Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI

1. Pengkajian Resiko Dekubitus


NO KEGIATAN RENCANA PELAKSANAAN KETERANGAN
1 Identifikasi masalah 6-12 April 6- 9 April 2015 Menyampaikan hasil
dan sosialisasi 2015 identifikasi masalah
masalah oleh kelompok kepada
perawat ruangan, dan
mensosialisasikan
tentang resiko
dekubitus pada pasien
tirah baring lama
2 Membuat dan 13-18 April 15 April 2015 Membagikan format
Membagikan format 2015 pengkajian resiko
pengkajian resiko dekubitus ke semua
dekubitus dan perawat di unit stroke
menyamakan dan menyakan persepsi
persepsi tentang teori skala
resiko dekubitus yang
akan di pakai
3 Melakukan 15 April- 25 15 april - 04 Mei Melakukan sosialisasi
sosialisasi tentang april 2015 2015 format pengkajian
format pengkajian resiko dekubitus yang
dekubitus sudah disepakati
4 Melakukan 13 april- 09 4-9 Mei 2015 Melakukan pengkajian
pelaksanaan Mei 2015 resiko dekubitus ke
pengkajian semua pasien baik
dekubitus ke pasien pasien baru maupun
pasien yang sudah
rawat inap lama
5 Evaluasi hasil 11-13 Mei 11 Mei 2015 Melakukan evaluasi
pelakasaan 2015 tentang resiko
pengkajian dekubitus di unit stroke
dekubitus ke pasien

EVALUASI (HASIL PENYELESAIAN MASALAH)


1. Pengkajian resiko dekubitus
Berdasakan diagram diatas dapat diiterpretasikan bahwa persentase pada saat
pengkajian angka kejadian luka dekubitus 3 bulan terakhir sebesar 0,75 % (1
orang pasien dari 132 orang pasien). Pada evaluasi tanggal 11-13 mei 2015 tidak
ditemukan kejadian luka dekubitus (0%).

Berdasarkan diagram diatas dapat diinterpretasikan bahwa pada saat pengkajian


pada tanggal 06-09 april didapatkan 0% pasien tidak terdapat data pasien dengan
resiko dekubitus( belum ada format pengkajian resiko dekubitus). Pada saat
implementasi pada tanggal 15 april 09 Mei 2015 setelah dilakukan sosialisasi format
pengkajian skala Norton Resiko Dekubitus didapatkan pasien dengan resiko dekubitus
pada minggu II dengan resiko tinggi sebanyak 44% (4 orang pasien dari 9 orang
pasien) dan resiko sedang sebanyak 56% (5 orang pasien dari 9 orang pasien) dan
pada minggu III dengan resiko tinggi sebanyak 40% (4 orang pasien dari 10 orang
pasien) dan resiko sedang sebanyak 60% (6 orang pasien dari 10 orang pasien) dan
pada minggu IV dengan resiko tinggi sebanyak 33% (4 orang pasien dari 12 orang
pasien) dan resiko sedang sebanyak 67% (8 orang pasien dari 12 orang pasien) dan
pada minggu V dengan resiko tinggi sebanyak 45% (5 orang pasien dari 11 orang
pasien) dan resiko sedang sebanyak 55% (6 orang pasien dari 11 orang pasien).

Berdasakan diagram diatas dapat diinterpretasikan bahwa persentase perawat


yang melakukan pengkajian Skala Norton Resiko Decubitus di Unit Stroke. Pada saat
pengkajian didapatkan persentase perawat yang melakukan pengkajian Skala Norton
Resiko Decubitus oleh perawat sebanyak 0%. Pada saat implementasi pada minggu
ke 2 sebanyak 50% (10 orang perawat dari 10 orang perawat + 10 orang mahasiswa),
minggu ke 3 sebanyak 60% (12 orang perawat dari 10 orang perawat + 10 orang
mahasiswa), minggu ke 4 sebanyak 70% (14 orang perawat dari 10 orang perawat +
10 orang mahasiswa), minggu ke 5 sebanyak 80%(16 orang perawat dari 10 orang
perawat + 10 orang mahasiswa). Pada saat evaluasi didapatkan persentase 60% (6
orang perawat dari 10 orang perawat) yang melakukan pengkajian Skala Norton
Resiko Decubitus. Alasan mengapa perawat ada yang belum melakukan pengkajian
Skala Norton Resiko Decubitus karena belum membudayanya pengisian format
pengkajian skala Norton Resiko Dekubitus di kalangan perawat di Unit Stroke.
Diharapkan perawat agar dapat melakukan pengisian format pengkajian skala Norton
resiko dekubitus setiap pasien baru dan pasien rawat inap selama 3 hari sekali
Tindak Lanjut

