkan
predikat CPA.

Selain pencapaian tersebut, American Association of Public Accountant juga mulai menerbitkan
Journal of Accountancy. Sepuluh tahun setelah penemuan jurnal tersebut (1915), komite
terminologi American Association of Public Accountant merumuskan sebuah daftar istilah
akuntansi beserta definisinya. Lebih banyak istilah beserta definisi mucul di Journal of
Accountancy, sehingga pada 1931 akhirnya terbit sebuah buku yang berisi istilah dan definisi
akuntansi.

Pada tahun 1916, American Institute of Accountants (AIA) dibentuk dari American Association
of Public Accountant untuk meningkatkan keseragaman dan standardisasi terkait kualifikasi dan
persyaratan membership. Pada 1918, AIA bekerja sama dengan Federal Trade Comission (FTC)
menerbitkan Approved Methods for the Preparation of Balance Sheet Statements. Dokumen
ini dianggap FTC telah memberikan standar minimum untuk melaksanakan sudit neraca. Direvisi
ppada tahun 1929 dengan arahan Federal Reserve Board, dokumen ini sebagian besar
membicarakan tentang prosedur audit, dan sedikit masalah akuntansi ketika dirasa perlu.

Pada momen Great Depression tahun 1929, mulai muncul pertanyaan apakah praktek akuntansi
telah membawa pada keputusan investment yang buruk, walaupun hal tersebut tidak pernah
terbukti. Namun, momento tersebut serta terpilihnya Franklin D Roosevelt sebagai presiden dan
pelaksanaan New Deal legislation membuat perubahan besar pada bidang akuntansi sehingga
membawa pada periode pengembangan akuntansi yang pertama : FORMATIVE YEARS.
Formative Years
1. NYSE-AICPA Agreement
Pada tahun 1930, AICPAs Special Committee on Cooperation with Stocj Eschange dan New
York Stock Exchange (NYSE)s Committee on Stock List untuk mengembangkan prinsip
akuntansi yang harus diikuti oleh semua perusahaan yang terdaftar pada bursa, sebab menurut
NYSE, perusahaan-perusahaan yang terdaftar menggunakan banyak praktek-praktek akuntansi
yang undisclosed. Komite AICPA akhirnya menyarankan pada NYSE untuk membebaskan tiap-
tiap perusahaan untuk memilih metode akuntansinya sendiri, dengan syarat metode tersebut
harus diungkapkan serta konsisten pelaksanaannya dari tahun ke tahun. Dengan batasan yang
luas, tidak penting bagi investor peraturan apa yang diadopsi oleh perusahaan selama peraturan
tersebut diikuti dengan benar serta konsisten dari tahun ke tahun. Komite AICPA juga
menyiapkan draft formal five broad accounting principles yang disahkan oleh NYSE pada 22
September 1932. Dokumen ini merupakan usaha pertama untuk mengembangkan Generally
Accepted Accounting Principles.

2. Formation of the SEC


Securities and Exchange Commission (SEC) awalnya didirikan oleh Congress pada tahun 1934
untuk mengatur pelaksanaan Securities Act of 1933 (penerbitan surat berharga pada interstate
markets) dan Securities and ExchangeAct of 19934 (perdagangan surat berharga). Namun,
karena muncul kebutuhan akan badan yang memiliki otoritas untuk memperbaiki dan
mempertahankan standar akuntansi, maka diputuskan bahwa kecuali kalau profesi akuntansi
mendirikan suatu badan otoritas untu pengembangan standar akuntansi, SEC akan menentukan
metode praktek dan mandat akuntansi untuk dilaksanakan dalam pembuatan laporan.

3. Committee on Accounting Procedure, 1936-1946


Committee on Accounting Procedure (CAP) didirikan untuk menggantikan peran Special
Committee on Development of Accounting Principles. CAP awalnya ingin mengembangkan
pernyataan prinsip akuntansi komprehensif yang akan berfungsi sebagai panduan umum untuk
menyelesaikan masalah-masalah praktikal khusus. Namun, karena pembuatan dirasa terlalu
lama, maka CAP memutuskan untu mengadopsi peraturan untuk mengatasi masalah khusus dan
merekomendasikan metode akuntansi yang lebih baik jika dibutuhkan. Dan pada 1939, CAP
mengeluarkan pernyataan prinsip akuntansi yang memiliki substantial authoritative support
sebgai respon atas ASR 4.

Era ini tidak banyak menghasilkan prinsip-prinsip akuntansi yang komprehensif, namun tetap
menghasilkan dua kontribusi penting :

Keseragaman praktek akuntansi berkembang secara signifikan.

Sektor privat mulai dijadikan sebagai sumber pembuatan aturan akuntansi.


Postwar Period
Ledakan ekonomi yang lebih besar terjadi pada masa pascaperang. Perindustrian membutuhkan
semakin banyak modal agar bisa berkembang. Laporan keuangan perusahaan menjadi sumber
informasi penting untuk membuat berbagai keputusan finansial kala itu. Dengan demikian,
peraturan akuntansi kembali diperhatikan, terutama untuk menyelesaikan masalah keseragaman
atau comparability reported earning dari perusahanna-perusahaan yang berbeda.

ARB 32 and the SEC


Pada 1950, DAP mulai gagal membuat rekomendasi positif untuk general accounting principles.
Terjadi oversupply prinsip akuntansi yang baik karena tidak adanya teori akuntansi yang
mendasarinya. Hal ini menimbulkan konflik antara SEC dengan CAP. Konflik yang paling
disorot saat itu adalah antara all-inclusive income statement dengan current operating
performance. Menurut CAP, current operating performance akan meningkatkan comparability
earning report antar perusahaan dan earning report dari tahun ke tahun untuk suatu perusahaan.
Extraordinary gain or loss akan dipisahkan dari laba bersih dibawah konsep current operating
performance. Namun,SEC menganggap bahwa pengecualian pada laporan keuangan yang
dicantumkan pada ARB 32 tersebut dapat misleading. Pada 1950, SEC mengusulkan penggunaan
all-inclusive concept, yang bertentangan dengan Accounting Research Bulletin (ARB) 32.
Setelah tercapai kesepakatan dengan SEC bahwa special items akan menjadi hal terakhir dalam
laporan keuangan.

The Price Level Problem


Profesi akuntansi telah mencoba mengatasi masalah ini sejak akhir tahun 1953. Namun, masalah
ini tidak terselesaikan karena masih ada hambatan terutama terkait dengan depresiasi. Depresiasi
yang berdasar pada historical cost tidak mengukur secara tepat pengurangan nilai aset tetap
terkait daya beli saat ini sehingga terjadi overstatement laba bersih. Akhirnya masalah ini
dikesampingkan dan profesi akuntansi kembali fokus pada pengembangan standar akuntansi
keuangan.

Closing Years of the CAP


Kritik terhadap CAP mulai bermunculan, banyak yang merasa CAP terlalu lambat. Mulai ada
ajakan pada profesi akuntansi untuk menyiapkan pernyataan prinsip-prinsip dasar akuntansi yang
komprehensif. Akhirnya, pada 1957, AAA menerbitkan pernyataan konsep dan definisi mendasar
yang menggunakan sesedikit mungkin pendekatan deduktif. Sedangkan pada saat itu, CAP masih
menyelesaikan masalah dengan membuat peraturan secara tambal sulam tanpa mengembangkan
prinsip dasar akuntansi keuangan.

A New Approach
Pada 1957 muncul usulan untuk menggunakan pendekatan konseptual (penggunaan research)
sebagai bagian dari proses pengembangan prinsip akuntansi.

Modern Period
APB didirikan untuk merumuskan dalil dasar akuntansi dan prinsip akuntansi yang terkoordinasi
secara luas berdasarkan dalil-dalil tersebut. Bentuk organisasi APB mirip dengan CAP, dimana
memiliki 18-21 anggota AICPA yang mewakili berbagai pihak seperti KAP besar dan kecil,
akademisi, dan industri swasta. Untuk merumuskan sebuah opini, dibutuhkan persetujuan dari
dua pertiga anggota.

Early Years of the APB


ARSs 1 and 3

ARS 1, The Basic Postulates of Accounting yang diterbitkan pada tahun 1961 tidak menerima
banyak tanggapan baik dari APB sendiri maupun dari profesi akuntansi karena publik lebih
menunggu publikasi studi prinsip sebelum memberikan penilaian. ARS 3, A tentative Set of
Broad Accounting Principle for Business Enterprises yang diterbitkan tahun 1962 juga justru
menuai kritik dari berbagai pihak. Sebab, sekalipun studi tersebut memberikan dampak yang
signifikan terhadap pemikiran akuntansi, mereka terlalu berbeda secara radikal dengan GAAP
saat itu.

Investment Tax Credit

Profesi akuntansi terbagi menjadi dua kubu, yaitu (1) mengakui tax benefit pada tahun diterima
(flow-through method), dan (2) mengakui tax benefit sepanjang usia aset terkait (deferral
method). Akhirnya pada November 1962 APB mengeluarkan APB Opinion No. 2 yang
memerintahkan untuk menggunakan deferral method, tanpa adanya studi terlebih dahulu.
Namun, pada waktu yang hampir bersamaan, tiga KAP besar menyatakan bahwa mereka tidak
akan mensyaratkan klien mereka untuk mengikuti opini tersebut. Ditambah lagi pada Januari
1963, SEC mengeluarkan ASR 96 yang membolehkan perusahaan untuk menggunakan flow-
through method. Akhirnya APB mengeluarkan APB Opinion no 4 yang membolehkan
penggunaan kedua metode tersebut.

Karena otoritas APB semakint terdesak, pada akhir 1964 AICPA mendeklarasikan bahwa segala
penyimpangan dari opini APB harus diungkapkan pada laporan keuangan yang diaudit oleh
anggota AICPA. Kalaupun ada metode yang digunakan ternyata memiliki dukungan otoritas
substantial, walaupun tidak tercantum dalam prinsip akuntansi tertentu, support ini harus
diungkapkan juga. Jika mungkin, auditor juga harus mengungkapkan kemungkinan efek dari
penyimpangan tersebut. Jika prinsip yang digunakan tidak memiliki dukungan otoritas
substantial, auditor harus mengeluarkan opini disclaimer, dengan pengecualian ataupun
explanatory.
The Embattled APB

Pada 1965-1067, APB cukup produktif, mengeluarkan 3 opini menarik dari 7 yang dikeluarkan.
Tiga opini itu adalah akuntansi untuk rencana cost of pension, (ARS 8, Accounting for the Cost
of Pension Plans) yang menerima unanimous approval, akuntansi terkait barang-barang luar
biasa dan earning per share (APB Opinion no 9), dan tentang alokasi income tax (ARS 9,
Interperiod Allocation of Corporate Income Taxes).

ARS 7 and APB Statement 4

Karena ARS 1 dan 3 tidak diterima profesi, studi untuk mendiskusikan konsep dasar akuntansi
serta meringkas prinsip dan praktek yang ada dilakukan. Namun, ternyata hasilnya, ARS 7,
Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprises tidak memiliki
sesuatu yang baru karena hanya mengambil keputusan-keputusan yang sudah ada kemudian
mendeduksikan prinsip-prinsip akuntansi dari keputusan-keputusan itu. Karena APB telah
terbukti gagal melaksanakan tugas aslinya, maka Special Committee APB merekomendasikan
dewan untuk sesegera mungkin menentukan tujuan dan batasan laporan keuangan, menentukan
prinsip akuntansi dan menentukan GAAP. Menganggapi rekomendasi itu, APB Statement 4
dibuat, yang isinya :

Menyediakan dasar untuk mengevaluasi praktek akuntansi, untuk membantu


menyelesaikan masalah akuntansi dan memandu pengembangan akuntansi keuangan.

Meningkatkan pemahaman tujuan akuntansi keuangan, sifat proses dan hal-hal yang
membentuknya, serta potensi dan batasan laporan keuangan dalam memberikan
informasi.

Pernyataan itu menangani banyak topik yang sama dengan ARS 7, yang tidak memiliki
authoritative standing. APB kembali gagal untuk membuat dalil dasar dan prinsip akuntansi
secara luas.

Continuing Criticism

Ada dua kritik yang disampaikan kepada APB :

Pengeluaran opini APB terlalu terbatas dan terlalu lambat prosesnya.

Masalah kombinasi bisnis menunjukkan bahwa proses pembuatan standar terlalu panjang
serta terlalu banyak tekanan pihak luar yang tidak seharusnya terkait dengan proses.

Menanggapi kritik tersebut, APB akhirnya mengadakan beberapa perubahan. ASB terlebih
dahulu menyebarkan hasil diskusi terkait aspek-aspek masalah akuntansi tertentu kemudian
mengumpulkan komentar dari pihak-pihak terkait. Kemudian APB membagikan poin-poin draft
opini untuk melihat reaksi pihak-pihak tersebut. Setelah itu, draft opini yang resmi dibagikan
kepada pihak-pihak dan mereka dimintai komentar mengenai draft tersebut. Jika dua pertiga
pihak setuju, opini tersebut diterbitkan.

Kontroversi mengenai masalah kombinasi bisnis dan goodwill paling memakan waktu.
Berdasarkan hasil studi sebelumnya, ada beberapa pendapat yang bertentangan. Setelah melewati
beberapa kali proses, pada Juni 1970 akhirnya diperoleh keputusan bahwa size test untuk pooling
of interest pada kombinasi bisnis harus dihilangkan (APB opinion no 16) dan goodwill harus
diamortisasi selama paling lama 40 tahun (APN Opinion no 17).

Mengingat sulitnya mencapai standar akuntansi yang pasti untuk goodwill dan kombinasi bisnis,
akhirnya diadakan review prosedur penetapan prinsip akuntansi, akhirnya pada April 1971
AICPA membuat dua kelompok studi terpisah. Kelompok pertama yang dipimpin oleh Francis
M. Wheat merekomendasikan dibuatnya FASB (untuk membuat standar pelaporan keuangan),
Financial Accounting Foundation (memilih anggota FASB dan mendanai operasinya), dan
Financial Accounting Standards Advisory Council (berkonsultasi dengan FASB untuk membuat
prioritas dan gugus tugas serta untuk memberi pendapat mengenai standar yang akan
dipublikasikan. Sementara kelompok kedua yang dipimpin pleh Robert M. Trueblood
mengenalkan beberapa tujuan pelaporan keuangan namun tidak memberikan saran mengenai
implementasinya.

The FASB : An Overview


Mechanics of Operation

Tujuan FASB adalah untuk membuat standar akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan
seefisien dan selengkap mungkin. Prosedur pembuatan standar dimulai dengan identifikasi
masalah. Sebuah tim dibentuk untuk mencari semua aspek masalah yang hasilnya kemudian
disebar ke pihak-pihak yang terkait. Setelah memperoleh pandangan pihak-pihak tersebut, draft
disesuaikan kemudian dilaksanakan voting untuk mendapatkan suara. Namun, proses ini
dirasa sangat politis.

Assessment of the FASB

Pada tahun-tahun awal terbentuknya FASB, badan ini juga sering mendapat kritik, baik terkait
jumlah keputusan yang dikeluarkan, pendekatan yang digunakan maupun terkait perubahan-
perubahan yang akhirnya berhasil digagas oleh FASB. Berdasarkan review yang dilakukan pleh
Structure Committee of Board of Trustees FAF, beberapa perubahan akhirnya dilakukan. FASB
mulai banyak melibatkan konstituen serta gugus kerja didalamnya menjadi lebih transparan.
Singkatnya, FASB mulai lebih banyak menggunakan sumber daya yang tersedia di luar sehingga
FASB menjadi lebih sensitif terhadap konsekuensi ekonomi potensial standar yang akan dibuat
sebelum akhirnya standar itu diterbitkan.

Hasil FASB sampai tahun 2007 secara umum telah menghasilkan laporan keuangan yang
konservatif. FASB juga mengeluarkan Statements of Financial Accounting Concepts yang berisi
teori yang menjadi pilar dalam menilai standar dan praktek akuntansi. Secara umum, FASB lebih
berhasil menjalankan tugasnya dibandingkan dua organisasi pendahulunya. Berikut
perbandingan antara FASB, APB dan CAP :

Karakter CAP APB FASB

Independensi Bagian dari Bagian dari AICPA Terpisah dari AICPA


organisasi AICPA

Independensi Other full-time Other full-time Full-time employee of


anggota employer employer FASB

Keanggotaan Harus CPA Harus CPA Anggota terdiri atas


akuntan publik,
pemerintahan, industri,
perusahaan sekuritas, dan
akademisi

Due process Sedikit, jika Sangat terbatas Lebih ekstensif dan


memang ada walaupun pada akhir merupakan bagian dari
berdirinya menjadi proses, dapat
semakin melebar menimbulkan democratic
paralysis

Standar Tidak Gagal dalam Lebih berhasil


pendukung diusahakan merumuskan dalil dan menyelesaikan kerangka
dokumen prinsip (ARS no.7 dan kerja konseptual
teoritis APB Statement no 4
gagal)

Penggunaan Sangat terbatas Sebagian besar untuk Lebih ekstensif


riset ARS

Evolution of FASBs Power and Congressional Investigations

Beberapa pihak berusaha untuk membatasi kekuasaan legislatif FASB. Beberapa tantangan yang
dihadapi diantaranya adalah adanya kekuatan membuat standar bagi pemerintah untuk
mendirikan GASB (Government Accounting Standards Board). Standar GASB cenderung
mengalahkan standar yang dibuat FASB untuk entitas pemerintah. Akhirnya diputuskan bahwa
pelaporan keuangan organisasi-organisasi sektor publik akan tetap menggunakan standar FASB
kecual bila lembaga tinggi organisasi tersebut menyatakan untuk menggunakan standar GASB.
Selain itu, ada juga tekanan lain terkait cost pembuatan standar dan sulitnya memahami standar
serta ancaman terkait independensi lembaga (adanya dominasi) SEC yang memberikan
pendanaan untuk FASB. Selain ancaman tersebut, tekanan juga datang dari pihak congress yang
meminta seluruh profesi diatur oleh pemerintah.

Sarbanes-Oxley Act
SOX mendirikan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB), yang tujuannya untuk
mendaftarkan kantor akuntan publik, mengatur standar audit, memeriksa kantor akuntan
terdaftar, dan mengadakan kepatuhan dengan SOX. PCAOB harus berkonsultasi dengan ASB,
namun juga memiliki otoritas penuh untuk membuat standar jika dirasa perlu. Selain pendirian
PCAOB, SOX juga memperjelas independensi auditor, persyaratan penyimpanan catatan, peran
komite audit dalam corporate governance, keterangan CEO dan CFO dalam laporan keuangan
serta hukuman terhadap ketidakpatuhan. Semua peraturan ini dilakukan untuk meningkatkan
kembali kepercayaan publik akibat skandal-skandal yang terjadi pada 1990 dan 2000an.

Walaupun SOX terlihat mempengaruhi profesi audit saja, namun selama lebih dari tigapuluh
tahun SOX telah memindahkan tanggung jawab tersebut kepada FASB.SOX juga mengadakan
perubahan di segi pendanaan yang menyebabkan independensi FASB terhadap konstituen
menjadi berkurang, namun di sisi lain menjadi semakin bergantung pada SEC.

Implementasi SOX mendadak menjadi fokus perusahaan publik dan KAP.Adanya perubahan
besar-besaran pada financial restatement dan kejahatan kerah putih, pada akhirnya memunculkan
argumen Hukum sudah terlibat terlalu jauh, bahkan perusahaan mulai mengeluarkan suara
untuk mengubah saja hukum yang sudah disahkan itu.

International Convergence and the Liability Crisis in Public


Accounting
Karena GAAP Amerika Serikat tidak bisa diimplementasikan di seluruh dunia, maka dikenal
isitlah harmonisasi (sekarang convergence) yang merefleksikan tujuan internasional ini.

Krisis kewajiban pada akuntansi publik telah menjadi masalah penting yang dialami profesi. Ada
tekanan besar untuk mengubah audit menjadi suatu mekanisme pendeteksi kecurangan dimana
auditor diminta melapor ke SEC ketika ada manajemen perusahaan yang bertindak tidak
semestinya.

Current Role of the AICPA, SEC, amd Other Groups


AICPA tidak lagi memiliki otoritas eksklusif untuk membuat peraturan audit di sektor privat
karena SOX telah mengalihkan tugas pemberian saran dalam proses pembuatan standar pada
ASB. Tugas AICPA sekarang adalah menjadi penjaga ketertiban self-regulation, menjadi badan
pembuat standar untuk perusahaan yang lebih kecil, dan juga shopping for accounting
principles.
Sementara otoritas SEC saat ini adalah berupa statutory authority dalam mengatur standar
akuntansi untuk perusahaan publik.otoritas tersebut berupa pendanaan terhadap aktivitas FASB
(sehingga pada akhirnya FASB menjadi quasi-governmental body), penekanan terhadap FASB
untuk lebih mengontrol penerimaan anggota baru, serta pengisian data keuangan lewat EDGAR
(Electronic Data Gathering, Analysis and Retrieval System).

Saat ini ada tiga asosiasi lain yang berkepentingan dalam proses pembuatan standar, yaitu :

AAA :mensponsori beberapa studi riset akuntansi.

FEI : mereview semua hasil diskusi FASB dan draft yang dikeluarkan, serta mendanai
riset akuntansi dan topik terkait

IMA : mengadakan riset dan menerbitkan laporan pada area akuntansi biaya dan
manajemen.

Accounting Theory : UNIFORMITY AND DISCLOSURE,


SOME POLICY-MAKING DIRECTIONS
Posted by Kim Ahra on May 27, 2012
Posted in: Kuliah dsb. Tagged: Teori Akuntansi. Leave a Comment

Kerangka berpikir konseptual merupakan satu struktur yang normatif karena tujuan
dan standarnya merupakan hasil dari pilihan. Walaupun pekerjaan teoretis dapat
mempengaruhi kerangka konseptual,seperti juga proses pembuatan peraturan itu
sendiri, teori dan peraturan berada di area yang terpisah. Namun menurut Ijiri, teori
dan peraturan di bidang akuntansi lebih banyak memiliki kesamaan dibandingkan
pada disiplin lain. Jika kita ingin standar konsisten dengan struktur metateorikal, maka
harus ada kejernihan konseptual dan kelengkapan. Ada dua masalah konseptual yang
memainkan peranan penting dalam menentukan struktur dan kerangka kerja
komponen metateoritis, yaitu uniformity dan disclosure. Ada hubungan komplementer
antara uniformity dan disclosure. Jika kondisi dan transaksi semakin kompleks, maka
semakin sulit untuk merefleksikan kondisi dan hubungan yang penting di dalam
laporan keuangan, sehingga disclosure menjadi penting.

What Underlies the Choice Among


Accounting Methods?
Penyebab suatu perusahaan memilih satu dari beberapa alternatif metode akuntansi
ada tiga, yaitu :
Meminimalkan agency cost

Terkait signaling information yang ingin dikirimkan manajemen ke pihak luar

Terkait eksternalitas untuk memperngaruhi pihak luar

Uniformity
The Nature and Complexity of Events
Transaksi adalah peristiwa ekonomi ataupun keuangan yang dicatat oleh perusahaan.
Kriteria pengakuan peristiwa diserahkan pada peraturan akuntansi. Yang jelas,
peristiwa dibagi menjadi dua jenis, yaitu peristiwa simpel (tidak memiliki variabel
ekonomi yang signifikan yang dapat membawa pada pencatatan yang berbeda) dan
peristiwa kompleks yang lebih sulit untuk dipecahkan.

Relevant Circumstance, the Terminology of Relevance and the Role of


Management in Relevant Circumstances

Relevant circumstance adalah kondisi yang dapat mempengaruhi peristiwa-peristiwa


yang sama, yang bersifat signifikan secara ekonomi. Relevant circumstances dibagi
menjadi dua, yaitu present magnitude (kondisi yang diketahui pada saat peristiwa
akan terjadi) dan future contingencies (faktor-faktor yang baru bisa diketahui
setelahnya). Tugas utama badan pembuat peraturan adalah mengidentifikasi relevant
circumstances dengan tepat serta membuat kriteria tentang bagaimana mereka harus
mengatur pencatatan peristiwa atau format laporan keuangan.

Karena circumstances merupakan aspek yang sangat penting bagi masalah unformity,
maka timbul pertanyaan terkait apakah manajemen perlu turun tangan untuk
menentukan circumstances tersebut.pengaruh manajemen mungkin dapat menjadi
alasan yang kuat terkait pemilihan metode akuntansi, namun di sisi lain pemilihan
oleh manajemen tersebut dapat juga dilatarbelakangi oleh motif-motif tertentu
seperti :

Memaksimalkan laba jangka pendek jika kompensasi manajemen didasarkan


padanya.

Meminimalkan laba jangka pendek jika ada kekhawatiran akan intervensi


pemerintah terhadap landasan antitrust
Meminimalkan deviasi laba dari tahun ke tahun jika investor percaya bahwa
perusahaan yang fluktuasi labanya lebih sedikit maka resikonya juga lebih
sedikit

Karena manajemen memiliki kemungkinan untuk mendistoris pengukuran laba, maka


relevant circumstances yang berada dalam kontrol manajemen harus dibatasi, yang
disebut dengan environmental conditions.

Finite and Rigid Uniformity and the Present Status of


Uniformity
Finite uniformity adalah metode akuntansi yang dibuat sama pada relevant
circumstances di situasi yang secara umum sama. Contohnya adalah ketentuan sewa
beli jangka panjang seperti yang diatur dalam SFAS No. 13. Karena menentukan
kriteria yang tepat untuk relevant circumstances sulit dan cenderung sewenang-
wenang, maka ada jenis alternatif uniformity yang lain, yang disebut rigid uniformity.
Rigid uniformity adalah satu metode digunakan untuk transaksi-transaksi yang relatif
sama sekalipun ada relevant circumstances. Terkait representational faithfulness dan
verifiability, finiteuniformity seharusnya bisa lebih dipercaya daripada rigid
uniformity.

Sampai pada satu titik, finite dan rigid uniformity dapat dikatakan ideal. Beberapa
standar saat ini berusaha memperhatikan relevant circumstances, sedangkan yang lain
mencoba menerapkan rigid uniformity. Selain itu, ada juga standar yang menerapkan
flexibility. Berikut contohnya :

Rigid uniformity : SFAS No. 109 tentang alokasi pajak penghasilan


komprehensif

Finite uniformity : SFAS No. 5 tentang kemungkinan rugi di masa depan

Flexibility : Akuntansi depresiasi

Sebenarnya, dalam pembuatan standar akuntansi, fleksibility sebisa mungkin harus


dihilangkan. Ketika relevant circumstances mungkin untuk dibedakan, dihitung, dan
diimplementasikan secara cost effective, kita sebaiknya menggunakan finite
uniformity. Sedangkan ketika tidak dapat dilaksanakan secara cost-effective, kita
menggunakan rigid uniformity.

The Usefulness of Accounting Allocations


Alokasi adalah pembagian kos atau pendapatan satu periode yang masih berlaku
sampai beberapa periode. Alokasi sering dikatakan fatal dan tidak dapat diperbaiki,
yang berarti memang tidak ada cara yang benar-benar benar untuk mengalokasikan
kos karena tidak ada satupun metode alokasi yang terbukti secara ilmiah lebih baik
dibandingkan metode lainnya.

