1. Pendahuluan
Perhitungan kehilangan tekanan alir dalam pipa tegak dan datar sangat
diperlukan pada perencanaan instalasi sumur produksi (sumur gas dan sumur minyak),
baik untuk sumur yang berproduksi secara alamiah maupun untuk sumur pengangkatan
buatan. Di bidang Teknik Perminyakan, penelitian tentang perhitungan kehilangan
tekanan alir dalam pipa tegak dan datar telah banyak dilakukan. Untuk aliran fluida dua
fasa (campuran gas dan cairan) penelitian telah dilakukan sejak tahun 1952 oleh
Poetmann & Carpenter sampai dengan tahun 90-an. Sedangkan untuk aliran gas dalam
pipa tegak telah dilakukan oleh Cullender & Smith dan lain-lain, sedangkan untuk aliran
datar oleh Weymouth dan lain-lain. Perkembangan teknologi mewarnai penelitian yang
dilaksanakan pada waktu itu. Diawali beberapa pengamatan secara visual dan
pengukuran dengan alat ukur sederhana, yang dilakukan langsung di sumur-sumur
produksi di lapangan, sampai dengan pengamatan dan pengukuran secara
komputerisasi di laboratorium, dengan membuat model berskala kecil. Sedangkan
perkembangan penelitian pada tahun-tahun terakhir ini, dengan menggunakan model
numerik, dengan bantuan komputer. Oleh karena itu, untuk mengikuti perkembangan
teknik perhitungan kehilangan tekanan alir dalam pipa, dalam sillabus mata kuliah ini
perlu ditambah satu bab tentang mathematical modelling aliran multi fasa dalam pipa.
Bab ini akan dicantumkan pada kesempatan yang akan datang.
Penelitian pada tahun 50-an sampai dengan akhir tahun 60-an, menggunakan
metoda penelitian dengan menggunakan anggapan aliran yang sederhana, yaitu
dengan menggunakan metoda statistik berdasarkan data lapangan dan menganggap
bahwa kecepatan gas sama dengan kecepatan cairan. Perkembangan teknologi
selanjutnya memungkinkan para peneliti untuk melakukan anggapan yang lebih
mendekati keadaan sebenarnya, misalnya kecepatan gas lebih besar dari pada
kecepatan cairan dan distribusi gas dalam cairan atau sebaliknya (pola aliran) dapat
diperhitungkan.
4. Wyemouth
5. Panhandle A
6. Panhandle B
Hagedorn dan Brown menurunkan korelasi kehilangan tekanan aliran dalam pipa
vertikal pada tahun 1965, berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan sumur
percobaan. Didalam sumur percobaan tersebut dipasang tubing yang berukuran 1.5"
nominal sampai dengan 2.5" nominal. Campuran gas dan cairan (minyak dan air)
dialirkan dari dasar sumur ke permukaan dan kehilangan tekanan sepanjang pipa
vertikal tersebut diukur. Pada pengukuran tersebut, tidak dilakukan pengamatan
terhadap pola aliran yang terjadi. Parameter aliran divariasikan dengan selang harga
yang cukup luas.
Hagedorn dan Brown telah membuat tiga buah grafik yang merupakan korelasi
liquid hold-up, seperti ditunjukkan pada Gambar 1 sampai dengan 3. Gambar 1 dan 2
adalah grafik untuk menentukan "intermediate variable", yaitu dan CNL, sedangkan
N gv N 0L.38
(5)
N 2D.14
N vl 0 .1 ( CN L )
(6)
N 0vg.575 0a .1N D
menggunakan Gambar 3.
