CJR Teori Belajar
CJR Teori Belajar
PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Yang mana berkat
rahmat, taufik, dan hidayahnya. Penulis dapat menyelesaikan tugas critical jurnal
report dengan Mata Kuliah teori belajar dan permasalahan belajar di dikdas.
Dengan dosen pengampu bapak Dr. Aman Simaremare , M.Pd. Dimana critical
jurnal report ini berjudul Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02
Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
BAB I. PENDAHULUAN
4.2 Saran................................................................................................. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PENGANTAR
Belajar merupakan sesuatu yang kompleks yang terjadi pada semua orang
dan langsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan ) hingga
liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah
adanya perubahan tingkah lakunya dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan
(psikomotorik) maupun menyangkut nilai dan sikap (afektif). Dalam
pelaksannanya perlu memahami teori belajar yang berkaitan dengan proses
belajar.
1. Guru dapat memahami apa dan bagaimana sebenarnya proses belajar itu
terjadi pada diri peserta didik sehingga guru dapat mengambil tindakan
pendagogiek dan educatif yang terdapat bagi penyelenggaraan
pembelajaran.
2. Guru dapat memilih dan menggunakan pendekatan, strategi ,metode dan
teknik pembelajaran yang luwes, variatif. Dan efektif dalam pelaksanaan
pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
2
3. Guru dapat mewujudkan kinerja yang efektif dan optimal pada petugas
kompetensi menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran.
3
Pada tahap ini pengetahuan dipresentasekan dalam bentuk bayangan visual atau
gambar yang menggambarkan kegiatan konkret yang terdapat pada tahap enaktif.
3. Tahap Simbolik
Pada tahap ini pengetahuan dipresentasekan dalam bentuk simbol-simbol.
Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang terjadi dalam kegiatan
di kelas, di sekolah maupun di luar sekolah. Untuk menggambarkan hasil belajar
yang dicapai siswa, maka diadakan suatu proses penilaian seperti tes hasil belajar.
Tes hasil belajar dilakukan untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan siswa
setelah melakukan proses belajar mengajar. Gagne (Elvin, 1999:11)
mengemukakan 3 (tiga) komponen yang dapat ditinjau dari hasil belajar,
yaitu kemampuan : (1) Kognitif (pengetahuan) berhubungan erat dengan
perubahan tingkah laku meliputi kemampuan pemahaman pengetahuan serta
melibatkan kemampuan dalam mengorganisasi potensi berpikir untuk dapat
mengolah stimulus sehingga dapat memecahkan permasalahan yang mewujudkan
dalam hasil belajar; (2) Afektif (sikap) berhubungan erat dengan perubahan
tingkah laku itu sendiri yang diwujudkan dalam perasaan; (3) Psikomotor
(keterampilan) berhubungan erat dengan perubahan tingkah laku pada ranah
kognitif, hanya saja kemampuan kognitif, hanya saja kemampuan kognitif lebih
tinggi, karena kemampuan yang dimiliki tidak hanya mengorganisasikan berbagai
stimulan menjadi pola yang bermakna berupa keterampilan dalam memecahkan
masalah.
sehingga dari apa yang ingin di smapaikan penulis sangat relevan pada
teori brunner memiliki 4 tahapan yang apabila dicocokkan dengan pelajaran
matematika teori simetri lipat sangat cocok dan ada garis lurus yang melatar
belakangi kearah sana. Denagn menggunakan teori brunner penulis memaksudkan
tujuannya adar permasalahan yang terjadi pada pelajaran matematika yang biasa
nya sulit untuk dipecahkan oleh sebagian siswa kini hal itu terelakkan. Dengan
pemanfaatan teori brunner pada pembelajaran siswa lebih merasa terbantu hal ini
dapat dilihat dari hasil siklus pada penelitian ini yang mana siklus dilakukan
sebanyak dua kali. Pada hasil siklus pertama hasil pembelajaran tidak begitu
4
efektif maka dilakukan refleksi setelah itu dilakukan silus keduan yang mana hasil
belajar nampak signifikan perbedaannya denagn menggunakan teori belajar dari
brunner ini.
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
pembelajaran. Rencana pembelajaran didesain sesuai dengan tahap teori belajar
Bruner yang meliputi : (1) tahap enaktif, (2) tahap ikonik, dan (3) tahap
simbolik.(b) Menyusun LKS, (c) Menyusun tes hasil belajar. Tes hasil belajar
disusun dalam bentuk soal uraian untuk mengukur hasil belajar siswa,
(d) Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas
siswa serta alat peraga yang akan dipergunakan.