Disclosure
Pengungkapan adalah istilah yang terkait dengan informasi pelaporan keuangan
(informasi pada laporan keuangan maupun pada alat komunikasi informasi akuntansi
lainnya). Menurut SFAC No. 5, pengungkapan adalah penyajian informasi selain
pengakuan pada laporan keuangan. Pengungkapan memiliki dua aspek, yaitu
protective disclosure (untuk melindungi investor dari perlakuan yang tidak adil) dan
informative disclosure (informasi lengkap untuk memenuhi kebutuhan analisis
investasi). Sebelum 1970an, SEC lebih menekankan protective disclosure daripada
informative disclosure. Namun, sejak 1970 SEC cenderung bergeser pada informative
disclosure karena adanya hasil studi terkait efisiensi pasar.

Imperfections of the Disclosure Process


Dalam sejarahnya, proses disclosure terbukti memiliki beberapa kekurangan. Yang
pertama terkait dengan pro kontra antara differential disclosure dan selective
disclosure. Sistem pengungkapan yang dipakai sekarang disebut dengan differential
disclosure. Selective disclosure adalah pengungkapan yang memungkinkan adanya
informasi yang dikeluarkan dan tidak dikeluarkan ke publik.

SEC mengesahkan Regulation FD pada Agustus 2000 yang menolak adanya selective
disclosure yang berpotensi dilakukan oleh analis keuangan. Regulation FD mencegah
pembocoran informasi yang penting kepada analis keuangan sebelum pengumuman
resmi ke publik, sehingga menyebabkan kekhawatiran di antara manajemen
perusahaan karena mereka tidak dapat lagi menggunakan selective disclosure yang
sebenarnya dapat digunakan untuk kepentingan perusahaan, misalnya untuk
meningkatkan prakiraan earning per share. Selain itu, ada beberapa argumen lain
yang menentang adanya Regulation FD ini.

Keterbatasan kedua, keberagaman investor dapat mengurangi kebutuhan akan


informasi pada level spesifik perusahaan. Investor hanya peduli terhadap informasi
spesifik perusahaan yang akan mempengaruhi portofolio mereka. Namun, masalahnya
adalah pengkategorian informasi spesifik perusahaan (memiliki efek ataukah tidak
memiliki efek terhadap portofolio) adalah hal yang mustahil. Lebih jauh, tidak semua
investor mendiversifikasi investasi mereka, sehingga sulit memisahkan mana
informasi yang berguna bagi diversified investor dan mana yang berguna bagi
undiversified investor.

Form and Methods of Disclosure

Berikut beberapa bentuk pengungkapan :

Management discussion and analysis yang bertujuan untuk memberikan


gambaran operasi dan aliran kas masa depan, terdiri atas :

o Hasil operasi, perubahan harga jual, perubahan kos, dan perubahan


volume

o Penilaian likuiditas perusahaan di masa depan

o Sumber daya kapital dan rencana pengeluaran kapital

o Tren, ketidakpastian, dan peristiwa masa depan yang akan memberi


dampak material

Signaling and management earning forecasts. Menurut teori signaling,


perusahaan akan dengan sukarela mengungkapkan prakiraan earningnya. Teori
ini percaya bahwa perusahaan yang memiliki berita baik akan berusaha
membedakan dirinya dari perusahaan yang tidak memiliki berita baik dengan
mengungkapkannya ke pasar.

SFAS No. 131, mengikuti rekomendasi pengungkapan yang dikeluarkan oleh


AICPA. Pengungkapan terdiri atas :

o Segmental profit or loss

o Pendapatan dari operasi

o Aset

o Kewajiban (optional)

Quarterly information

Small firms vs large firms, karena perusahaan kecil menanggung kos yang
lebih besar untuk memenuhi persyaratan pengungkapan, maka FASB
memutuskan untuk membentuk Small Business Advisory Committee of the
Financial Accounting Standards Advisory Council untuk memfasilitasi
penyampaian laporan keuangan perusahaan kecil dan kantor akuntan publik
kecil. Perhitungan cost dan benefit pengaplikasian akuntansi untuk perusahaan
kecil memang sulit, namun terbukti pengungkapan yang dilakukan perusahaan
kecil ternyata mengandung informasi yang lebih banyak.

Accounting Theory : THE SEARCH FOR OBJECTIVES


Posted by Kim Ahra on May 27, 2012
Posted in: Kuliah dsb. Tagged: Teori Akuntansi. Leave a Comment

User objective yang sempat terabaikan akhirnya memiliki peranan yang penting pada
akhir 1960an pada penelitian dan monograf dan keputusan berorientasi teoretis. User
needs and objectives menjadi penghubung yang penting bagi dokumen-dokumen yang
keluar pada masa itu, yaitu ASOBAT (AAA, 1966), APB Statement 4 (APB, 1970),
Trueblood Committee Report (AICPA, 1973) dan SATTA (AAA, 1977).

A Statement of Basic Accounting Theory


(ASOBAT)
ASOBAT merupakan satu gebrakan besar setelah periode penerbitan AAA pada 1963
sampai 1964 yang lebih bersifat deskriptif dan normatif.

Development of the User Approach


Definisi akuntansi menurut ASOBAT cukup banyak berbeda dari apa yang telah
didefinisikan sebelumnya. Menurut ASOBAT, akuntansi adalah proses
mengidentifikasi, mengukur dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk
memungkinkan penilaian dan keputusan yang terinformasi bagi para pengguna
informasi.

Sebagai perbandingan, definisi sebelumnya yang paling banyak beredar adalah :


Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasikan dan merangkum secara
signifikan terkait uang, transaksi, dan peristiwa yang menjadi bagian dari sebuah
karakter keuangan, serta kemudian menginterpretasikan hasilnya. Dengan demikian,
akuntan saat itu bertanggung jawab sendiri untuk membawa kemiripan untuk
mengatasi kekacauan bisnis, dan setelah itu terserah pengguna terkait bagaimana
mereka menginterpretasikan hasil kerja para akuntan.Pandangan ini menimbulkan
terjadinya perubahan pada tahun-tahun terakhir bahwa akuntan dipandang sebagai
anggota manajemen.
Orientation to Theory
Teori adalah satu set prinsip hipotetikal, konseptual dan pragmatis yang kohesif yang
membentuk suatu kerangka umum referensi untuk satu bidang studi. Untuk memenuhi
definisi tersebut, maka teori memiliki tugas sebagai berikut :

Mengidentifikasi bidang akuntansi supaya generalisasi tentangnya dapat dibuat


kemudian sebuah teori dapat dikembangkan.

Membangun standar dimana informasi akuntansi dapat dinilai

Menonjolkan kemungkinan pengembangan pada praktek akuntansi

Menyajikan kerangka kerja yang berguna bagi pencarian para peneliti akuntansi
untuk mmengambangkan penggunaan akuntansi dan cakupan subjek akuntansi
seiring dengan semakin berkembangnya masyarakat

Definisi ASOBAT lebih terfokus padaa pembangunan kerangka kerja untuk


mengevaluasi pendekatan sistem untuk mencatat transaksi dan menyajikan laporan
keuangan untuk pengguna.

Objectives of Accounting
Karena akuntansi memperhatikan kebutuhan pengguna, maka sekumpulan tujuan
terkait kebutuhan pengguna menjadi puncak dari metateori. Dibawah tujuan-tujuan ini
adalah serangkaian definisi, karakter kualitatif, dan panduan yang akan memfasilitasi
pelaksanaan tujuan-tujuan tersebut. Tujuan yang dirumuskan oleh ASOBAT ada
empat, yaitu:

Membuat keputusan tentang penggunaan sumber daya yang terbatas dan untuk
menentukan tujuan.

Mengarahkan dan mengontrol sumber daya manusia dan materal organisasi


secara efektif.

Mempertahankan dan melaporkan pertanggungjawaban sumber daya

Memfasilitasi fungsi dan kontrol sosial

Membuat keputusan tentang sumber daya


Pembuatan keputusan merupakan evaluasi tentang apa yang diharapkan terjadi di
masa depan. Metode yang digunakan untuk menilai apa yang akan terjadi di masa
depan dinamakan decision models, sedangkan kemampuan untuk menyajikan
informasi yang berguna dalam proses pembuatan keputusan dinamakan predictive
ability. Pada pendekatan user-oriented, tujuan akuntansi yang terpenting adalah
menyajikan informasi yang berguna untuk pembuatan keputusan, tanpa memandang
latar belakang maupun kemampuan pengguna yang berbeda-beda.

Mengarahkan dan mengontrol sumber daya

Bagi ASOBAT, kebutuhan managerial akan data akuntansi berbeda dengan pihak-
pihak eksternal lain. Namun, manajemen juga merupakan subjek empat standar
pelaporan yang sama walaupun pengaplikasian standarnya sendiri berbeda-beda.

Mempertahankan pertanggungjawaban sumber daya

Tujuan ini sering disebut sebagai stewardship. Hubungan antara pemilik sumber daya
dan manajemen telah menimbulkan agency theory, dimana pada beberapa kasus
seperti Enron dan Tyco, hal ini perlu mendapat perhatian lebih.

Memfasilitasi fungsi dan kontrol sosial

Tujuan ini juga merupakan perpanjangan dari fungsi stewardship kepada masyarakat
secara keseluruhan, sehingga akuntansi akhirnya juga mengurus masalah pajak,
pencegahan kecurangan, peraturan pemerintah dan pengumpulan statistik untuk
mengukur aktivitas ekonomi.

Standards for Accounting Information


Empat standar akuntansi, panduan mengkomunikasikan informasi akuntansi beserta
tujuan-tujuan akuntansi merupakan bagian dari metateori akuntansi. Standar akuntansi
muncul untuk mengevaluasi informasi laporan keuangan serta menilai peraturan
akuntansi.Berikut keempat standar tersebut :

Relevance : kebergunaan untuk membuat keputusan, merupakan standar utama

Verifiability : merupakan aspek pengukuran. Pemilihan metode harus


berdasarkan baik pada relevance maupun pada verifiability. Verifiability
merupakan derajat konsensus statistikal diantara pengukur, menggantikan
istilah objectivity.
Freedom from bias: karena pengguna laporan keuangan bersifat heterogen,
selain itu hubungan antara manajer dan pihak eksternal juga bisa jadi saling
bertentangan, maka standar ini diperlukan. Standar ini bersifat komplementer
terhadap karakteristik kualitatif neutrality. Neutrality mengacu pada orientasi
badan pembuat standar, sementara freedom from bias mengacu pada penyiapan
laporan keuangan.

Quantifiability

Guidelines for Communicating Accounting Information


Berikut lima panduan untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi :

Appropriateness to expected use: hanya mengulang standar relevance,


ditambah unsur ketepatan waktu penyajian dan penggunaan informasi oleh
manajemen.

Disclosure of significant relationships: panduan ini hanya berkaitan dengan


satu aspek masalah pengungkapan, yaitu tentang pengumpulan data dimana
informasi yang penting mungkin disembunyikan.

Inclusion of environmental information: mengacu pada syarat-syarat yang


sangat luas terkait pengumpulan data dan asumsi relatif pembuat laporan
terhadap penggunaan informasi, terutama jika informasi ditujukan untuk tujuan
tertentu.

Uniformity of practice within and among entitiesdan consistency of practices


through time: mengacu pada uniformity dan consistency, ASOBAT
mendefinisikan uniformity yang berkorespondensi dengan finite uniformity,
padahal finite uniformity tidak dapat dicapai hanya dengan menjadikannya
standar atau panduan.

Kesimpulannya, ASOBAT masih dapat dikritik dari berbagai aspek karena


panduannya terlalu singkat dan umum untuk dapat mengcover topik secara lengkap.
Namun, ASOBAT tetap memiliki pengaruh yang penting dalam mengganti dokumen
dan laporan sebelumnya.
APB Statement 4, Basic Concepts and
Accounting Principles Underlying Financial
Statements of Business Enterprises
Tujuan APB Statement 4 adalah untuk menyatakan konsep mendasar pelaporan
keuangan untuk menjadi dasar opini APB.

Orientation to Definitions
Akuntansi menurut APB Statement 4 adalah sebuah aktivitas jasa yang bertujuan
untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama bersifat keuangan, tentang entitas
ekonomi yang ditujukan untuk menjadi berguna dalam pembuatan keputusan.
Pernyataan ini juga mengadopsi penekanan terhadap keberagaman pengguna.
Pengguna laporan dibagi menjadi dua, yaitu pengguna dengan kepentingan langsung
dan tidak langsung. Menurut APB Statement 4, pengguna harus memiliki pengetahuan
dan memahami karakter serta keterbatasan laporan keuangan. APB Statement 4 juga
melihat laporan keuangan memiliki tujuan umum, tidak ditujukan untuk kalangan
pengguna yang terbatas saja.

Selain definisi akuntansi, APB Statement 4 juga mendefinisikan beberapa hal yang
sebenarnya tidak terlalu berguna, yaitu pendefinisian aset, liabilitas, ekuitas pemilik,
pendapatan dan biaya sebagai elemen dasar akuntansi keuangan. Terminologi
akuntansi sekali lagi hanya didefinisikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan.

Other Aspects of APB Statement 4


APB Statement 4 juga memiliki beberapa sisi yang menarik, diantaranya adalah
pernyataan bahwa akuntansi adalah disiplin pengukuran, yang juga sejalan dengan apa
yang tertulis di ASOBAT. Standar dan panduan ASOBAT juga hampir sama dengan
qualitative objective yang tertera pada APS Statement 4, yang terdiri atas relevance,
understandability, verfiiability, neutrality, timeliness, comparability, dan
completeness. Terlepas dari ASOBAT, APB Statement 4 berkonsentrasi pada
pengembangan pendekatan user-oriented. Aspek lain dari APB Statement 4 hanya
terdiri atas hal-hal yang kurang inovatif.

Kesimpulannya, sebagian besar hal yang tercantum dalam APB Statement 4 hanya
merupakan pernyataan ulang dari hal-hal yang sudah ada saat itu, walaupun sebagian
yang lain menandakan bahwa perubahan besar akan segera terjadi. Banyak bagian
dokumen yang juga tidak saling berhubungan. Namun, mengingat penerbitan
dokumen ini adalah ketika APB sedang dalam masalah, dokumen ini cukup berguna
saat itu.

The Trueblood Committee Report


Trueblood Committee merumuskan 12 tujuan akuntansi keuangan, yaitu :

1. To provide information useful for making economic decision.

Tujuan ini sama dengan yang telah tercantum di ASOBAT dan APB Statement. Tujuan
ini bukan untuk tujuan operasional, namun merupakan pernyataan yang luas mengenai
tujuan atau arah proses pembuatan standar.

2. To serve primarily those users who have limited authority, ability or resources
to obtain information and who rely on financial statements as their principal
source of information about an enterprises economic activities.

Tujuan ini menggambarkan pengguna utama laporan keuangan, yang dalam konteks
Trueblood Committee, pengguna dengan otoritas, kemampuan dan sumber daya
terbatas dianggap tidak ada. Namun, Sorter dan Gans mengatakan bahwa laporan
keuangan harus melayani semua tujuan umum, bukan hanya kebutuhan sempit
beberapa pengguna. Akhirnya, kemampuan terbatas diartikan sebagai
pengungkapan penuh dan secara luas laporan keuangan untuk general purpose.
Walaupun pengguna mungkin berbeda-beda, namun secara umum esensi keputusan
ekonomi mereka akan sama.

3. To provide information useful to investors and creditors for predicting,


comparing, and evaluating potential cashflows to them in terms of amount,
timing, and related uncertainty.

Informasi aliran kas penting bagi kreditor investor. Tidak jelas mengapa mereka harus
dipisahkan, padahal keputusan pengguna relatif homogen.

4. To provide users with information for. Predicting, comparing, and evaluating


enterprises resources effectively in achieving the primary enterprise goal.

Earning power terlihat sebagai satu ukuran yang sangat berguna untuk membantu
memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi potensi aliran kas. Dalam jangka
panjang, aliran kas dan earning memiliki hubungan yang erat, namun dalam jangka
pendek earning merupakan prediktor kas yang lebih efektif daripada aliran kas sendiri
karena aliran kas bisa jadi dibawa masuk lagi ke perusahaan untuk kepentingan aliran
kas dan earning masa depan.

5. To supply information useful in judging managements ability to utilize


enterprise resources effectively in achieving the primary enterprise goal.

Tujuan ini sering disebut sebagai accountability. Lebih dari sekedar konsep
stewardship yang terbatas pada penjagaan aset dan memastikan bahwa aset digunakan
sesuai dengan tujuan investor, accountability juga memasukkan ide penggunaan aset
yang efektif dan efisien untuk memaksimalkan aliran kas masa depan sejalan dengan
level risiko yang ada.

6. To provide factual and interpretive information about transactions and otheer


events, which is useful for predicting, comparing, and evaluating enterprise
earning power. Basic underlying assumptions with respect to matters subject to
interpretation, evaluation, prediction, or estimation should be disclosed.

Perbedaan antara factual dan interpretive terkait dengan konsep siklus


perusahaan.semakin luas siklusnya, maka informasi akuntansi yang dihasilkan akan
semakin interpretive dan semakin tidak factual. Secara umum, laporan aliran kas
menyediakan informasi yang lebih factual dan kurang interpretive daripada laporan
laba, yang juga lebih factual dan kurang interpretive daripada laporan posisi
keuangan.

7. To provide a statement of financial position useful for predicting, comparing,


and evaluating enterprise earning power. This statement should provide
information concerning enterprise transaction and other events that are part of
incomplete earning cycles. Current values should also be reported when they
differ significantly from historical costs. Assets and liabilities should be
grouped or segregated by the relative uncertainty of the amount and timing of
prospective realization or liquidation.

8. To provide a statement of periodic earnings useful for predicting, comparing,


and evaluating enterprise earning power. The net result of completed earnings
cycles and enterprise activities resulting in recognizable progress toward
completion of incomplete cycles should be reported. Changes in the values
reflected in successice statements of financial position should be reported, but
separately, since they differ in terms of their certainty of realization.

9. To provide a statement of financial activities useful for predicting, comparing,


and evaluating enterprise earning power. This statement should report mainly
on factual aspects of enterprise transaction having or expected to have
significant cash consequences. This statement should report data that require
minimal judgement and interpretation by the preparer.

Menurut tujuan 7, 8, dan 9, laporan posisi keuangan, laporan laba, dan pernyataan
aliran dana akan berguna untuk prediksi, perbandingan, dan evaluasi earning power
perusahaan. Dalam laporan posisi keuangan, current values merupakan indikator
present value aliran kas masa depan, sehingga dapat digunakan untuk memprediksi,
membandingkan, dan mengevaluasi earning power perusahaan. Sementara itu,
laporan earning yang terbatas pada satu siklus earning penuh tidak seberguna model
yang lebih lengkap untuk untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi
earning power perusahaan. Pernyataan tentang aktivitas keuangan dapat melengkapi
dua laporan tersebut.

10. To provide information useful for predictive process. Financial forecasts should
be provided when they will enhance the reliability of users predictions.

Karena ramalan keuangan bersifat subjektif, maka optimisme atau pesimisme


berlebihan dapat menumpulkannya.

11. For governmental and nonprofit organizations, to provide information useful


for evaluating the effectiveness of the management of resources in achieving
the organizations goals. Performance measures should be quantified in terms
of identified goods.

12. To report on those activities of the enterprise that affect society which can be
determined and described or measured and which are important to the role of
the enterprise in its social environment.

Akuntansi pemerintahan dan organisi nirlaba merupakan hal yang penting, karena kos
organisasi pemerintah dan nirlaba tidak ditanggung oleh bisnis.

Kesimpulannya, Trueblood Report juga mencantumkan karakteristik kualitatif


pelaporan berdasarkan ASOBAT dan APB Statement 4. Selain itu, ada juga bagian
mengenai berbagai sistem penilaian dalam akuntansi. Trueblood Report juga
menekankan pentingnya aliran kas bagi pengguna serta hubungan antara pengukuran
earning power dengan aliran kas masa depan.

A Statement on Accounting Theory and


Theory Acceptance (SATTA)
Tujuan keseluruhan SATTA sama seperti ASOBAT, untuk menjalankan survey
mengenai literatur akuntansi keuangan saat itu dan merupakan pernyataan dimana
profesi berdiri terkait teori akuntansi. Jika ASOBAT berusaha untuk mengembangkan
panduan metateoritis untuk evaluasi sistem penilaian dan informasi akuntansi, SATTA
memikirkan sistem-sistem penilaian akuntansi tersebut dan pemikiran teoritis lain
serta menyebutkan alasan mengapa tidak mungkin mengembangkan kriteria yang
memungkinkan profesi untuk samar-samar menerima satu sistem penilaian akuntansi.

Theory Approaches in Accounting


Classical approach: sistem penilaian berkarakter normatif dan deduktif, dan
tidak banyak berpengaruh terhadap keputusan pengguna walaupun
pengembang model berargumen bahwa model mereka sangat baik bagi
pengguna dibandingkan alternatif lain.

Decision-Usefulness Approach:

o Decision-Model Orientation : sistem yang masuk kategori ini memiliki


sifat :

Normatif dan deduktif karena sistem teoretis harus cocok dengan


kriteria kerangka kerja metateorikal

Beberapa bentuk relevance untuk keputusan tertentu ditekan

Kriteria relevance membantu mengukur atribut aset, liabilitas, dan


transaksi laba terpilih.

Karena pendekatan ini dianggap tepat untuk mengkomunikasikan informasi yang


sangat relevan bagi pembuatan keputusan, masalah muncul jika pengguna tidak
menyukai sistem tersebut, sedangkan memaksakan penggunaan suatu model kepada
pengguna adalah hal yang sangat sulit.

o Decision-Maker Orientation : bersifat deskriptif, karena pendekatan ini


berusaha mencari tahu informasi apa yang sebenarnya digunakan atau
diinginkan.

Information Economics Approach: tidak berurusan langsung dengan alternatif


sistem penilaian, namun dengan masalah cost-benefit yang muncul dari
pembuatan dan penggunaan informasi.
Deficiencies of Present Approaches to Theory
Penolakan terhadap pesan SATTA berkaitan dengan mengapa kita tidak dapat
mencapai akhir dari pembuatan teori. Masalah prinsipal yang dibawa SATTA juga
adalah keberagaman keputusan dan kebutuhan informasi pengguna. Namun, tidak
seperti ASOBAT dan Trueblood Committee yang menyajikan bagian dari kerangka
kerja metateorikal untuk mengevaluasi sistem dan metode teoretis dari sudut pandang
normatif, SATTA menyatakan bahwa overlap derajat kesamaan kebutuhan informasi
high user lebih banyak daripada low user.

Heterogenitas preferensi dan kebutuhan informasi menimbulkan situasi yang cukup


sulit. Karena informasi akuntansi bukan barang privat, maka informasi yang
dibutuhkan tidak akan dapat diselesaikan hanya oleh supply dan demand. Oleh karena
heterogenitas pengguna serta sifat informasi akuntansi yang merupakan barang publik,
maka formulasi standar akuntansi serta metode yang disarankan akan menemui jalan
buntu. Lebih jauh, informasi akuntansi yang berbeda akan menimbulkan perbedaan
harga surat berharga sehingga pada akhirnya beberapa orang akan diuntungkan di atas
orang lain.

Teori SATTA bahwa kebutuhan informasi pengguna bersifat heterogen sebenarnya


tidak dapat dibuktikan, namun kesimpulan SATTA juga sulit dibantah. Kita tidak
dapat membuat peraturan yang memuaskan seluruh dunia, namun kita dapat
mengharapkan bahwa pernyataan dan ketetapan yang dibuat kelompok pembuat
keputusan dapat diterima.

User Objectives and User Diversity


User Objective
Ada dua area utama dimana informasi yang luas dapat diaplikasikan pada banyak
pengguna. Dua area itu adalah tujuan predictive ability dan accountability.

Predictive Ability

Beberapa studi berusaha untuk menggunakan data akuntansi untuk memprediksi


variabel masa depan. Beberapa studi enguji kemampuan memprediksi historical cost
income untuk memprediksi dirinya sendiri. Studi tersebut menunjukkan bahwa
historical cost income merupakan prediktor diri sendiri yang paling tidak baik jika
dibandingkan general-price-level-adjusted income dan current value income. Namun,
ternyata studi lain ada yang menunjukkan hal sebaliknya. Menurutnya, karena
peristiwa riil itu bersifat volatil, maka prediktornya pun harus bersifat volatil pula.
Selain itu, ada beberapa studi lain terkait predictive ability data akuntansi, diantaranya
tentang :

Pengumuman pendapatan kuartalan sebagai prediktor pendapatan tahunan serta


rasio keuangan sebagai prediktor kebangkrutan yang predictive abilitynya
terbukti tinggi.

Hubungan antara aliran kas dan harga surat berharga

Nilai aset dan kewajiban (bahkan yang tidak tercatat) ditentukan oleh pasar

Accountability

Accountability adalah tanggung jawab manajemen untuk melaporkan tujuan yang


dicapai untuk keefektifan dan keefisienan penggunaan sumber daya organisasi.
Predictive ability terkait dengan penggunaan data untuk menilai prospek masa depan,
sedangkan accountability terkait dengan evaluasi kinerja perusahaan. Seberapa baik
kinerja perusahaan memang merupakan prediktor prospek yang penting, namun
sebenarnya ada pertentangan antara tujuan predictive ability dan tujuan accountability
sehingga sekumpulan informasi yang sama belum tentu kompatibel dengan kedua
tujuan tersebut.

Secondary objectives

Ada dua tujuan lain yang jauh lebih sempit dari accountability dan predictive ability.
Yang pertama adalah capital maintenance yang memberikan informasi mengenai
jumlah dividen yang dapat dibayar selama satu periode tanpa harus mengembalikan
capital pada pemegang saham. Yang kedua adalah adaptability yang mengukur total
likuiditas yang ada di perusahaan. Kedua tujuan ini bukan merupakan tujuan yang
penting.

User Diversity
Pengguna laporan keuangan sangat memang sangat beragam, namun kebutuhan
informasi antar pengguna tersebut bisa jadi bersifat komplementer sehingga tidak
akan ada masalah serius. Namun, tetap saja tugas pembuat standar adalah untuk
melindungi kepentingan pihak-pihak yang berbeda tersebut.

Accounting Theory : THE FASBS


CONCEPTUAL FRAMEWORK
Posted by Kim Ahra on May 27, 2012
Posted in: Kuliah dsb. Tagged: Teori Akuntansi. Leave a Comment

ASOBAT, APB Statement 4, Trueblood Committee Report dan SATTA memiliki pengaruh
penting dalam proyek pengembangan kerangka kerja konseptual oleh FASB. Kerangka kerja
konseptual akuntansi terdiri atas tujuh pernyataan, yang lebih sering disebut dengan Statements
of Financial Accounting Concepts (SFAC). SFAC terdiri atas :

1. SFAC No. 1 (1978), Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises

2. SFAC No. 2 (1980), Qualitative Characeristics Of Accountingg Informasi

3. SFAC No. 3 (1980), Elements Of Financial Statements Business Enterprises

4. SFAC No. 4 (1980), Objectives Of Financial Reporting By Nonbusiness Organizations

5. SFAC No. 5 (1984), Recognition Dan Measurement In Financial Statements Of Business


Enterprises

6. SFAC No. 6 (1985), Elements Of Financial Statements; A Replacement of FASB


Concepts Statements No. 3 Also Incorporating An Amendment of FASB Concepts
Statements No. 2

7. SFAC No. 7 (2000), Using Cash Flow Informasi Dan Present Value In Accounting
Measurements

Sebelum kita membahas tentang SFAC, kita akan membahas mengenai satu studi FASB yang
paling masif, luas, dan cukup tersebar, yaitu tentang Discussion memorandum FASB. Sebagian
besar dipengaruhi oleh Trueblood Committee Report, Discussion memorandum FASB memuat
tentang (1) tiga pandangan mengenai akuntansi keuangan dan laporan keuangan, dan (2) garis
besar dari beberapa pendekatan capital maintenance. Hal yang baru dan penting dari Discussion
memorandum FASB, yang belum dipertimbangkan secara luas di empat dokumen sebelumnya,
adalah mengenai capital maintenance, tentang bagaimana earning diukur dalam konteks
menjaga modal (aset-kewajiban) di awal periode agar tetap utuh.

Seperti APB Statement 4, SFAC tidak membuat GAAP serta tidak melibatkan Rule 203 dari
Rule of Conduct of the AICPA yang melarang penyimpangan dari GAAP. Kelemahan ini
menimbulkan dua keuntungan. Pertama, dapat menghindari kemungkinan terjadinya krisis yang
dikarenakan oleh kegagalan dalam mempraktekkan peraturan. Yang kedua adalah masyarakat
menjadi paham bahwa proses pembuatan struktur yang dapat dipraktekkan dan utilitarian-
metatheoritical merupakan proses yang lambat sehingga adanya trial dan error serta sifat
sementara peraturan yang menyebabkan peraturan tersebut mudah disesuaikan merupakan hal
yang wajar.

Statement No. 1
Secara umum, SFAC No. 1 membahas tentang tujuan pelaporan keuangan bisnis. Tujuan
akuntansi yang tertulis pada statement ini adalah untuk menyajikan informasi yang berguna
dalam pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi. Karena karakteristik pengguna yang heterogen
itu sama dalam hal prediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas masa depan. Dengan
demikian, laporan keuangan harus bersifat general purpose atau melayani semua keutuhan secara
umum, sementara pengguna laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan untuk
memahami laporan pelaporan keuangan. (kebalikan dari asumsi limited ability yang digagas
Trueblood Committee).

Statement ini masih menekankan pentingnya stewardship untuk menilai seberapa baik
pelaksanaan tugas manajemen kepada pemilik dan pihak terkait. Walaupun dalam statement ini,
gagasan stewardship beralih ke konsep yang lebih luas (tidak terbatas hanya pada penjagaan
aset), yaitu accountability.

Ada beberapa value judgments yang penting :

Manfaat penggunaan informasi harus lebih besar dari cost pembuatannya

Laporan akuntansi tidak merupakan satu-satunya sumber informasi tentang perusahaan

Akuntansi akrual sangat berguna dalam menilai dan memperkirakan earningpower dan
aliran kas perusahaan

Informasi yang diberikan seharusnya berguna, namun pengguna harus menggunakan


prediksi dan penilaian mereka sendiri

Walaupun statement ini tidak menspesifikasi pernyataan yang mana serta format apa yang
seharusnya digunakan, namun statement ini menyebutkan bahwa pelaporan keuangan harusnya
menyajikan informasi ekonomi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemilik
perusahaan. Disebutkan juga bahwa kinerja perusahaan disediakan oleh pengukuran earnings
beserta komponennya serta bagaimana perolehan dan pengeluaran kas. Secara keseluruhan.
SFAC No. 1 merupakan invocation tujuan Trueblood Committee yang sangat hati-hati, dan tetap
mempertahankan generality.

Statement No. 2
SFAC No. 2 membahas tentang karakteristik kualitatif informasi akuntansi dan fungsi laporan
keuangan adalah untuk melayani kebutuhan pengambilan keputusan pengguna. Seperti tertulis di
SFAC No. 1, pengguna memang diasumsikan telah memahami laporan keuangan, tetapi
informasi itu sendiri memiliki derajat komprehensif yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh
pembuat dan pengguna. Namun di atas laporan keuangan itu dimengerti (understandability) atau
tidak tetap saja ada pembatas pervasif dimana benefit laporan keuangan harus lebih besar
daripada costnya (information economics).
Benefit laporan keuangan dapat dilihat dari utilitas informasi dalam pengambilan
keputusan bagi beberapa kelompok pengguna (terutama investor dan kreditur) serta
seberapa berguna informasi akuntansi terhadap tujuan predictive dan accountability.

Cost laporan keuangan dibagi menjadi dua yaitu direct cost dan indirect cost.

o Direct cost informasi terdiri atas kos untuk mengumpulkan, menyiapkan dan
menyebarkan informasi.

o Indirect cost informasi adalah :

terkait bahwa nantinya informasi tersebut dapat menimbulkan competitive


disadvantage

terkait understandability informasi tersebut (informasi tambahan tidak


dipahami, information overload)

Information economics ini sendiri merupakan masalah yang cukup serius bagi para pembuat
standar. Namun, selain information economics, representational faithfulness suatu laporan
keuangan juga harus dipertimbangkan. Sebelum membahas hubungan antara information
economics dengan representational faithfulness, kita harus memahami dua kualitas spesifik
keputusan primer, yaitu relevance dan reliability.

Relevance merupakan kualitas laporan keuangan yang diambil dari ASOBAT, yang berarti
mampu membuat perbedaan terhadap keputusan dengan membantu pengguna untuk membuat
prediksi tentang hasil di masa lalu, sekarang, dan masa depan atau untuk mengkonfirmasi atau
mengoreksi ekspektasi. Relevance memiliki tiga aspek, yaitu :

Predictive value (nilai prediktif) : kebergunaan input bagi proses prediksi

Feedback value (nilai umpan balik) : mengkonfirmasi atau mengoreksi ekspektasi


sebelumnya

Timeliness (ketepatan waktu) : supaya relevan, informasi harus ada sebelum manfaatnya
bagi pengambilan keputusan hilang. Bukan merupakan aspek utama.

Karena tujuan laporan keuangan adalah untuk pengambilan keputusan, maka aspek predictive
ability yang jelas terkait erat dengan pengambilan keputusan sangat ditekankan. Namun,
feedback value juga penting untuk (1) menilai seberapa baik pekerjaan manajemen (apakah
sesuai dengan ekspektasi pengguna laporan keuangan terhadap akuntabilitasnya), dan (2) untuk
pengambilan keputusan. Seringkali feedback value dan predictive ability saling bertentangan,
namun sebagian besar konflik yang terjadi dapat diselesaikan secara optimal.

Reliability merupakan penggabungan dari :


Verifiability : adanya konsensus antar pengukur. Namun karena bersifat kualitatif
sehingga sulit diukur, standar akuntansi tidak menjelaskan harus seberapa verifiable
sebuah laporan keuangan.

Representational faithfulness : seperti verifiability, representational faithfulness juga


terkait dengan measurement theory. Representational faithfulness mengacu pada gagasan
bahwa pengukuran itu sendiri harus berkorespondensi dengan fenomena yang diukur.

Neutrality : proses penyusunan standar seharusnya memperhatikan relevance dan


reliability di atas efek standar tersebut terhadap kelompok pengguna laporan keuangan
atau perusahaan itu sendiri

Ada beberapa pandangan terkait apakah representational faithfulness atau economic


consequence yang mendasari pengesahan standar akuntansi. Secara garis besar, ada tiga pendapat
yang sampai sekarang masih menjadi perdebatan :

Hanya menekankan pada representational faithfulness (Ruldan), karena suatu standar jika
sudah representational faithfulness maka ia sudah cukup benar.

Representational faithfulness dan economic consequence merupakan hal yang saling


melengkapi.

Menekankan pada economics consequence

Selain konsep-konsep di atas, ada bebrapa konsep lain yang dibahas dalam Statement No. 2 :

Conservatism : adanya kesengajaan salah saji memang tidak sesuai dengan


representational faithfulness, tapi karena pengguna butuh prudent reporting terutama
ketika mengahdapi ketidakpastian atau resiko, maka konservatisme juga penting.

Comparability dan consistency : merupakan karakteristik output. Namun keduanya tidak


merupakan bagian dari kerangka kerja konseptual, bukan merupakan bagian dari struktur
teori itu sendiri.

Materiality : apakah suatu hal cukup besar untukmempengaruhi keputusan pengguna

Statement No. 3
Statement No. 3 mendefinisikan 10 elemen laporan keuangan, merupakan resolusi dari definisi
yang disajikan di discussion memorandum. Ada beberapa hal yang tidak disebutkan :

Tiga pandangan akuntansi keuangan yang terdiri atas revenue-expense, asset liability, dan
nonarticulated.
Tidak menspesifikasikan jenis capital maintenance yang digunakan

Tidak menyebutkan masalah pengakuan, pengukuran dan tampilan laporan keuangan

Dengan demikian, definisi pada pernyataan terlihat seperti lapisan pertama dalam menentukan isi
laporan keuangan, sehingga praktisi masih harus menentukan sendiri properties elemen-elemen
tersebut serta penyusunannya

Memunculkan pembalikan dari terminologi

Statement No. 4
Terkait tujuan pelaporan keuangan nonbisnis, yang dicirikan oleh

o Penerimaan sumber daya dalam jumlah yang signifikan dari pihak yang tidak
mengharapkan pengembalian ataupun manfaat ekonomi dari sumber daya yang
diberikan

o Tujuan operasi selain untuk menyediakan barang dan jasa

o Tidak adanya kepentingan pemilik yang dapat dijual, dipindah, atau ditebus atau
yang merupakan jatah bagian dari distribusi sisa sumber daya pada saat likuidasi

Statement No. 5
SFAC No. 5 membicarakan tentang masalah pengakuan dan pengukuran sehingga setelah
diterbitkannya dokumen ini, tidak ada usaha yang lebih lagi terkait masalah pengakuan dan
pengukuran. Dokumen ini menolak prinsip utama hipotesis pasar efisien yang mengungkapkan
tubuh laporan keuangan sama efektifnya dengan mengungkapkan bagian dalam laporan itu
sendiri.

Salah satu fokus SFAC No. 5 adalah format dan penyajian perubahan ekuitas pemilik yang bukan
merupakan setoran dari pemilik. Dengan demikian, pengertian earning menjadi berbeda dengan
net income (earning menggantikan net income). Earning merupakan net income dikurangi efek
kumulatif pada tahun sebelumnya karena adanya perubahan prinsip akuntansi yang digunakan.
Dengan demikian, selain statement ofearning, sekarang muncul statement of comprehensive
income yang memuat :

Semua perubahan ekuitas pemilik selain setoran pemilik pada periode tersebut

Efek kumulatif pada tahun sebelumnya karena adanya perubahan prinsip akuntansi yang
digunakan

Efek rugi/untung dari marketable securities yang bukan termasuk aset lancar
Penyesuaian mata uang asing.

Karena adanya pembedaan konsep antara earningdan comprehensive income, muncullah


masalah pengukuran.

Recognition criteria mengacu pada ketika aset, kewajiban, biaya, pendapatan, untung, atau rugi
harus dicatat. Recognition criteria yang mendasar dari kerangka kerja konseptual sebelumnya
adalah :

Hal tersebut sesuai dengan definisi elemen laporan keuangan

Memiliki atribut yang dapat diukur yang relevan dengan reliability yang cukup

Relevance

Reliable

Dengan demikian, aset baru diakui ketika aset telah atau dapat direalisasikan, pendapatan telah
dipenuhi, biaya diakui ketika aset sudah digunakan dan rugi diakui ketika tidak ada manfaat yang
diharapkan lagi.

Lima atribut pengukuran :

Historical cost

Current/replacement cost

Exit/current market value

Net realizable value (selling cost any cost to complete or dispose)

Present (discounted) value aliran kas masa depan

Statement No. 6
Merupakan pengganti (bukan revisi) SFAC No. 3, dimana definisi yang terdapat didalamnya
sama persis dengan yang tertulis di SFAC No. 3 dengan tambahan cakupan sampai ke organisasi
nonbisnis. Dengan demikian, karakteristik informasi akuntansi pada SFAC No. 2 juga berlaku
bagi organisasi nonbisnis.Definisi-definisi tersebut merupakan pengembangan dari definisi yang
tertulis di APB Statement 4. Dopuch dan Sunder telah mengkritisi definisi-definsi tersebut atas
dasar bahwa berbagai kriteria masing-masingnya sangatlah penting namun belum cukup untuk
menentukan apakah sebuah tipe general dari kegiatan akuntansi jatuh kedalam suatu kategori
definisi khusus. Berikut definisi-definisi yang terdapat dalam SFAC No. 6 :
Assets are probable future economic benefits obtained or controlled by a particular entity
as a result of past transactions or events.

Liabilities are probable future sacrifices of economic benefits arising from present
obligations of a particular entity to transfer assets or provide services to other entities in
the future as a result of past transactions or events.

Equity or net assets is the residual interest in the assets of an entity that remains after
deducting its liabilities. In a business enterprise, the equity is the ownership interest. In a
not-for-profit organization, which has no ownership interest in the same sense as a
business enterprise, net assets is divided into three classes based on the presence or
absence of donor-imposed restrictionspermanently restricted, temporarily restricted,
and unrestricted net assets.

Investments by owners are increases in equity of a particular business enterprise


resulting from transfers to it from other entities of something valuable to obtain or
increase ownership interests (or equity) in it. Assets are most commonly received as
investments by owners, but that which is received may also include services or
satisfaction or conversion of liabilities of the enterprise.

Distributions to owners are decreases in equity of a particular business enterprise


resulting from transferring assets, rendering services, or incurring liabilities by the
enterprise to owners. Distributions to owners decrease ownership interest (or equity) in
an enterprise.

Comprehensive income is the change in equity of a business enterprise during a period


from transactions and other events and circumstances from nonowner sources. It includes
all changes in equity during a period except those resulting from investments by owners
and distributions to owners.

Revenues are inflows or other enhancements of assets of an entity or settlements of its


liabilities (or a combination of both) from delivering or producing goods, rendering
services, or other activities that constitute the entitys ongoing major or central
operations.

Expenses are outflows or other using up of assets or incurrences of liabilities (or a


combination of both) from delivering or producing goods, rendering services, or carrying
out other activities that constitute the entitys ongoing major or central operations.

Gains are increases in equity (net assets) from peripheral or incidental transactions of an
entity and from all other transactions and other events and circumstances affecting the
entity except those that result from revenues or investments by owners.
Losses are decreases in equity (net assets) from peripheral or incidental transactions of
an entity and from all other transactions and other events and circumstances affecting
the entity except those that result from expenses or distributions to owners.

Samuelson mengkritisi definisi kerangka konseptual aset. Menurutnya, definisi aset menurut
FASB, yang menekankan pada keuntungan-keuntungan ekonomi di masa depan (aliran kas
masuk di masa depan) didasarkan pada penerimaan-penerimaan dan biaya-biaya masa depan.
Jadi, fokus utama definisi ini adalah konsep mempertemukan pendapatan dengan biaya. Padahal
menurutnya, definisi aset seharusnya fokus terhadap hak milik yang berkaitan dengan kekayaan,
yang menyediakan sebuah laporan neraca yang kuat.

Pendapat lain yang juga menentang definisi-definisi tersebut adalah terkait dengan bagaimana
istilah transaksi-transaksi masa lalu dapat diinterpretasikan ke dalam definisi aset dan
kewajiban.

Statement No. 7
Selain memakan waktu yang sangat lama (15 tahun) dalam penerbitannya, SFAC No. 7 memuat
tentang masalah-masalah pengukuran khusus dan bukannya masalah konseptual yang lebih luas
sehingga sering dipandang sebagai bagian dari SFAC No. 5. SFAC No. 7 memuat tentang situasi
dimana present-market determined amounts tidak tersedia saat harus diakui. Namun, metode
present value tidak digunakan secara konsisten pada standar.

Hal yang paling penting mengenai pengukuran aset adalah, pengukuran-pengukuran persent
value merupakan metode untuk mensimulasi nilai yang adil daripada present value tertentu dari
suatu aset perusahaan. Oleh karena itu, jika perusahaan tidak mengetahui nilai pasar spesifik aset
tertentu, maka perusahaan akan bekerja keras terhadap tingkat diskon tersebut. Tingkat diskon
(potongan tunai) seharusnya meliputi resiko dan ketidakpastian, yang dapat mencerminkan
penilaian oleh nilai pasar. Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran pasiva
adalah tingkat diskon harus dipengaruhi oleh posisi kredit suatu perusahaan. Pembawaan nilai
pasiva yang sebenarnya dipengaruhi oleh kedudukan kredit perusahaan sehingga jika kedudukan
kredit perusahaan memburuk, maka penilaian pasiva akan menurun (karena jika posisi kredit
yang rendah berarti tingkat potongan tunai akan naik). Pengukuran aset dan pasiva pada SFAC
No 7 bersifat tetap. Suatu aset dilihat dan dinilai secara terpisah dari perusahaan yang
memilikinya, tetapi pasiva tidak dapat dipisahkan karena pasiva pada akhirnya akan dilunasi.

The conceptual Framework as a Codificational Document


Pendekatan postulat dan prinsip ARSs 1 dan 3 telah disebut-sebut sebagai contoh dasar
pembuatan standar karena berusaha menyediakan dasar logis untuk menurunkan standar
akuntansi yang tepat. Di sisi lain, kerangka kerja konseptual telah disamakan dengan konsititusi
dalam beberapa hal dimana alternatif di dalamnya dapat dipandang sebagai didalam hukum atau
di luar hukum. Pendekatan konstitusional tidak menyediakan struktur logis seperti foundational
approach sehingga bukan instrumen yang mengikat secara legal, atau seperti yang dikatakan
Solomon, tidak memiliki elemen kewenangan seperti selayaknya konstitusi.
Pembuatan standar oleh organisasi seperti FASB diketahui menggunakan dasar codification.
Kodifikasi adalah pembenaran proses pembuatan standar itu sendiri di atas individu standar yang
menjadi hasil proses tersebut ataupun individu yang melakukan proses tersebut. Pendekatan
kodifikasional dipandang rasional dan membutuhkan alasan yang bagus untuk pemilihan standar
akuntansi. Kelebihan kerangka kerja konseptual menurut codificational view:

Dapat mendukung dan meningkatkan sifat rasional proses

Memiliki aspek teoretis karena memberikan kriteris untuk memilih ketika mengevaluasi
alternatif akuntansi

Tidak hanya standarnya yang dapat dikembangkan, namun kerangka kerja konseptual itu
sendiri juga merupakan subjek koreksi dan penghalusan.

Jurisprudential view memperhatikan proses legitimasi dan penerimaan kerangka kerja konseptual
sebagai lawan dari teori sebenarnya yang ada di dalam dokumen. Archer memang mendukung
penggunaan kerangka kerja konseptual, tapi ia ingin agar pembuatan standar itu lebih sistematis
dan filosofis, bahkan menggunakan cost/benefit analysis untuk menilai keinginan sosial terhadap
alternatif-alternatif akuntansi.Berikut kritik Archer dan Power terhadap conceptual framework
yang digunakan oleh FASB :

Apakah dokumen teoretis yang solid dapat dikembangakan sambil mengutilisasi


penyusunan konsensus antar kelompok yang terpengaruh oleh discussion memorandum
dan draft yang ditampilkan?

Dokumen itu memberikan bantuan bagi pembuat standar, tapi tidak memberikan jawaban
final.

Kerangka konseptual juga pernah menggunakan riset empiris, misalnya pada verifiability,
pengukuran manfaat dan biaya dan pentingnya karakteristik kualitatif bagi penyaji, auditor dan
pengguna.

Dokumen standar memang masih jauh dar sempurna. Namun, ketika kita bicara masalah
perubahan, dokumen ini masih dapat dikembangkan, terutama pada hal sudut pandang
kodifikasional kerangka kerja konseptual. Yang pasti, standar akuntansi keuangan masih perlu
lebih mengangkat masalah konsistensi dan comparability dalam pelaporan keuangan.

Accounting Theory : Statement of Cashflows


Posted by Kim Ahra on May 27, 2012
Posted in: Kuliah dsb. Tagged: Teori Akuntansi. Leave a Comment
The Statement of Changes in Financial
Position
Statement of changes in financial position (SCFP) merupakan penerus dari laporan keuangan
funds flow statement. Pada funds flow statement, akun working capital didefinisikan sebagai
kumpulan dari fund balance. Tujuan laporan ini adalah untuk ,menunjukkan peningkatan saldo
akun dana dari income serta sumber lain dan penurunan karena kerugian dan penggunaan lain.
Adapun konsep aliran dana ini sebenarnya menunjukkan sumber daya yang likuid dan ready
available bagi perusahaan.

Menurut APB Opinion No.19, tujuan SCFP dalah untuk (1) melengkapi pengungkapan
perubahan posisi keuangan, (2) merangkum aktivitas pendanaan dan investasi, dan (2)
melaporkan aliran dana dari operasi. Ada dua nbagian dalam SCFP, yaitu sumber dana (transaksi
kredit, peningkatan ekuitas dan penurunan aset) dan penggunaan dana (transaksi debit,
penurunan ekuitas dan penambahan aset). Berikut struktur SCFP :

Sumber dana (transaksi kredit)

1. Peningkatan ke akun fund balance

a. Dari net income

b. Dari sumber lain

2. Sumber lainnya

3. Penurunan saldo dana pada periode tersebut (jika ada)

Penggunaan dana (transaksi debit)

1. Penurunan ke akun fund balance

a. Dari net losses

b. Dari sumber lain

2. Sumber lainnya

3. Peningkatan saldo dana pada periode tersebut (jika ada)

Dengan adanya penambahan elemen selain peningkatan ke akun fund balance, ringkasan menjadi
lebih komprehensif dengan tidak hanya memasukkan transaksi yang berkaitan dengan akun saldo
dana (pendekatan all-inclusive/all-resources SCFP). Menurut APB Opinion no. 19, akun neraca
yang dimasukkan ke dalam laporan ini (akun saldo dana) adalah kas, kas ditambah setara kas,
quick assets, dan working capital.

The Motivation for a Cash Flow Statement


Menurut FASB, yang dimaksud dengan fund bukanlah working capital, tapi kas, sebab
working capital merupakan pengukuran likuiditas yang buruk karena (1) perubahan dan kredit
yang tertunda yang dimasukkan ke net working capitaltidak memiliki konsekuensi aliran kas (2)
konversi aset lancar ke kas dapat memakan waktu lama untuk perusahaan yang siklus operasinya
panjang, dan (3) akun seperti persediaan dicatat pada basis kos dan tidak secara eksplisit
mengukur potensi aliran kasnya.

Objectives of Financial Reporting and Statement of Cash


Flows
Tujuan umum pelaporan keuangan (SFAC 1) :

Memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur saat ini dan potensial
serta pengguna lainnya dalam membuat keputusan investasi, kredit, dll secara rasional

Melaporkan informasi tentang sumber daya bersih dan perubahan pada sumber daya
bersih organisasi

Melaporkan informasi yang berguna dalam menilai aliran kas masa depan

Discussion memorandum FASB menyatakan bahwa data aliran kas merupakan pengungkapan
tambahan yang berguna karena :

Memberikan feedback pada aliran kas sebenarnya

Membantu mengidentifikasi hubungan antara accounting income dan aliran kas

Memberikan informasi tentang kualitas income

Meningkatkan comparability informasi di laporan keuangan, menyelesaikan masalah


uniformity

Membantu menilai fleksibilitas dan likuiditas

Membantu memprediksi aliran kas masa depan

Dengan demikian, data aliran kas melengkapi data akrual yang disediakan di income statement
dan neraca.
Requirements of the Cash Flow Statement
Structure of the SCF
Berlawanan dengan SCFP, SCF mengklasifikasikan penerimaan dan pembayaran kas ke dalam
aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi sehingga klasifikasinya lebih konsisten dan lebih
comparable. Selain itu, SCF menggunakan pendekatan yang merepresentasikan konsep aliran
dana all-inclusive atau all-resources. Aliran kas operasional dapat disajikan menggunakan direct
method (melaporkan aliran kas literal terkait klasifikasi income statement) maupun indirect
method (dimulai dari income akrual kemudian disesuaikan dengan item-item nonkas terkait).

The Nonarticulation Problem


Ketika perusahaan menggunakan metode indirect untuk menentukan aliran kas operasi, terjadi
nonartikulasi ketika aliran kas yang muncul dari penyesuaian perubahan akun modal kerja dari
perusahaan konsolidasian tidak sama dengan penyesuaian modal kerja yang terdaftar di
operating section SCF (membuat SCF terlihat tidak konsisten dengan neraca).

Alasan terjadinya nonartikulasi ini adalah :

Adanya akuisisi perusahaan anak pada tahun tersebut. Ketika perusahaan mengakuisisi
perusahaan, modal kerja awal tahun perusahaan anak tidak dimasukkan ke neraca
konsolidasian awal tahun.

Nonartikulasi yang disebabkan oleh akuisisi di pertengahan tahun, adalah karena adanya
transaksi yang melibatkan akun modal kerja yang tidak mempengaruhi kas.

Jika ada satu akun utang digunakan untuk membeli aset modal kerja (persediaan) dan aset
nonmodal kerja (peralatan).

Classification Problems of SFAS No. 95


Pada SFAS No. 95, FASB mengikuti format income statement dengan proprietary orientation
(pendapatandan beban buanga serta pendapatan dividen merupakan operating item) yang
berlawanan dengan pendekatan entity theory (pendapatan bunga dan dividen merupakan aktivitas
investasi, biaya bunga merupakan aktivitas pendanaan). Akhirnya, FASB mengadopsi dari
praktek akuntansi dengan mengklasifikasikan biaya bunga ke dalam aliran kas opersi dan
penerimaan maupun pembayaran pokok sebagai aktivitas pendanaan. Sedangkan menurut IAS 7
(IASB), bunga dan dividen yang dibayar atau yang diterima dapat diklasifikasikan sebagai aliran
kas operasi, pendanaan maupun investasi, selama pengklasifikasian tersebut konsisten antar
periode.
Pembedaan ke dalam operating (pendapatan bunga dan dividen), investasi (pembelian saham
perusahaan lain), dan pendanaan (meminjam atau membayar kembali pokok) ternyata
menimbulkan masalah baru, yaitu terkait bagaimana menangani diskon dan premium. Vent,
Cowling dan Sevalstad menemukan 4 cara untuk menangani situasi ini.

Karena adanya masalah-masalah baru yang muncul seperti aktivitas hedging, akhirnya Nurnberg
dan Largay percaya bahwa fleksibilitas sebaiknya digunakan untuk akuntansi hedging. Hal ini
memang menyebabkan laporan menjadi kurang comparable tapi dapat meningkatkan fineness
pada beberapa situasi.

