Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN GIZI IV

LAPORAN KASUS CHRONIC HEART FAILURE (CHF)


Dosen Pengampu :
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Fillah Fithra Dieny, S.Gz, MSi
dr. Etisa Adi Murbawani, M.Si.,Sp.GK
dr. Enny Probosari, MSi.Med

Disusun Oleh:
Annisa Khaira Maadi
22030114120006

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
A. Gambaran Kasus
Ny S berusia 56 tahun, masuk ke RS dengan keluhan utama lemas,
sesak napas yang dirasakan ketika sedang melakukan aktivitas berat dan
merasakan nyeri pada dada. Sebelum pasien masuk RS pasien telah
diperiksa puskesmas tetapi tak ada perubahan dengan obat yang diberikan.
Pasien didiagnosis gagal jantung kongestif . Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit lain, dan nafsu makan pasien normal. Awal masuk RS BB Ny S
45 kg, TB 151. Pasien memiliki kebiasaan makan 2-3 kali/hari .
Lauk yang dikonsumsi berupa ayam 3-4x/minggu, telur 2x/minggu,
daging sapi, ikan lele, udang 2x/bulan, jerohan 1x/minggu dengan cara
digoreng. Sayur yang biasa dikonsumsi : bayam, kangkung, sop, tumis
jagung muda wortel, dan sayur daun singkong. Mie instan 2x/minggu.
Buah yang dikonsumsi pisang dan pepaya 2 buah/minggu bila ada.
Gorengan 2 buah tiap kali makan.Pasien sudah lama tidak mengkonsumsi
susu. Sebelum masuk rumah sakit, pasien hanya mengkonsumsi nasi 3
sdm dan sayur bayam 1 sdm tanpa mengkonsumsi makanan lain.
Pasien adalah ibu RT yang tinggal bersama anak, menantu dan 3
cucunya. Waktu pasien banyak dihabiskan di rumah, apalagi makin
menurun semenjak sesak napas 3 bulan yang lalu. Hb 12,4 g/dL, Albumin
3,7 mg/dl, GDS 105 mg/dl, Ureum 28 mg/dl, Kreatinin 1,1 mg/dl, Natrium
149 , kalium 3,4. Suhu pasien 36oC, TD 120/80, nadi 100x/menit,
respiratory rate 30x/menit.
Pasien telah mendapatkan edukasi dan konseling gizi ketika
dirawat di Puskesmas dan di RS, namun motivasi pasien rendah.

B. Skrinning Gizi
Skrinning gizi yang digunakan pada pasien adalah MUST
(Malnutrition Universal Screening Tools). Skrinning MUST bertujuan
untuk mengetahui apakah pasien malnutrisi atau berisiko untuk
malnutrisi.

MUST TOOL
STEP CATEGORY SCORE
1 BMI = 19,7 kg/m2 1
2 Weight loss = 0 kg 0
3 Acute disease effect= 2
yes
Jumlah score 3
Keterangan : high risk malnutrition

Berdasarkan skrinning MUST, Ny. S didapatkan skor 3, yang berarti


pasien memiliki risiko tinggi terjadinya malnutrisi.

C. Assesmen Gizi
1. Pengakajian Riwayat Terkait Gizi / Makanan (FH)
Domain Data Interpretasi
FH-1.1.1 Total energy SMRS :2780 kkal Asupan energi
intake berlebih, 211.2% dari
kebutuhan
RS : 26.6 kkal Asupan energi kurang,
hanya memenuhi 2.02
% dari kebutuhan
FH- 1.2.2.2 Type of
-
food/melas Makanan biasa
FH-1.2.2.5 Food Lauk yang Variasi makanan yang
variety dikonsumsi antara diasup sebagian besar
lain : merupakan makanan
ayam, telur, daging
yang digoreng.
sapi, ikan lele,
Sayuran dan buah
udang, jeroan yang
yang diasup tergolong
diolah dengan cara
tidak bervariasi
digoreng.
Sayur yang
dikonsumsi antara
lain :
bayam, kangkung,
sop, daun singkong
serta tumis jagung
muda dan wortel.
Buah yang
dikonsumsi antara
lain :
Pisang dan pepaya
FH-1.5.1.1 Total fat SMRS : 96 gram Asupan lemak
berlebih, mencapai
263% dari kebutuhan
RS : 0.1 gram Asupan lemak kurang,
hanya 0.27% dari
kebutuhan
FH-1.5.2.1 Total SMRS : 34.5 gram Asupan protein
protein kurang,hanya
mencapai 69 % dari
kebutuhan
RS : 0.6 gram Asupan protein
kurang,hanya
mencapai 1.21 % dari
kebutuhan
FH-1.5.3.1 Total SMRS : 135 gram Asupan karbohidrat
carbohydrate kurang, hanya
memenuhi 68% dari
kebutuhan
RS : 5.8 gram Asupan karbohidrat
kurang, hanya
memenuhi 2.93 %
dari kebutuhan
FH-1.5.4.1 Total fiber SMRS : 8 gram Asupan serat kurang,
hanya memenuhi
24,24% dari
kebutuhan
RS : 0.1 gram Asupan serat kurang,
hanya memenuhi
0.33% dari kebutuhan
FH-1.6.1.6 Thiamin SMRS :0.62 Asupan thiamin
kurang, hanya
memenuhi 62% dari
kebutuhan.

