Askep Plasenta Previa Dan Solusio Plasenta
Askep Plasenta Previa Dan Solusio Plasenta
A. Kasus
Ny. Ellin, 36 tahun, G5P3A1. Klien sering mengeluh keluar flek-flek darah sedikit-
sedikit sejak usia kehamilan 3 bulan, pada awalnya klien tidak menghiraukan hal
tersebut. Setelah bertambahnya usia kehamilan, darah yang keluar semakin banyak.
Sehingga klien memberitahu suaminya dan suaminya langsung mengantarkan Ellin
untuk kontrol. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan warna darah yang keluar kehitaman
dank lien tidak merasakan nyeeri yang sangat saat darah tersebut keluar. Tekanan
darah 100/60 mmHg, HR 80x/menit, turgor baik, capillary refill >3 detik. Setelah
ditanya saat berhubungan badan biasanya darah lebih banyak keluar. Setelah
dilakukan pemeriksaan USG didapatkan letak plasenta berada dibawah dan menutupi
jalan lahir sebagian. Pasien didiagnosis plasenta previa. Disarankan untuk tirah baring
sampai usia kehamilan matur dan diprediksi akan di SC. Pasien yang satu ruangan
dengan Ny. Ellin yaitu Ny. Ibet mengalami hal yang sama yaitu perdarahan mendadak
namun disertai dengan nyeri yang sangat, abdomen kram seperti papan, harus SC
cyto. Keluarga Ny. Ellin bertanya kepada Ners. Timon. Apakah perbedaan kasus Ellin
dengan Ibet?
B. Pengkajian
Adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi,
mengenal masalah , kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik , mental,
social, dan lingkungan.
I. Pengumpulan Data
1) Identifikasi pasien
Meliputi nama pasien dan suami, usia, jenis kelamin, alamat, agama, status
pernikahan, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan suku bangsa. Pada kasus ini
biasanya didapatkan primigravida dimana usia atau umur lebih 35 th atau usia
masih muda, dimana endometrium masih belum matang, pendidikan biasanya
rendah sehingga tidak mengetahui pentingnya ANC (antenatal care). Untuk
mengetahui bagaimana kesehatan diri dan janinnya.
2) Keluhan utama
Terjadi perdarahan tanpa nyeri
3) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat dari pasien saat masuk rumah sakit dimana pada kasus ini terjadi
perdarahan berulang.
4) Riwayat kesehatan yang lalu
Merupakan keadaan yang ada hubungannya dengan kesehatan sekarang untuk
mengetahui dan mencegah terjadinya hal hal yang tidak diinginkan bagi ibu
dan bayi.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah didalam keluarga pernah menderita sakit seperti ini penyakit
keturunan, penyakit menular yang kronis karena pasien yang terjadi
pendarahan akan rentan terhadap penyakit Karena daya tahan tubuh yang
lemah
6) Riwayat haid
Berisi menarche lama, jumlah, warna, nyeri, atau tidak siklus menstruasi
7) Riwayat obsetri
Riwayat kehamilan atau persalinan yang keberapa pernah abortus atau tidak
pernah oprasi apa tidak pada kasus ini biasanya ANC (Antenatal Care) kurang
diperhatikan dan apakah pernah curettage
8) Riwayat Psikososial
Pasien akan merasa cemas oleh karena kawatir akan kehamilan ibu dan bayinya
takut akan dioprasi takut apabila gambaran dirinya berubah serta biaya oprasi
dan perawatannya
9) Pola aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas sehari-hari akan terganggu karena pendarahan pasien harus
bedrest dan setelah operasi masih terdapat efek anastesi serta adanya perlukaan
operasi yang menimbulkan nyeri
II. Pemeriksaan Fisik
Merupakan pemeriksaan anggota tubuh pasien dimana terdiri dari dua macam yaitu
pemeriksaan umum yang meliputi : keadaan umum, kesehatan, tanda-tanda vital
serta keadaan dari sistem tubuh pada tanda vital akan didapatkan denyut nadi antara
90-120 kali/menit, meningkatnya kerja jantung sebagai kompensasi unuk memenuhi
kebutuhan cairan yang menurun akibat perdarahan yang memungkinkan dapat
terjadi syok hipovolemik serta kerja jantung menjadi cepat dengan daya pompa
kecil sedangkan suhu tubuh dalam batas normal
Selain pemeriksaan umum dilakukan pula pemeriksaan status yaitu :
1) Inspeksi
Akan didapatkan mata terlihat konjungtiva pucat (anemis), mukosa bibir
kering, vagina terdapat perdarahan sedikit atau banyak
2) Palpasi
Pasien dengan placenta praevia akan didapatkan abdomen yang lembut akan
teraba janin dimana bagian bawah janin akan teraba belum masuk PAP karena
terhalang adanya placenta di uterus bagian bawah apabila janin dalam
presentasi kepala akan didapatkan belum masuk PAP
3) Auskultasi
Pada pemeriksaan auskultasi ini akan didapatkan denyut jantung terdengan
lebih cepat karena kerja jantung meningkat dan denyut jantung janin masih
terdengar jelas
III. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan inspekula
Hati hati dengan memakai sepekulum dilihat dari mana asal perdarahan
apakah dalam uterus atau dari kelainan serviks vagina varices yang pecah dan
lain lain.