Analytical Usefulness of the Cash Flow


Statements
SCF memang kurang bisa dimanipulasi daripada income, tapi karena sebagian besar fokus
pengguna adalah pada aliran kas operasi, terkadang ada pergeseran aliran kas keluar aktivitas
operasi ke aktivitas pendanaan atau aliran masuk aktivitas investasi ke aliran masuk aktivitas
operasi sehingga lebih terlihat menarik bagi pengguna yang tidak mencermatinya. Jadi,
fleksibilitas klasifikasi (atau mungkin misklasifikasi secara sengaja) dapat mempengaruhi
persepsi terhadap kekuatan finansial perusahaan. Namun, sebenarnya laporan aliran kas lebih
dari sekedar penyajian aliran kas dari aktivitas operasi.

Berbeda pengguna, berbeda pula kebutuhan akan aliran kasnya. Penilaian kinerja manajemen
membutuhkan aliran kas historis. Pembuatan keputusan kredit dan penilaian membutuhkan aliran
kas masa depan. Keputusan investasi membutuhkan prediksi aliran kas masa depan. Sedangkan
untuk menentukan nilai intrinsik, pengguna membutuhkan aliran kas yang sama dengan yang
dibutuhkan untuk tujuan capital budgeting, untuk perusahaan disebut dengan free cash flows.

FCF didefinisikan sebagai (net operating profit adjusted taxes) investment in operating
invested capital. FCF tidak memasukkan elemen biaya bunga. Selain itu, operating cash
merupakan bagian dari net operating working capital seperti halnya piutang dan persediaan. Jadi,
sebenarnya FCF dapat dihitung dari informasi SCF yaitu aliran kas dari aktivitas operasi +
(biaya bunga setelah pajak peningkatan operating cash) + aliran kas bersih dari aktivitas
investasi.

Cash and Funds Flow Research


Menurut Lawson dan Lee, laporan aliran kas penting untuk mengetahui kinerja perusahaan,
sebab likuiditas merupakan bagian penting dari kinerja perusahaan. Model penilaian aliran kas
menunjukkan bahwa aliran kas perusahaan merupakan penentu yang penting bagi nilai
perusahaan, bukan accounting income akrual. Aliran kas dan akrual lebih berguna jika tidak
berdiri sendiri-sendiri karena keduanya berguna untuk mengevaluasi kinerja dan prospek
perusahaan.
Improving the SCF
SCF memang penting untuk analisis sekuritas, namun SCF seharusnya dapat dikembangkan,
terutama terkait :

Fleksibilitas antara direct dan indirect method yang dapat menimbulkan kebingungan

Klasifikasi aliran kas, menurut Broome, sebaiknya :

o FASB mensyaratkan direct method dan rekonsiliasi terkait net income ke aliran
kas operasi

o FASB seharusnya memberikan panduan lebih untuk klasifikasi aliran kas

o Rekonsiliasi pelengkap jarus dimulai dari aliran kas dari operasi dan berlanjut ke
net income.

Accounting Theory : THE INCOME STATEMENT


Posted by Kim Ahra on May 27, 2012
Posted in: Kuliah dsb. Tagged: Teori Akuntansi. Leave a Comment

Income definitions
Sumber Definisi Pendekatan

ATB 2 Income dan profit : Jumlah yang dihasilkan dari revenue Revenue-expense
atau operation revenue cost of goods sold, biaya-biaya approach
lain serta kerugian

APB Net income/net loss : kelebihan/defisit pendapatan Revenue-expense


Statement (revenue) atas biaya-biaya untuk satu periode akuntansi approach
4

SFAC No. Comprehensive income : perubahan ekuitas (net assets) Asset-liability


6 sebuah entitas selama satu periode transaksi serta kejadian approach
dan circumstances lain diluar dari pemilik

Terdapat perubahan arah pada pengertian yang dipaparkan di SFAC No. 6, yaitu perubahan ke
arah pendekatan asset-liability, yang kemungkinan besar merupakan arah yang telah dan akan
diambil oleh FASB. Perubahan yang terlihat pada income statement memang belum dapat
terlihat, tapi mungkin akan mulai terlihat dampaknya beberapa waktu kemudian.
Revenues and Gains
Sumber Definisi Pendekatan

ATB 2 Revenue : hasil dari penjualan barang dan memberikan Revenue-expense


jasa dan diukur dengan harga yang dibebankan kepada approach
konsumen, klien, atau penyewa

APB Revenue : peningkatan kotor asset dan penurunan kotor Asset-liability


Statement liabilitas yang diukur sesuai dengan GAAP yang approach
4 merupakan hasil dari aktivitas yang bertujuan
mendapatkan profit

SFAC No. Revenue : arus masuk atau peningkatan asset sebuah Asset-liability
6 entitas, pelunasan liabilitasnya, ataupun kombinasi approach
keduanya selama satu periode dari mengirimkan atau
memproduksi barang, memberikan jasa, ataupun aktivitas
lain yang merupakan aktivitas operasional utama
perusahaan

Definisi pertama sangat jelas menekankan pada identifikasi langsung terhadap aktivitas yang
menghasilkan revenue. Kemudian, mulai terdapat pergeseran pendekatan yang digunakan
dari revenue- expense approach ke asset-liability approach dalam pengertian yang dipaparkan
pada APB Statement 4. Tapi di sini sebenarnya masih asset-liability approach, mengingat
pengukuran berdasarkan GAAP menandakan bahwa pengertian ini masih menggunakan orientasi
revenue-expense. Pendekatan asset-liabilities baru jelas digunakan di pengertian SFAC No. 6 dan
bersifat konsisten terhadap pengertian comprehensive income pada SFAC yang sama.

Ketiga pengertian diatas sama-sama membahas tentang pengukuran revenue, sehinggal


memunculkan masalah recognition ke dalam definisi tersebut. Padahal sebenarnya secara
konseptual cara mengukur suatu elemen harus dikonsepkan terpisah dari definisi karena
pertanyaan soal pengakuan dan pengukuran akan mengganggu pembahasan tentang masalah apa
yang diukur.

Gains memiliki dua pengertian :

Pendapatan yang diperoleh selain dari hasil penjualan barang dan jasa yang merupakan
aktivitas utama perusahaan.

Peningkatan ekuitas (net asset) dari transaksi sekeliling ataupun insidental, kecuali yang
berasal dari pendapatan/investasi pemilik.

Karena adanya perbedaan konsep antara revenue dan gain, maka muncullah dua konsep
income. Yang pertama adalah current operating income concept yang menyatakan bahwa gains
tidak menunjukkan produktivitas perusahaan (karena berasal dari luar aktivitas utama
perusahaan) sehingga tidak perlu disajikan dalam laporan keuangan. Pendapat kedua disebut all-
inclusive income concept yang berpendapat bahwa semua informasi harus disajikan.

Revenue Recognition
Secara teoritis, revenue harus diiakui setiap waktu dimana mayoritas aktivitas ekonomi yang
diperlukan untuk pembuatan dan pelepasan barang dan jasa telah dicapai. Masalahnya, secara
praktis sulit untuk melakukan pengukuran yang obyektif karena tidak ada revenue yang dapat
diakui jika belum ada pengukuran yang verifiable. Selain itu, tidak semua aktivitas terjadi dalam
satu periode. Berikut ini merupakan empat poin alternatif pengakuan pendapatan:

1. Selama produksi : untuk kontrak jangka panjang tertentu, seperti pada kasus agriculture
dan pertambangan yang menggunakan installment method dimana pendapatan diakui
pada saat kas diterima. Syaratnya adalah adanya estimasi yang andal atas proses yang
sedang berlangsung seperti lamanya proses, kos untuk menyelesaikan, dan adanya
jaminan kolektabilitas.

2. Pada saat produksi diselesaikan : dengan syarat kondisi market dan demand stabil dan
produk dapat segera dipertukarkan.

3. Pengakuan pada saat terjadinya penjualan : merupakan prinsip umum dalam pengakuan.
Namun saat ini muncul transaksi-transaksi sehingga prinsip ini tidak lagi sesuai dan
menimbulkan masalah baru (seperti transaksi penjualan dengan garansi kembali).

4. Pada saat kas diterima (basis kas) : apabila tidak diperoleh dasar yang masuk akal untuk
estimasi kolektabilitas. Pengakuan dilakukan pada saat earning proses telah selesai.
Terdapat tiga atribut yang harus diukur antara lain: harga jual, pengumpulan
(kolektabilitas) kas, dan kos di masa mendatang. Jika ketiga atribut diatas dapat diukur
secara masuk akal, maka pendapatan harus diakui. Aturan tradisional mengenai
pengakuan lebih menekankan pada laporan laba rugi, sementara standard setting (SFAS
No. 157) tentang pengukuran fair value mulai bergeser ke neraca.

Secara umum, revenue diakui saat kepemilikan legal telah berpindah. Namun, prinsip pengakuan
ini banyak dibantah oleh literatur profesional. Saat ini, walaupun norma pengakuan revenue
adalah pada point of sale, namun kriteria pengakuan revenue yang utama adalah pada saat
selesainya earning process atau ketika transaksi atau peristiwa yang dapat merupakan proses
earning telah muncul. Sebelum ini, tentu saja masalah-masalah pengukuran harus sudah diatasi,
yaitu masalah pengukuran harga jual, pengumpulan kas, dan kos masa depan.

Peraturan tradisional pengakuan revenue memang masih berorientasi pada income statement,
tetapi penekanan pembuat standar telah bergeser ke balance sheet. Hal ini menunjukkan bahwa
FASB dan IASB sedang dalam tahap awal untuk memandang pengakuan revenue sebagai aspek
dari perubahan aset dan liabilitas.
Expenses and Losses
Sumber Definisi Pendekatan

ATB 4 Biaya : semua expired cost yang sudah dikurangkan dari Revenue-expense
pendapatan approach

APB Biaya : penurunan kotor pada asset atau peningkatan Mulai ada hubungan
Statement kotor pada liabilitas yang diakui dan diukur sesuai net asset, tapi
4 dengan GAAP yang dihasilkan dari aktivitas profit- pengukuran masih
oriented suatu entitas berdasar pada
revenue-expense
approach

SFAC No. Biaya : arus keluar atau penggunaan lain asset atau Asset-liability
6 kewajiban yang terjadi (atau kombinasi keduanya) approach
selama suatu periode dari mengantarkan atau produksi
barang, memberikan jasa, atau melakukan aktivitas lain
yang merupakan aktivitas operasi utama perusahaan

Losses atau kerugian didefinisikan dalam APB Statement No. 4 dan SFAC No. 6 dalam cara yang
sama seperti gains. Losses mencerminkan pengurangan pada net asset yang bukan karena biaya
atau transaksi modal.

Pengakuan terhadap biaya terdapat dalam APB Statement No. 4 dimana biaya sendiri
diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu:

1. Kos yang diasosiasikan secara langsung dengan periode pendapatan.

2. Kos yang diasosiasikan dengan periode dengan beberapa basis.

3. Kos yang secara praktik tidak dapat diasosiasikan dengan periode manapun.

Jika memungkinkan, kos harus dibandingkan dengan biaya yang digunakan untuk menghasilkan
pendapatan tersebut. Jika tidak dapat dilakukan secara langsung, maka kos dapat dibandingkan
dengan pendapatan dengan menggunakan cara yang rasional dan sistematis. Apabila kedua cara
sebelumnya itu tidak dapat dilakukan, maka kos diakui pada periode biaya terjadi. kos yang
terjadi di periode saat ini maupun periode lampau, yang tidak memiliki manfaat di masa
mendatang harus diakui sebagai expense sesegera mungkin. Sebenarnya para akuntan
berpendapat bahwa metode alokasi bersifat arbitrary, artinya tidak ada satu metode yang lebih
baik dari metode yang lain. Oleh karena itu terdapat beberapa yang menyarankan allocation- free
accounting dengan menggunakan laporan arus kas, exit- price systems, dan tipe tertentu
dari replacement- cost system.
Future Events and Accounting Recognition
Sifat dan peran kejadian di masa yang akan datang serta proses pengakuan telah memperoleh
banyak perhatian. Sebab, proses pelaporan kita berdasar pada pencatatan kejadian yang TELAH
terjadi, tetapi kejadian masa lalu tersebut serta pencatatannya justru sangat bergantung pada
interpretasi kita terhadap kejadian baik yang akan maupun yang tidak akan terjadi. Misalnya
adalah perhitungan depresiasi.

Berikut ini merupakan beberapa aspek mengenai kejadian di masa mendatang:

1. Persepsi atas kejadian masa lalu ; yang menggunakan one- event view dimana suatu
kejadian hanya dilihat dari sisi satu pihak atau two- event view yang dilihat dari kedua
pihak. One- event view lebih reliable sebab sekalipun menggunakan two- event view,
estimasi seringkali masih harus dibuat dari present value sumber daya yang benar-benar
akan dibelanjakan.

2. Probabilitas kejadian di masa mendatang; yang merupakan salah satu masalah penting
terkait dengan asumsi dan estimasi di masa yang akan datang. Misalnya asumsi bahwa
kos yang digunakan untuk memperoleh asset akan terganti (recovered) dari kegiatan
operasi di masa mendatang, asumsi bahwa kewajiban akan dapat dibayar tepat waktu,
atau terkait masalah kontinjensi.

3. Tujuan manajemen; namun hal ini ditolak sebagai basis pengakuan kejadian karena
manajemen mungkin saja merubah tujuannya. Selain itu, adanya teori keagenan dan
perbedaan tujuan manajemen di masing- masing perusahaan menyebabkan berkurangnya
daya banding.

4. Nilai pasar mencerminkan konsensus pasar atas kondisi saat ini yang merupakan present
value dari ekspektasi kondisi di masa mendatang. Kelemahannya adalah beberapa harga
pasar mungkin saja merupakan hasil dari perdagangan sekuritas secara kecil sehingga
menimbulkan pertanyaan mengenai penyajian yang sejujurnya (representational
faithfulness) dan verifiabilitas.

5. Konservatisme. Menurut analisis Beaver, kemajuan dalam menyelesaikan masalah terkait


kejadian di masa mendatang, akan memperkecil perannya.

6. Kondisi ekonomi di masa mendatang: konsensus untuk menghindari prediksi perubahan


ekonomi di masa mendatang kecuali bila ada bukti yang kuat.

7. Peraturan legal di masa mendatang: menolak memprediksi perubahan legal di masa


mendatang sebelum draft- nya diberlakukan.

Current Operating vs All- Inclusive Income


Terdapat dua pandangan mengenai komponen- komponen tertentu dalam comprehensive income,
apakah disajikan dalam laporan keuangan atau laporan laba ditahan. Current operating
concept berpendapat bahwa laporan keuangan hanya berisi informasi yang berkaitan dengan
aktivitas utama perusahaan, sedangkan extraordinary items (gains and losses) disajikan di
laporan laba ditahan. Alasannnya adalah bahwaextraordinary items tersebut tidak digunakan
manajemen dalam pengambilan keputusan dan hal tersebut tidak mencerminkan produktivitas
perusahaan. Pengguna laporan keuangan cenderung hanya melihat angka paling bawah (total) di
laporan keuangan tanpa melihat rinciannya sehingga dikhawatirkan
bila extraordinary dimasukkan, akan menyesatkan pengguna.

Namun all- inclusive concept berpendapat lain. Ada beberapa alasan, antara lain: konsep current-
operating akan mempermudah manajemen untuk melakukan manipulasi, pengguna laporan
keuangan mungkin tidak menyadari substansi gains dan losses yang disembunyikan dalam
laporan laba ditahan, jumlah total income di laporan keuangan harus mencerminkan income
selama satu periode, dan dapat dilakukan klasifikasi yang tepat dalam laporan keuangan antara
aktivitas operasi normal perusahaan dengan aktivitas di luar usaha sehingga keduanya dapat
disajikan dalam satu laporan.

AAA lebih cenderung pada all- inclusive concept, sedangkan AICPA awalnya lebih
memilih current- operating concept hingga keluarnya APB Opinion No.9 . Dalam isu kedua
konsep ini, ada pula yang disebut bath teory dimana terdapat pemikiran bahwa dengan
mancantumkan seluruh gains dan losses dalam laporan keuangan, berdampak positif pada harga
saham perusahaan tersebut karena investor beranggapan perusahaan tersebut telah berhasil
menemukan kesalahan dalam perusahaannya sehingga dapat segera diperbaiki.

Comprehensive Income
Comprehensive income menggunakan pendekatan all- inclusive concept dan termasuk dalam
cakupan proprietary theory karena seluruh perubahan terhadap ekuitas (kecuali untuk transaksi
modal dengan pemilik) dimasukkan dalam perhitungancomprehensive income. Selain itu, ia juga
dianggap tepat untuk tujuan prediksi dan penilaian ekuitas.

Elemen comprehensive income terdapat pada SFAS No. 130 antara lain penyesuaian translasi
kurs mata uang asing, unrealized holding gains and losses of available-for-sale securities,
penyesuaian kewajiban minimum dana pensiun, discontinued operations, extraordinary
items, dan gains atau losses yang berasal dari akumulasi perubahan prinsip akuntansi, dsb. FASB
menyatakan bahwa EPS tidak boleh dimasukkan dalam perhitungan comprehensive
income karena alasan fleksibilitas kebijakan pelaporan: jika comprehensive income disajikan
dalam laporan perubahan ekuitas, maka perhitungan EPS akan membingungkan dan tidak
konsisten.

SFAS No. 130 mengijinkan tiga metode pelaporan comprehensive income antara lain: kombinasi
dengan laporan kinerja keuangan (comprehensive income disajikan di bawah net income),
laporan terpisah yang akan dimulai dengan net income, dan dicantumkan dalam laporan
perubahan ekuitas. FASB menyarankan untuk menggunakan metode yang pertama. Namun ada
dua anggota SFAS yang berselisih karena mereka berkeyakinan bahwa kebanyakan perusahaan
akan lebih cenderung pada metode ketiga. Hal ini akan mengurangi visibilitas dan
pentingnya comprehensive income.

Nonoperating Sections
Extraordinary items
Telah dikembangkan sejak APB Opinion No.9 dan sekarang terdiri dari tiga subdivisi
yaitu: extraordinary items, perubahan prinsip akuntansi, discontinued operations. Selanjutnya,
item keempat yaitu penyesuaian periode sebelumnya yang disajikan di laporan laba ditahan.

Penyajian extraordinary items memicu kontroversi yang basisnya adalah persepsi pengguna
laporan keuangan atas hasil operasi, dan proyeksi operasi di masa mendatang untuk entitas
pelaporan. Hal tersebut sangat bergantung pada kemampuan untuk memisahkan operasi normal
dengan operasi yang di luar usaha atau jarang terjadi. Selama 19 tahun, pelaporan extraordinary
items tidak seragam. Kemudian APB Opinion No. 9 berusaha mengatasi kekacauan dengan
meminta disajikannya extraordinary items dalam sebuah bagian khusus di laporan keuangan.
Extraordinary items didefinisikan sebagai kejadian atau transaksi yang memiliki dampak
material yang diharapkan jarang terjadi dan tidak dipertimbangkan sebagai factor rutin dalam
evaluasi operasi dan proses bisnis secara rutin. Namun definisi tersebut masih dirasa ambigu.
Akhirnya APB mengeluarkan APB Opinion No. 30 yang mendefinisikan extraordinary items
sebagai item yang harus memenuhi dua syarat yaitu unsual in nature dan infrequency of
occurrence. Apabila suatu kejadian atau transaksi memenuhi dua persyaratan tersebut, maka ia
harus dilaporkan dalam laporan keuangan dibagian tersendiri sebelum net income dan disajikan
net of tax.Namun jika terdapat kejadian atau transaksi yang hanya memenuhi salah satu dari
persyaratan tersebut, maka disajikan bersama dengan revenue, costs, dan expensesseperti normal
operasi yang lain serta tidak boleh disajikan net of tax. Jika material, maka dipisahkan dari item
lain. Tapi jika tidak material, maka tidak dipisah.

Accounting Changes
Perubahan akuntansi dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu perubahan prinsip akuntansi,
perubahan estimasi akuntansi, dan perubahan entitas pelaporan.

1. Perubahan pada prinsip akuntansi : karena adopsi GAAP yang berbeda dari GAAP yang
digunakan sebelumnya. APB Opinion No. 20 merupakan standar komprehensif dan
konsisten pertama yang membahas tentang perubahan akuntansi. Setelah itu muncul
SFAC No. 3 yang akhirnya digantikan oleh SFAS No. 154. SFAS No. 154 mensyaratkan
perubahan retrospektif di semua income statement yang terkait kecuali jika memang tidak
mungkin dilakukan. Akun neraca akan disesuaikan untuk merefleksikan efek kumulatif
perubahan prinsip akuntansi pada awal periode yang disajikan. Perubahan retrospektif
tidak berlaku pada akun yang akan terpengaruh oleh perubahan akuntansi kecuali untuk
pajak penghasilan. Menurut APB Opinion No. 20, alasan perubahan harus diungkapkan
pada catatan kaki.
2. Perubahan pada estimasi akuntansi : karena adanya perubahan pada hal-hal yang telah
diestimasi sebelumnya karena seiring berjalannya waktu, informasi untuk membuat
estimasi semakin banyak didapatkan. Perubahan estimasi akuntansi tidak dilaporkan
secara terpisah. Efek perubahan dicatat pada periode perubahan jika periode tersebut
merupakan periode yang terkena pengaruh, atau pada periode tersebut dan periode-
periode berikutnya jika perubahan mempengaruhi keduanya.

3. Perubahan pada entitas pelapor : karena adanya perubahan material pada entitas pelapor
sejak terakhir pembuatan laporan keuangan. APB Opinion No. 20 mensyaratkan laporan
keuangan semua periode untuk dicatat ulang untuk menunjukkan informasi keuangan jika
entitas tersebut sejak awal berdiri memang sudah seperti itu. Laporan keuangan periode
perubahan harus menyatakan sifat dan alasan perubahan.

Prior Period Adjustments


Tidak ada perubahan berarti pada SFAC No. 154 untuk mengamandemen peraturan-peraturan
sebelumnya. Akuntansi dan penyajian penyesuaian periode sebelumnya tidak berbelit-belit, yaitu
jumlah penyesuaian periode sebelumnya tersebut dibebankan atau dikreditkan pada saldo laba
ditahan awal periode, kemudian exhibited net of tax pada pernyatan laba ditahan dan terakhir
dikeluarkan dari penentuan net income periode saat ini.

Menurut APB Opinion No. 9, untuk dapat diklasifikasikan sebagai penyesuaian periode
sebelumnya, suatu peristiwa/transaksi harus memenuhi syarat :

Teridentifikasi secara spesifik ke suatu periode dan tidak dapat diatribusikan ke peristiwa
ekonomi yang terjadi di periode sebelum periode tersebut

Ditentukan terutama oleh orang alih-alih manajemen

Tidak rentan terhadap estimasi sebelum penentuan

Namun, karena ada intervensi dari SEC, maka akhirnya FASB merevisi konsep penyesuaian
periode sebelumnya ini menjadi terbatas pada (SFAS No. 16) :

Koreksi kesalahan pada laporan keuangan periode sebelumnya

Penyesuaian yang berasal dari realisasi income tax benefits dari preacquisition operating
loss carryforwards of purchased subsidiaries

SFAS No. 16 tidak banyak mempengaruhi pelaporan perubahan akuntansi tertentu yang treated
for accounting purposes seperti penyesuaian periode sebelumnya. Perlakuan ini disyaratkan
untuk sedikit perubahan prinsip akuntansi.

Earnings per Share


Sebelum APB Opinion No. 9, keputusan untuk melaporkan EPS, bagaimana perhitungannya dan
kemana dilaporkan berada di tangan manajemen sehingga mudah dimanipulasi. Opini ini hanya
sekedar merekomendasikan, tapi tidak mewajibkan. Karena mudahnya manipulasi, maka pada
1969 APB merilis APB Opinion No. 15 yang bertujuan supaya EPS dapat merefleksikan
substansi ekonomi yang mendasar dari struktur modal perusahaan pelapor.

Pada 1993, FASB bekerjasama dengan IASB menerbitkan prospektus untuk mengevaluasi APB
Opinion No. 15 untuk (1) meningkatkan comparability dengan negara lain, (2) memudahkan
perhitungan EPS, dan (3) merevisi persyaratan pengungkapan. Perubahan prinsipal yang terjadi
pada SFAS No. 128 ini adalah :

Penghilangan perhitungan primary earning per share karena sulit dihitung dan sulit
dimengerti pengguna. Saat ini, yang disyaratkan hanyalah basic EPS dimana tidak ada
dilution dan diluted EPS yang memiliki dilution paling besar.

Basic dan diluted EPS sama-sama harus ditampilkan dalam kondisi apapun.

Perhitungan EPS harus ditampilkan pada income statement untuk baik basic EPS maupun
diluted EPS.

Rekonsiliasi baik penyebut maupun pembilang antara basic dan diluted EPS.

Specialized Subjects Concerning Income


Measurement
Development Stage Enterprises
Masalah teoritis terkait perusahaan yang masih berada pada tahap perkembangan adalah apakah
kos yang muncul akan dibebankan ataukah ditunda. Alasan untuk menunda kos dan operating
losses adalah karena kos tersebut (1) belum mendatangkan revenue dan (2) memberikan benefit
masa depan. Sebelum 1 Januari 1976, ada dua standar akuntansi yang ditujukan untuk
perusahaan yang sedang berkembang dan untuk operating enterprises. SFAC No. 7 mensyaratkan
bahwa sifat kos merupakan hal yang menentukan akuntansi yang tepat dan bukan sifat
perusahaannya.

Troubled Debt Restructuring


Troubled debt restructuring muncul ketika kreditur mengabulkan kelonggaran pada debitur
karena debitur mengalami kesulitan keuangan yang it would not otherwise consider. SFAS No.
15 mementingkan economic consequences di atas representational faithfulness. Dampaknya
dihitung dari carrying amount kewajiban segera sebelum restrukturisasi total aliran kas
undiscounted setelah restrukturisasi. Ketika term of debt dimodifikasi namun tetap bersifat
sebagai kewajiban, maka tidak ada transaksi/peristiwa yang terjadi (tidak ada pencatatan) baik di
sisi kreditur maupun di sisi debitur selama total aliran kas masa depan yang tidak didiskon >
carrying amount kewajiban.

Saat ini, SFAS No. 114 telah mengubah peraturan tersebut bagi kreditur dimana aliran kas yang
direstrukturisasi didiskon terhadap tingkat suku bunga efektif pada awal transaksi. Pengurangan
carrying value pinjaman akan dicatat sebagai tambahan bad debt expense. Perubahan present
value aliran kas masa depan ekspektasian diakui sebagai pendapatan bunga ataupun pengurangan
bad debt expense. Masalah dari SFAS ini adalah :

Transaksi asli terlihat masih berlaku apdahal tidak

Hanya berlaku bagi kreditur

Early Extinguishment of Debt


Sebelum APB Opinion No. 26, ada 3 metode akuntansi gain/loss terhadap penghilangan utang
sebelum waktunya :

Diamortisasi selama sisa jangka waktu aslinya

Diamortisasi selama jangka waktu utang baru

Diakui pada income statement saat ini. Metode ini akhirnya diadopsi pleh APB Opinion
No. 9 untuk menentukan apakah gin/loss tersebut bersifat extraordinary.