Setelah itu masuk kedalam Langkah-langkah pelaksanaan tindakan adalah: (a)
pada Kegiatan Awal, Mengawali tindakan pembelajaran ini peneliti mengucapkan
salam, berdoa dan mengecek kehadiran siswa, kemudian menyampaikan topik
yang akan dipelajari yaitu menggambar bangun datar dan menentukan sumbu
simetrinya. Setelah itu peneliti menyampaikan indikator yang ingin dicapai.
Untuk mengaktifkan
pengetahuan prasyarat siswa, (b) Kegiatan Inti, Pada kegiatan inti peneliti
melaksanakan pembelajaran sesuai tahap teori belajar Bruner yaitu;
(1) Tahap Enaktif; Peneliti membagikan alat peraga dan LKS kepada
masingmasing
kelompok, sebagai petunjuk untuk melakukan percobaan pada siklus I. LKS yang
digunakan pada kegiatan ini adalah LKS dengan materi simetri lipat dan
bentuknya. Sebelum memperagakan peragaan-peragaan pada LKS terlebih dahulu
peneliti memberikan penjelasan materi simetri lipat dengan menggunakan alat
peraga berupa kertas/karton yang kemudian digunting dan dilipat menjadi dua
bagian yang sama besar.
(2) Tahap Ikonik; Pada tahap ini ditunjukkan gambar yang sesuai dengan alat
peraga yang diberikan atau menggambar alat peraga yang ditampilkan oleh
peneliti. Setelah siswa mencoba mencari berbagai cara untuk mengetahui
banyaknya lipatan yang dihasilkan oleh persegi tersebut. Selanjutnya siswa
menggambar banyaknya garis putus-putus yang dihasilkan oleh lipatan tersebut
yang membagi dua bagian yang sama besar.
(3) Tahap Simbolik; Pada tahap ini peneliti mengarahkan siswa untuk
menggunakan simbol-simbol. Pada awalnya siswa mengalami kesulitan untuk
7
untuk menentukan banyaknya simetri lipat pada gambar bangun datar yang
merekabuat. Setelah melalui penjelasan dari peneliti dengan memberikan contoh
peragaan akhirnya siswa dapat menggunakan sumbu simetri untuk menentukan
banyaknya simetri lipat pada bangun datar. Setelah itu , Proses belajar mengajar
dilanjutkan dengan (c) Kegiatan Akhir. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
adalah memberikan tes akhir tindakan siklus II untuk mengukur kemampuan
siswa, setelah diadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan teori Bruner.
Selama pelaksanaan tindakan, dilaksanakan observasi terhadap aktivitas siswa
saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Observasi aktivitas guru dan siswa dilakukan oleh (observer) teman
sejawat peneliti yaitu guru kelas IV di SDN 02 Makmur Jaya. Selanjutnya semua
hasil observasi ini dievaluasi untuk mengetahui ketepatan prosedur pelaksanaan
tindakan. Hasil observasi dievaluasi dan direfleksikan. Refleksi di akhir siklus
pertama yang dilakukan oleh peneliti dan observer adalah untuk mencermati
dampak negatif dan dampak positif
tindakan pada siklus pertama dan digunakan sebagai bahan perbaikan perencanaan
tindakan siklus kedua.
Adapun hasil dari penelitian ini yaitu Penggunaan pembelajaran
dengan model pembelajaran Bruner dalam penelitian ini menggunakan strategi
melalui tiga tahapan kegiatan yaitu tahap awal, tahap inti dan tahap akhir. Strategi
ini dipilih karena dipandang dapat mengoptimalisasikan interaksi semua unsur
pembelajaran. Penerapan teori Bruner dalam pembelajaran dapat menjadikan
siswa lebih mudah dibimbing dan diarahkan. Adapun tahapan dalam teori Bruner
sebagai berikut: 1) tahap enaktif; pada tahap ini pengetahuan dipelajari secara
aktif dengan menggunakan benda-benda konkret atau dengan menggunakan
situasi nyata, 2) tahap ikonik; pada tahapa ini Berdasarkan hasil observasi
aktivitas guru pada siklus I diperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 79%
dengan kategori cukup. Pada siklus II diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas
guru sebesar 98% dengan kategori sangat baik, ini menunjukkan kenaikan
aktivitas guru pada tiap pertemuan. Berdasarkan persentase nilai rata-rata aktivitas
guru siklus I dan siklus II menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan.