5. Berdasarkan harga dari langkah 2 dan harga yL/ dari langkah 4, maka
dapat dihitung yL, yaitu :
yL = (yL/) (7)
dp g
= { L y L + g (1 y L )} (8)
dz g c
Gambar 1. Grafik
Beggs dan Brill mengembangkan korelasi kehilangan tekanan aliran fluida dua fasa
dalam pipa berdasarkan hasil pengukuran dan pengamatan di laboratorium. Instalasi
utama untuk percobaan ini terdiri dari pipa-pipa acrylic untuk beberapa ukuran dan
pengatur sudut kemiringan pipa, selain peralatan untuk pengaliran seperti pompa dan
separator dan juga berbagai alat pengukur. Berdasarkan pengamatan terhadap pola
aliran pada saat pipa mempunyai kedudukan horizontal, Beggs dan Brill membagi pola
aliran sebagai berikut :
1. Pola Aliran segregated
2. Pola Aliran Transisi
3. Pola Aliran Intermittent
4. Pola Aliran Distributed
Parameter-parameter yang diperlukan untuk mendefnisikan masing-masing pola aliran
tersebut adalah sebagai berikut :
v
L = sL (10)
vm
L1 = 3160L.302 (11)
L 2 = 0.0009252L2.4684 (12)
L 3 = 0 . 10 L1 . 4516 (13)
L 4 = 0.50L6.738 (14)
Berdasarkan parameter pola aliran tersebut, batas-batas pola aliran dapat ditentukan
dengan menggunakan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
Perhitungan liquid hold-up sesuai dengan pola aliran yang terjadi, yang ditentukan
berdasarkan persyaratan diatas.
Korelasi liquid hold-up diturunkan sesuai dengan pola aliran yang terjadi. Sedangkan
pola aliran yang dihasilkan oleh Beggs dan Brill berdasarkan pengamatan terhadap pola
y L () = () y L (0) (15)
ay bL
y L (0) = (16)
N cFR
dimana :a, b dan c adalah konstanta-konstanta yang tergantung pada pola aliran dan
ditunjukkan pada Tabel 1.
Faktor koreksi untuk sudut kemiringan pipa ditentukan berdasarkan persamaan berikut :
Tabel 1
Konstanta a, b dan c Persamaan (16)
Pola Aliran A B C
Segregated 0.9800 0.4846 0.0868
Untuk aliran vertikal, dimana sebesar 90o, maka persamaan (17) dapat
disederhanakan menjadi :
= 1 + 0.3C (18)
g
C = (1 y L ) ln{dy eL N fFR N FR } (19)
Untuk pola aliran transisi, harga liquid hold-up ditentukan berdasarkan hasil interpolasi
antara harga liquid hold-up pada pola aliran segregated dan intermittent, berdasarkan
persamaan berikut :
Tabel 2
Pola Aliran D E F G
Segregated up-hill 0.011 -3.7680 3.5390 -1.6140
Intermittent up-hill 2.960 0.3050 -0.4473 0.0978
L 3 N FR
dimana : A= B=1-A
L3 L 2
Untuk aliran dua fasa, Beggs dan Brill mendefinisikan faktor gesekan seperti pada
persamaan berikut :
f tp
f tp = (f n ) (21)
fn
dimana fn adalah faktor gesekan "no-slip" yang ditentukan berdasarkan diagram Moody
untuk "smooth" pipe atau dengan menggunakan persamaan berikut :
v d
N Re n = 14 88 n m (23)
n
n = L L + g (1 L ) (24)
f tp
= eS (25)
fn
dimana :
ln( y)
S= (26)
0.0523 + 3.182 ln( y) 0.8725{ln( y)}2 + 0.01853{ln( y)}4
L
y= (27)
{y L ()}2
Apabila harga 1 < y < 1.2, maka harga S dihitung dengan persamaan :
Gradien tekanan akibat gesekan, menurut Beggs dan Brill dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
dp f tp n v 2m
( )f = (29)
dL 2g c d
1. Pengembangan Korelasi
Eaton mengembangkan korelasi liquid hold-up sebagai fungsi dari kelompok bilangan
tak berdimensi, sebagai berikut :
1.84 N 0Lv
.575 P 0.05 N 0.1
L
yL (30)
N gv N 0d.0277 Pb0.05
Harga Pb pada persamaan diatas adalah tekanan standard, yang dalam hal ini dapat
diambil harga tekanan atmosfir, yaitu sebesar 14.65 psi. Fungsi yL tersebut secara grafis
ditunjukkan pada Gambar 4.