APB Opinion No. 30 menyatakan bahwa gain/loss dari penghilangan utang sebelum waktunya
tidak termasuk extraordinary. Akhirnya, SFAS No. 4 menyatakan bahwa gain/loss dari
penghilangan utang sebelum waktunya dicatat seperti dan bersama dengan extraordinary items
net of the applicable tax effects, jika material.

Stock Options
Stock options merupakan alat kompensasi manajemen yang telah menarik banyak perhatian. Hal
ini telah menjadi instrumen yang sangat membuat tidak stabil karena pada banyak kasus, opsi
sangat besar dan dapat dilaksanakan pada periode yang sangat singkat tanpa adanya syarat
bahwa saham yang abru diperoleh itu harus dipegang untuk beberapa periode setelah perolehan
sehingga manajemen sering mecoba mempengaruhi harga saham dengan manipulasi income.
Saat ini, stock options dipandang dari perspektif finite uniformity.

Nonqualified Stock Options

APB Opinion No. 25 mensyaratkan nonqualified stock options (bargain amount of stock options)
untuk dialokasikan sebagai biaya periodik dari tanggal pengadaan dan dilakukan selama periode
yang menerima manfaat. Bargain amount diukur sebesar harga pasar harga eksekusi opsi
saham pada tanggal pengukuran (waktu dimana jumlah opsi dan harga eksekusi diketahui). Jika
salah satu atau keduanya tidak diketahui, maka perlu dibuat estimasi tahunan terhadap kedua hal
tersebut serta estimasi harga pasar pada tanggal pengukuran masa depan.

Incentive Stock Options

APB Opinion No. 25 tidak mensyaratkan penghitungan biaya apapun terkait incentive stock
options. Menurut FASB, karena incentive stock options merupakan satu bentuk kompensasi,
maka harus ada pengakuan biaya. Karena opsi tersebut bernilai bagi pegawai, maka suatu aset
diakui pada tanggal pengukuran. Tanggal pengukuran untuk menentukan nilai opsi saham
biasanya adalah tanggal pengesahan dan ditentukan oleh model seperti Black-Scholes atau lattice
type. Service period dimana opsi saham akan dibebankan berlangsung dari tanggal pengesahan
sampai tanggal opsi tersebut dapat dieksekusi. Perusahaan menggunakan amortisasi garis lurus,
mendebit biaya komepnsasi dan mengkredit stock options.

Backdating Stock Options

Perlakuan ini mungkin memang tidak ilegal, tapi kurang dalam pengungkapannya karena hal ini
melanggar peraturan SEC.

Stock Options and Equity Theories

Opsi saham merupakan kompensasi bagi pegawai, namun dibawah entity theory, dividen dan
bunga merupakan distribusi ke pemberi modal sehingga perlakuan yang sama harunsya berlaku
bagi opsi saham karena penerimanya merupakan pemilik perusahaan. Kos bagi perusahaan
hanyalah opportunity cost = (market value per share strike price per saham) x jumlah
saham yang dikeluarkan pada periode tersebut. Sedangkan dibawah proprietary theory, opsi
saham merepresentasikan kos yang sangat riil kepada pemegang saham sebab nilai saham
mereka akan berkurang jika harga opsi saham lebih rendah dari nilai pasar.

Income statement sebaiknya diformat ulang, dengan mengubah satu hal : biaya bunga jangan
dikurangkan untuk menghitung net income, sehingga akan menghasilkan entity income
dikurangi dengan kos bunga dan kos opsi saham, sehingga akan menghasilkan proprietary
income. Pengguna akan mendapatkan manfaat dari mengetahui dua jenis income ini karena :

Dapat menggarisbawahi perbedaan antara income ke perusahaan dengan income ke


pemegang saham.

Dapat meningkatkan artikulasi antara income statement dengan statement of cash flow

Earnings Management
Earnings management merupakan intervensi dalam proses pelaporan keuangan eksternal yang
bertujuan untuk memperoleh private gain (Schipper). Earning management yang paling banyak
ditemui adalah management compensation dan income smoothing.
Management Compensation
Kompensasi ini bertujuan untuk mengaur perilaku manajemen dengan kepentingan pemegang
saham mengingat dua pihak itu seringkali menemui konflik. Selain kompensasi kas, ada juga
insentif bonus berdasarkan income/harga saham dan insentif jangka panjang. Income dapat diatur
dengan memanipulasi discretionary accruals (akrual yang dapat diatur manajemen dalam jangka
pendek).

Income Smoothing
Manajer berusaha untuk memperhalus income pertahun agar arus earning dapat lebih stabil
dengan varian antar tahun yang lebih kecil sehingga penilaian terhadap perusahaan menjadi lebih
baik. Ada 3 cara untuk dapat memperhalus earning :

Timing transaksi

Pilihan metode/prosedur alokasi

Classificatory smoothing antara operating dan nonoperating income

Income Statement Developments


Cash Earnings
Howell menyarankan sebuah cash earnings operating statement yang terdiri atas pendapatan kas
dikurangi aliran kas operasional (kos jasa kepada pelanggan, kos konversi, maupun kos
pengembangan dan administrasi). Operating income aliran biaya dan akrual nonkas = cash
earnings. Aliran kas memang penting, tapi sebenarnya akrual juga penting untuk memprediksi
earning masa depan.

Pro Forma Earnings and Offshots


Proforma earning ditujukan untuk tujuan prediksi, merupakan pengembangan dari gagasan
current operating. Sayangnya, manajemen sering melihat proforma sebagai cara untuk
mengeliminasi bad news dan mempertahankan favorable events sehingga pernyataan menjadi
bias. Suatu laporan G-4+1 menyarankan suatu income statement yang juga bertujuan untuk
tujuan prediksi, terkait dengan earnings sustainability, yang terdiri atas :

1. Hasil aktivitas operasi/perdagangan

2. Hasil aktivitas pendanaan dan perbendaharaan lainnya

3. Gain/losses lainnya
Matrix Approaches
Usulan Barker ini mirip dengan laporan G-4+1, hanya ia menyampaikannya dalam bentuk
matriks. Pertama ia menunjukkan comrehensive income dengan pembagian antara earning
sustainability items dan kategori lainnya. Kemudian ia membreak out total item-item yang tidak
berguna untuk tujuan prediktif karena tidak sistainable dan controllable. Hasilnya terdiri atas tiga
kolom : (1) kolom total dengan pengaturan operating items di atas nonoperating items, (2) kolom
sebelum pengukuran yang dilanjutkan dengan item-item operating dan nonoperating, dan (3)
kolom remeasurement yang terdiri atas nonrecurring items.

Jika Barker hanya menekankan pada pemisahan antara recurring dengan nonrecurring, Glover
dkk mendasarkan pada pembedaan fakta vs prakiraan.

Retrospective Reports
Lundholm melaporkan akurasi berbagai estimasi akuntansi ex post yang muncul pada laporan
keuangan, yang juga terdiri atas bad debt expenses, warranty expenses, dan kewajiban benefir
pensiun proyeksian.

Accounting Theory : International Accounting


Posted by Kim Ahra on May 27, 2012
Posted in: Kuliah dsb. Tagged: Teori Akuntansi. Leave a Comment

Sejalan dengan semakin tingginya laju perdagangan internasional, semain banyak juga direct
foreign investment yang akhirnya memunculkan perusahaan multinasional ataupun transnasional.
Cross-border financing juga meningkat pesat. Yang lebih penting lagi adalah peningkatan jumlah
saham perusahaan asing yang listing di bursa domestik. Peningkatan transaksi bisnis global ini
telah menguji sistem pelaporan keuangan yang ada, apakah dapat menerjemahkan aktivitas
ekonomi tersebut menjadi laporan keuangan yang dapat dipahami.

National Accounting Differences


Ada beberapa alasan dan syarat yang mendasari keanekaragaman pendekatan terhadap akuntansi
keuangan antar negara yang perekonomiannya sama-sama telah maju. Ada dua model pelaporan
keuangan, yaitu Anglo-Saxon (Anglo-American) model dan continental model.

The Anglo-American Model


Model Anglo-American menyajikan adanya profesi akuntansi yang kuat, peran pemerintah yang
terbatas, pentingnya pasar sekuritas untuk meningkatkan modal ekuitas, dan penekanan pada
pandangan true and fair terhadap laporan keuangan auditan. True and fair view mengacu pada
penggunaan judgment untuk membuat laporan keuangan menjadi berguna untuk pengambilan
keputusan investasi, bukan pada pemastian bahwa mereka telah disajikan dengan benar menurut
legislative fiat. Dengan kata lain, pendangan ini menekankan economics substansce over
legalistic form. Untuk memenuhi true and fair view, muncullah gagasan untuk menggunakan
metode atau standar yang berbeda dari apa yang telah ditetapkan untuk memunculkan
representational faithfulness. Model Anglo-American dianut oleh negara-negara UK,
Persemakmuran Inggris, dan US.

United Kingdom

Akar akuntansi berkembang pesat di UK. Sebelum 1981, company acts yang menjadi dasar dari
profesi akuntansi di Inggris sebagian besar mengatur masalah pengungkapan. Sejak 1981,
company act sebelumnya digabungkan dan beberapa arahan dari EU telah diloloskan. Tidak ada
organisasi sejenis SEC saat itu, namun profesi akuntansi Inggris saat itu secara umum memiliki 6
organisasi utama :

1. Institute of Chartered Accountants in England and Wales

2. Institute of Chartered Accountants in Scotland

3. Institute of Chartered Accountants in Ireland

4. Association of Certified Accountnats

5. Institute of Cost and Management Accountants

6. Chartered Institute of Public Finance and Accountancy

Sebelum 1970 tidak ada badan pembuat standar di Inggris, namun karena munculnya skandal-
skandal yang muncul pada 1960an meningkatkan kemungkinan kendali pemerintah terhadap
standar akuntansi. Namun, profesi akuntansi merespon, sehingga akhirnya pada 1970
dibentuklah organsisasi pembuat standar yang pertama, yaitu Accounting Standards Steering
Committee (ASSC) oleh Institute of Chartered Accountants in England and Wales dan lima
organisasi lainnya sebagai sponsor. ASSC (dan kemudian berganti nama menjadi ASC) sulit
diimplementasikan karena standarnya harus diterima oleh seluruh organisasi sponsor. ASC mirip
dengan APB, jika dilihat dari bagaimana anggotanya serving on part time basis dan tidak digaji.
Sebagai hasil dari Dearing Committee Report pada 1988, pada 1990 ASC digantikan oleh
(Accounting Standards Board) ASB yang operasinya lebih mirip dengan FASB. ASB
menerbitkan peraturan dengan otoritasnya sendiri sehingga tidak ada lagi keperluan akan
persetujuan organisasi sponsor. Mekanisme pelaksanaan ASB lebih kuat daripada ASC sejak
Companies act tahun 1989 mensyaratkan perusahaan besar untuk mengungkapkan perubahan-
perubahan standar akuntansi pada laporan keuangannya.

Perlengkapan pembuat standar UK banyak terpengaruh dari dan ke wilayah Atlantik, namun saat
ini pengaruh yang lebih kuat adalah pengaruh kontinental dalam bentuk European Union.

United States
Walaupun tidak setua Inggris, namun akuntansi US dapat mempengaruhi secara lebih signifikan.
Standar di US dibuat berdasarkan regulasi yang terpusat pada sektor privat. Pendekatan
government/ private sector partnership approach pertama kali muncul di US dengan banyak
kendali dari SEC.

Istilah present fairly pada akuntansi US berbeda dengan true and fair view pada akuntansi
Inggris. Present fairly berarti laporan keuangan cocok dengan GAAP. Pembuatan standar US
diorientasikan untuk memberikan informasi yang berguna (representational faithfulness) bagi
investor dan kreditur dan mengesampingkan kepentingan legitimasi/ pemerintah untuk
kepentingan pajak.

Kanada

Pada awalnya, Kanada lebih berkiblat pada standar akuntansi di Inggris. Namun seiring
perkembangannya, negara ini mulai terpengaruh dengan standar dari US, terlihat dari bagaimana
Ontario Securities Act banyak terpengaruh dari Amerika Serikat dapat melampaui Toronto
Securities Act (Ontario merupakan bagian penting dari federasi Kanada). Sejak 1940, Canadian
Institute of Chartered Accountants (CICA) telah menggunakan sistem komite untuk membuat
standar akuntansi. Tahun 1973 didirikanlah dua kelompok penting yaitu Auditing Standards
Committee dan Accounting Research Committee, yang rekomendasinya seringkali sejalan dengan
standar dari US.

Australia

Walaupun masih bergantung pada British Companies Acts, tetapi negara-negara bagian Australia
juga memiliki Companies Act tersendiri yang menekankan pentingnya disclosure, bukan
pengukuran. Act negara-negara bagian Australia tersebut tidak selalu saling cocok (sesuai)
sehingga mereka akhirnya mengadopsi Federal Companies Act. Pandangan true and fair
(representational faithfulness) pada awalnya dikedepankan tapi akhirnya mereka cenderung
mengutamakan kepentingan legalistik. Sempat terdapat dualisme dalam penentuan standar
(Institute of Chartered Accountants in Australia vs Australian Society of Accountants), namun
akhirnya mereka bergabung menjadi Australian Accountancy Research Founcation yang
bertanggung jawab untuk membuat Australian Accounting Standards. Pada 1984 pemerintah
Australia membentuk satu badan lagi untuk membuat standar (Accounting Standards Review
Board). Karena terjadi kebingungan terhadap standar mana yang harusdipakai, akhirnya dua
organisasi itu melebur menjadi Australian Accounting Standards Board pada tahun 1991.

The ASEAN

Grup Negara berkembang yang terdiri dari Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina,
Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam. Secara umum, pemerintah negara-
negara ASEAN lebih fokus pada disclosure. Pembuatan standar akuntansi dan audit d negara-
negara ASEAN dilakukan oleh organisasi swasta. Negara-negara ini mengadopsi standar dari
baik dari Anglo- America,Inggris maupun IASB.

Netherlands
Akuntansi di Belanda lebih banyak dipengaruhi oleh Anglo-America dimana peraturan
perusahaan dan profesi akuntansi memegang peranan penting. Karena adanya pengaruh
akademisi pada pelaporan keuangan, maka negara ini menjadi yang terdepan dalam pelaporan
fair value.

New Zealand

Pembuatan standar akuntansi di Selandia Baru dipegang oleh sektor swasta. Sampai tahun 1961
standard setting dilakukan oleh NZSA, kemudian digantikan oleh Board of Research. Pada tahun
1973 council of New Zealand Society mengeluarkan Statements of Standard Accounting
Practice. Pada 1991, NZSA, New Zealand Security Exchange dan Securities Commision
merekomendasikan pembentukan badan mirip FASB. Selandia Baru tidak banyak menyimpang
dari true and fair view.

The Continental Model


Model akuntansi kontinental secara umum menunjukkan profesi akuntansi yang relatif lemah
dan serta kuatnya pengaruh pemerintah terhadap organisasi dan regulasi akuntansi. Model ini
menekankan pengaruh pajak dan perlindungan terhadap kreditur pada penyajian laporan
keuangan dan bukan untuk kepentungan investor. Pada model akuntansi ini, pinjaman lewat bank
lebih diutamakan daripada peningkatan modal ekuitas.

France

Praktek akuntansi di Prancis paling mendekati uniform national accounting system. Praktek
akuntansi diseragamkan dan cenderung bertujuan untuk memenuhi kepentingan perpajakan.
Profesi akuntansi di Prancis cenderung kecil dan lemah. Bursa saham utama di Prancis tidak
menekankan pentingnya pertukaran sekuritas seperti pada negara-negara Anglo America.
Akuntansi lebih banyak dipengaruhi oleh pemerintah dan Uni Eropa.

Germany

Di Jerman, bank merupakan sumber permodalan yang paling utama. Standard setting akuntansi
keuangan dan GAAP seperti di Amerika Serikat dan Inggris tidak terdapat di negara ini.
Kegiatan profesi akuntansi lebih banyak dilakukan sebagai fungsi audit. Namun pada tahun
1965, Jerman mulai mengadopsi pendekatan Anglo- America dalam hal disclosure seperti
pengungkapan segmen income dan capital investment serta pembuatan laporan aliran kas.

Japan

Jepang merupakan negara yang cukup self-sufficient dan eksklusif seperti ditunjukkan dengan
adanya kebijakan pembatasan impor. Seiring dengan perkembangan industri Jepang pasca
ekspedisi Admiral Perry, konsorsium industri besar di Jepang yang (bank dan perusahaan
mayor)membentuk zaibatsu yang pada masa pendudukan Sekutu banyak digantikan oleh
keiretsu.
Ekonomi Jepang yang lebih bersifat oligopolistik menyebabkan adanya dominasi peran
pemerintah pada praktek akuntansi di Jepang. Pada abad 19, Jepang mulai mengadopsi model
dari Perancis dan Jerman terutama pada masalah hukum pajak. Karena perlindungan terhadap
kreditor lebih diutamakan daripada menyediakan informasi bagi investor, maka pada akuntansi
Jepang neraca lebih diutamakan daripada laporan laba rugi. Namun kegagalan beberapa
perusahaan pada tahun 1990an menyebabkan perubahan arah sehingga Jepang lebih menekankan
pada laporan laba rugi.

Overview of National Policies and Problems Stemming from


National Accounting Differences
Penyebab pembagian model akuntansi menjadi Anglo America dan Continental adalah karena :

Adanya perbedaan dasar pasar keuangan tiap negara. Negara yang pasar keuangannya
bersifat capital-based dimana investasi jangka pajang didominasi oleh individu dan
institusi investor, pelaporan keuangannya akan lebih berpihak pada pemberian informasi
pada (calon) investor. Sementara negara yang pasar keuangannya lebih mengandalkan
utang dimana pendanaan jangka panjang diberikan oleh pemerintah atau institusi
keuangan, pelaporan keuangannya akan lebih bertujuan untuk melindungi kreditur.

Adanya perbedaan mengenai apakah standard setting suatu negara ditentukan oleh
pemerintah ataukah swasta, serta bagaimana peran profesi akuntansi di negara tersebut.

Perbedaan sistem hukun di negara tersebut.

Menurut penelitian, national differences pada akuntansi disebabkan oleh faktor budaya dan
sosial. Penelitian juga dilakukan pada dimensi politik/ekonomi/profesional dari perbedaan pada
national accounting yang memiliki dampak langsung pada profesi akuntansi. Perbedaan national
accounting ini menjadi penting karena mulai banyak perusahaan yang mendaftarkan sahamnya
di luar negeri.

Karena perdagangan internasional semakin bertambah, maka mulai ada usaha untuk mengukur
perbedaan standar dan praktek akuntansi di berbagai negara dan kelompok regional yang
berbeda-beda. FASB dan IASB telah memulai usaha harmonisasi standar-standar akuntansi
tersebut.

International Harmonization of Accounting


Standards
Harmonisasi mengacu pada derajat koordinasi atau kesamaan antara beberapa set standar
akuntansi serta metode pelaporan keuangan nasional. Harmonisasi dibagi menjadi dua aspek :
Material harmonization : harmonisasi antara praktek akuntansi dari perusahaan yang
berbeda baik berasal maupun tidak berasal dari peraturan

Formasl harmonization : proses/derajat harmonisasi yang muncul di antara peraturan atau


regulasi akutansu dari kelompok atau negara yang berbeda.

Faktor yang mendasari harmonisasi adalah karena perusahaan multinasional semakin penting.
Kesamaan standar dan prosedur akuntansi akan memudahkan koordinasi antar bagian dan
memudahkan pelaporan keuangan konsolidasian perusahaan multinasional. Harmonisasi saat ini
semakin terfasilitasi baik dalam hal koordinasi maupun efisiensi dengan adanya International
Organization of Securities Commision (IOSCO). Harmonisasi sendiri sebenarnya sudah ada
sejak periode 1990an, namun dengan adanya IASB dan FASBs Norwalk Agreement pada 2002,
harapan perkembangan harmonisasi menjadi semakin besar.

The EU
Uni Eropa (UE) merupakan political grouping pertama yang membawa kebangkitan harmonisasi
standar akuntansi dan pelaporan di suatu regional. Sejarah penyatuan Eropa (Uni Eropa) dimulai
ketika pada tahun 1952 dibentuk European Coal and Steel Community yang bertujuan untuk
memungkinkan perpindahan tenaga kerja dan modal pada industri baru bara dan besi di Belgia,
Belanda, Luxemburg, Italia, Prancis, dan Jerman Barat. Pada 1960, dibentuk pula economic
grouping European Free Trade Association (EFTA) yang mengadakan perjanjian mutual free
trade antara negara-negara anggota.

UE sendiri dibentuk pada 1967 (dulu European Community), yang bertujuan mengadakan suatu
integrasi ekonomi sehingga membutuhkan suatu harmonisasi standar akuntansi untuk negara
anggotanya. Beberapa implikasi akuntansi yang penting diarahkan oleh The Councils of
Ministers negara-negara Uni Eropa. Arahan ini mengikat negara anggota, walaupun
pelaksanaannya mungkin tidak sama untuk setiap negara karena harus mendapatkan persetujuan
dari pemerintah negara anggota. Arahan ini juga bersifat fleksibel dan menyediakan pilihan bagi
tiap-tiap negara anggota. Dua arahan mengandung masalah akuntansi yang penting, yaitu 4th
directive dan 7th directive.

4th direction memuat basic issues pelaporan keuangan yang dapat diaplikasikan ke perusahaan
komunitas UE yaitu (1) format laporan keuangan dan (2) konsep yang seharusnya mendasari
sebuah laporan keuangan : konsistensi, going concern, kehati-hatian dan akuntansi akrual.
Arahan ini memungkinkan pernyataan dengan current value maupun historical cost, serta
mendukung penggunaan true and fair view. True and fair view diinterpretasikan sesuai dengan
budaya dan tradisi masing-masing negara.

7th direction memuat tentang akuntansi konsolidasian yang menjadikan perusahaan-perusahaan di


UE ke dalam satu kelompok circumstance yang besar dimana satu perusahaan memiliki kontrol
substantif terhadap perusahaan lain. Arahan ini juga menggunakan true and fair view. Arahan ini
telah meningkatkan progres proyek harmonisasi sedemikian rupa karena arahan ini mendapat
persetujuan dari seluruh pemerintah negara anggota.
Perkembangan harmonisasi dirasa EU Commission tidak cukup cepat, UE merasa butuh akses
terhadap sumber modal ekuitas utama bagi negara anggotanya (NYSE). Namun UE harus
terlebih dahulu mengadaptasi US GAAP atau formilir rekonsiliasi lengkap seperti Form 20-F.
Karena pada 2005 anggota UE akhirnya mengadopsi standar IASB (IFRS) untuk laporan
keuangan konsolidasiannya, sehingga otoritas pembuat standar UE kini berpindah ke IASB.

Sifat Dasar Akuntansi Berbagai Pandangan

Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of


Certified Public Accountants) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:

Akutansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang
bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan
menginterprestasian hasil proses tersebut.

Pada perkembangan saat ini, akuntansi didefinisikan dengan mengacu pada konsep informasi:

Akutansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama
yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam
pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan diantara alternatif tindakan
yang ada.

Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam
menguraikan perbedaan teori-teori. Pandangan-pandangan tersebut adalah akuntansi sebagai
bahasa, akuntansi sebagai catatan peristiwa yang lalu, akuntansi sebagai realitas ekonomi saat
ini, akuntansi sebagai sistem informasi, akuntansi sebagai komoditas, dan akhirnya, akuntansi
sebagai sebuah ideology.

Akuntansi sebagai sebuah ideologi

Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologi sarana untuk mendukung dan
melegitimasi tatanan sosial, ekonomi dan politik saat ini. Karl Marx menegaskan bahwa
akuntansi melakukan suatu bentuk dan hubungan-hubungan sosial yang membentuk usaha
produktif. Akuntansi juga dipandang sebagai mitos symbol, dan kegiatan ritual yang
mengizinkan penciptaan suatu tatanan simbolis yang didalamnya agen-agen sosial dapat saling
berinteraksi. Kedua persepsi tersebut juga mewujudkan dalam pandangan umum merupakan
bahwa akuntansi juga instrument rasionalisasi ekonomi dan alat sistem kapitalisme.

Persepsi bahwa akuntansi merupakan sebuah instrument rasionalisasi ekonomi ditunjukkan


dengan sangat baik oleh Weber, yang mendefinisikan tindakan rasionalisasi ekonomi sebagai
perluasan penghitungan kuntitatif atau akuntansi yang secara teknis dapat dilakukan dan secara
nyata dapat diaplikasikan. Hal yang sama ditekankan pula oleh Heilbroner yang menyatakan
bahwa:

Praktik yang kapitalis mengubah satuan uang ke dalam satuan alat penghitung cost-profit yang
rasional, dimana karya besarnya adalah pembukuan berpasangan yang terutama merupakan
produk evolusi rasionalisasi ekonomi, perhitungan cost-profit, sebagai reaksi terhadap
rasionalisasi tersebut, dengan merealiasikan dan mendefinisikan dan secara numeric, praktik ini
sangat mendukung logika perusahaan.

Akutansi Sebagai Sebuah Bahasa

Akutansi telah dipandang sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan suatu cara
pengkomunikasian informasi tetnang bisnis.

Apa yang membuat akuntansi menjadi sebuah bahasa ? untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita
lihat kesejahteraan potensial antara akuntansi dan bahasa. Hawes mendefinisikan bahasa sebagai
berikut:

Simbol-simbol manusia bukan merupakan tanda-tanda yang disusun secara acak, yang
mengarahkan pada konseptualisasi rujukan yang bersifat tertutup dan rahasia. Sebaliknya,
symbol-simbol manusia disusun secara yang sistematis dan berpola dengan aturan-aturan khusus
yang mengarahkan penggunaannya. Susunan symbol ini disebut bahasa, dan aturan yang
mempengaruhi pola dan penggunaan symbol tersebut dinyatakan sebagai tata bahasa.

Jadi, pengakuan akutansi sebagai bahasa yang didasarkan pada identifikasi adanya dua
komponen tersebut, sebagai dua tingkatan akutansi. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Simbol-simbol atau karakteristik leksikal suatu bahasa adalah unit-unit yang mengandung arti
atau kata-kata yang dapat diidentifikasi dalam setiap bahasa.
2. Tata bahasa suatu bahasa mengacu pada susunan sintaksis yang terdapat dalam setiap bahasa.
Dalam akuntansi, tata bahasa merujuk pada serangkaian prosedur umum yang digunakan dan
diikuti dalam penyusunan seluruh data keuangan untuk keperluan bisnis. Jadi menetapkan
hubungan antara tata bahasa dengan aturan akuntansi dalam pernyataan berikut ini:

Penyandang gelar CPA (pakar dalam bidang akuntansi) mengesahkan ketetapan penerapan aturan
akuntansi sama seperti seorang pembicara suatu bahasa mengesahkan ketetapan tata bahasa suatu
kalimat. Aturan akuntansi memformalisasikan struktur yang melekat pada suatu bahasa alamiah.

Akutansi Sebagai Catatan Peristiwa yang Lalu

Umumnya akutansi dipandang sebuah cara penyajian sejarah perusahaan dan transaksi yang
dilakukannya dengan pihak lain.