FH-1.6.2.1 Calcium SMRS :206 mg Asupan kalsium


rendah, hanya
memenuhi 25.8% dari
kebutuhan
RS :4 mg Asupan kalsium
rendah, hanya
memenuhi 0,4% dari
kebutuhan
Fh-1.6.2.4 SMRS : 242 mg Asupan magnesium
Magnesium rendah, hanya
memenuhi 8.9% dari
kebutuhan
RS : 4.8 mg Asupan magnesium
rendah, hanya
memenuhi 1.5% dari
kebutuhan
FH-7.3.1 Physical Waktu pasien Sedentary life style /
activity history banyak dihabiskan di aktivitas fisik ringan
dalam rumah
Kesimpulan: Ny. S kekurangan asupan energi, karbohidrat, protein,
lemak ,serat., thiamin, kalsium, dan magnesium

2. Pengkajian Antropometri (AD)


Domain Data Interpretasi
AD-1.1.1 height/length TB = 151 cm -
AD-1.1.2 weight BB = 45 kg -
AD-1.1.5 body mass index Body mass index = Normal
19,735
Kesimpulan: Ny. S memiliki BMI normal.

3. Pengkajian Biokimia (BD)


Domain Data Nilai Normal Satuan Interpretasi
BD-1.11.1 Albumin 3,7 3,5-5,5 g/Dl Normal
mg/dl
BD-1.10.1 Hb 12,4 g/dL 12.1 - 15.1 g/dL Normal
BD-1.5.2 GDS 105 < 200 mg/dL Normal
mg/dl
BD-1.2.1 BUN 28 10-50 mg/dL Normal
mg/dl
BD-1.2.2 Kreatinin 1,1 Wanita : 0.6 mg/dL Normal
mg/dl to 1.1
BD-1.2.5 Natrium 149 135 to 145 mEq/L Hipernatremia
BD-1.2.7 Kalium 3,4 3.7 to 5.2 mEq/L Hipokalemia
mEq/L
Kesimpulan: Ny. S memiliki kadar natrium yang melebihi normal. Sedangkan
kadar kalium Ny. S tergolong rendah.

4. Pengkajian Data Klinis / Fisik (PD)


Domain Data Nilai Satuan Interpretasi
Normal
PD-1.1.3 Sesak nafas - - -
cardiovascular-
pulmonary
PD-1.1.9 vital TD: 120/80 120/80 mg/dl Normal
Nadi
sign
60-100 kali/menit Normal
100x/menit
Respiratory
16-20 kali/menit Tinggi
rate 30x/menit

Kesimpulan: Ny. S memiliki keluhan lemas, sesak nafas dan nyeri pada dada yang
dirasakan ketika melakukan aktivitas berat dan respiratory ratenya tinggi

5. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)


Domain Data Interpretasi
CH-1.1.1 age 56 tahun -
CH 1.1.2 gender Wanita -
CH 1.1.4 language Indonesia -
CH-3.1.2 Living situation Pasien tinggal bersama -
anak, menantu dan 2
cucunya
Kesimpulan: Ny. S adalah seorang wanita berusia 56 tahun yang tinggal bersama
anak, menantu dan cucunya

6. Comparative Standar
Domain Data Interpretasi
CS-1.1.1 Total Energy 1316 kkal Perhitungan kebutuhan
Estimated Needs estimasi energi
berdasarkan BB ideal
dan aktivitas ringan
CS-1.1.2 Method for Mifflin Et Al Formula
Estimating Needs
CS-2.1.1 Total Fat 43.8 gram/hari Lemak = 30 % dari total
Estimated Needs energi
CS-2.1.2 Total Protein 49.35 gram/hari Protein = 15 % dari total
Estimated Needs energy
CS-2.1.3 Total 180.5 gram/hari Karbohidrat = 55% fari
Carbohydrate Estimated total energy
Needs
CS-2.4.1 Total Fiber 30 g Kebutuhan serat menurut
Estimated Needs AKG 2013
CS-5.1.1 Ideal/Reference 45.9 kg Berat badan Ideal
Body Weight dihitung menggunakan
rumus Brocca
CS-5.1.2 Recommended 20.1 kg/m2
body Mass Index (BMI)

D. Diagnosis
1. Inadequate Oral Intake (NI 2.1) berkaitan dengan lemas, sesak
nafas, dan nyeri pada dada ditandai dengan hasil recall energi 2.02 %,
karbohidrat 2.93%, protein 1.21% dan lemak 0.27% yang
dikategorikan kurang.
2. Altered nutrition- related laboratory value (NC 2.2) berkaitan
dengan penyakit gagal jantung kongestif (CHF) ditandai dengan kadar
natrium melebihi normal / hipernatremia (149 mEq/l) dan kadar
kalium rendah dari normal/ hipokalemia (3.4 mEq/l)

E. Rencana Intervensi Gizi


1. Perencanaan
a. Tujuan Intervensi
1. Memberikan asupan makanan sesuai dengan kebutuhan
tanpa membebani kerja jantung
2. Menurunkan dan menormalkan kadar natrium dalam darah
3. Menghindari terjadinya edema
4. Meningkatkan motivasi pasien
5. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga terkait diet
yang diberikan
6. Mempertahankan status gizi normal

b. Preskripsi Diet
1. Memberikan energi sesuai kebutuhan secara bertahap
(setengah dari kebutuhan)
2. Memberikan protein 15% dari energi total
3. Memberikan lemak 25% dari energi total
4. Membatasi asupan natrium (500-1000 mg/hari)
5. Memberikan asupan kalium sesuai AKG (4700mg)
6. Memberikan asupan serat sesuai kebutuhan (33mg/hari)
7. Memberikan makanan dengan konsistensi yang mudah
dicerna
8. Memberikan makanan dengan porsi kecil tapi sering
9. Membatasi asupan carian sebesar 1ml/kgBB yaitu 1316
ml/hari
10. Vitamin dan mineral cukup
11. Mengurangi makanan yang digoreng ataupun tinggi
kolesterol

2. Implementasi
a. Pemberian Diet
Pasien diberikan terapi diet jantung 658 kkal sesuai kebutuhannya
secara bertahap. Jenis diet yang diberikan berupa makanan lunak
yaitu nasi tim lauk lunak. Diberikan secara oral dengan frekuensi 3
kali makan utama, 2 kali selingan dan 1 kali ekstrak buah . Diet
yang diberikan berupa makanan sumber rendah natrium. Serta
mengurangi pemberian makanan yang mengandung gas.

Rekomendasi menu:
Menu Bahan Berat URT Penukar
Pukul 07.00
Bubur Beras 100 g gls p
Soto daging + Daging 35 g 1 ptg sdg 1p
wortel 40 g 1 gls 5/2 p
wortel

Snack 10.00 Tepung maizena 10 gr 2 sdm p


Puding buah melon Gula pasir 2g 1/5 sdm 1/5 p
Buah melon 40 g 1 ptg kecil 1p

Makan siang 12.00


Nasi tim Beras 100 g gls p
Rolade tahu tahu 55 g ptg sdg p
Sayur bayam Sayur bayam 100 g 1 gls 1p
Snack 16.00
Pisang pisang 50 g 1 bh 1p

Makan malam
Beras 100 g gls p
18.00
Ikan bandeng 50 gr ekor sdg 1p
Nasi tim
Tepung beras 3g 1/3 sdm 16.6 p
Bandeng fillet
Minyak kelapa
goreng 5g 1 sdt 1p
sawit
23 g gls p
Buncis
Asem-asem buncis 10 g 1/10 gls 1/10 p
Jamur
+ jamur
Snack 20.00
Jus mangga Mangga 54 g 3/8 bh bsr p

b. Edukasi
Edukasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan
seputar gizi, dan kesehatan kepada pasien. Sebelum melakukan
edukasi ini, dilakukan evaluasi terlebih dahulu terkait edukasi yang
sudah pernah dilakukan sebelumnya.
Edukasi dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, durasi 30
menit. Dan dilakukan di ruang perawatan pasien. Sasaran edukasi
adalah pasien dan keluarga pasien. Metode edukasi yang digunakan
adalah tanya jawab.

c. Konseling
Konseling ini menitikberatkan untuk meningkatkan
motivasi dan kesadaran pasien untuk menerapkan pola hidup sehat
untuk mendukung proses penyembuhan pasien. Konseling juga
dilakukan dengan menginformasikan hasil pengkajian gizi
responden, menjelaskan tujuan diet, mendiskusikan perubahan pola
makan, mendiskusikan perilaku berisiko. Sasaran konseling adalah
pasien dan keluarga pasien.
Selama proses konseling, dapat digunakan alat bantu
berupa lealfet dan di akhir proses konseling leaflet akan diberikan
kepada pasien. Leaflet berisi penjelasan penyakit yang sedang
dialami pasien, ataupun daftar bahan makanan penukar beserta
rekomendasi menu agar pasien dapat mengingat intrevensi apa
yang telah diberikan. Untuk jadwal konseling gizi dapat dilakukan
seminggu sekali atau dua minggu sekali pada waktu sore hari
selama 30 menit 60 menit.

3. Rencana Monitoring Gizi


1. Asupan makan, antropometri, dan biokimia, perubahan perilaku terkait
gizi
Indikator Metode Target Pencapaian
Meningkatkan asupan Recall 24 jam, metode Terjadi peningkatan asupan
energi bertahap (diawal comstock (sisa makanan) energi hingga mencapai
diberikan setengah dari 50% dari kebutuhan energi
kebutuhan energi)
Memberikan asupan Recall 24 jam, metode Terpenuhinya asupan
protein 15 % dari total comstock (sisa makanan) protein sesuai dengan
kebutuhan energi secara rekomendasi (50% dari
bertahap (24.67 gr) kebutuhan protein)
Memberikan asupan Recall 24 jam, metode Terpenuhinya asupan
karbohidrat 55% dari comstock (sisa makanan) karbohidrat sesuai dengan
total kebutuhan secara rekomendasi (50% dari
bertahap (90.25 gr) kebutuhan karbohidrat)
Memberikan asupan Recall 24 jam, metode Terpenuhinya asupan
lemak 30% dari total comstock (sisa makanan) lemak sesuai dengan
kebutuhan secara rekomendasi (50% dari
bertahap (21.9 gr) kebutuhan lemak)
Memberikan asupan Recall 24 jam Terpenuhinya asupan
vitamin dan mineral vitamin dan mineral sesuai
yang cukup dengan rekomendasi
kebutuhan
Memberikan asupan Recall 24 jam Terpenuhinya asupan serat
serat yang cukup sesuai dengan rekomendasi
kebutuhan
Memberikan diet rendah Pemeriksaan Penurunan kadar natrium
natrium laboratorium dalam darah menjadi
normal 132-147 mEq/L
melalui pemeriksaan
laboratorium
Edukasi Post test, tanya jawab Peningkatan pengetahuan
pasien dan keluarga
terhadap penatalaksanaan
diet
Konseling Memantau - Terjadi perubahan
perkembangan yang sikap dan perilaku
terjadi pada pasien pasien dan keluarga
terkait masalah gizi yang serta kepatuhan
dialami terhadap diet yang
diberikan
- Pasien mau
menerapkan
rekomendasi diet
yang telah
diberikan

4. Pembahasan
Ny. S didiagnosa menderita penyakit CHF (Congestif Heart
Failure). CHF (Congestif Heart Failure) atau yang biasa disebut gagal
jantung gagal kongestif merupakan ketidakmampuan jantung memompa
darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan
terhadap oksigen dan nutrien. Gagal jantung kongestif adalah keadaan
patologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau
kamampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik
secara abnormal(1).
Klasifikasi keparahan gagal jantung menurut New York Heart
Association (NYHA) adalah : (ASGIZ 1)
Class Symptoms
Class I (Mild) No limitation of physical activity. Ordinary
physical activity does not cause undue
fatugue, palpilation, or dyspnea (shortness o
breath)
Class II (Mild) Slight limitation oh physical activity
Comfortable at rest, but ordinary physica
activitycauses fatigue, palpilation, or dyspnea
Class III (Moderate) Marked limitation of physical activity
Comfortable at rest, but less than ordinary
activity causes fatigue, palpilation, or dyspne
Class IV (Severe) Unable to carry out any physical activity
without discomfort. Symptoms of cardia
insufficiency at rest. If any physical activity i
undertaken, discomfort is increased

Gagal jantung kongestif dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti


kelainan otot jantung, aterosklerosis koroner, hipertensi sistemik atau
pulmonal, peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, penyakit
jantung lain, dan faktor sistemik.: Gagal jantung kongestif karena
gangguan atau hambatan pada daya pompa ventrikel kanan dan kiri yang
memiliki beberapa gejala seperti(1):
Gangguan gastrointestinal (perut kembung, anoreksia dan nausea)
Berat badan bertambah
Penambahan cairan badan
Edema kaki
Asites
Gagal jantung bukanlah suatu keadaan klinis yang hanya
melibatkan satu sistem tubuh melainkan suatu sindroma klinik akibat
kelainan jantung sehingga jantung tidak mampu memompa memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh. Gagal jantung ditandai dengan dengan satu
respon hemodinamik, ginjal, syaraf dan hormonal yang nyata serta suatu
keadaan patologik berupa penurunan fungsi jantung. Respon terhadap
jantung menimbulkan beberapa mekanisme kompensasi yang bertujuan
untuk meningkatkan volume darah, volume ruang jantung, tahanan
pembuluh darah perifer dan hipertropi otot jantung. Kondisi ini juga
menyebabkan aktivasi dari mekanisme kompensasi tubuh yang akut
berupa penimbunan air dan garam oleh ginjal dan aktivasi system saraf
adrenergic. Manifestasi klinis gagal jantung bervariasi, tergantung dari
umur pasien, beratnya gagal jantung, etiologi penyakit jantung, ruang-
ruang jantung yang terlibat, apakah kedua ventrikel mengalami kegagalan
serta derajat gangguan penampilan jantung(2).
Berdasarkan skrinning yang telah dilakukan pada Ny S dengan
formulir MUST, diperoleh skor skrinning Ny S sebesar 3 yang berarti
malnutrisi berisiko tinggi (High Risk Malnutrition). Data antropometri
berupa berat padan pasien 45 kg (tanpa asites) dan tinggi badan 151 cm,
sehingga diperoleh IMT 19,7 kg/m2 dapat disimpulkan Ny S tergolong
memiliki status gizi normal.

Untuk nilai biokimia Ny S memiliki kadar elektrolit yang hampir


normal, hanya saja kadar natriumn tinggi dan kadar kalium rendah.
Pengkajian data tanda vitalnya Ny S mengeluh sesak nafas, tekanan darah
dan nadi normal serta respiratory rate tergolong tinggi. Ny S tidak
mengalami penurunan nafsu makan, tapi saat dirawat di RS asupan zat gizi
Ny S rata-rata kurang. Ny S mengeluhkan lemas, sesak nafas dan nyeri
pada dadanya. Secara umum, penurunan aliran darah dan suplai oksigen
menyebabkan dispnea (sulit bernafas), fatigue, lemah, exercise
intolerance, dan adaptasi yang rendah terhadap cuaca dingin (2).Pasien tidak
memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Hanya saja, Ny S pernah dirawat
dipuskesmas karena penyakit gagal jantung kongestif yang dialaminya.
Pada pengkajian riwayat gizi dilakukan data asupan makanan,
metode yang digunakan adalah food recall dan FFQ. Data asupan makanan
yang diperoleh dari Ny. S saat sebelum masuk rumah sakit dihitung
dengan FFQ. Hasilnya diperoleh beberapa asupan zat gizi yang berlebih,
seperti asupan energi 2780 kkal(211.2%) , lemak 96 gr (263%), fosfor
1006 mg (167.6%) dan mangan 4 mg (300%). Sedangkan kekurangan
asupan karbohidrat 135 gr (68%), protein 34.5 (69%), thiamin 0.62 mg
(62%) , besi 9 mg (75%). Saat pasien masuk rumah sakit pasien hanya
makan nasi 3 sdm dan sayur bayam 1sdm tanpa mengonsumsi makanan
lain. Sehingga dengan analisis recall-24 jam diperoleh semua zat gizi
dikategorikan kurang.