1. Pengkajian Resiko Dekubitus


Pada saat pengkajian yang dilakukan pada tanggal 06-09 april didapatkan data 3
bulan terakhir dari angka kejadian dekubitus pada pasien safety terdapat 0,75%
(1orang pasien dari 132 orang pasien), dan tidak terdapat data tentang pasien dengan
Resiko Dekubitus. Di Ruang Unit Stroke terdapat sebagian besar pasien lansia dan
mengalami tirah baring lama serta mempunyai faktor resiko dekubitus karena dalam
kasus neurologis untuk penanganannya dengan bedrest total. Sehingga resiko untuk
terjadi dekubitus pada pasien sangat tinggi . Selama pengkajian di ruang unit Stroke
tidak terdapat pengkajian khusus oleh perawat tentang resiko dekubitus pada pasien di
unit Stroke. Pengkajian resiko dekubitus dapat menggunakan skala Norton.
Pelaksanaan pengkajian resiko dekubitus dengan skala Norton ini sebaiknya
dilakukan pada setiap pasien baru dan pasien rawat inap yang dilakukan setiap 3 hari
sekali. Tindak lanjut yang kami lakukan adalah membuat format pengkajian resiko
dekubitus dengan skala Norton dan mensosialisasikan tentang pengkajian resiko
dekubitus kepada seluruh perawat di unit stroke.

BAB VI
PEMBAHASAN
1. Pengkajian Resiko Dekubitus
Pada saat pengkajian tanggal 06-09 April 2015 didapatkan data 3 bulan
terakhir dari angka kejadian dekubitus pada pasien safety terdapat 0,75% (1orang
pasien dari 132 orang pasien), dan tidak terdapat data tentang pasien dengan
Resiko Dekubitus. Sedangkan berdasarkan hasil observasi bahwa klien yang
dirawat di ruang unit stroke 100% mempunyai resiko dekubitus. Menurut Potter &
Perry (2005) terdapat faktor yang mempengaruhi Resiko dekubitus yaitu gaya
gesek, obesitas, demam, status gizi, perubahan kulit, penyakit neurologis, dan
lansia yang menimbulkan tirah baring lama. Untuk mengurangi angka kejadian
dekubitus tersebut, perawat sangat berperan mencegah timbulnya dekubitus
dengan cara deteksi awal terhadap timbulnya dekubitus dengan mengkaji
seberapa besar resiko dekubitus pada pasien tirah baring lama dengan
menggunakan skala Norton. Selama ini perawat melakukan pencegahan
dekubitus dengan cara miring kanan dan miring kiri tiap 2 jam tetapi perawat tidak
pernah mengukur seberapa besar resiko dekubitus pada pasien tirah baring lama
(sebelum dilakukan sosialisasi format pengkajian resiko dekubitus). Skala
dekubitus yang sudah ada saat ini diantaranya adalah skala Norton, Braden,
Waterlow, dan Modified Norton Scale (MNS). Skala tersebut sangat berguna untuk
mengidentifikasi dan memprediksi resiko dekubitus.
Norton, MC Laren dan Exton Smith dalam Handoyo (2002), menyatakan
bahwa skala Norton sangat sederhana dan reliable untuk menilai perkembangan
resiko dekubitus. Untuk mengurangi angka kejadian dekubitus tersebut, perawat
sangat berperan mencegah timbulnya dekubitus dengan cara deteksi awal
terhadap timbulnya dekubitus dengan skala Norton. Skala Norton ini digunakan
untuk mendeteksi dini terhadap timbulnya dekubitus dengan cara
mengkategorikan terhadap derajat resiko timbulnya dekubitus. Hal ini sesuai
dengan penelitian widodo arif (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Uji
Kepekaan instrument pengkajian Resiko Dekubitus dalam mendeteksi dini resiko
kejadian dekubitus di RS Islam Surakarta didapatkan skala pengkajian Norton
lebih baik dalam mendeteksi dini resiko dekubitus di banding skala Barden dengan
p = 0,000. Berdasarkan hal tersebut dilakukan sosialisasi format pengkajian resiko
dekubitus skala Norton dan cara pengisiannya pada tanggal 15 april - 09 mei
2015. Setelah diberikan sosialisasi format pengkajian resiko dekubitus skala
Norton pada tanggal 15 april 04 Mei 2015 dilakukan pengkajian pada tanggal 15
april - 9 mei 2015, didapatkan hasil pada minggu II dengan resiko tinggi sebanyak
44% (4 orang pasien dari 9 orang pasien) dan resiko sedang sebanyak 56% (5
orang pasien dari 9 orang pasien) dan pada minggu III dengan resiko tinggi
sebanyak 40% (4 orang pasien dari 10 orang pasien) dan resiko sedang sebanyak
60% (6 orang pasien dari 10 orang pasien) dan pada minggu IV dengan resiko
tinggi sebanyak 33% (4 orang pasien dari 12 orang pasien) dan resiko sedang
sebanyak 67% (8 orang pasien dari 12 orang pasien) dan pada minggu V dengan
resiko tinggi sebanyak 45% (5 orang pasien dari 11 orang pasien) dan resiko
sedang sebanyak 55% (6 orang pasien dari 11 orang pasien).
Berdasrkan hasil pengkajian bahwa perawat ruang Unit Stroke sebelum
dilakukan sosialisasi format pengkajian resiko decubitus skala Norton didapatkan
perawat belum pernah (0%) melakukan pengkajian resiko dekubitus, dan selama
implementasi setelah diberikan pengkajian resiko dekubitus pada minggu ke 2
sebanyak 50% (10 orang perawat dari 10 orang perawat + 10 orang mahasiswa ),
minggu ke 3 sebanyak 60% (12 orang perawat dari 10 orang perawat + 10 orang
mahasiswa), minggu ke 4 sebanyak 70% (14 orang perawat dari 10 orang perawat
+ 10 orang mahasiswa), minggu ke 5 sebanyak 80%(16 orang perawat dari 10
orang perawat + 10 orang mahasiswa). Pada saat evaluasi didapatkan persentase
60% (6 orang perawat dari 10 orang perawat) yang melakukan pengkajian Skala
Norton Resiko Decubituskukan pengkajian resiko dekubitus,
Hambatan yang ada yaitu kurang membudayanya perawat dalam mengkaji
skala resiko dekubitus pada setiap klien di unit Stroke. Tindak lanjut yang bisa
dilakukan setelah evaluasi pada tanggal 11 -13 mei 2015 yaitu dengan
membudayakan pengisian format pengkajian skala Norton resiko dekubitus setiap
pasien baru dan pasien rawat inap selama 3 hari sekali.