Konsep pertanggung jawaban pada dasarnya merupakan ciri hubungan principal (pemilik)
dengan agen (manajer). Pengukuran konsep pertanggung jawaban telah dikembangkan dari
waktu ke waktu. Bimberg membedakannya dalam empat periode:

1. Periode pure custodial


2. Periode traditional custodial
3. Periode aset-utilization
4. Periode open-ended

Dua periode pertama mengacu pada kepentingan agen untuk mengembalikan sumber-sumber
daya secara lengkap kepada principal dengan menetapkan tugas-tugas minimal dalam
melaksanakan fungsi pemeliharaan (custodial).

Periode ke tiga mengacu pada kepentingan agen untuk menetapkan inisiatif pemakaian aset
secara mendalam agar sesuai dengan rencana yang telah disepakati.

Terakhir, periode open-ended berbeda dengan periode aset-utilization dalam hal penetapan
pemanfaatan aset yang lebih fleksibel dan memungkinkan agen untuk merencanakan aliran
pemanfaatan aset. Bimberg menguraikan konsep terakhir tersebut dalam uraian sebagai berikut:

Konsep ini tidak menyangkut petunjuk awal, namun juga memastikan kapan batas waktu
sejumlah petunjuk harus diubah. Sama halnya dengan pengendalian strategis, fungsi pertanggung
jawaban mensyaratkan adanya asumsi tingkat pertanggungjawaban yang signifikan, yang harus
dimiliki oleh manajer. Tekanan kerja mungkin disebabkan oleh adanya kesenjangan struktur dan
adanya ketidakpastian dengan jumlah yang signifikan. Petunjuk-petunjuk ini yang mungkin
menyebabkan sistem pelaporan pada pemilik perusahaan akan menemui hambatan dalam
komunikasi. Di satu sisi adanya kebutuhan pelaporan secara terperinci, disisi lain adanya resiko
pelaporan yang terlalu banyak dan kompleks.

Akutansi Sebagai Realitas Ekonomi Saat ini

Akutansi juga dipandang sebagai cara untuk menggambarkan realitas ekonomi saat ini. Argumen
utama yang mendukung pandangan ini adalah bahwa baik neraca maupun laporan laba-rugi
seharusnya didasarkan pada taksiran yang menggambarkan realitas ekonomi saat ini daripada
kos histories.

Tujuan utama dari pandangan akuntansi ini adalah penetapan pendapatan sesungguhnya (true
income), suatu konsep yang menunjukkan perubahan kesejahteraan perusahaan dari suatu
periode ke periode selanjutnya.

Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi

Akutansi selalu dipandang sebagai suatu sistem informasi. Pandangan ini mengasumsikan
akutansi sebagai suatu proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter (biasanya
akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal). Dengan
menggunakan istilah dalam proses komunikasi, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses
menyendikan sejumlah observasi ke dalam bahasa sistem akuntansi, memanimpulasi sinyal
sistem pelaporan, dan mengawasandikan (decoding) serta mentransmisikan hasilnya.
Pandangan tentang akuntansi ini memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual
maupun secara empiris. Pertama, pandangan ini mengasumsikan bahwa sistem akuntansi
merupakan satu-satunya sistem pengukuran formal dalam organisasi. Kedua, pandangan ini
memunculkan kemungkinan disain sistem akuntansi yang optimal, yang memiliki kemampuan
untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat (bagi pengguna). Perilaku pengirim (sender)
merupakan hal yang penting baik dalam reaksi terhadap informasi yang disajikan maupun dalam
pemanfaatan informasi yang dibuat. Kedua perilaku ini merupakan subjek penelitian empiris
dalam bidang akuntansi keperilakuan. Keunggulan pandangan akuntansi sebagai suatu sistem
informasi dinyatakan sebagai berikut:

Sistem-sistem akutansi alternatif tidak membutuhkan pertimbangan yang lebih lama lagi dalam
menilai kemampuannya untuk menghasilkan true income atau dalam hal kewajaran dari
penyajian dalam histories. Sepanjang setiap pengguna yang berbeda dapat menemukan informasi
yang diinginkan, saat itu pula dapat ditentukan bahwa sistem tersebut bermanfaat.

Diposkan oleh Caray

Label: Artikel, Ekonomi

BAB 1 - PENGENALAN TERHADAP TEORI AKUNTANSI

CHAPTER 1 realitas social


Pengenalan Terhadap Teori Akuntansi
Sewaktu akuntansi belum disebut ilmu "suram", sering dipandang sebagai suatu disiplin
kering,dingin, dan sangat analitis dengan jawaban yang sangat tepat baik benar atau salah. Tidak
ada yang bisa lebih jauh dari kebenaran. Untuk mengambil sebuah contoh sederhana, asumsikan

bahwa dua perusahaan yang dinyatakan serupa menilai persediaan dan harga pokok
penjualanmenggunakan metode akuntansi yang berbeda. Perusahaan A memilih LIFO dan
perusahaan Bmemiilih FIFO, memberikan sama sekali berbeda namun sama-sama jawaban yang
benar Namun, bisa dikatakan bahwa pilihan antara metode persediaan adalah semata-mata
merupakan "accounting construct": jenis "permainan". Akuntan bermain yang menarik bagi
mereka, tetapi tidak ada hubungannya dengan dunia nyata". Sekali lagi ini akan benar-benar
salah. LIFO versus FIFO argumen memiliki konsekuensi pajak penghasilan penting yang
dihasilkan dalam LIFO - dalam menulis lebih cepat - off saat ini versus biaya persediaan
pendapatan (dengan asumsi harga persediaan yang meningkat) yang umumnya berarti pajak
penghasilan lebih rendah.

Dengan demikian, akuntansi merupakan membangun memiliki realitas "penting sosial":


berapabanyak pajak penghasilan dibayar.Pembayaran pajak penghasilan bukan satu-satunya
realitas sosial yang mempengaruhi angkaakuntansi. Berikut adalah beberapa contoh lainnya :
1. Jumlah pendapatan dapat menjadi instrumen dalam mengevaluasi kinerja manajemen,yang dapat
mempengaruhi gaji dan bonus dan bahkan apakah anggota manajemenindividu akan
mempertahankan pekerjaan mereka.
2. Jumlah pendapatan dan berbagai rasio neraca dapat mempengaruhi pembayaran dividendan
harga keamanan.
3. Jumlah pendapatan dan rasio neraca dapat mempengaruhi status kredit perusahaan dan,oleh
karena itu, biaya modal

Karena kasus yang accounting numbers memiliki konsekuensi sosial yang penting, mengapa
ini adalah kasus yang kita selalu tidak dapat mengukur "realitas ekonomi" dengan akurat ? Ada
persepsi yang berbeda tentang realitas ekonomi. Sebagai contoh, kita dapat mengatakan-padasatu
sisi-bahwa nilai aset mungkin sama dengan jumlah yang dibayar untuk itu di pasar tempataset
biasanya akan diperoleh atau - di sisi lain - beberapa mungkin melihat nilai aset yang diwakili
oleh jumlah perusahaan dapat diperoleh dengan menjual aset. Kedua nilai tersebut tidak sama.
Nilai pertama disebut biaya pengganti atau nilai entri dan yang kedua disebut exit value.
Kedua nilai tersebut dibahas dalam lampiran bab ini dan, lebih terinci dalam bab 13. Nilai
keluar biasanya lebih rendah dari nilai entri karena owning enterprise biasanya tidak memiliki
akses yang sama untuk pembeli dan perusahaan-perusahaan yang menjual aset secara teratur
melalui
saluran biasa. Maka, itu adalah pilihan penilaian antara nilai keluar dan nilai entri.
Bagaimanapun, bahwa kita mengambil posisi yang kedua penilaian telah jasanya tapi
merekatidak mudah diukur karena kutipan pasar mungkin tidak tersedia sehingga pengguna tidak
dapat memahami bahwa penilaian ini berarti.
Maka, pilihan ketiga mungkin timbul: biaya historis. Sementara entry value dan nilai
keluar merupakan suatu bentuk realitas ekonomi, ketidakhandalan dari pengukuran dapat
menyebabkanbeberapa orang untuk memilih biaya historis atas dasar bahwa pengguna
memahami lebih baik dari dua pendekatan lain dan pengukuran jumlah biaya historis mungkin
lebih handal.

Pertanyaan kita baru saja memeriksa, pilihan antara nilai-nilai akuntansi termasuk biaya
historis,termasuk dalam bidang teori akuntansi. Namun demikian, masalah lain yang muncul
dalamcontoh ini, baik implisit dan eksplisit.
1. Untuk tujuan apa pengguna membutuhkan nomor (misalnya, mengevaluasi kinerja manajemen,
mengevaluasi berbagai aspek berdiri kredit perusahaan atau bahkan menggunakan angka-angka
akuntansi sebagai masukan untuk memprediksi seberapa baik yang akan dilakukan perusahaan di
masa depan.).
2. Bagaimana mungkin hal itu akan menghasilkan ukuran yang diinginkan.

Pilihan di antara berbagai jenis nilai-nilai serta isu-isu terkait jatuh dalam domain teori
akuntansi.Istilah "teori akuntansi" sebenarnya cukup misterius. Ada banyak definisi seluruh
literatur akuntansi istilah ini agak sulit dipahami. Teori Akuntansi didefinisikan di sini sebagai
dasar asumsi definisi prinsip dan konsep - dan bagaimana kita mendapatkan mereka - - aturan
akuntansi yang digarisbawahi itu dibuat oleh badan legislatif - Dan pelaporan informasi
akuntansi dan keuangan.telah ada dan akan terus menjadi bahan diskusi yang luas
danargumentasi tentang apa asumsi-asumsi dasar, definisi, prinsip, dan konsep harus:
demikian,teori akuntansi tidak pernah menemukan konsep final dan selesai konsep.

Dialog selalu berlanjut, terutama sebagai isu-isu baru dan masalah muncul. Sebagai istilah yang
digunakan di sini, itu berlaku untuk akuntansi keuangan dan tidak untuk akuntansi manajerial
atau pemerintah. akuntansi Keuangan mengacu pada informasi akuntansi yang digunakan oleh
investor, kreditur, dan pihak luar lainnya untuk menganalisis kinerja manajemen dan
pengambilan keputusan tujuan.

Kita menafsirkan definisi teori akuntansi dengan lebar. Penyusunan kerangka konseptual
yangseharusnya memberikan bimbingan dasar untuk pembuatan peraturan tercakup dalam teori
akuntansi. Menganalisis aturan akuntansi untuk melihat bagaimana mereka sesuai dengan
kerangka kerja konseptual atau prinsip-prinsip lainnya juga berada dalam lingkup teori
akuntansi. Sedangkan praktik aktual akuntansi umumnya kurang teoritis pertanyaan seperti
mengapa perusahaan memilih metode tertentu di mana ada pilihan (LIFO versus FIFO misalnya)
merupakan bunga teoretis karena kami ingin tahu alasan yang mendasari pilihan. Dalam arti
yang pragmatis, dapat dikatakan bahwa teori akuntansi yang berkaitan dengan akuntansi
keuangan meningkatkan penyajian laporan. walaupun mungkin ada konflik antara manajer dan
investor, antara kelompok-kelompok lain, relatif terhadap isu apa memperbaiki laporan
keuangan, karena kepentingan mereka tidak persis sama.

Kita juga dapat memeriksa jenis topik, isu, dan pendekatan dibahas sebagai bagian dari teori
akuntansidi samping kerangka kerja konseptual dan undang-undang akuntansi, teori akuntansi
meliputi konsep (misalnya, realisasi dan obyektivitas), penilaian model (dibahas pada Lampiran
1-A), dan hipotesis dan teori. hipotesis dan teori-teori didasarkan pada metode yang lebih
formaldari investigasi dan analisis subjek yang digunakan dalam disiplin ilmu seperti ekonomi
dan ilmusosial lainnya menggunakan metode penelitian dari filosofi, matematika, dan
statistic.pendekatan yang lebih baru dan lebih formal untuk pengembangan teori akuntansi
adalah sebuahinovasi yang relatif baru dalam bidang kita dan meresap banyak penelitian
akuntansi terjadi hariini. dalam pendekatan yang lebih baru, peneliti mencoba untuk
menganalisis data akuntansi untuk menjelaskan atau memprediksi fenomena yang berkaitan
dengan akuntansi, seperti bagaimana pengguna menggunakan informasi akuntansi atau
bagaimana pembuat memilih diantara data akuntansi yang dibahas dalam bab 2. Dari hasil proses
riset yang dipublikasikan dalam buku-buku dan jurnal akademik dan profesional yang ditujukan
untuk memajukan pengetahuan tentang akuntansi keuangan serta cabang lain dari akuntansi,
seperti biaya dan manajemen akuntansi, audit, pajak, dan sistem. Berbagai aspek teori akuntansi
dibahas di seluruh buku ini. Bab ini, sebagai judul menunjukkan, menyediakan pengenalan pada
teori akuntansi. Kita mulai dengan sekilas meneliti hubungan antara teori akuntansi dan struktur
kelembagaanakuntansi. salah satu tujuan buku ini adalah untuk menilai pengaruh teori akuntansi
pada prosespembuatan aturan. Oleh karena itu, pendekatan yang dianut di sini adalah berkaitan
dengan hubungan (dan sering kurang daripadanya) antara teori akuntansi dan berbagai instansi
promuigating dibebankan dengan aturan yang ditujukan untuk meningkatkan praktik
akuntansi.terkait erat dengan teori akuntansi adalah proses pengukuran. Pengukuran adalah tugas
nomor dengan sifat atau karakteristik objek. Pengukuran dan bagaimana hal itu berlaku untuk
akuntansi diperkenalkan dalam bab ini dan muncul di seluruh teks. lampiran bab singkat
menggambarkanpendekatan penilaian utama dengan akuntansi. Metode-metode penilaian yang
berkaitan dengan pengukuran fenomena ekonomi. Mereka dibahas secara lebih mendalam dalam
bab 13, namunmereka juga disebut dalam bab-bab campur tangan pada teori akuntansi.

Teori Akuntansi dan Pembuatan Kebijakan


Hubungan antara teori akuntansi dan proses penetapan standar harus dipahami dalam konteks
yang lebih luas, seperti terlihat pada pameran 1-1. kami mengingatkan bahwa pameran 1-1
sangat sederhana. Kondisi ekonomi berdampak pada kedua faktor politik dan teori
akuntansi.faktor-faktor politik, pada gilirannya, juga berpengaruh pada teori akuntansimisalnya,
setelah PSAK No 96 tentang alokasi pajak penghasilan muncul pada tahun 1987, beberapa
artikel jurnal serta pembuat laporan keuangan perusahaan sangat dikritik itu. Akhirnya, faktor
politik (lihat diskusi berikut) seperti kemahalan dan kesulitan untuk menerapkan PSAK 96
menyebabkan penggantian dengan PSAK no 109. Meskipun sederhana, Bukti 1-1 adalah titik
awal yang baik untuk membawa keluar bagaimana ide-ide dan kondisi akhirnya menyatu ke
dalam kebijakan-membuat keputusan yang membentuk laporan keuangan badan-badan seperti
FASB dan SEC, yang telah dibebankan dengan membuat aturan akuntansi keuangan, melakukan
fungsi kebijakan. Fungsi kebijakan juga disebut pengaturan standar atauaturan pembuatanDan
secara khusus mengacu pada proses tiba pada pernyataan yang dikeluarkan oleh FASB atau SEC.
Masukan untuk fungsi pembuatan kebijakan berasal dari tiga utama (meski tidak harus sama)
sumber. Tingkat inflasi yang pada 1970-an, yang diragukan lagi catalvse yang memimpin FASB
untuk memaksa pengungkapan informasi mengenai perubahan harga, adalah contoh klasik dari
kondisi ekonomi yang dilanggar pada pembuatan kebijakan.

Istilah political factors mengacu pada akibat sejak pembuatan kebijakan dari mereka
yangmenjadi subjek dari hasil peraturan atau regulasi. Termasuk dalam kategori ini auditor, yang
bertanggung jawab untuk menilai peraturan-peraturan mana yang harus di ikuti, pembuat laporan
keuangan, di wakili oleh organisasi, misalnya Eksekutif Keuangan Internasional; Investor,
diwakili oleh organisasi misalnya Analisis Keuangan Sewaan; dan masyarakat itu sendiri, yang
mungkin di wakili oleh kelompok pemerintahan misalnya kongres atau departemen atau
perwakilan cabang eksekutif dari pemerintah. Sebagai tambahan, manajemen dari
perusahaanpusat dan asosiasi industry perdagangan merupakan komponen politik yang penting
dari proses pembuatan kebijakan. Ketika sudah penting untuk memberikan suara kepada mereka
yangdipengaruhi oleh pembuatan peraturan akuntansi, harus di ingat bahwa political factors
mungkinmenghancurkan proses peraturan yang standar. Satu contoh dari hal ini yaitu special
purposeentity (SPE). SPE, seperti namanya, merupakan persiapan dimana perusahaan dan
ekuitas dari luar investor bergabung dalam entitas sendiri yang akan melebarkan usahanya yang
kuat. SPE membolehkan perusahaan untuk memarkirkan kewajiban pada neraca SPE jika
ekuitas di luar investor sendiri sekecil 3% dari SPE. Meninggalkan kewajiban dari neraca itu
sendiri meningkatkan rasio ekuitas hutang perusahaan dan secara umum memberikan neraca
perusahaan itulah yang kita sebut face-lift. FASB diusahakan, tapi tidak bisa menyelesaikan
masalah kewajiban SPE ke campur tangan politik oleh kantor akuntansi public Big Five. Lebih
lanjutakan disebutkan dalam SPE bagian 17.

Teori akuntansi di kembangkan dan disaring dari proses penelitian akuntansi. Guru
besar akuntansi biasanya mengerjakan penelitian, tetapi banyak individu dari organisasi
pembuatan kebijakan, kantor akuntan public dan privat industry juga memainkan peranan
penting dalam proses penelitian.

Standar dan pengumuman lain dari pembuatan kebijakan organisasi di interpretasi dand itaruh ke
dalam level latihan organisasi. Dari sini, keluaran dari level kebijakan diimplementasipada level
latihan akuntansi.
Jelas, kita sudah masuk ke era dimana kegagalan dari perusahaan public yang besar misalnya :
Enron, worldcom akan mempunyai pengaruh signifikan sejak standar akuntansi keuangan,
peraturan audit dan struktur institusi organisasi seperti FASB dan SEC. Banyak dari berita ini
akan di diskusikan di bagian 3, 11 dan 17, diantara lainnya.

Pengguna dari banyak kelompok dan termasuk pemegang saham potensial sebenarnya dan
kreditur sebaik masyarakat banyak. Ini penting untuk mengingat bahwa pengguna tidak hanya
mengerjakan laporan keuangan dan laporan dalam pembuatan keputusan tetapi juga dipengaruhi
oleh fungsi pembuatan kebijakan dan implementasi saat level latihan akuntansi.
Semua segi dari teori akuntansi dan lingkungan kebijakan penting dan diterangkan dibuku ini.
Keyakinan kami fokus pada bagian dari lintasan antara teori akuntansi dan fungsi kebijakan
akuntansi.

Peranan Pengukuran dalam Akuntansi


Pengukuran adalah aspek penting dari teori akuntansi. Larson melihat pengukuran terpisah dari
kewajiban teori ke teknis dan prosedur dari proses pengukuran itu sendiri. Walaupun proses
pengukuran sangat lengkap di teori akuntansi hal itu tidak mudah dipisahkan darinya.

Pengukuran disebutkan sebagai kewajiban dari banyak atribut dari objek yang akan diukur, yang
akuntan tepat kerjakan. Objek itu sendiri mempunyai banyak atribut. Misalnya ,seandainya
perusahaan manufaktur mempunyai mesin bubut. Mesin tersebut mempunyai atributmisalnya
panjang, lebar, tinggi, dan berat. Jika kita menghapus atribut fisik (karena pengukuranakuntansi
dibuat dalam bentuk moneter), masih ada beberapa lainnya dimana nilai bisaditugaskan. Hal ini
akan termasuk biaya historical, biaya replacement dari mesin bubut dalam kondisi sekarang,
harga jual (nilai keluar) dari mesin tersebut dalam kondisi sekarang dan nilaisekarang dari arus
kas masa depan yang mesin bubut akan membantu secara umum. Atribut merupakan
karakteristik tertentu dari objek yang kita ukur. Ini seharusnya jelas bahwa kita tidak mengukur
objek itu sendiri tetapi terkadang sesuatu yang mungkin di masa berlimpah dollar atau berapa
yang terhubung ke atribut tertentu dari objek.

Pengukuran Langsung dan Tidak Langsung


Jika ditugaskan sejumlah pada objek pengukuran sebenarnya dari atribut yang diinginkan. Ini
dapat disebut pengukuran langsung. Walaupun, ini tidak perlu arti yang akurat. Pengukuran
tidak langsung dari atribut yang diinginkan adalah satu yang harus di buat dari arti tidak
langsung. Contoh, seandainya kita ingin mengukur biaya replacement dari atribut terakhir untuk
eceran. Jika atribut biasanya ditukar, kita bisa menentukan biaya replacement dari atribut dengan
mengkalikan harga jual sekarang / unit untuk masing-masing tipe atribut dengan banyaknya
yangsekarang dan ditambah jumlah ini untuk semua tipe atribut. Ini pasti pengukuran langsung.
Seandainya pendirian eceran kita mempunyai jas rubah perak dalam atributnya,tipe jas yang
biasanya tidak lama ditukar karena perubahan social (aktivis hak binatang, misalnya).
Seandainya biaya asli jas perusahaan $1000 ketika diperoleh; kita estimasi akan dijual sekarang
hanya $600.
Jika dinaikkan normal untuk jas halus 20% dari harga, kita akan mengestimasi biayareplacement
menjadi $500 ($600 : 1,2 = $500). Ini bisa menjadi pengukuran tidak langsung.Pengukuran
langsung biasanya lebih disukai dibanding pengukuran tidak langsung.
Penaksiran dan Prediksi Pengukuran
Cara lain dari mengkategorikan pengukuran dengan mengklasifikasikan mereka sebagai
penaksiran atau prediksi pengukuran. Penaksiran pengukuran diperhatikan dengan atributtertentu
dari objek. Mereka bisa saja langsung atau tidak langsung. Prediksi pengukuran,di pihak lain,
diperhatikan dengan faktor yang mungkin mengindikasi kondisi di masa depan. Saat ini,terdapat
fungsi hubungan antara alat prediksi (prediksi pengukuran) dan kondisi masa depan.Contoh,
pendapatan dari periode sekarang mungkin digunakan sebagai alat prediksi dari devidenuntuk
periode berjalan. Di ambil dari hal yang sama, pendapatan merupakan awal penaksiran
pengukuran karena itu mengindikasi bagaimana baiknya pekerjaan perusahaan selama periode.
Contoh lain dari penaksiran pengukuran melibatkan efek pasar yang dibawa pada nilai
pasar.Menaksir pengukuran berapa uang yang di umumkan bila efek di jual.

Proses Pengukuran
Beberapa elemen dibawa bersama dalam proses pengukuran. Walaupun ketika penaksiran
pengukuran langsung digunakan, hal itu tidak berarti hanya satu pengukuran yang pasti
benar.Pengukuran sederhana dari tipe ini, misalnya menghitung uang tunai, tergantung dari
beberapa faktor :
1. Objek itu sendiri.
2. Atribut yang di ukur.
3. Alat pengukur.
4. Proses menghitung / menamai.
5. Instrumen tersedia untuk tugas pengukuran.
6. Kendala yang mempengaruhi pengukur.

Objek mereka sendiri dan atribut mereka berbeda jauh dalam jenis dan kompleksitas.
Berapabanyak uang tunai yang dimiliki perusahaan ritel kecil ? Berapa ukuran panen anggur di
Napa Valley selama tahun berjalan? Berapa sentimeter kubik lapisan tanah atas di Iowa yang
hilang ditahun 2002? Pengukur sendiri pun memiliki kualifikasi yang berbeda. Seorang akuntan
junior yang ambisius dan seorang pegawai yang tidak mahir di aritmatika dan tidak begitu
pedulidengan pekerjaannya dapat membawa ciri talenta yang berbeda dalam sebuah
pekerjaanmengukur. Cara kerja menghitung dan mencacah berbeda dari aritmatik sederhana
dalampenghitungan uang tunai untuk pengambilan contoh statistic di dalam penilaian
persediaan.Instrumen yang digunakan oleh pengukur yang dapat mencakup segala sesuatu mulai
darikomputer besar ke kalkulator tangan ke pensil dan kertas, dan kendala yang paling nyata
adalahwaktu. Dengan jelas, walau penaksiran dalam pengukuran tidak sesederhana seperti
masalah yang pertama kita pikir.

Tipe-tipe Pengukuran
Hubungan antara system pengukuran itu sendiri dan atribut atribut objek yang
diukur menentukan tipe pengukuran. Tipe pengukuran yang paling sederhana adalah skala
nominal. Skala nominal tak lain hanya sebuah system klasifikasi dasar, sebuah system nama.
Anggaplah semua murid di universitas berasal dari Massachusetts, Connecticut, atau Rhode
Island. Dicontoh ini, system penomoran bertugas hanya untuk mengklasifikasikan berdasarkan
Negara.Tujuan yang sama dapat dicapai dengan penugasan dari nomer yang berbeda untuk
setiaporganisasi Negara selama penugasan angka untuk siswa dilakukan terus menerus sesuai
denganskala nominal yang baru. Bagan laporan-laporan menyediakan contoh yang baik dari
klasifikasi nominal di dalam akuntansi.

Selanjutnya di dalam urutan ketelitian pengukuran adalah skala ordinal. Angka angka yang
ditugaskan di dalam penggolongan ordinal menunjukan susunan pilihan yg lebih
disukai.Bagaimanapun, tingkat pilihan diantara pangkat pangkat tidak harus sama. Anggap tiga
kandidat menjalankan kantor. Penggolongan pemilih mungkin yang pertama Abel, yang kedua
Baker, dan yang ketiga Charles. Bagaimanapun, pemilih bisa melihat kemungkinan nyata yang
sama antara Abel dan Baker, yang mana salah satunya lebih baik daripada Charles. Di dalam
akuntansi, aktiva lancar dan kewajiban lancar dicatat dalam urutan likuiditas di dalam neraca,
yang mana adalah penggolongan ordinal.

Di dalam skala interval, tidak seperti penggolongan ordinal, perubahan di dalam atribut
terukur diantara angka angka yg sudah ditetapkan harus sama. Skala temperature Fahrenheit
sebagai contohnya. Peningkatan kehangatan dari 9 derajat ke 10 derajat adalah sama seperti 19
derajat ke 20 derajat atau peningkatan lainnya dalam temperature 1 derajat.

Seperti skala interval, skala rasio menetapkan nilai yang sama untuk interval diantara
nomer nomer yg sudah ditetapkan, tapi skala ini juga memiliki sebuah ciri tambahan. Di dalam
skala rasio, angka nol harus mempunyai sifat yang unik. Ini tidak seperti, sebagai contoh, di
skala Fahrenheit. Titik nol dalam thermometer Fahrenheit tidak mengartikan adanya suhu. Oleh
karena itu, kita tidak dapat berkata bahwa 8 derajat dua kali lebih hangat dari 4 derajat; selain itu,
8 derajat dibagi dengan 4 derajat tidak sama dengan 16 derajat dibagi 8 derajat. Menggunakan
tipepengukuran skala rasio di dalam akuntansi setidaknya tepat karena angka nol berarti
ketiadaandalam jumlah dollar. Jadi, di dalam akuntansi, keduanya baik $100,000 dari aktiva
lancar dibagidengan $50,000 dari kewajiban lancar dan $200,000 dari aktiva lancar dibagi
dengan $100,000 dari kewajiban lancar menunjukan dua kali lebih banyak dari aktiva lancar dan
dari kewajiban lancar. Ini dapat terjadi hanya karena keunikan angka nol di dalam akuntansi.

Kualitas Pengukuran
Dalam upaya untuk menganalisis nilai pengukuran, beberapa kualitas mungkin dianggap.
Sejak pengukur dan keahliannya, alat alat dan tehnik mengukur sangat penting, kita
harusmempertimbangkan persetujuan diantara pengukur, dalam arti statistic, sebagai salah
satucriteria. Secara intuitif, ini akan menjadi sangat menarik untuk pengguna jika mereka tahu
bahwa angkaangka akan menjadi sama apapun yang akuntan siapkan ke mereka. Inilah cara Ijiri
dan Jaedicke memperlihatkan objektivitas. Mereka menetapkan ini sebagai pangkat dari
konsensus di antarapengukur pengukur di dalam situasi dimana suatu kelompok pengukur
tertentu mempunyai instrument yang sama dan kendala kendala mengukur atribut yang sama di
dalam objek tertentu. Objektivitas kemudian ditetapkan menjadi :

Dimana :
N = nomer pengukur di dalam group
Xi = pengukuran dari pengukur ith
x = rata rata dari semua xi untuk semua pengukur yang terlibat
Di dalam persamaan (1.1). Ijiri dan Jaedicke sudah menggunakan pengukuran statistic
varianssebagai sebuah rata rata dari pengukuran tingkat kesepakatan antara para pengukur.
Semakindekat setiap xi terhadap x, semakin objektif pengukurannya dan dan semakin kecilnya V
nantinya. Perbandingan antara bersaing mengukur dalam hal objektivitas dapat dibuat dengan
membandingkan Vs dalam eksperimen terkontrol. Dalam kasus prediksi mengukur sebuah
criteria yang jelas adalah seberapa baik tugas prediksi dicapai. Anggaplah pengguna dari data
akuntansi untuk perusahaan tertentu menganggap dividen sama dengan 50% dari pemasukan
periode terdahulu. Ini dapat dinyatakan :
Dj2 = f(0.50Ij1)

Dimana :
Dj2 = dividen perusahaan j untuk periode 2I
j1 = pemasukan perusahaan j untuk periode 1

Sering sekali predictor, istilah tangan kanan di persamaa (1.2) tidak bisa diketahui karena para
pengguna berbeda-beda dan membuat prediksi di dalam cara yang berbeda. Di dalam kasus ini,
seberapa baik prediksi dicapai tidak dapat dihitung. Dimana ini dapat, ukuran kemampuan
prediktif yang disebut bias (prasangka) oleh Ijiri dan Jaedicke dapat ditentukanoleh persamaan
berikut :
B = (x x*)2

Dimana :
x* = nilai prediksi yang seharusnya, memberikan nilai yang sebenarnya dari apa yang
diprediksidan model prediksi - seperti (1.2) - dari pengguna.

Sementara objektivitas (kepastian) dan bias (kegunaan) telah secara resmi menunjukan
disini,lembaga pengaturan standar seperti FASB harus mengatasi masalah ini dan perdagangan
(trade-offs) yang terkait antara mereka. Seperti contoh, dalam SFAS No. 87, para dewan beralih
darimendasarkan beban dari gaji pensiun pada saat ini untuk gaji masa depan. Bagian dari
alasanyang mendasari perubahan adalah prediksi dari arus kas yang akan ditingkatkan
(kegunaan) dengan menggunakan gaji di masa depan walaupun metode yang mendasarkan pada
biaya gajisaat ini sebelumnya akan lebih objektif. Perdagangan (trade-offs) tipe ini muncul cukup
seringuntuk penentu standar.

Dua kualitas lain yang berkaitan dengan penilaian dan prediksi adalah ketepatan waktu tindakan
dan kendala biaya. Dalam hal akuntansi keuangan, ketepatan waktu berarti data laporan
keuangan - yang mana kumpulan dari banyak pengukuran - harus yang terbaru dan siap
untuk pernyataan pendapatan triwulan dan juga untuk tujuan laporan keuangan tahunan yangd
ipublikasikan dan pengarsipan SEC jika saham perusahaan diperdagangkan secara public (10-
K dan 10-Q persyaratan dari SEC). Seringkali, kebutuhan informasi secara tepat waktu
mungkinbertentangan dengan kendala masalah biaya.

Mudah melupakan bahwa data itu mahal untuk diproduksi. Banyak biaya (umpamanya, sistem
informasi computer dan staf akuntansi) yang tetap. Lebih tepat atau akurat pengukuran dan juga
lebih tepatnya waktu, melibatkan pengeluaran untuk sumber daya tambahan. Ketepatan waktu
dan kemahalan harus dipertimbangkan dalam proses penetapan kebijakan, jika tidak di dalam
teori formulasi..

Kita akan merujuk lagi untuk masalah pengukuran seluruh teks ini; bagaimanapun, kita harus
membuat sebuah penelitian secepatnya. Banyak pengukuran dalam keuangan akuntansi
tradisional bukan penilaian maupun berbagai prediksi. Penyusutan biaya historis dan penilaian
persediaan LIFO adalah angka yang diakui tidak mewakili atribut apapun yang nyata. Apakah ini
benar benar pengukuran bukan masalah utama. Pertanyaan yang penting adalah apakah
pengukuran yang dibuat oleh metode yang sewenang-wenang memiliki kegunaan
untuk penggunanya.
Sterling mengacu pada metode seperti LIFO dan FIFO sebagai perhitungan daripada
pengukuranjika mereka tidak sesuai - yaitu, usaha untuk menirukan atau sedekat mungkin ke
pengukurandari fenomena nyata atau atribut. Sebagai contoh, pengukuran harga pokok penjualan
danpersediaan LIFO dan FIFO hanya perhitungan arus biaya, yang mana dituju ke pembagian
ataupengalokasian biaya historik antara asset dan kategori beban. Mereka tidak peduli
denganpengukuran seperti fenomena ekonomi yang riil sebagai biaya penggantian dari
persediaan akhir dan persediaan yang telah dijual. perbedaan antara pengukuran dan perhitungan
yang penting dan harus selalu diingat sepanjang buku ini.

Ilmu ekonomi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Transaksi di bursa saham New York

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan
kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia
yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan
tersebut kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).

Teori akuntansi : penalaran logis yang (1)memberikan kerangka acuan umum untuk menilai praktek
akuntansi, (2)memberi arah pengembangan prosedur dan praktek baru, (3)menjelaskan praktek-praktek
yang ada, (4)memberi seperangkat prinsip logis yang saling berkaitan menuju suatu kesimpulan
(inferensial). Pengujian teori adalah uji kemampuannya untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengukur
risiko. Teori akuntansi ada 3 tingkat :

1. yang menerapkan praktek dan prosedur

akuntansi = teori sintaksis (struktur)

2. yang konsentrasi pada istilah-istilah

= teori interpretasional (semantis)

3. yang menekankan pengaruh akuntansi terhadap

perilaku dan keputusan = teori perilaku (pragmatis).

Praktek akuntansi tradisional menekankan sistem biaya historis (har-ga perolehan). Interpretasi akuntansi
harus berhubungan dengan konsep ekonomi atau konsep fisik dunia nyata. Contoh : interpretasi terbaik
penilaian aktiva adalah konsep manfaatnya di masa yang akan datang. Pendekatan perilaku akuntansi
masih mencari jawaban siapa pemakai laporan? Model keputusan normatif belum berhasil sebab
ketidakmampuan menguji model-model itu. Penalaran deduktif diawali dengan tujuan dan postulat.
Beberapa kompromi dibuat untuk melayani tujuan yang berbeda-beda. Kelemahan deduktif : jika postulat
atau premis salah, kesimpulannya pasti salah. Pendekatan induktif : pengamatan data, jika ada hubungan
yang berulang-ulang, prinsip dapat dirumuskan. Keunggulan induktif : tidak dibatasi model/struktur.
Kelemahan induktif : pengamat dipengaruhi ide di bawah sadar tentang hubungan relevan dengan data.
Kesulitan induktif : data mentah tiap perusahaan berbeda, sulit digene-ralisasi. Teori deskriptif :
mengurai/menjelaskan informasi. Teori normatif : berusaha menjelaskan apa yang harus dikomunikasikan
dan caranya. Teori induktif umumnya deskriptif.

Investor membeli surat berharga bila yakin nilai intrinsiknya lebih besar daripada harga pasarnya. Dua
pendekatan nilai intrinsik : (1)deviden (2)laba. Ada pendapat kedua pendekatan identik. Teori portofolio :
investor yang rasional lebih suka menyimpan surat berharga yang memaksimasi rate of return (tingkat
laba) atau meminimasi tingkat risiko bersifat normatif yakni menjelaskan bagaimana investor harus
bertindak. Risiko Sistemik : dikaitkan dengan pergerakan harga pasar umum. Risiko Non-sistemik : yang
dapat dihilangkan dengan diversifikasi.

Model-model lebih konsisten dengan pendekatan kejadian daripada pendekatan nilai. Suatu peristiwa
adalah kejadian, gejala, atau transaksi yang dianggap dapat diamati dan mempunyai intrepretasi semantik
lebih baik ketimbang pengukuran nilai aktiva dan kewajiban. Pendekatan etis teori akuntansi menekankan
konsep keadilan, kebenaran, dan kewajaran.

D.R.Scott : etis = akuntansi harus (1)adil (sama rata) bagi semua pihak yang berkepentingan, 2)laporan
yang benar dan akurat, 3)data wajar, tidak menyesatkan dan tidak memihak.

Fakta akuntansi : data yang obyektif dan dapat diverifikasi = biaya historis (historical cost).
Mc Neal : kebenaran laporan menyajikan nilai aktiva saat sekarang dan laba-rugi yang timbul dari
perubahan nilai, kenaikan nilai harus dinyatakan sudah atau belum direalisasi. Kebenaran umum,
misalnya pengakuan keuntungan pada saat penjualan aktiva, sedang pelaporan kenaikan nilai aktiva
sebelum penjualan sebagai laba operasi umumnya dianggap tidak benar. Akuntansi sosial adalah untuk
memberikan informasi pengaruh kegiatan perusahaan terhadap masyarakat dapat dievaluasi. Pendekatan
makroekonomi serupa dengan pendekatan akuntansi sosial. Misalnya, pergeseran FIFO ke LIFO tahun
1974 mengakibatkan turunnya jumlah GNP.

Verifikasi teori akuntansi : 1)hubungan antara pernyataan dan gejala, 2)kesalinghubungan beberapa
pernyataan sebagai konsistensi logis, 3)pertimbangan nilai (value judgment) harus tergantung pada
verifikasi empiris yang independen.

Hukum Gresham : A)pendekatan laissez-faire adalah yang terlemah, yakni memungkinkan akuntan atau
klien mengerjakan apa yang dikehendaki. B)metode vooting = vooting para pemakai untuk meng-hasilkan
laporan yang disukai. C)penetapan prosedur oleh badan resmi FASB (Financial Accounting Standard
Board).

Sejatah teori akuntansi :

1. 1894 AICPA : urutan penyajian neraca dimulai dari realisasi yang paling cepat
ke yang paling lambat tentang info kepada kreditor

2. 1917 Federal Reserve Board : standarisasi penyajian laporan keuangan, a.l :


a)persediaan dinyatakan dengan harga pokok atau harga pasar mana yang
terendah, b)penyajian aktiva tetap penekanan pada perubahan selama
periode, c)penyusutan masuk pengurang laba, d)penyesuaian periode
sebelumnya sebagai penambah/pengurang laba ditahan.

3. setelah tahun 1929 tidak ada teori baru hanya praktek baru

4. tahun 1930 : deviden saham anak perusahaan tidak boleh dimasukkan ke


laba perusahaan induk, kecuali laba ditahan anak perusahaan.

5. akuntansi inflasi (1979), dll.

Prinsip-prinsip akuntansi oleh AICPA :

tidak perlu pembatasan memilih metode akuntansi

laba yang belum direalisasi tidak boleh dikredit ke perkiraan laba kecuali
keadaan khusus

laba ditahan perusahaan anak yang sudah ada sebelum perusahaan itu dibeli
bukan bagian laba ditahan konsolidasi dari perusahaan induk

deviden saham yang dibeli kembali tidak boleh dikredit ke laba.


Sebelum tahun 1960 perhatian AICPA dicurahkan pada pemecahan masalah dan topik akuntansi daripada
mengembangkan prinsip akuntansi umum, atau memadamkan api daripada membuat alat pencegah api,
contoh :

konsep realisasi pendapatan pada saat penjualan diberikan pengecualian


untuk masalah logam mulia, cost plus fixed fee contract, dan kontrak
pembangunan jangka panjang, juga kasus dimana ketidakpastian tinggi
seperti operasi luar negeri.

pengakuan beban bila manfaat diterima, dll.

Alvin R Jennings, Oktober 1957 mengusulkan pembentukan Dewan (Board) untuk : a)menyusun
pernyataan tertulis tentang prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum, mempersempit jurang
perbedaan dalam praktek-praktek, dan membahas masalah kontroversial. b)tahun 1965, semua
penyimpangan dari APB Opinion dan Accounting Research Bulletin yang berlaku harus diungkap dalam
catatan kaki. c)selama 14 tahun umur APB, telah terbit 31 opini dan 4 pernyataan. d)APB gagal
menetapkan keseragaman menyebabkan keluarnya rekomendasi untuk mengijinkan beberapa alternatif.
e)APB bubar diganti FASB (Financial Accounting Standard Board) tahun 1960an.

FASB membuat perubahan : 1)penekanan pada tujuan sosial yang luas dari akuntansi, 2)pengakuan
pendekatan manfaat keputusan dan memahami pentingnya arus kas dalam proses keputusan, 3)perubahan
konsep penandingan (mact-hing concept) untuk mencari laba menjadi penekanan pada pengukuran laba
lewat perubahan neraca, 4)penekanan interpretasi semantik atas elemen laporan keuangan bukan definisi
prosedur terdahulu.

Asumsi bahwa investor dan kreditor tertarik pada arus kas, benar jika : akuntansi akrual memberi taksiran
mengenai arus kas masa depan. Tahun 1930 : prinsip-prinsip akuntansi diperoleh dari tanya-jawab
perorangan dan korespondensi, tin-jauan literatur, pertimbangan ketetapan, dan pemeriksaan laporan
berjalan. Sebelum tahun 1960 : informasi akuntansi dipecah untuk jenis pemakai tertentu. Misalnya :
Alexander : ukuran laba berbeda untuk setiap pemakai. Selama tahun 1960 : dikembangkan model
keputusan implisit dan eksplisit. Tahun 1980an : 1)usaha membentuk struk-tur teori akuntansi yang
terpadu sebagai standar, 2)penelitian empiris sifat angka, 3)implikasi teori pasar modal yang efisien,
4)konsekuensi ekonomi-politik, 5)dampak sosial/ekonomi, 6)eksplorasi aspek internasional.

NORMATIF - DEDUKTIF
Deduktif = postulat di awal. Normatif = sesuai norma. Normatif-deduktif = norma di awal. Tiga tingkatan
teori akuntansi : (1)teori-teori struktur formal proses akuntansi, (2)teori-teori semantik hubungan objek,
kejadian, istilah dan simbol, (3)teori-teori kebutuhan para pemakai. Jika ingin mengevaluasi praktek
pelaporan yang sedang berjalan, lebih baik mulai dari format, prosedur, aturan, tujuan, dan postulat. Jika
asumsi tujuan dan postulat tidak dapat diterima, atau prosedur tidak sah maka praktek dianggap tidak
sehat. Definisi postulat adalah : dalil yang benar tanpa pembuktian, atau suatu hipotesis. Postulat yang
tidak kontroversial dan tidak berfungsi sebagai dasar dalil yang lain : tidak perlu dinyatakan. Postulat
yang bersifat normatif : menjelaskan yang harus dilakukan dan bagaimana harus dinyatakan eksplisit. Jika
postulat tidak mendapat dukungan (kalah vooting) maka kesimpulannya : hanya eksperimen. Syarat
postulat diterima : (a)relevan (b)diterima sebagai asumsi, misalnya : asumsi persaingan sempurna tidak
pernah ada dalam kenyataan, tetapi berguna untuk memberi wawasan. Dua postulat lingkungan :

kesatuan akuntansi (accounting entity) pendekatan unit ekonomi; berupa


perusahaan firma, CV, atau PT; orientasi pada kepentingan pemakai laporan;
menurut teori kepemilikan, teori kesatuan, teori dana.

kesinambungan (continuity) periode waktu tak terbatas; going concern


tradisional.

Tujuan utama pelaporan keuangan adalah penghitungan dan penyajian laba bersih yang berasal dari
prinsip realisasi khusus dan prinsip penandingan dan neraca yang mempertalikan periode yang sedang
berjalan dengan periode yang akan datang.

Moonitz : fungsi akuntansi (1)mengukur sumber daya yang dimiliki perusahaan (2)cermin klaim dan
kepentingan dalam entitas itu (3)mengukur perubahan sumber daya, klaim, dan kepentingan
(4)membebankan perubahan ke periode waktu tertentu (5)menyatakan sumber daya, klaim dan
kepentingan dalam nilai uang.

Konsep relevansi berguna dalam model keputusan normatif/deskriptif. Relevansi semantik dicapai jika
penerima info mengerti apa yang dimaksudkan. Akuntansi masa depan adalah bank data, para pemakai
dapat memanggil informasi yang relevan bagi kebutuhan khusus dari terminal komputer. Data =
ukuran/uraian objek atau kejadian. Informasi = data yang memiliki pengaruh kejutan terhadap si
penerima. Prinsip Materialitas = Relevansi, yakni semua info yang disajikan untuk membantu peramalan
dan pembuatan keputusan, menjadi kendala bila info melimpah membuat info yang relevan
tenggelam.

Prinsip Konsistensi = penggunaan prosedur yang sama : a)dari periode ke periode lain, b)konsep yang
sama antar-rekening dalam satu laporan, c)sama digunakan oleh dua perusahaan/entitas. Jika prosedur
pengukuran berbeda sulit membuat tren. Contoh ketidakkonsistenan : penyajian harga perolehan dan
penyusutan, FIFO digabung dengan LIFO, dll. APB Opinion No.20 : sekali prinsip akuntansi diterapkan
tidak boleh berubah kecuali diungkapkan dalam periode ybs. Prinsip tepat waktu (timeline) = mutakhir,
tersedianya info tepat waktu bagi pemakai. Kendala pengukuran timbul karena hubungan masa kini dan
masa depan tidak pasti. Konsevatisme dianggap sebagai kendala dalam pengukuran (?) sebab sulit diubah.
Konservatisme umumnya melaporkan nilai yang terendah dari aktiva dan pendapatan atau nilai tertinggi
dari beban dan kewajiban. Pesimisme lebih penting.Laporan konservatif tidak dapat diinter-pretasikan
secara tepat meski oleh pembaca yang paling baik. Ketidakpastian : 1)alokasi masa lalu dan masa depan
berdasarkan harapan masa datang 2)pengukuran kekayaan dalam nilai mata uang dengan estimasi yang
tidak pasti. Objektivitas : 1)pengukuran impersonal/berada di luar kepala, 2)berdasarkan bukti yang dapat
diperiksa (verifiable), 3)didasarkan pada kesepakatan pakar, 4)lebar-sempitnya dispersi statistik
pengukuran. Bebas dari bias : informasi bersifat netral dan wajar. Bias ditentukan oleh deviasi relatif.
Keterandalan : menguji verifiabilitas dan bias secara terpisah dan kemudian dinilai trade-off.
Struktur tradisional akuntansi adalah tata buku berpasangan, konsep rekening/perkiraan, buku besar,
neraca percobaan, dan laporan keuangan. Accounting Research Study No.1 : tidak membatasi struktur dan
jenis laporan keuangan, tetapi laporan harus berkaitan satu sama lain.

PENGANTAR DAN METODOLOGI TEORI AKUNTANSI

Teori akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas yang memberikan
kerangka acuan umum yang dapat digunakan untuk menilai praktek akuntansi memberi arah
pengembangan prosedur dan praktek baru.

Tujuan teori akuntansi adalah untuk memberikan seperangkat prinsip logis yang
saling berkaitan, yang membentuk kerangka acuan umum bagi penilaian dan
pengembangan praktek akuntansi yang sehat.

Dalam pengembangan teori akuntansi selain pertimbangan kemampuan untuk menjelaskan atau
meramalkan, juga harus dipertimbangkan kesanggupan teori tersebut untuk mengukur risiko, atau
probabilitas prediksi untuk berfungsi sebagai pernyataan yang tepat atas kejadian di masa depan.

TINGKATAN TEORI AKUNTANSI

Teori akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tingkat utama, yaitu:

1. Teori Sintaksis

2. Teori Interpretasional

3. Teori perilaku (pragmatis)

Ad. 1 Teori Sintaksis


Teori ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan. Teori
sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan meramalkan
bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau bagaimana mereka akan
melaporkan kejadian-kejadian tertentu.

Teori-teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi antara lain teori praktek
akuntansi tradisional (oleh Ijiri dan Sterling) yang disebut model Ijiri, model ini
menerangkan praktek akuntansi tradisional yang ditekankan pada sistem biaya
historis/ harga perolehan (historical cost system). Diperlukan untuk memperoleh
pandangan yang lebih luas tentang praktek yang sedang berlangsung. Teori ini
memungkinkan untuk dievaluasi secara lebih tepat, juga memungkinkan
pengevaluasian terhadap praktek-praktek yang ada, yang tidak sesuai dengan teori
tradisional. Teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi dapat diuji untuk
melihat konsistensi logis dalam teori itu, atau untuk melihat apakah teori-teori itu
bener-bener dapat meramalkan apa yang dikerjakan akuntan. Pengujian lain
menunjukkan bahwa meskipun teori tradisional tidak lengkap, namun sudah
menunjukkan variabel-variabel yang relevan.

Ad. 2 Teori Interpretasional (semantis)

Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara gejala (obyek atau kejadian) dan
istilah atau simbol yang menunjukkannya.

Teori-teori yang berhubungan dengan interpretasi (semantik) diperlukan untuk memberikan


pengertian dalil-dalil akuntansi yang bertujuan meyakinkan bahwa penafsiran konsep oleh para
akuntan sama dengan penafsiran para pemakai laporan akuntansi.

Pada umumnya, konsep akuntansi tidak dapat diinterpretasikan dan tidak mempunyai arti selain
sebagai hasil prosedur akuntansi tertentu. Misalnya, laba akuntansi merupakan konsep buatan
yang mencerminkan kelebihan pendapatan atas beban sesudah menerapkan aturan tertentu
untuk mengukur pendapatan dan beban. Teori interpretasi memberikan interpretasi yang berguna
terhadap konsep buatan dan menilai prosedur akuntansi alternatif berdasarkan interpretasi.
Namun, konsep-konsep umum sering tidak dapat diinterpretasikan dan diberi pengertian yang
berbeda oleh para peneliti yang berbeda. Misalnya, nilai tidak memiliki interpretasi khusus.
Current value (nilai saat ini/nilai berlaku) akan mempunyai pengertian yang sama, sebelum
menginterpretasikan kita harus melihat subkonsepnya dahulu sehingga terdapat kesepakatan
yang jelas mengenai interpretasinya. Konsep nilai sekarang dari jasa yang akan datang, arus kas
yang didiskontokan (discounted cash flows), harga pasar berlaku (current market prices), dan
nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) semuanya merupakan subkonsep dari
nilai berlaku (current value) dan masing-masing dapat diberi aturan interpretasi khusus.

Contoh penerapan teori interpretif adalah sebagai berikut: pengukuran nilai persediaan pada saat
ini, langkah pertama adalah menunjukkan sub konsep untuk menerapkan aturan interpretasi
khusus. Jika harga beli berlaku yang dipilih maka current value dapat didefinisikan sebagai harga
tukar untuk suatu barang di pasar pembelian pada tanggal neraca. Jika harga pasar tidak ada
dapat dianggap harga pasar tidak layak pakai, maka alternatifnya adalah menilai prosedur
akuntansi lain yang tersedia dalam kondisi interpretasi ini.

Pembuktian teori ini dapat diperoleh dari riset yang dilakukan untuk menentukan apakah
pemakai informasi akuntansi memahami makna yang dimaksudkan oleh pembuat informasi,
apakah telah konsisten dengan teori yang ada.

Ad. 3 Teori Perilaku (pragmatik)

Teori ini menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap
perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi adalah
penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Sasarannya pada
relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan
perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai akibat penyajian informasi
akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen dan
pengaruh umpan balik terhadap tindakan para akuntan dan auditor. Jadi, teori
perilaku mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis, dan
sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporannya.

PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF

PENALARAN DEDUKTIF

Metode penalaran deduktif dalam akuntansi adalah proses yang bermula dengan tujuan dan postulat,
yang dari sini diturunkan prinsip-prinsip logis yang memberikan landasan bagi penerapan yang konkret
dan praktis. Jadi, aturan atau penerapan praktis berasal dari penalaran logis, postulat dan prinsip yang
ditarik secara logis seharusnya tidak hanya mendukung atau berusaha menjelaskan kelaziman akuntansi
atau praktek yang sekarang telah diterima. Struktur proses deduktif mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. perumusan tujuan umum dan khusus laporan keuangan

2. pernyataan mengenai postulat akuntansi yang berhubungan dengan bidang ekonomi, politik, dan
sosial dimana akuntansi harus berperan

3. seperangkat kendala untuk mengarahkan proses penalaran

4. suatu struktur, rangkaian simbol, atau kerangka acuan dimana ide-ide dapat dinyatakan dan
diikhtisarkan

5. pengembangan seperangkat definisi

6. perumusan prinsip atau pernyataan umum mengenai kebijakan yang diturunkan dari proses logik

7. penerapan prinsip-prinsip dalam situasi khusus dan penetapan metode serta aturan prosedural

8. Dalam proses deduktif, perumusan tujuan sangat penting karena tujuan yang berbeda dapat
mensyaratkan struktur yang sama sekali berbeda dan menghasilkan prinsip-prinsip yang berbeda
pula.

Teori akuntansi harus cukup fleksibel untuk memenuhi berbagai tujuan yang berbeda, tetapi cukup
ketat untuk mempertahankan keseragaman dan konsistensi dalam laporan keuangan kepada pemegang
saham dan masyarakat umum.

Kendala merupakan pembatasan pengembangan prinsip yang diturunkan dari tujuan dan postulat.
Batasan-batasan ini diperlukan karena beberapa keterbatasan lingkungan, khususnya yang disebabkan
oleh ketidakpastian mengenai masa yang akan datang dan perubahan di dalam lingkungan, misalnya
fluktuasi dalam nilai unit pengukur yaitu uang.