8
Kenaikan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II disebabkan karena guru terus
berusaha untuk meningkatkan motivasi dan bimbingan kepada siswa dengan
berbagai perlakuan agar siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Hal yang dapat disimpulkan pada penelitian ini yaitu Berdasarkan hasil tes
akhir tindakan pada setiap siklus, ditemukan bahwa penerapan teori Bruner dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal simetri lipat. Hal ini
dapat ditunjukkan berdasarkan analisis tes akhir setiap tindakan. Bardasarkan data
yang diperoleh pada Siklus I ketuntasan belajar secara klasikal dengan jumlah
siswa yang tuntas 16 orang dari 22 orang dengan persentase nilai rata-rata sebesar
73% dan persentase daya serap klasikal yang diperoleh sebesar 72%. Hal ini
masih jauh dari harapan peneliti yaitu dengan ketuntasan klasikal mencapai 80%.
Berdasarkan data tersebut, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II
persentase ketuntasan belajar secara klasikal diperoleh sebesar 95% dan
persentase daya serap klasikal yang diperoleh sebesar 84%. Hal ini sudah sesuai
dengan harapan peneliti yaitu dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 80%.
Ini menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar pada tiap siklus. Berikut
adalah grafik peningkatan hasil belajar siswa tiap siklus berdasarkan tes formatif.
Jika kita lihat dari sumberlain yaitu jurnal yang membahas mengenai teoti
belajar yang berbeda yaitu seperti apda jurnal yang berjudul REFLEKSI TEORI
BELAJAR BEHAVIORISTIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM yang ditulis oleh
Izzatur Rusuli yang merupakan mahasiswa STAIN Gajah Putih Takengon Aceh
Tengah, Jln Yos Sudarso, No 10 Kec. Bebesan Kab. Aceh Tengah Takengon pada
vol 8 halaman 38-64 bahwa setiap teor belajar memiliki karakteristik yang cocok
denagn sebuah mata pelajaran yang ingin kita ajarkan. Oleh sebab itu teori
brunner jika diterapkan pada mata pelajaran matematika denagn materi simetri
lipat sangat relevan diterapkan
berhubungan Pembelajaran ini cukup efektif untuk meningkatkan hasil
belajar karena dapat mengubah kebiasaan siswa belajar yang hanya mendengarkan
dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir.
9
3.2. Analisis isi jurnal
Adapun analisis yang dapat kita lihat dari jurnal diatas dengan beberapa hal yang
terkait dalam jurnal yaitu pada jurnal yang berjudul Penerapan Teori Bruner
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat
di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara yang ditulis
oleh Dewi lestari yaitu Mahasiswa Program Guru yang membuat karya ilmiah
Dalam rangka Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tadulako. Denagn penelitian yang berasaskan PTK. Dimana Penelitian PTK
merupakan penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru
didalam kelas. Penelitian tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian riset-
tindakan-riset-tindakan yang dilakukan secara siklus dalam rangka memecahkan
masalah , sampai masalah itu terpecahkan. PTK merupakan suatu penelitian yang
tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung ,
sehingga proses pembelajaran yang selama itu terjadi adanya kekeliruan , maka ketika
dilakukan PTK kekeliruan itu sudah dapat ditemukan cara perbaikannya akhirnya
kekeliruan tersebut diperbaiki dan tidak diulangi kembali dalam proses belajar
mengajar. Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa Penelitian denagn PTK
merupakan penelitian yang dapat ditandai dengan adanya siklus pada tiap
pelaksanaannya. Siklus merupakan perlakuan yang diberikan ketika hasil yang dilihat
tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh setelah dilakukannya refleksi sebelumnya.
Pada jurnal ini sudah dilakukannya tahapan inii tahapan yang menunjukkan dari
siklus tersebut. namun, jika kita amati strategi yang dilakukan untuk membuat teori
brunner ini dilakukan denagn maksimal belum terlihat jelas yaitu pada pembahasan
metode. Pada pembahasan metode hanya mengatakan bahwa penelitian ini
menggunakan penelitian yang memakai teori belajar brunner dan penelitian ini
berasaskan PTK. Pada jurnal ini juga mengaplikasikan dari model kennis dan tc
tanggar yang mana dalam langkah nya ada observasi, refleksi dan tindakan. Yang
mana sebenarnya pada penelitian PTK hal-hal itu memang harus dilakukan.