2) Pemeriksaan radio isotop
1. Data Fokus
Data objektif:
1. Warna darah yang
keluar kehitaman
2. TD : 100/60 mmHg
3. Capillary refill >3 detik
4. Pemeriksaan USG
didapatkan letak
plasenta berada
dibawah dan menutupi
jalan lahir sebagian.
Data Objektif :
Data tambahan :
1. Hasil DJJ :
Data objektif :
1. Warna darah yang
keluar kehitaman
2. TD : 100/60 mmHg
3. HR : 80 x/menit
4. Pemeriksaan USG
didapatkan letak
plasenta berada
dibawah dan menutupi
jalan lahir sebagian.
C. Diagnosa
D. Intervensi Keperawatan
TUJUAN DAN
NO KERITERIA INTERVENSI RASIONAL PARAF
HASIL
1. Setelah dilakukan Mandiri: Mandiri : Ns.
tindakan 1. Anjurkan bedrest 1. Untuk mengurangi dewi
keperawatan selama jika pasien dirawat terjadinya perdarahan
5x24 jam masalah dirumah
gangguan 2. Kaji adanya syok, 2. Untuk Menentukan
keseimbangan TTV, warna banyaknya darah yang
cairan dan elektrolit membrane mukosa hilang, sianosis, dan
dapat terpenuhi dan kulit
dengan Kriteri 3. Monitoring intake perubahan denyut nadi
Hasil: dan output, kaji dan tekanan darah
berat jenis urin tiap
1. Terpeliharanya 3. Untuk Menentukan
jam
Cardiac output 4. Hindarkan besarnya kehilangan
maksimal pemeriksaan rectal darah dan
2. TD normal
atau vagina
(110/70 120/ menggambarkan
80 mmHg) Kolaborasi : terjadinya perfusi ginjal
3. Capillary refill
1. Berikan cairan 4. Pemeriksaan rectal atau
<3 detik
intravena
vagina dapat
plasma darah
meningkatkan
perdarahan
Kolaborasi :
1. Meningkatkan
sirkulasi volume
darah dan mengatasi
gejala-gejala syok
B. Pengkajian
a. Biodata
Pada biodata yang perlu dikaji berhubungan dengan solusio plasenta antara lain
1. Nama
Nama dikaji karena nama digunakan untuk mengenal dan merupakan identitas
untuk membedakan dengan pasien lain dan menghindari kemungkinan
tertukar nama dan diagnosa penyakitnya.
2. Jenis kelamin
Pada solusio plasenta diderita oleh wanita yang sudah menikah dan
mengalami kehamilan.
3. Umur
Solusio plasenta cenderung terjadi pada usia lanjut (> 45 tahun) karena terjadi
penurunan kontraksi akibat menurunnya fungsi hormon (estrogen) pada masa
menopause.
4. Pendidikan
Solusio plasenta terjadi pada golongan pendidikan rendah karena mereka
tidak mengetahui cara perawatan kehamilan dan penyebab gangguan
kehamilan.
5. Alamat
Solusio plasenta terjadi di lingkungan yang jauh dan pelayanan kesehatan,
karena mereka tidak pernah dapat pelayanan kesehatan dan pemeriksaan
untuk kehamilan.
6. Riwayat persalinan
Riwayat persalinan pada solusio plasenta biasanya pernah mengalami
pelepasan plasenta.
7. Status perkawinan
Dengan status perkawinan apakah pasien mengalami kehamilan (KET) atau
hanya sakit karena penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan
kehamilan.
8. Agama
Untuk mengetahui gambaran dan spiritual pasien sebagai memudahkan dalam
memberikan bimbingan kegamaan.
9. Nama suami
Agar diketahui siapa yang bertanggung jawab dalam pembiayaan dan
memberi persetujuan dalam perawatan.
10. Pekerjaan
Untuk mengetahui kemampuan ekonomi pasien dalam pembinaan selama
istrinya dirawat.
b. Keluhan utama
- Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri
- Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim bertambah dengan
dorongan yang berkumpul dibelakang plasenta, sehingga rahim tegang.