Simbol dan struktur kerja umum diperlukan sebagai sarana pengkomunikasian ide-ide, dalam akuntansi
dapat berupa persamaan akuntansi dan beberapa laporan keuangan turunan. Dalam struktur ini,
laporan-laporan keuangan saling berkaitan guna menjaga konsistensi internal.

Kelemahan metode deduktif adalah jika setiap postulat dan premis ternyata salah, maka
kesimpulannya juga akan salah. Metode ini juga dianggap menyimpang dari kenyataan untuk bisa
menurunkan prinsip yang realistis dan berguna, atau untuk memberikan dasar bagi aturan-aturan
praktis.

PENDEKATAN INDUKTIF

Proses induktif meliputi penarikan kesimpulan umum dari pengamatan dan pengukuran yang terinci.
Pendekatan induktif tidak dapat dipisahkan dari pendekatan deduktif, karena pendekatan deduktif
memberikan petunjuk pemilihan data yang akan ditelaah.

Dalam akuntansi, proses induktif melibatkan pengamatan data keuangan perusahaan. Jika terdapat
hubungan yang berulang-ulang, maka generalisasi dan prinsip dapat dirumuskan, sehingga ide dan
prinsip yang baru dapat ditemukan, khususnya bila pengamatan tidak dipengaruhi oleh prinsip dan
praktek yang berlaku.

Misalnya pengamatan terhadap sejumlah perusahaan dapat dibuktikan kecenderungan historis dari
penjualan masa lalu merupakan alat ramal yang lebih baik untuk kas yang akan diterima dari pelanggan
pada masa yang akan datang ketimbang catatan kas yang sesungguhnya diterima pada masa lalu karena
adanya tenggang waktu dalam proses penagihannya.

Keunggulan pendekatan induktif adalah tidak perlu dibatasi oleh model atau struktur yang ditetapkan
terlebih dahulu. Para peneliti bebas mengadakan pengamatan yang dianggap relevan, generalisasi atau
prinsip yang telah dirumuskan harus ditegaskan dengan proses logis pendekatan deduktif dan
pembuktian kesimpulan.

Kelemahan utama prosesi induktif adalah bahan pengamat mungkin dipengaruhi oleh ide-ide di bawah
sadar mengenai hubungan apa yang relevan dan data apa yang harus diamati.

Kesulitan pendekatan induktif dalam akuntansi adalah data mentah mungkin berbeda bagi setiap
perusahaan, yang mungkin hubungannya berbeda sehingga sulit menarik generalisasi dan prinsip-prinsip
dasar. Misalnya hubungan antara total pendapatan dan harga pokok penjualan mungkin konstan terus
untuk beberapa perusahaan, tetapi hal ini bukan berarti konsep laba kotor historis merupakan
pengukuran yang baik untuk meramalkan operasi suatu perusahaan pada masa datang dalam seluruh
kasus.
Teori induktif maupun deduktif bersifat deskriptif atau normatif. Teori deskriptif berusaha menguraikan
dan menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada
pemakai data akuntansi. Teori normatif menjelaskan data apa yang seharusnya dikomunikasikan dan
bagaimana data itu harus disajikan.

BEBERAPA PENDEKATAN PERILAKU ALTERNATIF

Salah satu langkah pertama dalam pengembangan teori akuntansi adalah pernyataan yang jelas
mengenai tujuan perilaku (behavioral objectives) pemakai laporan. Berberapa alternatif pendekatan
perilaku adalah sebagai berikut:

Teori-teori penilaian investasi

Tujuan utama laporan akuntansi keuangan adalah untuk menyajikan informasi kepada para
pemegang saham dan para calon pembeli saham guna membantu mereka mengambil keputusan
utnuk membeli atau menjual atau menahan saham biasa perusahaan. Teori ini mencakup:

Teori-teori nilai intrinsic, untuk menjelaskan harga surat berharga. Nilai intrinsik adalah nilai yang
dianggap investor sebagai nilai yang sesungguhnya dari surat berharga dan nilai yang akan tercermin
dalam harga pasarnya.

Hipotesis pasar yang efisien, menyatakan bahwa pasar surat berharga adalah efisien. Tiga bentuk pasar
efisien yang dikenal secara umum adalah (1) bentuk lemah harga-harga surat berharga mencerminkan
informasi yang tersirat dalam urutan harga historis; (2) bentuk semikuat harga-harga surat berharga
mencerminkan sepenuhnya seluruh informasi yang tersedia bagi publik mengenai perusahaan; (3)
bentuk kuat harga-harga surat berharga mencerminkan bahkan termasuk informasi khusus.

Teori Portofolio, menyatakan bahwa para investor yang rasional akan lebih suka menyimpan surat
berharga yang memaksimisasi rate of return (tingkat laba) yang diharapkan untuk tingkat risiko
tertentu atau meminimisasi tingkat risiko untuk tingkat laba yang diharapkan. Teori portofolio bersifat
normatif karena menjelaskan bagaimana investor seharusnya bertindak, teori ini penting karena
menunjukkan perlunya membedakan antara risiko sistematik (variabilitas yang dikaitkan dengan
pergerakan harga pasar umum) dan risiko nonsistematik (variabilitas tingkat laba suatu surat berharga
yang tidak dikorelasikan dengan tingkat laba untuk pasar secara keseluruhan).

PEMROSESAN INFORMASI MANUSIA

Tujuan telaah ini adalah:

1. Untuk meningkatkan kemampuan informasi keuangan untuk mencerminkan secara akurat obyek
atau kejadian yang sesungguhnya

2. Untuk memahami bagaimana jumlah, jenis dan format informasi keuangan mempengaruhi
penilaian atau prediksi para pemakai

3. Untuk memahami kemampuan pengambil keputusan untuk bereaksi secara tepat terhadap persepsi
lingkungan (ketepatan reaksi)

4. Untuk memahami bagaimana para individu menangani kerumitan dalam pengambilan keputusan

5. Indikator prediktif

Ada empat cara untuk mengaitkan data akuntansi dengan masukan model-model keputusan :

1. Prediksi langsung, dibuat oleh akuntan dan pihak manajemen dalam bentuk prakiraan (forecast)
yang dapat diuji akuntan independen.

2. Prediksi tak langsung, merupakan konsep yang paling umum diterapkan. Data masa lalu dianggap
memiliki kemampuan prediktif yang dapat digunakan untuk memperkirakan obyek atau kejadian
masa datang.

3. Penggunaan indikator utama akan menekankan kemampuan akuntansi untuk meramalkan titik
balik.
4. Penggabungan informasi dapat digunakan sebagai indikator prediktif, data akuntansi tertentu
tidak dapat digunakan untuk membuat prediksi, tetapi mungkin akan menjadi relevan bila digabung
dengan informasi lainnya untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang.

PENDEKATAN KEJADIAN (EVENTS APPROACH)

Tiga masalah dalam pengembangan teori akuntansi adalah:

1. Haruskah laporan keuangan ditujukan pada pemakai tertentu dan kebutuhannya atau pada
berbagai pemakai yang kebutuhannya bermacam-macam.

2. Seberapa rinci jenis informasi akuntansi tertentu harus disajikan

3. Jenis informasi apa yang harus dipilih untuk disajikan

Kelemahan pendekatan ini adalah:

Kriteria untuk memilih informasi apa yang harus disajikan tidak jelas, sehingga tidak mengarah
pada teori akuntansi yang berkembang

Perluasan data mungkin menyebabkan informasi yang berlebihan bagi pemakainya

Tidak terdapat bukti bahwa pengukuran kejadian lebih dapat diverifikasi daripada pengukuran
obyek, atau penyajian ciri-ciri kejadian membutuhkan prediksi yang lebih baik daripada penyajian
kejadian dan obyek yang dipilih.

PENDEKATAN ETIS
1. Pendekatan etis terhadap teori akuntansi menekankan konsep keadilan, kebenaran, dan
kewajaran. Konsep dasarnya adalah:

2. Prosedur akuntansi harus memberikan perlakuan yang adil (sama rata) bagi semua pihak yang
berkepentingan

3. Laporan keuangan harus menyajikan laporan yang benar dan akurat tanpa kesalahan penyajian

4. Data akuntansi haruslah wajar, tidak menyesatkan, dan tidak memihak pada kepentingan tertentu.

Penggunaan teori komunikasi

Penekanan pada faktor-faktor sosiologis perusahaan

Teori akuntansi sosial mensyaratkan suatu pernyataan tujuan, konsep sosial dan metode
pengukurannya, struktur pelaporan dan komunikasi informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Tujuan meliputi biaya dan manfaat internal bagi perusahaan, serta biaya dan manfaat yang hanya
mempengaruhi pihak luar, membuat perbandingan sasaran perusahaan dan kegiatan yang berkaitan
dengan prioritas sosial, dan mempertanggungjawabkan sumbangan terhadap tujuan sosial kepada
masyarakat umum.

VERIFIKASI TEORI AKUNTANSI

Dalam pengembangan pemahaman akuntansi atau praktek akuntansi, teori akuntansi harus dapat
dikonfirmasi. Konfirmasi harus dapat diterima pada beberapa tingkat:

Premis mengenai dunia nyata harus berdasarkan hubungan antara pernyataan dan gejala yang dapat
diamati

Hubungan beberapa pernyataan didalam teori harus dapat diuji dari segi konsistensi logis

Jika ada premis yang didasarkan pada pertimbangan nilai yang tidak pasti, maka kesimpulan teori atau
hipotesis yang sedang diuji harus tergantung pada verifikasi nilai yang independen.
KONTROVERSI DALAM PENGEMBANGAN PRINSIP DAN PROSEDUR
AKUNTANSI

Setiap pendekatan teori akuntansi berperan membantu penerapan dan pengevaluasian prinsip dan
prosedur akuntansi. Pengembangan dan penerapan teori akuntansi berusaha menempatkan semua
pendekatan teori dalam prespektif yang tepat dengan penekanan khusus pada proses deduktif yang
disertai pembahasan verifikasi empiris dimana temuan penelitian dianggap relevan.

LINGKUNGAN AKUNTANSI

Lingkungan akuntansi berpengaruh langsung terhadap tujuan akuntansi dan penjabaran prinsip dan
aturan secara logis. Tidak semua aspek masyarakat relevan bagi akuntansi, beberapa tidak relevan,
beberapa lainnya relevan secara tidak langsung. Aspek masyarakat yang relevan secara langsung adalah
aspek ekonomi, sosial, dan politik.

Kesatuan akuntansi (accounting entity)

Definisi kesatuan akuntansi adalah menentukan unit ekonomi yang mengendalikan sumber-sumber
daya, bertanggungjawab untuk membuat dan melaksanakan kegiatan ekonomi. Kesatuan akuntansi
dapat berupa perusahaan perseorangan, firma, atau perseroan terbatas atau perusahaan konsolidasi
yang melaksanakan kegiatan ekonomi untuk mencari laba atau bukan untuk mencari laba. Pemilihan
kesatuan yang tepat dan penentuan batasannya tergantung pada tujuan laporan dan kepentingan para
pemakai informasi yang dilaporkan.

Kesinambungan (continuity)

Unit kesatuan ekonomi akan beroperasi selama periode waktu yang tak terbatas untuk melaksanakan
komitmen yang ada, dan tidak bermaksud untuk melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya. Jika likuidasi terpaksa dilakukan maka prosedur akuntansi yang biasa tidak dapat diterapkan
lagi, harus disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.

TUJUAN AKUNTANSI
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi mengenai transaksi dan posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun, tidak menyediakan semua informasi
yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan informasi non keuangan.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai ingin menilai apa yang telah
dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat
keputusan ekonomi, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka pada
perusahaan tersebut.

Relevansi

Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan, menegaskan atau
mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

KENDALA PEMAKAI

Kendala utama timbul karena para akuntan kurang mampu mengendalikan kemampuan para pemakai
untuk mengelola data yang sangat banyak atau untuk menginterpretasikan data yang terikhtisar dalam
membuat ramalan, tanpa memperhatikan perbaikan laporan keuangan dan penyajian semua informasi
yang perlu untuk membuat keputusan atas ramalan tersebut.

Materialitas

Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Informasi dianggap material kalau
kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atsa dasar laporan keuangan. Materialitas
tergantung pada besarnya pos dan kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian
dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat.

Konsistensi

Konsistensi penggunaan prosedur akuntansi yang sama oleh satu perusahaan dari satu periode ke
periode berikutnya, penggunaan konsep dan prosedur pengukuran yang sama untuk perkiraan yang
bersangkutan dalam laporan perusahaan dalam suatu periode, dan penggunaan prosedur yang sama
oleh perusahaan yang berbeda. Jika digunakan prosedur pengukuran yang berbeda maka sulit untuk
memproyeksikan tren atau menjelaskan pengaruhnya terhadap perusahaan dari periode ke periode
yang dipengaruhi faktor eksternal.

Tepat Waktu (Timeliness)

Informasi harus tepat waktu, artinya informasi yang digunakan investor dan kreditor pada saat
membuat ramalan dan keputusan harus terbaru. Pengumpulan dan pengikhtisaran informasi akuntansi
dan publikasinya harus secepat mungkin guna menjamin tersedianya informasi yang tepat waktu bagi
para pemakai.

PENGUKURAN DI DALAM AKUNTANSI

Pengukuran melibatkan proses penggolongan, pengidentifikasian, serta pengungkapan informasi yang


tidak bersifat kuantitatif. Pengukuran dalam akuntansi diarahkan ke penyajian informasi yang relevan
untuk penggunaan yang ditetapkan. Keterbatasan data yang tersedia dan ciri-ciri lingkungan membatasi
keakuratan dan keterandalan pengukuran. Kendala-kendala pengukuran tersebut antara lain:

Ketidakpastian (Uncertainty)

Ketidakpastian dalam akuntansi timbul dari dua sumber utama:


1. Informasi akuntansi diharapkan tetap beroperasi dimasa mendatang, karena alokasi dilakukan
antara periode masa lalu dan masa datang, maka asumsi harus dibuat berdasarkan harapan
mengenai masa datang.

2. Pengukuran akuntansi sering diasumsikan mengungkapkan kekayaan dalam nilai uang yang
membutuhkan estimasi jumlah mendatang yang tidak pasti.

Obyektivitas dan veriabilitas

Obyektivitas mengandung pengertian yang berbeda, diantaranya ialah:

1. Pengukuran yang bersifat impersonal atau berada di luar pikiran orang yang melakukan
pengukuran

2. Pengukuran didasarkan pada bukti yang dapat diperiksa

3. Pengukuran didasarkan pada kesepakatan para pihak yang kompeten

4. Lebar-sempitnya dispersi statistis dari pengukuran bila dilakukan oleh pengukur yang berbeda.

5. Bebas dari bias

6. Bebas dari bias atau netral dan wajar merupakan kemampuan prosedur pengukuran untuk
memberikan deskripsi yang akurat atas atribut yang sedang diteliti.
Keterbatasan unit moneter

Unit moneter mempunyai keterbatasan sebagai metode pengkomunikasian informasi. Batasan atau
kendala yang paling serius disebabkan oleh nilai unit moneter yang tidak stabil dengan berjalannya
waktu.

Konservatif

Istilah konservatisme digunakan untuk mengartikan bahwa akuntan harus melaporkan nilai yang
terendah dari beberapa nilai yang mungkin untuk aktiva dan pendapatan serta nilai yang tertinggi
untuk kewajiban dan beban. Beban harus diakui sedini mungkin dan pendapatan diakui selambat
mungkin. Jadi pesimisme dianggap perlu dan lebih baik untuk mengimbangi optimisme yang berlebihan
dari manajer dan pemilik.

Argumen kedua, laba dan penilaian yang dinyatakan terlalu tinggi lebih berbahaya bagi perusahaan
dan pemiliknya daripada penyajian yang terlalu rendah. Artinya konsekuensi kerugian lebih serius
daripada keonsekuensi keuntungan.

Argumen ketiga, asumsi bahwa akuntan lebih mampu memperoleh informasi yang lebih banyak
daripada yang dapat dikomunikasikan kepada para investor dan kreditor. Akuntan dihadapkan pada dua
risiko yaitu di satu pihak risiko bahwa apa yang dilaporkan ternyata tidak benar, di pihak lain terdapat
risiko apa yang dilaporkan ternyata benar.

Konsep pembentukan teori akuntansi :


1. Pendekatan deduktif (umum --> khusus)
Pendekatan ini sering dikenal dengan pendekatan dari umum ke khusus. Diawali
dengan penetapan tujuan, kemudian penetapan definisi dan asumsi-asumsi,
kemudian pengembangan struktur logis dalam upaya pencapaian tujuan.
Pendekatan ini merupakan tipe penelitian yang sifatnya pemikiran tanpa didasari
pengalaman.

2. Pendekatan Induktif (khusus --> umum)


Pendekatan ini dilakukan dengan melakukan pengamatan untuk selanjutnya
mengambil/merumuskan kesimpulan sesuai hasil observasi (pengamatan) tersebut.

3. Pendekatan pragmatis
Pendekatan yang dilakukan dengan melakukan identifikasi masalah kemudian
mencari solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut. Tetapi solusi yang
dihasilkan belum optimal karena hanya untuk permasalahan tertentu/ solusi
sementara.
4. Metode penelitian ilmiah
dapat digambarka sebagai gabungan antara pendekatan deduktif dan induktif. Ada
5 langkah yaitu:
a. Identifikasi masalah
b. menetapkan hipotesis
c. mengumpulkan data untuk menguji hipotesis
d. analisis dan evaluasi data
e. merumuskan simpulan

5. Pendekatan lainnya --> pendekatan etika dan perilaku


Pendekatan ini menekankan pada konsep kejujuran, keadilan dan kewajaran.
Muncul BAR yaitu studi tentang perilaku akuntan/non akuntan yang terpengaruh
oleh fungsi dan laporan akuntansi yang didasarkan pada aktivitas penelitian dalam
ilmu pengetahuan perilaku.

Dalil-dalil akuntansi:
1. Dalil entitas
* akuntansi merupakan hasil operasi entitas tertentu yang terpisah dan berbeda
dari pemilik entitas.
* Setiap perusahaan merupakan unit akuntansi terpisah dan berbeda dari
pemiliknya.

2. Dalil Kelangsungan usaha


* Entitas akuntansi akan terus beroperasi.
* Perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi di masa mendatang.
* Entitas akan terus beroperasi sampai periode waktu tertentu/tidak terbatas.

3. Dalil unit pengukuran


* akuntansi merupakan sebuah pengukuran dan proses komunikasi dari aktivitas
perusahaan yang dapat diukur dalam satuan moneter.
* akibatnya, akuntansi terbatas pada prediksi atas informasi yang disampaikan
dalam satuan moneter, sedangkan informasi non moneter yang relevan tidak
tercatat.
* Suatu transaksi harus dapat diukur oleh alat ukur/alat tukar yang seragam.

4. Dalil periode akuntansi


* Laporan keuangan menggambarkan perubahan kondisi keuangan perusahaan
harus diungkapkan secara periodik atau kurun waktu tertentu.

Tipe-tipe pengukuran:
1. a. ukuran langsung --> ukuran yang sesungguhnya dari suatu objek/atributnya.
b. ukuran tidak langsung --> diturunkan secara langsung melalui transformasi
aljabar seperangkat angka yang merepresentasikan ukuran langsung suatu
objek/atribut.

2. Berkaitan dengan dimensi waktu keputusan :


a. ukuran masa lalu
b. ukuran masa sekarang
c. ukuran masa depan
secara berurutan merujuk ukuran bagi suatu peristiwa di masa yang akan datang

3. Merujuk objektivitas akuntansi mengukur peristiwa masa lalu --> retrospektif,


kontemporer, prospektif.
a. masa lalu : retrospektif, kontemporer, dan prospektif
b. masa sekarang :kontemporer, dan prospektif
c. masa depan : prospektif

4. a. Pengukuran fundamental --> angka dapat dilekatkan pada suatu properti


dengan mengacu pada hukum alam, dan tidak didasarkan pada pengukuran
variabel lain.
b. Pengukuran turunan --> didasarkan pada pengukuran dua atau lebih kuantitas
dan tergantung pada eksistensi teori empiris verifikasian yang mengaitkan properti
tertentu dengan properti lain.

5. pengukuran dapat dibuat bila teori empiris yang sah dapat digunakan untuk
mendukung eksistensinya dan dibuat dengan fiat bila didasarkan pada definisi
atbitret.

Perubahan akuntansi :
1. Perubahan prinsip akuntansi --> diperlukan penyajian retroaktif dalam laporan
keuangan seluruh periode sebelumnya yang disajikan. Supaya memenuhi
comparability.
Contoh: metode penilaian persediaan, pengakuan pendapatn kontrak.
2. perubahan estimasi --> perlu ditangani secara prospektif, tidak perlu
penyesuaian pada laporan keuangan sebelumnya. Perubahan dicatat pada periode
perubahan atau jika lebih dari 1 periode yang dipengaruhi dicatat baik dalam
periode perubahan dan sebelumnya.
Contoh : perubahan pada umur aktiva tetap, nilai residu aktiva tetap, metode
penyusutan.

3. perubahan pelaporan entitas --> perlu ditangani secara retroaktif dengan


menampilkan ulang semua penyajian laporan keuangan seeolah-olah unit laporan
baru telah ada saat laporan dipersiapkan.
Contoh : hubungan induk dan anak perusahaan.
Adam Smith diakui sebagai bapak dari ilmu ekonomi

Kata "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti "keluarga, rumah
tangga" dan (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan
sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud
dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam
bekerja.

Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling terkenal
adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi
positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan
sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga
dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian
perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan
lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi seperti yang telah disebutkan di
atas adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu
ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebas, teori lingkaran ekonomi, invisble hand, informatic
economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton woods, dan sebagainya.

Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi dalam konteks
yang lebih luas. Fokus analisis ekonomi adalah "pembuatan keputusan" dalam berbagai bidang
dimana orang dihadapi pada pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan,
hukum, kriminal, perang, dan agama. Gary Becker dari University of Chicago adalah seorang
perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak
ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk
menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini kadang-kadang digambarkan sebagai ekonomi
imperialis oleh beberapa kritikus.
Banyak ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada
sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan
mengalami perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat
kritikus, kadang-kadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak
sesuai dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan "apa seharusnya dilakukan
para ahli ekonomi?" The traditional Chicago School, with its emphasis on economics being an
empirical science aimed at explaining real-world phenomena, has insisted on the powerfulness of
price theory as the tool of analysis. On the other hand, some economic theorists have formed the
view that a consistent economic theory may be useful even if at present no real world economy
bears out its prediction.

Terdapat empat karateristik kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat
diperbandingkan.

a. Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya
untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan
untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi
kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya
atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh
pemakai tertentu .

b. Relevan

Relevan informasi akuntansi harus dapat membuat perbedaan dalam suatu keputusan. Jika
informasi tertentu tidak mempunyai hubungan dengan suatu keputusan, ia bersifat tidak relevan
terhadap keputusan tersebut. Untuk menjadi relevan, informasi akuntansi harus kapabel dalam
pengambilan keputusan yang berbeda bagi pengguna untuk membentuk prediksi mengenai hasil
masa lalu, sekarang, dan masa datang untuk konfirmasi atau kebenaran harapan. Supaya dapat
relevan, informasi akuntansi harus mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu :

1. Nilai Prediktif, Informasi yang relevan membantu pemakai dalam membuat prediksi
tentang hasil akhir dari kejadian yang lalu, yang sekarang, dan yang akan datang.

2. Nilai umpan balik, Informasi yang relevan membantu pemakai dalam mendukung ataupun
memperbaiki perkiraan sebelumnya.

3. Tepat waktu, Informasi harus tersedia untuk pembuat keputusan pada saat dibutuhkan
sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Jika
informasi tidak tersedia ketika dibutuhkan maka tidak mempunyai nilai untuk tindakan masa
datang. Ini mengurangi relevansi dan tidak berguna.
c. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal {reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika
bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan
atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika
hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara
potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam
suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk
mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk
mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.

d. Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan
penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara
konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan
yang berbeda. Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa
pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. Para
pemakai harus dimungkinkan untuk dapat mengidentifikasi perbedaan kebijakan akuntansi yang
diberlakukan untuk transaksi serta peristiwa lain yang sama dalam sebuah perusahaan dari satu
periode ke periode dan dalam perusahaan yang berbeda. Ketaatan pada standar akuntansi
keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan,
membantu pencapaian daya banding. Kebutuhan terhadap daya banding jangan dikacaukan
dengan keseragaman semata-mata dan tidak seharusnya menjadi hambatan dalam
memperkenalkan standar akuntansi keuangan yang lebih baik. Perusahaan tidak perlu
meneruskan kebijakan akuntansi yang tidak lagi selaras dengan karakteristik kualitatif relevansi
dan keandalan. Perusahaan juga tidak perlu mempertahankan suatu kebijakan akuntansi kalau
ada alternatif lain yang lebih relevan dan lebih andal.

2. Jelaskan trade off antara relevan dan reliability

Untuk tujuan pengukuran biaya historis masih tetap reliabel karena mencerminkan yang
sebenarnya (objective), sebaliknya untuk tujuan informasi dalam pengambilan keputusan maka
nilai wajar lebih relevan. Trade-offs ini terjadi karena adanya kepentingan untuk tujuan
pembuatan laporan keuangan. Tujuan pembuatan laporan keuangan biasanya diperuntukkan pada
investor dalam pengambilan keputusan dan kepada pemilik sebagai dasar pertanggungjawaban.
Dalam pengambilan keputusan untuk investor, lebih baik menggunakan nilai wajar karena lebih
relevan dan untuk pertanggungjawaban menggunakan biaya historis karena lebih reliabel. Jadi
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kepentingan dan pangaturan dari standard setter tentang
karakteristik kualitatif yang harus dilaksanakan, maka akan terjadi trade-offs antara reliabitas dan
relevansi dalam menyajikan data-data kuantitatif di laporan keuangan. Oleh karena itu, perlu
adanya pendekatan lain untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu bagaimana laporan keungan
lebih berguna bagi para penggunanya (users).

Kegunaan keputusan merupakan suatu pendekatan terhadap laporan keuangan yang berdasarkan
biaya historis agar lebih berguna. Selama ini penyajian laporan keuangan harus menekankan
pada karateristik kualitatif laporan keuangan, yaitu reliabilitas dan relevansi. Reliabilitas
merupakan penyajian informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan harus dapat
diandalkan jika cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan merupakan suatu penyajian
yang jujur. Sebaliknya, relevansi adalah informasi akuntansi keuangan yang relevan mempunyai
pengaruh terhadap keputusan ekonomi yang menggunakan informasi akuntansi keuangan itu.
Pendekatan kegunaan keputusan dapat digunakan dengan dua perspektif, yaitu perspektif
informasi dan perspektif pengukuran. Perspektif informasi lebih menekankan pada kandungan
informasi yang ada dalam laporan keuangan. Sebaliknya, perspektif pengukuran menekankan
pada pemilihan metode pengukuran terhadap laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai