A. TUJUAN
1. Tujuan Post Operasi transplantasi ginjal :
Tujuan umum :
Setelah dilakukan penyuluhan klien mampu ikut berpartisipasi
terhadap tindakan keperawatan pasca operasi.
Tujuan khusus :
Sasaran dapat mengetahui :
1. Pengertian transplantasi ginjal
2. Bahaya transplantasi ginjal
3. Penyebab gagalnya dilakukan transplantasi ginjal
4. Perawatan di rumah setelah transplantasi ginjal
B. LANDASAN TEORI
- Terlampir
C. SASARAN
1
D. METODE
- Ceramah
- Diskusi/Tanya Jawab
E. MEDIA
- Leaflet
F. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
- Moderator : Nurul Azizah
- Penyaji : Ida Fatmawati
- Observer : Anisa
- Fasilitator : Berianata Ayu P
Ade Larasati S
G. TAHAPAN PENYULUHAN
Membagikan leaflet
Penyajian Menyampaikan materi Memperhatikan dan Ceramah
mendengarkan
( 15 menit )
keterangan penyaji
Leaflet
Penutup Melakukan tanya jawab Mendengarkan dan Ceramah
bertanya
( 10 menit ) Menutup pertemuan
2
PERAWATAN POST OPERASI TRANSPLANTASI GINJAL
1. Pengertian
Transplantasi ginjal atau dikenal dengan sebutan cangkok ginjal
adalah suatu tindakan memindahkan ginjal dari satu individu ke individu
lainnya. Transplantasi ginjal dibagi menjadi dua yaitu cadaveric-donor
(donor ginjal dari individu yang telah meninggal) atau living-donor (donor
ginjal dari individu yang masih hidup).
3
3. Penyebab gagalnya dilakukan transplantasi ginjal
Penolakan biasanya terjadi segera setelah organ dicangkokkan,
tetapi mungkin juga baru tampak beberapa minggu bahkan beberapa bulan
kemudian. Penolakan bisa bersifat ringan dan mudah ditekan atau
mungkin juga sifatnya berat dan progresif meskipun telah dilakukan
pengobatan. Penolakan tidak hanya dapat merusak jaringan maupun organ
yang dicangkokkan tetapi juga bisa menyebabkan demam, menggigil,
mual, lelah dan perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba.
Proses penolakan, proses dimana tubuh menolak benda asing yg masuk
kedalam tubuh. Penolakan dibagi menjadi 2:
a. Penolakan pertama dan kedua Sel Th dan Tc resipien mengenal
antigen MHC alogenik, sehingga memacu imunitas humoral dan
membunuh sel sasaran. Makrofag juga dikerahkan ke tempat tandur
atas pengaruh limfokin yang dihasilkan oleh Th.
b. Penolakan hiperakut, akut, dan kronik
1. Penolakan hiperakut : tejadi dalam beberapa menit sampai jam
setelah transplantasi. Disebabkan oleh destruksi oleh antibodi
yang sudah ada pada resipien akibat transplantasi/transfusi darah
atau kehamilan sebelumnya. Antibodi mengaktifkan komplemen
yang menimbulkan edem dan perdarahan interstitial dalam
jaringan tandur sehingga mengurangi aliran darah ke seluruh
jaringan.
2. Penolakan akut : pada resipien yang sebelumnya tidak
disensitasi terhadap tandur. Terjadi sesudah beberapa minggu
sampai bulan setelah tandur tidak berfungsi sama sekali dalam
waktu 5-21 hari. Umumnya terjadi 5-10 hari setelah
pencangkokan, dan dpt menghancurkan cangkokan tsb.apabila
tidikenal dan dirawat. Obat penekan sistem imun sangat efektif
mencegah tipe penolakan ini. Hal ini berhasil 60-75%
pencangkokan ginjal pertama, 50-60% pada pencangkokan hati.
4
3. Penolakan kronik: hilangnya fungsi organ yang dicangkokkan
secara perlahan beberapa bulan setelah berfungsi normal.
Disebabkan oleh sensitivitas yang timbul terhadap antigen
tandur karena timbulnya intoleransi terhadap sel T, terkadang
juga diakibatkan sesudah pemberian imunosupresan dihentikan.
(Baratawidjaja, 2006). Hal ini dapat terjadi pada semua tipe
cangkokan. Seperti pencangkokan jantung, paru, ginjal.
5
5. Beralih pada makanan yang diolah dengan cara di panggang, distim atau
dibakar
6. Tingkatkan komsumsi serat dalam menu harian
6
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. 2001. Keperawata Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC