Disusun Oleh:
Annisa Khaira Maadi
22030114120006
B. Skrinning Gizi
Skrinning gizi yang digunakan pada pasien adalah MUST
(Malnutrition Universal Screening Tools). Skrinning MUST bertujuan
untuk mengetahui apakah pasien malnutrisi atau berisiko untuk
malnutrisi.
MUST TOOL
STEP CATEGORY SCORE
1 BMI = 19,7 kg/m2 1
2 Weight loss = 0 kg 0
3 Acute disease effect= 2
yes
Jumlah score 3
Keterangan : high risk malnutrition
C. Assesmen Gizi
1. Pengakajian Riwayat Terkait Gizi / Makanan (FH)
Domain Data Interpretasi
FH-1.1.1 Total energy SMRS :2780 kkal Asupan energi
intake berlebih, 211.2% dari
kebutuhan
RS : 26.6 kkal Asupan energi kurang,
hanya memenuhi 2.02
% dari kebutuhan
FH- 1.2.2.2 Type of
-
food/melas Makanan biasa
FH-1.2.2.5 Food Lauk yang Variasi makanan yang
variety dikonsumsi antara diasup sebagian besar
lain : merupakan makanan
ayam, telur, daging
yang digoreng.
sapi, ikan lele,
Sayuran dan buah
udang, jeroan yang
yang diasup tergolong
diolah dengan cara
tidak bervariasi
digoreng.
Sayur yang
dikonsumsi antara
lain :
bayam, kangkung,
sop, daun singkong
serta tumis jagung
muda dan wortel.
Buah yang
dikonsumsi antara
lain :
Pisang dan pepaya
FH-1.5.1.1 Total fat SMRS : 96 gram Asupan lemak
berlebih, mencapai
263% dari kebutuhan
RS : 0.1 gram Asupan lemak kurang,
hanya 0.27% dari
kebutuhan
FH-1.5.2.1 Total SMRS : 34.5 gram Asupan protein
protein kurang,hanya
mencapai 69 % dari
kebutuhan
RS : 0.6 gram Asupan protein
kurang,hanya
mencapai 1.21 % dari
kebutuhan
FH-1.5.3.1 Total SMRS : 135 gram Asupan karbohidrat
carbohydrate kurang, hanya
memenuhi 68% dari
kebutuhan
RS : 5.8 gram Asupan karbohidrat
kurang, hanya
memenuhi 2.93 %
dari kebutuhan
FH-1.5.4.1 Total fiber SMRS : 8 gram Asupan serat kurang,
hanya memenuhi
24,24% dari
kebutuhan
RS : 0.1 gram Asupan serat kurang,
hanya memenuhi
0.33% dari kebutuhan
FH-1.6.1.6 Thiamin SMRS :0.62 Asupan thiamin
kurang, hanya
memenuhi 62% dari
kebutuhan.
Kesimpulan: Ny. S memiliki keluhan lemas, sesak nafas dan nyeri pada dada yang
dirasakan ketika melakukan aktivitas berat dan respiratory ratenya tinggi
6. Comparative Standar
Domain Data Interpretasi
CS-1.1.1 Total Energy 1316 kkal Perhitungan kebutuhan
Estimated Needs estimasi energi
berdasarkan BB ideal
dan aktivitas ringan
CS-1.1.2 Method for Mifflin Et Al Formula
Estimating Needs
CS-2.1.1 Total Fat 43.8 gram/hari Lemak = 30 % dari total
Estimated Needs energi
CS-2.1.2 Total Protein 49.35 gram/hari Protein = 15 % dari total
Estimated Needs energy
CS-2.1.3 Total 180.5 gram/hari Karbohidrat = 55% fari
Carbohydrate Estimated total energy
Needs
CS-2.4.1 Total Fiber 30 g Kebutuhan serat menurut
Estimated Needs AKG 2013
CS-5.1.1 Ideal/Reference 45.9 kg Berat badan Ideal
Body Weight dihitung menggunakan
rumus Brocca
CS-5.1.2 Recommended 20.1 kg/m2
body Mass Index (BMI)
D. Diagnosis
1. Inadequate Oral Intake (NI 2.1) berkaitan dengan lemas, sesak
nafas, dan nyeri pada dada ditandai dengan hasil recall energi 2.02 %,
karbohidrat 2.93%, protein 1.21% dan lemak 0.27% yang
dikategorikan kurang.
2. Altered nutrition- related laboratory value (NC 2.2) berkaitan
dengan penyakit gagal jantung kongestif (CHF) ditandai dengan kadar
natrium melebihi normal / hipernatremia (149 mEq/l) dan kadar
kalium rendah dari normal/ hipokalemia (3.4 mEq/l)
b. Preskripsi Diet
1. Memberikan energi sesuai kebutuhan secara bertahap
(setengah dari kebutuhan)
2. Memberikan protein 15% dari energi total
3. Memberikan lemak 25% dari energi total
4. Membatasi asupan natrium (500-1000 mg/hari)
5. Memberikan asupan kalium sesuai AKG (4700mg)
6. Memberikan asupan serat sesuai kebutuhan (33mg/hari)
7. Memberikan makanan dengan konsistensi yang mudah
dicerna
8. Memberikan makanan dengan porsi kecil tapi sering
9. Membatasi asupan carian sebesar 1ml/kgBB yaitu 1316
ml/hari
10. Vitamin dan mineral cukup
11. Mengurangi makanan yang digoreng ataupun tinggi
kolesterol
2. Implementasi
a. Pemberian Diet
Pasien diberikan terapi diet jantung 658 kkal sesuai kebutuhannya
secara bertahap. Jenis diet yang diberikan berupa makanan lunak
yaitu nasi tim lauk lunak. Diberikan secara oral dengan frekuensi 3
kali makan utama, 2 kali selingan dan 1 kali ekstrak buah . Diet
yang diberikan berupa makanan sumber rendah natrium. Serta
mengurangi pemberian makanan yang mengandung gas.
Rekomendasi menu:
Menu Bahan Berat URT Penukar
Pukul 07.00
Bubur Beras 100 g gls p
Soto daging + Daging 35 g 1 ptg sdg 1p
wortel 40 g 1 gls 5/2 p
wortel
Makan malam
Beras 100 g gls p
18.00
Ikan bandeng 50 gr ekor sdg 1p
Nasi tim
Tepung beras 3g 1/3 sdm 16.6 p
Bandeng fillet
Minyak kelapa
goreng 5g 1 sdt 1p
sawit
23 g gls p
Buncis
Asem-asem buncis 10 g 1/10 gls 1/10 p
Jamur
+ jamur
Snack 20.00
Jus mangga Mangga 54 g 3/8 bh bsr p
b. Edukasi
Edukasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan
seputar gizi, dan kesehatan kepada pasien. Sebelum melakukan
edukasi ini, dilakukan evaluasi terlebih dahulu terkait edukasi yang
sudah pernah dilakukan sebelumnya.
Edukasi dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, durasi 30
menit. Dan dilakukan di ruang perawatan pasien. Sasaran edukasi
adalah pasien dan keluarga pasien. Metode edukasi yang digunakan
adalah tanya jawab.
c. Konseling
Konseling ini menitikberatkan untuk meningkatkan
motivasi dan kesadaran pasien untuk menerapkan pola hidup sehat
untuk mendukung proses penyembuhan pasien. Konseling juga
dilakukan dengan menginformasikan hasil pengkajian gizi
responden, menjelaskan tujuan diet, mendiskusikan perubahan pola
makan, mendiskusikan perilaku berisiko. Sasaran konseling adalah
pasien dan keluarga pasien.
Selama proses konseling, dapat digunakan alat bantu
berupa lealfet dan di akhir proses konseling leaflet akan diberikan
kepada pasien. Leaflet berisi penjelasan penyakit yang sedang
dialami pasien, ataupun daftar bahan makanan penukar beserta
rekomendasi menu agar pasien dapat mengingat intrevensi apa
yang telah diberikan. Untuk jadwal konseling gizi dapat dilakukan
seminggu sekali atau dua minggu sekali pada waktu sore hari
selama 30 menit 60 menit.
4. Pembahasan
Ny. S didiagnosa menderita penyakit CHF (Congestif Heart
Failure). CHF (Congestif Heart Failure) atau yang biasa disebut gagal
jantung gagal kongestif merupakan ketidakmampuan jantung memompa
darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan
terhadap oksigen dan nutrien. Gagal jantung kongestif adalah keadaan
patologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau
kamampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik
secara abnormal(1).
Klasifikasi keparahan gagal jantung menurut New York Heart
Association (NYHA) adalah : (ASGIZ 1)
Class Symptoms
Class I (Mild) No limitation of physical activity. Ordinary
physical activity does not cause undue
fatugue, palpilation, or dyspnea (shortness o
breath)
Class II (Mild) Slight limitation oh physical activity
Comfortable at rest, but ordinary physica
activitycauses fatigue, palpilation, or dyspnea
Class III (Moderate) Marked limitation of physical activity
Comfortable at rest, but less than ordinary
activity causes fatigue, palpilation, or dyspne
Class IV (Severe) Unable to carry out any physical activity
without discomfort. Symptoms of cardia
insufficiency at rest. If any physical activity i
undertaken, discomfort is increased
Selain cairan dan natrium, zat gizi lain yang harus dipantau pada
pasien CHF adalah kalsium, vitamin D, magnesium, kalium, dan tiamin.
Pasien dengan CHF meningkatkan risiko perkembangan osteoporosis
karena rendahnya tingkat aktivitas, gangguan fungsi ginjal, dan
penggunaan obat terkait metabolisme kalsium. vitamin D berperan dalam
memperbaiki inflamasi pada pasien HF. Penggunaan diuretik pada pasien
HF dapat meningkatkan ekskresi magnesium dan kalium sehingga kedua
zat gizi ini perlu diperhatikan. Selain itu pasien dengan HF juga memiliki
risiko defisiensi tiamin karena rendahnya asupan, penggunaan diuretik
loop, yang mana meningkatkan ekskresi dan usia lanjut(4).
DAFTAR PUSTAKA
1. Indonesia PE. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Pedoman
Talaksanaan Gagal Jantung di Indonesia. Jakarta; 2015.
2. Pujol, Tucker, Barness. Disease of the Cardiovascular System. Nutrition
Therapy and Pathophysiology. 2nd Ed. Belmont: Wadsworth Cengage
Learning; 2010. 308-315 p.
3. Noer ER, Murbawani EA. Buku Ajar Asuhan Gizi 1. Semarang: UPT
Undip Press Semarang; 2014. 5559 p.
4. Kathleen L, Escott-Stum S. Krauses, Food and Nutrition Therapy.
Saunders Elsevier. 2008. 865-872 p.
Lampiran