Rangkaian dari langkah mengobservasi, refleksi, dan melakukan tindakan ptu
merupakan rangkaian kegiatan dari siklus itu senditi jadi tidak harus di buat model tc
tangger dan model kemmis. Pada jurnal ini yang membahas tentang penelitian yang
berasaskan PTK harusnya memberikan tips agar kesalahan yang dibuat peneliti-
10
peneliti berikutnya tidak terjadi kesalahan yang sama dalam meneliti. Pada jurnal ini
karaktristik dari teori belajar dan kelebihan dan kekurangan teori belajar ini tidak
disertakan dalam jurnal padahal, sebagai pembaca kita harus mengetahui dasar dari
apa teori belajar brunner itu dapat kita terapkan dikehidupan nyata kita dan dengan
peserta didik yang seperti apa yang cocok dilakukannya.
Dalam jurnal ini tidak dilengkapi penelitian yang relevan yang dapat
pembaca jadikan acuan untuk menggunakan teori belajar brunner kedepannya
nanti seperti apa baiknya. Dalam penelitian ini strategi pembelajaran tampak tidak
jelas dalam penguraiannya. Oleh sebab itu perlu adanya kejelasan dalam
penerapkan strategi yang ingin diterapkan pada penelitian ayng berbaur PTK ini.
Dalam jurnal ini angket yang harus diisi oleh guru tidak tampak untuk
melihat keaktifan siswa sehingga pembaca tidak terlalu paham dalam
penyampaian gagasannya. Tindakan yang harusnya dilakukan dalam PTK juga
masig terlihat kaku penerapannya dalam jurnal ini contohnya ketika anak yang
membuat benda konkrit pada sistem abstrak. Walaupun pada kenyataannya itu
merupakan bentuk adri tahapan teori belajar brunner.
1. Pada jurnal ini hasil sangat signifikan terlihat dengan adanya diarram
yang terlihat
4. Pada sistematika penulisan jurnal ini sudah cukup baik denagn bahasa
dan penjelasan yang runtut
11
Adapun kekurangan dari jurnal ini yaitu :
1. Pada awal halaman depan jurnal ini tidak melampirkan alamat email
penulis sehingga dari sudut biografinya tidak lengkap.
3. Pada jurnal ini strategi pembelajaran yang dijelaskan tidak begitu jelas.
5. Pada jurnal ini karaktristik dari teori belajar brunner tidak terlihat jelas
pada perlakuan dari tiap siklus.
6. Pada saran jurnal harusnya diberikan tips ataupun cara yang harus
dilakukan ileh peneliti berikutnya untuk meminimalisisr kesalahan
yang mungkin terjadi dilakukan pada penelitian yang menggunakan
teori belajar brunner ini.
BAB IV
12
PENUTUP
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil yaitu pada jurnal ini peneliti sudah
dapat memberitahukan maksud dan tujuan dari penulisan jurnal ini. Pelaksanaan
yang dilakukan pada jurnal ini pada umumnya sudah berjalan denagn maksimal.
Teori belajar brunner sangat relevan bila diterapkan pada pembelajaran
matematika denagn materi simetri liapt ini. Karna langkah-langkah dari teori
brunner tersebut jika kita kaitkan enagn matematikan terkait simetri lipat cocok
diterapkan. Dan hasil belajar mereka terlihat semangat dan memiliki nilai yang
baik dari pada sebelumnya. Teori bealajar brunner memiliki efektifitas yang baik
dalam perilakunya. Namun strrategi dan model belajar yang diterapkan dengna
menggunakan teori belajar ini harus jelas adanya. Agar hasi yang dicapai[un
maksimal sesuai yang diharapkan.
adapun saran yang dapat diberikan pada jurnal ini yaitu jurnal yang baik
adalah jurnal yang jelas data dan tujuan dilakukannya penelitian, terkait itu
karakteristik dan prosedurnya pun harus jelas. Dalam jurnal ini dapat disebutkan
segalanya namun tidak begitu jelas sehingga pembaca harus menelaah lagi dari
hal-hal terkait yang dimaksudkan.
DAFTAR PUSTAKA
13
Mardianto. 2014.psikologi pendidikan. Medan : Perdana Publishing.
14