Eaton menurunkan persamaan gradien tekanan sebagai akibat gesekan adalah sebagai
berikut :
dp fv 2m fw 2m
= = (31)
dL f 2g c d 2g c dA 2 n
= LL + g(1-L)
d = diameter pipa, ft
Faktor gesekan, f, ditentukan berdasarkan korelasi antara dua kelompok tak berdimensi,
yaitu :
Hubungan kedua kelompok variable tak berdimensi tersebut dinyatakan dalam bentuk
grafis, seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Pada waktu menggunakan Gambar 5
tersebut perlu diperhatikan bahwa pada harga
(
0.057 W W 0.5
m g ) 4
2 .25 5x10 (33)
gd
pembacaan harga faktor gesekan untuk pipa berukuran 2 dan 4 digunakan kurva yang
berbeda. Hal yang sama untuk pipa berukuran 4 dan 17, ekstrapolasi kurva dilakukan
pada harga kelompok tak berdimensi sebagai berikut :
0.057 W W 0.5
Untuk pipa 4 :
g m ( )
9x10 5 (34)
2. 25
gd
Untuk pipa 17 :
g m (
0.057 W W 0.5
)
4 x10 5 (35)
2 .25
gd
Dengan demikian perlu diperhatikan jika harga kelompok tak berdimensi yang diperoleh
lebih besar dari harga tersebut.
dP WL dv 2L + Wg dv g2
= (36)
dL acc 2g c q m dL
dv g = v g ( P1 , T1 ) v g (P2 , T2 ) (38)
dP
dP dL f
= (39)
dL acc 1 E k
Hasan & Kabir mengembangkan korelasi berdasarkan model fisik, prediksi pola
aliran, fraksi kehampaan (void fraction) dan kehilangan tekanan selama aliran multifasa
dalam sumur vertikal. Analisa yang dilakukan pertama kali adalah kondisi hydrodinamik
yang memberikan kenaikan pola aliran yang bervariasi. Metode ini untuk memprediksi
fraksi kehampaan dan kehilangan tekanan yang kemudian dikembangkandengan
Berbeda dengan korelasi sebelumnya, korelasi ini memprediksi empat pola aliran
gas atau cairan yang ada dalam aliran vertikal, sebagaimana pada gambar 6. Keempat
pola aliran tersebut adalah bubbly, slug, churn dan annular.
Pada laju alir gas yang rendah, fasa gas cenderung bergerak ke atas melalui
cairan dalam bentuk gelembung kecil yang dikenal sebagai aliran bubbly. Laju alir gas
bertambah, gelembung yang berukuran kecil mulai bergabung dan membentuk
gelembung besar dan pada laju alir gas yang cukup tinggi berkumpulnya gelembung
menjadi cukup besar yang menempati hampir semua bagian pipa. Gelembung yang
besar ini dikenal sebagai taylor bubbles yang memisahkan cairan slug diantaranya.
Pada laju aliran tertinggi, shear stress antara taylor bubble dan liquid film bertambah dan
akhirnya menyebabkan pecahnya liquid film dan gelembung, pola aliran ini dinamakan
annular.
Pola aliran transisi (aliran bubbly menjadi aliran slug) terjadi ketika gelembung dengan
ukuran kecil yang terpisah melalui aliran bubbly masuk ke aliran slug yang memerlukan
penggabungan gelembung dengan ukuran kecil. Hal ini berakibat terjadi tabrakan antara
penggabungan gelembung dan gelembung formasi yang sangat besar, akan meningkat
dengan betambahnya laju alir gas. Hasan dan Kabir mendapatkan fraksi kehampaan
pada aliran transisi sekitar 0.25 yang dalam geometri annular (casing/tubing). Hubungan
antara void fraksi (fg) dengan kecepatan superficial gas dalam aliran bubbly dapat
dituliskan :
atau
Dengan persamaan 43 diprediksi bahwa aliran slug akan terjadi pada kecepatan
superficial gas melebihi 0.29 ft/sec atau 0.088 m/s.
Aspek transisi antara aliran bubbly dan aliran slug mempengaruhi diameter pipa.