- Perdarahan yang berulang-ulang.
c. Riwayat penyakit sekarang
Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darh, darah yang
keluar sedikit banyak, terus menerus. Akibat dari perdarahan pasien lemas dan
pucat. Sebelumnya biasanya pasien pernah mengalami hypertensi esensialis atau
pre eklampsi, tali pusat pendek trauma, uterus yang sangat mengecil
(hydroamnion gameli) dll.
d. Riwayat penyakit masa lalu
Kemungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi / pre eklampsi, tali
pusat pendek, trauma, uterus / rahim feulidli.
e. Riwayat psikologis
Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta tidak mengetahui
asal dan penyebabnya.
f. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Kesadaran : composmetis s/d coma
Postur tubuh : biasanya gemuk
Cara berjalan : biasanya lambat dan tergesa-gesa
Raut wajah : biasanya pucat
2. Tanda-tanda vital
Tensi : normal sampai turun (syok)
Nadi : normal sampai meningkat (> 90x/menit)
Suhu : normal / meningkat (> 37o c)
RR : normal / meningkat (> 24x/menit)
g. Pemeriksaan cepalo caudal
1. Kepala : kulit kepala biasanya normal / tidak mudah mengelupas rambut
biasanya rontok / tidak rontok.
2. Muka : biasanya pucat, tidak oedema ada cloasma
3. Hidung : biasanya ada pernafasan cuping hidung
4. Mata : conjunctiva anemis
5. Dada : bentuk dada normal, RR meningkat, nafas cepat da dangkal,
hiperpegmentasi aerola.
6. Abdomen
- Inspeksi : perut besar (buncit), terlihat etrio pada area perut, terlihat linea alba dan
ligra
- Palpasi rahim keras, fundus uteri naik
- Auskultasi : tidak terdengar DJJ, tidak terdengar gerakan janin.
7. Genetalia
Hiperpregmentasi pada vagina, vagina berdarah / keluar darah yang merah
kehitaman, terdapat farises pada kedua paha / femur.
8. Ekstimitas
Akral dingin, tonus otot menurun.
9. Pemeriksaan penunjang
- Darah : Hb, hemotokrit, trombosit, fibrinogen, elektrolit.
- USG untuk mengetahui letak plasenta,usia gestasi, keadaan janin
1. Data Fokus
2. Analisa Data
Data objektif:
1. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan
abdomen kram
seperti papan
Data tambahan :
Data tambahan :
Data objektif:
1. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan
abdomen kram seperti
papan
Data tambahan :
Data objektif:
1. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan
abdomen kram seperti
papan
Data Tambahan :
1. DJJ : 85x/mnt
2. Tidak ada
pergerakan bayi
3. HR : 68x/menit
4. Tidak ada
pergerakan bayi
3. Diagnosa
TGL TGL
NO DIAGNOSA PARAF
DITEMUKAN TERCAPAI
1. Syok Hipovolemik b.d
26 Mei 2015 31 Mei 2015 Ns. Dewi
perdarahan
Resiko Tinggi Gangguan perfusi
2.
jaringan pada janin b.d adanya 26 Mei 2015 31 Mei 2015 Ns. Dewi
perdarahan
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
3. b.d kontraksi uterus di tandai
26 Mei 2015 31 Mei 2015 Ns. Dewi
terjadi distress / pengerasan
uterus , nyeri tekan uterus.
Resiko tinggi terjadinya fetal
4.
distress b.d perfusi darah ke 26 Mei 2015 31 Mei 2015 Ns. Dewi
plasenta berkurang
5. Intervensi Keperawatan
TUJUAN DAN
NO KERITERIA INTERVENSI RASIONAL PARAF
HASIL
1. Setelah dilakukan Mandiri : Mandiri : Ns.
tindakan Dewi
keperawatan selama 1. Kaji perdarahan 1. Mengetahui adanya
2x24 jam masalah gejala syok sedini
setiap 15 30
syok dapat teratasi mungkin
menit 2. Mengetahui keadaan
dengan kriteria hasil
2. Monitor tekanan
: darah, nadi, pasien
3. Menentukan
1. Perdarahan pernafasan
intervensi selanjutnya
teratasi setiap 15 menit, dan mencegah syok
2. Tidak ada sedini mungkin
bila normal
tanda-tanda 4. Mengetahui
syok observasi
perdarahan yang
dilakukan setiap tersembunyi
30 menit 5. Produksi urine yang
3. Awasi adanya kurang dari 30
ml/jam merupakan
tanda-tanda
penurunan fungsi
syok, pucat, ginjal
menguap terus
Kolaborasi :
keringat dingin,
kepala pusing 1. Mempertahankan
4. Kaji konsistensi volume cairan
sehingga sirkulasi
abdomen dan
bisa adekuat dan
tinggi fundus sebagian persiapan
uteri bila diperlukan
5. Catat intake dan transfusi darah
2. Menentukan
output
intervensi selanjutnya
Kolaborasi :
1. Berikan cairan
sesuai dengan
program terapi
2. Pemeriksaan
laboratorium
hematokrit dan
hemoglobin