BAB VII
KESIMPULAN

1. Pengkajian Resiko Dekubitus


Untuk mengurangi angka kejadian dekubitus tersebut, perawat sangat berperan
mencegah timbulnya dekubitus dengan cara deteksi awal terhadap timbulnya
dekubitus dengan mengkaji seberapa besar resiko dekubitus pada pasien tirah baring
lama dengan menggunakan skala Norton. Skala Norton ini digunakan untuk
mendeteksi dini terhadap timbulnya dekubitus dengan cara mengkategorikan terhadap
derajat resiko timbulnya dekubitus. Pada hasil role play dari pengkajian resiko
dekubitus skala Norton, didapatkan hasil pada minggu II dengan resiko tinggi
sebanyak 44% (4 orang pasien dari 9 orang pasien) dan resiko sedang sebanyak 56%
(5 orang pasien dari 9 orang pasien) dan pada minggu III dengan resiko tinggi
sebanyak 40% (4 orang pasien dari 10 orang pasien) dan resiko sedang sebanyak
60% (6 orang pasien dari 10 orang pasien) dan pada minggu IV dengan resiko tinggi
sebanyak 33% (4 orang pasien dari 12 orang pasien) dan resiko sedang sebanyak
67% (8 orang pasien dari 12 orang pasien) dan pada minggu V dengan resiko tinggi
sebanyak 45% (5 orang pasien dari 11 orang pasien) dan resiko sedang sebanyak
55% (6 orang pasien dari 11 orang pasien).
Sedangkan sebelum dilakukan sosialisasi format pengkajian resiko dekubitus
didapatkan perawat belum pernah (0%) melakukan pengkajian resiko dekubitus, dan
selama implementasi setelah diberikan pengkajian resiko dekubitus didapatkan hasil
pada minggu ke 2 sebanyak 50% (10 orang perawat dari 10 orang perawat + 10 orang
mahasiswa ), minggu ke 3 sebanyak 60% (12 orang perawat dari 10 orang perawat +
10 orang mahasiswa), minggu ke 4 sebanyak 70% (14 orang perawat dari 10 orang
perawat + 10 orang mahasiswa), minggu ke 5 sebanyak 80%(16 orang perawat dari 10
orang perawat + 10 orang mahasiswa). Pada saat evaluasi didapatkan persentase
60% (6 orang perawat dari 10 orang perawat) yang melakukan pengkajian Skala
Norton Resiko Decubitus. Pada evaluasi tanggal 11-13 Mei 2015 tidak di temukan
angka kejadian Luka Dekubitus.
.
Saran
Dilakukannya sosialisasi tentang pengkajian resiko dekubitus dan pengkajian luka
dekubitus pada perawat, sehingga dapat menurunnya atau menghilangnya angka
dekubitus pada ruangan.
POA DEKUBITUS
No. WAKTU
PJ
MASALAH PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR PELAKSANAAN TEMPAT
PROGRAM
DAN EVALUASI
1 Angka kejadian Optimalisasi pengawasan - Perawat - Sosialisasi format Unit Nita dan
dekubitus 3 bulan terjadinya resiko dekubitus melakukan pengkajian resiko Stroke RS Lenny
terakhir sejumlah - Refresh ke perawat unit stroke pengkajian resiko dekubitus dan luka Wava
1 orang dari 132 penjadwalan Mobilisasi dekubitus pada dekubitus pada Husada
orang pasien pasien secara optimal. pasien tanggal 15 April
- Pembuatan format pengkajian - Tidak terdapat
2015
khusus tentang dekubitus angka kejadian - Pengisian
pada pasien. luka dekubitus pengkajian resiko
- Sosialisasi format pengkajian
dekubitus pada
resiko dekubitus pada seluruh
tanggal 15 April - 9
perawat di Unit Stroke
Mei 2015
- Implementasi pengkajian
- Evaluasi tanggal
resiko dekubitus
11-13 Mei 2015
- Evaluasi pengkajian resiko
dekubitus

Anda mungkin juga menyukai