Kenaikan gelembung dengan ukuran terkecil tergantung jenis fluid tetapi tidak
tergantung diameter pipa. Kenaikan kecepatan taylor bubblydapat dituliskan :
Persamaan (42) mengaplikasikan hanya untuk aliran transisi dari aliran bubbly ke aliran
slug pada laju alir rendah atau sedang. Pada laju alir tinggi, kerusakan terpelihara
sampai dengan terpecahnya gumpalan gelembung, kemudian mengubah transisi ke
aliran slug. Dalam kasus ini aliran bubbly terjadi ketika void fraction sekitar 0.25. Tipe
aliran bubbly ini yang dihasilkan dari pecahnya dan menyebarnya gelembung yang
terkumpul dalam cairan dikenal sebagai aliran dispersed bubbly. Persamaan diameter
maksimum gelembung yang mungkin dibawah kondisi aliran turbulen. Taitle
menggambarkan mixture velocity sebagai berikut :
Dalam aliran slug, tipe gelembung Taylor dibentuk oleh kumpulan gelembung dengan
ukuran kecil yang menempati hampir semua bagian pipa. Gelembung Taylor akan
dipisahkan oleh cairan slug yang berakibat gelembung dengan ukuran kecil tersebut
tersebar. Cairan yang dihasilkan oleh gelembung taylor dan aliran dinding tubing
disekitar gelembung disebut falling film. Di bagian atas aliran slug terjadi ketika interaksi
menjadi cukup tinggi sampai memecahkan rantai gelembung, yang berakibat aliran
transisi menjadi aliran churn.
Dari persamaan (45) dengan menggunakan hubungan antara gelembung Taylor dan
kenaikan kecepatan vT menjadi mixture velocity, vM :
dan
LvLs2>3300 lbm/ft-sec2 (4911 kg/m.s2) pola alirannya adalah dispersed bubbly atau
annular.
Pada laju alir yang tinggi, transisi dari aliran churn atau slug ke aliran annular.
Kecepatan minimum yang diperlukan untuk untuk menangkap droplet dalam suspensi
dapat ditentukan dari kesetimbangan gaya drag pada droplet dan gaya gravitasi,
dituliskan sebagai berikut :
atau
Untuk diameter droplet, dd, Taitel memakai korelasi yang diperbaiki oleh Hinze untuk
ukuran droplet yang stabil :
dd = (NWec)/g)/g g2 (51)
2. Gradien Tekanan
Gradien tekanan total, dp/dz selama aliran multifasa adalah jumlah gravitasi (static
head, [(dp/dz)H], frictional [(dp/dz)F] dan acceleration [kinetic head (dp/dz)A]), yang
dituliskan sebagai berikut :
Untuk produksi minyak, bentuk akselerasi sangat kecil dan biasanya diabaikan.
Apabila didesain pusat mixture velocity menjadi C0 kali rata-rata mixture velocity, M :
g = C0 M + (55)
gs/g = C0 M + (56)
atau
fg = gs/(C0 M + ) (57)
Untuk aliran turbulen mixture velocity pada axis pipa sebesar 1.2 kali rata-rata mixture
velocity. Dan jika gelembung gas diasumsikan sebagian besar aliran melalui pusat pipa,
sebagaimana terlihat pada kasus aliran vertikal, kemudian nilai C0 adalah 1.2., maka
untuk gas void fraction selama aliran vertikal bubbly, persamaan 57 dapat dituliskan :
dimana :
dan
Analisa aliran slug hampir sama dengan aliran bubbly, perbedaannya adalah dengan
penambahan void fraction untuk slug flow.
fg = gs/(C1 M + T) (63)
dimana :
0.01N f 3.37 N Eo
C2 = 0.345 1 exp 1 exp (65)
0.345 m
dan
Untuk nilai Nf yang besar (>300) dan NEo (>100), persamaan 65 disederhanakan menjadi
:
C2 = 0.345 (71)
Untuk aliran udara/air melalui pipa 2 in (5 cm) pada kondisi standar, Nf = 35000 dan NEo
= 322. Viskositas minyak 100 cp (100 mPa.s), = 30 dynes/cm (30 mN/m), Nf = 350 dan
NEo = 817, C2 = 0.345, maka persamaan 6-63 menjadi :
Void Fraction dalam Tubing/Casing Annulus. Seperti pada kasus aliran bubbly, void
fraction selama slug flow dalam annular geometry drepresentasikan pada persamaan
63. C1 dan C2 linear tergantung pada perbandingan diameter tubing ke casing dan
menganjurkan memakai diameter equivalen (de = dt - dc) yang dimasukkan pada
diameter (d) persamaan 6-44 untuk menghitung T. Korelasi yang sesuai untuk C1 dan
T adalah :
dan
Pola aliran churn agak sulit dianalisis dan tidak banyak yang melakukan penelitian.
Persamaan yang dikembangkan untuk aliran slug 72 untuk memprediksi void fraction
dan 75 untuk memprediksi pressure drop dipakai untuk pola aliran churn.
