Klavus Dan Kalus
Klavus Dan Kalus
Oleh:
dr. Azhar Ramadan Nonci
Pembimbing:
dr. I.G.A.A. Dwi Karmila, Sp.KK
SEKILAS PANDANG
EPIDEMIOLOGI
Setiap orang rentan mengalami klavus dan kalus, kecuali bayi yang belum
menumpu berat badannya, karena kulit merupakan sesuatu bagian dari tubuh yang
selalu terpajan dengan trauma mekanis. Prevalensi dari klavus dan kalus dapat
dilihat dari banyaknya jumlah produk yang dijual bebas yang diyakini dapat
menyembuhkan atau mencegah kelainan itu yang menghasilkan miliaran dolar
setiap tahunnya.
Pembahasan paling awal yang diketahui dari lesi ini dapat ditemukan
dalam tulisan Cleopatra, yang menulis buku tentang kosmetik.
Klavus dan kalus pada manusia telah ada sejak dahulu kala, terjadi pada
semua jenjang sosial ekonomi.
Jenis kaki dan daerah-daerah tertentu pada kaki rentan terhadap penebalan
kulit yang disebabkan trauma mekanis.
1
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Klavus dan kalus terjadi akibat pajanan trauma mekanis atau gesekan yang
berlebihan pada kulit secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Secara
teoritis, kondisi tersebut memicu terjadinya hiperkeratinisasi, yang mengakibatkan
penebalan dari stratum korneum, namun mekanisme terjadinya belum diketahui
secara pasti. Jika kondisi itu terjadi pada permukaan yang luas (misal: lebih dari 1
cm2) akan terbentuk kalus. Sedangkan klavus, terjadi pada kondisi yang sama,
namun pada lokasi tertentu, dimana lamellae dari stratum korneum menjadi
terkena dampak sehingga membentuk sebuah inti yang keras di tengah, yang biasa
disebut radix atau nucleus (gambar 97-1).
GAMBARAN KLINIS
Riwayat
Klavus dan kalus dapat menimbulkan keluhan nyeri, sering digambarkan
seperti rasa terbakar, terutama ketika daerah yang terkena adalah daerah tumpuan
berat dan/atau daerah kaki yang bersentuhan dengan sepatu, Keluhan nyeri ini
diduga akibat dari robekan kecil pada kulit yang menebal dan kaku.
1
Lesi Kulit
Klavus {sinonim; heloma (jamak: helomata)} dan kalus {sinonim; tyloma
(jamak: tylomata)} secara berurutan adalah suatu papul dan plak keratotik yang
muncul pada daerah dimana terpajan tekanan mekanis atau gesekan yang terus-
menurus dalam jangka waktu yang lama.
Gambar 97-2 Klavus lunak (juga dikenal dengan heloma molle) terletak pada
dasar celah antar jari keempat.
1
Pada pasien dengan bunions (hallux valgus), kalus biasanya terbentuk
pada daerah medioplantar dari ibu jari. Pada penderita kelainan ini, fungsi ibu jari
tidak maksimal karena kelainan posisi ibu jari. Kemudian kulit akan terjepit dan
membentuk pinch callus (lihat gambar 97-2.1 pada edisi on-line). Selain itu,
tulang metatarsal pertama tidak menumpu berat seperti sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu beban akan tertumpu ke tulang metatarsal ke dua yang lebih
lateral, yang biasanya menyebabkan terbentuknya clavus dan callus tambahan
dibawah tulang tersebut.
Lokasi-lokasi lain yang sering terjadi keratosis caput metatarsal inferior
termasuk sebagai berikut:
Dibawah caput metatarsal pertama dan kelima pada kaki jenis cavus
Hanya dibawah caput metatarsal kelima pada penderita tailors bunions
(bunionette)
Dibawah caput metatarsal kedua sampai keempat yang terjadi pada multiple
hammertoes atau equinus deformity.
Lokasi yang tidak umum (misal: dibawah caput metatarsal ketiga dan kelima,
hanya pada caput metatarsal ketiga atau keempat, caput metatarsal kedua dan
keempat) pada orang yang memiliki kelainan bentuk seperti brachymetatarsia
atau dislokasi sendi metatarsofalang, pada rheumatoid arthritis atau
neuroarthropathy (gambar 97-3)
1
Jenis klavus lain yang disebut dengan heloma miliare, atau seed corn.
Nama ini diambil dari tampilan klavus ini: multiple guttate keratoses yang
gampang dikikis. Ketika stoking yang terbuat dari bahan nilon sedang tren,
garmen ini dianggap sebagai faktor penyebabnya. Akan tetapi seed corn tetap ada
meskipun mereka sudah tidak pernah lagi memakai stoking tersebut.