Berdasarkan hasil assesmen gizi diperoleh diagnosis gizi pada Ny S


yaitu Inadequate Oral Intake (NI 2.1) dan Altered nutrition- related
laboratory value (NC 2.2). Terapi gizi pada gagal jantung fokus pada
kontrol tanda dan gejala terkait diagnosis. Komponen terapi gizi termasuk
pembatasan natrium dan cairan, mengoreksi defisiensi zat gizi, dan
edukasi gizi untuk meningkatkan densitas zat gizi dan pemilihan makanan
untuk meningkatkan asupan oral(2).

Intervensi yang diberikan kepada pasien bertujuan untuk


memberikan asupan makanan tanpa membebani kerja jantung,
menurunkan dan menormalkan kadar natrium darah, meningkatkan
motivasi pasien dan pengetahuan pasien beserta keluarganya serta
mempertahankan status gizi normal. Preskripsi diet disusun berdasarkan
data assesmen dan perhitungan kebutuhan pasien. Energi diberikan sesuai
dengan kebutuhan, namun pada awal intervensi diberikan secara bertahap
yaitusetengah sari kebutuhan saja (658kkal), memberikan protein 15%,
lemak 25%, membatasi asupan natrium(<1000mg/hari), memberikan
asupan kalium sesuai kebutuhan (4700mg), serat sesuai kebutuhan
(33mg/hari), konsistensi makanan yang mudah dicerna yaitu makanan
lunak, porsi kecil tapi sering, serta membatasi asupan cairan sebesar
1ml/KgBB. Hal ini juga harus disesuaikan dengan status ginjal dan jantung
untuk tujuan mencegah volume yang melebihi batas. Pemantauan status
cairan pada pasien dipantau melalui berat badan(3).

Pemberian karbohidrat disesuaikan dengan kondisi sakit pasien


sehingga proporsi karbohidratnya cukup dan tidak berlebih untuk
menghindari kambuhnya sesak nafas. Membatasi asupan natrium sangat
penting karena natrium yang tinggi dapat mengakibatkan cairan ekstrasel
tinggi. Pembatasan natrium dari makanan dan minuman dapat membantu
mencegah cairan dalam tubuh meingkat(3).

Sedangkan rekomendasi asupan cairan tidak boleh lebih dari 2 liter.


Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh kebutuhan cairan pasien adalah
1216 ml/ hari. Hal ini harus disesuaikan denganstatus ginjal dan jantung
pasien untuk mencegah volume yang melebihi batas. Pemantauan status
cairan pada pasien dapat dipantau melalui berat badan(3).

Selain cairan dan natrium, zat gizi lain yang harus dipantau pada
pasien CHF adalah kalsium, vitamin D, magnesium, kalium, dan tiamin.
Pasien dengan CHF meningkatkan risiko perkembangan osteoporosis
karena rendahnya tingkat aktivitas, gangguan fungsi ginjal, dan
penggunaan obat terkait metabolisme kalsium. vitamin D berperan dalam
memperbaiki inflamasi pada pasien HF. Penggunaan diuretik pada pasien
HF dapat meningkatkan ekskresi magnesium dan kalium sehingga kedua
zat gizi ini perlu diperhatikan. Selain itu pasien dengan HF juga memiliki
risiko defisiensi tiamin karena rendahnya asupan, penggunaan diuretik
loop, yang mana meningkatkan ekskresi dan usia lanjut(4).

Selain itu, intervensi lain yang diberikan adalah edukasi dan


konseling.Edukasi yang diberikan bertujuan untuk memberikan
pengetahuan gizi dan penyakit yang dialami kepada pasien, namun
sebelum melakukan edukasi dilakukan evaluasi terlebih dahulu terkait
edukasi yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Sedangkan konseling
yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan kesadaran
pasien untuk mematuhi rekomendasi diet yang diberikan. Konseling
menggunakan alat bantu leaflet.

Monitoring tentang asupan makan pasien dilakukan metode food


recall-24 jam dan menghitung sisa makanan dengan metode comstock.
Target yang ditetapkan pada asupan makan ini adalah 50% dari kebutuhan
total pasien terpenuhi untuk intervensi awal. Monitoring untuk pemberian
diet rendah natrium dilihat dari pemeriksaan laboratorium dengan target
terjadinya penurunan kadar natrium darah pasien. Monitoring edukasi dan
konseling dilakukan dengan metode tanya jawab, postest serta memantau
perkembangan yang terjadi pada pasien. Target pencapaian yang
diharapkan adalah pasien memahami dan mematuhi diet yang
direkomendasikan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Indonesia PE. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Pedoman
Talaksanaan Gagal Jantung di Indonesia. Jakarta; 2015.
2. Pujol, Tucker, Barness. Disease of the Cardiovascular System. Nutrition
Therapy and Pathophysiology. 2nd Ed. Belmont: Wadsworth Cengage
Learning; 2010. 308-315 p.
3. Noer ER, Murbawani EA. Buku Ajar Asuhan Gizi 1. Semarang: UPT
Undip Press Semarang; 2014. 5559 p.
4. Kathleen L, Escott-Stum S. Krauses, Food and Nutrition Therapy.
Saunders Elsevier. 2008. 865-872 p.
Lampiran

Lampiran 1. Analisis zat gizi makanan SMRS


Zat gizi Kebutuhan FFQ %Kecukupan Interpretasi
Energi (kkal) 1316 2780 211.2 Lebih
Karbohidrat (gr) 197.4 135 68 Kurang
Protein (gr) 49.35 34,5 69 Kurang
Lemak (gr) 36.5 96 263 Lebih
Vitamin C (mg) 75 71 94 Cukup
Thiamin (mg) 1 0.62 62 Kurang
Kalsium (mg) 800 206 25.8 Kurang
Fiber (mg) 33 8 24.2 kurang
Fosfor (mg) 600 1006 167.6 Lebih
Magnesium (mg) 270 242 89.6 Cukup
Besi (mg) 12 9 75 Kurang
Zinc (mg) 10 10 100 Cukup
Mangan (mg) 2 4 200 Lebih
Lampiran 2. Analisis zat gizi makanan di RS

Zat gizi Kebutuha Recall % Interpretasi


n Kecukupan
Energi 1316 kkal 26.6 kkal 2.02 Kurang
Karbohidrat 197.4 g 5.8 g 2.93 Kurang
Protein 49.35 g 0.6 g 1.21 Kurang
Lemak 36.5 g 0.1 g 0.27 Kurang
Fiber (g) 30 0.1 g 0.33 Kurang
Kalium(mg) 4700 17.5 mg 0.37 Kurang
Natrium (mg) 1300 1.8 mg 0.1 Kurang
Vitamin C(mg) 75 0.3 mg 0.4 Kurang
Magnesium 320 4.8 mg 1.5 Kurang
(mg)
Besi (mg) 12 0.1 mg 0.83 Kurang
Zinc (mg) 10 0.1 mg 1 Kurang
Kalsium (mg) 1000 4 mg 0.4 Kurang
Fosfor (mg) 700 8.8 mg 0.25 Kurang
Lampiran 3. Analisis zat gizi menu
Lampiran 4. Media Konseling (Leaflet)

Lampiran 5. Perhitungan kebutuhan Pasien


Menggunakan rumus Mifflin
BMR = 9,99BB + 6,25 TB 4,92U - 161
= 9,99B*45 + 6,25*151 4,92*56 161
= 449,55 + 943,75 275,52 -161
= 956,78
SDA = 10% x BMR
= 10% x 956,78
= 95,678
Aktivitas fisik = 25% x (SDA + BMR)
= 25% x (956,78 + 95,678)
= 263,1145
Energi total = BMR + SDA + Aktivitas Fisik
= 956,78 + 95,678 + 263,1145
= 1315,5725
=1316 kkal
Kebutuhan zat gizi
- Karbohidrat = 55% x 1316 x =180.95 gram
- Protein = 15% x 1316 x = 49.35 gram
- Lemak = 30 % x 1316 x 1/9 =43.8 gram

Anda mungkin juga menyukai