Pada aliran annular, aliran gas melalui pusat tubing sedangkan aliran cairan melalui
dinding tubing sebagai film. Apabila diasumsikan aliran annular ideal, liquid yang
terbawa sebagai droplet dalam fasa gas dan permukaan gas/liquid licin, masalah
tersebut dapat mengurangi perkiraan pressure drop dalam aliran single-phase gas.
Dalam kasus ini tidak diperlukan perkiraan void fraction. Ketebalan liquid film kurang dari
5% diameter tubing, sehingga perhitungan diameter tubing diabaikan. Sehingga total
gradien tekanan selama aliran annular dapat ditulis :
Masalah ini akan mengurangi perkiraan perhitungan densitas fluid dalam core, c , dan
friction factor, fc, untuk aliran gas yang melalui pipa kasar. Dengan memakai hukum gas,
persamaan 76 dapat dituliskan dalam bentuk dp/dz :
[ 2
dp 1 g c + (2f c c g / d ) ]
=
dz g c [
1 ( c g 2 / pg c ] (77)
(
= M M x g / L g )
Korelesi Steen dan Wallis untuk E dengan kecepatan kritik uap terlihat pada gambar
berikut :
Faktor Friksi Film. Jumlah korelasi yang diperlukan untuk memprediksi kekasaran
liquid film atau faktor friksi film , fc, :
Ketebalan film, , atau void fraction gas, fg, perlu diperkirakan karena friksi faktor film
tergantung pada kualitas. Korelasi Lockhart-Martinelli mengekspresikan void fraction
dalam bentuk parameter Lockhart-Martinelli, X. Hubungan antara fg dan X dapat
dituliskan :
fg = (1 + X0.8)-0.378 (83)
Untuk aliran turbulen kedua fasa gas dan liquid, X dapat ditulis dalam bentuk fraksi
masa gas, x, sebagaimana dalam hubungan :
1. Beggs, H. D., and J. P. Brill.: A Study of Two-Phase Flow in Inclined Pipes, Journal
of Petroleum Technology, p. 607, May 1973.
2. Cullender, M. H., and R. V. Smith.: Practical Solution of Gas-flow Equations for
Wells and Pipeline with Large Temperature Gradients, Transactions AIME 207, pp.
281-87, 1956.
3. Orkiszewski, J.: Predicting Two-Phase Pressure Drops in Vertical Pipe, Journal
Petroleum Technology, June 1967.
4. Mixtures from Boreholes, Proc., Sixth World Pet. Congress, Frankfort (June 19-26,
1963) Section II, Paper 22-PD6.
5. Duns, H. Jr. and N. C. J. Ross.: Vertical Flow of Gas and Liquid Mixtures in wells,
In Proceedings of the 6th World Petroleum Congress (1963), p. 451.
6. Poettman, F. H. and P. G. Carpenter.: The Multiphase Flow of Gas,
7. Duns, H. Jr. and Ros, N.C.J.: Vertical Flow of Gas and Liquid Mixtures from
Boreholes, Proc., Sixth World Pet. Congress, Frankfurt (June 19-26, 1963) Section
II, Paper 22-106.
8. Chierici, G.L., Ciucci, G.M., and Schocchi, G.: Two-Phase Flow Through Vertical
Flow in Oil Fields Prediction of Pressure Drop, J. Pet. Tech. (Aug. 1974) 927-38;
Trans., AIME, 257.
9. Lawson, J.D. and Brill, J.P.: A Statistic Evaluation of Methods Used to Predict
Pressure Losses for Multiphase Flow in Vertical Oil Well Tubing, J. Pet. Tech. (Aug.
1974) 903-13; Trans., AIME, 257.
10. Sanchez, M. J.: Comparison of Correlations for Predicting Pressure Losses in
Vertical Multhiphase Annular Flow, M. S. Thesis, The University of Tulsa, 1972.
11. Eaton, B. A., Andrews, D. E., Knowles, C. E., Silberberg, I. H. and Brown, K. E.,:
The Prediction of Flow Patterns, Liquid Holdup and Pressure Losses Occurring
During Continuous Two-Phase Flow in Horizontal Pipelines, Trans. AIME (1966).
12. Hasan, A.R., Kabir, C.S.: A Study of Multiphase Flow Behavior in Vertical Wells,
SPE 15138, Production Engineering, May 1988.