HISTOPATOLOGI
Berbeda dengan keratosis yang disebabkan oleh faktor non mekanik,
klavus dan kalus menunjukan adanya perubahan pada lapisan epidermis, dermis,
dan adipose. Klavus memperlihatkan adanya sumbatan parakeratotik pada stratum
korneum, dengan hilangnya stratum granulosum maupun atrofi stratum malfigi
yang disebabkan karena adanya tekanan. Pada dermis nampak adanya fibrosis
yang signifikan, dilatasi saluran ekrin dan pembuluh darah, hipertrofi pembuluh
syaraf dan peremajaan jaringan parut pada lapisan subkutan. Secara keseluruhan,
perubahan gambaran histologi tidak nampak jelas pada kalus, terdapat penebalan
stratum korneum akan tetapi tidak ada perubahan pada stratum granulosum.
Karena klavus dan kalus disebabkan hanya oleh karena trauma dan
gesekan mekanik saja, sehingga tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan darah,
kimia, serologi atau kelainan imun histokimia
1
Diagnosis banding Klavus dan Kalus
lainnya
Amputasi transmetatarsal tanpa Lokasi amputasi
pemanjangan tendon Achilles
Dipertimbangkan
Multiple gutate keratoses
o Heloma milare
Klavus yang menimbulkan nyeri
o Intractable plantar keratoses
o Klavus neurofibrous atau neurovaskuler
o Porokeratosis plantaris discreta
Selalu disingkirkan
Lesi yang tidak berhubungan dengan penonjolan tulang
o Verruca
o Genokeratosis
o Neoplasma kulit
o Neuroborreliosis
1
ko-morbiditas berkontribusi pada pengembangan luka (misal: penyakit pembuluh
darah perifer, neuropati, dan hambatan gerak sendi), trauma kecil yang disebabkan
tekanan yang berulang merupakan faktor pencetus yang paling utama. Sebagai
tanda dari trauma dan gesekan yang berulang, klavus dan kalus yang terjadi pada
penderita diabetes cukup bermakna. Debridemen sederhana pada lesi
hiperkeratotik mengurangi tekanan pada telapak kaki sampai 26%. Dalam
penelitian retrospektif pada lebih dari 200 pasien dengan ulkus kaki diabetik, pada
pasien yang memiliki klavus dan kalus dilakukan tindakan debridemen secara
rutin, secara statistik mengalami penurunan yang cukup signifikan pada
keterjadian ulkus kaki, rawat inap dan tindakan intervensi bedah. Perdarahan pada
klavus dan kalus merupakan suatu tanda khusus yang buruk, menunjukan
rusaknya jaringan subkutan dengan potensi terjadinya ulkus. Oleh karena itu
dalam perawatan luka sebaiknya mencakup pengelupasan lesi kalus. Penggunaan
alas kaki yang tepat pada penderita diabetes maupun yang non-diabetes mungkin
juga berperan bukan hanya untuk mencegah tapi juga mengurangi terjadinya
kalus. Sepatu sebaiknya menggunakan ukuran yang sesuai untuk mengakomodasi
lebar dan panjang kaki pasien, dan tumit sebaiknya dinaikkan sedikit jika benar-
benar untuk mencegah kelainan dan rasa nyeri.
a
Keratolitik digunakan dengan hati-hati. Penggunaannya merupakan kontra
indikasi terhadap pasien dengan co-morbid neuropati perifer atau penyakit arteri
1
b
Injeksi baik digunakan pada klavus lunak dan intractable plantar keratoses. Bila
dibutuhkan bisa diberikan hingga 7 kali injeksi. Dengan kondisi lesi yang
menghitam dan thrombosis menunjukkan proses penyembuhan.
c
Terapi baru dalam penelitian. Efek samping termasuk timbul bula, kemerahan,
rasa terbakar dan hiperpigmentasi
d
Prosedur tulang dibuat untuk mendistribusi ulang tekanan tumpuan berat,
sedangkan prosedur jaringan lunak (misal: adipofasciocutaneous flaps) dipakai
untuk mengeliminasi sikatrik (pada jari kelima) sebagai tindakan tambahan
setelah padding.
PENCEGAHAN
Klavus dan kalus dapat dicegah hanya dengan mengurangi atau
mengeliminasi trauma mekanis yang bisa mengakibatkan keadaan itu. Biasanya,
hal ini memang sulit dilakukan, jika tidak dianggap mustahil. Gerakan kerja
berulang sering tidak dapat dihindari, pasien biasanya enggan untuk mengubah
model sepatu, dan bentuk tulang sudah ditentukan sejak lahir.